bab ii landasan teori a. perkembangan...

62
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda tapi keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai arti dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisiologis yang bersifat kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkrit yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi fisik yang berlagsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Perkembangan berasal dari terjemahan kata Development yang mengandung pengertian perubahan yang bersifat psikis/mental yang berlangsung secara bertahap sepanjang manusia hidup untuk menyempurnakan fungsi psikologis yang diwujudkan dalam kematangan organ jasmani dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih kompleks, misalnya kecerdasan, sikap, dan tingkah laku (Susanto, 2011:21). Menurut Poerwanti (2005:2) ”perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmaniahnya, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis”. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif atau dapat didefinisikan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Kemajuan yang dimaksud disini adalah bahwa perubahan yang terjadi

Upload: truongdien

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Anak

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda tapi

keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Para ahli memiliki pendapat

yang berbeda-beda mengenai arti dari pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisiologis yang bersifat kuantitatif, yang

mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkrit yang biasanya

menyangkut ukuran dan struktur biologis sebagai hasil dari proses kematangan

fungsi fisik yang berlagsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.

Perkembangan berasal dari terjemahan kata Development yang

mengandung pengertian perubahan yang bersifat psikis/mental yang berlangsung

secara bertahap sepanjang manusia hidup untuk menyempurnakan fungsi

psikologis yang diwujudkan dalam kematangan organ jasmani dari kemampuan

yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih kompleks, misalnya kecerdasan,

sikap, dan tingkah laku (Susanto, 2011:21). Menurut Poerwanti (2005:2)

”perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada

kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmaniahnya,

sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi

psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis”.

Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif atau

dapat didefinisikan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan

koheren. Kemajuan yang dimaksud disini adalah bahwa perubahan yang terjadi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

9

bersifat terarah untuk maju menjadi lebih baik, sedangkan teratur dan koheren

menunjukkan bahwa setiap perubahan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi

atau telah terjadi saling berhubungan (Hurlock, 1978:23). Menurut Reni Akbar

Hawadi (dalam Desmita, 2014:9) perkembangan secara luas diartikan sebagai

keseluruhan proses perubahan potensi yang dimiliki individu yang diwujudkan

dalam bentuk kualitas kemampuan, sifat, ciri-ciri yang baru. Perkembangan juga

mencakup konsep usia, yang dimulai saat terjadinya pembuahan dan akan

berakhir dengan kematian.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai pengertian perkembangan

dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah sebuah proses perubahan

pada diri seorang anak menuju tahap pendewasaan/kematangan fungsi fisik dan

psikologis yang terjadi dalam periode waktu tertentu, perkembangan bersifat

kualitatif atau tidak dapat dinyatakan dengan angka.

1. Hukum dan Prinsip Perkembangan

Hukum perkembangan dan prinsip perkembangan pada dasarnya

merupakan dua istilah dengan makna yang sama, hanya penggunaannya saja yang

berbeda. Sebagian ahli psikologi lebih sering menggunakan istilah prinsip

perkembangan sedangkan di Indonesia lebih dikenal istilah hukum perkembangan,

perbedaan kedua istilah tersebut tidak memberikan pengaruh fundamental

terhadap makna dasar yang dikandungnya yakni patokan. Hukum atau prinsip

perkembangan inilah yang akan dijadikan sebagai patokan atau tolak ukur apakah

proses perkembangan anak sudah berjalan sebagaimana mestinya seperti anak-

anak lain pada umumnya.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

10

a. Hukum Perkembangan

Hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip yang mendasari

perkembangan fisik maupun psikis individu. Menurut Crow and Crow (dalam

Hidayah, 2009:9) menyebutkan bahwa hukum perkembangan meliputi:

Perkembangan tidak dapat dinyatakan dalam angka/kualitatif ; Perkembangan

sangat dipengaruhi oleh hasil belajar; Usia anak mempengaruhi perkembangan;

Setiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda; Dalam keseluruhan

periode perkembangan setiap anak mengikuti pola perkembangan umum yang

sama; Perkembangan dipengaruhi faktor hereditas dan faktor lingkungan;

Perkembangan yang lambat dapat dipercepat; Perkembangan meliputi proses

anakalisasi dan integrasi.

b. Prinsip Perkembangan Menurut Para Ahli

Hukum perkembangan dan prinsip perkembangan merupakan dua istilah

yang memiliki makna yang sama, hanya saja istilah prinsip perkembangan lebih

sering digunakan dalam ranah psikologi. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang

disampaikan oleh para ahli:

1) Prinsip pertumbuhan dan Perkembangan menurut Witherington

Witherington menjelaskan tentang prinsip pertumbuhan dan

perkembangan yang dikutip oleh Hidayah (2009:9) yaitu: a) Maturity

(kematangan); b) Pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat pada tahun-tahun

awal (perkembangan aspek fisik dan psikis lebih cepat berkembang pada tahap

awal dari pada tahap berikutnya); c) Setiap anak memiliki tempo perkembangan

masing-masing, ada yang cepat ada yang lambat dan gelombang perkembangan

juga tidak selalu sama; d) Setiap anak mengikuti periode perkembangan umum

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

11

walaupun ada perbedaan antar tiap individu; e) Pengaruh hereditas dan

lingkungan sama-sama penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan;

f) Pertumbuhan anak dapat terhambat/terlambat dan dapat dipercepat;

g) Kapasitas anak yang dibawa sejak lahir tidak mungkin dapat dicapai dengan

maksimal tanpa adanya proses belajar; h) Setiap umur kronologis, anak

perempuan lebih cepat terlihat dewasa pada saat memasuki usia remaja dibanding

dengan anak laki-laki.

2) Prinsip Perkembangan menurut Hurlock

Hurlock (1978:23-40) menjelaskan mengenai prinsip-prinsip

perkembangan anak yang ditulis dalam bukunya, prinsip tersebut adalah:

a) Perkembangan melibatkan adanya perubahan

Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif, yang

bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan

dengan cara realisasi diri dan pencapaian kemampuan genetik. Perubahan yang

dimaksudkan disini termasuk perubahan ukuran tubuh, bentuk tubuh dan

kemampuan, serta hilangnya ciri-ciri lama untuk diganti dengan ciri-ciri baru.

b) Perkembangan awal lebih kritis dari perkembagan selanjutnya

Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan (continue), dimana

perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya, maka

kesalahan atau gagguan pada awal perkembangan akan terus mempengaruhi

perkembangan-perkembangan berikutnya.

c) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Dalam kehidupan sering sulit dibedakan antara perubahan yang merupakan

hasil belajar dengan perubahan karena kematangan, hal ini dikarenakan hasil

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

12

antara keduanya sering terintegrasi. Hanya dapat ditandai bahwa perubahan

karena belajar diperoleh melalui usaha sadar atau latihan.

d) Pola perkembangan dapat diramalkan

Pola perkembangan manusia mengikuti pola umum oleh karena itu dengan

melakukan pengamatan longitudianal yakni sejak awal perkembangan anak

maka akan dapat diramalkan pola perkembangan berikutnya, baik yang

menyangkut perkembangan fisik maupun psikis.

e) Pola perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan

Tidak hanya pola perkembangan saja yang dapat diramalkan, tetapi

karakteristik tertentu dari tingkat perkembangan juga dapat diramalkan, baik

dalam hal ukuran, dan kapan kematangan atau kapan masa peka (masa yang

paling tepat untuk mengembangkan kemampuan tertentu). Apabila masa peka

anak dapat terpenuhi dan mendapat penangan yang tepat maka anak akan

berkembang dengan baik pula.

f) Dalam perkembangan ditemui perbedaan individual

Perkembangan manusia menikuti pola umum, tetapi tempo dan irama

perkembangan bersifat individual, dalam pengertian kecepatan, urutan

perkembangan, serta kualitas kemampuan yang dapat dicapai setiap individu

tidak akan ada yang sama. Orangtua diharapkan mampu memberikan perlakuan

sesuai dengan perkembangan anaknya.

g) Setiap periode perkembangan mengandung harapan sosial

Manusia dapat mempelajari pola perilalu dan keterampilan tertentu dengan

lebih baik dan berhasil pada usia tertentu dibanding pada tingkat usia lain.

Berdasarkan hal tersebut, kelompok sosial tertentu berharap setiap individu

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

13

dalam kelompoknya dapat bersikap sama dan mempunyai kemampuan khusus

yang sama pada tahap perkembangan tertentu, itulah yang disebut sebagai

harapan sosial. Harapan sosial merupakan kriteria yang digunakan oleh

masyarkat untuk menetapkan apakah perkembangan anak termasuk

perkembangan normal atau tidak.

h) Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial

Umumnya pola perkembangan anak berjalan normal namun orangtua harus

selalu mewaspadai adanya gangguan baik yang berasal dari diri anak ataupun

lingkungan. Gangguan dapat mempengaruhi penyesuaian fisik, psikologis

maupun sosial, hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan berubahnya

pola perkembangan anak.

i) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai fase perkembangan

Kebahagiaan merupakan hal yang bersifat subyektif sehingga setiap individu

akan berbeda tingkat rasa bahagianya, penyebab munculnya rasa bahagia, serta

waktunya. Membahagiakan seseorang pada tahap tertentu belum tentu

membuatnya merasa bahagia pada tahap perkembangan selanjutnya.

Semua pendapat ahli mengenai prinsip perkembangan memiliki inti yang

sama yakni setiap anak akan mengalami proses perkembangan selama perjalanan

kehidupan msebagai penanda kematangan individu. Masa anak-anak merupakan

masa dimana proses perkembangan akan berjalan dengan sangat pesat, oleh sebab

itu dengan memahami prinsip perkembangan pada anak maka diharapkan

orangtua bisa memberikan pelayanan sesuai dengan ciri perkembangan anak pada

tahap tertentu. Pelayanan yang tepat sesuai kondisi anak maka akan sangat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

14

membantu anak menyelesaikan tugas perkembangannya dan menyiapkan diri

untuk tugas perkembangan selanjutnya.

2. Tahap Perkembangan Anak

Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai fase atau periode perjalanan

kehidupan anak yang diwarnai dengan ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.

Secara umum menurut Papalia, Olds & Feldman yang dikutip oleh Dariyo

(2007:37-42) membagi perkembangan manusia menjadi sembilan tahapan yang

akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Masa Pra-natal

Masa pra-natal atau lebih dikenal dengan masa sebelum lahir, ditandai

dengan proses pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik.

