1faktor fisik dan psikologis yang mempengaruhi kehamilan

32
1 Faktor Fisik dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan A FAKTOR FISIK 1 Status Kesehatan/ Penyakit Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil: a Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah Hyeperemesis gravidarum, preeklampsial eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan anterpartum, gemelli. b Penyakit atau kelaianan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbale balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah: 1) Penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva, perdangan, Gonorea, Trikomononas vaginalis, kandidiasis, amoebasis, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondilomata akuminata, fistula bagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, Prolapsus uteri, Tumor uteri, mioma uteri, Karsinoma servik, Karsinoma korpus uteri, dan lain-lain. 2) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisiensi, jantung rematik, endokarditis. 3) Penyakit darah missal anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit Hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni, hipofbrinogenemia, iso-imunisiasieri-troblastosis fetalis. 4) Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis, pneumonia, asma bronkiale, TB paru. 5) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolom, tumor usus, hemorrhoid, dan lain-lain.

Upload: winnie-cutez

Post on 28-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Faktor Fisik Dan Psikologis

TRANSCRIPT

Page 1: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

1 Faktor Fisik dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

A FAKTOR FISIK

1 Status Kesehatan/ Penyakit

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil:

a Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah Hyeperemesis gravidarum, preeklampsial eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan anterpartum, gemelli.

b Penyakit atau kelaianan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbale balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah:

1) Penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva, perdangan, Gonorea, Trikomononas vaginalis, kandidiasis, amoebasis, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondilomata akuminata, fistula bagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, Prolapsus uteri, Tumor uteri, mioma uteri, Karsinoma servik, Karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.

2) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisiensi, jantung rematik, endokarditis.

3) Penyakit darah missal anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit Hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni, hipofbrinogenemia, iso-imunisiasieri-troblastosis fetalis.

4) Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis, pneumonia, asma bronkiale, TB paru.

5) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolom, tumor usus, hemorrhoid, dan lain-lain.

6) Penyakit hepar dan pankreas, misalnya hepatitis, ruptur hepar, sirosis hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.

7) Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistisis, pielonefritis, glomerulonefritis, sindroma nefrotik, batu ginjal, gagal ginjal, TBC ginjal, dan lain-lain.

8) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar gondok dan anak ginjal, kelainan hipofisis, epilepsia, perdarahan intrakarnial, tumor otak, poliomileitis, sklerosis multipleks, miastenia gravis, otosklerosis, dan lain-lain.

9) Penyakit menular misalnya IMS (penyakit akibat hubungan seksual), AIDS, Kondilomata akuminata, thypus, kolera, tetanus, erysipelas, difteri, lepra, TORCH, morbili, campak, parotitis,variola, malaria, dan lain-lain.

Page 2: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra uterin fetal death (IUFD), anemia berat, infeksi transplasental, partus prematurus, dismaturitas, asfiksia neonatorum, shock, perdarahan. Pemahaman mengenai konsep penyakit-penyakit tersebut akan menjadi dsar dalam indentifikasi faktor resiko sehingga mampu melakukan deteksi.

2 Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik untuk persalinan.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :

a Asam folat.

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif untuk mencegah kelainan neural. Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 5 mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok deng faktor resiko adalah 4 mg/hari.

b Energi

Diit pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

d Zat besi (Fe)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.

e Kalsium.

Page 3: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan Kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.

f Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan di negara dengan musim dingin yang panjang.

g Pemberian Yodium pada daerah dengan endemik kretinisme

h Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

Pada wanita hamil dengan gizi buruk perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu atau kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak serta jumlah sel otak kurang dari normal. Setelah lahir akan menjadi Inteligensia (IQ) dibawah rata-rata. Karena adanya malnutrisi pada ibu hamil, volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang, ukuran plasenta berkurang dan transfer nutrient melalui plasenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil dengan kekurangan gizi cenderung melahirkan prematur atau BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 ke atau 20% dari berta badan idela sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan hamil adalah sebagai berikut :

a Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

b Kenaikan berat badan trimester 11 adalah 3 kg atau 0,3 kg/ Sebesar 60& kenaikan berat badan ini dikarenakan perturn jaringan pada ibu.

c Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 minggu. Sekitar 60 % kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua, adalah 30 minggu sampai 18 bulan setelah lahir (perinatal). Pada umur 0-1 tahun terjadi pertumbuhan otak 25% dari saat hamil. Pada usia 2 tahun pertumbuhan otak kurang dari 10%. Berat otak pada saat lahir 25% otak dewasa, pada umur 6 bulan 50%, pada saat umur 2 tahun 75% otak dewasa, pada saat 5 tahun 90% otak dewasa dan pada umur 10 tahun 95% otak dewasa. Pengaturan komposisi makanan terdiri dari protein 10-15%, lemak 20% dan karbohidrat 60-70%.

Dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :

a Metabolisme umum, terjadi peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori meningkat. Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalarni peningkatan dan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir. Karena adanya peningkatan growth hormon sehingga penggunaan protein meningkat. Terjadi peningkatan Parathyroid hormon sehingga metabolisme Kalsium meningkat.

b Fungsi alat pencernaan, terjadi perubahan hormonal, peningkatan HCG, hormon estrogen dan progesteron menimbulkan berbagai perubahan. Misalnya perubahan pola makan diakibatkan

Page 4: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

keluhan mual muntah, adanya morning sickness, keluhan anoreksia. Juga muncul perubahan motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama, terjadi peningkatan absorpsi nutrien, glukosa dan zat besi, dan terjadi perubahan motilitas uses hingga kadang timbal obstipasi.

c Fungsi ginjal, terjadi peningkatan Glomurelo Filtration rate (GFR) 50%, sehingga banyak cairan yang diekskresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan diekskresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan.

d Volume darah atau plasma darah rata-rata meningkat hingga 50%, dan jumlah erytrosit meningkat 20-30% sehingga terjadi hemodilusi dan konsentrasi Hemoglobin menurun.

Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :

a Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.

b Ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energl. Kronis (KEK).

c Kadar Hemoglobin (HB)

3 Gaya Hidup

a Kebiasaan minum jamu

Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatorum , kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan. Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang beredar di pasaran Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak mencantumkan hasil riser evidence mengenai zat-zat yang digunakan untuk membuat jamu, bahkan kadang ada yang mencampur jamu, dengan jenis obat tertentu yang membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep pengobatan tradisional sebenarnya diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan bahwa zat-zat atau bahan yang dipergunakan dalam pengobatan tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan bermanfaat dan tidak membahayakan kehamilan.

b Aktivitas Seksual

Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care.

Page 5: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Seringkali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian. Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Mengenai aktivitas seksual jarang sekali diklarifikasi ataupun didiskusikan dengan ibu hamil. Bahkan ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa hal ini tabu untuk dibicarakan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, efek dari aktivitas seksual selama hamil. Larangan dalam aktivitas seksual pada ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence. Terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Beberapa pendapat mengenai hubungan seksual selama hamil didnsari pada beberapa konsep bahwa dalam cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya kontraksi, dimungkinkan merangsang mulainya persalinan, maka muncul pendapat bahwa coitus mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan kemungkinan insiden kehamilan postterm atau serotimus. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktiviitas seksual selama masa kehamilan tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan (Enkin, 2000).

c Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

Menurut analisis profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas ibu hamil bukan hanya pekerjaan ke luar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga di dalam rumah, termasuk pekerjaan sehari- hari di rumah dan mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal ini tidak terbukti efektif. Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan dimana ibu hamil sama sekali tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah ataupun bekerja diluar rumah. yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Karena pada kenyataannya pekerjaan selain berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan keluarga dan kesejahteraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil adalah apakah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan. Contoh aktivitas yang berisiko bagi ibu hamil adalah aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari, mengangkat sesuatu yang berat, paparan terhadap suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau rendah, pekerjaaan dengan paparan radiasi. Nasehat yang penting disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan berisiko atau tidak untuk kehamilan dan ada perubahan dalam aktivitas atau pekerjaan karena berhubungan dengan kapasitas fisik ibu dan perubahan sistem tubuh, nasehatkan pula dari sisi keuntungan dan resiko bagi ibu hamil.

