2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28...

2
[(OMPAS o Selasa o Rabu Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 G) 30 31 OPeb o Mar OApr OMei OJun eJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes Unpad dan Seleksi SDM Pu lik ~ non profesionalisme pelayan publikyangterga- bung dalam pegawai negeri sipil (PNS) masih ba- yak dipertanyakan. Prinsip jika bisa dipersulit ke- napa dipermudah masih mengedepan. Kondisi inimengham- bat reformasi birokrasi yang digaungkan, termasuk imple- mcntasi Undang- Undang omor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan dan perlu diurai dengan tuntas, dari simpul satu ke simpullain. Sumber daya manusia (SDM) PNS tidak lepas dari buruknya pe- layanan publik yang dilakukan pe- merintah. Reformasi tidak hanya dipandang sebagai perampingan struktur dan pengayaan fungsi. Memperkaya fungsi pun bisa sulit ' jika SDM -nya tidak baik. Yang ter- jadi malah keteteran dalam menja- lankan fungsinya. Oleh sebab itu, ketersediaan SDM perlu diupaya- kan lebih baik, transparan, danjer- nih agar tidak menyusup SDM yang kurang bernas. Koin dan poin Rekrutmen merupakan lang- kah penting dalam mencari bibit pelayan publik yang andal. Rekrut- men yang tegas dan jelas diharap- kan mampu menyaring personel yang baik. Oleh karena itu, meka- nisme penjaringan perlu terus di- sernpurnakan, dari soal yang dibe- rikan, pola seleksi, sampai pelaksa- naannya. Pengawasan dalam rekrutmen perlu diperketat agar tidak terjadi sim saJabim abra kadabra. Bila kondisi terakhir masih berjalan, dikhawatirkan SDM pelayan tidak semakin baik. Sejak rekrutmen, seorang pe- serta sudah harus jelas mengenai jalan yang akan ditempuh sebagai PNS. Soal yang diberikan berda- sarkan kompetensi mulai baik kendati seleksinya masih banyak mengandalkan tes tertulis. Arti- nya, setelah mengikuti tes, peserta tinggal menunggu pengumuman. Ini menunjukkan bahwa pola se- leksi masih mengandalkan tes ter- tulis sekali jalan. Dampaknya, mi- nat dan bakat peserta sulit diketa- huisejakdini. Yang menarik, peserta yang 10- los bisa luar biasa Nasib orang ti- dak bisa ditebak. Namun, peserta yang lolos serta mengagetkan te- man dan yang mengenalnya tidak sebatas persoalan nasib. Bisa jadi ada upaya di dalarnnya. Konon poin bisa dikalahkan koin. Tidak sedikit peserta kasak-kusuk sejak seleksi. Cara itu dilakukan untuk bisa memenangi persaingan, Se- jumlah koin disiapkan untuk me- nebus "perjuangan" pihak yang di- mintai tolong. Ada yang berspeku- lasi; adajuga yang menjadi pejuang betulan. Yang berspekulasi hanya meng- intip peserta tes yang lolos seleksi tanpa perjuangan berarti. Namun, ia bisa mendapatkan keuntungan dengan cara itu. Adajuga yang ber- juang mulai dari kasak-kusuk mencari soal yang akan diberikan, mencoba menghubungi oknum panitia, sampai ngadeuheus ok- num pejabat yang terlibat dalam penentuan kelulusan. Upaya tersebut tentu tidak gra- tis. Konon tarifnya bisa bermain dan menggiurkan. Mungkin juga karena ada tarif semacam itu, ok- num yang mencari mangsa untuk diperjuangkan bergentayangan. Praktik itu tidak termasuk peju- ang bangsa karena justru akan menghasilkan sumber daya mem- ble yang memikirkan bagaimana uang harus dikembalikan. Dengan demikian, bibit korupsi bisa terpu- puk dengan baik kendati ada ba- nyak komisi yang bertugas mern- berantasnya. Praktik tersebut sa- Oleh ASEP SUMARYANA ngat merugikan bangsa kendati memperkaya diri sendiri. Bisajadi yang bersangkutan menari di atas penderitaan bangsa sehingga da- pat dikategorikan sebagai peng- khianat. Pembinaan Dengan sumber daya yang memble, bisa jadi pembinaan menjadi sulit pula. Yang mungkin terjadijustru "bahan mentah" ter- sebut meneruskan kebiasaan awal, yakni menyuap untuk kariernya. Mungkin tidak semua melakukan hal tersebut, tetapi perilaku itu menjadi hama yang mengganggu reformasi itu sendiri. Syukur jika masih banyak pejabat yang waspa- da pennana tingaJi. Celakanya,jika masih ada yangkabobodo tenjo ka- samaran tingaJi sehinggajati kssi- lih ku junti. Yang berkualitas bisa tersingkir oleh yang menerabas. Melakukan pembinaan dalam Kliping Humas Unpad 2010 situasi semacam itu tidak mudah. Perlu keteguhan hati dan kesung- guhan berbakti. Gangguan bisa muncul, baikdariaparat yang dibi- na maupun koneksi di lingkungan kerjanya Mungki saja sumber daya tersebut ke bat dari pejabat eksekutif atau legislatif Dengan demikian, rnenindak sama dengan rnernbunuh karier- nya sendiri.Akibatnya, pernbinaan tidak tegas dan jelas. Hal itu ber- dampak pada unculnya kecern- buruan di antara sesama pegawai. Yang celaka ad ah mengikuti pola keberhasilan p awai yang sukses menapaki kari r dengan sesat. Maka, kesesatai semakin berkem- bang. Mungkin banyak pelatihan, bimbingan te " pendidikan ka- rier, dan lain-lam yang dilakukan. Namun, pelay an publik bisa menjadi indik tor keberhasilan semuanya. Bila anekdot bisa diper- -,-