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak terjadinya pertemuan sel sperma

dengan sel telur yang bakal menjadi calon manusia. Proses perubahan tersebut

berlangsung secara cepat yakni 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu. Pertumbuhan

dan perkembangan janin pada masa pra-natal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi

ibu dan lingkungannya.

b. Masa Bayi dan Anak Tiga Tahun Pertama (Atitama/Toddler)

Saat janin berusia 9 bulan 10 hari seluruh organ fisiknya telah matang

(mature) dan bayi siap dilahirkan ke dunia, setelah dilahirkan bayi segera

menangis sebagai tanda berfungsinya perasaan dan panca-indra dalam

menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya yang baru. Bayi akan

mengalami pertumbuhan dan perkembangan dibawah pengasuhan dan bimbingan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

15

orangtua, pada masa ini anak akan belajar mengembangkan kemampuan

motoriknya dengan cara merangkak, berjalan, bahkan berlari.

c. Masa Anak-anak Awal (Early Childhood)

Secara kronologis usia yang tergolong masa anak-anak awal (early

childhood) saat anak berusia 4 tahun-5 tahun 11 bulan. Anak-anak pada masa ini

masih memfokuskan diri pada hubungan dengan orangtua atau keluarga, masa

anak-anak awal ditandai dengan kemandirian, kemampuan mengontrol diri (self

control) serta keinginan untuk memperluas pergaulan melalui kegiatan bermain

sendiri atau bermain dengan teman sebayanya. Manfaat permaianan pada masa

anak-anak awal adalah mengembangkan kepribadian, bermain juga berguna untuk

mengembangkan kemampuan motorik halus dan kasar anak.

d. Masa Anak-anak Tengah (Middle Childhoood)

Masa anak-anak tengah dialami oleh anak-anak usia 7-9 tahun, atau secara

akademis anak-anak yang duduk di kelas awal SD (kelas 1, 2, dan 3). Kehidupan

sosial anak pada masa ini diwarnai dengan kekompakan kelompok teman sebaya

yang berjenis kelamin sejenis (homogen). Anak-anak mulai mengembangkan

kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik, sosial, dan akademis untuk

mendukung perkembangan harga diri, percaya diri dan efikasi diri.

e. Masa Anak Akhir (Late Childhood)

Masa anak-anak akhir (late childhood) berlangsung pada anak dengan usia

10-12 tahun atau pada anak yang sedang duduk di SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6)

masa ini sering juga disebut sebagai masa bermain. Ciri-ciri anak pada masa ini

adalah memiliki dorongan untuk masuk dalam kelompok sebaya, dengan kata lain

pada usia ini anak-anak mulai membentuk geng karena anak-anak merasa

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

16

nyaman berada dalam lingkungan sebayanya. Menurut Piaget pada masa ini cara

berpikir anak masuk tahap konkrit.

f. Masa Remaja (Adolescence)

Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

pada masa ini sangat labil karena masa ini merupakan masa peralihan dari masa

anak-anak menuju ke masa dewasa. Ciri-ciri seorang anak telah memasuki masa

remaja adalah pertumbuhan fisik relatif cepat, organ-organ fisik telah mencapai

taraf kematangan yang memungkinkan berfungsinya sistem reproduksi dengan

sempurna.

g. Masa Dewasa Muda (Young Adulthood)

Umumnya seseorang digolongkan sebagai dewasa muda saat individu

berusia 22-40 tahun. Segala aspek perkembangan pada usia ini bisa dikatakan

telah matang, tapi pada organ-organ tertentu masih tetap tumbuh dan berkembang

walupun berjalan dengan sangat lambat.

h. Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)

Masa dewasa tengah merupakan masa yang penuh tantangan karena

kondisi fisik individu sudah mulai mengalami penurunan, untuk wanita ditandai

dengan mulai terjadinya menopause. Masa dewasa tengah umumnya terjadi pada

usia 40-60 tahun, pada beberapa orang tertentu pada masa ini muncul puber kedua

dimana individu suka berdandan bahkan mungkin jatuh cinta lagi.

i. Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood)

Masa dewasa akhir lebih sering disebut sebagai masa tua, dimana masa ini

merupakan masa terakhir dalam kehidupan manusia. Umumnya seseorang

dikatakan sudah tua saat berusia lebih dari 60 tahun. Masa ini ditandai dengan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

17

semakin menurunnya berbagai fungsi fisik dan organ-organ tubuh, melemahnya

otot-otot tubuh sehingga akan merasa cepat lelah dan semakin sering mendapat

keluhan penyakit, selain itu fungsi ingatan juga semakin melemah atau sering

disebut pikun.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai tahap perkembangan manusia

diharapkan orangtua mampu memahami bahwa tahap perkembangan merupakan

suatu proses yang berjalan berurutan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan

lainnya. Melalui pembagian tahapan perkembangan ini orangtua akan lebih

mudah memahami perkembangan anak sesuai dengan usianya.

3. Aspek Perkembangan Anak

Aspek perkembangan pada anak terdiri dari perrkembangan fisik,

perkembangan intelegtual/kognitif, perkembangan emosi, serta perkembangan

psikososial. Keempat aspek tersebut sangat penting bagi perkembangan anak,

karena aspek-aspek tersebut saling terkait satu dengan yang lain sehingga semua

aspek perkembangan tersebut harus mendapat perhatian yang sama. Berikut ini

merupakan penjelasan mengenai aspek perkembangan yang dilalui setiap anak.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan struktur tubuh manusia yang terjadi

sejak individu berada dalm kandungan hingga ia dewasa. Perkembangan fisik

merupakan hal yang mendasar bagi kemajuan perkembangan aspek lainnya, jika

fisik berkembang dengan baik maka anak akan lebih bisa mengembangkan

keterampilan fisiknya, mengeksplor lingkungannya tanpa bantuan orang lain.

Perkembangan fisik anak ditandai dengan berkembangnya kemampuan motorik

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

18

halus maupun kemampuan motorik kasar, makan yang bergizi akan sangat

mempengaruhi perkembangan fisik anak dengan terpenuhinya gizi maka

perkembangan fisik tidak akan terganggu dan dapat berjalan sesuai dengan

umurnya (Susanto, 2011:33).

b. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan kemampuan individu untuk berpikir

lebih kompleks yang meliputi perkembangan kemampuan berpikir (thinking),

memecahkan masalah (problem solving), mengambil keputusan (decision

making), kecerdasan (intellegence), bakat (aptittude). Semakin berkembangnya

kemamapuan kognitif akan memudahkan anak menguasai pengetahuan yang lebih

luas, sehingga anak mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik,

serta mampu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkunganya dengan

semestinya. Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh

kematangan fisiologis sehingga perkembangan kognitif dapat berjalan dengan

baik dan koordinatif (Dariyo, 2007:43).

c. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian suatu kemampuan untuk

berperilaku/bersikap sesuai dengan harapan sosial yang berlaku di lingkungan

sosialnya. Individu dikatakan sesuai dengan harapan sosial jika mencakup paling

tidak tiga komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara

sosial, bermain dalam peranan yang disetuji secara sosial, dan pengembangan

sikap social. Hurlock menyatakan indikator dari perilaku sosial dinyatakan sukses

adalah adanya kerjasama, persaingan yang sehat, keamauan berbagi (sharing),

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

19

minat untuk diterima, simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan

permanfaat, imitasi, dan perilaku lekat (Hartinah, 2010: 37).

d. Perkembangan Emosi

Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan perilaku fisik

sebagai respon dari hal-hal terjadi /dirasakan individu pada waktu tertentu seperti

marah ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau gembira ditunjukkan dengan

tertawa dan melonjak kegirangan. Kemampuan bereaksi secara emosional sudah

dimiliki anak sejak lahir, namun perkembangan emosional berikutnya tidak

berjalan dengan sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan dan

peran proses belajar (Poerwanti, 2002:42).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak seharusnya sama pada setiap

individu, namun pada kenyataannya tidak semua individu berkembang seperti

anak-anak lainnya. Banyak hal menjadi faktor penyebab perkembangan anak tidak

sama seperti anak lain pada umumnya. Para ahli memiliki beberapa pendapat

mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan. Berikut ini merupakan

aliran-aliran yang dijadikan sebagai pedoman para ahli mengenai faktor yang

mempengaruhi perkembangan (Hidayah, 2009:3) :

a. Aliran Nativisme

Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa,

perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa

sejak lahir atau keturunan. Menurut aliran ini berbagai keistimewaan orangtua

akan secara otomatis diwariskan kepada anaknya tanpa melalui pendidikan atau

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

20

proses belajar, dengan kata lain aliran ini pesimis terhadap hasil pendidikan dan

lingkungan dalam menentukan perkembangan anak. Aliran ini tidak

dipertahankan karena kurang bisa dipertanggung jawabkan, tokoh utama aliran ini

adalah Schopenhauer.

b. Aliran Empirisme

Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan manusia sepenuhnya

dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan yang diperoleh, anak-anak akan

berkembang dengan maksimal bila lingkungannya menyediakan kondisi-kondisi

yang merangsang perkembangan. Aliran ini sangat optimis terhadap usaha

pendidikan dalam mempengaruhi perkembangan anak, anak seperti ketas putih

yang dapat diisi apa saja dengan belajar dan pengalaman yang diperolehnya,

tokoh yang terkenal menganut aliran ini adalah John Locke.

c. Aliran Konvergensi

Aliran konvergensi ini berpendapat bahwa didalam perkembangan

individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan yang saling berintegrasi.

Faktor bawaan tidak akan ada artinya bila tidak didukung adanya pengalaman,

kesempatan, dan usaha belajar, sebaliknya lingkungan juga tidak akan

berpengaruh bila individu tidak membawa kecenderungan yang potensial untuk

dikembangkan. Tokoh aliran ini adalah William Stern (Poerwanti, 2002:56).

Berdasarkan ketiga aliran yang dijelaskan oleh para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas perkembangan anak

ditentukan oleh:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

21

1) Faktor Intern (Alami)

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan yang

berasal dari dalam individu itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa hal yang

diduga sebagai faktor intern yang mempengaruhi proses perkembangan:

a) Genetika/Hereditas (Keturunan)

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor

keturunan/genetik yang didapat dari orangtuanya. Faktor genetik lebih

menekankan pada aspek fisiologis dan psikologis yang yang dibawa melalui

alian darah dalam kromosom sehingga faktor ini bersifat statis, misalnya

bentuk fisik, kesehatan, sifat, kepribadian, minat, bakat, kecerdasan.

b) Hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4

bulan, pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Beberapa hormon yang

berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak adalah hormon pertumbuhan

somatotropin, sedangkan hormon estrogen dan progesteron merupakan hormon

seksual yang berguna saat anak mulai memasuki usia remaja sebagai salah satu

penanda kematangan individu.

2) Faktor Ekstern (Lingkungan)

Faktor ekstern merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

yang berasal dari luar individu/lingkungan, baik dalam bentuk lingkungan fisik

yang berupa kondisi rumah, gizi, kesehatan lingkungan, dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan psikis berupa faktor kebudayaan, sikap, keyakinan, nilai-

nilai yang dianut dan sebagainya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

22

a) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak, keluarga

memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses tumbuh kembang anak.

Dukungan dan bimbingan yang tepat dari keluarga akan memaksimalkan

pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak akan banyak belajar dari

orangtuanya.

b) Kelompok Teman Sebaya

Saat anak sudah memasuki usia sekolah, teman sebaya akan sangat

berpengaruh pada perkembangan anak hal ini dikarenakan anak-anak lebih

banyak menghabiskan waktu bersama dengan temannya. Saat bersama teman-

temannya anak akan mempelajari apa yang tidak didapatkan dikeluarga

misalnya saja tentang persaingan, kerjasama, saling menghormati perbedaan,

dan hal-hal lain yang akan sangat berguna dalam proses perkembangan.

c) Pengalaman hidup

Pengalaman hidup dan proses pembelajaran menjadikan anak berkembang

dengan cara mengaplikasikan apa yang telah dipelajari pada kebutuhan yang

perlu dipelajari. Semakin banyak pengalaman hidup yang dipelajari maka akan

sangat membantu anak untuk menyelesaikan tugas perkembangannya.

d) Kesehatan Lingkungan

Tingkat kesehatan mempengaruhi respon anak terhadap lingkungan dan respon

orang lain pada anak tersebut, sehingga proses pekembangan dapat terganggu

bila kesehatan lingkungan tidak kondusif. Sakit atau luka berpotensi

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Sakit atau cidera

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

23

berkepanjangan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi dan

menjawab kebutuhan dan tugas tahap perkembangan

B. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan salah satu aspek yang penting dalam

proses perkembangan anak. Manusia merupakan mahluk sosial dimana manusia

akan berada di lingkungan sosial dan melakukan interaksi sosial sesuai dengan

norma sosial yang berlaku di lingkungannya. Hurlock (1978:250) berpendapat

bahwa perkembangan sosial berarti “perolehan kemampuan berperilaku yang

sesuai dengan tuntutan sosial”. Menurut Susanto (2011:40) ”perkembangan sosial

merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial”. Perkembangan

sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar individu untuk menyesuaikan

diri terhadap norma, moral, tradisi yang berlaku di kelompok sosialnya,

meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja

sama agar individu tersebut diterima sebagai anggota.

Perkembangan sosial menurut Soemantri (2006:34) mengandung arti

“tercapainya kemampuan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan-tuntutan

masyarakat”. Proses menuju kesesuaian tersebut paling tidak mencakup tiga

komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara soisal,

bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, dan perkembangan sikap

sosial. Masa kanak-kanak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh

bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui

aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak mampu melakukan

hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam melakukan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

24

penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan lebih mudah diterima sebagai

anggota kelompok sosial dilingkungannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan sosial adalah tahapan kematangan anak berperilaku sosial sesuai

dengan nilai, norma, serta tradisi yang berlaku di lingkungan sosialnya sehingga

anak dapat diterima sebagai anggota dan melakukan hubungan sosial dengan baik.

