1.volume.06.no.07.tahun 2017 - unud

31

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD
Page 2: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017

Published: 2017-07-30

Articles

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASIONAL SERTA DAMPAKNYA PADA KUALITAS LAYANAN (STUDI

PADA RUMAH SAKIT REFERRAL MAUBESSI, TIMOR LESTE)

Evelio Antonnio de Sousa

2617-2634

Reaksi Pasar Terhadap China's Black Monday di Bursa Efek Indonesia

Gde Agung Satria, Luh Gede Sri Artini, Henny Rahyuda

2635-2664

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN PEMEDIASI KOMITMEN AFEKTIF DI

SEKRETARIAT KABUPATEN BADUNG

Ayu Putu Ariani, Desak Ketut Sintaasih, Made Surya Putra

2665-2696

Hendri PENGARUH KOMPENSASI, PENDIDIKAN DAN PROGRAM

KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WARTAWAN DI

PROVINSI BALI

Hendri Harliawan, I Gusti Wayan Murjana Yasa, Made Heny Urmila Dewi

2697-2730

PENGARUH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASIONAL DAN KINERJA PEGAWAI (Studi pada Pegawai Negeri Sipil di

RSUD Wangaya Kota Denpasar)

I Gede Hendry Kamanjaya, Wayan Gede Supartha, IG.A. Manuati Dewi

2731-2760

Page 3: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN OCB SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Devi Shinta Prahesti, I Gede Riana, I Made Artha Wibawa

2761-2788

PENGARUH KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI PADA KINERJA

PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA MELALUI KOMITMEN

ORGANISASI

Veryanto Adi Prakoso, Ni Made Dwi Ratnadi, IGAM Asri Dwija Putri

2789-2818

DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH

KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA

IMPLEMENTASI SIPKD DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR

Sang Ayu Nyoman Trisna Dewi, Dewa Nyoman Badera

2819-2860

KEMAMPUAN PRIOR OPINION MEMODERASI PENGARUH PROFITABILITAS,

LEVERAGE, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN RASIO

AKTIVITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

Made Ayu Jayanti Prita Utami, Maria M. Ratna Sari, Ida Bagus Putra Astika

2861-2888

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASIONAL YANG DIMEDIASI KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI

CHILDFUND TIMOR LESTE

Jesuina Soares Cabral, Ni Wayan Sri Suprapti

2889-2916

INDEXED BY

Page 4: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2861

KEMAMPUAN PRIOR OPINION MEMODERASI PENGARUH

PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP

OPINI AUDIT GOING CONCERN

Made Ayu Jayanti Prita Utami1

Maria M. Ratna Sari2

Ida Bagus Putra Astika3

1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitiani inii bertujuan untuk memperoleh bukti’’kemampuan prior opinion dalam

memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, pertumbuhan’ perusahaan’ dan

rasio aktivitas terhadapi’ pemberiani opinii’ auditi’ goingi’ concern. Perbedaan hasil’

penelitian ini dengan penelitian yang lain dapat diselesaikan melalui pendekatan

kontinjensi, dimana variabel prior opinion didugai memoderasi pengaruh rasio keuangan

seperti profitabilitas, leverage, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan’ rasio’aktivitas

terhadap’ pemberian opini audit’going’concern. Jumlah’ sampel’ dalam penelitian’ adalah

438 sampel yang dipilih dengan’ teknik purposive’’sampling dari seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di’ Bursa’ Efek’ Indonesia’ periode 2010-2015. Penelitian ini

dianalisis dengan menggunakan analisis’ regresi’’logistik. Hasil yang diperoleh adalah

prior opinion memperlemah pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROA pada

pemberian opini going concern, namun prior opinion tidak memoderasiipengaruh leverage,

likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan rasio aktivitas pada pemberian opini’ audit’ going’

concern.

Kata kunci: prior opinion, opini audit going concern, rasio keuangan, pertumbuhan

perusahaan, rasio aktivitas.

ABSTRACT

This study aimed to get evidence of prior opinions in its ability to moderate the effect of

profitability, leverage, liquidity, company growth and activity ratios on going concern audit

opinion. The difference results of these studies with the other studies can be completed

through a acontingency approach, in which variables prior opinion allegedly moderating

influence of financiali ratiosi such as profitability, leverage, liquidity, growth and activity

ratios to administration going concern audit opinion. The number of samples’in this study

were 438 samples selected by purposivei’samplingi manufacturingi’ companies’ listed’ in

Indonesia’’Stock’ Exchange’ 2010-2015 period. Data’ analysis’ technique’ used’’ is the

logistic’ regression’ analysis. The results obtained are prior opinion weaken the influence of

profitability wich is proxied by ROA on going concern audit opinions, but priori opinion

does not moderate the effect of leverage, liquidity, growth and activity ratio on going

concern audit opinion.

Keywords: prior opinion, going concern audit opinion, finance ratio, company growth,

activity ratio.

Page 5: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2862

PENDAHULUAN

Auditor memiliki peranan penting untuk memediasi antara kepentingan

investor dan’ perusahaan. Auditor melakukan penilaian atas kondisi

perusahaan yang akan menjadi sumber infomasi bagi investor untuk

menentukan keputusan. Hasil penilaian auditor yang diungkapkan melalui

opini audit akan membuat pengguna menjadi semakin percaya pada laporan

data yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan’ auditan.

Setelahi auditori independeni melakukani tugas pengauditan atas

laporan keuangan suatu perusahaan, maka auditor independeni tersebut akan

memberikan pendapat atau opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dari

perusahaan yang diauditnya. Jika dalam proses identifikasi informasi

mengenai kondisi perusahaan auditor tidak menemukan adanya salah saji

material yang menyebabkan kesangsian besar terhadap kemampuan entitas

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor akan

memberikan opini audit non going concerni dan opini audit goingi concern

akan diberikan kepada perusahaani yang oleh auditori diragukan

kemampuannya dalam menjaga kelangsungani usaha perusahaan (Sari,

2012).

Going concern adalah kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode waktu pantas, yaitu

tidak lebih dari satu tahun sejak tanggali laporan keuangan (Standar

Profesional Akuntan Publik, 2011). Going concern disebut juga sebagai

kontinuitas akuntansi yang memperkirakani suatu bisnis akan terus berlanjut

Page 6: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2863

dalam waktu tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki

arti bahwa suatu badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan

kegiatan usahanya dalam jangka waktui panjangi dan tidak akan dilikuidasii

dalam jangka waktu yang pendek.

