2. bab i, ii, iii,iv, laporan ergonomi

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu system kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik, yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Focus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari hari dimana penekanannya adalah pada manusia. Antropometri yang merupakan salah satu hasil penelitian ergonomi berasal dari kata anthroyang berarti manusia dan metriyang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh manusia. Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya dimana posisi kerja mereka tidak sesuai dengan prinsip – prinsip ergonomi yaitu berdiri terlalu lama, pergerakan tangan dan tubuh yang tidak normal, posisi tempat kerja yang kurang nyaman dll. Sehingga dari posisi kerja para pegawai tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan, pegal – pegal pada kaki, pinggang dan bahu karena terlalu lama berdiri dan berbagai pergerakan yang tidak nyaman serta lingkungan yang tidak sesuai dengan ergonomi. 1

Upload: aghisnirahmat

Post on 21-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu system kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik, yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Focus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari – hari dimana penekanannya adalah pada manusia.

Antropometri yang merupakan salah satu hasil penelitian ergonomi berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh manusia.

Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya dimana posisi kerja mereka tidak sesuai dengan prinsip – prinsip ergonomi yaitu berdiri terlalu lama, pergerakan tangan dan tubuh yang tidak normal, posisi tempat kerja yang kurang nyaman dll. Sehingga dari posisi kerja para pegawai tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan, pegal – pegal pada kaki, pinggang dan bahu karena terlalu lama berdiri dan berbagai pergerakan yang tidak nyaman serta lingkungan yang tidak sesuai dengan ergonomi.

Dalam hal ini yang akan dibahas adalah system kerja yang tidak ergonomi pada proses packaging bakpia pathuk. Dimana para pekerja pada saat proses tersebut berdiri dalam waktu yang lama dan pergerakan tubuh yang tidak normal sehingga menyebabkan berbagai keluhan – keluhan yang dirasakan oleh para pekerja, mulai dari stress, pegal – pegal pada kaki dan tangan dan rasa nyeri pada pinggang dan bahu sehingga mengakibatkan ketidak nyamanan pada saat melakukan pekerjaan tersebut.

1

Page 2: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

1.1.1 ASPEK – ASPEK ERGONOMI DALAM PROSES KERJA

Dalam proses packaging bakpia pathuk, aspek awal yang harus diperhatikan adalah yang berhubungan pada cara kerja dengan menekankan pada ekonomi gerakan dengan tujuan pokoknya adalah meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.

Aspek kedua yang perlu dipertimbangkan berikutnya adalah berkaitan dengan tata letak fasilitas kerja yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Pengaturan fasilitas kerja pada umumnya bertujuan untuk mencari gerakan – gerakan kerja yang efisien misalnya pengaturan gerakan material handlingnya.

Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan peralatan kerja yang dibutuhkan. Penyediaan peralatan yang memadai ini fungsinya untuk menunjang kebutuhan kerja agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan nyaman bagi para pekerja.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Menganalisa system kerja yang tidak ergonomi pada proses packaging bakpia

pathuk dengan mengacu pada antopometri sehingga dapat mengetahui kesalahan –

kesalahan pola kerja dan keluhan – keluhan atau kekurangan apa saja yang terjadi

pada proses kerja yang tidak ergonomis tersebut dan menyimpulkan perbaikan –

perbaikan apa saja yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.

1.3 TUJUAN MASALAH

Mengetahui dampak – dampak yang terjadi akibat ketidak ergonomisan dalam system kerja pada proses packaging dan memberikan masukan atau saran untuk perbaikan supaya dalam proses kerja tersebut menjadi nyaman dan lebih baik bagi para pekerja.

1.4 BATASAN MASALAH

Laporan ini akan membahas tentang ketidak ergonomisan kerja pada proses packaging bakpia pathuk saja, sehingga kami membatasi ruang lingkup penulisan hanya pada masalah – masalah yang terjadi dan analisa pada pekerjaan tersebut.