1. Pola Perilaku Sosial Anak

Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku

sosial yang terartur, dan pola ini sama pada semua anak. Pola perilaku sosial anak

merupakan suatu urutan tingkah laku sosial yang mempunyai aturan tertentu yang

merupa gambaran umum mengenai perilaku sosial atau tindakan-tindakan sosial

yang biasanya dilakukan oleh anak pada kelompok umur tertentu (Soemantri,

2006:40). Pada umumnya perilaku sosial seseorang dibagi menjadi dua yakni

perilaku sosial yang bersifat positif dan perilaku sosial yang bersifat negatif.

Secara spesifik, Hurlock (1978:262) mengklasifikasikan pola perilaku sosial pada

anak usia dini ke dalam pola-pola perilaku sebagai berikut:

a. Meniru, yaitu agar sama dengan kelompok. Anak meniru sikap dan perilaku

orang yang sangat dikagumi, anak mampu meniru perilaku guru yang

diperagakan sesuai dengan tema pembelajaran.

b. Persaingan, yaitu keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain.

Persaingan ini biasanya sudah tampak pada usia empat tahun. Anak bersaing

dengan teman untuk meraih prestasi seperti berlomba-lomba dalam

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

25

memperoleh juara dalam suatu permainan, menunjukkan antusiasme dalam

mengerjakan sesuatu sendiri.

c. Kerjasama, mulai usia tahun ketiga akhir, anak mulai bermain secara bersama

dan kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat

baik frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya

kesempatan untuk bermain dengan anak lain.

d. Simpati, kemungkinann untuk terpengaruh oleh keadaaan emosional orang

lain, hal ini dimungkinkan karena adanya kemampuan anak untuk

membayangkan dirinya berada pada posisi orang lain. Anak-anak

menunjukkan rasa simpatinya dalam bentuk menolong, melindungi, atau

menjauhkan orang dari hal-hal yang mengganggu.

e. Empati, yaitu kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain dan

menghayati kondisi orang tersebut, hal ini akan tampak pada anak yang mampu

memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang lain, misalnya saat

ada yang menceritakan cerita yang mengharukan sampai anak ikut menangis.

f. Ketergantungan: keinginan untuk mendapat bantuan dari orang lain untuk

mengerjakan hal-hal yang dianggap tidak bisa dikerjakan sendiri. Awalnya

anak menunjukkan ketergantungannya pada orangtua, kemudian beralih pada

saudara, kemudian berganti pada teman sebayanya.

g. Kemurahan hati/membagi, kecenderungan anak untuk mengesampingkan

dirinya sendiri demi kepentingan orang/kelompok. Semakin bertambahnya usia

maka sifat egosentris anak akan semakin berkurang, anak mengetahui bahwa

salah satu cara untuk memperoleh penerimaan sosial adalah membagi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

26

miliknya, anak rela membagi makanan kepada temannya untuk mempererat

pertemanan dan menunjukkan keakraban dalam hubungan.

h. Perilaku akrab/persahabatan: anak-anak menunjukkan persahabatan baik

dengan anak-anak seusianya atau dengan orang yang lebih dewasa sebagai

bentuk kontak sosial. Anak-anak mengungkapkan persahabatan dalam bentuk

fisik seperti memeluk, menggandeng, semakin bertambahnya usia maka

perhabatan diungkapkan dalam bentuk verbal.

i. Perilaku kelekatan (attachment behavior): perilaku ini muncul karena telah

ditanamkan sejak anak usia dini dan akan terus dimiliki misalnya saja jika

sejak kecil orangtua telah menanamkan rasa kasih sayang maka anak akan

melakukan hal itu juga saat anak menjalin hubungan dengan orang

lain/bersahabat.

j. Sikap tidak mementingkan diri sendiri: anak-anak yang terbiasa untuk mau

berbagi dengan orang lain dan tidak selalu menjadi pusat perhatian membuat

anak-anak belajar untuk tidak egois dan mau memperhatikan kepentingan

orang lain.

Selain pola perilaku sosial yang dikemukakan Hurlock di atas, pola

perilaku sosial lainnya yang perlu diajarkan atau dikembangkan pada anak usia

dini adalah pola perilaku seperti anak mampu menghargai teman, baik menghargai

milik, pendapat, hasil karya teman, atau kondisi-kondisi pada teman. Mengahargai

kondisi orang lain, misalnya anak tidak mengejek atau mengisolasi anak lain yang

kurang sempurna anggota tubuhnya, cacat, terdapat kekurangan pada fisik atau

psikisnya. Pengembangan perilaku sosial juga bisa diarahkan untuk mengajarkan

anak mau membantu kepada orang lain (helping other), tidak egois, sikap

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

27

kebersamaan, sikap kesederhanaan, dan kemandirian, yang saat ini sikap-sikap ini

sudah mulai hilang dari perhatian peserta didik, baik pada tingkat pendidikan

kanak-kanak, maupun tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Susanto, 2011:140).

Kehidupan gang berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak,

walaupun demikian kontak sosial yang lebih luas dengan anak-anak lain yang

lebih besar juga ikut menentukan pola tingkah laku pada masa kanak-kanak akhir

yakni:

1) Kepekaan terhadap penerimaan dan penolakan sosial.

2) Kepekaan yang berlebihan: kencenderungan untuk mudah tersinggung dan

menganggap bahwa perkataan dan perbuatan orang lain sebagai ungkapan

kebencian.

3) Sugestibilitas: mudah dipengaruhi orang lain yang bersumber dari keinginan

untuk mendapat perhatian dan penerimaan lingkungannya.

4) Kontrasugestibilitas: kecenderungan untuk berfikir dan bertindak bertentangan

dengan saran orang lain. Dalam hal ini anak menunjukkan pemberontakan

terhadap orang dewasa dengan cara menunjukkan perbedaan/pertentangan

dengan orang dewasa tersebut.

5) Persaingan: persaingan pada masa kanak-kanak dibagi menjadi tiga bentuk

yakni, persaingan di antara anggota kelompok untuk memperoleh pengakuan

dari kelompoknya, konflik di antara gang dengan gang saingannya, konflik di

antara gang dengan pihak masyarakat yang terorganisasi.

6) Kesportifan: kemampuan anak untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan

aturan permainan yang berlaku, misalnya bekerja sama dengan anak-anak lain

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

28

dengan cara mengesampingkan kepentingan individu dan lebih mementingkan

semangat kebersamaan kelompok.

7) Tanggung jawab: keinginan untuk ikut berpartisipasi memikul beban. Anak-

anak pada awalnya menunjukkan ketergantungannya pada orang lain, namun

dengan berkembangnya kemampuan motorik dan verbalnya anak-anak mulai

belajar untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri serta masalah-

masalah kelompok.

8) Insight sosial: kemampuan untuk mengambil dan memahami arti situasi sosial

dan orang-orang yang terlibat dalam situasi sosial tersebut. Kemampuan

memperoleh Insight sosial dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin dimana

anak perempuan akan lebih cepat matang dibanding anak laki-laki, kecerdasan,

status anak dalam kelompok, dan kepribadian anak. perkembangan

kemampuan Insight sosial berkaitan dengan perkembangan rasa simpati dan

empati anak pada masa kanak-kanak awal.

9) Diskriminasi sosial: kecenderungan untuk mengklasifikasikan semua orang

termasuk kelompok lain sebagai orang yang lebih rendah dan

memperlakukannya sesuai dengan pandangan tersebut. Perbedaan ini

disebabkan oleh agama, ras, taraf sisoal, ekonomi, dan sebagainya.

10) Prasangka: prasangka terbentuk melalui beberapa cara antara lain karena

pengalaman yang tidak menyenangkan saat berinteraksi dengan suatu

kelompok, nilai-nilai kultur yang diterima begitu saja, imitasi/meniru dari

orangtua, guru, atau orang dewasa lainnya mengenai prasangka tertentu

(Soemantri, 2006:47-49).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

29

Anak-anak tidak hanya mewujudkan perilaku sosial dalam bentuk positif,

dalam perkembangannya menuju kematangan sosial anak juga mewujudkan

perilaku antisosial atau dalam bentuk interaksi sosial yang bersifat negatif

diantaranya:

a) Pembangkangan (Negativisme): Pembangkangan terjadi sebagai reaksi

terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orangtua atau lingkungan yang tidak

sesuai dengan kehendak anak. Pembangkangan pada anak umumnya

diungkapkan dalam bentuk fisik dan verbal seperti membandel/bura-pura tidak

mendengar, tindakan destruktif/bersifat merusak (temper-tantrum), berbohong,

dan mengeluh.

b) Agresi (Agression): tindakan nyata dan mengancam sebagai ungkapan rasa

benci. Keagresifan anak diungkapkan dalam berbagai bentuk tingkah laku

antara lain: agresi fisik berupa serangan langsung terhadap objek agresi

(memukul, menendang, mencubit), ledakan agresi berupa tingkah laku yang

tidak terkontrol (temper-tantrum), agresi verbal (berbohong, marah,

mengancam), agresi tidak langsung berupa tindakan merusak barang milik

orang lain yang menjadi objek agresi.

c) Berselisih/bertengkar: terjadi bila anak tersinggung atau terganggu oleh sikap

atau perilaku anak lain.

d) Menggoda (Teasing): bentuk lain dari sikap agresif,yang merupakan serangan

mental dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang

menimbulkan marah pada orang yang digoda.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

30

e) Persaingan (Rivaly): keinginan untuk melebihi orang lain dan selalau didorong

oleh orang lain. Mulai terlihat pada usia empat tahun yaitu persaingan prestice

dan usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.

f) Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior): tingkah laku menguasai situasi

sosial, mendominasi , bersikap bossiness; wujudnya adalah memaksa,

meminta, menyuruh, mengancam dsb. Jika diarahkan secara tepat hal ini akan

memunculkan sifat kepemimpinan pada anak.

g) Mementingkan diri sendiri (Selffishness): sikap egosentris dalam memenuhi

interest atau keinginananya.

h) Prasangka: perilaku ini muncul karena adanya perasaan berbeda dengan orang

lain baik berupa perilaku atau tampilan yang diberikan oleh anggota

kelompoknya.

i) Antagonisme jenis kelamin/perbedaan gender: pada masa anak-anak akhir

anak akan lebih menjaga jarak dengan teman lain jenis, seta menghindari

permainan-permainan yang biasanya dimainkan anak perempuan (Hurlock,

1978:263).

Semua tindakan yang telah disebutkan diatas baik pola perilaku sosial

yang bersifat positif atau negatif harus dimiliki dalam diri seorang anak. Dengan

mengetahui pola perilaku sosial pada anak, diharapkan orangtua mampu

mengetahui apakah perkembangan anaknya normal sesuai dengan tingkatan

umurnya sehingga orangtua, guru dan orang dewasa lainnya tidak langsung

menganggap anak tersebut lambat, terlalu cepat matang, atau antisosial. Manfaat

lainnya adalah orangtua, guru, atau pihak lain mampu membantu anak

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

31

mengembangkan keterampilan dan sikap sosial yang diharapkan oleh kelompok,

sehingga anak dapat diterima dengan baik di kelompok tersebut.

2. Ciri Perkembangan Sosial Anak

Anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah umumnya sudah sangat

siap untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya, anak lebih sering

berinteraksi dengan tean-temannya dibanding menghabiskan waktu bersama

keluarga. Perkembangan sosial anak SD kelas bawah (kelas 1,2,3) masuk pada

masa kanak-kanak tengah “pra-gang”, pada masa ini hubungan yang dilakukan

anak dengan anak-anak lain semakin meningkat, minat anak pada teman

sepermaian yang sebaya semakin bertambah, umumnya anak-anak membentuk

kelompok yang terdiri dari 2-3 yang tinggal di tempat yang berdekatan. Melalui

kegiatan bermain anak-anak belajar menyesuaikan diri, bekerja sama serta

berkompetisi dengan anggota kelompoknya, anak-anak semakin menunjukkan

jarak pada perbedaan jenis kelamin, selain itu anak-anak juga belajar untuk

mandiri agar mendapat pengakuan sosial dari kelompoknya.