Opini audit modifikasi mengenai going concern merupakan opini audit

yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuani atau

ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam

menjalankan operasinya padai kurun waktui yang pantas, tidak lebih dari satu

tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011).

Auditor bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar

terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun

sejak tanggal laporan audit. American Institute of Certified Public

Accountants (1988 dalam Praptitorini, 2007) menjelaskani saat ini, auditor

harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah

pelaporan. O’Reilly (2010) memberikan asumsi dasar dari opini audit going

concern seharusnya bermanfaat untuk investor sebagai sinyal negatif tentang

keberlangsungan hidup suatu entitas.

Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah

karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadapi

akuntan publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah

dengan melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaani yang diaudit (Gintingi

Page 7: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2864

dan Suryana, 2014). Saat ini tanggung jawab auditor tidak hanya sebatas

memeriksa laporan keuangan atau mendeteksi kecurangan, tetapi juga

menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dikarenakan bahwa kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan

dalam mempertahankan hidupnya akan selalu ada, sehingga auditor dalam

melaksanakan proses audit harus dapat melihati tingkat kegagalani

perusahaan dalam mempertahankanikelangsungan hidupnya. Sulitnyai

memprediksi kelangsunganihidup suatu perusahaan menyebabkan banyak

auditor yang mengalami dilema moral dan etika dalam memberikan opini

going concern (Januarti, 2008).

Penerbitan opini auditi going concerni’ akan menyebabkan auditee

merasa tidak nyaman sehingga akan ada upaya untuk membelokkan opini

audit going concern tersebut. Auditee akan berusaha untuk membujuk auditor

untuk melakukan penilaian ulang dari segala aspek seperti membuat kembali

laporan keuangan yang baru demi tercapainya pemenuhan standar audit

perusahaan. Kejadian tersebut tentunya akan mengakibatkan audit delay yaitu

lamanya waktu yang diperlukan untuk mengaudit perusahaan yang’ dinilai

sejak dari waktu penutupan buku sampai waktu terbit laporan dan akhirnya

akan berpengaruh kepada ketepatan informasi yang dipublikasikan (Andi

Kartika, 2009). Dampak negatif dari fenomena audit delay ini berkaitan

dengan ketepatan waktu (timeliness) auditee dalam mengumumkan laporan

keuangannya kepada masyarakat dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Page 8: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2865

Profitabilitas yaitu bagaimana perusahaan’ menghasilkan labai yang

idiperoleh darii kegiatani operasional iperusahaan, jumlah asset, maupun

modal yang dimiliki sendiri. Penelitian Chen & Church’ (1992), Behn et al.

(2001), dan Widyantari’ (2011) mengatakan bahwa rasio profitabilitas’

memiliki pengaruh negatif signifikan’ di dalam memprediksi pembentukan

keputusan opini audit going’ concern. Namun penelitian Hani dkk. (2003),

Rahayu (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008), Juanidi (2010) menyatakan

tidak ada pengaruh antara rasio profitabilitas dengan opinii auditi going’

iconcern.

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajibannya (jangka panjang maupun jangka’ pendek). Kinerja keuangan

perusahaan yang semakin buruk akan ditunjukkan oleh rasio leverage yang

tinggi dan dapat membuat keberlanjutan usaha perusahaan menjadi semakin

tidak menentu. Perusahaan yang memiliki kewajiban lebih besar dari jumlah

aktivanya akan cenderung riskan untuk bangkrut (Chen dan Church, 1992).

Menurut Brigham dan Houston (2010:134) likuiditas bisa dihitung

dengan current ratio (rasio lancar). Rasio likuiditas perusahaan biasanya’

sering dinilai menggunakan current ratio’ dimana aktiva lancar’

dibandingkan dengan kewajiban’ lancar. Dalam hubungannya dengan

likuiditas, semakin sedikit nilaii currenti ratioi menggambarkan semakin

sedikit pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka

pendeknya’ dan sebaliknya’ semakin tinggi tingkat likuiditasnya, maka

perusahaan’ dirasa mampu untuk menutupi kewajibani ijangka ipendeknya

Page 9: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2866

sehingga bisa terhindar dari pemberian opini audit going concern oleh’

auditor.

Pertumbuhan perusahaan menggambarkan bagaimana sebuah

perusahaan mampu untuk meningkatkan ukuran perusahaan. Pertumbuhan

perusahaan yang cepat akan semakin membutuhkan banyak dana untuk

melakukan ekspansi. Kristiana (2012) dalam penelitiannya pada sektor

industri manufaktur meneliti bahwa pertumbuhan perusahaan secara

signifikan mempengaruhi pemberiani opinii auditi goingi concerniisecara

signifikan. Sedangkan hasil penelitian Nursasi dan Maria (2013) mengatakan

bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada’ pemberian opini

audit going ’concern.

Rasio aktivitas merupakan salah satu rasio keuangan yang bisa

digunakan sebagai salah satu tolak ukur dalam pengukuran kinerja

perusahaan. Rasio ini mengukur’ keefektifan serta keefisienan perusahaan

dalam ’melakukan pengelolaan aktiva. Dari pengujian yang dilakukan oleh

Januarti dan Fitrianasari (2008) terhadap rasio aktivitas, diperoleh suatu bukti

bahwa rasio’ aktivitas tidak memiliki pengaruh terhadap’ pemberian opini

audit dengan paragraf going ’concern.

Salah satu ifaktor ilain yang menjadi pertimbangan auditor dalam

pemberiani opini going concern’ adalah prior opinion. Auditor dalam

memberikan opini auditi going concern di tahun berjalan bisa dipengaruhi

oleh opini auditi going concerni’yang diterima auditee pada tahun

sebelumnya’0(prior opinion). Hal ini terjadi jika perusahaan tidak

Page 10: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2867

menunjukkan adanya upaya untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi

keuangan perusahaan.

Penelitian ini berbedai dengani penelitiani sebelumnyai dimana peneliti

menempatkan prior opinion sebagai pemoderasi yang mempengaruhi

pengaruh iprofitabilitas, i leverage, idan likuiditas’ pada pemberian opini

audit going concern’ dengan menambahkan satu variabel baru sebagai

variabel independen yaitu rasio aktivitas serta menggunakan data yang lebih

besar dari penelitian sebelumnya yaitu dari tahun 2010-2015.

