197561604 studi geografis industri batu gamping di desa puger kulon dan desa kasiyan kecamatan puger...

48
STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : ARIF DIO ESA P (094274031) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI 2013 STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Oleh ARIF DIO ESA P. 094274031 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI 2013 HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi oleh : Arif Dio Esa P. NIM : 094274031 J udul : Studi GeografisIndustri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J ember Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk diujikan Surabaya, 2013 Dosen Pembimbing Drs. H. Agus Sutedjo, M.Si. ............................................ NIP. 19590820 19902 1 001 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi oleh : Arif Dio Esa P. NIM : 094274031 J udul : Studi GeografisIndustri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J ember Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Oktober 2013 dan diakui sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Dewan Penguji 1. Dra. Hj. Wiwik Sri Utami,MP . NIP. 19670805 199302 2 001 2. Drs. H. Suhadi HS, M.Si. NIP. 19501229 198103 1 001 3. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si. NIP. 19590820 19902 1 001 Mengetahui, Mengesahkan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua J urusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya FIS Unesa Dr. H. Ketut Prasetyo, MS. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si. NIP. 19600512 198601 1 003 NIP. 19590820 19902 1 001 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO " hidup adalah pilihan. . . jadi berjuanglah untuk memilih yang terbaik"

Upload: ar-panji-putra

Post on 08-Apr-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

YEAH

TRANSCRIPT

Page 1: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERSKRIPSIOleh :ARIF DIO ESA P(094274031)UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU SOSIALJURUSAN GEOGRAFI2013STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERSKRIPSIDiajukan kepada Universitas Negeri SurabayaUntuk Memenuhi Persyaratan PenyelesaianProgram Sarjana PendidikanOlehARIF DIO ESA P.094274031UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU SOSIALJURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI2013HALAMAN PERSETUJUANSkripsi oleh : Arif Dio Esa P.NIM : 094274031J udul : Studi GeografisIndustri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J emberTelah diperiksa dan memenuhi syarat untuk diujikanSurabaya, 2013Dosen PembimbingDrs. H. Agus Sutedjo, M.Si. ............................................NIP. 19590820 19902 1 001HALAMAN PENGESAHANSkripsi oleh : Arif Dio Esa P.NIM : 094274031J udul : Studi GeografisIndustri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J emberTelah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Oktober 2013 dan diakui sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan.Dewan Penguji1. Dra. Hj. Wiwik Sri Utami,MP . NIP. 19670805 199302 2 0012. Drs. H. Suhadi HS, M.Si.NIP. 19501229 198103 1 0013. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si.NIP. 19590820 19902 1 001Mengetahui, Mengesahkan,Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua J urusan Pendidikan GeografiUniversitas Negeri Surabaya FIS UnesaDr. H. Ketut Prasetyo, MS. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si.NIP. 19600512 198601 1 003 NIP. 19590820 19902 1 001HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO" hidup adalah pilihan. . .jadi berjuanglah untuk memilih yang terbaik"

Page 2: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Persembahan Aku Ucapkan Terima Kasih Yang Sebesar – Besarnya Kepada . . .1. Kepada kedua orang tua, adik dan segenap keluarga yang ada di rumah. 2. Teman – teman seperjuangan Wiwin, Dhiniy, Ameg, Indah, Rozi, Ninul, Indrak, Marno, Ruly, Arles, Kusnu, Arip, Gareng, dan lain – lain.3. Segenap teman – teman kos Sugiono. 4. Bapak dan ibu kos.5. Teman – teman jurusan geografi angkatan 2009STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERArif Dio Esa PABSTRAKKecamatan Puger merupakan daerah penghasil batu gamping di Kabupaten J ember. Kegiatan industri batu gamping masih tergolong tradisional yaitu dengan tenaga manusia. Industri batu gamping di wilayah Kecamatan Puger terletak di beberapa desa, seperti Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Diketahui dari hasil rata - rata produktivitas tiap tahun batu gamping di Desa Kasiyan sebesar 97,4 ton lebih kecil dari Desa Puger Kulon dengan produktivitas batu gamping tersebsar di Kecamatan Puger sebesar 495,9 ton per tahunnya. Padahal jumlah tenaga kerja pada tiap industri tidak jauh berbeda yaitu antara 7 – 8 tenaga kerja dan jarak tiap indsutri ke bahan baku pun juga rata - rata 1 – 2 Km.Permasalahan tersebut diangkat dalam penelitian untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang memyebabkan terjadinya perbedaan kondisi geografis, produktifitas dan dampak terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha batu gamping dan tenaga kerja yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. J enis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian survey. Lokasi penelitian yaitu Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger kabupaten J ember. Teknik analisis data yang dipakai meliputi analisis Deskriptif, dan Regresi Linier Ganda.Hasil dari analisis geografis menunjukkan bahwadi Desa Puger Kulon faktor lokasi tempat tinggal tenaga kerja banyak berasal dari Desa Mojosari dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 1 – 2 Km dengan kondisi jalan mayoritas beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok.Sedangkan di Desa Kasiyan lokasi tempat tinggal tenaga kerjanya berasal dari dalam desa sendiri dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 2 – 3 Km dengan kondisi jalan tidak banyak yang beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok. Pengaruh faktor – faktor produksi terhadapproduktivitas batu gamping dari hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa di Desa Puger Kulon faktor yang berpengaruh adalah modal dengan p =0,038, bahan bakar p =0,021, dan pemasaran p =0,017. Di Desa Kasiyan faktor produksi yang berpengaruh meliputi modal dengan p =0,043 danbahan bakar p =0,014. Dalam bidang ekonomi, keberadaan industri batu gamping di Desa Puger Kulon yang produktivitasnya lebih besar dari Desa Kasiyan menimbulkan

Page 3: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

perbedaan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar industri batu gamping di tiap desa. Diketahui bahwamayoritaspenghasilan tenaga pengangkut batu kapur, sopir truck, tenaga warung, dan mekanik yang ada di Desa Puger kulon lebih tinggi daripada penghasilan tenaga kerja di Desa Kasiyan.KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember”.Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Geografi. Selain itu bertujuan pula untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk mengaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan selama masa kuliah yang dapat berguna bagi khususnya peneliti dan pembaca pada umumnya.Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :1. Rektor Universitas Negeri Surabaya2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya3. Ketua J urusan Pendidikan Geografi FIS UNESA4. Bapak dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat 5. Bapak dan Ibu penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan perbaikan dalam skripsi ini6. Bapak dan Ibu Dosen J urusan Geografi FIS UNESA lainnya, baik langsung maupun tidak langsung telah membentu dalam penyusunan skripsi ini7. BAKESBANGPOL Kabupaten J ember, Dinas Perindustrian dan PerdaganganKabupaten J ember, 8. Semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsungSebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi iniPenulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat memberikan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan demi kemajuan bersama di masa depan.Surabaya, 2013PenulisDAFTAR ISIHalamanHalaman J udul .............................................................................................. iHalaman Persetujuan ................................................................................... iiHalaman Pengesahan ................................................................................... iiiHalaman Motto Dan Persembahan................................................................ ivAbstrak......................................................................................................... vKata Pengantar.............................................................................................. viDaftar Isi ...................................................................................................... viiiDaftar Tabel ...................................................................

Page 4: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

.............................. xDaftar Lampiran........................................................................................... xivDaftar Gambar.............................................................................................. xvBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah............................................................. 1B. Rumusan Masalah...................................................................... 5C. Tujuan Penelitian........................................................................ 5D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6E. Variabel Penelitian .................................................................... 7F. Definisi Operasional Variabel .................................................... 8BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Industri ...................................................................................... 11B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Industri ............................ 13C. Kondisi Sosial ............................................................................ 22BAB III METODE PENELITIANA. J enis Penelitian .......................................................................... 23B. Penentuan Lokasi Penelitian ...................................................... 23C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 23D. Instrumen Penelitian .................................................................. 24E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 25F. Teknik Analisis Data.................................................................. 26BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .......................................................................... 281. Letak Daerah Penelitian ...................................................... 282. Industri Batu Gamping......................................................... 293. Luas Wilayah...................................................................... 304. Iklim ............................................................ 315. Kondisi Sosio - Demografi................................................... 34a. J umlah Kepadatan Penduduk.......................................... 34b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan J enis Kelamin 36c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan........ 37d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .......... 396. Karakteristik Responden ..................................................... 407. Faktor Geografis ............................................................ 43a. Lokasi ............................................................ 44b. J arak ............................................................ 45c. aksesbilitas ............................................................ 45

Page 5: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

d. Pola ............................................................ 478. Karakteristik Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamtan Puger Kabupaten J ember .............. 48a. Modal ............................................................ 49b. Bahan baku ............................................................ 50c. Bahan Bakar ............................................................ 50d. Pemasaran ............................................................ 52e. Tenaga Kerja ............................................................ 53f. Produktifitas ............................................................ 549. Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Industri Batu Gamping ................................... 57a. Desa Puger Kulon .......................................................... 57b. Desa Kasiyan ............................................................ 6110. Dampak Industri Batu Gamping Terhadap Kondisi Sosial Tenaga Kerja Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember .................................. 67a. Karakteristik tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ............................. 671) J enis Kelamin ............................................................ 682) Umur ............................................................ 68b. Kondisi Sosial Ekonomi ................................................ 691) Tenaga Warung ......................................................... 692) Mekanik ............................................................ 703) Tenaga Pengangkut ................................................... 714) Sopir ............................................................ 71c. Dampak Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Terhadap Tenaga Kerja .................... 72B. Pembahasan ............................................................................... 741. Kondisi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan ..................................................... 742. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J ember ................................... 763. Dampak industri batu gamping terhadap kondisi sosial tenaga kerja desa puger kulon dan desa kasiyan kecamatan puger kabupaten jember ....................................................... 81BAB V SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ................................................................................... 84B. Saran ......................................................................................... 85DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86LAMPIRANDAFTAR TABELTabel HalamanTabel 1.1 Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan …………… 5Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Lama Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan……...…………………….. 29Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Alasan Mendirikan Industri Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan ….…………………………………….. 30Tabel 4.3 Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan …………… 30Tabel 4.4 Luas Desa Kasiyan Menurut penggunaan lahan ………….……… 31Tabel 4.5 Klasifikasi Iklim Menurut Schimdt-Ferguson…………………… 32Tabel 4.6 Curah Hujan (mm) Rata-Rata Selama 5 Tahun ( 2005 – 2009 )

