1.perambuan sementara untuk pekerjaan jalan
TRANSCRIPT
Pd. T -12-2003
Prakata
Pedoman teknis perencanaan perambuan sementara untuk pekerjaan jalan ini dipersiapkan oleh Sub. Panitia Teknis di Pusat Litbang Prasarana Transportasi, dengan konseptor : Ir. Erwin KusnandarPedoman ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalarn pembinaan, perencanaan dan pelaksanaan prasarana transportasi jalan untuk pekerjaan jalan. Pedoman perencanaan perambuan sementara dimana segala ketentuan rambu
merujuk kepada ketentuan perambuan yang diatur dalam SK Menteri Perhubungan. Tata cara penulisan ini secara garis besar mengacu pada pedoman BSN No.8 tahun 2000.
Pd. T-12-2003
Daftar isi
2Prakata Pendahuluan Daftar 1
AcuanRuang
normatiflingkup
...
isi
iv 1
134
Istilah dan definisi4.1Ketentuan
14 4
Ketentuan umum
4.1.2
Penempatankonstruksi
rambu
...
4 4 4 4 4 5 56
4.1.1
4.1.44.1.3
Pesan
Jenis
Perubahan arus lalu lintasrambu
24.2.2 Ketentuan Perencanaan teknis4.1.5 4.2.1 Jalur Ketentuan pejalan
perambuan
rambu
kaki
4.2.3
PengRPJran !all! linta5,
1213 13 , ' .., 13 13 13
5
Cara perencanaan5.1 5.2 5.3 5.4 Identifikasi lokasi I pengumpulan data Memilih jenis rambu Gambar denah Koordinasi dengan instansi terkait
Daftargambar Gambar1. Ukuran luar rambuGambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Layout perambuan sementara
6 6"7
Tinggi posisi rambu
Penempatanrambu pada trotoarPenempatan rambu bahuPenempatan rambu pada pemisah arah Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada
8 8
9 14
Gambar7.
tipe jalan dua lajur satu arah
"""""""""""""""""'"
ii
Pd. T-12-2003Gambar 8. Gambar 9.Perambuanjalan
Perambuan sementara,Perambuanjalan
sementara,lajur dua
Penyempitan Penyempitan
satu lajur pada satu lajur pada
15 16 17 18 19 20 21
tipe
dua
sementara,lajur satu
arah
Penyempitan
satu lajur
tipe
dua
Gambar 10.Perambuantipe
sementara,dua lajur
arah
Penyempitandua arah
satu lajur
pada
Gambar11Perambuanpada tipe
jalan
sementara,dua lajur
Penyempitansatu arah
satu lajur pada
Gambar 12Perambuanjalan
jalan
sementara,lajur satu
Penyempitanarah
satu lajur pada
tipe
Gambar 13.Perambuanjalan
tiga
sementara,lajur menggunakan
Penyempitan
satulajur
lajurlawan
pada
tipe
tigaa
Gambar 14.tipe jalan/simpang dua lajur diatur dengan lampu
Daftar tabelTabel5.Tabel4. Tabel3. Tabel2. Tabel1.
PenetapanPanjan,g Penetapan Ukuran
panjangrambu
taper
awal
(daerahdaerah
A)
satu
dan
perlengkapan
bantu
.
57
Tinggi
posisi
rambL!
daerah
jumlah
menjauh
rambu
pada
(8)
pendekat
9 10 11
iii
Pd. T -12-2003
Pendahuluan
Perkembangan kegiatan yang sangat pesat pad a dewasa ini membawa dampak yang sangat besar pad a perkembangan transportasi, dampak yang nyata dalam transportasi jalan adalah munculnya ketidak seimbangan antara tuntutan dan sediaan. Ketidak seimbangan tersebut menjadikan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas berpeluang dan bisa terjadi kapan saja baik saat operasional maupun saat pemeliharaan dan pembangunan jalan. Saat pemeliharaan dan pembangunan jalan pengaturan lalu lintas (traffic management) merupakan suatu hal yang perlu diperhatiakan, penyediaan perangkat pedoman teknis untuk mengatur pergerakan lalu lintas yang sifatnya sementara karena adanya sesuatu pekerjaan atau kerusakan di jalan perlu adanya. Untuk itu pedoman teknis ini disiapkan bagi perencana maupun pelaksana dalam merencanakan perambuan sementara untuk pekerjaan jalan.