Pada anak-anak SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6) anak masuk masa kanak-

kanak akhir “usia gang”. Pada masa transisi dari usia pragang ke usia gang, anak-

anak akan beralih dari satu kelompok ke kelompok lain atau dari aktivitas

kelompok menjadi aktivitas individu karena permainan kelompok membutuhkan

banyak teman bermain, lingkungan pergaulan anak yang lebih tua semakin

bertambah luas. Keinginan anak untuk bergaul dan diterima oleh anak-anak di

luar rumah bertambah, perilaku anak banyak dipengaruhi oleh kelompok teman

sebaya, anggota gang terdiri dari satu jenis kelamin, anggota gang dipilih karena

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

32

persamaan minat/kegiatan yang populer. Gang mengajarkan anak untuk bersifat

demokratis karena harus menyesuaikan keinginan/perbuatannya dengan

kelompok, melalui gang anak belajar bekerjasama, mengembangkan keterampilan

yang dimiliki, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri/egois (Hurlock,

1978:261-275)

Setelah mengetahui ciri-ciri perkembangan sosial anak diharapkan

orangtua, atau bahkan guru bisa terus mengawasi dan membimbing anak agar

perilaku sosialnya sesuai dengan harapan sosial dan bisa diterima dalam

lingkungan sosialnya. Apabila perilaku anak autis tidak sesuai dengan harapan

sosial maka akan mengakibatkan hilangnya kesempatan anak untuk belajar sosial,

sehingga kemampuan bersosialisasi anak semakin jauh lebih rendah dibanding

dengan teman sebayanya hal ini menyebabkan anak dinilai kurang baik .

3. Tahap Perkembangan Sosial Anak

Perkembangan sosial pada anak dimulai sejak bayi menunjukkan tingkah

laku sosial yang ditandai dengan bayi bisa membedakan antara manusia dengan

benda, serta memberikan respon yang berbeda terhap manusia dan benda. Berikut

ini merupakan tahapan perkembangan sosial anak yakni:

a. Perkembangan Sosial Masa Bayi

Usia 2-3 bayi dapat membedakan antara suara manusia dan benda lainnya

sehingga bayi akan memalingkan muka pada sumber suara berasal, selain itu bayi

akan tersenyum, menggerakkan kaki, atau melambaikan tangan sebagai ungkapan

kegembiraan terhadap kedangan orang lain. Usia 4-5 bulan bayi akan lebih

memperhatikan wajah siapa saja yang mendekatinya, bayi akan memberikan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

33

reaksi berbeda pada orang yang baru dikenal atau sudah dikenal misalnya bayi

akan tersenyum pada orang yang sudah dikenalnya serta akan terlihat

ketakutan/menangis jika ada orang yang baru dikenalnya. Bayi mencoba menarik

perhatian bayi lain dengan cara menangis atau tertawa serta memainkan ludah.

Usia 6-7 bulan bayi semakin agresif misalnya akan menjambak atau

meraba wajah orang yang menggendongnya. Bayi tersenyum kepada bayi lain

untuk menunjukkan perhatian. Usia 8-9 bulan bayi mulai bisa menirukan kata-

kata, isyarat, atau bahkan gerakan-gerakan sederhana orang lain. Bayi mulai

melakukan interaksi dengan bayi lain melalui kegiatan bermain walaupun dia

akan bingung saat melihat maiannya diambil temannya. Usia 12 bulan bayi mulai

bisa menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu sebagai reaksi dari kata

“jangan”. Bayi melakukan kerjasama dengan cara saling berbagi maian saat

bermain.

Usia 16-18 bulan bayi mulai menunjukkan perilaku negativisme dalam

bentuk keras kepala atau tidak mau menuruti perintah atau permintaan dari orang

dewasa yang diungkapkan dengan ledakan amarah. Usia 20-24 bulan bayi mulai

bisa diajak berinteraksi/bekerjasama pada aktivitas sederhana misalnya membantu

saat mandi, memakai baju, atau membereskan mainannya. Bayi lebih berminat

untuk bermain dengan bayi sebagai bentuk hubungan sosial (Hurlock, 1997:89).

b. Perkembangan Sosial Masa Anak-anak Awal

Sejak usia 2 tahun sampai 6 tahun, anak-anak belajar melakukan interaksi

sosial dan bergaul dengan orang-orang diluar lingkungan rumah, terutama dengan

anak-anak yang seumuran. Masa kanak-kanal awal biasanya disebut dengan masa

pra-gang (pregang age). Anak belajar untuk menyesuaikan diri dan bekerja sama

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

34

dalam kegiatan bermain. Minat anak untuk bermain dengan orang dewasa

semakin berkurang digantikan dengan minat untuk bermain dengan teman sebaya.

Keinginan untuk bebas yang semakin berkembang menyebabkan anak melawan

aturan orangtua, walaupun ingin mandiri namun anak-anak juga masih berusaha

memperoleh perhatian dan penerimaan orang dewasa.

Pada usia 2 tahun, anak-anak bermain sendiri-sendiri walaupun sedang

berkumpul di tempat yang sama, interaksi sosial sangat sedikit hanya berbentuk

saling melihat dan meniru anak lain. Pada usia 3 tahun, anak mulai bermain

bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain, bersama-sama menentukan

kegiatan apa yang akan dilakukan, pada usia ini anak mulai menunjukkan

interaksi yang baik pada teman-temannya (Hurlock, 1978:261-262).

c. Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-kanak Akhir

Saat anak mulai sekolah dan melakukan hubungan lebih banyak dengan

anak-anak lain seusianya, otomatis minat untuk berkumpul dengan keluarga

berkurang. Keinginan untuk menjadi anggota kelompok semakin meningkat dan

anak tidak puas jika tidak berada dalam kelompoknya. Pada masa ini anak-anak

akan menjadi anggota suatu kelompok (gang) yang beranggotakan anak-anak

sejenis dan seumuran serta memiliki minat yang sama. Kepemimpinan dalam

kelompok bergantian dari satu anak ke anak yang lain tergantung ide siapa untuk

melakukan aktifitas selanjutnya, pertengkaran singkat sering terjadi tetapi hal ini

tidak menimbulkan pengaruh terhadap susunan kelompok.

Kelompok membantu anak belajar untuk beradaptasi dengan teman

sebayanya dan belajar bertingkah laku sesuai dengan aturan yang berlaku di

masyarakat, anak belajar untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang lain,

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

35

selain itu anak juga belajar untuk demokratis dalam menyesuaikan keinginan

individu dengan kelompok. Gang membantu anak mengembangkan pemahaman

yang bersifat rasional untuk menggantikan pemahaman nilai dan norma yang

diperoleh anak dari orangtua yang dianggap bersifat otoriter. Selain itu melalui

kelompok-kelompok inilah anak-anak akan belajar banyak hal mengenai

persaiangan, saling menghormati, kerjasama, kemandirian, dan banyak hal lainnya

yang tidak diperoleh di keluarga (Hurlock, 1978:264-265).

d. Perkembangan Sosial Pada Masa Remaja

Masa remaja anak perempuan dimulai pada usia 11 tahun, sedangan pada

anak laki-laki terjadi pada umur 12 tahun. Tingkah laku antisosial paling terlihat

pada 6-12 bulan menjelang kematangan seksual. Saat anak mengalami tahap

pubertas atau memasuki usia remaja, mulai timbul perubahan pada sikap sosial

anak, kemunduran minat terhadap aktivitas kelompok, dan cenderung menyendiri.

Pada masa puber kemajuan dan kecepatan perubahan meningkat, serta sikap dan

perilaku sosial semakin meningkat ke arah antisosial.

Pada masa ini pola perkembangan sosial anak terganggu, anak-anak

cenderung sering melakukan hal-hal yang tidak diharapkan oleh masyarakat,

misalnya saja remaja tahu kalau mengganggu anak kecil itu tidak sportif namun

tetap melakukannya. Pada masa remaja minat yang dibawa dari masa kanak-kanak

akhir cenderung berkurang dan berganti minat yang lebih matang, semakin

bertambah usia semakin besar pula tanggung jawab yang harus dibawa

menyebabkan berkurangnya waktu remaja untuk bersenang-senang/rekreasi

(Hurlock, 1997:213-217).

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

36

4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Sama seperti perkembangan-perkembangan lain pada umumnya yang

memiliki faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses

perkembangannya. Hurlock (1978:256-257) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi perkembangan sosial anak bisa berasal dari faktor keluarga

dan faktor dari luar keluarga:

a. Faktor Keluarga

1) Hubungan antara anak dengan anggota keluarga

Hubungan anak dengan orangtua ataupun saudara yang terjalin dengan baik

dan dilandasi kasih sayang akan menimbulkan perasaan nyaman, dimana anak

akan lebih terbuka dalam melakukan interaksi karena terjalinnya hubungan

baik yang ditunjang oleh komunikasi yang tepat. Peran orangtua akan

membimbing anak untuk mengenal lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

2) Urutan anak dalam keluarga (sulung/tengah/bungsu)

Urutan posisi anak dalam keluarga berpengaruh pada anak misalnya anak

tersebut merupakan anak terakhir maka dipastikan anak akan selalu bergantung

pada orangtua dan saudaranya. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang

lama maka akan berpengaruh pada tingkat kemandirian anak tersebut.

3) Jumlah Keluarga

Pada dasarnya jumlah anggota yang besar berbeda dengan jumlah anggota

yang sedikit. Jika dalam suatu keluarga mempunyai anak yang sedikit, maka

perhatian, waktu, kasih sayang akan lebih banyak tercurahkan, dimana segala

bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun dibantu, hal ini pasti akan berbeda

dengan anak dengan jumlah keluarga yang besar.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

37

4) Perlakuan keluarga terhadap anak

Adanya perlakuan keluarga terhadap anak prasekolah secara langsung

memengaruhi pribadi dan gerakan anak, dimana dalam keluarga tertanam rasa

saling perhatian, tidak kasar dan selalu merespon setiap kegiatan anak, maka

dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak yang lebih baik dan terarah.

5) Harapan orangtua terhadap anak

Setiap orangtua memiliki harapan mempunyai anak yang baik, cerdas, dan

terarah masa depannya. Harapan orangtua adalah mempunyai anak dengan

perkembangan yang sesuai dengan pertumbuhannya. Artinya bahwa

perkembangan anak prasekolah yang sekolah bertujuan mempunyai arah sesuai

perkembangannya.

b. Faktor dari luar keluarga

1) Interaksi dengan teman sebaya

Setiap anak jika mempunyai perkembangan yang baik, maka secara alami

dapat berinteraksi dengan temannya tanpa harus disuruh atau ditemani keluarga

karena anak memiliki arahan yang jelas.

2) Hubungan dengan orang dewasa di luar rumah

Jika seorang anak selalu diperkenalkan dengan lingkungan luar dan diberi

arahan bergaul dengan siapa saja maka anak dapat menyesuaikan lingkungan

orang dewasa dimana anak tanpa malu-malu berinteraksi dengan orang yang

lebih dewasa darinya.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

38

C. Perkembangan Emosi Anak

Menurut Goleman istilah emosi berasal dari bahasa Latin movere, berarti

menggerakkan atau bergerak, berdasarkan asal kata tersebut emosi dapat diartikan

sebagai dorongan untuk bertindak (Mashar, 2011:16). Emosi merupakan gejala

perasaan yang disertai dengan perubahan perilaku fisik sebagai respon dari hal-hal

terjadi /dirasakan individu pada waktu tertentu seperti marah ditunjukkan dengan

teriakan suara keras, atau gembira ditunjukkan dengan tertawa dan melonjak

kegirangan. Kemampuan bereaksi secara emosional sudah dimiliki anak sejak

lahir, namun perkembangan emosional berikutnya tidak berjalan dengan

sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan dan peran proses

belajar (Poerwanti, 2002:42).