Page 6: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Menurut Stasiun Pencatat Hujan Daerah Kec. Puger …….……… 35Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan J enis Kelamin Di Desa Puger Kulon …………………………………………………….... 38Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan J enis Kelamin Di Desa Kasiyan……………………………………………….…………. 36Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Puger Kulon……………………………………………………………. 38Tabel 4.10Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Kasiyan………………………………………………….…. 38Tabel 4.11J umlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Puger Kulon Tahun 2010………………………………………………………. 39Tabel 4.12J umlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Kasiyan Tahun 2010….……………………………………………………. 40Tabel 4.13Distribusi Frekuensi J enis Kelamin Pengusaha Industri Batu GampingDesa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember …………………………………………….…. 41Tabel 4.14Distribusi Frekuensi Umur Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember ………………………………………………………...…. 42Tabel 4.15Distribusi Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember ………………………………………………………..…. 43Tabel 4.16Asal Tenaga Kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan …………….…………………………………. 44Tabel 4.17J arak Lokasi Bahan Baku Ke Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan …………………………………. 45Tabel 4.18Kondisi J alan Kelurahan/Desa Puger Kulon ……………………. 46Tabel 4.19Kondisi J alan Kelurahan/DesaKasiyan …………………...……. 46Tabel 4.20Besar Modal Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ………………………...…………………………... 49Tabel 4.21J umlah Bahan Bakar Per Produksi Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan …………………………... 51Tabel 4.22Luas J angkauan Pemasaran Industri Batu Gamping Desa PugerKulon ……………………………………………………………. 52Tabel 4.23Lama Bekerja Tenaga kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan …………………………………………. 54Tabel 4.24Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi yang Diterima Pengusaha di Desa Puger Kulon……...………… 55Tabel 4.25Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi yang Diterima Pengusaha di Desa Kasiyan………..……………. 56Tabel 4.26Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping(Y) Di Desa Puger Kulon……………..…………………………. 57Tabel 4.27Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Puger Kulon58Tabel 4.28Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Puger Kulon………………. 60Tabel 4.29Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa Puger Kulon……………………………………. 60Tabel 4.30Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Puger Kulon……………………………………………. 61Tabel 4.31Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping(Y) Di Desa Kasiyan……………..………………………………. 62Tabel 4.32Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Kasiyan…. 63Tabel 4.33Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Kasiyan………..…………. 65Tabel 4.34Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa Kasiyan………………………………………… 65Tabel 4.35Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Kasiyan………………………………………………. 66

Page 7: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Tabel 4.36Distribusi Frekuensi J enis Kelamin Tenaga Kerja …………..…. 68Tabel 4.37Distribusi Frekuensi J enis Umur Tenaga Kerja ……………...…. 69Tabel 4.38Penghasilan Tenaga Warung di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ……………………………………………..……………. 69Tabel 4.39Penghasilan Tenaga Mekanik di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan …………………………………………………..………. 70Tabel 4.40Penghasilan Tenaga Pengangkut di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ………………………………………………………..…. 71Tabel 4.41Penghasilan Sopir di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ……. 72DAFTAR GAMBARTabel HalamanGambar 4.1 Diagram Penggolongan Iklim Menurut Klasifikasi Schimidt –Ferguson ……………………………………………………… 34DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Peta Kecamatan PugerLampiran 2. Peta Desa Puger KulonLampiran 3. Peta Desa KasiyanLampiran 4. Hasil Penelitian di Desa Puger KulonLampiran 5. Hasil Penelitian di Desa KasiyanLampiran 6. Output SPSS Analisa Statistik Regresi Linier Berganda Desa Puger KulonLampiran 7. Output SPSS Analisa Statistik Regresi Linier Berganda Desa KasiyanLampiran 8. Pedoman Wawancara PenelitianLampiran 9. Surat Ijin Penelitian Fakultas Ilmu SosialLampiran 10. Surat Ijin Penelitian BAKESBANGPOL KabupatenJ emberLampiran 11. Surat Ijin PenelitianKecamatan PugerBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSumber daya mineral yang termasuk sebagai bahan galian C hampir terdapat diseluruh penjuru tanah air, salah satunya di provinsi J awa Timur. Dimana sebagian besar sumber daya mineral tersebut sudah banyak di eksploitasi (baik secara tradisional maupung modern ) sebagai bahan baku industri dan hasilnya telah memberikan banyak manfaat dan menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diperlukan semangat kebersamaan dari semua aspek masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi – potensi yang ada di lingkungan sekitar secara optimal dan berkesinambungan tanpa melupakan kelestarian lingkungan. Apabila seluruh potensi yang ada itu dapat dioptimalkan, pasti perekonomian suatu masyarakat akan meningkat pada khususnya dan negara Indonesia menjadi Negara maju pada umumnya. Hal tersebut tidaklah sulit, jika sumber daya mineral itu bisa kita manage dengan cara modern, yaitu dengan industrialisasi.Keberadaan industri kecil di Indonesia masih terjamin dan potensial untuk berkembang, terutama perusahaan kecil di daerah pedesaan (Marbun,1993:27). Perusahaan kecil di Indonesia dilihat dari potensi dan keberadaannya ada harapan untuk berkembang. Sebagaimana industri yang ada di kabupaten J ember dengan berbagai macam kegiatan industrinya yang meliputi industri keramik, meubel, barang pecah belah, pengolahan hasil pertanian,perkebunan, perikanan, industri genteng, gispun dan eternity, semen, industri pengolahan batu kapur, do

Page 8: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

lomite, poshat dan pupuk semuanya berpotensi untuk berkembang sehingga dapat menunjang kebutuhan masyarakat.Kabupaten J ember yang terletak di provinsi J awa Timur bagian timur secara geografis merupakan daerah deretan pegunungan kapur selatan, sehingga Kabupaten J ember memiliki sumber daya bahan galian batu kapur yang berlokasi di Kecamatan Puger. Batu kapur Gunung Sadeng merupakan bahan galian industri yang cukup potensial di Kecamatan Puger karena cadangan depositnya yang mencapai 475.800.000 ton dengan luas areal tambang 183 Ha berkualitas putih super/high grade(Bapedda jember, 2009). Komposisi kimia batu kapur ini adalah CaO, SiO2, Al2O3, FeO3, MgO, Na2O, dan H2O. Batu kapur ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri Oksidasi untuk memproduksi Ethilene, Kapur Tohor (CaO) serta bahan baku industri Kimia untuk memproduksi pupuk, Bubuk Pembersih, Insektisida, Fungisida, Bahan Pengisi Pakan Ternak, Cat, Semen, Bahan Pemantap Tanah.Eksplorasi batu gamping secara telah dilakukan sejak tahun 1960an di daerah Gunung Sadeng oleh masyarkat sekitar, akan tetapi masih menggunakan cara – cara yang tradisional. Baru pada tahun 1998 sebuah perusahaan yaitu PT Pertama Mina Sutra Perkasa mendapatkan tender besar dari Pembangkit listrik tenaga Uap yang berada di J epara yang menuntut perusahaan harus memasok batu kapur berukuran >1 cm yang perbulanya mencapai 10.000 ton dan banyaknya permintaan dari industri – industri kecil lainya seperti industri cat, kertas, dan memasok untuk kebutuhan masyarakat sekitar (local) dalam bentuk bongkahan berdiameter >30 cm maka perusahaan diharuskan untuk meningkatkan produksi yang awalnya hanya 15000 ton/bulan menjadi 25000 ton/bulan. Hal ini yang membuat perusaan memunculkan ide pemanfaatan peledakan untuk peningkatan jumlah produksi batu kapur agar dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen yang ada. Dan hingga saat ini ada 9 perusahaan yang masih aktif melakukan kegiatan pertambangan di Gunung Sadeng.Secara administrasi Gunung Sadeng terletak di empat desa yaitu Desa Grenden, Puger Kulon,dan Puger Wetan. Selama ini gunung batu kapur masih berstatus sebagai areal bebas, sehingga pemkab tidak bisa menarik retribusi.Anggota Komisi C DPRD J ember Yudi Hartono menjelaskan, gunung kapur daerah puger merupakan areal bebas milik Negara. Sehingga tidak ada dasar hukum bagi pemkab untuk mengkapling-kapling daerah tersebut untuk menarik retribusi pertambangan berupa bagi hasil. J adi yang selama ini bisa dikenakan hanya retribusi ijin penambangan.Besarnya potensi batu kapur yang ada di Kecamatan Puger menjadi salah satu alasan bagi penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan usaha seperti usaha penambangan batu kapur dan usaha industri batu kapur/gamping. Industri batu gamping di kecamatan Puger tersebar di beberapa desa, yaitu Desa Puger Kulon,

Page 9: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Puger Wetan, Grenden, Kasiyan Timur dan DesaKasiyan. Industri batu gamping yang ada di desa Puger Kulon dan Kasiyan kecamatan Puger, Kabupaten J ember ini kegiatan produksinya masih bersifat tradisional dan tergolong industri padat karya (labour intensive) karena masih banyak menggunakan tenaga kerja manusia.Keberadaan dari industri batu gamping ini adalah alternatif pekerjaan di sector pertanian. Industri batu gamping menyerap cukup banyak tenaga kerja dan memberikan peluang bagi masyarakat yang mempunyai pendidikan rendah untuk dapat meningkatkan perekonomian keluarganya, serta dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah setempat. Kegiatan pembuatan batu gamping yang ada di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger, Kabupaten J ember dilakukan dengan proses dan peralatan yang relatif sederhana.Alat utama dalam pengolahan batu kapur adalah sebuah tungku pembakaran atau yang masyarakat Puger biasa sebut dengan “tumang”. Proses pengolahan batu kapur dengan menggunakan Tungku atau tumang ini membutuhkan waktu antara 5 – 8 hari, tergantung dari cuaca dan kondisi kayu. Bahan bakar dari tungku sendiri adalah kayu yang didapatkan dengan membeli dari pihak Perhutani J ember atau dari luar wilayah Kabupaten J ember. Untuk Tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Kasiyan kebanyakan berasal dari masyarakat di desa itu sendiri. Walaupun industri batu gamping ini bersifat ekstraktif yaitu tidak memerlukan tenaga kerja yang terampil akan tetapi dalam pengolahan batu gamping keterampilan cukup diperlukan. Karena untuk mendapatkan hasil batu gamping yang baik, tenaga kerja harus menjaga suhu tungku pembakaran agar tetap tinggi.Gunung sadeng adalah sumber bahan bahan baku batu kapur yang ada di Kabupaten J ember. Kegiatan industri batu gamping telah memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat Puger, khususnya masyarakat desa Puger Kulon dan desa Kasiyan seperti halnya dapat memberikan peluang untuk terciptanya lapangan pekerjaan baru. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru itu masyarakat dapat memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.Desa Puger kulon, Puger Wetan, Grenden, Kasiyan, dan Kasiyan Timur merupakan lokasi keberadaan industri batu gampingnya di kecamatan puger. Berdasarkan data hasil pra survey, hasil produktivitas industri batu gamping di desa Kasiyan berada sangat jauh dibawah desa Puger kulon. Adapun perbandingan mengenai jumlah produktivitas industri batu gamping di desa Puger Kulon dengan desa Kasiyan dapat dilihat pada tabel 1.1Table 1.1 Data Produktifitas Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanNo. DesaPengusaha(orang)Tenaga Kerja(orang)Rata – rata Produktivitas Tahun 2008,2009,2010

