2. landasan teori 2.1. marketing public relations · mendapatkan pengenalan, mendorong penjualan,...
TRANSCRIPT
17
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Marketing Public Relations
Menurut buku Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia yang disusun oleh Kasali, Marketing Public Relations adalah sebuah
proses yang terdiri atas perencanaan, implementasi dan evolusi program yang
meransang pembelian dan kepuasan melalui komunikasi yang dipercaya dan
menarik (Kasali, 2008, hal. 77).
Menurut Ruslan, Marketing Public Relations adalah suatu proses yang
terdiri atas perencanaan, implementasi dan evaluasi program yang merangsang
pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang dapat dipercaya dan
melalui kesan – kesan positif yang ditimbulkan, menarik minat dan berkaitan
dengan identitas perusahaan atau produk yang memenuhi kebutuhan, keinginan,
kehendak dan perhatian konsumen (Ruslan, 2005, hal. 239).
Menurut Alifahmi, tujuan dari Marketing Public Relations adalah
mendapatkan pengenalan, mendorong penjualan, memudahkan komunikasi dan
membangun hubungan antara konsumen, perusahaan dan produknya. Fungsi utama
Marketing Public Relations adalah komunikasi atas informasi yang kredibel, serta
memperlihatkan kepedulian yang memberi manfaat kepada masyarakat (Alifahmi,
2008, hal. 44).
2.2.Aktivitas Marketing Public Relations
Aktivitas Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama
organisasi atau perusahaan (Kotler, 1993, p.268) antara lain:
1) Melakukan peluncuran dan publikasi produk.
2) Membuat iklan layanan masyarakat.
3) Advetorial (artikel sponsor).
4) Merencanakan special events, promosi, serta publikasi program.
5) Melakukan roadshow dan business presentation.
18
Universitas Kristen Petra
2.3.Sikap
2.3.1. Definisi Sikap
Menurut Louis Thurstone, Renis Likert dan Charles Osgood, sikap adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable), maupun perasaan tidak
mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2015, p. 4).
Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar, 2015, p. 5). Sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang
saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu
objek.
2.3.2. Faktor Pembentuk Sikap
Dalam interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu
terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan,
orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan
dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Berikut adalah uraian
masing-masing faktor tersebut dalam pembentukan sikap manusia (Azwar, 2015,
p. 30-38):
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi satu-satunya dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
tanggapan dan penghayatan, seseroang harus mempunyai pengalaman yang
berkitan dengan objek psikologis. Penghayatan itu kemudian akan
membentuk sikap positif atau negatif. Middlebrook mengatakan bahwa
tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu onjek psikologis
cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut.
19
Universitas Kristen Petra
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara konponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi gerak tingkah dan
pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang
yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita. Pada umumnya, individu
cenderung memilih sikap yang searah dengan orang yang dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai
masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaan pulalah yang menjadi anggota kelompok masyarakat
asuhannya.
d. Media massa
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas utamanya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. pesan-
pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat,
akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu.
f. Pengaruh faktor emosional
Suatu bentuk sikap terkadang merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego.
20
Universitas Kristen Petra
2.3.3. Komponen Sikap
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercaya oleh individu pemilik sikap, komponen
afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen
konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki seseorang (Azwar, 2015, p. 23-28):
a. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen ini berhubungan
dengan keyakinan dan kepercayaan seseorang mengenai objek yang didapat
dari pengalaman langsung dengan objek atau dari berbagai sumber,
mengenai sesuatu yang kemudia membentuk sebuah ide atau gagasan
mengenai karakteristik suatu objek sikap tertentu.
b. Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional
yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh
kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi
objek termaksud.
c. Komponen konatif
Komponen konatif atas perilaku dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasarkan oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku. Bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi
tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh
bagaimana kepercayaan dan perasaan terhadap stimulus tersebut.
21
Universitas Kristen Petra
2.3.4. Sikap Terhadap Iklan
Mowen menjelaskan konsep sikap terhadap iklan sebagai “An attitude
towards advertising is a consumer’s general liking or disliking for a particular
advertising stimulus during a particular advertising exposure”. Yang artinya sikap
terhadap iklan adalah kesukaan dan ketidaksukaan konsumen secara umum kepada
sebuah stimulus berupa iklan tertentu selama terpaan iklan tertentu (Mowen, 1995,
p. 352).
2.4.Hierarchy of Effects
6 tahap konsumen atau pembeli bisnis memutuskan untuk melakukan
pembelian yang ditawarkan model hierarchy effects, yaitu (Clow & Baack, 2007,
p. 165-166):
1) Awareness
Dalam hal ini pengambilan keputusan untuk membeli, konsumen terlebih
dahulu harus mengetahui tentang produk atau jasa yang ditawarkan.
2) Knowledge
Dalam mengambil keputusan untuk membeli, terlebih dahulu konsumen
harus mengetahui informasi tentang produk yang bersangkutan seperto
keunggulan dan juga kekurangan sebuah produk.
3) Liking
Setelah mengetahui adanya sebuah produk dan juga segala informasi yang
berkaitan dengan produk tersebut, konsumen akan memulai mengambil
keputusan untuk menyukai produk yang ada.