d Exercise atau senam hamil

Senam hamil atau latihan memberi keuntungan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan. Komponen gerakan senam ada beberapa modifikasi yang berbeda-beda tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya pemanasan, latihan pernafasan, latihan otot, dan latihan panggul. Perhatikan mengenai kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya

Page 6: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

kehamilan dengan abortus berulang, dengan penyakit hipertensi atau kehamilan dengan penyakit tertentu sehingga menimbulkan resiko bagi kehamilannya.

4 Substance Abuse

Pengertian dari substance abuse adalah perilaku yang membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaa obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.

a Penggunaan obat-obat selama hamil

Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat diberikan. Obat-obat yang diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:

1) Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, penggunaan obat pada trimester pertama.

2) Kelainan faal alat tubuh.

3) Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.

Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Sebagai contoh pemberian estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi telah berusia remaja atau dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati memberikan obat sewaktu hamil.

b Merokok

Berdasarkan konsep evidence menunjukkan bahwa merokok menimbulkan efek yang sangat membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Efek merokok terhadap kejadian pre eklampsia, kelainan perinatal tidak cukup terbukti. Hasil riset menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok. Hingga seperempat wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan kunjungan antenatal yang pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial ekonomi rendah, paritas tinggi, status un marital, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Merokok merupakan salah satu isu penting yang sangat bagus dicermati saat kehamilan karena efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Merokok juga sering dihubungkan dengan kejadian keberhasilan masa menyusui atau laktasi dan memperpendek masa menyusui, meskipun dalam hubungan ini penyebabnya belum diketahui dengna pasti. Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok. Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain mempunyai efek membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit- penyakit yang muncul sebagal akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dsb. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan

Page 7: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

antenatal care, kelas antenatal bagi perokok mengurangi periklanan tentang rokok, area bebas merokok, dan mengembangkan serta mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja masing-masing.

c Alkohol dan kafein

Alkohol yang dikonsurnsi ibu hamil dapat membahayakan jantung hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan menyebabkan kelahiran prematur. Tidak hanya pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang tidak rutin atau insidental. Efek pemakaian alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal. Munculnya efek ketidaknormalan pada ibu hamil dengan konsumsi alkohol minimal 28.5 ml perhari dan terutama konsumsi alkohol pada trimester pertama. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir mati, abortus dan persalinan prematur.

d Hamil dengan ketergantungan obat/ pengguna NAPZA

Pemakaian obat-obatan pada wanita hamil sangat mempengaruhi ibu maupun janinnya, terutama pada masa konsepsi dan trimester I kehamilan karena tahap ini merupakan tahap organogenesisi atau pembentukan organ. Contoh obat-obatan tersebut adalah ganja, morfin, heroin, pethidin, jenis barbiturate, alkohol, dan lain-lain akan menimbulkan gangguan pada ibu dan janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik, kelahiran premaatur dan BBLR, serta cacat mental dan sosial. Ibu hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat, merasa gehsah, bingung dan takut terhadap akibat yang akan dialami oleh bayinya dengan minum obat-obatan tersebut.

e Sinar rontgen atau radiasi

Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I (umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan trimester I merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang, jantung, ginjal dan pernafasan, sehingga paparan sinar X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan berapa saat paparan radiasi berlangsung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

B FAKTOR PSIKOLOGIS/ KELAINAN JIWA DALAM KEHAMILAN

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan patologis.

Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis, namun proses alami tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai berubah menjadi patologis.

Ada dua macam stressor, yaitu:

1 Stessor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan.

Page 8: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

2 Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relationship, kasih sayang, support mental, broken home.

• Support keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. Kehamilan dapat dikatakan sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.