Page 10: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

,2011(Ton)Rata – rata produktivitas tiap pengusaha1 Puger Kulon 40 320 495,9 12,3972 Kasiyan 24 167 97,4 4,043Sumber : Data monografi desa.Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa produktivitas industri batu gamping di desa Kasiyan lebih rendah dibandingkan dengan industri batu gamping yang dimiliki desa Puger Kulon. Padahal rata – rata jumlah tenaga kerja pada tiap industri pun tidak jauh berbeda yaitu antara 7 – 8 orang tenaga kerja tiap industri. Oleh karena itu hal ini perlu ditelusuri faktor – faktor apa sajayang menyebabkan perbedaan tersebut.Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER”B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana kondisi industri batu gamping di desa Puger kulon dan desa Kasiyankecamatan Puger Kabupaten J ember?2. Adakah faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten J ember?3. Apakah dampak industri batu gamping terhadap kondisi ekonomi masyarakat di desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui kondisi industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyankecamatan Puger Kabupaten J ember.2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger kabupaten J ember.3. Untuk mengetahui dampak industri batu gamping terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J emberD. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritisa. Bagi peneliti, mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.b. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis.2. Manfaat praktisHasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar faktor ketersediaan modal, bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar, dan pemasaran sebagai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas hasil industri batu gamping beserta dampak terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja yang dapat ditimbulkan industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten J ember.E. Variabel PenelitianVariabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Page 11: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38). Dengan demikian variabel dalam penelitian ini meliputi:1. Faktor geografis industri batu gamping.a) Lokasi b) Aksesbilitas c) J alan d) Pola 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri batu gamping :a) Modal b) Tenaga kerjac) Bahan bakud) Bahan bakare) Pemasaranf) Produktifitas 3. Dampak yang ditimbulkan industri batu gamping terhadap kondisi sosial tenaga kerja di desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan kabupaten J ember:a) J umlah tenaga kerjab) Penghasilan F. Definisi Operasional VariabelUntuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran dalam memeahami penelitian ini, maka perlu adanya kejelasan arti serta istilah-istilah dalam variabel yang akan dimasukkan dalam penelitian ini sehingga berdasarkan hal tersebut perlu adanya pendefinisian secara operasional terhadap variabel-variabel tersebut, yaitu:1. Faktor geografis industri batu gamping.a. Lokasi adalah asal tenaga kerja kerja industri batu gamping. asal tenaga kerja dari dalam desa atau Luar luar desa. b. J arak adalah panjang lintasan berupa jalan dari titik lokasi bahan baku kapur menuju tiap – tiap lokasi industri batu gamping yang dinyatakan dengan satuan Km.c. J alan adalah kondisi seluruh jalan yang ada di lokasi penelitian. Kondisi dalam penelitian ini adalah baik atau rusaknya kondisi jalan.d. Pola adalah tatanan lokasi industri batu gamping, pola dapat berbentuk garis linier, acak dan tersebar.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemajuan industri batu gamping.Industri dikatakan maju apabila industri tersebut mempunyai faktor penting untuk mengembangkan atau memajukan industrinya, seperti faktor internal meliputi pengalaman pemilik usaha, kemampuan mengelola, besar kecilnya modal, lamanya usaha dan faktor eksternal meliputi dukungan berupa dana dari pihak swasta, kemajuan teknologi dalam memproduksi. a. Modal adalah ketersediaan semua biaya yang diperlukan oleh pengusaha dalam pengelolaan industri batu gamping untuk satu kali proses produksi dalam satuan rupiah. Ketersediaan modal meliputi : upah tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan ongkos pemasaran.b. Tenaga kerja adalah orang yang berkerja dalam industri pengolahan batu gamping. dalam hal ini yang diukur adalah lama berkerja seorang tenaga kerjadalam industri batu gamping dalam satuan bulan.c. Bahan baku adalah suatu bahan yang digunakan untuk proses produksi guna memproduksi barang jadi berupa batu gamping. Dalam hal ini yang akan menjadi fokus penelitian adalah jarak dari sumber bahan baku menuju tiap – tiap lokasi industri. d. Bahan bakar adalah sejumlah kayu yang diperlukan dalam industri batu gamping. Ukuran ketersediaan bahan bakar dilihat dari berapa jumlah

Page 12: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

kayu (dalam satuan volume) yang dikeluarkan atau dibutuhkan pengusaha untuk satu kali proses produksi batu gamping.e. Pemasaran adalah kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang yang berupa produk batu gamping dari produsen ke konsumen baik secara langsung maupun melalui perantara (tengkulak). Pemasaran dalam penelitian ini yaitu meliputi jarak dan daerah – daerah mana saja yang menjadi tempat pemasaran hasil produksi industri batu gamping di desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. f. Produktifitas adalah kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang berupa hasil produksi persatuan modal dengan satuan persen (%) atau dapat diformulakan sebagai berikut :Produktifitas =( )( )x 100%3. Dampak yang ditimbulkan industri batu gamping terhadap kondisi ekonomi tenaga kerjaDampak sosial dan ekonomi yang timbul dari industri batu gamping adalah terciptanya suatu lapangan pekerjaan baru akibat adanya aktivitas perindustrian batu gamping. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan penghasilan dari warga yang menggeluti pekerjaan baru yang berkaitan dengan industri batu gamping. BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Industri 1. Pengertian industri• Menurut kamus umum bahasa Indonesia (Poerwadarminto, 1985:380) menyebutkan bahwa pengertian industri adalah kerajinan untuk membuat atau menghasilkan barang – barang. • Menurut Dinas Perindustrian J awa Timur yang dikutip oleh Prastowo (2005:8) bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk kegiatan termasuk kegiatan rancang dan perekayasaan industri.• Menurut G.T. Renner dalam Enoh (1997:136), industri diartikan sebagai bagian dari proses produksi dimana sebagian bahan – bahannya diambil dari alam dan diolah hingga akhirnya menjadi barang yang bernilai tinggi bagi masyarakat.• Menurut Moch Enoh (1990:1), mengemukakan bahwa yang dimaksud dalam industri adalah segala usaha untuk memproduksi barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang – barang itu bisa diperoleh dengan harga satuan yang sangat rendah mungkin dengan kualitas tinggi.• Berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah atau bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.2. Penggolongan IndustriJ enis – jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria –kriteria tertentu. Klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut :1. Industri Berdasarkan Jenis Industria. Industri dasar dan huluIndustri hulu memiliki sifat sebagai berikut : berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat

Page 13: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

dengan bahan baku dam mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan.b. Industri hilirIndustri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada umumnya industri ini mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya diusahakan dekat dengan pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, serta padat karja.c. Industri kecilIndustri kecil ini banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan, memilik peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan industri hilir tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana. Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbahnya lebih belum mendapat perhatian. Sistem industri ini padat karya.B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas IndustriIndustri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri yaitu komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber daya energi, iklim dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan subsistem manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar, dan lain sebagainya. Perpaduan semua komponen tersebut itulah yang mendukung maju mundurnya suatu industri (Sumaatmadja,1981:180).Produktivitas menurut Muchdarsyah Sinungan ,menjelaskan bahwa produktivitas adalah perbandingan output (hasil produksi industri) dengan input (biaya – biaya produksi). Sedangkan Siegel dan Linda Thesia (2004:3) bahwa produktivitas adalah berkenaan atau berhubungan dengan sekumpulan perbandingan antara output (jumlah produksi yang dihasilkan oleh kegiatan industri) dengan output (biaya – biaya produksi yang digunakan untuk kegiatan industri).Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah jumlah hasil produksi yang dicapai dalam kegiatan produksi dibagai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.Menurut Hendrik Purwanto (2011:13), Produktivitas merupakan kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang berupa hasil produksi per satuan modal dengan satuan persen (%) atau dapa diformulakan sebagai berikut :Produktivitas =( )( ) 100%Keterangan :Output =J umlah semua produk yang dihasilkan.Input =Semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output.Menurut Robinson (dalam Daldjoeni 1992:59-60), faktor – faktor geografis yang mendorong berdirinya industri adalah bahan mentah, sumber daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran, dan fasilitas transportasi.1. Bahan mentahBahan baku sebagai bahan antara dalam kegiatan produksi perlu mempertimbangkan hal – hal yang menyangkut :1. J umlah kebutuhan bahan baku selama satu periode2. Kelayakan harga barang3. Kontinuitas persediaan barang4. Kualitas bahan baku5. Biaya pengangkutan (ahyari, 1979:10)

Page 14: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Menurut Mulyadi (1986:118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Adapun jenis – jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputra dan Asri (1982:185) terdiri dari : 1. Bahan baku langsung (direct material) adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. 2. Bahan baku tak langsung (indirect material) adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi, tetai tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tidak langsung.1. Suplai Tenaga KerjaMenurut Siswanto (dalam Herawati 2008) untuk meningkatkan hasil produksi dalam sebuah perusahaan tidak cukup hanya dengan menggunakan teknologi yang canggih saja, tetapi juga memerlukan tenaga kerja yang memiliki skill yang tinggi untuk mengoprasikannya. Dengan demikian diperlukan tenaga kerja yang mempunyai keahlian, kemampuan dan ketrampilan kerja.Berdasarkan Undang – Undang No. 14 tahun 1969 menyatakan bahwa tenaga kerja adalah tiap orang yang melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan laba atau barang untuk memnuhi kebutuhan masyarakatBeberapa istilah – istilah tentang tenaga kerja, yaitu :a. Tenaga kerja lepasTenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah – ubah baik dalam waktu maupun kontinuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya.b. Tenaga kerja boronganTenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.c. Tenaga kerja kontrakTenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan untuk hubungan kerja dalam kurun waktu tertentu atau selesainya pekerjaan tertentu.Beberapa cara pembayaran upah tenaga kerja ada dua cara yaitu :1. Upah boronganYaitu suatu cara pembayaran upah pada sekelompok buruh atau karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang sifatnya tidak dapat diperinci dengan jelas, biasanya didasarkan pada besar kecilnya hasil kerja.2. Upah harianYaitu upah yang didasarkan pada jam dan buruh kerja, tentu saja hasil kerjanya mengikuti kehendak majikan atau pengusaha.Menurut Undang – Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat, dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991:927) tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud adalah mereka yang

Page 15: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut secara harian (Siswanto dalam Herawati 2008).Tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam proses kegiatan produksi, karena tanpa keberadaannya maka proses produksi tidak akan berlangsung. Faktor tenaga kerja ini menyangkut dua segi, yaitu kuatitatif (banyaknya tenaga kerja) dan kualitatif (ketrampilan yang dimiliki). (Daldjoeni,1992:59).2. Pemasaran Tujuan satu – satunya dari perindustrian adalah memproduksi barang – barang untuk di jual dan untuk itu pemasaran memiliki kedudukan yang penting. Dalam pemasaran ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu luas pemasaran yang artinya banyaknya omset pemasaran (the possible purchasers) dan kuatnya pemasaran (the purchasing power of the market). Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memerlukan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (William J . Station, 1996:5).Menurut Philip (dalam ekologi industri, 2002) pemasaran adalah sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha dalam upayanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba dan pemasaran juga berarti menata olah pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Aktivitas seperti pengembangan prodak, riset, komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan merupakan inti dari pemasaran.Tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami konsumen dengan baik, sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan bisa terjual dengan sendirinya. Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Pemasaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan, semua perusahaan memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk pemenuhan konsumen, pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Kadang istilah pemasaran ini dapat diartikan dengan beberapa istilah seperti penjualan, perdagangan, dan distribusi. Wasis (1997:145)Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa, sejak dari produsen sampai konsumen yang terakhir. Berdasarkan pengertian pemasaran, maka pengertian pemasaran dalam penelitian ini adalah kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang yang berupa produk batu gamping dari produsen ke konsumen baik secara langsung maupun melalui perantara.Secara garis besar jalur pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu :1. Pemasaran secara langsung, yaitu :1. Produsen menjual langsung dengan jalan mengunjungi konsumen dari rumah ke rumah2. Produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen di pasar2. Pemasaran secara tidak langsung, yaitu dengan cara :1. Produsen menjual produk melalui tengkulak2. Produsen menjual produk melalui pengecer3. Produsen menjual produk melalui lelang(Stantion, dalam http://www.damandiri.or.id/)3. Modal