Kegunaan dari penelitian’ ini dapat memberikan manfaat teoritis’

untuk memperjelas teori normatif mengenai teori agensi serta teori empiris

dari peneliti-peneliti sebelumnya serta bisa menjadi referensi penelitian lebih

lanjut’yang berkaitan dengan prior opinion yang secara konseptual dapat

mempengaruhi hubungan antara profitabilitas, leverage, likuiditas,

pertumbuhan perusahaan dan rasio aktivitas pada pemberian opini

going ’concern.

Teori ikeagenan’ (Agency theory) imemberikan gambaran keterkaitan

antara prinsipal dan agen’ dimana prinsipal (shareholderi/ipemegang saham

bertanggung jawab’atas pembuatan keputusan kepada agen (manajemen)

(Jensen dan Meckling, 1976). Keterkaitan yang terjadi yaitu agen/

manajemen berperan didalam mengelola’operasional perusahaan’hingga

menghasilkan laporan keuangan perusahaan yang merupakan

tugas’manajemen dimana laporan keuangan ini akan digunakan untuk

pengambilan keputusan. Dikatakan sebagai’ dasar pengambilan keputusan

Page 11: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2868

karena dari laporan keuangan yang telah diaudit, untuk selanjutnya akan

dipublikasikan sehingga mampu mempengaruhi investor dalam hal

pengambilan keputusan. Jika perusahaan memperoleh opini audit going

concern, maka tentu saja investor akan mengurungkan niatnya untuk

berinvestasi sehingga terjadi penurunan harga saham’ perusahaan, isedangkan

jikai iperusahaan memperoleh opini audit non going concern, maka investor

akan berinvestasi dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan.

Penelitian Widyantari (2011) membuktikan pengaruh profitabilitas

yang signifikani padai opinii auditi goingi concern. Nilai profitabilitas yang

cukup tinggi tidak bisa menjamin perusahaan akan terhindar dari opini audit

going concern’ disebabkan oleh adanya faktor’ prior opinion yang bisa

dijadikan dasar pertimbangan kembali untuk mengeluarkan iopini iaudit

igoing iconcern’ di tahun selanjutnya.

Berdasarkan studi-studi tersebut dan alur berpikir jika opini audit

going concern yang didasarkan pada rasio profitabilitas juga dipengaruhi oleh

opini yang diberikan sebelumnya, jadi dapat disusun hipotesis sebagai

berikut.

H1 : Prior opinion memperlemah pengaruh profitabilitas ipada iopini

auditi goingi iconcern.

Rasio leverage digunakani untuki menilai perusahaaniiuntuk

memenuhii kewajiban jangka pendek maupun jangka’ panjang dengan

memakai debt ratio. Nilai rasio leverage yang tinggi’ bisa berakibat buruk.

Jika nilai rasio leverage tinggi maka’ kinerja keuangan perusahaan akan

Page 12: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2869

terlihat semakin tidak baik dan bisa mengakibatkan ketidakpastian terhadap

kelangsungan hidup usaha perusahaan. Hal inilah yang menjadi penyebab

perusahaan memiliki peluang untuk memperoleh opini audit going concern.

Sejalan dengan prior opinion, menurut Kartika (2012) jika auditor

menerbitkan opini audit going concern tahun’ sebelumnya maka semakin

besar pula kemungkinan perusahaan’ memperoleh kembali opini audit going

concern di tahun berjalan. Dari penjelasan diatas, makai hipotesisi yangi

dapati disusun sebagai berikut.

H2 : Prior opinion memperkuat pengaruh leverage pada opinii auditi

igoing ’concern.

Likuiditas yaitu penggunaan aktiva lancar perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya’. Auditor akan meragukan

kelangsungan hidup usaha perusahaan apabila nilai rasio likuiditasnya rendah

atau secara tidak langsung kemampuan perusahaan untuk melaksanakan

kewajibannya adalah rendah. Penelitian sebelumnya, Sari (2012) dan Hany

dkk (2003) likuiditas berpengaruh pada opini audit going concern. Oleh

karena itu, apabila nilai likuiditas sebuah perusahaan tinggi maka perusahaan

dianggap mampu’ memenuhi kewajiban jangka pendeknya’ serta akan

terhindar dari pemberian opini going’ concern.

Jika likuiditas perusahaan tinggi tidak bisa dipastikan perusahaan akan

terhindar’ dari pemberiani opinii goingi concernikarena adanya’ prior opinion

yang dapat dijadikan’ dasar pertimbangan bagi auditor untuk’ memberikan

kembali opini audit going concern pada tahun ’berikutnya. Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka dapat’disusun hipotesis berikut.

Page 13: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2870

H3 : Prior opinion memperlemah pengaruh likuiditas pada opinii audit

going iconcern.

Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan’ menggunakan rasio

pertumbuhan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan menggambarkan

bagaimana usaha perusahaan dalam mendongkrak nilai penjualannya serta

mempertahankan tingkat penjualannya dalam kondisi persaingan yang

semakin ketat. Pertumbuhan perusahaan yang memiliki penjualan yang

lebih tinggi’ dibandingkan dengan kenaikan biaya akan ’mengakibatkan

kenaikan laba ’perusahaan.

Trend penjualan yang meningkat menggambarkan kinerja manajemen

yang baik. Hal ini akan menurunkan resiko penerimaan opini audit ’going

concern. Sementara sales growth ratio’ yang negatif’ menggambarkan

perusahaan tidak mampu’ untuk mempertahankan kelangsungan usaha di

tengah situasi persaingan yang cukup ketat. Hal tersebut memberikan

gambaran bahwa perusahaan tidak berkembang dan mungkin akan

mengalami’ defisit laba serta berpotensi’ memperoleh pemberian opini

audit going concern.

Tingkat pertumbuhan perusahaan yang positif tidak bisa menjadi

patokan akan terhindar dari opini audit going concern’ karena adanya

faktor prior opinion yang bisa dijadikan dasar pertimbangan penting bagi

auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern pada ’tahun

berikutnya. Berdasarkan’ landasan teori tersebut, maka disusun ’hipotesis

sebagai berikut.

