2. landasan teori 2.1. pendahuluan - dewey.petra.ac.id · pendahuluan keterlambatan dalam ... dalam...

20
4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang selama ini berusaha dihindari oleh Kontraktor karena akan berpotensi menyebabkan kerugian baik dari segi waktu maupun biaya. Oleh karena itu diterapkan penjadwalan proyek sebagai peta yang menunjukan proses pelaksanaan aktivitas proyek, alat komunikasi antar personil, dan sebagai sarana untuk memprediksi dan mengontrol ketepatan dan kelancaran pelaksanaan setiap aktivitas pada proyek konstruksi (AGC of Amerika,1994). Namun dalam prakteknya tetap saja keterlambatan sangat sulit dihindari dikarenakan proyek konstruksi bersifat dinamis, sehingga selalu ada perubahan dari perencanaan awal saat pelaksanaan proyek. Dengan kondisi lapangan yang sangat minim kemungkinan untuk tidak adanya perubahan di tengah pelaksanaan konstruksi, proses klaim menjadi tidak terhindarkan. Klaim yang selalu diajukan ketika terjadi keterlambatan adalah klaim kompensasi waktu dan biaya (Gilbreath, 1992). Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta yang merujuk pada dokumen pokok, pasal-pasal kontrak, laporan dari saksi ahli dan foto dokumentasi (Stokes, 1990). Time Impact Analysis (TIA) adalah salah satu metode delay analysis proyek yang cocok untuk menentukan jumlah kompensasi yang layak didapatkan oleh pihak kontraktor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Time Impact Analysis (TIA) diterima lebih baik daripada metode delay analysis lainnya oleh pengadilan karena secara logis memberikan detail yang lengkap pada hasil analisanya. Meskipun tidak menjamin keberhasilan penggugat dalam pengajuan klaim, dikarenakan standarisasi dari metode delay analysis yang tidak diatur oleh pengadilan dan hukum untuk penggunaanya. Studi ini juga menunjukan bahwa proyek yang melakukan penjadwalan secara rutin, terutama jika didukung dengan kemajuan teknologi komputer dan tenaga ahli seharusnya tidak akan mengalami kesulitan dalam menggunakan Time Impact Analysis (TIA) (Arditi dan Pattanakitchamroon, 2008).

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

4 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pendahuluan

Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang selama ini

berusaha dihindari oleh Kontraktor karena akan berpotensi menyebabkan kerugian

baik dari segi waktu maupun biaya. Oleh karena itu diterapkan penjadwalan proyek

sebagai peta yang menunjukan proses pelaksanaan aktivitas proyek, alat

komunikasi antar personil, dan sebagai sarana untuk memprediksi dan mengontrol

ketepatan dan kelancaran pelaksanaan setiap aktivitas pada proyek konstruksi

(AGC of Amerika,1994).

Namun dalam prakteknya tetap saja keterlambatan sangat sulit dihindari

dikarenakan proyek konstruksi bersifat dinamis, sehingga selalu ada perubahan dari

perencanaan awal saat pelaksanaan proyek. Dengan kondisi lapangan yang sangat

minim kemungkinan untuk tidak adanya perubahan di tengah pelaksanaan

konstruksi, proses klaim menjadi tidak terhindarkan. Klaim yang selalu diajukan

ketika terjadi keterlambatan adalah klaim kompensasi waktu dan biaya (Gilbreath,

1992). Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan

berisi fakta yang merujuk pada dokumen pokok, pasal-pasal kontrak, laporan dari

saksi ahli dan foto dokumentasi (Stokes, 1990).

Time Impact Analysis (TIA) adalah salah satu metode delay analysis

proyek yang cocok untuk menentukan jumlah kompensasi yang layak didapatkan

oleh pihak kontraktor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Time Impact

Analysis (TIA) diterima lebih baik daripada metode delay analysis lainnya oleh

pengadilan karena secara logis memberikan detail yang lengkap pada hasil

analisanya. Meskipun tidak menjamin keberhasilan penggugat dalam pengajuan

klaim, dikarenakan standarisasi dari metode delay analysis yang tidak diatur oleh

pengadilan dan hukum untuk penggunaanya. Studi ini juga menunjukan bahwa

proyek yang melakukan penjadwalan secara rutin, terutama jika didukung dengan

kemajuan teknologi komputer dan tenaga ahli seharusnya tidak akan mengalami

kesulitan dalam menggunakan Time Impact Analysis (TIA) (Arditi dan

Pattanakitchamroon, 2008).