Sukmadinata (Susanto, 2011:35) mendifinisikan emosi sebagai gabungan

dari beberapa perasaan yang mendominasi dan menimbulkan gejolak suasana hati

seperti marah, bahagia, sedih, dan sebagainya. Menurut Sarlito Wirawan Sartono

berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang

disertai warna afektif baik pada tingkat rendah (dangkal) maupun pada tingkat

luas (mendalam)". Warna efektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang

dirasakan oleh individu saat menghadapi suatu situasi tertentu contohnya:

gembira, bahagia, takut dan lain-lain (Yusuf, 2012:115).

Emosi memainkan peranan yang sangat penting dalam perilaku individu,

selain itu kehidupan emosi pada awal perkembangan individu sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan selanjutnya. Emosi terejadi secara alami

pada individu sejak dilahirkan dan berkembang hinggá mencapai kedewasaan.

Berkembangnya emosi merupakan suatu proses pembelajaran dan kematangan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

39

individu serta munculnya disebabkan karena adanya stimulasi karena itu

rangsangan (stimulasi) sangat penting bagi reaksi emosi pada perkembangan

anak.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas menegenai pengertian emosi pada

anak maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi anak adalah tahap

kematangan anak dalam mengekspresikan keadaan biologis ataupun psikologis

yang dialami anak pada situasi tertentu dalam bentuk tindakan untuk mewakili

perasaannya, misalnya rasa takut, gembira, amarah, dll.

1. Pola Emosi Anak

Pada dasarnya setiap individu memiliki karekter serta cara masing-masing

dalam mengekspresikan apa yang sedang dirasakan, namun ternyata saat

diperhatikan lebih seksama terdapat beberapa persamaan ekspresi yang diberikan

anak dalam situasi-situasi tertentu atau lebih dikenal dengan istilah pola emosi

anak. Pola emosi pada anak merupakan gambaran secara umum mengenai cara

anak mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakan dalam bentuk emosi.

Berikut ini merupakan penjelasan beberapa ahli mengenai pola emosi yang

dialami oleh anak. Menurut Hurlock (1978:215-228) anak-anak memiliki pola

emosi sendiri, yakni sebagai berikut:

a. Rasa takut

Takut merupakan perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap

membahayakan. Umumnya rasa takut anak terhadap sesuatu berlangsung melalui

tahapan: Mula-mula tidak takut, karena anak belum melihat kemungkinan apa

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

40

yang terdapat pada objek; Rasa takut muncul setelah anak mengenal/mengetahui

bahaya; Rasa takut akan hilang setelah anak mengetahui cara menghindari bahaya.

b. Rasa malu

Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang ditandai dengan penarikan

diri dari hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering

berjumpa. Rasa malu pada diri anak sebenarya wajar-wajar saja, namun apabila

terlalu berlebih maka akan membuat anak sulit berinteraksi dengan lingkungannya

terutama pada lingkungan yang baru dikenalnya.

c. Rasa canggung

Seperti halnya rasa malu, rasa canggung adalah reaksi takut terhadap

manusia, bukan pada obyek atau situasi. Rasa canggung berbeda dengan rasa

malu, kecanggungan tidak disebabkan karena adanya orang yang tidak dikenal

atau orang yang sudah dikenal, tetapi lebih disebabkan oleh keraguan-raguan

terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya. Oleh sebab itu, rasa canggung

merupakan keadaan khawatir yang menyangkut kesadaran-diri (self-conscious

distress).

d. Rasa Khawatir

Rasa khawatir merupakan bayangan ketakutan atau gelisah tanpa alasan.

Tidak seperti ketakutan yang nyata, rasa khawatir tidak langsung ditimbulkan oleh

rangsangan dalam lingkungan, tetapi merupakan hasil pikiran anak itu sendiri.

Rasa khawatir timbul karena membayangkan situasi berbahaya yang mungkin

akan meningkat, rasa kekhawatiran normal ada pada masa kanak-kanak, bahkan

pada anak-anak yang penyesuaiannya paling baik sekalipun.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

41

e. Rasa cemas

Rasa cemas adalah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan

sakit yang mengancam atau yang dibayangkan. Rasa cemas ditandai oleh

kekhwatiran, ketidakenakan, dan merasa berada dalam kondisi yang sangat tidak

baik serta tidak dapat dihindari siapapun karena merasa tidak ada solusinya.

f. Rasa marah

Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa

kanak-kanak jika dibandingkan dengan rasa takut, alasanya adalah karena

rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia dini

dimana anak-anak mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif

untuk memperoleh perhatian atau memenuhi keinginannya.

g. Rasa cemburu

Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang

yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih sayang. Hal ini sering

ditemui pada anak yang akan memiliki adik, dia akan cemburu terhadap adik

bayinya karena merasa tidak disayang lagi oleh kedua orangtuanya sejak memiliki

adik.

h. Duka cita

Duka cita adalah ungkapan trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional

yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai.

i. Keingintahuan

Rangsangan yang menimbulkan keingintahuan anak-anak sangat banyak

karena anak-anak memiliki minat terhadap segala sesuatu di lingkungannya

termasuk diri sendiri.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

42

j. Kegembiraan

Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan yang juga dikenal dengan

keriangan, kesenangan, atau kebahagian. Setiap anak berbeda-beda intensitas

kegembiraan dan jumlah kegembiraannya serta cara mengepresikannya sampai

batas-batas tertentu dapat diramalkan. Sebagai contoh ada kecenderungan umur

yang dapat diramalkan, yaitu anak-anak yang lebih muda merasa gembira dalam

bentuk yang lebih menyolok dari pada anak-anak yang lebih tua.

k. Kasih sayang

Kasih sayang merupakan reaksi emosional pada seseorang, binatang, atau

bahkan benda. Reaksi ini menunjukkan perhatian yang ditunjukkan dalam bentuk

fisik maupun verbal.

Pola emosi pada anak berbeda-beda, banyak anak yang mampu

mengekspresikan perasaan yang dirasakan dengan tepat, namun ternyata ada juga

anak yang sampai pada umur tertentu masih belum mampu mengatur emosinya

dengan tepat. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

2. Jenis-jenis Emosi Pada Anak

Lazarus (Mashar, 2011:31) mengelompokkan kondisi emosi dalam dua

kategori yakni emosi negatif yang berasal dari hubungan yang mengancam atau

kondisi yang menyakitkan, serta emosi positif yang berasal dari kondisi yang

menguntungkan. Reaksi emosi negatif terdiri dari marah, kecemasan, rasa malu

atau bersalah, kesedihan, kecemburuan, dan rasa jijik. Reaksi emosi positif terdiri

dari kebahagiaan, rasa senang, bangga, cinta pengharapan, dan peraaan haru atau

belas kasihan.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

43

Syamsu Yusuf menjelaskan dalam bukunya bahwa emosi dapat

dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni sebagai berikut (Yusuf, 2012:117) :

a. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar

terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.

b. Emosi Psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan–alasan kejiwaan, yang

termasuk emosi jenis ini diantaranya adalah :

1) Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan dengan ruang

lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk : rasa yakin dan

tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah, rasa gembira karena

mendapat suatu kebenaran, rasa puas karena dapat menyelesaikan

persoalan–persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.

2) Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan individu

dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud

perasaan ini seperti : rasa solidaritas, persaudaraan (ukhuwah), simpati,

kasih sayang, dan sebagainya

3) Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai–nilai baik

dan buruk atau etika (moral) yang berlaku di masyarakat. Contohnya : rasa

tanggung jawab (responsibility), rasa bersalah apabila melanggar norma,

rasa tentram dalam mentaati norma

4) Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan

keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian.

5) Perasaan Ketuhanan, yaitu perasaan yang dimiliki oleh manusia untuk

mengenal Tuhan. Hal ini merupakan kelebihan manusia sebagai makluk

Tuhan, dengan kata lain hanya manusia yang dianugerahi insting religius

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

44

(naluri beragama) oleh karena itu manusia di juluki sebagai “Homo

Divinans” dan “Homo Religius” atau makluk yang berke-Tuhan-an atau

makhluk beragama.

3. Ciri Emosi Pada Anak

Emosi pada anak-anak memiliki ciri tersendiri yang membedakannya

dengan ciri emosi orang dewasa, menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:216) emosi

anak memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut :

a. Emosi yang Kuat

Anak akan memberikan respon/reaksi pada suatu kejadian dengan dengan

intensitas emosi yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang

sulit. Semakin bertambahnya usia, kemampuan anak untuk menunjukkan reaksi

emosional juga semakin baik.

b. Emosi Sering Kali Tampak

Anak-anak seringkali tidak mampu menahan emosinya, sehingga anak akan

menunjukkan emosinya kapanpun diinginkan walaupun tanpa ada sebab yang

jelas. Semakin bertambahnya usia kematangan emosi anak juga semakin

bertambah sehingga anak mampu mengontrol dan menentukan reaksi emosi

yang sesuai dan dapat diterima lingkungannya.

c. Emosi Bersifat Sementara

Emosi anak cenderung lebih bersifat sementara, artinya dalam waktu yang

relatif singkat emosi anak dapat berubah dari marah kemudian tersenyum, dari

ceria berubah menjadi murung. Hal ini disebabkan karena tiga faktor yaitu:

kemampuan merubah sistem emosi yang terpendam menjadi emosi yang terus

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

45

terang, kurang sempurnanya pemahaman terhadap situasi karena

ketidakmatangan intelektual dan pengalaman yang terbatas, dan rentang

perhatian yang pendek sehingga perhatian anak mudah teralihkan.

d. Reaksi emosi mencerminkan individualitas

Setiap anak mempunya reaksi emosi masing-masing walaupun peristiwa

penyebab emosinya sama. Hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi

perkembangan emosi anak terutama pengalaman-pengalaman yang dialami

anak di lingkungannya.

e. Emosi berubah kekuatannya

Semakin bertambahnya usia, emosi anak pada usia tertentu berubah

kekuatannya. Emosi anak yang tadinya kuat berubah menjadi lemah, sementara

yang tadinya lemah berubah menjadi emosi yang kuat. Hal ini disebabkan

karena adanya perubahan dorongan, perkembangan intelektual dan perubahan

minat dan sistem nilai.

f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku

Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk mengungkapkan emosi secara

langsung dalam bentuk verbal, sehingga anak-anak menunjukkan emosi secara

tidak langsung seperti menggigit kuku, mondar-mandir, atau menangis saat

merasa gugup.

Pemahaman mengenai ciri-ciri emosi pada anak akan sangat membantu

orangtua dan guru dalam memberikan rangsangan dan respon yang tepat bagi

anak. jika orangtua atau guru tidak mampu memberikan respon yang tepat sesuai

dengan tahap perkembangannya maka sangat dimungkinkan anak mendapat label

negatif, hal ini akan mempengaruhi perkembangan emosi anak selanjutnya.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

46

4. Tahap Perkembangan Emosi Anak

Sama seperti perkembangan-perkembangan lain, perkembangan emosi

pada anak juga memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh setiap anak pada

umur tertentu. Syamsu Yusuf (Mashar, 2011:27-28) berpendapat bahwa

perkembangan emosi anak dibagi menjadi lima fase yaitu:

a. Fase bayi (0-2 tahun)

1) Usia 0-8 minggu

Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi. Emosi anak sangat berkaitan

dengan kondisi fisik dan kualitas perasaan: senang dan tidak senang,

misalnya: anak tidur pulas atau tersenyum bila anak merasa kenyang, hangat

dan nyaman, serta menangis karena lapar, haus, kedinginan, atau sakit.

2) Usia 8 minggu-1 tahun

Pada masa ini perasaan psikis sudah mulai berkembang, anak merasa senang

atau tesenyum bila melihat maianan yang tergantung di depan matanya.