Upload: dothuan

Post on 05-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/kompas-20100729... · tanggungjawab moral. Setidaknya lembaga itu tidak

[(OMPASo Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1518 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 G) 30 31

OPeb oMar OApr OMei OJun eJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Unpad dan Seleksi SDM Pu lik

~

non profesionalisme pelayan publikyangterga-bung dalam pegawai negeri sipil (PNS) masih ba-yak dipertanyakan. Prinsip jika bisa dipersulit ke-

napa dipermudah masih mengedepan. Kondisi ini mengham-bat reformasi birokrasi yang digaungkan, termasuk imple-mcntasi Undang- Undang omor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan dan perludiurai dengan tuntas, dari simpul satu ke simpullain.

Sumber daya manusia (SDM)PNS tidak lepas dari buruknya pe-layanan publik yang dilakukan pe-merintah. Reformasi tidak hanyadipandang sebagai perampinganstruktur dan pengayaan fungsi.Memperkaya fungsi pun bisa sulit 'jika SDM -nya tidak baik. Yang ter-jadi malah keteteran dalam menja-lankan fungsinya. Oleh sebab itu,ketersediaan SDM perlu diupaya-kan lebih baik, transparan, danjer-nih agar tidak menyusup SDMyang kurang bernas.

Koin dan poinRekrutmen merupakan lang-

kah penting dalam mencari bibitpelayan publik yang andal. Rekrut-men yang tegas dan jelas diharap-kan mampu menyaring personelyang baik. Oleh karena itu, meka-nisme penjaringan perlu terus di-sernpurnakan, dari soal yang dibe-rikan, pola seleksi, sampai pelaksa-naannya.

Pengawasan dalam rekrutmenperlu diperketat agar tidak terjadisim saJabim abra kadabra. Bilakondisi terakhir masih berjalan,dikhawatirkan SDM pelayan tidaksemakin baik.

Sejak rekrutmen, seorang pe-serta sudah harus jelas mengenaijalan yang akan ditempuh sebagaiPNS. Soal yang diberikan berda-sarkan kompetensi mulai baikkendati seleksinya masih banyakmengandalkan tes tertulis. Arti-nya, setelah mengikuti tes, pesertatinggal menunggu pengumuman.Ini menunjukkan bahwa pola se-leksi masih mengandalkan tes ter-tulis sekali jalan. Dampaknya, mi-

nat dan bakat peserta sulit diketa-huisejakdini.

Yang menarik, peserta yang 10-los bisa luar biasa Nasib orang ti-dak bisa ditebak. Namun, pesertayang lolos serta mengagetkan te-man dan yang mengenalnya tidaksebatas persoalan nasib. Bisa jadiada upaya di dalarnnya. Kononpoin bisa dikalahkan koin. Tidaksedikit peserta kasak-kusuk sejakseleksi. Cara itu dilakukan untukbisa memenangi persaingan, Se-jumlah koin disiapkan untuk me-nebus "perjuangan" pihak yang di-mintai tolong. Ada yang berspeku-lasi; adajuga yang menjadi pejuangbetulan.

Yang berspekulasi hanya meng-intip peserta tes yang lolos seleksitanpa perjuangan berarti. Namun,ia bisa mendapatkan keuntungandengan cara itu. Adajuga yang ber-juang mulai dari kasak-kusukmencari soal yang akan diberikan,mencoba menghubungi oknumpanitia, sampai ngadeuheus ok-num pejabat yang terlibat dalampenentuan kelulusan.