Pedoman teknis ini berisikan ketentuan-ketentuan dan cara mengerjakan, dimana aspek spesifikasi teknis rambu tetap merujuk pada SK. Menteri Perhubungan Republik Indonesia yang berlaku.
Pd. T-12-2003
Perambuan Sementarauntuk Pekerjaan Jalan
1
Ruang lingkup
Pedoman teknis perencanaan perambuan sementara bagi pekerjaan jalan, jembatan dan fasilitas prasarana perkotaan merupakan acuan atau tatacara untuk penempatan rambu sementara meliputi deskripsi, ketentuan umum, ketentuan teknis, dan cara perencanaan bagi pihak yang terkait dengan pekerjaan jalan. Pekerjaan jalan tersebut mengambil sebagian atau seluruh dari DAMIJA yang diperkirakan bisa mengganggu arus lalu lintas dan keselamatan pemakai jalan.
2 Acuan normatifTata cara perencanaan perambuan sementara untuk pekerjaan jalan ini merujuk pad a buku sebagai berikut :21
S.K. Menteri Perhubungan No.51 Tahun 1993, tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997.
2.22.3
TrafficSigns Manual, Oepartement of the Environment, London. Istilah dan definisi
3
3.1 rambu salah satu dari perlengkapan jalan, berupa huruf, lambang, angka, kalimat dan atau r:;erpaduan diantaranya,sebagaiperingatan,larangan,perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan3.2 perambuan sementara rambu yang sifatnya sementara, bisa dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan
3.4 perambuan untuk pekerjaan jalan pemasanganrambu-rambusementarauntukmengaturlalu lintas sehubunganada pekerjaan jalan/jembatanatau gangguanpadajalan3.5 pekerjaan jalan dan jembatan kegiatan berupa pemeliharaan dan pembangunan, survei pada daerah milik jalan (DAMIJA)
3.6kecepatan rencana kecepatan maksimum yang aman dan dapat dipertahankan di sepanjang bagian jalan tersebut
1 dari 21
Pd. T -12-2003
3.7 kecepatan rata-rata kecepatan rata-rata operasionalyang bisa dikembangkan kendaraan di sepanjang bagianjalan tersebut3.8 kapasitas arus lalu lintas maksimum yang dapat dilayani suatu bagian jalan pada kondisi tertentu, dinyatakan dalam satuan mobil penumpang per jam3.9
jalur bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan3.10 lajur bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang be~alan, selain sepeda motor
3.11 lajur tambahan (auxilary lane) merupaken lajur yang disediakan khusus untuk belok kiri/kanan, perlambatan/percepatan dan tanjakan3.12 badan jalan . oagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median dan bahu jalan 3.13 bahu jalan bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan3.14
bahu kiri bahujalan yang berada pada tepi kiri 3.15 bahu luar
bahujalan yang dibuat terbagipada tepi luar dari jalur lalu lintas3.16 bahu kanan bahu jalan yang dibuat pada tepi kanan 3.17 bahu dalam bahujalan yang dibuat terbagi pada tepi dalam dari jalur lalu lintas 3.18 ~o~i ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam masingan masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur lalu lintas 2 dari 21
Pd. T -12-2003
3.19 APIL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan atau kendaraan di jalan3.20
Daerah Manfaat Jalan (Damaja) merupakan ruang sepanjangjalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman ruang bebastertentuyang ditetapkanoleh pembina jalan3.~i Daerah Milik Jalan (Damija) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku3.22
Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) merupakan ruang sepanjangjalan di luar daerah milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, yang ditetapkan oleh pembinajalan, dan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudidan pengamanan konstruksi jalan3.23 panjang taper panjang lajur lalu lintas mulai terjadi penyempitan/pelebaran
3.24 daerah pendekat (C) daerah/jarak antara tempat mulainya dipasang rambu (ada pekerjaan jalan) sampai dengan awal teper awal 3.25 daerah menjauh (8) daerah/jarak antara akhir taper akhir hingga akhir pekerjaan yang dipasang rambu akhir pekerjaan
3 dari 21
Pd. T -12-2003
4 KetentuanPedoman teknis perencanaan perambuan sementara bagi pekerjaan jalan, jembatan dan fasilitas prasarana perkotaan memuat ketentuan umum, ketentuan teknis dan ketentuan cara perencanaan.