Page 16: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Segala yang dapat digunakan untuk mengembangkan atau memperluas usaha dalam industri. Modal merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi kelangsungan industri. Karena modal tidak hanya sebagai alat atau barang untuk memproduksi barang lain, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung pengembangan dan kemajuan suatu perusahaan atau kegiatan usaha itu sendiri. Modal adalah satu faktor produksi yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar. Dalam banyak literatur sering disebutkan bahwa sering menjadi faktor penghambat utama bagi perkembangan suatu usaha atau pertumbuhan output industri skala kecil dan menengah, karena unit usaha ini yang juga dialami banyak usaha kecil disektor lain yang sering mengalami keterbatasan. Tambunan (2001:25)C. Kondisi SosialKondisi sosial setiap masyarakat berbeda antara satu dengan lainnya, hal ini ditentukan oleh keadaan di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat tersebut. Komponen – komponen sosial demografi meliputi : a) struktur penduduk menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama. b) tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk (Usman 2004 : 253).1. Pendidikan Bagian dari kondisi sosial yang menjadi perhatian dalam kehidupan bermasyarakat adalah pendidikan, bahkan pemerintah menetapkan wajib belajar 9 tahun. Kemajuan pendidikan masyarakat memiliki hubungan bagi kemajuan sosial – ekonomi suatu negara. Pendidikan merupakan kegiatan kegiatan belajar mengajar di segala tingkatan (BPS, 2008:51). Selain itu pendidikan juga merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas sehari – hari sesuai mata pencaharian yang dimiliki masing – masing individu.2. Mata PencaharianMenurut M. Enoh (2005:229), mata pencaharian merupakan pekerjaan yang dilakukan tiap hari secara rutin. Dimana pekerjaan – pekerjaan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu baik uang maupun barang yang manusia butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Menurut Yuliana (2002:23) dari berbagi macam mata pencaharian penduduk dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan tingkat ketergantungannya pada tanah air yaitu pertanian dan non pertanian. Mata pencaharian di sektor pertanian antara lain ladang berpindah, tegalan, bersawah, pertanian rakyat dan perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan mata pencaharian di sektor non pertanian antara lain perdagangan, industri, pertambangan dan berbagai bidang jasa termasuk transportasi dan pariwisata.BAB III METODE PENELITIANA. Jenis PenelitianJ enis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan persentase. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data yang pokok (Singarimbun, 2006:3). B. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten J ember. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu pemilihan lokasi yang memang disengaja oleh peneliti karena pertimbangan bahwa adanya perbedaan produktivitas industri batu gamping di Desa Kasiyan yang lebih rendah dibandingkan produktivitas industri batu gamping yang dimiliki Desa Puger Kulon. C. Populasi

Page 17: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan sebanyak 64 pengusaha. Dan untuk mekanik, sopir, tenaga warung, dan tenaga pengangkut diambil secara aksidental di sekitar industri batu gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember. Apabila subyek kurang dari 100 responden maka diambil semua dan jika subyeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% (Suharsimi 2006:112). Sesuai pernyataan tersebut teknik pengambilan sampling penelitian ini dengan cara total sampling karena subyek dari penelitian ini kurang dari 100. D. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah(Suharsimi 2006:160). Instrumen yang digunakan penliti adalah kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan data umum responden.E. Jenis Data1. Data PrimerSumber data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan wawancara dengan responden. Data primer ini meliputi jumlah modal, tenaga kerja, jarak lokasi industri dengan bahan baku, jumlah bahan bakar, lokasi pemasaran, jumlah dan penghasilan masyarakat.2. Data sekunderData sekunder dalam penelitian ini berupa data pendukung dari data – data primer, yaitu meliputi bahan bacaan berupa buku, surat kabar, internet,data disperindag, data pemilik industri batu gamping, data jumlah penduduk, peta administrasi desa, peta administrasi kecamatan, peta admisnistrasi kabupaten.F. Teknik Pengumpulan Data Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik, maka perlu adanya bukti – bukti atau data yang bisa dipercaya. Untuk itu dibutuhkan teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuan dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan realibel. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :1. WawancaraWawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Teknik ini digunakan untuk mengetahui informasi secara langsung dari responden baik pemilik usaha atau tenaga kerja guna mendapatkan informasi atau data yang lebih akurat dengan menggunakan pedoman wawancara atau quisioner mengenai jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jarak lokasi industri dengan bahan baku, jumlah bahan bakar, lokasi pemasaran, dan pendapatan.2. ObservasiTeknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dari lapangan dan mencatat hal – hal penting yang berkaitan dengan daerah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah karakteristik kegiatan industri batu gamping beserta dampak sosialnya di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan 3. DokumentasiTeknik dokumentasi adalah cara atau metode untuk mengumpulkan data dengan mencari data dari catatan – catatan statistik maupun laporan penelitian terdahulu. Adapun data yang diperoleh dalam metode dokumentasi in adalah data mengenai jumlah penduduk, data jumlah unit industri batu gamping, dan data monografi. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi diperoleh dari instansi – instansi yang bersangkutan dengan penelitian ini antara lain : kantor desa, kantor kecamatan, dinas perindustrian, BPS.G. Teknik Analisis Data

Page 18: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu. Data yang diperoleh dari kuesioner, wawancara, observasi maupun dokumentasi diolah untuk menjawab permasalahan yang ada. Untuk menjawab pertanyaan pada masalah penelitian ini secara rinci teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Untuk menjawab rumusan masalah tentang kondisi geografis industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan, maka digunakan teknik analisis deskriptif.b. Untuk menjawab rumusan masalah tentang Perbedaan faktor –faktor yang mempengaruhi produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember, yang meliputi : modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran maka digunakan uji statistika yaitu uji regresi berganda. Uji regresi berganda digunakan untuk menganalisis variabel bebas (modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran) yang dinyatakan dengan X1,X2,X3,X4,X5sedangkan untuk variabel terikat (produktivitas) akan dinyatakan dengan Y.Persamaan regresi bergandaY=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5Keterangan :Y : produktivitas industri batu gampingB1,2,3,4 : koefisien regresiC : konstantaX1

Page 19: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

: modalX2: tenaga kerjaX3: bahan bakuX4: bahan bakarX5: pemasaranDi dalam mengolah data regresi berganda tersebut peneliti menggunakan metode statistik dengan bantuan SPSS.c. Untuk menjawab rumusan masalah mengenai perbedaan dampak sosial yang ditimbulkan industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember, maka peneliti menggunakanteknik analisis deskriptifBAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian1. Daerah Penelitiana. Desa Puger KulonSecara astronomis Desa Puger Kulon terletak 8018’55’’ Lintang Selatan dan 113027’ 20’’Bujur Timur. Secara administratif, Desa Puger berbatasan dengan beberapa desa, batas – batas tersebut adalah :Sebelah Utara : Desa GrendenSebelah Selatan : Samudera HindiaSebelah Timur : Desa Puger WetanSebelah Barat : Desa MojosariUntuk mengetahui daerah penelitian, dapat dilihat pada peta administrasi Desa Puger Kulon yang ada pada lampiran.b. Desa KasiyanSecara astronomis Desa Kasiyan terletak antara 8023’ 01’’Lintang Selatan dan 113026’ 02’’ Bujur Timur. Secara administratif, Desa Kasiyan berbatasan dengan beberapa desa, batas – batas tersebut adalah :Sebelah Utara : Desa WringinteluSebelah Selatan : Desa GrendenSebelah Timur : Desa Kasiyan TimurSebelah Barat : Desa MlokorejoUntuk mengetahui daerah penelitian, dapat dilihat dapat dilihat padapeta administrasi Desa Kasiyan yang ada pada lampiran.2. Industri Batu Gampinga. Lama UsahaSuatu waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas baik bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Lama usaha yang digunakan oleh pengrajin untuk menjalankan industrinya membutuhkan waktu yang lama. Berikut tabel lama usaha pengrajin industri batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember.Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Lama Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Page 20: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Lama Usaha Puger Kulon Kasiyanf % f %1 – 3 0 0 3 12,54 – 6 2 5 6 257 – 9 5 12,5 2 8,310 – 12 12 30 5 20,213 – 15 10 25 7 29,216 + 11 27,5 1 4,2J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata – rata lama usaha pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon berbeda – beda, sebagian besar pengusaha sudah sudah mengeluti usaha ini 10 – 12 tahun dengan frekuensi 12 pengusaha atau 30 %. Sedangkan di Desa Kasiyan rata –rata lama usaha pengusaha batu gamping adalah 13 – 15 tahun dengan frekuensi 7 pengusaha atau 29,2%.b. Alasan Mendirikan IndustriTerkait dengan alasan pengusaha mengeluti usaha batu gamping dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut :Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Alasan Mendirikan Industri Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanAlasan mendirikan industriPuger Kulon Kasiyan f % f %Penghasilan tinggi 4 10 3 12,5Turun – temurun 11 27,5 5 20,8Tuntutan ekonomi 21 52,5 12 50Bahan baku dekat 4 10 4 16,7Mayoritas pekerjaan 0 0 0 0J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer Tahun 2013Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan menekuni usaha pengolahan batu kapur menjadi batu gamping ini dikarenakan oleh tuntutan ekonomi yaitu sebanyak 21 pengusaha atau 52,5 % di Desa Puger Kulon dan di Desa Kasiyan sebanyak 12 pengusaha atau 50 %.3. Luas Wilayaha. Desa Puger kulonLuas wilayah keseluruhan Desa Puger kulon adalah 388,8 ha (Monografi Desa Puger Kulon 2010) yang terdiri dari beberapa penggunaan lahan seperti pada tabel 4.1 berikut :Tabel 4.3Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan Luas Penggunaan Lahan Luas HaPemukiman 169,3Tegal/ladang 100Persawahan 118Prasarana umum 1,5Sumber : Monografi Desa Puger Kulon 2010Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar digunakan sebagai Pemukiman sebesar 169,3 ha, sedangkan penggunaan lahan terkecil yang berupa prasarana umum sebesar 1,5 hab. Desa KasiyanLuas wilayah keseluruhan Desa Kasiyan adalah 299,242 Ha (Monografi Desa Kasiyan 2010) yang terdiri dari beberapa penggunaan lahan seperti pada tabel 4.2 berikut :Tabel 4.4Luas Desa Kasiyan Menurut penggunaan lahan Luas Penggunaan Lahan Luas HaPemukiman 116Tegal/ladang 59,242