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

5 Universitas Kristen Petra

Dalam perkembangannya di luar Indonesia, seringkali Kontraktor

menggunakan metode ini untuk menilai dampak dari aktivitas perubahan atau

keterlambatan ketika proyek sedang berjalan. Beberapa Owner juga meminta

Kontraktor untuk menyertakan hasil analisa Time Impact Analysis (TIA) untuk

mendapatkan perpanjangan waktu (Roman L Weil, 2009).

2.2. Keterlambatan Proyek

Keterlambatan proyek terjadi ketika ada periode yang tidak berguna atau

menganggu yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Arditi dan Patel,

1989). Keterlambatan proyek dikategorikan menjadi 3 jenis utama, yaitu:

Compensable, Excusable dan Non Excusable (Kraiem dan Dickman, 1987).

2.2.1. Compensable Delays

Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delays)

adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan

pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanya mendapatkan kompensasi berupa

perpanjangan waktu dan tambahan biaya operasional yang perlu selama

keterlambatan pelaksanaan tersebut. Berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan, beberapa contoh penyebab keterlambatan yang masuk dalam jenis

keterlambatan compensable adalah keterlambatan penyediaan material, perubahan

lingkup pekerjaan, persetujuan izin kerja yang lama, dan perencanaan gambar atau

spesifikasi yang salah atau tidak lengkap (Kraiem dan Dickman, 1987).

2.2.2. Excusable Delays

Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable delays) adalah

keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian diluar kendali owner dan kontraktor.

Keterlambatan ini dikenal sebagai Force Majeur dalam kontrak (Arditi dan Patel,

1989). Pada keterlambatan ini kontraktor hanya mendapatkan kompensasi berupa

perpanjangan waktu saja tanpa ada kompensasi biaya yang diberikan oleh owner

(Kraiem dan Dickman, 1987). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan,

beberapa contoh penyebab keterlambatan yang masuk dalam jenis keterlambatan

excusable adalah terjadinya hal-hal tidak terduga (kebakaran, banjir, badai, gempa

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

6 Universitas Kristen Petra

bumi, cuaca buruk), adanya respon yang menentang pembangunan proyek dari

lingkungan sekitar, dan keadaan sosial politik suatu negara yang tidak stabil

(Soeharto, 1995).

2.2.3. Non Excusable Delays

Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non Excusable delays) adalah

keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian, atau kesalahan dari pihak

kontraktor, oleh karena itu pada keterlambatan jenis ini kontraktor tidak

mendapatkan kompensasi apapun. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan,

berikut beberapa contoh penyebab keterlambatan yang masuk dalam jenis

keterlambatan non excusable adalah pngelolaan finansial yang kurang baik,

perbaikan pekerjaan yang salah atau cacat, kesalahan perencanaan tenaga kerja, dan

keterlambatan penyediaan sumber daya (Arditi dan Patel, 1989).

2.3. Klaim Konstruksi

Dalam pelaksanaan proyek yang bersifat dinamis sering ditemui

perubahan-perubahan baik dalam lingkup pekerjaan ataupun hambatan-hambatan

yang berpotensi menimbulkan keterlambatan. Keterlambatan pada proyek

mengakibatkan munculnya klaim dari pihak yang merasa dirugikan yaitu owner

atau kontraktor. Klaim pada konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau

sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna

jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub-penyedia jasa

atau pemasok bahan atau antara pihak luar dan pengguna/penyedia jasa yang

biasanya mengenai permintaan pertambahan waktu, biaya atau kompensasi lain

(Yasin, 2004).

2.3.1. Jenis-Jenis Klaim

Berdasarkan jenisnya klaim dibagi menjadi tiga bagian, yaitu klaim

tambahan biaya dan waktu, klaim biaya tak langsung (overhead), klaim tambahan

waktu (tanpa tambahan biaya).

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

7 Universitas Kristen Petra

1. Klaim tambahan biaya dan waktu

Klaim ini adalah klaim yang paling sering terjadi akibat keterlambatan

penyelesaian pekerjaan. Klaim ini berkaitan dengan keterlambatan yang

bersifat compensable.

2. Klaim biaya tak langsung (overhead)

Klaim ini terjadi akibat keterlambatan pelaksanaan proyek yang disebabkan

oleh pihak Owner, sehingga pihak Kontraktor membutuhkan tambahan biaya

overhead dengan alasan biaya ini bertambah karena pekerjaan belum selesai.

3. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya)

Klaim yang terjadi akibat keterlambatan pelaksanaan proyek baik yang

disebabkan oleh Owner ataupun hal-hal yang tidak terduga seperti banjir,

gempa bumi, kebakaran. Penyebab lainnya yang diluar kuasa Kontraktor

seperti terjadi kerusuhan atau pengrusakan akibat pihak ketiga. Klaim ini

berkaitan dengan keterlambatan yang bersifat excusable.