2

Page 3: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisa Terhadap Sistem Kerja

Analisa yang kami lakukan mengenai system kerja pada proses packaging bakpia pathuk adalah dengan cara melakukan study terhadap proses packaging saat ini. Adapun yang kami amati dalam proses ini adalah melalui elemen – elemen gerakan pekerja pada saat melakukan pekerjaan, karena dari situlah kami dapat melihat dan menilai apakah system kerja ini sudah mengacu pada system kerja yang ergonomi atau tidak.

2.1.1 Analisa Elemen Gerakan Pekerja

Posisi pekerja saat melakukan pekerjaan yaitu berdiri, menggunakan tangan , dan gerakannya dilakukan berulang – ulang dengan gerakan yang bervariasi. Untuk itu kami mengklafisikasikan gerakan – gerakan tersebut menjadi 3 ( tiga ) bagian utama , yaitu :

a. Mengambil Kardus yang tersedia disebelah depan dengan menggunakan tangan kanan atau tangan kiri.

b. Mengambil bakpia yang sudah disiapkan pada meja disebelah kiri dengan satu tangan atau kedua tangan

c. Memasukkan bakpia kedalam kardus untuk dipackaging dengan dedua tangan. Proses Packaging ini meliputi :- Memasukkan dan menata bakpia kedalam kardus kemasan sesuai

kapasitas isi pada kardus kemasan- Memeriksa kelengkapan isi dan kualitas bakpia dalam kardus kemasan

d. Meletakkan bakpia yang telah dipackaging ke meja sebelah kanan menggunakan tangan kanan.

3

Page 4: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

Gambar 1 Lay Out kerja operator

Gambar 2.a. Proses Packaging Bakpia Pathuk

4

Page 5: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

gambar 2.b. Proses Packaging Bakpia Pathuk

Gambar 2.c. Proses Packaging Bakpia Pathuk

2.1.1.1 Analisa Gerak Pekerja Secara Physiological Performance

Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengetahui performance fisiologis pekerja adalah besarnya pengeluaran energi saat bekerja. Pengeluaran energi tersebut diukur secara tidak langsung, yaitu dengan melakukan pengukuran denyut jantung. Denyut jantung pekerja saat melakukan pekerjaan ini dikonversikan dulu menjadi konsumsi oksigen karena konsumsi oksigen merupakan faktor dari proses metabolisme yang dapat dianggap berhubungan langsung dengan konsumsi energi.

Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap 5 orang pekerja dan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran denyut jantung ini adalah pulse meter. Data denyut jantung operator dapat dilihat sebagai berikut :

Table 1 Data Rata – Rata Denyut Jantung

No Pekerja Denyut jantung (pulse/menit)

1. A 113

2. B 107

3. C 105

4. D 104

5. E 104

5

Page 6: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

Energi yang dikeluarkan oleh pekerja saat melakukan pekerjaan dalam kondisi kerja yang pada saat berdiri adalah :

Sikap / gerak badan

Posisi berdiri menunduk = 0.8 kcal/menit

Tipe pekerjaan

Kerja dengan satu tangan ( kategori berat ) = 2.2 kcal/menit

Jadi standar pengeluaran energi adalam 3.0 kcal/menit

Melihat adanya hubungan antara metabolisme, respirasi temperatur badan dan denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja, terlihat adanya hubungan yang linier antara denyut jantung (pulse /menit) dengan besarnya konsumsi oksigen (liter/menit) dimana denyut jantung 100 pulse/menit sebanding dengan konsumsi oksigen 1 liter /menit.

Dari hasil pengukuran, diperoleh rata-rata denyut jantung pekerja saat bekerja pada kondisi berdiri adalah sebesar 107 pulse / menit. Untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen, maka dilakukan interpolasi 107 x 93.66812 dan diperoleh hasil 1.142 liter/menit. Jika diketahui bahwa 1 liter oksigen menghasilkan energi sebesar 4,8 kcal maka energi yang dikeluarkan pekerja pada saat bekerja adalah 1,142 x 4,8 = 5,482 kcal / menit.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perbandingan tersebut adalah pengeluaran energi rata-rata pekerja telah melebihi ketentuan atau standar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi yang tidak ergonomis misalnya terlalu beratnya beban kerja yang harus ditanggung oleh tubuh.