Page 14: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2871

H4 : Prior opinion memperlemah pengaruh pertumbuhan perusahaan ipada

opinia auditn going concern.

Rasio aktivitas dalam penelitian ini diproksikan dengan’

menggunakan total assets’turn over (TAT). Total asset turn over adalah

rasio aktivitas yang ’digunakan untuk menilai sejauh mana efektivitas

perusahaan’ didalam menngelola sumber dayanya yang berupa ’asset.

Semakin tinggi’ tingkat rasio ini maka semakin efisien’ pula penggunaan’

aset dan semakin cepat’ pula pengembalian dana dalam bentuk’ kas

(Abdul Halim, 2007).

Namun tingkat rasio aktivitas yang tinggi belum’ bisa dipastikan akan

terhindar dari’ pemberian opini audit going concern’ disebabkan ’karena

adanya faktor prior opinion yang dijadikan dasar pertimbangan penting

bagi auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern kepada

perusahaan di tahun berikutnya. Berdasarkan landasan teori tersebut, maka

disusun hipotesis sebagai berikut.

H5 : Prior opinion memperlemah pengaruh rasio aktivitas pada opini audit

going concern.

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah’ auditing yang menganalisis prior

opinion sebagai pemoderasi pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas,

pertumbuhan perusahaan dan rasio aktivitas pada pemberian opini going concern.

Objek dalam artikel menggunakan salah satu industri yang cukup besar yaitu

Page 15: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2872

manufakturaiyang ilisting di BEIi periodei’2010-2015. Data kuantitatif yang

digunakan’ meliputi data keuangan yang diambil dari laporan keuangan auditan

perusahaan tahun 2010-2015.

Variabel yang dianalisis diantaranya adalah opini going concern’ (GCO),

profitabilitas (ROA), leverage (DAR), likuiditas (LIK), pertumbuhan perusahaan

(PP), rasio aktivitas (TAT) dan prior opinion (PO), yang dijelaskan isebagai

berikut :

1) Audit Going Concern’ adalah opini yang diterbitkan auditor mengenai

pertimbangan terhadap ketidakpastian yang cukup signifikan terhadap

kelangsungan usaha perusahaan didalam menjalankan kegiatan usahanya

pada masa mendatang, Rudyawan (2008). Variabel dummy digunakan

sebagai alat ukur dalam memberi opini audit going concern. Perusahaan yang

memperoleh opini audit going concern diberikan nilai 1, sedangkan

perusahaan yang tidak memperoleh opini going concern diberikan nilai 0

(Fadilah, 2013).

2) Rasio profitabilitas yang diproksikan’ dengan menggunakan perhitungan

ROA’yang dihitung menggunakan rumus :

3) Rasio leverage diproksikan dengan debt to asset ratio yang diukur dengan

menggunakan rumus:

Page 16: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2873

4) Rasio likuiditas menggunakan perhitungan Current’Ratio yang dihitung

dengan’rumus:

5) Pertumbuhan perusahaan’ diperoleh dengan menghitung sales growth ratio’

yang dihitung dengan menggunakan rumus :

6) Rasio aktivitas’diproksikan dengan menggunakan total asset turnover (TAT)

yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

7) Prior opinion imerupakan opini audit going concern yang’ diperoleh oleh

auditee ipada itahun isebelumnya. Kategori perusahaan’ yang memperoleh opini

going concern pada tahun sebelumnya diberikan nilai 1 dan sebaliknya, yang

memperoleh opini non going concern pada tahun sebelumnya diberikan nilai 0.

Sampeli pada penelitian ini yaitu perusahaani manufakturi yangi

terdaftar’ di BEI pada periode 2010-2015. Sektor manufaktur dipilih karena

memiliki emiten terbanyak dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Selain

itu alasan menggunakan industri manufaktur karena meningkatnya currency

disaat industri manufaktur memiliki hutang luar negeri menyebabkan

kemungkinan industri manufaktur sulit meningkatkan labanya atau merugi

sehingga mendapatkan opini going concern.

Page 17: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2874

Tabel 1 menjelaskan bahwa dari 142 total perusahaan manufaktur yang

terdaftar’ di PT Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2015, terdapat

perusahaan yang’ delisting sebanyak 41 perusahaan, kemudian terdapat

perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunannya di tahun

pengamatan sehingga 12 perusahaan dikeluarkan dari sampel dan 16

perusahaan yang ternyata tidak menggunakan rupiah sebagai mata uang

pelaporannya juga dikeluarkan dari sampel. Total sampel perusahaan yang

digunakan’ pada penelitian ini menjadi 73 perusahaan sampel dengan ’periode

amatan 6 tahun serta 438 data observasi selama periode pengamatan.

Data kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif untuk

memperoleh gambaran mengenai kondisi data, serta hipotesis diuji

menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA) dengan

pendekatan regresi logistik karena variabel dependennya bersifat kategorikal

yaitu menerima opini going concern dan opini non going ’concern. Model

MRA yang digunakan adalah’ sebagai berikut:

Keterangan:

OGC : Opini Audit Going concern ( 1 = opini audit going concern

dan 0 = opini audit non going concern).

Α : Konstanta β1- β11 : Koefisien Regresi ROA : Return On Asset (laba rugi bersih : rata-rata total asset) LEV : Leverage ( total kewajiban : total asset)

LIK : Likuiditas ( aktiva lancar : kewajiban lancar)

PP : Pertumbuhan Perusahaan ((penjualan bersiht – penjualan

bersiht-1) : penjualan bersiht-1)

TAT : Total Asset Turnover (laba bersih : pendapatan operasional)

PO : Prior Opinion (kategori 1 bila opini audit going concern, 0 bila

ePOTATPOPPPOLIKPOLEVPOROA

POTATPPLIKLEVROAOGC

OGCLn

*****

1

1110987

654321

Page 18: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2875

bukan opini audit going concern ) ROA*PO : Interaksi antara prior opinion dengan Return On Asset

LEV*PO : Interaksi antara prior opinion dengan Leverage

LIK*PO : Interaksi antara prior opinion dengan Likuiditas

PP*PO : Interaksi antara prior opinion dengan Pertumbuhan Perusahaan

TAT*PO : Interaksi antara prior opinion dengan Total Asset Turnover

e : error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menunjukkan mengenai kondisi data penelitian. Kondisi

data dapat memberikan keterangan melalui keterangan umum. Rata-rata, nilai

maksimum,serta nilai minimum merupakan bagian dari statistik deskriptif.