Tidak senang (menangis) terhadap benda asing atau orang asing. Pada masa

ini perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan

senang jasmaniah menjadi tidak senang, marah, takut, dan kerkejut.

3) Usia 1-3 tahun

Pada masa ini perasaan emosi anak sudah mulai terarah pada objek tertentu

(orang, benda atau makhluk lain). Sejajar dengan perkembangan bahasa

yang sudah dimulai pada usia 2 tahun, maka anak dapat menyatakan

perasaannya dengan menggunakan bahasa dan emosi. Pada fase ini anak

bersifat mudah berubah dan mudah terpengaruh tapi dalam waktu yang

singkat.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

47

b. Fase Prasekolah (4-6 tahun)

Pada usia anak mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain

ataupun benda. Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman, bahwa tidak setiap

keinginannya dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Anak menyadari bahwa

kenginannya berhadapan dengan keinginan orang lain, sehingga orang lain

tidak selamanya memenuhi keinginannnya. Bersamaan dengan itu,

berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari

lingkungannya. Jika lingkungannya (terutama orang tuanya) tidak mengakui

harga diri anak, seperti memperlakukan anak secara keras atau kurang

menyayangi maka pada diri anak akan muncul sikap keras kepala/menentang,

menyerah jadi penurut yang diliputi kurangnya rasa percaya diri dan sifat

pemalu.

c. Fase Anak Sekolah (Sekolah Dasar/6-12 tahun)

Masa ramaja adalah masa puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi

yang tinggi. Pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan

sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau

situasi sosial. Pada masa kanak-kanak ledakan emosi lebih banyak disebabkan

oleh hal-hal yang bersifat konkret sedangkan pada masa remaja penyebabnya

bersifat abstrak, misalnya remaja akan marah jika disebut anak-anak. Emosinya

bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah atau mudah

sedih/murung), cara anak melampiskan emosi juga lebih bersifat gerak tubuh

ekspresif seperti tidak mau bicara atau menyampaikan kritik pada penyebab

emosinya.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

48

d. Fase Dewasa

Fase ini adalah fase dimana seseorang sudah harus mampu mengenali perasaan

yang ada pada dirinya, dan tahu bagaimana harus melampiaskan emosi yang

tepat dan sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan sosialnya.

Selain pendapat-pendapat diatas mengenai tahapan perkembangan emosi

pada anak, masih ada pendapat lain yang menjelaskan mengenai fase-fase

perkembangan emosi anak sebagai berikut:

a. Pada bayi hingga 18 bulan

1) Pada fase ini, bayi butuh belajar dan mengetahui bahwa lingkungan di

sekitarnya aman dan familier. Perlakuan yang diterima pada fase ini

berperan dalam membentuk rasa percaya diri, cara pandangnya terhadap

orang lain serta interaksi dengan orang lain. Contoh ibu yang memberikan

ASI secara teratur memberikan rasa aman pada bayi.

2) Pada minggu ketiga atau keempat bayi mulai tersenyum jika merasa nyaman

dan tenang. Minggu ke delapan bayi mulai tersenyum jika melihat wajah

dan suara orang di sekitarnya.

3) Pada bulan keempat sampai kedelapan bayi mulai belajar mengekspresikan

emosi seperti gembira, terkejut, marah dan takut. Pada bulan ke-12 sampai

15, ketergantungan bayi pada orang yang merawatnya akan semakin besar.

bayi akan gelisah jika dihampiri orang asing yang belum dikenalnya. Pada

umur 18 bulan bayi mulai mengamati dan meniru reaksi emosi yang di

tunjukan orang-orang yang berada di sekitar dalam merespon kejadian

tertentu.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

49

b. 18 bulan – 3 tahun

1) Pada fase ini, anak mulai mencari-cari aturan dan batasan yang berlaku di

lingkungannya. Anak mulai melihat akibat perilaku dan perbuatannya yang

akan banyak mempengaruhi perasaan dalam menyikapi posisinya di

lingkungan. Fase ini anak belajar membedakan cara benar dan salah dalam

mewujudkan keinginannya.

2) Pada anak usia dua tahun belum mampu menggunakan banyak kata untuk

mengekspresikan emosinya. Namun anak akan memahami keterkaitan

ekspresi wajah dengan emosi dan perasaan. Pada fase ini orang tua dapat

membantu anak mengekspresikan emosi dengan bahasa verbal. Caranya

orang tua menerjemahkan mimik dan ekspresi wajah dengan bahasa verbal.

3) Pada usia antara 2 sampai 3 tahun anak mulai mampu mengekspresikan

emosinya dengan bahasa verbal. Anak mulai beradaptasi dengan kegagalan,

anak mulai mengendalikan prilaku dan menguasai diri.

c. 3 tahun – 5 tahun

1) Pada fase ini anak mulai mempelajari kemampuan untuk mengambil

inisiatif sendiri. Anak mulai belajar dan menjalin hubungan pertemanan

yang baik dengan anak lain, bergurau dan melucu serta mulai mampu

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

2) Pada fase ini untuk pertama kali anak mampu memahami bahwa satu

peristiwa bisa menimbulkan reaksi emosional yang berbeda pada beberapa

orang. Misalnya suatu perlombaan akan membuat pemenang merasa senang,

sementara yang kalah akan sedih.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

50

d. 5 tahun – 12 tahun

1) Pada usia 5-6 anak mulai mempelajari kaidah dan aturan yang berlaku.

Anak mempelajari konsep keadilan dan rahasia. Anak mulai mampu

menjaga rahasia. Ini adalah keterampilan yang menuntut kemampuan untuk

menyembunyikan informasi- informasi secara aman.

2) Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi pada masa ini anak telah

menginternalisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat menverbalsasikan

konflik emosi yang dialaminya. Semakin bertambah usia anak, anak

semakin menyadari perasaan diri dan orang lain.

3) Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi

sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada

orang lain. Selain itu dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan

sedih. Anak belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut

sehingga belajar beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol.

4) Pada masa usia 11-12 tahun, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang

norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya menjadi

bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak sekaku saat di usia kanak-kanak

awal. Anak-anak mulai memahami bahwa penilaian baik-buruk atau aturan-

aturan dapat diubah tergantung dari keadaan/situasi munculnya perilaku

tersebut, reaksi emosinya juga semakin beragam (Desmita, 2014:112).

Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan yang telah dijelaskan oleh

para ahli dapat kita ketahui bahwa ternyata perkembangan emosi pada anak

dimulai sejak anak masih bayi, walaupun bentuk ungkapan emosinya masih

sangat sederhana dengan cara menangis. Namun seiring bertambahnya usia

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

51

perkembangan emosi anak juga mengalami peningkatan, bentuk ungkapan emosi

anak juga semakin beragam mulai dari rasa senang, sedih, malu, marah, dan

perasaan-perasaan lain yang dianggap mampu mewakili apa yang sedang anak

rasakan

5. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan perkembangan emosi

antara satu anak dengan anak yang lain. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan emosi pada anak:

a. Keadaan anak

Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan

pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan

berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya: rendah diri, mudah

tersinggung, atau menarik diri dari lingkunganya.

b. Faktor belajar

Pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi potensial mana yang

digunakan untuk mengungkapkan emosinya. Pengalaman belajar yang menunjang

perkembangan emosi antara lain:

1) Belajar dengan coba-coba (trial and error)

Belajar dengan cara ini terutama melibatkan aspek reaksi. Anak belajar dengan

coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang

memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang

memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberi kepuasan.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

52

2) Belajar dengan meniru (learning by imitation)

Belajar dengan cara meniru akan mempengaruhi aspek rangsangan dan reaksi.

Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang

lain, anak bereaksi dengan emosi dan metode yang sama dengan orang-orang

yang diamati.

3) Belajar dengan mempersamakan diri (learning by identification)

Anak meniru reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang

sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru.

Perbedaan cara ini dengan meniru adalah disini anak hanya meniru orang yang

dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.

4) Belajar melalui pengondisian (condition)

Dengan metode ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi

emosional kemudian berhasil dengan cara asosiasi. Cara belajar ini

berhubungan dengan aspek rangsangan bukan aspek reaksi. Pengondisian

terjadi dengan mudah dan cepat pada awal-awal kehidupan karena anak kecil

kurang menalar, mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi tersebut.

5) Belajar dengan bimbingan dan pengawasan (training)

Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang.

Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan

yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar

tidak bereaksi secara emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan

emosi yang tidak menyenangkan. Cara belajar ini terbatas pada aspek reaksi.

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

53

c. Konflik – konflik dalam proses perkembangan

Setiap anak melalui berbagai konflik dalam menjalani fase-fase

perkembangan yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses. Namun jika anak

tidak dapat mengamati konflik-konflik tersebut, biasanya mengalami gangguan-

gangguan emosi.

d. Lingkungan keluarga

Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai keluarga mengenai

bagaimana anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah lembaga yang pertama

kali mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana

individu mengeksplorasi emosinya. Keluarga sangat berfungsi dalam

menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi, karena disanalah pengalaman

pertama didapatkan oleh anak.

Disamping faktor-faktor yang telah disebutkan ternyata gaya pengasuhan

keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Apabila

anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosinya positif, maka

perkembangan emosi anak akan menjadi positif. Akan tetapi, apabila kebiasaan

orangtua dalam mengekspresikan emosinya negatif seperti, melampiaskan

kemarahan dengan sikap agresif, mudah marah, kecewa dan pesimis dalam

menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak akan menjadi negatif

(Hurlock, 1978:212).

Cara yang digunakan orang tua untuk menangani masalah anaknya

memberikan pelajaran yang membekas pada perkembangan emosi anak. Gaya

mendidik orang tua yang mengabaikan perasaan anak, yang tercermin pada

persepsi negatif orang tua terhadap emosi, emosi anak dilihat sebagai gangguan

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

54

atau sesuatu yang selalu direspon orang tua dengan penolakan. Pada masa dewasa,

anak tersebut tidak akan menghargai emosinya sendiri yang menimbulkan

keterbatasan dalam mengungkapkan emosinya. Sebaliknya keluarga yang

menghargai emosi anak yang dibuktikan dengan penerimaan orang tua terhadap

ungkapan emosi anak, pada masa dewasa nanti anak akan menghargai emosinya

sendiri sehingga ia mampu mengungkapkan emosinya pada orang lain dengan

cara yang baik (Yusuf, 2012:104).

D. Autisme

Istilah autisme berasal dari bahaya Yunani, terdiri dari kata autos yang

berarti diri sendiri dan isme yang berarti aliran. Autisme berarti sebuah sikap

individu yang cenderung lebih suka menyendiri karena terlalu asyik dengan

dunianya sendiri (Wiyani, 2014:187). Menurut Laksita (2010:14) autisme adalah

gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya telah

timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Menurut Depdiknas (2002)

autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut

komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi dan anak autis ialah anak

yang memiliki masalah atau gangguan bidang komunikasi, interaksi sosial,

gangguan sensori, pola bermain, perilaku, dan emosi (Hadis, 2006:43).

Autisme atau bisa disebut dengan ASD (Autistic Spectrum Disoder)

merupakan suatu kumpulan sindrom yang mengganggu saraf yang mana

diagnosisnya diketahui dari gejala-gejala yang tampak dan ditujukan dengan

adanya penyimpangan perkembangan (Lakshita, 2013:13). Menurut Treatment

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

55

and Educational of Autistik and Communication Handicapped Children Program

(TEACCH) dalam Zager (2013:6) dituliskan:

“Autisme is neurodevelopmental disorder of communication, behavior, and cognition”.

Autisme diartikan sebagai “gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat

kompleks/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan pada

aspek komunikasi, perilaku, dan pemahaman”. Gangguan yang terjadi pada anak

autis juga terjadi pada interaksi sosial, dan bahasa, dan perilaku serta gangguan

emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gangguan tersebut

mempengaruhi bagaimana anak belajar, berkomunikasi, keberadaan anak dalam

lingkungan dan hubungan anak dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian autisme di atas dapat disimpulkan bahwa

autisme merupakan kumpulan sindrom yang mengganggu saraf sehingga

menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan yang bersifat kompleks dan

berat (pervasive) yang mulai terlihat pada anak sebelum anak mencapai usia 3

tahun, dimana gangguan ini meliputi gangguan komunikasi, interaksi sosial,

emosi, imajinasi, bahkan kemampuan motorik anak.