2.1.2 Analisis Subjektivitas Pekerja

Dari hasil analisa dengan mengajukan pertanyaan kepada pekerja diperoleh data beberapa bagian tubuh yang mempunyai keluhan rasa sakit yaitu dibagian sakit/kaku pada leher, bahu, lengan atas, punggung, pinggang, siku, pergelangan tangan dan tangan itu sendiri, serta pada bagian kaki. Pada kondisi kerja ini, pada bagian pinggang ke bawah lebih banyak mendapatkan beban kerja dibandingkan bagian tubuh atas karena dalam bekerja cenderung berdiri terlalu lama. Sehingga mengakibatkan :

6

Page 7: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

1. Pertama jaringan otot leher ( leher dipaksakan menegakkan tulang lehernya ), dengan menahan berat kepala yang ditekuk mendekati sudut 30°, untuk proses pekerjaan sehingga sistem jaringan otot leher mengalami ketegangan.

2. Jaringan otot punggung ( jaringan otot tulang belakang dipaksakan berdiri terlalu lama ), sehingga sistem jaringan otot tulang belakang mengalami peregangan berlebihan untuk menahan beban berat tubuh bagian atas.

3. Sistem jaringan otot bahu, lengan dan jari tangan yang dipaksa untuk melakukan kegiatan mengambil bakpia dan kardus kemasan, dimana jarak antara meng ambil bakpia disebelah kiri dengan kardus kemasan tidak menentu. Pekerja terpaksa menggerakkan lengan, bahu bahkan punggungnya untuk pekerjaan tersebut, sehingga terjadi peregangan otot disekitar bahu, lengan, pinggang dan jari tangan.

4. Sistem jaringan otot kaki, dimana kondisi kaki pekerja dipaksa untuk terlalu lama berdiri, sehingga sistem jaringan otot kaki mengalami ketegangan akibat menahan beban tubuh.

2.1.3 Analisa Waktu dan Output Standar

Hasil pengolahan dari data waktu operasi adalah waktu & output standar yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan produktivitas kerja pekerja. Diketahui waktu standar untuk menyelesaikan 1 unit produk adalah 5 detik. Dari sini, output standar yang dapat dihasilkan adalah rata – rata sebesar 500 kardus /hari, jadi masing – masing pekerja dalam sehari rata – rata menghasilkan 72 kardus/hari. Dengan jumlah pekerja sebanyak 7 orang dan jam kerja mulai dari jam 08.00 - 12.00 dan 13.00 - 16.00 atau selama 7 jam/hari, maka dapat dihitung produktivitas kerja pekerja sebagai berikut :

Produktivitas =

Diketahui :

Output : - Target output perbulan yang diterapkan oleh perusahaan adalah 10000 kardus/bln.

- Output Standar perhari adalah 72 unit x 7 orang x 30 hari kerja = 15120 kardus/bln.

Input : - Man - hour perhari = 7 orang x 30 hari = 210 man - hour/bln.

7

Page 8: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

Jadi : a. Produktivitas kerja pekerja perhari berdasarkan target output yang ditetapkan perusahaan.

= = 48 kardus/man-hour

b. Produktivitas kerja pekerja perhari berdasarkan output standar

= = 72 kardus/man-hour

Dalam artian jika hasil pengeluaran waktu dan output standar ini diterapkan, maka seharusnya produktivitas kerja pekerja adalah 72 kardus /man-hour. Berdasarkan kedua perhitungan diatas, dapat dianalisa bahwa target yang selama ini telah ditetapkan oleh perusahaan masih cukup rendah dan jauh dibawah standar ( didasarkan pada perhitungan waktu standar).

2.2 Pengumpulan Data

Dilihat dari hasil analisa elemen – elemen gerak pekerja pada saat melakukan pekerjaan dengan berdiri, sebenarnya pekerja lebih banyak menggunakan tangan saat melakukan aktivitas kerja. Dengan demikian tenaga yang dikeluarkan pekerja lebih banyak dan mengakibatkan banyaknya beban otot statis pada bagian kaki. Hal tersebut bisa saja mengakibatkan pekerja cepat lelah dan stress dan dapat mempengaruhi produktivitasnya dalam bekerja.