4.1 Ketentuan urnurn
4.1.1 Jenis KonstruksiJenis penanganan pekerjaan jalan yang perlu menggunakan perambuan sementara adalah - Galian dan timbunar; - Pekerjaan permukaan - Pemasangan instalasi - Jembatan I gorong-gorong - Pekerjaan bangunan atas - Survei lalu lintas - Bencana alam I kerusakan jalan
Penempatan rambu
-
Dalam penempatan rambu perlu mempertimbangkan : Kecepatan operasional kendaraan Kondisi geometrik jalan Lingkungan sisi jalan Jarak pandang operc:sional pengemudi Manuverkendaraan Efisiensi jumlah rambu (jumlah berlebihan akan cenderung mengurangi daya guna dari rambu).
4.1.3 Pesan rambuMudah dilihat Adanya kebutuhan Menarik perhatian Mempunyai arti yang jelas dan sederhana Dipatuhi oleh setiap pemakai jalan Menyediakan cukup waktu untuk ditanggapi secara benar Memenuhi keselamatan, kelancaran, efisien dan nyaman
Perubahan arus lalu lintasSosialisasi tentang adanya perubahan arus kepada pemakai jalan Apabila berdampak lebih luas pada arus lalu lintas perlu analisa lebih lanjut.
4.1.5 Jalur pejalan kakiMenjaga kesinambungan jalur pejalan kaki Kemudahan bagi penyandang cacat.
4 d~ri 21
Pd. T -12-2003
4.2 Ketentuan teknis 4.2.1 Ketentuan rambuArti dari pesan rambu ; - Rambu peringatan, digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya pada bagian jalan di depannya - Rambu larangan, digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan - Rambu perintah, digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan - Rambu petunjuk, digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan dan lain-lain. 2Rambu harus memenuhi ; Mudah dipasang - Mudah dipindahkan - Mudah diangkut - Tidak mudah rusak - Memenuhi kestabilan konstruksi - Tidak membahayakan pengguna jalan
-
Faktor bentuk, bahan, warna, ukuran, lambang, penempatan, keterangan, tulisan dan arti dari rambu diatur dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan.
4
Ketentuan ukuran rambu yang dipasang disesuaikan dengan kecepatan rata-rata operasional kendaraan, ketentuan ukuran rambu tersebut tercantum pada tabel1.
Tabel 1 Ukuran rambuUkuran rambu--
Sedang Besar
90
5 dari 21
~
Pd. T -12-2003
Gambar1 Ukuran luar rambu4.2.2 Perencanaan perambuanPerambuan sementara diperuntukan bag; pengaturan lalu lintas selama ada kegiatan pckerjaan jalar:, yang ~ecara UnlUiTl ben~uk IGiYou~ pengaturan !alu I;ntas dnn bagiarl-bagian daerah adalah sebagai be:rikut :
Daerah Pendekat(C)~
Daerah Taper Awal fA)
Rambu akhir
Daerah Menjauh (B) .L---
pekerjaan J
~
Rambu awal pekerjaan
Daerah Taper Akhir (0)
Gambar 2. Layout perambuansementara
n rl~ri ?
Pd. T -12-2003
4.2.2.1 Tinggi posisi rambu Tinggi posisi rambu dari sisi bagian bawah sampai permukaan perkerasan jalan (t), didasarkan atas kecepatan operasional kendaraan, lihat tabel 2.
Trotoar I bahu
. pprkera~~n
i~l~n
Gambar 3
Tinggi posisi rambu
Tabel 2 Tinggi posisi rambu
4.2.2.2 Rambu sementara Rambu sementara pada umumnya harus ditempatkan pada bahu jalan, sebelah kiri arah lalu lintas
4.2.2.3 Arah rambuArah posisi rambu harus mengarah (berorientasi) tegak lurus terhadap arah perjalanan (sumbu jalan).
4.2.2.4 Pemasangan rambuRambu sementara dipasang pada trotoar atau bahu minimal jarak d = 0,60 Meter dari tepi perkerasan jalan, lihat gambar 4 dan 5 dan jika dipasang pada pemisah arah minimal jarak d = 0,30 Meter. lihat gambar 6.