9. Tanda – tanda bahaya kehamilan

a Tanda bahaya dini kehamilan muda

1) Perdrahan pervaginam

2) Hipertensi gravidarum

3) Nyeri perut bagian bawah

A Perdarahan pervaginam

a) Abortus

Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :

1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).

2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit).

3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).

4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).

Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.

Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.

Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

• Etiologi

a Faktor zigot

Page 9: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Kelainan kromosom

Ovum patologis misalnya blight ovum ( telur kosong )

Klainan sperma

b Faktor ibu

Penyakit kronis

Infeksi

Kelainan hormonal

Kelainan alat reproduksi

Gangguan nutrisi

Obat – obat aninkompatibilitas

Trauma fisik / mental

• Penanganan

• Abortus iminens

a Bila kehamilan masih utuh

Rawat jalan

Tidak diperlukan tirah baring total

Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan atau hubungan sexual

Bila perdarahan berhenti dilanjutkan jadwal pemeriksaan selanjutnya

Bila perdarahan terus berlangsung, nilai ulang kondisi janin ( USG )1 mg kemudian.

b Bila hasil USG meragukan, ulangi pemeriksaan USG 1 – 2mg kemudian

c Bila USG tidak baik : evakuasi tergantung umur kehamilan.

• Abortus insipien

Evakuasi

Uteroonika pasca evakuasi

Antibiotik selama 3 hari

• Abortus inkomplit

Bila ada syok, atasi dahulu syok ( perbaiki keadaan umum )

Page 10: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Transfusi bila HB < 8 gr%

Evakuasi

Uterotonika

Beri antibiotik berspektrum luas selama 3 hari

• Abortus komplit

Antibiotik selama 3 hari

Uterotonika

b) Kehamilan ektopik terganggu

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun, frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita.

• Etiologi

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:

1. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.

2. Riwayat operasi tuba.

3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.

4. Kehamilan ektopik sebelumnya.

5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.

6. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.

7. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.

8. Operasi plastik pada tuba.

9. Abortus buatan

• Patofisiologi

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat

Page 11: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

a Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.

b Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.

c Faktor abortus ke dalam lumen tuba.

d Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda.

e Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

• Penanganan

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.

c) Mola hidatidosa

(atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin. Bakal janin tersebut dikenal dengan istilah mola hidatidosa. Istilah hamil anggur digunakan karena bentuk bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan buah anggur. Mola hidatidosa juga dapat didefinisikan sebagai penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan calon plasenta (trofoblas plasenta) dan diserai dengan degenerasi kistik villi serta perubahan hidropik. Trofoblas adalah sel pada bagian tepi ovum (sel telur) yang telah dibuahi dan nantinya akan melekat di dinding rahim hingga berkembang menjadi plasenta serta membran yang memberi makan hasil pembuahan. Penyebab penyakit ini belum diketahui pasti, amun diduga karena kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim.

• Etiologi

Hamil anggur atau mola hidatidosa dapat terjadi karena:

Page 12: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Tidak ada buah kehamilan (agenesis) atau ada perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan 3-4 minggu. Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, sehingga terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas. Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks. Pemeriksaan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan HCG (human chorionic gonadotrophin) urin atau serum untuk pemeriksaan kehamilan, USG (ultrasonografi), dan uji Sonde.

• Gejala

Pada mulanya, gejala mola hidatosa atau hamil anggur mirip dengan gejala kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual, tes kehamilan positif, dan muntah. Namun, pada penderita hamil anggur, gejala awal tersebut dialami dengan lebih berat. Tanda-tanda lainnya adalah tidak ada gerakan janin, rahim lebih besar dari umur kehamilan, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.

• Pengobatan

Untuk wanita yang masih ingin punya anak, pengobatan dapat dilakukan dengan membersihkan rahim (kuret). Sedangkan untuk yang tidak ingin punya anak, dapat dilakukan dengan pengangkatan rahim.

B Hipertensi gravidarum

Biasanya terjadi hipertensi kronik, dimana hipertensi ini menetap oleh sebab apapun, biasanya ditemukan pada kehamilan kurang dari 20 minggu.

• Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

• Eklamsi kelainan akut pada preeklamsi, dalam kehamilan, persalinan atau nifas.yang ditandai dengan timbulnya kejang dengan atau tanpa kesadaran ( gangguan sistem saraf pusat)>

• Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan sebelum hamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan kurang dari umur 20 minggupascapersalinan.

• Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam kehamilan pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal dan tidak disertai proteinuri.

10 Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Awal

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

• Tujuan Kunjungan

Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut:

a Mendapatkan perawatan kehamilan

b Memperoleh rujukan konseling genetik

c Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.

Page 13: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

d Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

e Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

f Menentukan status kesehatan ibu dan janin

g Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan

h Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

• Pengkajian Data

Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.

a Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien

b Memperkenalkan diri kepada klien

Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.

1 Menanyakan identitas, yang meliputi :

• Nama Isteri / Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

• Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.

• Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

• Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

• Pendidikan, Minat, Hobi

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran

Page 14: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.

• Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

• Alamat bekerja

Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.

• Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

• No. RMK (Nomor Rekam Medik)

Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.

2 Menanyakan keluhan utama klien (KU)

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.

Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.

3 Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :

• Riwayat Haid

• Menarche (Usia pertama datang haid)

Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.

• Siklus

Page 15: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Siklus haid terhitung mulai hari pertma haid hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.

• Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah +- 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya.

• Banyaknya

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu belebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.

• Dismenorhoe (Nyeri haid)

Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontrakasi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid.

• Riwayat Hamil Sekarang

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.

TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari).

Page 16: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Kehamilan yang ke-

Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.

Masalah-masalah

• Trimester I

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilam trimester I, masalah-masalah tersebut misalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain-lain.

• Trimester II

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.

• Trimester III

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.

ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan)

• Trimester I

Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.

• Trimester II

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

• Trimester III

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

Tempat ANC

Page 17: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.

• Penggunaan obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.

• Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil

Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.

• Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap.

Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama.

• Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.

Tanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan Tanyakan secara spesifik suplemen vitamin dan pengobatan bukan tradisional. Minta klien membawa kotak vitamin pada saat kunjungan pranatal supaya kandungan vitamin tersebut didokumentasikan.

Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I

• TT (Tetanus Toxoid) II

Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml.

• Penyuluhan yang didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya.

4 Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang meliputi :

• Jumlah kehamilan (Gravid / G)

Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang bagiaamana merawat kehamilannya dengan maksimal.

• Jumlah anak yang hidup (L)

Page 18: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan.

• Jumlah kelahiran prematur (P)

Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan prematur berikutnya.

• Jumlah keguguran (A)

Tanyakan kepada klien apakah ia pernah kegguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya akan beresiko untuk mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran berulang).

• Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)

Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespon segera ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu.

Dapatkan salinan catatan medis persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan melahirkan pada kehamilan saat ini.

• Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan

Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau intrapartum misalnya placenta previa, solosio placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya.

• Kehamilan dengan tekanan darah tinggi

Pertanyaan ini perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien beresiko mengalami preeklampsi / eklampsi yang tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil. Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif.

• Berat bayi < 2,5 atau 4 kg

Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apabila

Page 19: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.

• Masalah lain

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes gestasional, dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis.

5 Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi :

• Riwayat kesehatan ibu

• Penyakit yang pernah diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.

• Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.

• Apakah pernah dirawat

Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa.

• Berapa lama dirawat

Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data anamnesa.

• Dengan penyakit apa dirawat

Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami penyakit yang sangat serius.

• Riwayat kesehatan keluarga

• Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung

Page 20: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

• Penyakit keturunan / genetik

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

6 Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :

• Status pernikahan

• Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.

• Usia saat menikah

Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.

• Lama pernikahan

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan

• Dengan suami sekarang

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat besar terhadap kehamilannya.

• Isteri keberapa dengan suami sekarang

Tanyakan kepada klien istri keberapa dengan suami sekarang. Apabila klien emngatakan bahwa ia adalah istri ke-2 dari suami sekarang, maka hal itu bisa mempengaruhi psikologis klien saat hamil.

