2 contoh legenda
DESCRIPTION
LegendaTRANSCRIPT
2 Contoh Legenda
1. Batu Angkek-angkek
Bila Anda berkunjung ke Batusangkar Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar),
Anda akan menemukan ragam cerita batu. Sejak cerita berlatar sejarah, sampai yang
berbalut mitos dan kearifan lokal. Di Batusangkar, agaknya sudah banyak yang
mengunjungi batu basurek dan batu batikam. Dua batu yang berhubungan dengan sejarah
Minangkabau di masa lalu. Namun, belum banyak cerita tentang batu angkek-angkek.
Batu ini disimpan di sebuah rumah gadang di Nagari Balai Tabuh, Kecamatan
Sungayang, sekitar 11 KM dari Kota Batusangkar. Untuk mengangkat batu magis itu,
anggota adat terlebih dahulu melakukan ritual untuk menjaga keseimbangannya. Meski
sarat dengan aroma mistis, Alpi Putra (40), generasi ke-8 dari keturunan penemu batu,
Datuak Bandaro Kayo, meminta agar batu tersebut tidak dianggap berlebihan.
Menurutnya, batu berbentuk kura-kura tersebut hanya sebagai media untuk meminta dan
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Untuk mengangkat batu, terlebih dulu harus berwudu sesuai dengan ajaran Islam.
Lalu berdoa kepada Tuhan meminta apa yang diinginkan, misalnya jodoh. Kemudian,
badan membungkuk dan tangan kanan dan kiri menarik batu ke atas pangkuan. Kalau
bisa ditarik ke pangkuan, maka apa yang diminta akan terkabul. Percaya atau tidak, itu
pilihan Anda. Yang jelas, Batu Angkek-angkek merupakan salah satu aset Minangkabau
yang patut dijaga.
2. Orang Bunian
Orang bunian atau sekedar bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari
wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian
berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah
kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama.
Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga kadang-kadang dikaitkan
dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian "dewa" dalam hal ini sedikit berbeda
dengan pengertian dewa dalam ajaran Hindu maupun Buddha. "Dewa" dalam istilah
Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di rimba, di
pinggir bukit, atau di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam
di pinggir bukit akan tercium sebuah Aroma yang biasa dikenal dengan nama "masakan
dewa" atau "samba dewa". Aroma tersebut mirip bau kentang goreng. Hal ini dapat
berbeda-beda namun mirip, berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau di
daerah berbeda. "Dewa" dalam kepercayaan Minangkabau lebih diasosiasikan sebagai
bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum
di kepercayaan lain.
Selain itu, masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa orang
hilang disembunyikan dewa / orang bunian. Ada juga istilah "orang dipelihara dewa",
yang saat bayi telah dilarikan oleh dewa. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat
Minangkabau sampai sekarang