7 dari 21
Pd. T -12-2003
Gambar 4. Penempatanrambu pada trotoar
d
t
-
bahu
Perkerasanialan
Gambar 5. Penempatanrambu pada bahu
8 dari 21
Pd. T -12-2003
tdPerkerasan Perkerasan jalan
Median
Gambar 6. Penempatanrambu pada pemisah arah 4.2.2.5 Pemasangan di tempat lainPemasangan rambu selain di tempat trotoar, bahu dan pemisah arah, dapat dipasang dengan pertimbangan : . Keterbatasan bagian-bagian jalan . Bahu jalan digunakan untuk lajur lalu lintas sementara. ..
4.2.2.6 Daerah pendekat (C)Panjang daerah pendekat dan jumlah rambu berdasarkan atas kecepatan operasional kendaraan, lihat tabel 3.
Tabel3. Penetapan jumlah rambupadadaerahpendekat
~~~~w)~~1< 40
~~~~I~~~
!I~~
Ketentuan lain yang mengatur pada daerah pendekat adalah :
1) Jenis rambu yang digunakan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan pengaturan lalu lintas yang akan terjadi di depan.
9 dari 21
Pd. T-12-2003
2)
Jenis rambu yang biasa digunakan adalahRambu peringatan jumlah lajur yang menunjukan akan adanya pekerjaan jalan, penyempitan
Rambu perintah akan adanya lajur yang harus diikuti, pengurangan kecepatan dan batas kecepatan
Rambu ~eringntan hati-hati.
4.2.27 Daerah menjauh
B)
Panjang daerah menjauh ditentukan berdasarkan atas kecepatan operasional, lihat tabel 4.
10 dari 2
Oi ujung daerah menjauh dipasang rambu yang menunjukan adanya pekerjaan jalan yang dibarengi dengan rambu kata-kata AKHIR PEKERJAAN.
4.2.2.8 Daerah taper awal ( A )panjang daerah taper awal didasarkan atas kecepatan operasional kendaraan, lihat tabel 5, ketentuan lain yang mengatur pada daerah taper seperti jumlah cone dan lampu penerang didasarkan atas kecepatan operasional kendaraan juga lihat tabel 6.
4.2.2.9 Oaerah taper akhir
1) Garis taper dimulai dari ujung daerah pekerjaan ke jalur jalan normallagi 2) Garis taper diberi traffic cones dengan jarak antara cone 5 meter.
11 dari 21
Pd. T -12-2003
4.2.3 Pengaturan lalu lintas 4.2.3.1 Pengurangan jumlah lajurPengurangan jumlah lajur harus memperhatikan kapasitas lajur, lihat MKJI 1)2)
Pengaturan dua arah bergantian, jika antrian akibat pergerakan yang ada terjadi antrian sudah melebihi 50 meter Apabila butir satu dan dua di atas tidak bisa dilaksanakan maka harus menempuh langkah : . Melakukan kegiatan pekerjaan di luar jam sibuk lalu lintas (malam hari) . Menggunakan bahu jalan sebagai lajur lalu lintas . Menggunakan sebagian lajur lawan . Menggunakan lajur darurat . Menggunakan lintasan/jalan alternatif