4) Preference
Konsumen yang mulai menyukai sebuah produk, secara tidak langsung akan
lebih memprioritaskan sebuah produk dibandingkan dengan produk lain
yang sama.
5) Conviction
Informasi dan juga gambaran yang ada dalam sebuah iklan, dapat
membentuk keyakinan dalam benak konsumen untuk menentukan produk
mana yang akan mereka beli dan gunakan.
22
Universitas Kristen Petra
6) The actual purchase
Membeli atau pembelian adalah tujuan utama bagi perusahaan dalam
mebentuk gambaran dan juga memberikan informasi kepada konsumen
lewat iklan.
Tahap-tahap ini yang akan dilalui oleh pelanggan sebelum membuat
keputusan untuk membeli dan jangka waktu dari satu tahap ke tahap lainnya tidak
dapat dipastikan atau dapat memakan waktu dari satu tahap ke tahap lainnya tidak
dapat dipastikan atau dapat memakan waktu yang laam. Tetapi pendekatan
hierarchy of effect ini juga dapat membantu para pembuat iklan terutama untuk
mengerti konsumen mereka dalam mencapai keputusan untuk membeli.
Keuntungan lain dari digunakannya model pendekatan ini adalah para pengiklan
hanya perlu menggunakan satu model pendekatan saja untuk mengidentifikasikan
tipe konsumen mereka sampai pada keputusan mereka untuk membeli.
2.5.Celebrity Endorser
Selebriti adalah (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat
karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari bidang produk yang
didukung dalam iklan (Shimp, 2003, p. 460). Personality artis mempengaruhi
personality merk, pilihan bintang yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya
market share. Personality sang selebriti diharapkan dapat melekat pada merk dan
diharapkan sang bintang menjadi endorser yang handal sehingga menarik minat
konsumen untuk membeli (Royan, 2005, p. 6).
Menurut Philip Kotler, selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan
memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan
adanya kesukaan (Royan, 2005, p. 8). Shimp juga mengatakan, kecocokan penting
dalam membuat seorang selebriti menjadi pendukung yang efektif untuk suatu
produk tertentu. Pada dasarnya, harus ada hubungan yang berarti, atau kecocokan,
antara selebriti, khalayak dan produk (Shimp, 2003, p. 461). Ditinjau dari sisi
branding, selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah
merk. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang
dipikirkan oleh konsumen pada suatu merk (Royan, 2005, p. 10).
23
Universitas Kristen Petra
Fitur dan harga dari sebuah produk akan dengan mudah ditiru, akan tetapi
personality pada umumnya lebih sulit untuk ditiru. Selebriti juga dapat
meningkatkan value merek produk yang diiklankan. Selebriti secara tidak langsung
diharapkan nantinya dapat membangun proses citra diri pada konsumen. Ketika
konsumen membli suatu produk mrk biasanya akan mengaitkan pencitraan dirinya
(Royan, 2005, p. 11).
Dalam iklan, selebriti diharapkan menjadi endorser. Mereka digunakan
sebagai juru bicara merek agar melekat di benak konsumen (awareness) sehingga
konsumen mau membeli merk tersebut (Royan, 2005, p. 12). Ditegaskan oleh
Agrawal dan Kamakura dalam Jurnal marketing The economic worth od celebrity
endorser: an event study analysis, mengatakan bahwa “konsumen lebih memilih
barang atau jasa yang di-endor oleh selebriti dibanding tidak. Akan tetapi,
personality si selebriti harus disesuaikan dengan image produk”, (Royan, 2005, p.
2). Royan menambahkan, sebaliknya, jika personality tersebut tidak sesuai dengan
image produk, justru selebriti akan menjadi penghancur bagi merk suatu produk
(Royan, 2005, p. 2).
Seorang celebrity endorser juga dapat meningkatkan nilai merek sebuah
produk yang ia representasikan. Semakin terkenalnya selebriti yang
merepresentasikan sebuah produk, maka merek prosuk tersebut juga akan semakin
meningkat ke posisi yang lebih baik atau dapat dikatakan nilai merek sebuah produk
meningkat. Secara tidak langsung, seorang celebrity endorser juga merupakan juru
bicara bagi sebuah merek produk agar cepat melekat di benak konsumen
(awareness) (Royan, 2005, p. 11).
Menjadi seorang celebrity endorser tidaklah mudah, hal ini dikarenakan
diperlukannya karakter khusus yang digunakan untuk menaikkan gengsi dari
sebuah produk yang diiklankan (Royan, 2005, p. 132-133). David A. Aaker dalam
bukunya ”Building strong brand” menyatakan bahwa sebuah produk akan lebih
mudah diterima olen konsumennya apabila iklan yang ditayangkan melakukan
personifikasi dengan tokoh selebriti. Tokoh selebriti yang ditunjuk ini mewakili
karakter dan disebutkan oleh Aaker sebagai makna budaya yang paling diharapkan
bisa mendekati target konsumen dengan baik (Royan, 2005, p. 132-133). Sementara
itu, R. Ohanian juga mengungkapkan dalam Journal of Advertising Research yang
24
Universitas Kristen Petra
bertemakan “The Impact of Celebrity Spokeperson Perceive Image on Intention
Purchase” yang dari hasil penelitiannya itu dikatakan bahwa “hanya selebriti yang
dipersepsikan dengan keahlian di bidangnya yang secara signifikan dapat
mempengaruhi responden untuk membeli sesuatu”. Dalam penelitian ini, Ohanian
membagi 3 faktor penyebab mengapa responden tertarik membeli, antara lain
adanya daya tarik fisik (cantik, tampan), dapat dipercaya, dan adanya expertise atau
keahlian endorser (Royan, 2005, p. 132-133).