2.3.2. Prosedur Pengajuan Klaim

Pengajuan klaim perpanjangan waktu penyelesaian proyek merupakan

usaha yang dilakukan kontraktor untuk terbebas dari sanksi keterlambatan akibat

proyek yang tidak selesai tepat waktu, dimana tambahan waktu yang diajukan ke

pihak Owner belum tentu diterima. Syarat pengajuan adalah klaim harus disiapkan

secara tertulis, dengan berisikan fakta-fakta yang dapat membuktikan bahwa yang

mengajukan klaim berhak untuk mendapatkannya dan walaupun tidak ada format

yang baku, klaim harus disusun secara logis dan berisi banyak fakta yang merujuk

pada dokumen-dokumen pokok, laporan saksi ahli, dan foto dokumentasi klaim

(Stokes,1990).

Begitu juga untuk melaksanakan evaluasi pada pengajuan klaim

dibutuhkan beberapa dokumen yaitu: Dokumen kontrak, perubahan – perubahan

pekerjaan, ringkasan pekerjaan tambah/kurang yang telah disetujui, risalah rapat,

korespondensi dengan Kontraktor, jadwal pelaksanaan, foto-foto dokumentasi

proyek dan laporan lainnya yang mendukung klaim tersebut (Yasin, 2008).

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

8 Universitas Kristen Petra

2.4. Metode Analisa Keterlambatan

Metode analisa keterlambatan adalah suatu metode yang menyelidiki

bagaimana suatu keterlambatan berdampak pada aktivitas lainnya, tanggal

selesainya proyek, dan menentukan berapa banyak durasi keterlambatan yang

disebabkan oleh masing-masing pihak (Alkass et al, 1995). Berikut dapat dilihat

pada tabel 2.1 macam-macam metode analisa keterlambatan yang diklasifikasikan

berdasarkan literature dan nama lainnya.

Tabel 2.1: Macam-macam metode analisa keterlambatan

Sumber: (Ndekugri, Braimah, Gameson; 2008)

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

9 Universitas Kristen Petra

Diantara beberapa metode analisa keterlambatan, metode yang paling

sering dibahas dalam banyak literatur adalah As-planned versus as-built, impacted

as-planned, collapsed as-built, time impact analysis (Dayi, 2010). Penelitian yang

telah dilakukan menunjukan analisa frekuensi dari penggunaan metode Delay

Analysis dan tingkat diterimanya ditunjukan pada gambar 2.1. Pada gambar tersebut

menunjukan dari 64 kasus yang diteliti, 12 kasus dianalisa dengan metode Time

Impact Analysis (TIA) dengan tingkat diterima pada pengadilan/hukum paling

tinggi dengan nilai 3.83 (Arditi dan Pattanakitchamroon, 2008).

Gambar 2.1: Frekuensi penggunaan metode Delay Analysis dan Indeks

diterimanya pada pengadilan/hukum.

Sumber: (Arditi and Pattanakitchamroon, 2008)

Penelitian lain yang juga membandingkan beberapa metode analisa

keterlambatan dalam menyelesaikan klaim konstruksi menyebutkan bahwa Time

Impact Analysis (TIA) membutuhkan data yang lebih banyak untuk analisanya

dibanding metode lain. Hal ini membuat Time Impact Analysis (TIA) memiliki

kelebihan dibanding metode lain, yaitu mengevaluasi penyebab keterlambatan

secara detail melalui fragnet sehingga menghasilkan hasil analisa dari dampak

keterlambatan secara sistematis (Arditi dan Pattanakitchamroon, 2006).

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

10 Universitas Kristen Petra

2.5. Time Impact Analysis (TIA)

Definisi dari Time Impact Analysis (TIA) adalah suatu bentuk analisa

keterlambatan yang digunakan pada proyek konstruksi, untuk menentukan durasi

keterlambatan yang bukan tanggung jawab kontraktor (Calvey dan Winter,2006).

Analisa Time Impact Analysis (TIA) sendiri menggunakan model fragnet pada

aktivitas keterlambatan dan metode CPM untuk menentukan jalur kritisnya pada

jadwal rencana (Ndekugri; Braimah; dan Gameson, 2008). Penggunaan Software

penjadwalan dalam pelaksanaan analisa Time Impact Analysis (TIA) akan sangat

membantu terutama untuk proyek yang memiliki banyak aktivitas (Livengood,

2007).