4.2.3.2 Pengaturan lalu lintas1) Segala rambu tetap dengan dipasangnya rambu sementara, rambu tetap mejadi tidak berlaku (rambu tetap harus ditutup kain). Tidak perlu menambah marka baru 2) 3) pengaturan Lalu lintas harus dipandu dengan tenaga orang (flagman), yang dilengkapi bendera, baterei dan rompi pengaman. 4) Perambuan sementara jika pekerjaan selesai harus ditiadakan dari jalan. 4.2.3.3 Denah Pengaturan Berikut ini beberapa tipikal layout pengaturan lalu lintas dalam beberapa tipe jalan sehubungan dengan adanya pekerjaan pada jalan . Gambar. 7Gambar. 8
Perambuansementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan dua lajur satu
arah Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan dua lajur dua arah Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan dua lajur satu Gambar. 9 arah Gambar.10 Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan dua lajur dua arah Gambar. 11 Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan dua lajur satu arah Gambar. 12 Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan tiga lajur satu arah Gambar. 13 Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan tigaa lajur menggunakan satu lajur lawan Gambar.14 Perambuan sementara, Penyempitan satu lajur pada tipe jalan/simpang dua lajur diatur dengan lampu
12 dari 21
~
Pd. T -12-2003
5 Cara perencanaanIdentifikasi lokasi I pengumpulan data Itifikasi lokasi meliputi penetapan skala pekerjaa Kondisi daerah pekerjaan Peta situasi daerah dengan skala 1 : 100 Kecepatan operasional kendaraan rata-rata, volume (Kend pe Jam), untuk m masing arah dan lajur lalu lintas. ramhelah 2niut:>..> .,
ing
Ihapan::! lih::!t
jer
!ka
lada
.Jtir5
3Dkan ketentuan umur
Ian kete rtuan teknis
Gambar denah langkah
Setelah set layout dan penetapan jumlah rambu, jenis "ambu .Jkuran rambu selaniutnva dibuatkan Qambar teknik denQanskala 1 : 500. 54
Koordinasi dengan instansi terkaitterkait, seperti POLANTAS dan LLAJ
M akukan koordinasi dengan instansi yal
M 0 0 N I I N ~ t-
OO a..
I
.~~ ..J CX) ~ ~ .c E~ ~ ~ III C ~
"',
~'" /Q)
~/U) C ~"C :J .c
!~iN ; 'c ; ro !-o !l!):J
-~!>: .., . 'ON--.'.""0
Co~E 0) >-
/f"
C 0) Coo
,-
~
~
~N ~ I ~,,*"~!'!"'1"V
~
~~
..t: ~~ Iti ~ ~ ~ ~
I(/) c ~ OJ ~
E
'-"
~. ! "~~':.t
OJ~ U)~ C 0> ~ c ~
.-
"\."" "'" .v.",, N "L:ro "0 OJ ~
.c ~ E"(O" ~ '-., ~ ~ OJ-c a.. ~~ 0 Co ~ ~~
~
~ -J-
>-
'--'
~
N "t= ro -0
~ N~ ..(/)
0") ~
~ C ~ ~ ..c~ ~ ~
E
Co E OJ >C OJ (L
";"')~:::"
u
~ i.,..,~.~;::'
,C1! -l"C C1! M ~ . a. ~ C1! '-' C1!
""';"~,~.,::,,'
G
a N
"
.,/
~ C1! .0E C1!~ (,9
:J '-, C1! :J
,.. ~-11 .' .. '."'.. i .
",,-,.- .
V1
.'.."
A~i
C C1! ~ a. E Q) >C Q)
",II/.","!." "'/ '.rlv",:::~ :
0..(:..~I "it"'~.x,":"
,,/,~:, rvl""~""
I
:
~'"
.,.'
"~,..,."
",.;"
~
M 0 0 N I N ..I ~
"
c..
:] Co
~
~- c cC> Q) C U) Q) "C C ~ ~ :] :].!) .~
~
E~
E
Q) ~
i iN : 'c ; ro i "0 i a 1 N
~
E"C ~ ~ ~ :] Q) ' , c..~ :] :]0 ~ >.V> ~ .-J"C ~ ..~ '-. C
J~
iN '"C J ro i-o i~ iN
Q) ...: E ~ ~ .!) :] E '-, ~-f2 (9 ~ :] 0
-,
-'
!
~
"'0
..