1. Gejala Autisme

Gejala autis sangat bervariasi sebagian anak berperilaku hiperaktif dan

agresif atau menyakiti diri sendiri, tapi ada pula yang pasif. Anak autis cenderung

sangat sulit mengendalikan emosi dan sering tempertantrum (menangis dan

mengamuk). Kadang-kadang anak autis menangis, tertawa, atau marah-marah

tanpa sebab yang jelas. Gejala yang sangat menonjol dari seorang anak yang

menderita autis adalah sikap anak yang cenderung tidak memperdulikan

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

56

lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah-olah menolak berkomunikasi

dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri (Laksita, 2003:33).

Menurut Wiyani (2014:194-195) gejala autis akan tampak semakin jelas

setelah anak mencapai usia tiga tahun, yaitu berupa :

a. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal/non-verbal

Telambat bicara; Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang

lain; Bicara tidak digunakan untuk berkomunikasi; Banyak meniru/membeo

(echolalia); Tidak memiliki keinginan/usaha untuk mengimbangi komunikasi

dengan cara lain selain bicara; Bila menginginkan sesuatu anak autis akan

menarik tangan yang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan

sesuatu untuknya.

b. Gangguan dalam bidang interaksi sosial

Cuek terhadap lingkungan; Menolak atau menghindar untuk bertatapan mata;

Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain; Ekspresi wajah

kurang; Tidak mau bermain dengan teman sebayanya, Suka bermain dengan

dirinya sendiri; Cara bermain kurang variatif/beragam; kurang imajinatif;

c. Gangguan dalam bidang perilaku

Pada anak autis akan terlihat adanya perilaku berlebihan dan kekurangan;

Adanya perilaku yang berlebihan, seperti hiperaktivitas tidak bisa diam, lari

kesana-kesini tak terarah, melompat-lompat, berputar-putar, memukul-mukul

meja atau pintu, mengulang-ulang suatu gerakan tertentu; Adanya perilaku

yang kekurangan seperti duduk diam termangu dengan tatapan kosong,

Tertarik pada berda yang berputar/bergerak; Melakukan rutinitas/gerakan yang

aneh dan diulang-ulang.

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

57

d. Gangguan dalam bidang perasaan/emosi

Sering mengamuk tak terkendali (tempertantrum) terutama bila tidak mendapat

apa yang diinginkannya; Tidak adanya/kurang rasa empati, seperti ketika

melihat temannya menangis ia tidak merasa kasihan melainkan merasa

terganggu sehingga anak yang sedang menangis tadi akan didatangi dan

dipukulnya; Tertawa sendiri, menangis/marah tanpa sebab yang nyata.

e. Gangguan dalam persepsi sensori

Mencium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja; Bila

mendengar suara keras ia akan langsung menutup telinga; Merasa sangat tidak

nyaman jika memakai pakaian dari bahan yang kasar.

Para orangtua, keluarga, guru, atau pihak-pihak lain diharapkan memiliki

kepekaan terhadap anak, apabila terlihat gejala-gejala seperti yang telah

disebutkan di atas maka patut dilakukan tindakan sedini mungkin. Misalnya saja

observasi atau pemeriksaan medis maupun psikologis, karena patut dicurigai anak

menderita gangguan autisme. Hal ini dimaksudkan agar anak mendapatkan

penanganan sedini mungkin agar gangguan autisnya tidak mengganggu

perkembangan anak.

2. Jenis-jenis Autisme

Banyak orang mengetahui tentang gangguan autisme pada anak, namun

tidak mengetahui bahwa ternyata autisme ini memiliki berbagai macam jenis, jika

dilihat dari waktu sejak kapan anak tersebut dinyatakan mengalami gangguan

autisme, Wiyani (2014:188) mengatakan bahwa autisme dibagi menjadi dua tipe

yakni:

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

58

a. Autisme Klasik (Infantil)

Autisme tipe ini terjadi saat pre-natal (selama kehamilan), yaitu pada saat

usia kehamilan 3-6 bulan yang menyebabkan 70%-80% anak yang dilahirkan

akan mengalami retardasi mental, penyebabnya adalah adanya kelainan genetik.

b. Autisme Regresif

Autisme tipe ini terjadi pasca natal (setelah kelahiran) yaitu pada saat anak

berusia 15-18 bulan, dimana pada awalnya anak tersebut perkembangannya

normal namun pada bulan ke 15-18 terjadi banyak kemunduran dan kelainan

biologis yang memerlukan intervensi medis. Biasanya penyebabnya selain

memiliki predisposisi genetic yang lemah juga dipengaruhi oleh faktor pencetus

yang sangat bervariasi, misalnya adalah makanan, zat adictif serta logam timbal.

Klasifikasi autisme menurut ICD (International Classification of Diseases)

dan DSM–IV APA (American Psychiatric Association) dalam Lakshita (2013:16-

17) dikelompokkan menjadi 5 jenis yakni:

a. Chilhood Autisme (Autisme masa kanak-kanak)

Chilhood Autisme yaitu gangguan perkembangan yang gejalanya tampak

sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Ciri-ciri gangguan autisme masa kanak-

kanak, gangguan komunikasi, antara lain: Perkembangan bicara terlambat, bahasa

stereotip (diulang-ulang), tidak mampu bermain imajinatif. Gangguan Interaksi

sosial, antara lain: Kegagalan untuk bertatap muka, ketidakmampuan untuk

berempati, kegagalan membina hubungan sosial dengan teman sebaya. Gangguan

perilaku, antara lain: Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang,

Menunjukkan emosi yang tidak wajar, Adanya preokupasi yang terbatas pada

perilaku yang abnormal.

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

59

b. Pervasive developmental disorder not otherwise specified (PDD-NOS)

PDD-NOS yaitu gangguan autis yang tidak umum dan terdapat

ketidakmampuan pada beberapa perilaku. Ciri-ciri PDD-NOS, yaitu: Masih dapat

bertatap mata, Ekspresi fascial tidak terlalu datar, Masih bisa diajak bergurau.

c. Rett’s Syndrome (Sindrom Rett)

Sindrom Rett yaitu gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak

perempuan. Ciri-ciri sindrom rett, yaitu: pada masa kehamilan sampai saat

melahiran normal dan lingkar kepala normal saat lahir, Perkembangan mengalami

kemunduran pada usia 6 bulan, Pertumbuhan kepala berkurang pada usia 5 bulan

sampai 4 tahun, Gerakan yang terarah hilang dan disertai dengan gangguan

komunikasi serta penarikan diri secara sosial.

d. Childhoom disintegrative disorder (gangguan disintegratif masa kanak-kanak)

Childhoom disintegrative disorder yaitu gangguan perkembangan yang

sangat baik selama beberapa tahun sebelum terjadi kemunduran yang hebat. Ciri-

ciri CDD, yaitu: Bicara mendadak berhenti, Mulai menarik diri, Perilaku stereotip.

e. Asperger Syndrome (AS)

Sindrom asperger yaitu gangguan perkembangan yang dialami pada masa

anak-anak dan lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada wanita. Ciri-ciri

AS, yaitu: Mengalami gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial perilaku,

Pandai bicara tetapi agak terlambat, Komunikasi hanya berjalan searah, Memiliki

otak yang cerdas dan daya ingat yang kuat, Memiliki sifat yang kaku dan sulit

dalam belajar bersosialisasi.

.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

60

3. Karakteristik Penderita Autisme

Menurut Power yang dikutip oleh Laksita (2013:13) karakteristik anak

dengan autis adalah adanya enam gangguan dalam bidang yaitu interaksi sosial,

komunikasi (bahasa dan bicara), perilaku-emosi, pola bermain, gangguan sensorik

dan motorik, perkembangan lambat atau tidak normal.

Karakteristik anak dikatakan autis, yang didefinisikan oleh World Health

Organization, yang terdapat dalam ICD (International Classification Of Disease),

edisi ke-10 dan The DSM – IV (Diagnostic Atatistical Manual), edisi ke-4,

dikembangkan oleh American Psychiatric Association (Lakshita, 2013:34-37).

Definisi gangguan autistik dalam DSM – IV sebagai berikut: Terdapat paling

sedikit enam pokok dari kelompok 1, 2, dan 3 yang meliputi paling sedikit 2

pokok dari kelompok 1, paling sedikit 1 dari kelompok 2 dan paling sedikit 1

pokok dari kelompok 3 yaitu:

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh paling sedikit

2 diantara yang berikut ini:

1) Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal,

seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur dan gerak isyarat untuk

melakukan interaksi sosial.

2) Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya.

3) Ketidakmampuan merasakan kegembiraan oarang lain.

4) Kekurangmampuan dalam hubungan emosional.

b. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit

1 dari yang berikut ini:

1) Keterlambatan dalam berbicara.

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

61

2) Ketidakmampuan untuk memulai atau melanjutkan percakapan.

3) Penggunaan bahasa yang repetitik (diulang-ulang).

4) Kurang beragamnya spontanitas.

c. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitik, destereotif seperti yang

ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini:

1) Keasyikan pada satu atau lebih pada minat yang terbatas.

2) Kepatuhan yang didorong oleh rutinitas yang spesifik.

3) Perilaku gerakan stereotip dan repetitik.

4) Keasyikan terus-menerus pada bagian dan sebuah benda. Perkembangan

abnormal atau terganggu sebelum usia 3 tahun seperti yang ditunjukkan

oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal dan paling terbatas.

Karakteristik-karakteristik yang disebutakan diatas merupakan ciri khusus

yang dimiliki oleh anak yang mengalami gangguan autis, karakteristik tersebut

yang membedakan antara anak autis dengan anak-anak berkebutuhan khusus

lainnya. Dengan melihat karakteristik anak autis diharapkan orangtua atau guru

bisa mengidentifikasi sedini mungkin bila ada keanehan perilaku pada anak yang

diduga mengalami gangguan autisme, serta memberikan pelayanan yang tepat dan

sesuai dengan kebutuhan anak autis tersebut.

4. Faktor Penyebab Autisme

Sampai saat ini sebenarnya penyebab autis masih terus dicari dan masih

dalam penelitian para ahli. Widyawati mengemukakan bahwa ada berbagai teori

tentang penyebab autisme yaitu teori psikososial, teori biologis, dan teori

imunologi. Teori biologi menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat antara

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

62

reterdasi mental (75-80 %) dengan gangguan autisme, serta adanya beberapa

kondisi medis dan genetik yang mempunyai hubungan dengan ganguan autisme.

Teori imunologi menjelaskan ditemukannya penurunan respon dari sistem imun

pada beberapa anak autis. Ditemukannya antibodi beberapa ibu terhadap antigen

lekosit anaknya yang autis memperkuat dugaan ini karena ternyata antigen lekosit

tersebut juga ditemukan pada sel-sel otak janin sehingga antibodi ibu dapat secara

langsung merusak jaringan syaraf otak janin yang menjadi penyebab terjadinya

autisme (Hadis, 2006:44 - 46). Beberapa teori lain mengatakan bahwa gangguan

autisme pada anak disebabkan oleh virus seperti rubella, toxo, herpes, jamur,

nutrisi buruk, pendarahan, dan keracunan makanan disaat ibu hamil. Hal tersebut

dapat menghambat pertumbuhan sel otak pada bayi sehingga fungsi otaknya

terganggu, terutama fungsi pemahaman, interaksi, dan komunikasi (Wiyani,

2014:199).