Page 21: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Persawahan 97Prasarana Umum 27Sumber : Monografi Desa Kasiyan 2010Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar digunakan sebagai pemukiman sebesar 116 Ha, sedangkan penggunaan lahan terkecil yang berupa prasarana umum sebesar 27 Ha.4. Iklim Iklim adalah pernyataan yang digeneralisasikan dari keadaan cuaca yang sering terjadi di suatu daerah berdasarkan statistik tentang catatan data cuaca dalam jangka waktu yang lama, yang meliputi nilai rata-rata, penyimpangan-penyimpangannya dari nilai rata-rata dan kemungkinan hubungan antara penyimpangan-penyimpangan itu. Klasifikasi iklim suatu tempat dapat menggunakan dasar klasifikasi yang beragam, akan tetapi terdapat beberapa klasifikasi yang menuntut pernyaratan tertentu dalam penerapannya ( Sulistinah,1997:1 ).Dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi Schmidt-Ferguson dalam penentuan tipe iklim di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Klasifikasi ini dilaksanakan melaului penentuan kebasahan suatu bulan. Dengan menghitung rasio antara rata-rata jumlah bulan kering dengan rata-rata jumlah bulan basah. Berdasarkan rasio Q , Schmidt-Ferguson membagi iklim Indonesia menjadi 8 golongan ( Sulistinah,1997:41):Tabel 4. 5Klasifikasi Iklim Menurut Schimdt-Ferguson1 Iklim A 0 _ Q · 0, 143 Sangat Basah2 Iklim B 0, 143 _ Q · 0,333 Basah 3 IklimC 0, 333 _ Q · 0,600 Agak Basah 4 IklimD 0, 600 _ Q · 1,000 Sedang 5 IklimE 1, 000 _ Q · 1,670 Agak Kering6 IklimF 1, 670 _ Q · 3,000 Kering7 IklimG 3, 000 _ Q · 7,000 Sangat Kering8 IklimH 7, 000 _ Q Luar Biasa KeringSumber : Buku MetereologiDalam menentukan rata-rata jumlah bulan basah dan bulan kering, Schimdt-Ferguson menggunakan data curah hujan selama 5 tahun untuk mendapatkan statistik cuaca yang dapat mewakili kondisi iklim daerah setempat. Bulan basah diartikan sebagai bulan yang menerima curah hujan lebih besar dari penguapan, banyaknya curah hujan dalam kriterian ini adalah di atas 100 mm/bulan. Bulan kering diartikan sebagai bulan yang menerima curah hujan lebih kecil dari penguapan, banyaknya curah hujan yang termasuk dalam kriteriaini adalah kurang dari 60 mm/ bulan . Untuk mngetahui tipe iklim di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan, digunakan data statistik curah hujan selama lima tahun terakhir ( 2005 – 2009 ). Data tersebut didapat dari stasiun pencatat hujan nomor 10 di KecamatanPuger. Data curah hujan disajikan pada tabel 4.6.Tabel 4. 6Curah Hujan (mm) Rata-Rata Selama 5 Tahun ( 2005 – 2009 ) Menurut Stasiun Pencatat Hujan Daerah Kec. PugerBulan 2005 2006 2007 2008 2009 TotalRata-rataJanuari 132 176 108 167 243 826 165.2Febuari 82 185 234 310 216 1027 205.4Maret 144 278 95 314 105 936 187.2April 197 116 85 80 29 507 101.4Mei - 4 36 - 77 117 23.4Juni - - 7 - 5 4 2.4Juli 27 - - - 10 37 7.4Agustus - - - - - - -September - - - - - - -Oktober 83 - - 88 - 171 34.2November 30 5 50 156 - 241 48.2Desember 331 48 198 529 43 1149 229.8

Page 22: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Rata- rat 85.50 67.67 67.75 137.00 60.67 417.92 83.72Total 1026.00 812.00 813.00 1644.00 728.00 5432.92 1004.60Jml bulan basah 4 4 3 5 3 19 3.8Jml bulan kering 6 8 7 5 8 34 6.8Sumber : Dinas PU, 2009= x100%Berdasarkan nilai rasio Q tersebut , dapat di ketahui bahwa iklim di wilayah Kecamatan Puger termsuk pada tipe iklim F kering, dengan curah hujan rata-rata 1004,6 mm pertahun.Gambar 4.1 Diagram Penggolongan Iklim Menurut Klasifikasi Schimdt-Ferguson5. Kondisi Sosial dan Demografia. Jumlah dan Kepadatan Penduduk1) Desa Puger KulonKepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah dalam jumlah rata – rata penduduk tiap 1 km2. Berdasarkan data Monografi Desa Puger kulon tahun 2010 menunjukkkan bahwa jumlah penduduk adalah 13.698 orang, terdiri dari 6842 orang laki – laki dan 6856 orang perempuan, dengan luas wilayah 388,8 Ha atau 3,888 km2.Untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Puger Kulon dapat dihitung dengan menggunakan rumus :Kepadatan Penduduk =( )=.,ECAFHDGB=3523 jiwa/km2Dari perhitungan dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Desa Puger Kulon adalah 3523 jiwa/km2, hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 km2luas wilayah Desa Puger Kulon terdapat 3523 jiwa yang tinggal di dalamnya. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk menurut Suryanto dan Haryanto (dalam indrawati, 2010 : 81), kriteria kepadatan penduduk sebagai berikut :Dilihat dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa di Desa Puger kulon termasuk dalam kepadatan penduduk sangat padat yaitu berada pada angka 410 lebih.2) Desa KasiyanKepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah dalam jumlah rata – rata penduduk tiap 1

Page 23: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

km2. Berdasarkan data Monografi Desa Kasiyan tahun 2010 menunjukkkan bahwa jumlah penduduk adalah 7748 orang, terdiri dari 3901 orang laki – laki dan 3847 orang perempuan, dengan luas wilayah 299,242Ha atau 2,992km2.Untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Kasiyandapat dihitung dengan menggunakan rumus :Kepadatan Penduduk =( )=,=2590 jiwa/km2Dari perhitungan dapat diketahui bahwa kepadatan pendudukdi Desa Kasiyan adalah 2590 jiwa/km2, hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 km2luas wilayah Desa Kasiyan terdapat 2590 jiwa yang tinggal di dalamnya. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk menurut Suryanto dan Haryanto (dalam Indrawati, 2010 : 81), kriteria kepadatan penduduk sebagai berikut :Dilihat dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa di Desa Kasiyan termasuk dalam kepadatan penduduk sangat padat yaitu berada pada angka 410 lebih.b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis KelaminBerdasarkan data monografi Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan tahun 2010 mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 4.7Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan J enis Kelamin Di Desa Puger Kulon Kelompok umur J enis Kelamin J umlah %Laki – laki Perempuan 0 – 7 876 862 1783 12,77 – 18 2019 2071 4090 29,818 – 56 3674 3694 7368 53,8>56 273 229 502 3,7J umlah 6842 6856 13698 100Sumber : Data Monografi Desa Puger Kulon Tahun 2010Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang terbanyak menurut golongan umur di Desa Puger Kulon adalah kelompok umur usia 18 – 56 tahun dengan jumlah 7368 jiwa atau 53,8 %, sedangkan penduduk dengan kelompok umur >56 taun merupakan kelompok penduduk paling kecil yaitu 502 jiwa atau 3,7 % dari keseluruhan jumlah penduduk di Desa Puger Kulon.Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan J enis Kelamin Di Desa KasiyanKelompok umur J enis Kelamin J umlah %Laki – laki Perempuan 0 – 7 309 311 620 87 – 18 764 750 1514 19,5

Page 24: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

18 – 56 2503 2503 5006 64,6>56 325 283 608 7,8J umlah 3901 3847 7748 100Sumber : Data Monografi Desa Kasiyan Tahun 2010Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang terbanyak menurut golongan umur di Desa Kasiyan adalah kelompok umur usia 18 – 56 tahun dengan jumlah 5006 jiwa atau 64,6 %, sedangkan penduduk dengan kelompok umur >56 taun merupakan kelompok penduduk paling kecil yaitu 608 jiwa atau 7,8 % dari keseluruhan jumlah penduduk di Desa Kasiyan.c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat PendidikanLatar belakang pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi tentunya merupakan modal yang lebih bagi setiap individu yang bersangkutan untuk menunjang kesejahteraan yang lebih tinggi. Pendidikan saat ini sudah menjadi hal yang wajib yang harus ditempuh oleh setiap orang agar tidak kalah bersaing dengan masyarakat lain.Berdasarkan data monografi tahun 2010 mengenai jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Puger Kulon dan Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Puger KulonNo Pendidikan J umlah (jiwa) Prosentase (%)1 Tidak tamat SD 439 3,22 SD 2045 14,93 SMP 17606762 49,34 SMA / SMK 4254 31,15 Perguruan Tinggi 198 1,4J umlah 13698 100Sumber : Data Monografi Tahun 2010Dari tabel 4.9 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh penduduk Desa Puger kulon terbanyak adalah SMP sebanyak 6762 orang atau 49,3 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi sebanyak 198 orang atau 1,4 %.Tabel 4.10 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di DesaKasiyanNo Pendidikan J umlah (jiwa) Prosentase (%)1 Tidak tamat SD 1951 25,12 SD 2019 26,13 SMP 2112 27,34 SMA / SMK 1476 19,15 Perguruan Tinggi 190 2,5J umlah 7748 100Sumber : Data Monografi Tahun 2010Dari tabel 4.10 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh penduduk Desa Kasiyan terbanyak adalah SMP sebanyak 2112 orang atau 27,3 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi sebanyak 198 orang atau 2,5 %.d. Komposisi Penduduk Menurut Mata PencaharianBerdasarkan data monografi tahun 2010 mengenai komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 4.11J umlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Puger Kulon Tahun 2010No J enis Pekerjaan J umlah Persentase 1 Petani 1838 13,42 Buruh Tani 1419 10,33 TKI Perempuan 34 0,2

Page 25: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

4 TKI Laki – laki 16 0,15 PNS 28 0,26 Pengrajin industri rumah tangga 12 0,087 Pedagang Keliling 8 0,058 Peternak 5 0,039 Nelayan 2642 14,910 Montir 4 0,0211 Pembantu rumah tangga 21 0,112 TNI 6 0,0413 POLRI 3 0,0214 Pensiunan TNII/PNS/POLRI 27 0,1915 Sopir 12 0,0816 Tukang Becak 19 0,117 Pekerja disektor industri 4230 30,818 Perkerja disektor perdagangan 3066 22,319 Lain – lain 908 6,6J umlah 13698 100Sumber : Data Monografi Desa Puger KulonDari tabel 4.11 menunjukkan komposisi penduduk menurut mata pencaarian di Desa Puger kulon, dari data dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk yang paling banyak adalah pekerka disektor industri sebanyak 4230 orang atau 30,8 % yang dimaksud adalah rata – rata sebagai pengusaha dan tenaga kerja batu gamping.Tabel 4.12 : J umlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Kasiyan Tahun 2010No J enis Pekerjaan J umlah Persentase 1 Petani 972 12,52 Buruh Tani 2350 30,33 TKI Perempuan 68 0,84 TKI Laki – laki 25 0,35 PNS 54 0,66 Pengrajin industri rumah tangga 485 6,27 Pedagang Keliling 97 1,28 Peternak 246 3,19 Nelayan 44 0,510 Montir 37 0,411 Pembantu rumah tangga 77 0,912 TNI 8 0,113 POLRI 6 0,0714 Pensiunan TNII/PNS/POLRI 29 0,315 Sopir 74 0,916 Tukang Becak 38 0,417 Pekerja disektor industri 1240 1618 Perkerja disektor perdagangan 9 0,119 Lain – lain 1889 24,3J umlah 7748 100Sumber : Data Monografi Desa KasiyanDari tabel 4.12 diatas menunjukkan komposisi penduduk menurut mata pencaarian di Desa Kasiyan, dari data dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk yang paling banyak adalah pekerka disektor industri sebanyak 2350 orang atau 30,3 % yang dimaksud adalah rata – rata sebagai buruh tani.6. Karakteristik RespondenResponden dalam penelitian ini seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah pengusaha batu gamping, tenaga warung, sopir, tenaga pengangkut, dan mekanik di Desa Puger kulon dan Desa kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember. Sebelum menganalisis data maka disajikan suatu karakteristik responden yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.1) J enis Kelamin

Page 26: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Suatu kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Berikut tabel jenis kelamin pengusaha batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger kabupaten J ember.Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi J enis Kelamin Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J emberJ enis kelaminPuger Kulon KasiyanF % f %Laki – laki 39 97,5 24 100Perempuan 1 2,5 0 0J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.13, dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon adalah rata –rata laki – laki dengan frekuensi 39 pengusaha atau 97,5 % dan perempuan dengan frekuensi 1 pengusaha atau 2,5 % sedangkan di Desa Kasiyan berjenis kelamin laki – laki dengan frekuensi 24 pengusaha atau 100 %.2) Umur Suatu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur disini yaitu umur pengusaha industri batu gamping. berikut tabel umur pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember.Tabel 4.14 : Distribusi Frekuensi Umur Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J emberPuger Kulon Kasiyan f % f %20 – 24 0 00025 – 29 0 00030 – 34 1 2,50035 – 39 3 7,514,240 – 44 5 12,528,545 – 49 13 32,5833,350 – 54 12 30937,555 – 59 4 10312,560 + 2 514,2