-:.MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN PRASARANA DAN WILAYAHNomor: \-11 IKPTS/M/2003 TENTANG PENGESAHAN4 (EMPAT) RANCANGANSNI, 15 (LIMA BELAS) PEDOMANTEKNIS DAN 4 (EMPAT)PETUNJUKTEKNIS BIDANG KONSTRUKSIDAN BANGUNAN Menteri Permukiman dan PrasaranaWilayah Menimbang;-
. a. bahwa dalam rangka pengaturanstandar bidang konstruksi dan bangunan yangdiperlukan untukmenunjang pembangunan nasional dan kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia,telah disusun dan dipersiapkan 4 (em pat)Rancangan 15 (limabelas)Pedoman SNI, Teknisdan 4 (empat) Petunjuk TeknisBidang Konstruksi Bangunan; dan b. bahwa rancangan tersebutpada butir a, telah disusunsesuaidengan ketentuan syarat-syarat dan yangdiperlukan, sehingga dapatdigunakan dan dimanfaatkan kepentingan bagi umumdalampembangunan bidang konstruksi bangunan; dan c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksudpada butir a dan b, perluditetapkan denganKeputusan MenteriPermukiman dan Prasarana Wilayah tent()~g Pengesahan (empat)P.ancangan 4 SNI, 15 (limabelas)Pedoman Teknisdan 4 (empat)Petunjuk TeknisBidang Konstruksi Bangunan. dan
Mengingat
1. Undang-undang Tahun1999 No.8 tentang Perlindungan Konsumen 2. Undang-undang Nomor8 Tahun1999 tentang JasaKonstruksi; 3. Undang-undang Nomor Tahun1999 22 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor25 Tahun2000 tentangKewenangan RI Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Oaerah Otonom; 5. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun2000tentangUsahadan reran 28 Masyarakat Konstruksi; Jasa---
,--;"
,
i o8y ;-H~ -r- 01 .rI---'
.
~-il~
og
!
;
~ I ~-~---
.!
'I.B_Jljl-
!~~:~ ~~
6
Peraturan Pemerintah RI Nomor Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
29
Tahun
2000
tentanQ
7
Peraturan Pemerintah Nomor102Tahun2000tentangStandardisasi RI Nasional;
8. KeputusanPresidenRI Nomor 12 tahun 1991 tentang Penyusunan, Penerapan Pengawasan dan Standardisasi Nasionallndonesia:.Q
Keputusan Presiden RI Nomor 13 Tahun 1997 tentang Badan Standardisasi Nasional:
10. KeputusanPresidenRI Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Kabinet Gotong Royong; 1. KeputusanPresidenRI Nomor 102 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasidan Tata Kerja Departemen: 12. Keputusan Menteri Permukimandan Prasarana Wilayah Nomor 01/KPTS/M/2001 tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Permukiman Prasarana dan Wilayah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang Penge5allan 4 (empat) Rancangan SNI,15 (:ima belas) P~doman Teknis dan 4 (empat) Petunjuk Teknis Bidang Konstruksi dan Bangunan
KESATU
Mengesahkan (empat)Rancangan 4 SNI, 15 (lima belas)Pedoman Teknis dan 4 (empat)Petunjuk TeknisBidangKonstruksi Bangunan dan sebagaimana tersebutdalam Lampiran Keputusan dan merupakan ini, bagiantak terpisahkan Keputusan dari ini. Rancangan SNI, Pedoman Teknisdan PetunjukTeknisBidangKonstruksi dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada DiktumKESATU berlakubagi instansipemerintah unsurmasyarakat dan bidangkonstruksi bangunan dan serta dapatdigunakan sebagaiacuandan persyaratan dalamkontrakkerja bagipihak-pihak yangbersangkutan dalam bidang konstruksi bangunan. dan
KEDUA
KETIGA
. KeputusanMenteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,dengan ketentuanjika ternyata terdapat kekeliruandalam penetapanini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Tembusan Keputusan disampaikan ini kepada : Yth 1. Sekretaris Jenderal Departemen Permukiman Prasarana dan Wilayah; 2. Inspektur Jenderal Departemen Permukiman Prasarana dan Wilayah; 3. ParaKepala Badan lingkungan di Departemen Permukiman Prasarana dan Wilayah; 4. ParaDirektur Jenderal lingkungan di Departemen Permukiman Prasarana dan Wilayah; 5. ParaGubernur seluruh di wilayah Republik Indonesia; 6. ParaBupati Walikota / Madya seluruh di wilayah Republik Indonesia; 7. Pertinggal.