2.2.1 Pengumpulan Data Anthopometri

Dalam analisa ini kami menggunakan acuan ukuran – ukuran dimensi tubuh ( antopometri ) untuk mengetahui untuk mengetahui ergonomi system kerja pada proses packaging bakpia pathuk tersebut.

8

Page 9: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

a. Posisi Berdiri

Gambar 3. Anthopometri Posisi Berdiri

Keterangan :1. Tinggi badan tegak

Ukur Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas. Sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.

2. Tinggi mata dalam posisi berdiriUkur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.

3. Tinggi bahu dalam posisi berdiriUkur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.

4. Tinggi siku dalam posisi berdiri

9

Page 10: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah (siku). Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara normal.

5. Tinggi pinggul dalam posisi berdiriUkur jarak vertikal lantai sampai pinggang pada saat subjek berdiri tegak.

6. Tinggi tulang ruas dalam posisi berdiriUkur jarak vertical lantai sampai tulang ruas pada saat subjek berdiri tegak.

7. Tinggi ibu jari dalam posisi berdiriUkuir jarak vertical lantai ibu jari pada saat subjek berdiri tegak.

8. Tinggi lutut / tempurung lutut dalam posisi berdiriUkur jarak vertikal lantai sampai lutut pada saat subjek berdiri tegak.

9. Tinggi genggaman tangan keatas setinggi - tingginyaUkur jarak vertikal lantai sampai ujung tangan saat menggenggam pada saat subjek berdiri tegak.

10. Panjang rentangan tangan kedepanUkur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horizontal ke depan.

11. Panjang bahu – genggaman tangan kedepanUkur jarak horizontal dari bahu sampai ujung tangan menggenggam. Subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan horizontal ke depan.

12. Panjang genggaman tangan kedepanUkur jarak horizontal dari punggung sampai ujung tangan menggenggam. Subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horizontal ke depan.

13. Panjang rentangan tangan kesampingUkur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan ki risampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping sejauh mungkin.

14. Panjang rentangan sikuUkur jarak horizontal dari ujung siku tangan kiri sampai ujung siku tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping sejauh mungkin.

10

Page 11: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

b. Jangkauan JauhAnthropometri dinamis yang mengukur rentang lengan keluar diputar sekitar bahu.

Gambar 4. Anthopometri Jangkauan Jauh

c. Jangkauan Normal

Anthropometri dinamis yang mengukur panjang lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap.

Gambar 5. Anthopometri Jangkauan Normal

11

Page 12: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

BAB III

USULAN DAN PERBAIKAN

3.1 Perbaikan Sistem Kerja

Dalam perbaikan ini perlu adanya beberapa perubahan dan penambahan fasilitas dalam sistem kerja. Hal ini perlu dilakukan supaya dapat memberikan kenyaamanan pada pekerja dalam berkerja dan juga menentukan standar produksi yang jelas untuk menghindari kelebihan produksi yang mengakibatkan menumpuknya hasil produksi yang tidak habis dijual pada hari itu juga, dikarenakan umur dari bakpia tersebut yang tidak bisa bertahan lama.

3.1.1 Perbaikan Gerak Pekerja Secara Physiological Performance

Dari hasil analisa gerak pekerja secara Physiological Performance yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapatkan hasil bahwa energi yang dikeuarkan oleh pekerja sangat besar melebihi standar energi rata-rata yang harus dikeluarkan. Sehingga mengakibatkan peningkatan denyut jantung yang nantinya berpengaruh terhadap kondisi pekerja yang mudah lelah. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh terlalu beratnya beban kerja dan kondisi lingkungan ruang kerja yang kurang memadai yaitu tidak tersedianya ventilasi udara, sehingga mengakibatkan sirkulasi udara yang ada di dalam ruangan tersebut tidak maksimal. Akibatnya adalah konsumsi oksigen sangatlah kurang dan memicu kepada meningkatnya denyut jantung dari pekerja yang berdampak mudahnya mengalami kelelahan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka sebaiknya perlu ditambahkannya ventilasi udara di dalam ruangan tersebut supaya udara yang berada di dalam ruangan tersebut dapat bersirkulasi dengan baik.