Berdasarkan sifatnya Time Impact Analysis (TIA) bisa dibedakan menjadi

dua tipe yaitu prospective dan retrospective. Pada sifat prospective analisa Time

Impact Analysis (TIA) melihat kedepan (forward looking). Analisa ini dilakukan

ketika ada perubahan atau keterlambatan yang akan dihadapi sehingga durasi

keterlambatan belum diketahui pasti, dengan cara mengilustrasikan atau

memprediksi dampak dari keterlambatan pada CPM. Sedangkan pada sifat

retrospective analisa dilakukan pada keterlambatan yang telah berlalu, untuk

menilai dampak keterlambatan pada CPM (Barba,2005). Dari segi pelaksanaannya

analisa Time Impact Analysis (TIA) secara prospective dan retrospective hanya

berbeda pada penggunaan durasi waktunya saja dimana pada prospective durasi

waktu diperkirakan sedangkan pada retrospective durasi waktu diambil sesuai data

yang terjadi di lapangan.

2.5.1. Fungsi

Time Impact Analysis (TIA) dibedakan menjadi dua tipe yaitu prospective

dan retrospective. Pada tipe prospective analisa ini berfungsi sebagai sarana

monitoring terhadap pernjadwalan proyek, sedangkan pada tipe restrospective

berfungsi untuk menentukan durasi perpanjangan waktu yang layak didapatkan

oleh kontraktor.

1. Sebagai sarana monitoring terhadap penjadwalan proyek.

Time Impact Analysis (TIA) juga bisa digunakan sebagai analisa internal

untuk mengevaluasi keterlambatan dan menilai durasi yang perlu dikejar oleh

pihak Kontraktor akibat keterlambatan (Calvey dan Winter,2006).

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

11 Universitas Kristen Petra

2. Menentukan durasi perpanjangan waktu yang layak didapatkan oleh

Kontraktor.

Melalui analisa Time Impact Analysis (TIA) durasi perpanjangan waktu

dihasilkan dengan menghitung selisih antara tanggal selesai proyek sebelum

dan sesudah penambahan aktivitas pada CPM (Ndekugri; Braimah; dan

Gameson, 2008). Dimana aktivitas yang ditambahkan tersebut harus masuk

dalam kategori keterlambatan excusable dan compensable.

2.5.2. Tools

Dalam penerapannya Time Impact Analysis (TIA) membutuhkan As-

Planned Schedule yang perlu dilengkapi dengan CPM, dan jadwal tersebut perlu

diperbarui secara berkala dalam As-Built Schedule. Proyek yang memiliki sistem

administrasi baik dalam memperbarui jadwal nya akan sangat membantu dalam

penggunaan metode ini (Arditi dan Pattanakitchamroon, 2006).

2.5.2.1. As-Planned Schedule

Jadwal kerja yang orisinil yang telah disiapkan oleh kontraktor di awal

pekerjaan disebut sebagai as-planned schedule. Jadwal proyek ini dipersiapkan

oleh kontraktor untuk menunjukan performa suatu pencapaian dan metode yang

digunakan. Jadwal ini yang akan dipakai sebagai baseline schedule pada proyek

konstruksi Jadwal ini dipersiapkan sesuai dengan dokumen kontrak dan

mencerminkan rencana kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadwal ini

dapat disetujui oleh owner atau perwakilan dari owner. Apabila jadwal kerja ini

tidak tersedia, maka sebuah as-planned schedule yang layak akan dikembangkan.

Jadwal tersebut akan menggambarkan bagaimana proyek tersebut seharusnya

direncanakan dan dikerjakan sesuai dengan dokumen kontrak (Arditi dan Patel,

1989).

2.5.2.2. As-Built Schedule

As-built Schedule adalah sebuah jadwal terbaru pada proyek, yang

mencerminkan cakupan yang sebenarnya, tanggal selesai yang sebenarnya, durasi

yang sebenarnya dari suatu aktivitas, dan tanggal mulai dari proyek (Parker, 2003).

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

12 Universitas Kristen Petra

Jadwal ini menampilkan urutan dari kejadian yang sebenarnya terjadi selama

proyek konstruksi berlangsung. Pada jadwal ini terdapat semua keterlambatan dan

akselerasi yang terjadi dari awal proyek hingga titik dimana analisa dilakukan atau

jadwal diperbarui. Jadwal ini juga disebut sebagai factual network. Semua data

yang ada pada jadwal as-built didapatkan dari dokumentasi pada proyek sehingga

hasil dari catatan dan arsip tersebut harus realistis dan tidak terbantahkan. Semua

informasi pada jadwal ini harus disetujui bersama oleh semua pihak dalam proyek

konstruksi atau paling tidak ada pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lainnya

dalam bentuk tulisan dengan bukti pendukung yang kuat. (Arditi dan Patel, 1989).