DITET APKAN DI PADATANGGAL
: JAKARTA:22 April
2003
JKt~~:fl " ARANAWtLA AH Y MENTERIPERMJ ..:: .:.. ,...~.:::".'\ .:..,'.' \ "
...".,
,..
~
\ :;;',11 '"=-
,\:f:~\ "~';;:"
'
~.. .rl~~:,'l SOEN~fi1O"~1
\~~ i:~:~~;~~~;:-.:~/
Lampiran Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 17/IKPTS/M/2003 Tanggal :);.:2 APP-IL. 2003No. JUDUL
No. Rancangan SNI
Unit Pengusul
A
Rancangan SNI Puslitbang Prasarana Transoortasi . RSNIM'{)1-2003 Puslitbang f..c.VI)i .II IPrasarana 'r ransoortasi S'PJ\ Db ~f.{6.9 '
~~~
Spesifikasi aspalkerasberdasarkan penetrasi
l
RSNI S-O1-2003
~.
I
~
Metodepengujian campuranberaspal dengan Marshall alat
-
v
3. 4
ratac, a perencanaan 3raperl plambing
-
Tatacaraperencanaan konstruksi kavuIndonesiaPedoman Teknis -
RSNI T-02-2003
B. I--
Puslitbang Permukiman Puslitbang Permukiman
-
-..Pd T-01-2003
Tatacaradesainhidraulik banQunan bendunQ Tyrol! tiDe
2.3.
45 6
Tata caradesainhidraulik sandtrap MOST intake tipe dan rlPcnnan soronntiDeMDT Dintu ",.", . Tatacaraperhitungan kebutuhan irigasiuntuktanaman air oangan Pedoman operasi jaringanirigasiteknis Tatacaradesainbangunan akuiferbuatan tampungan dan air huianuntukoenvediaan bakumandiri air TatacarC! analisis datapengujian sumuruji dansumurproduksi deiloanmetodeEdenHazel Tatacarapemilihan parameter dengan metode pemeriksaan kualitas dalamrangkaoemantauan air kualitas air Tatacaraperencanaan pelaksanaan bronjong dan krib kawat Tatacarapelaksanaan tiangpancang krib betondi sungai Pedoman penanggulangan gerusan sungai sekitar di jembatan
Pd T-O2-2003Pd T-03-2003 Pd T-04-2003 Pd T-05-2003Pd T -()6-2003
Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir Puslitbang Sumter DavaAir Pusiitbang SumberDavaAir Puslitbang SumberDavaAir.E::
Pd T-O7-2003 Pd T-08-2003 Pd T-09-2003
8 9.
~-i 'l1r---
Pd T-10-2003
7 ..-
PuslitbangPrasarana Transportasi Puslitbang Prasarana Transoortasi Puslitbang Prasarana Transoortasi Puslitbang Prasarana Transoortasi
~I
~ "-"
~
No.---
--
JUDUL
No. Rancangan SNI
~~I-
15. Talacarapemasangan pengoperasian dan komposler individual dan komunal C. PetunjukTeknis
Pd T-15-2003
Puslitbang Pennukiman
1. Perencanaan saluran hujanpracetak air berlubang untuk2 3 4 linqkunaan oermukiman Pemasyarakatan teknologi bersihdanPLPbidang air UKM Tatacaraperencanaan penyediaan bersih air dengan destilasi survaataokaca(OSAK) Spesifikasi destilasi suryaatapkaca(DSAK)
PI T -01-2003
pt T-02-2003 pt T-03-2003
Pt $-01-2003
Puslitbang Permukiman Puslitbang Permukiman Puslitbang Permukiman -Puslitbang Permukiman
DITETAPKAN : JAKARTA 01 PAOA TANGGAL: Aoril 22,---'.~:--.
2003-~~-
MENTERIPERMJKIMAN om PRASARANA WILA AH Y
..-
'. ""\
i, ' ' [: "" it
"
'
1
"', ',,-;;.
I; :-;:;I ) " ' t \\," '..".' \':::;:
~fl;,".,i;;1.~T\ ...,(,',.",-"
\ ,.,'":,:";:,.;, ~"; ~.:" {':"I
,,~I
~-" ' '~
-
;
-
SOci':-;;;:'
",.:
;.,:.~:~:.~~~"~;;:,,,