2.5.1. Karakteristik celebrity endorser model TEARS
Menurut Shimp, karakteristik celebrity endorser biasa disingkat menjadi
TEARS yang mewakili lima sub atribut yaitu trustworthiness, expertise,
attractiveness, respect dan similiarity (terhadap target market) (2010, p. 251-253).
Seperti yang dinyatakan oleh Shimp (2010, p. 251-253), ada lima atribut
karakteristik dari celebrity endorser menggunakan model TEARS, yaitu:
a. Trustworthiness
Karakteristik ini mengacu pada kemampuan seorang
celebrity endorser untuk dapat dipercaya, dan jujur dari celebrity
tersebut. seorang celebrity endorser mendapatkan kepercayaan
konsumen dari kehidupan profesionalnya yang terlihat di media, dan
tempat-tempat publik. Seorang endorser harus menunjukkan bahwa
ia dapat mengkomunikasikan pesan dari perusahaan terhadap
audiens tentang sebuah produk tanpa terlihat adanya manipulasi.
Artinya, ia adalah orang yang selalu bersikap objektif dan dapat
dipercaya. Dengan cara ini, celebrity akan menetapkan diri sebagai
seorang kredibel.
Kepercayaan konsumen terhadap celebrity endorser
didapatkan konsumen melalui kehidupan celebrity tersebut secara
profesional dan pribadi yang dapat dilihat melalui media massa.
Perusahaan sendiri memanfaatkan nilai kepercayaan konsumen
terhadap seorang celebrity endorser ini dan menentukan celebrity
endorser mana yang jujur, dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
25
Universitas Kristen Petra
b. Expertise
Kepercayaan ini mengacu kepada pengetahuan, pengalaman
dan keterampilan yang dimiliki seorang celebrity endorser. Memilih
seorang celebrity endorser yang tepat merupakan langkah yang
sangat penting dikarenakan celebrity yang dipilih tersebut harus
mampu menarik perhatian para konsumen yang melihat iklan yang
bersangkutan.
c. Attractiveness
Karakteristik ini mengacu pada seseorang dengan sejumlah
karakteristik fisik yang dapat dilihat khalayak umum dalam diri
seorang celebrity endorser. Karkteristik fisik di sini adalah tampan
atau cantik, tubuh atletis, dan lain-lain.
d. Respect
Karakteristik ini mengacu kepada seorang celebrity endorser
yang dikagumi dan dihormati oleh konsumen karena kualitas pribadi
dan prestasinya.
e. Similarity
Karakteristik ini merupakan atribut yang penting
dikarenakan akan lebih mudah bagi konsumen untuk berhubungan
atau memiliki ikatan dengan celebrity endorser yang memiliki
karakteristik diri sama dengan diri konsumen tersebuit.
2.5.2. Sub Indikator Celebrity Endorser
Seperti yang dinyatakan oleh Shimp (2010, p. 251-253), ada lima atribut
karakteristik dari celebrity endorser menggunakan model TEARS, yaitu:
a. Trustworthiness
Karakteristik ini mengacu pada kemampuan seorang celebrity endorser untuk
jujur, berintegritas dan dapat dipercaya dari celebrity tanpa terlihat adanya
manipulasi dan selalu bersikap objektif.
b. Expertise
Karakteristik ini mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
yang dimiliki seorang celebrity endorser.
26
Universitas Kristen Petra
c. Attractiveness
Karakteristik ini mengacu pada seseorang dengan sejumlah karakteristik fisik
yang dapat dilihat khalayak umum dalam diri seorang celebrity endorser.
Karkteristik fisik disini adalah tampan atau cantik, tubuh atletis, dan lain-lain.
d. Respect
Karakteristik ini mengacu kepada seorang celebrity endorser yang dikagumi
dan dihormati oleh konsumen karena kualitas pribadi dan prestasinya.
e. Similarity
Karakteristik ini merupakan atribut yang penting dikarenakan akan lebih mudah
bagi konsumen untuk berhubungan atau memiliki ikatan dengan celebrity endorser
yang memiliki karakteristik diri sama dengan diri konsumen tersebut.
2.5.3. Keuntungan Celebrity Endorser
Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan celebrity endorser
sebagai endorser, yaitu (Jewler & Drewniany, 2005, p. 10):
a. Celebrity endorser memiliki kekuatan “menghentikan”.
Celebrity endorser dapat digunakan untuk menarik perhatian dan membantu
memecahkan atau menyelesaikan kekacauan yang dibuat oleh iklan-iklan
lainnya. Mereka dapat menarik perhatian pada pesan iklan di tengah
banyaknya iklan lain.
b. Celebrity endorser merupakan gambaran yang disukai dan dipuja.
Perusahaan mengharapkan kebanggan atau kekaguman khalayak terhadap
seorang celebrity endorser akan berpengaruh pada produk atau perusahaan
mereka (personality celebrity endorser dengan brand image).
c. Celebrity endorser memiliki keunikan karakteristik yang dapat membantu
mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada
khalayak.
Celebrity endorser yang memiliki kesesuaian karakteristik dengan sebuah
produk yang direpresntasikan dalam sebuah iklan akan lebih membentuk
dalam menyampaikan pesan berupa ide, ukuran dan lain-lainya dalam
sebuah cara yang dramatis.
27
Universitas Kristen Petra
d. Celebrity endorser dianggap sebagai ahli yang berpengalaman di
bidangnya.
Pemakaian celebrity endorser ditujukan untuk mengadakan sebuah
hubungan yang bersifat relevan antara keahlian yang dimiliki selebriti
dengan merek sebuah produk yang ia representasikan dalam sebuah iklan.
Celebrity endorser sebagai juru bicara bagi sebuah merek produk dalam
sebuah iklan menyampaikan pesan agara cepat melekat di benak konsumen (Royan,
2005, p. 11). Iklan sebagai salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran, adalah
alat komunikasi yang dibentuk sedemikian rupa hingga mewakili pesan yang ingin
disampaikan kepada audiens (Beard, 2007, p. 37). Komunikasi pemasaran atau
yang disebut juga dengan marketing communications menggambarkan bagaimana
sebuah organisasi perusahaan atau pemerintahan mengkomunikasikan pesan-pesan
yang ada kepada khalayak sasaran mereka (Kotler & Keller, 2006, p. 125).
2.5.4. Celebrity Endorser Strategy
Dalam melakukan promosi, perusahaan harus dapat menggunakan celebrity
endorser yang sesuai dengan produk yang ditawarkan. Pada dasarnya suatu
perusahaan berusaha untuk mengirimkan beberapa tipe informasi kepada target
marketnya. Untuk dapat mengembangkan periklanan dan promosi yang efektif,
suatu perusahaan harus memilih endorser yang cocok untuk media yang berbeda-
beda seperti sumber, pesan dan penerima (Belch & belch, 2009). Berikut faktor-
faktor yang paling penting dalam memilih celebrity endorser, antara lain:
a. Kecocokan antara selebriti dengan target pasar
Target pasar yang dituju harus berkaitan positif dengan endorser
yang digunakan.
b. Kecocokan selebriti dengan merek
Perusahaan menginginkan agar perilaku, nilai-nilai, penampilan dan
sopan santun dari selebriti akan cocok dengan citra dari merek yang
diiklankan.
28
Universitas Kristen Petra
c. Kredibilitas selebriti
Seseorang yang dapat dipercaya dan dianggap berpengetahuan
tentang suatu kategori produk akan sangat baik dalam meyakinkan
orang dalam melakukan suatu tindakan tertentu.
d. Daya tarik selebriti
Daya tarik selebriti atau attractiveness mencakup beraneka segi, jadi
tidak hanya daya tarik fisik.
e. Pertimbangan biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan selebriti harus
dipertimbangkan apakah selebriti yang lebih mahal dapat
dibenarkan dalam hal pengembalian investasi yang lebih besar
secara operasional.
f. Faktor kesulitan atau kemudahan dalam bekerja
Sebagian selebriti relatif mudah untuk diajak bekerja sama,
sedangkan sebagian ada juga yang sulit seperti keras kepala, tidak
patuh, sombong, emosional, susah dihubungi, ataupun hal lain.
g. Faktor kejenuhan
Jika seorang selebriti terlalu banyak mendukung suatu produk atau
dengan kata lain terlalu banyak menjadi seorang celebrity endorser,
maka kredibilitas tersebut bisa saja diragukan.
h. Faktor kemungkinan keterlibatan dalam suatu masalah
Faktor terakhir yang perlu dievaluasi, yaitu adanya kemungkinan
seorang selebriti akan terkena masalah selama hubungan
endorsement terjalin.
2.6.Komunikasi Pemasaran
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai menyalurkan, menerima dan juga
memperoses informasi. Proses dari komunikasi adalah bagian dari iklan dan juga
merupakan proses marketing. Akhir dari sebuah proses komunikasi, yang juga
merupakan tujuan dari sebuah iklan adalah feedback. Feedback disini meliputi
pembelian, penyelidikan, komplain, pertanyaan, mengunjungi toko, dan juga
mengunjungi situs online sebuah produk. Komunikasi pemasaran atau yang disebut
marketing communications dapat memberikan kontribusi pada brand equity dengan
29
Universitas Kristen Petra
cara membangun merek dalam memori atau ingatan dan membentuk brand image
atau citra dari sebuah merek tersebut. Markerting communications sendiri
menggambarkan bagaimana sebuah organisasi perusahaan atau pemerintahan
mengkomunikasikan pesan-pesan yang ada kepada khalayak sasaran mereka
(Kotler & Keller, 2006, p. 125).
Aktivitas komunikasi pemasaran dapat memberikan kontribusi pada brand
equity melalui beberapa cara yaitu menciptakan brand awareness, menghubungkan
asosiasi yang tepat pada brand image dalam ingatan seseorang, memperoleh brand
jugdement atau perasaan yang positif , serta memudahkan sebuah brand connection
pelanggan dengan lebih kuat (Kotler & Keller, 2006). Komunikasi pemasaran
adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan
membujuk atau mengingatkan sasaran pasar atas perusahaan dan produk agar
bersedia menerima, membeli secara loyal pada sebuah produk yang ditawarkan
sebuah perusahaan (Saladin, 2001, p. 123).
2.7.Iklan
2.7.1. Definisi Iklan
Iklan dapat menjadi alat komunikasi yang penting, hal ini dikarenakan
perusahaan sebagai komunikator akan membentuk iklan sedemikian rupa hingga
mewakili pesan yang ingin mereka sampaikan kepada audiens yang dalam hal ini
merupakan komunikan. Iklan dapat menjadi andalan dimana iklan merupakan satu
– satunya cara untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada audiens (Beard,
2007, p. 37).
Iklan mempunyai banyak pengertian bagi orang–orang yang berbeda.
Menurut O’Guinn, Allen, dan Semenik, “Advertising is a paid, mass-mediated
attempt to persuade” (Iklan adalah usaha berbayar, termediasi oleh media massa,
untuk membujuk/meyakinkan) (2006, p.9). bagi Arens, Schaefer, dan Weigold,
iklan adalah “Structured and composed nonpersonal communication of
information, usually paid for and usually persuasive in nature, about products
(goods, services, and ideas) by identified sponsors through various media).
(Komunikasi mengenai informasi yang terstruktur dan tidak personal, biasanya
berbayar dan persuasif, tentang produk (barang, jasa, dan ide) oleh sponsor yang
30
Universitas Kristen Petra
teridentifikasi melalui berbagai media) (2009, p. 4). Sedangkan menurut Lane,
King, dan Russel, iklan adalah pesan yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi
dan biasanya disalurkan lewat suatu medium media massa. Iklan adalah
komuniukasi persuasif (2008).
Iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Tetapi kebanyakan dari
iklan tersebut tidak bersifat personal ataupun interaktif seperti percakapan biasanya
dikarenakan iklan kebanyakan bergantung kepada media massa yang bersifat tidak
langsung dan juga kompleks. Sebagai salah satu bentuk komunikasi massa, iklan
memancarkan informasi sebuah produk untuk menghubungkan antara pembeli juga
penjual di pasar. Dalam segi peran merek, iklan mengolah sebuah produk dengan
membentuk image baik yang dapat mewakili fakta dari produk tersebut (Moriarty,
Mitchel, Wells, 2009, p. 57).
Iklan juga merupakan bentuk dari marketing communications. Hal
terpenting yang menjadi kekuatan sebuah iklan adalah diperoleh dari kemampuan
iklan tersebut untuk mencapai khalayak yang luas. Memperkenalkan sebuah produk
baru, membangun tingkat pengetahuan khalayak umum tentang sebuah produk dan
juga membentuk sebuah brand image menjadi tujuan penting dari sebuah iklan.
Iklan juga memberikan informasi kepada audiens dalam hal mengambil keputusan
atas sebuah produk yang akan mereka pilih atau beli (Moriarty, Mitchell, Wells,
2009, 318).
Iklan sangat berguna untuk membentuk sebuah produk karena sebuah iklan
dapat mengingatkan kembali para pelanggan tetap tentang pengalaman kepuasan
yang mereka miliki dengan merek atau produk yang bersangkutan. Mengirimkan
pesan yang dapat membujuk para khalayak tentang sebuah produk dan membentuk
kepercayaan positif dan memiliki perasaan tentang sebuah produk merupakan hal
yang penting (Moriarty, Mitchell, Wells, 2009, p. 53-54).
Menurut Griffin dan Ebert, televisi menjadi media yang paling banyak
dipilih dan dirasa paling efektif untuk mendukung suksesnya sebuah iklan. Televisi
dapat mencakup kawasan yang luas untuk menjangkau berbagai macam orang
dimanapun dan juga mengarah langsung kepada audiens. Begitu juga dengan teori
milik Kotler dan Keller yang mengatakan bahwa aktivitas Marketing Public
31
Universitas Kristen Petra
Relations, perusahaan menggunakan keleluasaan atau kebebasan publikasi untuk
meraih dan mempengaruhi audiens mereka (Kotler & Keller, 2006).
Iklan televisi termasuk iklan yang efektif karena berpengaruh terhadap
massa yang besar untuk diraih (Moriarty, Mitchell, Wells, 2009, 318). “It remains
the most cost-effective way to deliver a mass media message to a large audience”
(Moriarty, Mitchell, Wells, 2009, 318). Iklan televisi juga memiliki visual yang
kuat dan hubungan emosional. Interaksinya melalui sudut pandang , suara, warna,
gerakan, dan drama membuat respon emosi yang kuat dari pada media lainnya
(Moriarty, Mitchell, Wells, 2009, 318).
2.7.2. Tujuan Iklan
Tujuan iklan standar, adalah merangsang motif serta minat para pembeli
atau para pemakai. Karena akibat iklan telah meransang pembelian melalui daya
tariknya yang besar, maka iklan menggugah minat, perasaan konsumen dan
mengambil sikap terhadap barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Sebagian
besar iklan standar pesan-pesannya ditata secara profesional oleh lembaga
periklanan. Kehadiran lembaga seperti ini, sangat dibutuhkan oleh para pemasang
iklan yaitu mereka yang mempunyai barang, jasa ide serta gagasan yang ingin
ditawarkannya itu.
Iklan bertujuan untuk mengenalkan produk, menarik perhatian konsumen
tentang keberadaan produk dan agar konsumen mau membelinya. Tujuan
pembuatan iklan menurut Kotler (1997, p. 114-115) ada lima yaitu :
a. Informative advertising
Iklan ini dibuat untuk memperkenalkan produk baru,
menginformasikan cara pemakaiannya atau menciptakan citra baik
dari merek sehingga masyarakat mengetahui keberadaannya.
Informasi yang cukup diperlukan konsumen untuk menimbulkan
pembentukan sikap dan menjadi salah satu faktor dalam perilaku
pembelian serta pengambilan keputusan dalam memilih produk.
b. Persuasive advertising
Setelah konsumen mengetahui keberadaan produk tersebut, iklan
dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian masyarakat agar
32
Universitas Kristen Petra
membeli, dengan harapan dapat memberi kesan yang baik terhadap
produk sehingga berpengaruh terhadap perilaku pembelian
konsumen. Iklan jenis ini biasa dilakukan pada tahap pertumbuhan
dini siklus produksi.
c. Comparison advertising
Akhir-akhir ini di Indonesia mulai menggejala iklan yang secara
langsung ataupun tidak langsung membandingkan antara merek
produk milik perusahaan dengan pesaingnya. Iklan semacam ini
secara tidak langsung akan menimbulkan superioritas merek
terhadap merek lain.
d. Reminder advertising
Iklan jenis ini biasanya dilakukan oleh produk yang sudah mantap
dan dikenal masyarakat. Iklan ini bertujuan untuk mengingatkan
agar konsumen tidak melupakan keberadaan produk.
e. Reinformance advertising
Iklan ini mempunyai tujuan agar konsumen yakin sudah memilih
produk dengan tepat dan mendorongnya menjadi konsumen yang
setia.
2.7.3. Fungsi Iklan
Terdapat fungsi dasar peiklanan yaitu:
a. Membangun awareness atas produk dan merek
b. Membangun image atas produk dan merek
c. Menyediakan informasi atas produk dan merek
d. Membujuk audience
e. Mendorong audience untuk mengambil tindakan
f. Sarana untuk mengingatkan merek kepada audience
g. Memperkuat minat pembelian dan pengalaman merek (Wells, Moriarty, &
Burnett, 2006, p. 10)
33
Universitas Kristen Petra
2.7.4. Elemen Iklan
Iklan televisi memiliki beberapa elemen yang kesemuanya saling bekerja sama
untuk menciptakan peranan visual dari sebuah iklan televisi. Menurut Wells,
Burnett dan Moriarty (1997: 382) elemen iklan televisi terdiri dari:
a. Video (Gambar)
Video mengandung rangkaian adegan berupa gerakan kata-kata yang
menceritakan sesuatu. Video berperan penting untuk memberikan informasi
kepada khalayak karena itu didalam adegan video harus mencerminkan
karakteristik yang dapat dikenal oleh khalayak.
b. Audio (Suara)
Iklan televisi merupakan media audio-visual sehingga elemen audio ini
menjadi penting. Tanpa elemen audio ini, penginformasian seuatu menjadi
kurang menarik sehingga pengiklan harus dapat menciptakan perpaduan
suara, musik, dan efek suara yang menarik. Dalam iklan media televisi
pesan dituangkan dalam bentuk lisan atau verbal berupa kata-kata.
c. Talent (Bintang Iklan)
Iklan audio-visual di televisi yang selain menggunakan kata-kata juga
menggunakan cerita atau gambar agar semakin menarik. Untuk itu, iklan
televisi membutuhkan seseorang untuk memerankan adegan yang terdapat
dalam iklan yang menunjukkan manfaat, cara kerja, kehebatan, dan lain
sebagainya agar khalayak mendapat infomasi yang cukup.
d. Prop (Produk)
Hal yang paling penting dalam sebuah iklan adalah produk yang diiklankan.
Adegan, cerita, figur, musik, dan lainnya yang digunakan hanyalah sebagai
pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk.
e. Setting (Pemilihan Tempat)
Dalam iklan televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan.
Pemilihan tempat juga harus disesuaikan dengan jalan cerita sehingga iklan
tampak lebih menarik.
34
Universitas Kristen Petra
f. Lighting (Pencahayaan)
Pencahayaan iklan haruslah tepat untuk membuat iklan dapat menarik untuk
dilihat. Selain itu, penggunaan kombinasi warna harus baik untuk menarik
khalayak akan pesan iklan.
g. Pacing
Setiap khalayak mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda. Karena itu,
pengiklan harus dapat merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu
mudah untuk dimengerti dan ditangkap meknanya dengan baik oleh
khalayak. Pacing adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan.
2.8. Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa dibanding jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan
ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika
pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Menurut Rakhmat (2002:189) Media komunikasi massa adalah jenis
komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.
2.8.1. Televisi
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
masunia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan
keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi
menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan,
2004:1)
35
Universitas Kristen Petra
2.8.2. Kekuatan dan Kekurangan Iklan Televisi
Televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan jenis media
lainnya yang mencakup daya jangkauan luas, selektivitas dan fleksibilitas, fokus
perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu. Kekuatan televisi
diantaranya adalah:
a. Daya jangkauan luas
Televisi pada dewasa ini memiliki jangkauan yang luas dan harga pesawat
televisi yang semakin murah. Siaran televisi saat ini sudah dinikmati oleh
berbagai kelompok masyarakat. Daya jangkau siaran yang luas ini
memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk
barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah
suatu negara.
b. Selektivitas dan fleksibilitas
Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau
audiensnya sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk
produksi konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit
untuk menjangkau segmen audiensi tertentu tersebut karena adanya variasi
komposisi audiensi sebagai hasil dari isi program, waktu siaran, dan
cakupan geografis siaran televisi. Televisi juga menawarkan fleksibiltasnya
dalam hal audiensi yang dituju. Jika suatu perusahaan manufaktur ingin
mempromosikan barangnya pada suatu wilayah tertentu, maka perusahaan
itu dapat memasang iklan pada stasiun televisi yang terdapat di wilayah
yang bersangkutan.
c. Fokus perhatian
Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiensi pada saat
iklan itu ditayangkan. Jika audiensi tidak menekan remote control-nya
untuk melihat program stasiun televisi itu satu persatu. Perhatian audiens
akan tertuju hanya kepasa siaran iklan dimaksud ketika iklan itu muncul di
layar televisi, tidak kepasa hal-hal lain.
36
Universitas Kristen Petra
d. Kreativitas dan efek
Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena dapat
menunjukkan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan yang
disiarkan di televisi dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia
untuk mempromosikan produknya. Cara berbicara dan berkomentar tentang
produk tersebut adalah para selebritis atau orang terkenal yang sudah
mendapat kepercayaan masyarakat secara luas.
e. Prestise
Perusahaan mengiklankan produknya di televisi biasanya akan menjadi
sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut
maupun barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari
masyarakat. Dengan kata lain, produk tersebut mendapatkan prestise
tersendiri.
f. Waktu tertentu
Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu tertentu ketika
pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan demikian, pemasang
iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target konsumen
mereka tidak menonton televisi. (Morissan, 2010, p. 240-243)
Selain kelebihan juga terdapat beberapa kelemahan menggunakan media
televisi sebagai media periklanan:
a. Biaya Malah
Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam menjangkau
audiensnya dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling
mahal untuk beriklan.
b. Informasi Terbatas
Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang maka
pemasang iklan tidak memiliki banyak waktu untuk secara leluasa
memberikan informasi yang lengkap.
c. Selektivitas Terbatas
Walaupun televisi menyediakan selektivitas audiens melalui program-
program yang ditayangkan dan juga melalui waktu siarannya namun iklan
37
Universitas Kristen Petra
televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemilik iklan yang ingin
membidik konsumen yang sangat khusus atau spesifik jumlah yang sangat
sedikit.
d. Penghindaran
Kelemahan lain siaran iklan televisi adalah kecenderungan audiens untuk
menghindari pada saat iklan ditayangkan.
e. Tempat Terbatas
Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak dapat seenaknya
memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program. (Morissan, 2010)
2.9.Iklan TV
Banyak sekali pilihan media yang bisa digunakan untuk sebuah iklan.
Kemampuan untuk menggunakan beberapa media dan mecampurnya akan dapat
menambah efektivitas sebuah iklan apabila disusun dengan baik. Banyaknya media
yang ada, tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri dan harus
dimengerti oleh pengiklan agar dapat membuat kombinasi yang baik dan berhasil
(Clow & Baack, 2007, p. 242).
Kelebihan iklan televisi, menurut Lane, King dan Russell adalah (Lane, King,
Russell, 2008, p. 257):
a. Kurang lebih 99% rumah di Amerika memiliki televisi. Televisi
menampilkan hal-hal yang populer dengan berbagai segmentasi yang
kebanyakan adalah target market utama untuk iklan.
b. Kombinasi warna, suara, dan pergerakan televisi menawarkan
kekreativitasan yang fleksibel untuk segala produk pesan.
c. Televisi sangat efisien untuk para pengiklan besar untuk mencapai khalayak
dalam jumlah besar. Dengan memilih berdasarkan stasiun mencapai
khalayak dalam jumlah besar. Dengan memilih berdasarkan stasiun televisi
atau TV kabel, pengiklan dapat menaikkan komponen lokal menjadi agenda
televisi nasional.
38
Universitas Kristen Petra
Sedangkan kelemahan televisi menurut Lane, King dan Russell adalah (Lane, King,
Russell, 2008, p. 257):
a. Pesan televisi itu berumur singkat dan gampang dilupakan tanpa
pengulangan yang mahal.
b. Audiens televisi terfragmentasi sebagai konsumen yang rendah. Frekuensi
menonton televisi akan menurun bersamaan dengan naiknya penghasilan.
c. Spot yang singkat, sekitar 15 detik.
d. Channel televisi dilihat sesuai dengan keinginan penonton dipermudah
dengan adanya remote control. Sehingga, waktu untuk melihat iklan akan
berkurang.
Berbagai strategi juga diperlukan dalam perancangan sebuah iklan televisi,
yaitu strategi menetapkan audiens sasaran, strategi menetapkan sasaran dan
anggaran iklan televsi, strategi mencari keunggulan produk yang dipasarkan,
merancang ide penjualan utama sebagai tema kampanye (Strategi kreatif), strategi
merancang daya tarik pesan iklan, strategi merancang kata dan simbol, strategi
merancang naskah dan storyboard, dan yang terakhir adalah strategi memproduksi
iklan televisi. Bagi pengiklan lokal dan regional, televisi menjadi pilihan terbaik
untuk media iklan (Clow & Baack, 2007, p. 246).
39
Universitas Kristen Petra
2.10. Nisbah Antar Konsep
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, dan membujuk atau mengingatkan sasaran pasar atas
perusahaan dan produk agar bersedia menerima, membeli secara loyal pada sebuah
produk yang ditawarkan sebuah perusahaan. Salah satu bentuk komunikasi
pemasaran yang sering digunakan adalah melalui iklan.
Iklan memiliki banyak media massa dalam proses untuk menyampaikan
pesannya. Media televisi menjadi salah satu media yang paling berpotensi dan
paling efektif dalam membuat konsumen mengingat pesan yang disampaikan dalam
sebuah iklan. Hal ini dikarenakan televisi yang berupa gambar dan suara dehingga
dapat mempengaruhi emosi penontonya. Alasan inilah yang menjadikan televisi
menjadi media paling baik yang digunakan sebuah iklan. Iklan yang menggunakan
media massa juga memiliki unsur-unsur lain yang mendukungnya.
Celebrity endorser merupakan salh satu unsur dalam sebuah iklan. Celebrity
endorser adalah individu yang mendapatkan pengakuan dan untuk kepentingan
konsumen dengan menampilkannya di iklan. Terdapat 5 komponen dalam
konsumen dalam mengukur efektivitas celebrity endorser yaitu menggunakan
model TEARS yang terdiri dari Trustworthiness, Expertise, Attractiveness,
Respect, dan Similiarity. Selebriti yang digunakan dengan tujuan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk yang
didukung.
Perubahan sikap dan perilaku konsumen merupakan bagian dari tujuan
strategi komunikasi pemasaran. Tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga
komponen yaitu cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation
(perilaku). Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan positif, yang mengarah
pada keinginan untuk mencoba (trial) produk. Penggunaan celebrity endorser
menggunakan model TEARS dalam sebuah iklan akan memiliki pengaruh yang
signifikan dalam membentuk kesan atau citra (personality) dari celebrity endorser
tersebut. Personality celebrity endorser inilah yang nanti akan dilihat oleh
pengiklan maupun perusahaan apakah cocok untuk mewakili dan
merepresentasikan produk mereka. Jadi dalam penelitian ini fokus utama yang
dilihat adalah bagaimana seorang celebrity endorser memiliki kesesuaian dengan
40
Universitas Kristen Petra
iklan yang dibintanginya. Sehingga menimbulkan perubahan sikap pada
audiensnya menurut teori-teori utama dan teori-teori pendukung mengenai elemen
celebrity endorser.
41
Universitas Kristen Petra
2.11. Kerangka Pemikiran
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Perubahan sikap konsumen merupakan bagian dari tujuan strategi komunikasi pemasaran.
Tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu cognition
(pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Iklan merupakan cara
andalan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada audiens (Beard, 2007, p. 37).
Dalam iklan, selebriti kerap digunakan sebagai juru bicara merek agar cepat melekat di
benak konsumen sehingga mau membeli merek tersebut (Royan, 2005, p. 12). Selebriti
digunakan dengan tujuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik
terhadap produk yang didukung (Shimp, 2003, p. 460).
Agnez Mo adalah selebriti muda yang sedang diperbincangkan oleh banyak media karena
prestasinya di Indonesia maupun dunia internasional. Perusahaan produsen Sampo Clear
memilih Agnez Mo sebagai celebrity endorser dalam iklan produk terbarunya pada akhir
tahun 2018.
Penggunaan Agnez Mo sebagai celebrity endorser dalam iklan televisi Clear “Sikat
Habis Ketombe”
Model TEARS celebrity
endorser:
- Trustworthiness
- Expertise
- Attractiveness
- Respect
- Similarity
Komponen Sikap (Azwar,
2015, p. 23-28):
- Kognitif
- Afektif
- Konatif
Sikap terhadap penggunaan Agnez Mo sebagai celebrity endorser
Negatif Positif Netral
Survei