2.5.2.2. Fragnet (Fragment Network)

Fragnet adalah sebuah bagian dari CPM yang memiliki satu atau lebih

aktivitas atau kejadian dengan durasi positif yang terhubung secara sistematis,

logis, dan secara keseluruhan menghubungkan aktivitas pendahulu dengan aktivitas

penerus pada jadwal proyek konstruksi. Terdapat dua pendekatan dalam membuat

fragnet yang dapat dilakukan oleh seorang analis yaitu membuat apa yang

sebenarnya terjadi atau apa yang seharusnya terjadi. Fragnet pada Time Impact

Analysis (TIA) sangat penting dalam memastikan keakurasian analisa yang dibuat.

Oleh karena itu, analis sering kali membuat fragnet untuk setiap delay yang terjadi

pada proyek (Livengood, 2007).

Gambar 2.2. Contoh Penggunaan Fragnet

Sumber: (Livengood, 2007)

Pada gambar 2.2. aktivitas dengan ID F100 sampai dengan F107 merupakan

fragnet yang menggambarkan terjadinya change order atau aktivitas keterlambatan

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

13 Universitas Kristen Petra

antara aktivitas H1030 dan H1040 yang disebabkan oleh pihak owner. Dalam

contoh tersebut owner mengganti unit HVAC yang sudah terpasang dengan unit

HVAC yang baru.

2.5.2.3. Software Penjadwalan (Opsional)

Software penjadwalan konstruksi adalah sistem perencanaan yang dapat

membantu dalam menyusun penjadwalan suatu proyek atau rangkaian pekerjaan.

Dengan mengimplementasikan software penjadwalan konstruksi, pengguna dapat

meningkatkan keakuratan dari estimasi waktu dan biaya pada proyek konstruksi.

Beberapa contoh dari software penjadwalan proyek konstruksi adalah Microsoft

Project dan Primavera.

2.5.3. Langkah – langkah analisa Time Impact Analysis (Prospective)

Berikut adalah langkah – langkah yang disadur dari AACE International

Recommended Practice No. 52R-06 tentang pengaplikasian Time Impact Analysis

(TIA) pada konstruksi (Calvey dan Winter,2006).

1. Memodelkan dampak dalam bentuk fragnet.

2. Memilih schedule yang telah diperbarui dan telah disetujui yang berdampak

3. Memasukan fragnet kedalam schedule yang akan dipakai tersebut dengan

memakai durasi 0 hari agar dapat dicek logika dari jadwal tersebut.

4. Memasukan durasi yang dipakai dalam fragnet kedalam aktivitas

keterlambatan yang ditambahkan dan lakukan perhitungan kembali CPM

5. Identifikasi aktivitas yang mengindikasi terjadinya perubahan dalam tanggal

selesainya proyek, dan catat semua perubahan pada tanggal penyelesaian

proyek tersebut.

6. Menentukan ukuran durasi dampak dari keteralmabatan proyek yang sesuai

apakah dalam hari kalender atau hari kerja

7. Menentukan tanggal terjadi keterlambatan yang sebenarnya

8. Menghilangkan keterlambatan yang telah dikompensasi dari kejadian yang

telah terjadi sebelumnya

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

14 Universitas Kristen Petra

Berikut adalah langkah – langkah yang disadur dari Construction Briefing:

Time Impact Analysis (TIA) Prospective dan Retrospective (Barba, 2005).

1. Menentukan tanggal waktu perubahan atau delay diinformasikan

2. Mengambil jadwal proyek yang berlaku pada waktu perubahan atau delay

diinfomasikan sebagai baseline schedule

3. Status dan perbarui jadwal pada tanggal diberikannya perubahan atau delay,

kemudian identifikasi jalur kritis dari schedule tersebut.

4. Siapkan fragnet yang menunjukan secara keseluruhan dari kejadian yang

berhubungan dengan informasi tentang perubahan atau hasil dari perubahan

pekerjaan atau delay yang sedang diantisipasi

5. Memasukan fragnet kedalam schedule dengan menghubungkannya ke

aktivitas di baseline schedule yang terpengaruh akibat perubahan atau delay

yang telah diantisipasi tersebut dan dilakukan pengecekan logika dari jadwal

6. Menjalankan jadwal yang telah dimasukan fragnet tersebut dan mencatat

perubahan dari jalur kritis. Jadwal ini kemudian menjadi Impacted Schedule.