Adapun hasilnya ditampilkan dalami tabeli berikuti.

Tabel 1.

Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil Penelitian

Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik tahapan pertama dilakukan dengan melakukan

pengujikan kelayakan model serta fitnya (overall model fit test) untuk mengetahui

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OGC 438 0.00 1.00 .1050 .30693 ROA 438 -61.93 74.84 7.8979 12.55477 LEV 438 .04 8.48 .5093 .50709 LIK 438 2.05 46498.44 477.7753 2588.89575 PP 438 -.93 7.91 .1570 .61014 TAT 438 .02 6.85 1.1816 .61245 PO 438 0.00 1.00 .0890 .28513 ROA_PO 438 -61.93 49.23 -.2228 4.29465 LEV_PO 438 0.00 8.48 .0877 .49474 LIK_PO 438 0.00 1334.92 28.3833 143.91710 PP_PO 438 -.77 .76 -.0026 .09244 TAT_PO 438 0.00 3.11 .0720 .27992

Page 19: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2876

ada atau tidaknya perubahan model dengan keberadaan variabel bebas ke dalam

model. Adapuni hasilnyai adalahi sebagaii berikut:

Tabel 2.

Hasil Pengujian Model Fit

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Step 0 1 309.430 -1.580

2 294.727 -2.044 3 294.320 -2.139 4 294.319 -2.143 5 294.319 -2.143

Sumber : Hasil Penelitian

Tabel 3.

Hasil Pengujian Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Iteration

-2 Log

likeliho

od

Coefficients

Constant ROA LEV LIK PP TAT PO ROA_

PO

LEV_

PO

LIK

_PO PP_PO

TAT_

PO Step 1 1

243.339 -1.779 -.014 .594 .000 .162 -.132 1.292 -.054 -.302 .000 -1.252 .185

2 193.524 -2.310 -.046 .892 .000 .229 -.224 1.432 -.148 -.604 .000 -1.395 .280

3 175.136 -2.217 -.099 .880 .000 .217 -.379 .842 -.269 -.855 .000 -1.451 .669

4 170.254 -1.995 -.135 .883 .000 .123 -.620 .133 -.403 -1.142 .001 -1.535 1.184

5 169.706 -1.921 -.149 .880 .000 .085 -.700 -.195 -.494 -1.275 .002 -1.587 1.420

6 169.691 -1.917 -.150 .879 .000 .083 -.705 -.254 -.518 -1.302 .002 -1.602 1.466

7 169.691 -1.917 -.150 .879 .000 .083 -.705 -.256 -.519 -1.303 .002 -1.603 1.468

8 169.691 -1.917 -.150 .879 .000 .083 -.705 -.256 -.519 -1.303 .002 -1.603 1.468

Sumber : Hasil penelitian

Tabel 3 menunjukkan nilai dari -2 Log Likelihood sebesar 169,691. Hal ini

berarti terdapat penurunan nilaii-2 LogiLikelihood sebesar 124,628 setelah

keseluruhan variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Penurunan nilai ini

Page 20: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2877

menggambarkan model yang lebih baik serta fiti dengani datai’setelah

ditambahkan variabeli bebasi ke dalami model.

Kelayakan model regresi logistik diuji agar dapat memberikan gambaran

jika salah satu variabel bebas memiliki pengaruh yang melebihi taraf nyata yang

ditentukan. Adapun hasil pengujiannya disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4.

Hasil Pengujian Kelayakan Model Regresi

Chii- square df Sig. Step 1 Step 124.629 11 .000

Block 124.629 11 .000 Model 124.629 11 .000

Sumber : Hasil penelitian

Pengujian multikolinearitas berguna dalam melihat besarnya hubungan

antara variabel independen di dalam penelitian. Matrik hubungan antara variabel

indepen digunakan untuk melakukan pengujian multikolinearitas dalam model ini.

Regresi yang dapat digunakan adalah yang tidak ada kaitan antara variabel bebas

atau independen. Adapun hasilnya disajikan oleh tabel berikut:

Tabel 5.

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Const

ant ROA LEV LIK PP TAT PO

ROA_

PO

LEV_

PO

LIK_

PO

PP_P

O

TAT_

PO Step

1 Constant 1.000 -.084 -.559 -.270 -.081 -.780 -.433 .014 .410 .007 .011 .328

ROA -.084 1.000 .201 .070 .166 -.136 .036 -.162 -.148 -.002 -.023 .057

LEV -.559 .201 1.000 .203 -.202 .041 .242 -.033 -.735 -.005 .027 -.017

LIK -.270 .070 .203 1.000 .031 .127 .117 -.011 -.149 -.026 -.004 -.053

PP -.081 .166 -.202 .031 1.000 .116 .035 -.027 .148 -.001 -.136 -.049

TAT -.780 -.136 .041 .127 .116 1.000 .338 .022 -.030 -.003 -.016 -.421

PO -.433 .036 .242 .117 .035 .338 1.000 .372 -.141 -.311 .396 -.816

ROA_PO .014 -.162 -.033 -.011 -.027 .022 .372 1.000 .381 -.446 .082 -.299

LEV_PO .410 -.148 -.735 -.149 .148 -.030 -.141 .381 1.000 -.447 .071 -.018

LIK_PO .007 -.002 -.005 -.026 -.001 -.003 -.311 -.446 -.447 1.000 .031 .093

Page 21: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2878

PP_PO .011 -.023 .027 -.004 -.136 -.016 .396 .082 .071 .031 1.000 -.384

TAT_PO .328 .057 -.017 -.053 -.049 -.421 -.816 -.299 -.018 .093 -.384 1.000

Sumber : Hasil Penelitian

Koefisien determinasi diuji dengan tujuan agar dapat mengetahui mengenai

bagaimana kuat-lemahnya hubungan anatra variabel bebas dan variabel terikat.

Besarnya nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari Nagelkerke R Square (R2),

yang digunakan untuk menilai bagaimana kemampuan independen dapat

menjelaskan dan memberikan pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,

2006). Adapun hasil pengujiannya disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6.