Gangguan autisme biasanya muncul saat anak berusia dibawah tiga tahun,

pada usia ini perkembangan anak harusnya berjalan dengan sangat pesat, tapi tiba-

tiba perkembangan tersebut mengalami kemunduran atau bahkan terhenti,

gangguan perkembangan inilah yang menyebabkan anak mengalami gangguan

autisme. Seperti yang telah diketahui bahwa penyebab autisme belum diketahui

secara pasti namun berikut ini ada beberapa faktor yang diduga merupakan

penyebab autisme pada anak:

a. Gangguan Susunan Syaraf Pusat

Ditemukan adanya gangguan susunan syaraf pusat pada otak anak dengan

gangguan autisme. Terdapat pengurangan jumlah sel purkinje di dalam otak

yang menyebabkan produksi serotonin kurang, akibatnya proses penyaluran

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

63

informasi antar otak menjadi kacau. Selain itu ditemukan juga kelainan struktur

pada pusat emosi di dalam otak sehingga emosi anak yang mengalami

gangguan autisme sering terganggu (Wiyani, 2014:197).

b. Gangguan Metabolisme (Sistem Pencernaan)

Ternyata ada hubungannya antara gangguan pencernaan dengan gangguan

autisme, inilah yang menyebabkan anak autis sering mengalami kesulitan

makan. Kesulitan makan ini misalnya anak tidak mau atau menolak untuk

makan, kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan

jumlah sesuai dengan usia secara fisiologis (alamiah atau wajar) mulai dari

membuka mulut tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap

di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin atau

obat tertentu.

c. Peradangan Dinding Usus

Pada sejumlah anak dengan gangguan autisme umumnya memiliki masalah

dengan pencernaan dan ditemukan adanya peradangan usus. Peradangan usus

ini diduga disebabkan oleh virus seperti virus campak, inilah yang

menyebabkan banyak orangtua menolak imunisasi MMR (measles, mumps,

rubela) karena diduga menjadi penyebab gangguan autisme pada anak

(Wiyani, 2014:197).

d. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan penyebab umum dari gangguan autisme pada anak.

ada beberapa gen yang terkait autisme, secara umum para ahli

mengidentitifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan autisme, gen tersebut

berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

64

sel otak berkomunikasi. Menurut National Institute of Health keluarga yang

memiliki satu anak autis memiliki peluang 1-20 kali lebih besar melahirkan

anak yang autis juga. Selain itu ditemukan adanya hubungan antara autisme

dengan sindrom fragile-X, yaitu suatu keadaan abnormal dari kromosom X

dimana gejalanya seperti reterdasi mental ringan sampai berat, daya ingat

jangka pendek buruk, kejang, dan hiper-refleksi. Keadaan abnormal pada

kromosom X inilah yang menyebabkan perbandingan antara laki-laki dan

perempuan yang mengalami gangguan autisme adalah 1:4 (Hadis, 2006:45).

e. Keracunan Logam Berat

Saat ini banyak ditemukan makan, minuman serta mainan anak-anak yang

mengandung bahan logam berat. Kandungan logam berat tersebut diduga

sebagai penyebab kerusakan otak pada anak autis dengan ditemukannya

kandungan logam berat dan beracun pada banyak anak dengan gangguan

autisme. Hal ini dikarenakan terjadi sekresi logam berat dari tubuh terganggu

secara genetik, beberapa logam berat seperti arsenik (As), anti-moni (Sb),

kadmium (Cd), air raksa (Hg) dan timbal (Pb) menjadi racun otak yang sangat

kuat (Wiyani, 2014:198).

E. Perkembangan Sosio-Emosional Anak Autis

Perkembangan sosial dan emosional merupakan dua aspek yang belainan,

namun dalam kenyataannya keduanya sangat erat hubungannya dan saling

mempengaruhi, walaupun masing-masing memiliki kekhususannya. Dasar utama

pengembangan perilaku sosial dan emosional adalah mengarahkan pribadi anak

agar sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarkat oleh karena

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

65

itu munculah istilah perkembangan sosio-emosional. Perkembangan sosio-

emosional adalah pola gerakan atau perubahan yang meliputi perubahan pada

hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan

kepribadian. Selama periode ini anak-anak belajar mandiri dan menjaga diri

sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,

mengidentifikasi huruf) dan meluangkan waktu bermain bersama dengan teman-

teman sebayanya (Hapsari, 2016:280).

Perkembangan sosio-emosional terbentuk sebagai hasil dari interaksi

individu dalam berbagai situasi sepanjang waktu. Pola emosi membantu

membentuk konsep diri pada anak yang menentukan bagaimana anak melihat

dirinya sendiri. Perkembangan emosi anak juga berhubungan dengan bagaimana

anak mengekspresikan perasaan secara verbal maupun non verbal serta

kemampuannya menyatakan atau memperlihatkan kepekaan dan empatinya

terhadap orang lain. Jadi perkembangan sosio-emosional merupakan suatu

perubahan pada hubungan anak dengan orang lain, baik emosinya maupun

kepribadiannya yang akan mempengaruhi proses penyesuaian dirinya dan

memperoleh kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial. Proses

sosial-emosi (socioemotional proces) melibatkan perubahan dalam hubungan

seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian.

Pada masa kanak-kanak awal perkembangan sosio-emosional lebih

menekankan pada bagaimana anak mengidentifikasi dan memahami perasaannya

sendiri, memahami kondisi emosi orang lain, mengelola emosi dan

mengekspresikan dalam bentuk yang lebih baik, mengatur perilaku sendiri,

membangunkan empati pada orang lain, serta menjalin dan memelihara hubungan

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

66

dengan orang lain (Soetjiningsih, 2014:213). Perkembangan sosio-emosional anak

pada masa kanak-kanak akhir diharapkan anak mampu berinteraksi dengan teman

sebaya, orang lain, dan lingkungannya lebih luar, egosentrisme sudah berkurang,

tetapi melihat kenyataan masih berdasarkan informasi yang terbatas, memiliki

keinginan kuat untuk menjadi anggota kelompok, penyesuaian terhadap berbagai

nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku di dalam suatu kelompok, lebih bisa

mengontrol emosi sehingga emosi lebih tenang dan cara mengungkapkannya

dalam bertuk verbal, anak masih suka bermain tapi waktunya sudah mulai

berkurang (Soetjiningsih, 2014:266).

Anak autis memiliki gangguan pada beberapa aspek diantaranya adalah

gangguan yang berkaitan dengan perkembangan sosio-emosional anak autis hal

inilah yang menyebabkan perkembangan sosial dan emosionalnya jauh tertinggal

dari anak-anak seusianya yang normal. Menurut Hadis (2006:83)

mengkategorikan hambatan dalam perkembangan sosio-emosional kedalam tiga

area: Sosiabilitas; ketertarikan dan keinginan untuk berada bersama orang lain,

Kelekatan; pemahaman dan ekspresi emosi, ditambah satu kategori dari

perkembangan normal yaitu perilaku yang berhubungan dengan keberhasilan

sosial (seperti bermain dan keterampilan adaptif). Anak autis akan mengalami

gangguan sosio-emosional dalam bentuk interaksi sosial yang tidak memadai,

tidak bisa bemain dengan teman sebaya, tidak dapat merasakan apa yang

dirasakan orang lain, serta kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal

balik.

Terkadang anak-anak normal juga ada yang penyendiri atau tidak banyak

bergaul dengan orang lain, namun anak normal tetap menyadari kehadiran orang

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

67

lain di sekitarnya yang hidup dalam suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat

norma-norma dan aturan yang harus di taati agar dapat diterima dalam lingkungan

tersebut. Berbeda dengan anak-anak autis yang tidak mempunyai kesadaran akan

hal-hal tersebut. Anak autis tidak mempunyai ketertarikan, perhatian dan motivasi

sosial. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya atau sedikitnya kontak mata atau

input auditori, tidak memiliki keinginan untuk melakukan interaksi sosial sama

sekali, serta tidak berusaha mencari perhatian dari orang lain. Hal inilah yang

menyebabkan perkembangan sosio-emosional pada anak autis harus mendapat

perhatian dan penanganan yang sesuai sehingga kalaupun dia tidak bisa sembuh

dari gangguan sosio-emosionalnya, setidaknya anak autis bisa belajar untuk

melakukan interaksi sosial secara timbal balik dan mengendalikan emosinya. Hal

ini akan sangat berguna bagi perkembangan anak autis ke depannya karena

dengan ikut berinterasiksi sosial maka seiring berjalannya waktu anak autis akan

terbiasa untuk keluar dari dunianya sendiri.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Analisis perkembangan sosio-emosional anak autis juga didukung oleh

penelitian yang relevan, yakni penelitian dalam bentuk deskriptif yang dilakukan

oleh Natalia Yessi Chirtianawati (2008) judul skripsi “Peran Ayah Terhadap

Perkembangan Sosio-Emosional Anak Autis”. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa ayah memiliki peran yang begitu

penting dalam perkembangan sosio-emosional anak yang mengalami gangguan

autisme. Ayah selain berkewajiban mencari nafkah juga berperan dalam proses

perkembangan anak yakni sebagai penyedia dan pemberi fasilitas, pemberi

Page 61: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

68

pengasuhan dan perlindungan, pembuat keputusan penyelesaian masalah,

pendidik dan pendisiplin anak yang menjadikan anak sosial, perencana masa

depan anak, serta berperan sebagai teman bermain dan berdialog anak. ketiga

subjek penelitian (KL, AV, dan NV) telah melakukan peran sebagai ayah dengan

sangat baik, walaupun dibutuhkan kesabaran yang lebih untuk melihat hasil dari

perkembangan sosio-emosional anaknya yang mengalami gangguan autisme.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan peneliti

mempunyai beberapa kesamaan. Pertama dari segi jenis penelitian sama-sama

menggunakan penelitian deskriptif. Kedua teknik pengumpulan data yaitu sama-

sama menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga tema

penelitian yang digunakan sama-sama mengenai perkembangan sosio-emosional

anak autis. Penelitian ini selain memiliki persamaan, juga memiliki perbedaan.

Pertama dari segi fokus masalah, peneliti terdahulu memfokuskan peran ayah

dalam perkembangan sosio-emosional anak autis, sedangkan peneliti

memfokuskan masalah pada perkembangan sosio-emosional anak autis. Kedua

dari segi subjek penelitian, peneliti terdahulu menggunakan subyek penelitian

ayah dari anak yang autis, sedangkan peneliti menggunakan subyek anak/peserta

didik dengan gangguan autis. Ketiga dari segi tempat pelaksanaan penelitian,

peneliti terdahulu melakukan penelitian di kabupaten Kajen kota Pekalongan,

sedangkan peneliti melakukan penelitian di di SDN Sumbersari 2 Malang.

Page 62: BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anakeprints.umm.ac.id/35600/3/jiptummpp-gdl-nurirosyad-49786-3-babiil... · Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak

69

Mendeskripsikan pola perilaku sosial dan emosi anak autis di SDN Sumbersari

2 Malang. Mendiskripsikan perkembangan sosio-emosional anak autis di SDN

Sumbersari 2 Malang. Mendiskripsikan tindakan guru/sekolah untuk

mengoptimalkan perkembangan sosio-emosional anak autis di SDN Sumbersari

2 Malang.

G. Kerangka Pikir

Perkembangan sosio-emosional merupakan suatu perubahan pada hubungan

anak dengan orang lain, baik emosinya maupun kepribadiannya yang akan

mempengaruhi proses penyesuaian dirinya dan memperoleh kemampuan

untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial.

Pada observasi awal inilah peneliti melihat bahwa terdapat tiga anak autis di

SDN Sumbersari 2 Malang. Ketiga siswa autis tersebut kurang bisa

mengontrol emosinya, bahkan kadang anak autis terlihat menyendiri tidak

ikut bermain dengan teman-teman sebayanya saat waktu istirahat.

Observasi Awal

1. Bagaimana pola perilaku sosial dan emosi anak autis di SDN Sumbersari 2

Malang?

2. Bagaimana perkembangan sosio-emosional yang dialami anak autis di

SDN Sumbersari 2 Malang?

3. Bagaimana tindakan guru/sekolah untuk mengoptimalkan perkembangan

sosio-emosional anak autis di SDN Sumbersari 2 Malang?

Melakukan penelitian, dengan teknik pengumpulan data:

Wawancara, Observasi, Dokumentasi