Upaya tersebut tentu tidak gra-tis. Konon tarifnya bisa bermaindan menggiurkan. Mungkin jugakarena ada tarif semacam itu, ok-num yang mencari mangsa untukdiperjuangkan bergentayangan.

Praktik itu tidak termasuk peju-ang bangsa karena justru akanmenghasilkan sumber daya mem-ble yang memikirkan bagaimanauang harus dikembalikan. Dengandemikian, bibit korupsi bisa terpu-puk dengan baik kendati ada ba-nyak komisi yang bertugas mern-berantasnya. Praktik tersebut sa-

Oleh ASEP SUMARYANA

ngat merugikan bangsa kendatimemperkaya diri sendiri. Bisajadiyang bersangkutan menari di ataspenderitaan bangsa sehingga da-pat dikategorikan sebagai peng-khianat.

PembinaanDengan sumber daya yang

memble, bisa jadi pembinaanmenjadi sulit pula. Yang mungkinterjadijustru "bahan mentah" ter-sebut meneruskan kebiasaan awal,yakni menyuap untuk kariernya.Mungkin tidak semua melakukanhal tersebut, tetapi perilaku itumenjadi hama yang mengganggureformasi itu sendiri. Syukur jikamasih banyak pejabat yang waspa-dapennana tingaJi.Celakanya,jikamasih ada yangkabobodo tenjo ka-samaran tingaJi sehinggajati kssi-lih ku junti. Yang berkualitas bisatersingkir oleh yang menerabas.

Melakukan pembinaan dalam

Kliping Humas Unpad 2010

situasi semacam itu tidak mudah.Perlu keteguhan hati dan kesung-guhan berbakti. Gangguan bisamuncul, baikdariaparat yang dibi-na maupun koneksi di lingkungankerjanya Mungki saja sumberdaya tersebut ke bat dari pejabateksekutif atau legislatif

Dengan demikian, rnenindaksama dengan rnernbunuh karier-nya sendiri.Akibatnya, pernbinaantidak tegas dan jelas. Hal itu ber-dampak pada unculnya kecern-buruan di antara sesama pegawai.Yang celaka ad ah mengikuti polakeberhasilan p awai yang suksesmenapaki kari r dengan sesat.Maka, kesesatai semakin berkem-bang.

Mungkin banyak pelatihan,bimbingan te " pendidikan ka-rier, dan lain-lam yang dilakukan.Namun, pelay an publik bisamenjadi indik tor keberhasilansemuanya. Bila anekdot bisa diper-

-,-

Page 2: 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/kompas-20100729... · tanggungjawab moral. Setidaknya lembaga itu tidak

sulit mengedepan, berarti hasilevaluasi tidak dijalankan sehinggatidak mengubah perilaku.

Oleh sebab itu, evaluasi semuakegiatan yang terkait denganpengadaan SDM publik menjadipenting. Pelimpahan penyaringanPNS pada perguruan tinggi perluselektif benar agar jatuh padakomponen yang mengedepankantanggungjawab moral. Setidaknyalembaga itu tidak mudah dipenga-ruhi untuk menyusupkan titipandari pejabat.

Dalam pengadaan SDM publikpascareformasi hingga 2009, Uni-versitas Padjadjaran diberi keper-cayaan menangani seleksi calon.Tidak hanya di Jabar, seleksi jugadilakukan Unpad di beberapa pro-vinsi, bahkan departemen. Jika pe-limpahan dilakukan untuk kepen-tingan kelompok broker, bisa jadilembaga pendidikan itu menjaditumbal dan berdampak pada ru-saknya nama baik lembaga terse-but di masyarakat.

Karena itu, kemampuan menja-ring sumber daya yang baik, jer-nih, dan bernas, selain sumbanganberharga bagi bangsa, juga akanmengembalikan nama baik lemba-ga. Tentu perjuangan ini tidak mu-dah, tetapi menjadi amal salehyang dikenang anak bangsa danganjarannya mengalir sepanjangmasa.

Dimulai dengan seleksi yang ba-ik, pembinaan bisa semakin mu-dah dan pejabat yang korup serna-kin tersingkir seiring dengan wak-tu yang mendekati pensiun. Peng-gantinya harus lebih baik agarmampu mengawal perjalananbangsa lebih baik sehingga memu-dahkan reformasi birokrasi yangdiagendakan. Bila tidak, merekahanya akan memperpanjang ce-mooh publik dan tidak bisa me-ngurangi praktik korupsi yang se-dang dibidik.

ASEP SUMARYANASekretaris LP3ANdan Lektor KepaJa

padaJurusanllmuAdministrasi Negara

FISIPUnpad