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Step -2 Log likelihood

Cox &

Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 169,691a .248 .506

Sumber: Hasil Penelitian

Variasi variabel’ROA (profitabilitas), DAR (leverage), likuiditas (LIK),

pertumbuhan penjualan (PP), rasio aktivitas (TAT), prior opinion (PO), interaksi

profitabilitas dengan prior opinion (ROA*PO), interaksi leverage dengan prior

opinion (DAR*PO),interaksi likuiditas dengan prior opinion (LIK*PO), interaksi

pertumbuhan perusahaan dengan prior opinion (PP*PO), dan interaksi rasio

aktivitas dengan prior opinion (TAT*PO) mampu menjelaskan variasi sebesar

50,6%.

Hasil pengujian mengenai matrik klasifikasi’ memudahkan dalam

menggambarkan kondisi going concern pada auditee. Matrik klasifikasi dinilai

dengan menggunakan angka pada Classification Table. Adapun hasilnya disajikan

dalam tabel berikut.

Page 22: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2879

Tabel 7.

Hasil Pengujian Matrik Klasifikasi

Observed

Predicted

OGC Percentage

Correcti ,00 1,000

Step 0 OGC ,00 392 0 100.0 1,00 46 0 0.0

Overall Percentage 89.5 Sumber: Hasil Penelitian

Hipotesis yang telah disusun sebelumnya diuji menggunakan model regresi

logistik dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf ’signifikasi 5% (α= 0,05).

Diterima atau ditolaknya hipotesis dapat dilihat melalui estimasi paramater di

dalam Variables in The Equation. Adapun hasilnya adalah sebagaii iberikut.

Tabel 8.

Hasil Pengujian Hipotesis

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B) Lower Upper

Step 1a ROA -.150 .040 14.127 1 .000 .861 .796 .931

LEV .879 .616 2.038 1 .153 2.409 .720 8.057

LIK .000 .000 2.751 1 .097 1.000 1.000 1.000

PP .083 .283 .085 1 .770 1.086 .624 1.892

TAT -.705 .566 1.551 1 .213 .494 .163 1.498

PO -.256 1.659 .024 1 .877 .774 .030 19.980

ROA_PO -.519 .246 4.475 1 .034 .595 .368 .963

LEV_PO -1.303 .838 2.415 1 .120 .272 .053 1.405

LIK_PO .002 .002 .901 1 .343 1.002 .998 1.006

PP_PO -1.603 2.088 .589 1 .443 .201 .003 12.063

TAT_PO 1.468 1.346 1.190 1 .275 4.341 .310 60.715

Constant -1.917 .719 7.111 1 .008 .147

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 8, nilaii estimasi parameter dalam Variables in The

Equation yang dapat dibentuk oleh model regresi adalah sebagai berikut.

-1,917 – 0,150 ROA + 0,879 LEV + 0,000 LIK + 0,083 PP

– 0,705 TAT – 0,256 PO – 0,519 ROA*PO – 1,303

OGC

OGCLn

1

Page 23: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2880

LEV*PO + 0,002 LIK*PO – 1,603 PP*PO + 1,468

TAT*PO + e.

Hasil dari uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai koefisien ’beta

(b5) adalah -0,519 dengan nilai signifikansi sebesar 0,034 dimana nilai ini lebih

kecil dari α = 0,05 yang berarti H1 diterima, dan menunjukkan bahwa terdapat

moderasi prior opinion dan memperlemah pengaruh profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA pada pemberian opini audit ’going concern. Hasil ini

membuktikan bahwa’terdapat moderasi prior opinion dan memperlemah pengaruh

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA pada pemberian opini audit ’going

concern. Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh hasil penelitian dari Kartika

(2012) serta Veri dan Erni (2010). Jika di tahun sebelumnya perusahaan tidak

memperoleh opini audit going concern dikarenakan rasio profitabilitas yang

dimiliki perusahaan adalah baik, maka di tahun selanjutnya auditor akan kembali

mengeluarkan opini yang sama sesuai dengan kondisi rasio profitabilitas

perusahaan dengan diperkuat prior opinion / opini audit mereka di tahun

sebelumnya.

Hasil uji hipotesis kedua pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai

koefisien beta (b5) adalah -1,303 memiliki tingkat signifikansi 0,120 dimana nilai

ini lebih besar dari α = 0,05 yang berarti bahwa H2 ditolak dan menunjukkan

bahwa tidak terdapat moderasi prior opinion terhadap pengaruh leverage yang

diproksikan dengan DAR pada pemberian opini audit going concern.

Sejalaniidengan penelitian Eko (2006) yang menyatakan bahwa rasio leverage

tidak memiliki berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Page 24: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2881

Jika sebelumnya perusahaan diberikan opini audit going concern terkait

dengan kondisi keuangan yang memburuk diakibatkan oleh rasio leverage yang

tinggi, tidak dapat dipastikan di tahun selanjutnya perusahaan juga kembali

memperoleh opini audit going concern. Semua hal ini tergantung pada usaha-

usaha dan strategi yang dilakukan perusahaan dalam menyikapi setiap

permasalahan yang timbul di tahun sebelumnya. Apabila perusahaan berusaha dan

mampu memperbaiki kondisi keuangannya dengan memiliki rasio leverage yang

rendah maka opini audit going concern tidak akan diberikan di tahun selanjutnya.

Jadi menurut hasil penelitian ini prior opinion belum mampu memperkuat

pemberian opini audit di tahun sebelumnya, dengan tetap memperhatikan upaya-

upaya perusahaan baik untuk mempertahankan kondisi yang sudah baik maupun

mengurangi atau menghilangkan kondisi buruk perusahaan.

Hasil pengujian atas hipotesis ketiga menunjukkan bahwa nilai koefisien

beta (b5) adalah 0,002 memiliki tingkat signifikansi 0,343 dimana nilai ini lebih

besar dari α = 0,05 yang berarti H3 ditolak, dan menunjukkan bahwa prior opinion

tidak bisa memoderasi pengaruh likuiditas pada pemberian opini audit

going ’concern.