Kemudian tentukan perpanjangan waktu dari jalur kritis dan atau tanggal

selesainya proyek pada Impacted Schedule tersebut dan evaluasi pemakaian

float pada jalur yang bukan jalur kritis. Bandingkan tanggal selesainya proyek

yang diperkirakan sebelumnya dengan tanggal selesainya proyek yang

diperkirakan setelah dimasukan fragnet

7. Tentukan perpanjangan waktu yang mana memerlukan penyesuaian lebih

lanjut dari Impacted Schedule untuk menunjukan pengaruh dari perubahan

pekerjaan atau delay yang telah diantisipasi terhadap bagian pekerjaan dari

kontrak yang tidak berubah.

8. Tentukan perpanjangan waktu dimana jalur kritis yang diperkirakan mungkin

telah terpengaruh akibat dari perubahan pekerjaan atau delay yang telah

diantisipasi pada bagian pekerjaan yang tidak berubah.

9. Catat perubahan tanggal penyelesaian dari proyek dari kontrak awal sebelum

terjadinya perubahan atau delay

10. Lihat data – data yang berhubungan dengan referensi kontrak dan syarat –

syarat yang harus dipenuhi, termasuk rencana dan spesifikasi, sketsa, data

vendor, syarat hukum, laporan harian lapangan, dan sebagainya, dan hitung

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

15 Universitas Kristen Petra

durasi dari excusable, compensable, dan non-compensable delay dan

perpanjangan waktu yang berhak didapatkan oleh kontraktor yang telah

dianalisa pada kejadian sebelumnya, kemudian persiapkan sebuah

permintaan perubahan pekerjaan untuk diajukan kepada owner dalam bentuk

narasi yang menjelaskan analisa yang telah dilakukan.

Berdasarkan panduan dari kedua sumber tersebut kemudian dipadukan

menjadi 7 langkah-langkah yang diperlukan dalam analisa Time Impact Analysis

(Prospective).

1. Menentukan As-Planned Schedule yang digunakan

Langkah pertama sebelum memulai analisa Time Impact Analysis (TIA)

adalah menentukan jadwal awal rencana yang akan dianalisa terhadap

keterlambatan. Jadwal rencana yang digunakan adalah jadwal yang telah

dilengkapi CPM dan disetujui oleh semua pihak terkait sesuai kontrak.

2. Membuat As–Built Schedule

Langkah berikutnya adalah melakukan pembaruan pada As-Planned Schedule

sesuai dengan data pekerjaan sudah berjalan, sehingga didapatkan As–Built

Schedule.

3. Menentukan tanggal dimulainya keterlambatan/aktivitas perubahan

Pada tahapan ini, ditentukan tanggal yang diyakini awal mula terjadinya

aktivitas perubahan atau keterlambatan.

4. Memasukan aktivitas keterlambatan dalam bentuk fragnet

Setelah tanggal dimulainya keterlambatan sudah ditentukan, informasi

aktivitas - aktivitas yang menyebabkan keterlambatan diubah kedalam bentuk

fragnet. Hal ini berguna untuk menggambarkan urutan pekerjaan dari

aktivitas keterlambatan secara detail.

5. Menggabungkan fragnet dengan schedule

Setelah itu masukan fragnet tersebut kedalam As–Built Schedule. As–Built

Schedule yang dipakai adalah As–Built Schedule pada waktu akan dilakukan

analisa. Kemudian untuk durasi aktivitas tersebut diberi 0 hari dan dilakukan

penghitungan ulang pada jadwal dan hasil penyelesaian proyek harus sama

dengan As-Built Schedule. Untuk As–Built Schedule yang telah disisipkan

fragnet dinamakan Impacted Schedule.

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

16 Universitas Kristen Petra

6. Memprediksikan durasi aktivitas keterlambatan

Setelah fragnet sudah disisipkan dengan benar pada Impacted Schedule,

dilakukan pemberian durasi pada aktivitas keterlambatan pada kolom durasi.

Kemudian dilakukan perhitungan ulang, dimana tanggal selesainya proyek

dan jalur kritis dapat berubah.

7. Meninjau hasil analisa

Langkah terakhir dari analisa ini adalah mencatat perubahan pada tanggal

penyelesaian proyek, dan mencari selisih dengan tanggal penyelesaian proyek

pada As-Built Schedule dan Impacted Schedule. Hasil dari selisihnya adalah

jumlah durasi dari dampak aktivitas perubahan atau keterlambatan yang

terjadi. Kemudian dilakukan pembuatan laporan naratif yang menjelaskan

keseluruhan analisa. Perlu diperhatikan juga penghitungan keterlambatan

sesuai dengan kontrak, artinya jika dalam kontrak ditentukan kalender kerja

maka satuan yang digunakan harus kalender kerja, sebaliknya jika dalam

kontrak ditentukan tanggal kalender biasa maka digunakan satuan tanggal

kalender biasa.