Page 27: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

J umlah 40 100 24 100Sumber : Data PrimerDari tabel 4.14 diketahui bahwa pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon rata – rata berumur 45 – 49 tahun. Dengan frekuensi 13 pengusaha atau 32 %. Sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata berumur 50 – 54 tahun dengan frekuensi 9 pengusaha atau 37 %.3) Tingkat Pendidikan Suatu usaha sadar atau terencana untuk mwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Berikut tabel tingkat pendidikan pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.Tabel 4.15 : Distribusi Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J emberTingkat Pendidikan Puger kulon Kasiyan f % f %Tidak Sekolah 2 5 1 4,2SD 15 3,7 10 41,7SMP 14 35 8 33,3SMA 9 22,5 5 20,8J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa rata – rata tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh pengusaha batu gamping berbeda – beda di Desa Puger Kulon rata – rata tingkat pendidikan pengusaha adalah tingkat SD (sekolah dasar) dengan frekuensi 15 pengusaha atau 37,5%. Sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata tingkat pendidikan pengusaha adalah SD (sekolah dasar) dengan frekuensi 10 pengusaha atau 41,7%.7. Faktor GeografisSuatu industri tentunya memiliki beberapa pertimbangan untuk dimana menempatkan suatu industrinya di suatu tempat, hal tersebut dilakukan utuk mendapatkan lokasi yang tepat guna menunjang kegiatan industrinya berlangsung. Disamping pertimbangan ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan bahan bakar, dan lain – lain, perlu juga difikirkan perihal sarana dan prasarana penunjang, seperti topografi lokasi, jarak ke bahan baku, kondisi jalan, dan sebagainya.Dengan demikian akan diuraikan tentang lokasi, jarak, jalan, dan pola industri batu gamping yang menyebabkan adanya perbedaan produktifitas di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember.a. Lokasi Dalam penelitian ini lokasi yang ingin diteliti adalah asal atau tempat tinggal tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.Tabel 4.16 : Asal Tenaga Kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanAsal Tenaga KerjaPuger KulonKasiyanf % f %Dalam Desa 9 11.8 22 51.2Puger Wetan 16 21.1 0 0.0

Page 28: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Grenden 15 19.7 7 16.3Mojosari 17 22.4 0 0.0Mlokorejo 10 13 7 16.3Lainnya 9 12 7 16,3J umlah 76 100.0 43 100.0Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata – rata tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon berasal dari mojosari dengan frekuensi 17 tenaga kerja atau 22,4 %. Sedangkan tenaga kerja industri batu gamping di Desa Kasiyan mayoritas berasal dari dalam Desa Kasiyan sendiri dengan frekuensi 22 tenaga kerja atau 51,2 %.b. Jarak Salah satu aspek yang perlu sekali difikirkan dalam penentuan lokasi industri adalah jarak dari lokasi industri menuju tempat bahan baku berada. Berikut akan diuraikan perihal jarak industri – industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan menuju ke satu –satunya sumber bahan baku kapur yg berada di gunung sadeng.Tabel 4.17 : J arak Lokasi Bahan Baku Ke Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanJ arak (Km) Puger Kulon Kasiyan f % f %0 - 1 0 0 0 01,1 - 2 40 100 6 252,1 - 3 0 0 18 75J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Sekunder 2012Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa semua industri batu gamping di Desa Puger Kulon rata – rata berjarak 1,1 – 2 Km menuju lokasi bahan baku dengan persentase 100 %. Sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan rata – rata berjarak 1,1 – 2 Km dengan frekuensi 6 industri atau 25 % dan mayoritas berjarak rata – rata 2,1 – 3 Km menuju lokasi bahan baku. Dari uraikan diatas dapat disimpulakan bahwa industri batu gamping yang berada di Desa Puger Kulon lebih dekat daripada industri batu gamping di Desa Kasiyan.c. Aksesbilitas Kondisi suatu jalan tentunya sangat berpengaruh dalam alur transportasi kegiatan industri, baik dalam mengambil bahan baku atau mendstribusikan hasil produksinya, kondisi jalan punya andil yang cukup besar. Hambatan atau kelancaran yang dialami industri batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan dapat diketahui dari kondisi jalan yang ada di masing – masing desa tersebut.Dalam penelitian ini variabel jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi, baik atau rusaknya jalan yang ada. J alan yang dimaksud terbagi menjadi jalan aspal, jalan makadam, jalan tanah, jalan sirtu, dan jalan semen/beton. Berikut adalah rincian jalan dan kondisinya di masing – masing desa.Tabel 4.18 : Kondisi J alan Kelurahan/Desa Puger Kulon J enis J alan Baik (Km) Rusak (Km)J alan Aspal 25 0,25J alan Makadam 0,4 0,2J alan Tanah 1 0,5J alan Sirtu - -J alan Semen/Beton 3 0,7Sumber : Profil Desa 2012Tabel 4.19 : Kondisi J alan Kelurahan/Desa Kasiyan J enis J alan Baik (Km) Rusak (Km)J alan Aspal 2,26 -J alan Makadam 2 1,6J alan Tanah 1,4 0,5J alan Sirtu 1 0,5

Page 29: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

J alan Semen/Beton - -Sumber : Profil Desa 2012Dari tabel 4.18 dan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa Desa Kulon memiliki jalan aspal yang cukup panjang dibanding Desa Kasiyan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sarana jalan di Desa Puger Kulon lebih memadai untuk transporatasi kendaraan industri batu gamping.d. Pola Orientasi berdirinya suatu industri tentunya bermacam – macam. Ada yang mengelompok seperti aglomerasi industri yang salah satunya bertujuan untuk meminimalisir dampak limbah, lalu ada yang yang berorientasi berdiri di sekitar jalan raya untuk memudahkan sarana transportasi.Dalam penelitian ini, pola lokasi berdirinya industri yang ada di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok.Rumus : T =T =indeks penyebaran tetangga terdekatJ u =jarak rata – rata dari titik satu ke titik lainJ h =jarak rata – rata andaikata semua titik mempunyai pola random- Puger KulonT =,,T =0,280J adi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai T =0,280, maka pola persebaran industri batu gamping di Desa Puger Kulon digolongkan dalam pola mengelompok/clustered.- Kasiyan T =,,T =0,805Dari ketentuan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai T =0,805, maka pola persebaran industri batu gamping di Desa Kasiyandigolongkan dalam pola mengelompok/clustered.Dari analisis tetangga terdekat yang dilakukan dapat diketahui bahwa pola persebaran industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok. Pola tersebut memang sengaja diterapkan oleh pemilik usaha untuk meminimalisir sejumlah pengeluaran dan efisiensi dalam transportasi, tenaga kerja, dan tempat penyimpanan kayu.8. Karakteristik Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten JemberIndustri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan yang sebagian besar merupakan industri kecil dan menengah dalam kegiatan usahanya tidak lepas dari masalah – masalah yang dihadapi. Masalah yang sering dihadapi antara lain masalah modal, bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dan pemasaran.Dengan demikian akan diuraikan tentang besar faktor modal, bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dan pemasaran dalam mendukung kemajuan industri batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan.a. Modal Modal dalam penelitian ini adalah tersedianya semua biaya yang diperlukan oleh pengusaha dalam kegiatan industri batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten J ember untuk satu kali proses produksi berupa pembelian input dalam satuan rupiah. Pengeluaran rutin diantaranya, pengeluaran untuk membeli bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, ongkos pemasaran, dan biaya lain – lain. Tabel 4.20 : Besar Modal Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Page 30: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Modal Puger Kulon Kasiyan f % f %<10.000.000 0 0 4 16,710.000.000 – 15.000.000 3 7,5 5 20,815.100.000 – 20.000.000 9 22,5 7 29,220.100.000 – 25.000.000 28 70 8 33,3>25.000.000 0 0 0 0J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Ketersedian modal dalam industri gamping menentukkan jadi atau tidaknya proses produksi batu gamping. Produksi batu gamping dengan modal yang minim atau setengah – setengah, keberhasilan dan kualitas dari pembakaran batu gamping akan buruk pula. Modal yangdibutuhkan pengusaha batu gamping gunanya untuk membeli bahan baku berupa batu kapur, bahan bakar berupa kayu, memberi upah tenaga kerja dan ongkos pemasaran batu gamping. Pengusaha batu gamping di Desa Puger kulon dalam proses produksinya minimal membutuhkan modal sebesar Rp 10.000.000 –15.000.000 dengan frekuensi 28 pengusaha atau 7,5 % dalam satu kali proses produksi dan sebagian besar membutuhkan modal sebesar Rp 20.100.000 – 25.000.000 sebagian besar modalnya sebesar atau 70 %. Sedangkan di Desa Kasiyan dalam proses produksinya minimal membutuhkan modal sebesar kurang dari Rp 10.000.000 dengan frekuensi 4 pengusaha atau 16,7 % dan sebagian besar membutuhkan modal sebesar Rp 21.000.000 – 25.000.000 dengan frekuensi 8 pengusaha atau 33,3 %.b. Bahan BakuDalam mendapatkan bahan baku berupa batu kapur untuk industri batu gamping, pengusaha tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkannya, karena lokasi bahan baku yang relatif dekat dengan industri serta alat transportasi yang sudah modern. Dalam variabel bahan baku ini adalah cadangan batu kapur yang terkandung di gunung Sadeng Kecamatan Puger Kabupaten J ember. Dari dari yang peneliti peroleh menunjukkan bahwa cadangan batu kapur gunung sadeng sebesar 475.800.000 ton.c. Bahan BakarBahan bakar merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi industri batu gampng. Ketersediaan bahan bakar menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam hasil dari batu gamping. bahan bakar yang digunakan industri batu gamping berupa kayu.Tabel 4.21 : J umlah Bahan Bakar Per Produksi Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanJ umlah kayu(m3) Puger Kulon Kasiyan f % f %<100 0 0 0 0100 – 150 2 5 4 16151 – 200 9 22,5 10 41,6201 – 250 29 72,5 10 41,6>250 0 0 0 0J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.21 dapat diketahui industri batu gamping di Desa Puger Kulon mayoritas menggunakan kayu sebanyak 201 – 250 m3dengan frekuensi 29 pengusaha atau 72,5 %. Sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan rata – rata menggunakan kayu sebanyak 151 –

Page 31: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

200 m3dan 201 – 250 m3dengan frekuensi 10 pengusaha atau 41,6 %.Kayu sebagai bahan bakar pertama dan utama dalam pembakaran batu gamping. Dalam penyediaan kayu harus memperhatikan dari kuantitas dan kondisi kayu. J umlah kayu yang disediakan harus mencukupi kebutuhan dari proses pembakaran sampai batu gamping matang sempurna. Pasokan kayu untuk industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan tidak hanyaterbatas dalam lingkup Kabupaten J ember semata. Pengusaha biasanya membeli kayu – kayu tersebut dari wilayah Kabupaten lain seperti Lumajang, Bondowoso, dan Banyuwangi. J enis kayunya pun beragam, dari kayu bekas gergaji, triplek ,rambutan, asem, dan lain sebagainya.d. Pemasaran Luas jangkauan pemasaran dalam penelitian ini merupakan jangkauan pemasaran hasil produksi industri batu gamping yang dihitung berdasarkan rata – rata jarak tempat mana saja jangkauan pemasaran batu gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Untuk lebih detailnya akan dijelaskan dalam tabel – tabel berikut. Tabel 4.22 : Luas J angkauan Pemasaran Industri Batu Gamping Desa Puger kulon No. Rata – Rata J arakPemasaranPuger Kulon Kasiyan1 128 77.252 128 77.253 101 674 128 675 133 77.256 133 07 116 678 128 09 101 6710 128 101.811 128 101.812 133 101.813 116 101.814 128 101.815 133 016 101 6717 116 6718 101 019 116 77.2520 128 101.821 133 022 128 6723 116 101.824 116 101.825 11626 13327 11628 11629 12830 12831 116