Hasil atas pengujian hipotesis ketiga ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Veri & Erni (2010) dimana rasio likuiditas memilikiaapengaruh

negatif terhadap pemberian opini audit going concern, dan disimpulkan bahwa

perusahaan dengan current ratio yang rendah menunjukkan kemampuan likuiditas

rendah dan perusahaan yang hanya memiliki sedikit aktiva yang akan digunakan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek memiliki rasio likuiditas yang tinggi

Page 25: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2882

dalam keberlangsungan perusahaan. Dari penelitian ini dapat digambarkan bahwa

current ratio’ tidak memberikan pengaruh bagi pihak auditor memberikan opini

audit’ going concern. Penyebabnya adalah karena auditor selain memperhatikan

cara perusahaan untuk memenuhi kewajiban yaitu kewajiban jangka pendek,

namun juga memperhatikan keseluruhan kemampuan perusahaan.

Hasila pengujiana atas hipotesis keempat menunjukkan bahwa nilai

koefisien beta’ (b5) adalah -1,603 memiliki nilai signifikansi 0,443 dimana nilai

ini lebih besar dari α = 0,05 yang berarti H4 ditolak, dan menunjukkan bahwa

pengaruh pertumbuhan perusahaan pada pemberian opini audit going concern

tidak mampu dimoderasi oleh prior opinion. Sejalan dengan penelitian Ekasari

(2011), dimana auditor tidak sepenuhnya memberikan opini yang didasarkan pada

opini audit di tahun sebelumnya untuk mengeluarkan kembali opini audit going

concern.

Hal ini menunjukkan bahwa prior opinion belum bisa menjadi patokan di

untuk tahun selanjutnya. Jika pada tahun sebelumnya perusahaan memperoleh

opini aaudit agoing concern disebabkan oleh faktor pertumbuhan perusahaan yang

buruk, maka di tahun selanjutnya auditor belum tentu akan kembali memberikan

opini yang sama dan akan disesuaikan kembali dengan kondisi rasio pertumbuhan

perusahaan saat itu.

Hasil penelitian Soliyah (2014) juga menemukan bahwa pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari pertumbuhan aktiva tahunan tidak

menjadi ukuran perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Aset

Page 26: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2883

perusahaan bertambah, tetapi penjualan perusahaan tetap atau menurun, dan

kewajiban perusahaan semakin bertambah tidak akan membuat keadaan

perusahaan menjadi lebih baik dan mengurangi kemungkinan untuk mendapatkan

opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis keempat dari penelitian ini

menggambarkan bahwa pertumbuhan penjualan yang positif tidak bisa

diasumsikan akan secara otomatis berpengaruh positif terhadap laba yang

diperoleh perusahaan. Peningkatan beban operasional juga harus diperhitungkan,

peningkatan penjualan yang lebih rendah dari beban operasional akan

menghasilkan laba bersih yang negatif dan akan berkibat pada menurunnya saldo

laba ditahan perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari pertumbuhan aktiva tahunan

tidak menjadi ukuran perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Aset

perusahaan bertambah, tetapi penjualan perusahaan tetap atau menurun, dan

kewajiban perusahaan semakin bertambah tidak akan membuat keadaan

perusahaan menjadi lebih baik dan mengurangi kemungkinan untuk mendapatkan

opini audit going concern. Hasil ini menggambarkan bahwa pertumbuhan

penjualan yang positif tidak bisa diasumsikan akan secara otomatis berpengaruh

positif terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Peningkatan beban operasional

juga harus diperhitungkan, peningkatan penjualan yang lebih rendah dari beban

operasional akan menghasilkan labaa bersiha yanga negatifa dan akan berkibat

pada menurunnya saldo laba ditahan perusahaan.

Hasil pengujian atas hipotesis kelima menunjukkan bahwa nilai koefisien

beta (b5) adalah 1,468 memiliki tingkat signifikansi 0,275 dimana nilai ini lebih

Page 27: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2884

besar dari α = 0,05 yang berarti bahwa H5 ditolak dan menunjukkan bahwa tidak

terdapat moderasi prior opinion terhadap pengaruh rasio aktivitas yang

diproksikan dengan TAT pada pemberian opini audit going concern. Penelitian

Ekasari (2011) menyatakan hasil pemberian kembali opini going concern tidak

selalu’ berpatokan pada opini going concern yang’ diperoleh di tahun sebelumnya

saja, tetapi lebih ditujukan pada dampak yang dihasilkan oleh penerbitan opini

going concern ’itu. Hal ini menunjukkan bahwa prior opinion belum bisa menjadi

patokan di dalam pemberian opinilaaudit di tahun selanjutnya. Apabila di tahun

sebelumnya perusahaan’ memperoleh opini audit going ’concern disebabkan oleh

faktor rasio aktivitas yang buruk, maka di tahun selanjutnya auditor belum tentu

akan kembali memberikan opini yang sama dan akan disesuaikan kembali dengan

kondisi rasio rasio aktivitas perusahaan saat itu.

SIMPULAN DAN SARAN

Daria hasila penelitiana inia dapata disimpulkan bahwa hanya profitabilitas

yang mampu dimoderasi dan prior opinion memperlemah pengaruh profitabilitas

terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan tidak terdapat moderasi

prior opinion terhadap leverage, likuiditas,ppertumbuhan aperusahaan, dan rasio

aktivitas pada pemberian opini audit igoing iconcern.

Saran yang dapat diberikan yaitu 1) Auditor didalam memberikan opini

kepada perusahaan tidak serta merta memandang prior opinion sebagai tolak ukur

pemberian opini. Hal ini perlu dipertahankan dan dapat dijadikan dasar bagi

auditor lainnya, disebabkan oleh kondisi perusahaan bisa saja berubah dalam

periode waktu berjalan disebabkan oleh peningkatan omset, perubahan pangsa

Page 28: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2885

pasar, cash flow perusahaan dan sebagainya, 2) Peneliti selanjutnya bisa

merancang variabel pemoderasi yang lebih tepat karena variabel prior opinion

ternyata tidak mampu memoderasi pengaruh leverage, likuiditas, pertumbuhan

perusahaan, dan rasio aktivitas ’terhadapIpemberian iopini audit going concern..

3) Sebaiknya penelitian diperluas’ memakai seluruh perusahaan yang terdaftar di

BEI. 4) Nilai koefisien determinasi (Nagelkerke R Square) sebesar’ 50,6 %

dimana artinya masih ada sisa sejumlah 49,4 % yang dijelaskan variabel lain

diluar model. Jadi masih penelitian ’selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan

pengembangan penelitian ini dengan menambahkan variabel lain seperti ROI,

DER, ukuran’ perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, serta variabel lainnya

yang mungkin terkait.