2.5.4. Ilustrasi Analisa Time Impact Analysis (Prospective)

Berikut adalah ilustrasi dalam melakukan analisa Time Impact Analysis

yang bersifat Prospective.

Gambar 2.3. Ilustrasi As-Planned Schedule (Prospective)

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

17 Universitas Kristen Petra

Langkah pertama, didapatkan As-Planned Schedule dalam bentuk Network

Diagram yang sudah disetujui oleh semua pihak seperti pada Gambar 2.3. Pada As-

Planned Schedule tersebut dilakukan perhitungan CPM dan didapatkan jalur kritis

(garis merah) dan float. Langkah berikutnya melakukan pembaruan secara periodik

pada As-Planned Schedule sehingga didapatkan data As–Built Schedule. Pada

contoh kasus ini dilakukan pembaruan setiap 7 hari.

Gambar 2.4. Ilustrasi As-Built Schedule (Prospective)

Pada contoh kasus ini dikondisikan kontraktor mendapatkan informasi dari

perencana pada hari ke 14 bahwa akan ada perubahan desain floor slab (aktivitas

G5). Oleh karena itu digunakan data As–Built Schedule pada gambar 2.4. yang

merupakan hasil dari pembaruan pada hari ke 14.

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

18 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.5. Ilustrasi Fragnet (Prospective)

Informasi perubahan desain floor slab tersebut merupakan aktivitas yang

bisa menyebabkan keterlambatan bagi pelaksanaan proyek. Oleh karena itu

perubahan desain floor slab (aktivitas D) dimodelkan dalam bentuk fragnet seperti

pada gambar 2.5. Aktivitas D tersebut lebih detail dijabarkan dalam aktivitas D1,

D2, dan D3. Untuk pengisian durasi pada analisa Prospective, dilakukan prediksi

pada durasi aktivitasnya karena aktivitas yang dimodelkan dalam bentuk fragnet

belum terjadi.

Gambar 2.6. Ilustrasi Impacted Schedule (1) (Prospective)

Langkah berikutnya adalah menyisipkan fragnet kedalam As–Built

Schedule menjadi Impacted Schedule seperti pada gambar 2.6. Setelah itu durasi

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

19 Universitas Kristen Petra

aktivitas dalam fragnet diberi 0 hari dan dilakukan penghitungan ulang pada jadwal

dan hasil penyelesaian proyek harus sama dengan As-Built Schedule.

Gambar 2.7. Ilustrasi Impacted Schedule (2) (Prospective)

Setelah fragnet sudah disisipkan dengan benar pada Impacted Schedule,

dilakukan pemberian durasi pada aktivitas keterlambatan pada kolom durasi seperti

pada gambar 2.7. Kemudian dilakukan penghitungan ulang tanggal selesainya

proyek dan jalur kritisnya. Langkah terakhir adalah membuat laporan naratif dari

hasil analisa yang menjelaskan analisa secara keseluruhan.

2.5.5. Langkah – langkah analisa Time Impact Analysis (Retrospective)

Berikut adalah langkah – langkah yang disadur dari Construction Briefing:

Time Impact Analysis Prospective dan Retrospective (Barba, 2005). Langkah-

langkah ini digunakan sebagai pedoman untuk melakukan analisa Time Impact

Analysis (Retrospective).

1. Menentukan As-Planned Schedule yang digunakan

Langkah pertama sebelum memulai analisa Time Impact Analysis (TIA)

adalah menentukan As-Planned Schedule yang akan dianalisa terhadap

keterlambatan. As-Planned Schedule yang digunakan adalah yang digunakan

saat terjadinya aktivitas perubahan atau keterlambatan.

2. Menentukan As–Built Schedule

Langkah berikutnya adalah menentukan As–Built Schedule yang akan dipakai

dalam analisa. As–Built Schedule ini merupakan As–Built Schedule pada

waktu keterlambatan terjadi

Page 17: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

20 Universitas Kristen Petra

3. Menentukan tanggal dimulainya keterlambatan/aktivitas perubahan

Pada tahapan ini, ditentukan tanggal awal mula terjadinya aktivitas perubahan

atau keterlambatan yang telah terjadi.