Page 32: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

32 12833 11634 12835 10136 13337 11638 10139 11640 101Sumber : Data Primer 2013Kebutuhan akan komoditas batu gamping yang cukup luas memberikan peluang pengusaha untuk meningkatkan produksi batu gampingnya dan mendistribusikan produknya ke berbagai wilayah di J awa Timur. Dari tabel 4.20 diatas dapat diketahui bahwa semua pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon mayoritas memasarkan hasil produksinya ke luar Kabupaten jember, seperti Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Malang, Sidoarjo, dan Bali. Sedangkan untuk pengusaha industri batu gamping di Desa Kasiyan mayoritas memasarkan hasil produksinya ke luar Kabupaten J ember seperti Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso,dan Banyuwangi dengan frekuensi 19 pengusaha, selain itu ada 5 pengusaha yang memasarkan hasil produksinya hanya di dalam wilayah Kabupaten J ember.e. Tenaga KerjaTenaga kerja merupakan faktor penting yang menentukan produksi industri batu gamping. Tugas tenaga kerja dalam pengolahan batu gamping adalah memasukkan kayu sebagai bahan bakar utama kedalam tungku pembakaran. Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah lama bekerja tenaga kerja yang tersedia dan terserap dalam idsutri batu gamping.Data tentang lama kerja tenaga kerja di suatu industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan dapat diketahui dari hasil wawancara dengan tenaga kerja sendiri, sehingga dapat diperoleh data lama bekerja para tenaga kerja di suatu perusahaan batu gamping, lalu diambil rata – rata lama bekerja semua tenaga kerja yang ada di suatu perusahaan batu gamping.Tabel 4.23 : Lama Bekerja Tenaga kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanLama Bekerja (tahun) Puger Kulon Kasiyan f % f %0 – 5 0 0 8 33,36 – 10 19 47,5 1 41,211 – 15 13 32,5 8 33,316 – 20 8 20 7 29,2>20 0 0 0 0J umlah 40 100 24 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa lama bekerja tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger kulon rata – rata adalah 6 – 10 tahun dengan frekuensi 19 industri atau 47,5 %. Sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata tenaga kerjanya lama bekerja di industri batu gamping selama 0 – 5 dan 11 – 15 tahun dengan frekuensi 33,3 %.66f. Produktivitas Untuk mengetahui produktivitas lahan pada batu gamping akan digunakan analisis pendapatan industri batu gampingyang membutuhkan dua data pokok yaitu data pemasukan dan data pengeluaran selama satu kali proses produksi batu gamping. Untuk mendapatkan data penerimaan maka harus dilakukan perhitungan terhadap harga jual batu gamping dan

Page 33: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

jumlah batu gamping yang diproduksi oleh masing-masing industri per satu kali proses produksi. Produktifitas dalam penelitian ini merupakan kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang berupa hasil produksi per satuan modal dalam satuan persen (%).Tabel 4.24 : Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi yang Diterima Pengusaha di Desa Puger KulonNo. Kapasitas Produksi (Ton) Pengeluaran (Rp) Pemasukan (Rp) Produktifitas (%)1 35 21890000 24500000 111.922 35 21950000 24500000 111.623 15 10000000 10500000 105.004 35 21950000 24500000 111.625 30 20100000 21000000 104.486 25 13250000 17500000 132.087 30 19600000 21000000 107.148 30 20090000 21000000 104.539 30 11350000 21000000 185.0210 35 22390000 24500000 109.4211 35 22000000 24500000 111.3612 30 20800000 21000000 100.9613 30 20000000 21000000 105.0014 25 13000000 17500000 134.6215 35 22300000 24500000 109.8716 25 16950000 17500000 103.2417 30 19300000 21000000 108.8118 25 16450000 17500000 106.3819 30 18500000 21000000 113.5120 35 22500000 24500000 108.8921 35 21200000 24500000 115.5722 25 14700000 17500000 119.0523 30 19200000 21000000 109.3824 30 18500000 21000000 113.5125 30 19750000 21000000 106.3326 35 21400000 24500000 114.4927 30 20500000 21000000 102.4428 30 19300000 21000000 108.8129 25 15350000 17500000 114.0130 30 20500000 21000000 102.4431 30 19400000 21000000 108.2532 35 22000000 24500000 111.3633 30 18300000 21000000 114.7534 35 22750000 24500000 107.6935 25 15400000 17500000 113.6436 35 21800000 24500000 112.3937 30 19600000 21000000 107.1438 25 13400000 17500000 130.6039 25 15100000 17500000 115.8940 25 16800000 17500000 104.17Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa besaranya produktifitas yang dimiliki industri batu gamping di Desa Puge Kulon berada diatas 100 % dengan rata – rata 112,9 %, dengan produktifitas tertinggi sebesar 185,02 % dan terendah sebesar 102,44%.Tabel 4.25 : Tabel Produktifitas Industri Batu Gamping Per Sekali Produksi Yang Diterima Pengusaha Di Desa KasiyanNo. Kapasitas Produksi (Ton) Pengeluaran (Rp) Pemasukan (Rp) Produktiitas 1 10 6700000 7000000 104.482 10 6500000 7000000 107.693 35 21500000 24500000 113.954 30 19400000 21000000 108.255 10 6000000 7000000 116.67

Page 34: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

6 30 19300000 21000000 108.817 25 15350000 17500000 114.018 10 6500000 7000000 107.699 30 17400000 21000000 102.6910 35 22000000 24500000 111.3611 30 17300000 21000000 121.3912 35 22750000 24500000 107.6913 10 6500000 7000000 107.6914 25 15400000 17500000 113.6415 25 13300000 17500000 131.5816 25 13400000 17500000 103.6017 35 22500000 24500000 108.8918 10 6800000 7000000 102.9419 10 6700000 7000000 104.4820 25 15400000 17500000 113.6421 30 19800000 21000000 106.0622 30 19600000 21000000 107.1423 25 13000000 17500000 104.6224 10 6700000 7000000 104.48Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa produktifitas industri batu gamping di Desa Kasiyan diatas 100 % dengan rata – rata sebesar 109,1 %, dengan produktifitas tertinggi sebesar 131,58 % dan terendah sebesar 102,69 %.9. Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Batu GampingProduktifitas industri batu gamping merupakan kemampuan industri batu gamping untuk menghasilkan batu gamping dalam sekali proses pembakaran. Dalam proses produksinya batu gamping memerlukan sesuatu yang mendukung keberhasilan proses produksinya sepertinya halnya bahan baku, tenaga kerja dan bahan bakar. a. Desa Puger KulonUntuk mengetahui tentang faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping pada industri di Desa Puger Kulon digunakan metode regresi linier ganda yang dibantu dengan SPSS.Tabel 4.26 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping(Y) Di Desa Puger KulonModel SummarybModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson1 .837a.700 .656 2.878 2.359a. Predictors: (Constant), Bahan_Baku, Modal, Tenaga_Kerja, Pemasaran, Bahan_Bakarb. Dependent Variable: ProduktivitasDari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa angka korelasi antara modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan produktivitas industri batu gamping sebesar 0,837. Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan kuat antara variabel bebas dengan produktivitas industri batu gamping. Nilai Adjusted R square0,656dapat diartikan bahwa hasil perhitungan cukup kuat, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan.Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap produktivitas industri batu gampingadalah dengan melihat nilai R Square atau dengan menghitung koefisien determinasinya, yaitu:Koefisien Determinasi =r

Page 35: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

2x 100 %=0,8372x 100 %=70,1%Angka koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan produktivitas batu gamping sebesar 70,1 %, sedangkan 29,9 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran.Tabel 4.27 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier BergandaVariabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Puger KulonNo Variabel Bebas Sig (p)1 Modal 0,0000003874 0,0382 Bahan Bakar 0,107 0,0213 Pemasaran 0,046 0,0174 Tenaga Kerja 0,110 0,3845 Bahan Baku 0,004 0,060Konstanta -14,325 0,066Sumber : Data Primer 2013Dari hasil uji regresi linier berganda menggunakan SPSS diketahui bahwa semua variabel tidak berpengaruh terhadap produktivitas industri batu gamping, seperti diuraikan sebagai berikut :1. Modal (X1)Nilai µ =0,0000003874, nilai p =0,038 < (0,05), artinya ada pengaruh antara modal terhadap produktivitas industri batu gamping.2. Bahan Bakar (X2)Nilai µ =0,107, nilai p =0,021 < (0,05), artinya ada pengaruh antara bahan bakar terhadap produktivitas industri batu gamping.3. Pemasaran (X3)Nilai µ ÷ 0,046, nilai p =0,017 < (0,05), artinya ada pengaruh antara pemasaranterhadap produktivitas industri batu gamping.4. Tenaga Kerja (X4)Nilai µ =0,110, nilai p =0,384 > (0,05), artinya tidak ada pengaruh antara tenaga kerja terhadap produktivitas industri batu gamping.5. Bahan Baku (X5)Nilai µ ÷ 0,004, nilai p =0,060 > (0,05), artinya tidak ada pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu gamping.Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh dari faktor – faktor diatas terhadap produktivitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon.Berdasarkan tabel 4.33 didapatkan model :Y =b0+b1

Page 36: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

x1+b2x2+….+bnxnProduktivitas industri batu gamping Desa Puger Kulon =0,0000003874 (modal) +0,107 (bahan bakar) +0,046 (pemasaran) +0,110 (tenaga kerja) +0,004(bahan baku)Tabel 4.28 : Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Puger KulonOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestModal Bahan_Bakar Pemasaran Tenaga_Kerja Produktivitas Bahan_BakuN 40 40 40 40 40 40Normal Parametersa Mean 2.08E7 204.00 120.25 13.88 29.50 1685.00Std. Deviation 3.302E6 21.962 11.033 3.838 4.909 224.808Most Extreme Differences Absolute .172 .308 .259 .269 .241 .196Positive .116 .169 .150 .269 .184 .145Negative -.172 -.308 -.259 -.190 -.241 -.196Kolmogorov-Smirnov Z 1.087 1.946 1.637 1.699 1.521 1.237Asymp. Sig. (2-tailed) .188 .001 .009 .006 .020 .094a. Test distribution is Normal.Dari tabel 4.28 dapat diketahui uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 4.29 : Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa Puger KulonVariabel Bebas Collinearity StatisticsTolerance VIFModal .080 12.535Bahan Bakar .065 15.318Pemasaran .495 2.022Tenaga Kerja .929 1.077Bahan Baku .978 1.022Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa nilai VIF dan TOC yang dapat menunjukkan hasil multikolinieritas. Dalam analisis regresi linier ganda harus dilakukan uji multikolinieritas untuk menghindari terjadinya korelasi yang kuat antar variabel bebas. Asumsi multikolinieritas bila nilai VIF (variance inflating factor) <10. Dan nilai TOC (Tolerance) mendekati angka 1 (Widarjono, 2009:10). Hasil uji kolinieritas pada tabel 4.35 menunjukkan bahwa mayoritas variabel independen pada penelitian ini memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai TOC kurang dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi hubungan linier antar variabel independen yaitu bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran di dalam model regresi.Tabel 4.30 : Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Puger KulonCoefficientsaModel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Page 37: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