3.1.2 Perbaikan Subjektivitas Pekerja

12

Page 13: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

Berdasarkan dari data yang didapat dari hasil analisa yaitu dengan bertanya secara langsung kepada para pekerja, didapatkan beberapa keluhan rasa sakit yang dialami yaitu terjadinya pegal-pegal pada daerah tubuh tertentu dikarenakan terlalu lamanya berdiri.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya harus disediakan kursi duduk untuk masing-masing pekerja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari para pekerja, dengan harapan pada waktu jeda pekerja dapat istirahat sebentar dengan duduk.

3.1.3 Perbaikan Waktu dan Output Standar

Dari data yang diperoleh sebelumnya perusahaan menargetkan produksi bakpia adalah 10000 kardus tiap bulannya, sedangkan dalam kenyataannya produksi yang diperoleh sampai saat ini melebihi dari target yang telah ditentukan yaitu 15120 kardus tiap bulannya. Terlihat dengan jelas bahwa pekerja tidak mengikuti dari aturan perusahaan yang terlah ditentukan, hal ini merupakan sebab pertama yang mengakibatkan pekerja terlalu banyak mendapatkan beban kerja. Akibat dari kelebihan produksi ini akan berdampak kepada berlebihnya penyimpanan bakpia di gudang/took, yang mengakibatkan bakpia yang tidak habis terjual akan dibuang karena melebihi waktu kadaluarsa.

Untuk mengatasi masalah ini maka perlu adanya peninjauan ulang dari pihak perusahaan dalam menentukan standar output yang harus diproduksi. Alternatif lainnya adalah dengan mengurangi jumlah pekerja yang berada atau memindahkan beberapa pekerja ke bagian lain.

Namun, masalah lainnya akan muncul pada hari-hari tertentu yaitu meningkatnya permintaan dari pembeli, maka untuk menutupi ketidakmampuan karena terbatasnya pekerja dengan cara menambah pekerja yang bersedia dibayar harian.

13

Page 14: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan evaluasi ergonomi yang telah dilakukan pada proses packaging bakpia pathuk didapatkan bahwa system kerja tersebut tidak ergonomis dikarenakan adanya beberapa factor yang tidak diperhatikan oleh perusahaan. Maka dari itu kami memberi usulan dengan menambahkan ventilasi udara diruang produksi terutama di bagian packaging, serta menambahkan kursi utuk masing-masing pekerja di bagian packaging supaya pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Kami juga mengusulkan adanya penegasan peraturan standar output produksi supaya tidak lagi terjadi kelebihan hasil produksi.

4.2 SARAN

Meningkatkan respon pada setiap keluhan di setiap bagian kerja. Karena keluhan dari para pekerja saat beraktivitas, mengindikasikan adanya masalah ditempat itu, maka usulan dari kelompok kami adalah

Menambahkan kursi Tempat penyimpanan agar tidak menumpuk dibagian produksi Ventilasi udara agas sirkulasi udara berlangsung dengan baik Ditambahkan satu pekerja yang bertugas mengangkat bakpia ke ruang

penyimpanan.

14

Page 15: 2. Bab i, II, III,IV, laporan ergonomi

DAFTAR PUSTAKA

Eko Nurmianto, Ergonomi - Konsep dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Guna Widya, 1996

Erix D. Sanggaya, Perancangan Kursi Kuliah Ergonomis Berdasarkan Data Anthropometri ( Skripsi )

Iftikar Z Sutalaksana, Teknik Tata Cara kerja, Departemen Teknik industri-ITB, Bandung, 1979

Kroemer, K.H.E., Ergonomics How to Design For Ease & Efficiency, Prentice Hall, New Jersey, 1994

Muray R Spiegel, Statistika, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta, 1994

Sritomo W, Ergonomi - Studi gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Guna Widya, 2003

Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Fakultas Ekonomi universitas Indonesia, 1999

Ulrich, Karl T, Perancangan dan Pengembangan Produk ( Terjemahan ), Salemba Teknika, Jakarta, 1995

http://www.slideshare.net/Turedo/analisis-ergonomi-terhadap-rancangan-fasilitas-kerja-pada-stasiun-kerja#

http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2214356-pedoman-pengukuran-data-antropometri/

15