• Riwayat KB

Page 21: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

• Metode

Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini ia gunakanan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu ’menanggali’ kehamilan. Seorang wanita yang mengalami kehamilan tanpa menstruasi spontan setelah menghentikan ’pil’, harus menjalani sonogram untuk menentukan EDD yang akurat. Sonogram untuk penanggalan yang akurat juga diindikasikan bila kehamilan terjadi sebelum mengalami menstruasi yang dikaitkan dengan atau setelah penggunaan metode kontrasepsi hormonal lain (misalnya, Norplant dan Depo-Provera).

Ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama, tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

• Lama

Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

• Masalah

Tanyakan kepada klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain.

• Kebiasaan hidup sehat

• Pola Nutrisi

• Jenis makanan

Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium).

• Porsi

Tanyakan bagaimana porsi makan klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering.

• Frekuensi

Tanyakan bagaimana frekwensi makan klien per hari. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit dan dengan frekwensi sering.

Page 22: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

• Pantangan

Tanyakan apakah klien mempunyai pantangan dalam hal makanan.

• Alasan pantang

Diagnosa apakah alasan pantang klien terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak dari segi ilmu kesehatan, kalau ternyata tidak benar dan bahkan dapat mengakibatkan klien kekurangan nutrisi saat hamil, bidan harus segera memberitahukannya kepada klien.

• Personal Hygiene

• Frekwensi mandi

Tanyakan kepada klien sebera sering ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygien terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak di anjurkan. Hal yang perlu di perhatikan :

• Tidak mandi air panas

• Tidak mandi air dingin

• Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal

• Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman dari pada bak mandi.

• Frekwensi gosok gigi

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia menyikat giginya. Kebersihan gigi sangat penting karena saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis – hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil di perlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.

• Frekwensi ganti pakaian

Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita di anjurkan mengenakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus bersih dan menyerap keringat. Di anjurkan pula memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat menyerap keringat.

• Kebersihan vulva

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk menghindari datangnya penyakit-penyakit yang diakibatkan karena kurangnya kebersihan vulva. Pada kehamilan trimester III,

Page 23: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

kebersihan vulva harus dijaga lebih ekstra, mengingat daerah tersebut akan dilalui bayi saat proses melahirkan. Hal ini sebagai proses pencegahan penularan penyakit dari ibu terhadap BBL.

• Pola aktifitas

Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya

• Pola Eliminasi

• BAB (Buang Air Besar) :

• Frekwensi

Tanyakan kepada klien, apakah BABnya tertatur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien mengatakan terlalu jarang BAB, bisa dicurigai klien mengalami Konstipasi (jarang, feses kering dan keras), Fecal impaction (masa feses keras dilipatan rektum).

• Warna

Tanyakan kepada klien, apa warna fesesnya.Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan coklat muda).

• Masalah

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah-masalah dalam eliminasi feses seperti yang telah disebutkan pada poin frekwensi di atas. Tinadakan-tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi masalah eliminasi feses diantaranya memberikan gliserin (memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat BAB, menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran yang penuh serat.

• Pola tidur dan istirahat

• Tidur siang

Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Apabila ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakannya.

• Tidur malam

Pola tidur malam perlu ditanyakan karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin berlangsung. Apabila ternyata klien mempunyai pola tidur malam yang tidak mencapai 8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakan tidur malam dengan pola 8 jam.

Page 24: 1Faktor Fisik Dan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan

• Masalah

Masalah klien dalam pola istirahat terutama tidur perlu ditanyakan karena mengingat wanita hamil perlu istirahat yang cukup untuk menjaga kehamilannya. Apabila bidan telah mengetahui apa masalah klien dalam istirahat, maka tugas bidan adalah membentu memecahkan persoalan apa yang menjadi penyebab klien susah istirahat. Lingkungan tempat hiburan yang terlau ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan.

• Pola seksual : Frekwensi / masalah

Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain :

7 Menanyakan tempat untuk persalinan

Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.

8 Menanyakan petugas untuk persalinan

Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut