2. koloid

6
Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt. KOLOID KOMPONEN DAN PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispresi, medium untuk mendispersi disebut medium pendispersi. a. Pengertian Sistem Koloid Koloid adalah suatu suspensi partikel-partikel yang mempunyai ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu. b. Macam-macam Sistem Dispersi Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdispersikan, sistem dispersi dapat dibedakan menjadi : - dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didipersikan lebih besar daripada 100 milimikron. - dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil daripada 1 milimikron. c. Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair atau gas. Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, Sitem koloid dapat dibagi menjadi : a. Aeresol Aeresol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aeresol padat. Contoh aeresol padat : asap dan debu dalam udara.

Upload: agung-cahya-pratama

Post on 28-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jvhvb

TRANSCRIPT

Page 1: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

KOLOID

KOMPONEN DAN PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID

Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran

tertentu dalam medium pendispersi.

Zat yang didispersikan disebut fase terdispresi,

medium untuk mendispersi disebut medium pendispersi.

a. Pengertian Sistem Koloid

Koloid adalah suatu suspensi partikel-partikel yang mempunyai

ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu.

b. Macam-macam Sistem Dispersi

Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdispersikan,

sistem dispersi dapat dibedakan menjadi :

- dispersi kasar (suspensi) adalah

partikel-partikel zat yang didipersikan lebih besar daripada 100

milimikron.

- dispersi molekular (larutan sejati) adalah

partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil daripada 1

milimikron.

c. Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid

Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi

dapat berupa zat padat, zat cair atau gas.

Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium

dispersi, Sitem koloid dapat dibagi menjadi :

a. Aeresol

Aeresol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang

terdispersi dalam gas.

Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aeresol padat.

Contoh aeresol padat : asap dan debu dalam udara.

Page 2: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

Jika zat yang terdispersi adalah cair maka disebut aeresol cair.

Contoh aeresol cair : kabut dan awan

b. Sol

Sol adalah koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat

cair.

Contoh sol : air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat)

dalam air, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

c. Emulasi

Emulasi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi

dalam zat cair lain.

Ada dua macam emulasi, yaitu :

- Emulasi minyak dalam air (M/A), contohnya : santan, susu,

dan lateks.

- Emulasi air dalam minyak (A/M), contohnya mayonnaise,

minyak bumi, dan minyak ikan.

d. Buih

Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat

cair, contohnya buih sabun.

e. Gel

Gel adalah kolid yang setengah kaku (antara padat dan cair),

contohnya : agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel sabun, dan

gel silikon.

d. Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar

oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid,

sehingga jalannya berkas terlihat.

Page 3: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan terpatah-patah (gerak zig-zag)

yang terus menerus dalam sistem koloid.

3. Difusi dan Filtrasi

Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan

larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel kolid lebih

besar dibandingkan dengan partikel laritan sejati. Selain itu,

ukuran partikel koloid yang menyebabkan partikel koloid

tersebut tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus

disaring dengan penyaring ultra.

Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada

permukaan dari zat tersebut sehingga koloid akan memiliki

muatan listrik.

Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan

membentuk beberapa lapisan, yaitu :

- Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral.

- Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh

koloid.

4. Kestabilan Koloid

Kestabilan koloid ditentukan dengan muatan listrik yang

dikandung oleh partikel koloid. Muatan listrik, dapat dilucuti,

misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit,

akibatnya akan terjadi pengumpulan kolid atau pengendapan

koloid.

5. Elektroforesis

Elekroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang

bermuatan.

Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bantuan arus

listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang

Page 4: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

muatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positof

bergerak ke elektrodapositif.

6. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah kolid yang dapat melindungi dari

proses koagulasi, atau penggumpalan. Ada beberapa koloid

pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya cafein dalam

susu, jenis koloid ini disebut emulgatol.

7. Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan kolois dengan

menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakkan

di dalam air yang mengalir.

8. Koloid liofil dan koloid liofod

Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya

padatan atau mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih

dikenal sebagai sol liofil atau sol liofod.

Sol lifoil adalah sol dimana fase terdispersinya senang

akan medium pendispersinya senang akan cairan) atau

dikatakan juga afinitas atau daya tarink terhadap mediumnya

sangat kuat.

Sol liofod adalah kebalikan dari sol liofil dimana partikel

terdispersinya kurang/tidak senang akan caranya (mediumnya).

Page 5: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

PEMBUATAN KOLOID

1. Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus

(molekular) menjadi yang lebih besar, pembuatan koloid dengan

cara ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :

a. Cara Kimia

Partikel kolid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimia, seperti

reaksi hidrolisis , reaksi suatu zat dengan air.

- reaksi reduski-oksidasi merupakan reaksi yang disertai

perubahan bilangan oksidasi.

- reaksi subtitusi merupakan reaksi penggantian misalnya

penggantian ion.

b. Cara Fisika

Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut,

yaitu dengan jumlah pendinginan atau pengubah pelarut

sehingga terbentuk suatu sol koloid.

2. Dispersi

Pembuatan kolid dengan cara dispersi merupakan pemecahan

partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel halus/lebih kecil

yang dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan

loncatan bungan listrik (cara busur bredig).

a. Cara mekanik

Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau

penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu

kemudian diaduk dengan medium dispersi.

Contoh : Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk

belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula

pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

b. Cara peptisasi

Pembuatan kolid dengan peptisasi adalah pembuatan kolid

dengan butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan

bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecahan).

Page 6: 2. KOLOID

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

Contoh :

Agar-agar dipeptisasikan oleh air, nitroselulosa oleh aseton

karet, oleh bensin, dan lain-lain.

c. Cara busur bredig

Digunakan untuk memuat sol-sol logam yang akan dijadikan

kolid digunakan sebgai elektroda yang dicelupkan dalam

medium dispersi. Kemudian diberi loncatan listrik diantara

kedua ujungnya. Mula-mula alami kondensasi sehingga

membentuk partikel kolid jadi, cara ini merupakan

penggabungan antara cara dispersi dengan kondensasi.