REFERENSI

Altman, E. I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance, September: 589- 609.

Amilin dan Ady Indrawan. 2008. “Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan

dan Opini Audit oleh Kap Big Four Dengan Kap Non Big Four (Studi pada Emiten di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Ekonomi: Analisis Ilmiah Ekonomi, Manajemen, Keuangan dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2.

Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT.

Salemba Empat, Jakarta.

Behn, Bruce K., Steven E. Kaplan, and Kip R. Krumwiede. 2001. Further

Evidence on the Auditor’s Going-Concern Report: The Influence of Management Plans. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 20, No.1: 13-18.

Carcello, Joseph V., and Terry L. Neal. 2000. Audit Committee Composition and

Auditor Reporting. The Accounting Review, Vol.75, No.4 October 2000 :453-467.

Chen, Kevin C. W., and Bryan K. Church. 1992. Default on Debt Obligations and

the Issuance of Opini Going-Concern Opinions. Auditing: A Journal of

Page 29: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2886

Practice & Theory. Vol. 11, No. 2: 30-49.

Clarkson, Peter M., and Dan A. Simunic. 1994. The Association between Audit

Quality, Retained Ownership, and Firm-Specific Risk in U.S. vs. Canadian IPO Markets. Journal of Accounting and Economics. Vol. 17: 207-228.

Ekasari, Dina. 2012. Opini Audit Going Concern Kajian Berdasarkan Prediksi

Kebangkrutan, Deb Default, Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya. Jurnal

Ekonomi Universitas Gunadarma. Eko, Budi Setyarno dan Indira Januati. 2006. ”Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi

Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Elder, R. J., M. S. Beasley, A. A. Arens, & A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan

Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Erly Sherlita dan Elok Tika Puspita. 2012. “The Effect of Financial Ratios, Prior

Audit Opinion, and Growth on The Auditors Going Concern Opinion. Proceeding The 13

th Malaysia Indonesia Conference on Economics,

Management and Accounting (MICEMA). Fabozzi, Frank J. 2000. Manajemen Investasi. Buku Dua, Salemba Empat,

Pearson Education Asia Pte. Ltd. Prentice Hall.

Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan

Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo 15-16 September 2005. Foroghi, Daruosh. 2012. “Audit Firm Size and Going Concern Reporting

Accuracy”, Interdiciplinary Journalof Contemporary Research In Business, Vol. 3, No. 9.

Govindarajan, V. 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on

Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency Perspective”. Decision Science 17. Hal. 496-516.

Hari Govind Mishra, Piyush Kumar Sinha & Surabhi Koul. 2014. “Buying

Impulsive Trait An Effective Moderator for Shopping Emotions and

Perceived Risk”. Journal of Management Research, Vol. 14, No 2, April-June

2014, pp. 109-220.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta.

Salemba Empat.

Page 30: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.7 (2017): 2861-2888

2887

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) – Bursa Efek Indonesia, 2010-

2015, Jakarta.

Ishaya John Dabari & Siti Zabedah Saidin. 2015. A Moderating Role of Board

Characteristics on Enterprise Risk Management Implementation: Evidence

from The Nigerian Banking Sector. International Journal of Economics and

financial Issues, 2016, 6 (S4) 96-103.

Januarti, Indira, dan Ella Fitrianasari. 2008. “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio

Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam memberikan Opini Audit

Going Concern pada Auditee”. Jurnal MAKSI, Vol. 8, No. 1.

Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. “Theory Of The Firm, Managerial

Behaviour, Agency Cost & Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, October. Pp 305-360.

Kartika, Andi. 2012. “Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, pg. 25-40.

Khalatbari, Abdossamad, Ramezanpour, Ismail & Haghdoost, Jalal. 2013.

“Studying The Relationship of Earning Quality and Audit Delay in Accepted

Companies in Tehran Securities”. International Research Journal of Applied

and Basic Sciences, Vol. 6, No.5, pp.549-555.

Kristiana, I. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Vol. 1, No. 1.

Masyitoh, Oni Currie and Desi Adhariani. 2010. The Analysis of Determinants of

Going concern Audit Report. Journal of Modern Accounting and Auditing. Vol. 6, No.4: 26-37.

Nursasi Enggar, Evi Maria. 2015. “Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,

Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Perbankan dan Pembiayaan Yang Go Public

di Bursa Efek Indonesia’. Jurnal JIBEKA, Volume 9 Nomor 1.

O’Reilly, Dennis M. 2010. “Do Investors Percieve The Going Concern Opinion

As Useful For Pricing Stocks?”. Journal Department Of Accounting, College Business, East Carolina University, Greenville, North Carolina, USA.

Petronela, Thio. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam

Page 31: 1.VOLUME.06.NO.07.TAHUN 2017 - UNUD

Prita Utami., Maria M. Ratna Sari, dan I. B. Putra Astika. Kemampuan Prior Opinion….

2888

Pemberian Opini audit. Jurnal Balance. 47-55

Pourali, Mohammad Reza, Jozi, Mahshid, Rostami, Keramatollah Heydari,

Taherpour, Ghollam Reza & Niazi, Faramarz. 2013. “ Investigation of

Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange

(TSE)”, Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology,

Vol. 5, No.2, pp.405-410. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas

Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.

Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going

Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan Reputasi Auditor. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, 2 Juli 2009.

Sari, Kumala. 2012. Analisi Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure,

Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2005–2010). Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Setyarno, E. B., Januarti, I, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi

Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional

Akuntansi IX, Padang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta. Tucker, Robert R., Ella Mae Matsumura, dan K. R. Subramanyam. 2003. Going

Concern Judgements: An Experimental Test of The Self-fulfilling Prophecy and Forecast Accuracy. Available at: http://www.ssrn.com. (accessed 15 Desember 2014).

Veri Anang Putra & Erni Suryandari. 2010. Analisis Rasio Keuangan dan Faktor

Non Keuangan Yang mempengaruhi Auditori dalam memberikan Opini

Audit Going Concern pada Auditee. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 11

No.1 Halaman 53-67. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Weston, Fred, Jidan Thomas, E Copeland. (2010). Manajemeni Keuangan Jilid 2.

Jakarta : Binarupa Aksara Publisher. Widyantari, Ayu Putri. 2011. “Opini auditi Going Concern dan Faktor-faktor

yang Memengaruhi (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Tesis S-2 Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.