2. jamban sehat
DESCRIPTION
materi jamban sehatTRANSCRIPT
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
JAMBAN SEHAT
Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Jenis-Jenis Jamban :
1. Jamban cemplung: Adalah jamban yang penampungannya berupa lupang yang ebrfungsi
menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran
ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2. Jamban tangki septik/leher angsa: Adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya. Pilihan leher
angsa yang terbuat dari keramik, porselin atau kaca serat (fiber glass). Tempat air perapat
harus terbuat dari kaca serat atau keramik karena permukaanya licin dan cukup kuat
sehingga mudah dibersihkan. Juga tidak berbau dan tidak mengundang serangga.
Cara Memilih Jenis Jamban :
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat
penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan
tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung
kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air
kecil.
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Tujuan menggunakan jamban
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan
keracuanan.
Syarat jamban sehat :
Syarat jamban sehat menurut Depkes RI (1985), antara lain :
1. Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling sedikit
berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur gali, dan lain-lain).
Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada musim
kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada
tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter;
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk itu tinja
harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lubang yang
rapat;
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya, untuk itu
lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran 1×1 meter, dan dibuat cukup
landai/miring ke arah lubang jongkok;
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat
dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada
setempat;
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;
6. Cukup penerangan;
7. Lantai kedap air;
8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9. Ventilasi cukup baik;
10. Tersedia air dan alat pembersih.
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam jamban menurut beberapa ahli. Menurut
Azwar (1983), jamban mempunyai bentuk dan nama sebagai berikut :
1. Pit privy (Cubluk): Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah
sedalam 2,5 sampai 8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya diperkuat dari batu
bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat
dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa. Jarak dari sumber air minum
sekurang-kurangnya 15 meter.
2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine): Jamban ini hampir sama
dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan
pipa ventilasi ini dapat dibuat dari bambu.
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
3. Jamban empang (fish pond latrine): Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam
sistem jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung
dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja, demikian
seterusnya.
4. Jamban pupuk (the compost privy): Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung,
hanya lebih dangkal galiannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran
binatang dan sampah, daun-daunan.
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
5. Septic tank: Jamban jenis septic tank ini merupakan jamban yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan. Septic
tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk
mengalami dekomposisi.
Jamban bentuk septic tank sebagai bentuk jamban yang paling memenuhi syarat, tinja
mengalami beberapa proses didalamnya, sebagai berikut :
1. Proses kimiawi: Akibat penghancuran tinja akan direduksi sebagian besar (60- 70%), zat-zat
padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge Zat-zat yang tidak dapat hancur
bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
menutup permukaan air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi
mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-
bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses
selanjutnya.
2. Proses biologis: Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum. Hasilnya selain
terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga
memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan influent sudah tidak
mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan influent
akhirnya dialirkan melalui pipa.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1. Tidak mencemari air
a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak
mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar
lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
b. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau,
sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
b. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu.
Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat
oleh air
c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan
pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di
daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
b. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena
dapat menyumbat saluran
Inoy Trisnaini, SKM.,M.KLFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
d. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter
minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a. Jamban harus berdinding dan berpintu
b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.