4. Mendeskripsikan aktivitas keterlambatan dalam bentuk fragnet

Setelah tanggal dimulainya keterlambatan sudah ditentukan, informasi

aktivitas - aktivitas yang menyebabkan keterlambatan diubah kedalam bentuk

fragnet. Hal ini berguna untuk menggambarkan urutan pekerjaan dari

aktivitas perubahan atau keterlambatan yang telah terjadi secara detail.

5. Mengganti aktivitas keterlambatan dengan fragnet pada As–Built schedule

Fragnet yang telah dibuat tersebut disisipkan kedalam As–Built Schedule

untuk menggantikan aktivitas yang menyebabkan keterlambatan. As–Built

Schedule yang dipakai adalah As–Built Schedule pada waktu keterlambatan

tersebut terjadi. Untuk As–Built Schedule yang telah disisipkan fragnet

dinamakan Impacted Schedule.

6. Memasukan durasi aktivitas keterlambatan

Dilakukan pemberian durasi pada aktivitas keterlambatan yang telah diubah

dalam bentuk fragnet pada kolom durasi berdasarkan data yang diambil dari

catatan lapangan.

7. Meninjau hasil analisa

Langkah terakhir dilakukan pembuatan laporan naratif yang menjelaskan

keseluruhan analisa. Perlu diperhatikan juga penghitungan keterlambatan

sesuai dengan kontrak, artinya jika dalam kontrak ditentukan kalender kerja

maka satuan yang digunakan harus kalender kerja, sebaliknya jika dalam

kontrak ditentukan tanggal kalender biasa maka digunakan satuan tanggal

kalender biasa.

2.5.6. Ilustrasi Analisa Time Impact Analysis (Retrospective)

Berikut adalah ilustrasi dalam melakukan analisa Time Impact Analysis

yang bersifat Retrospective.

Page 18: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

21 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.8. Ilustrasi As-Planned Schedule (Retrospective)

Langkah pertama, didapatkan As-Planned Schedule dalam bentuk Network

Diagram yang sudah disetujui oleh semua pihak seperti pada Gambar 2.7. As-

Planned Schedule yang dipakai adalah As-Planned Schedule pada waktu

keterlambatan terjadi.

Pada contoh kasus ini dikondisikan terjadi keterlambatan pada kegiatan

G2 yaitu pengecoran pondasi sedangkan proyek sudah berjalan sampai hari ke-22.

Gambar 2.9. Ilustrasi As-Built Schedule (Retrospective)

Selanjutnya menentukan As-Built Schedule yang akan dipakai. Pada ilustrasi

ini As-built Schedule yang dipakai adalah As-built Schedule yang diupdate pada hari

Page 19: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

22 Universitas Kristen Petra

ke-17 seperti pada gambar 2.8. karena As-Built Schedule tersebut merupakan As-

Built Schedule yang terdekat dengan keterlambatan. Langkah berikutnya adalah

menentukan tanggal dimulainya keterlambatan. Pada As-built Schedule tersebut

dapat dilihat terjadi keterlambatan pada aktivitas G2 yaitu pekerjaan pengecoran

pondasi dengan durasi 6 hari yang seharusnya hanya berdurasi 3 hari.

Gambar 2.10. Ilustrasi Fragnet (Retrospective)

Langkah berikutnya adalah mendeskripsikan aktivitas G2 kedalam bentuk

fragnet. Aktivitas pengecoran pondasi dijabarkan dalam bentuk fragnet sehingga

didapat aktivitas G2A, G2B, G2C, dan G2D seperti pada gambar 2.9. Untuk

pengisian durasi pada analisa Retrospective, dilakukan dengan cara mengambil data

durasi aktivitas yang sebenarnya terjadi.

Gambar 2.10. Ilustrasi Impacted Schedule (1) (Retrospective)

Langkah selanjutnya adalah menggantikan aktivitas G2 dengan fragnet yang

telah dibuat kedalam As-built Schedule sehingga didapatkan Impacted Schedule.

Page 20: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan - dewey.petra.ac.id · Pendahuluan Keterlambatan dalam ... Dalam pengajuan klaim dibutuhkan laporan yang tersusun secara logis dan berisi fakta

23 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.12. Ilustrasi Impacted Schedule (2) (Retrospective)

Setelah fragnet sudah disisipkan dengan benar pada Impacted Schedule,

dilakukan pemberian durasi pada aktivitas keterlambatan pada kolom durasi seperti

pada gambar 2.11. Langkah terakhir adalah membuat laporan naratif dari hasil

analisa yang menjelaskan penyebab terjadinya keterlambatan secara detail.