t Sig. B Std. Error Beta1 (Constant) 18.952 4.731 4.005 .000Modal 1.438E-7 .000 .221 .463 .646Bahan_Bakar -.053 .052 -.538 -1.020 .315Pemasaran -.006 .037 -.029 -.153 .880Tenaga_Kerja -.161 .078 -.288 -2.062 .047Bahan_Baku -.004 .001 -.416 -3.052 .004a. Dependent Variable: Abresid1Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai p yang dapat menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas. Dalam analisis regresi linier ganda harus dilakukan uji heterokedasitias untuk mengetahui bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tak sama antar satu varians dari residual. Asumsi heterokedastisitas bila nilai p ~ u (0,05). Hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.35 menunjukkan variabel independen yaitu modal, bahan bakar, dan pemasaran memiliki nilai p ~ u (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam model regresi ini tidak terjadi gejala heterokedastisitas.b. Desa KasiyanUntuk mengetahui tentang faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping pada industri di Kasiyan digunakan metode regresi linier ganda yang dibantu dengan SPSS.Tabel 4.31 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping (Y) Di Desa KasiyanModel SummarybModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson1 .764a.630 .510 2.958 1.834a. Predictors: (Constant), Tenaga_Kerja, Bahan_Baku, Bahan_Bakar, Pemasaran, Modalb. Dependent Variable: ProduktivitasSumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.31 dapat diketahui bahwa angka korelasi antara modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan produktivitas industri batu gamping sebesar 0,764. Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan kuat antara variabel bebas dengan produktivitas industri batu gamping. Nilai Adjusted R square 0,630dapat diartikan bahwa hasil perhitungan sangat kuat, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan.Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap produktivitas industri batu gamping adalah dengan melihat nilai R Square atau dengan menghitung koefisien determinasinya, yaitu:Koefisien Determinasi =r2x 100 %=0,7642x 100 %=58,4%

Page 38: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Angka koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan produktivitas batu gamping sebesar 58,4 %, sedangkan 41,6 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran.Tabel 4.32 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier BergandaVariabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di KasiyanNo Variabel Bebas Sig (p)Modal 0,000001334 0,043Bahan Baku 0,000 0,905Bahan Bakar 0,081 0,014Pemasaran 0,020 0,267Tenaga Kerja -0,097 0,364Konstanta -13,792 0,381Sumber : Data Primer 2013Dari hasil uji regresi linier berganda menggunakan SPSS diketahui bahwa semua variabel tidak berpengaruh terhadap produktivitas industri batu gamping, seperti diuraikan sebagai berikut :1. Modal (X1)Nilai µ =0,000001334, nilai p =0,043< (0,05), artinya ada pengaruh antara modal terhadap produktivitas industri batu gamping.2. Bahan Baku (X2)Nilai µ =0,000, nilai p =0,905> (0,05), artinya tidak ada pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu gamping.3. Bahan Bakar (X3)Nilai µ ÷ 0,081, nilai p =0,014 < (0,05), artinya ada pengaruh antara pemasaranterhadap produktivitas industri batu gamping.4. Pemasaran (X4)Nilai µ =0,020, nilai p =0,267 > (0,05), artinya tidak ada pengaruh antara tenaga kerja terhadap produktivitas industri batu gamping.5. Tenaga Kerja (X5)Nilai µ ÷ -0,097, nilai p =0,364 > (0,05), artinya tidak ada pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu gamping. Nilai negatiI µ menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang terbalik, dimana ketika variabel biaya tenaga kerja dinaikkan maka variabel produktivitas batu gampingakan turun sebesar 0,097.Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa diantara faktor – faktor diatas yang paling berpengaruh terhadap produktivitas industri batu gamping di Desa Kasiyan adalah faktor modal dengan nilai beta 0,000001334.Berdasarkan tabel 4.33 didapatkan model :Y =b0+b1x1

Page 39: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

+b2x2+….+bnxnProduktivitas industri batu gamping Desa Puger Kulon =0,000001334 (modal) +0,081 (bahan bakar) +0,020 (pemasaran) - 0,097 (tenaga kerja) +0,000 (bahan baku)Tabel 4.33 : Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa KasiyanOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestModal Bahan_Baku Bahan_Bakar Pemasaran Tenaga_Kerja ProduktivitasN 24 24 24 24 24 24Normal Parametersa Mean 16714583.33 2245.83 186.88 66.3500 12.92 22.92Std. Deviation 5513589.519 230.272 27.616 37.61558 6.241 9.882Most Extreme Differences Absolute .131 .204 .215 .299 .256 .250Positive .106 .204 .182 .173 .231 .238Negative -.131 -.143 -.215 -.299 -.256 -.250Kolmogorov-Smirnov Z .639 .999 1.056 1.463 1.253 1.226Asymp. Sig. (2-tailed) .808 .271 .215 .028 .087 .099a. Test distribution is Normal.Dari tabel dapat diketahui uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.Tabel 4.34 : Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa KasiyanVariabel Bebas Collinearity StatisticsTolerance VIFModal .033 29.963Bahan Bakar .863 1.159Pemasaran .034 29.711Tenaga Kerja .914 1.094Bahan Baku .902 1.108Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa nilai VIF dan TOC yang dapat menunjukkan hasil multikolinieritas. Dalam analisis regresi linier ganda harus dilakukan uji multikolinieritas untuk menghindari terjadinya korelasi yang kuat antar variabel bebas. Asumsi multikolinieritas bila nilai VIF (variance inflating factor) <10. Dan nilai TOC (Tolerance) mendekati angka 1 (Widarjono, 2009:10). Hasil uji kolinieritas pada tabel 4.35 menunjukkan bahwa mayoritas variabel independen pada penelitian ini memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai TOC kurang dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi hubungan linier antar variabel independen yaitu bahan bakar, tenaga kerja, dan bahan bakudi dalam model regresiTabel 4.35 : Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di KasiyanCoefficientsaModel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig. B Std. Error Beta

Page 40: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 (Constant) 14.278 8.425 1.695 .107Modal 4.102E-7 .000 1.363 1.222 .238Bahan_Baku .000 .002 -.032 -.147 .885Bahan_Bakar -.090 .067 -1.501 -1.351 .193Pemasaran -.003 .009 -.071 -.334 .743Tenaga_Kerja -.122 .057 -.457 -2.132 .047a. Dependent Variable: AbresidSumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.35 dapat diketahui bahwa nilai p yang dapat menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas. Dalam analisis regresi linier ganda harus dilakukan uji heterokedasitias untuk mengetahui bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tak sama antar satu varians dari residual. Asumsi heterokedastisitas bila nilai p ~ u (0,05). Hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.35 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal, bahan bakar, bahan baku, dan pemasaran memiliki nilai p ~ u (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam model regresi ini tidak terjadi gejala heterokedastisitas.10. Dampak Industri Batu Gamping Terhadap Kondisi Ekonomi Tenaga Kerja Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten JemberKeberadaan suatu industri pasti membawa dampak penting bagi masyarakat sekitarnya, baik pada aspek sosial, ekonomi, fisik maupun budayanya. Dengan keberadaan suatu industri tentunya akan meningkatkan taraf hidup para pekerja maupun masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar industri juga akan mendapatkan keuntungan secara tak langsung dari kegiatan industri yang berjalan. Keuntungan secara tak langsung yang dimaksud adalah dengan membuka usaha – usaha yang bisa dikatakan menunjang menunjang kegiatan industri, khususnya industri batu gamping. Usaha – usaha tersebut meliputi tenaga pengangkut batu kapur, sopir, tenaga warung, dan tenaga mekanik.Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang perbedaan dampak sosial yang terjadi pada tenaga kerja yang meliputi tenaga pengangkut batu kapur, sopir, tenaga warung, dan tenaga mekanik yang ada di Desa Puger Kulon dengan Desa Kasiyan. a. Karakteristik Tenaga Kerja Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKarakteristik meliputi umur dan jenis kelamin tenaga kerja yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.1) Jenis KelaminBerdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.36 : Distribusi Frekuensi J enis Kelamin Tenaga Kerjajenis kelamin Puger Kulon Kasiyan f % f %laki -laki 20 80 20 80Perempuan 5 20 5 20J umlah 25 100 25 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.36 dapat diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan berjenis kelamin laki – laki.2) Umur Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai umur dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi J enis Umur Tenaga KerjaumurPuger Kulon Kasiyan

Page 41: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

f % f %20 - 25 0 0 0 025 - 30 3 12 3 1230 - 35 9 36 12 4835 - 40 7 28 6 24>40 6 24 4 16J umlah 25 100 25 100Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.37 dapat diketahui bahwa umur tenaga kerja di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan rata – rata berusia 30 – 35 tahun.b. Kondisi EkonomiJ enis pekerjaan yang tersedia di negara Indonesia, salah satunya yang mayoritas penduduknya tekuni adalah sebagai petani, akan tetapi seiring kemajuan zaman profesi petani dianggap tidak lagi sebagai profesi yang potensial untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Penghasilan yang tinggi adalah faktor penarik bagi seseorang untuk berpindah mengeluti suatu usaha atau pekerjaan di sektor industri dan perdagangan. Dalam kaitannya usaha – usaha masyarakat sebagai penunjang keberadaan industri batu gamping yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan berikut dijelaskan penghasilan dari tenaga kerja di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. 1) Tenaga WarungBerdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.38 : Penghasilan Tenaga Warung di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanNo.Puger Kulon Kasiyan(Rp) (Rp)1 400000 3000002 500000 4000003 550000 4000004 450000 5000005 600000 400000Rata - rata 500.000 400.000Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.38 dapat diketahui bahwa tenaga warung di Desa Puger Kulon rata – rata memperoleh penghasilan Rp 500.000 per bulan. Sedangkan di Desa Kasiyan tenaga warungnya berpenghasilan Rp 400.000 perbulan dari usaha warungnya.2) Mekanik Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.39 : Penghasilan Tenaga Mekanik di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanNo.Puger Kulon Kasiyan(Rp) (Rp)1 1500000 5000002 900000 7500003 1000000 10000004 1300000 6500005 1500000 650000Rata - rata 1.240.000 710.000Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.39 dapat dilihat bahwa tenaga kerja profesi mekanik atau bengkel di Desa Puger Kulon berpenghasilan rata –

Page 42: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

rata Rp 1.240.000 per bulan. Sedangkan di Desa Kasiyan tenaga mekaniknya berpenghasilan rata – rata Rp 710.000 per bulan.3) Tenaga PengangkutBerdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.40: Penghasilan Tenaga Pengangkut di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanNo.Puger Kulon Kasiyan(Rp) (Rp)1 700000 7000002 500000 5000003 600000 6000004 600000 6000005 650000 6500006 700000 7000007 750000 7500008 700000 7000009 650000 65000010 600000 500000Rata - rata 645.000 635.000Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.40 dapat diketahui bahwa penghasilan tenaga pengangkut batu gamping di Desa Puger Kulon tiap bulannya rata –rata berpenghasilan Rp 645.000. Sedangkan di Desa Kasiyan para tenaga pengangkut rata – rata berpenghasilan Rp 635.000 per bulan.4) Sopir Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat dilihat pada tabel dibawah.Tabel 4.41 : Penghasilan Sopir di Desa Puger Kulon dan Desa KasiyanNo.Puger Kulon Kasiyan(Rp) (Rp)1 1200000 9000002 1300000 10000003 900000 10000004 1000000 12000005 1000000 1000000Rata - rata 1.080.000 1.020.000Sumber : Data Primer 2013Dari tabel 4.41 dapat diketahui bahwa penghasilan sopir truck pengangkut batu gamping di Desa Puger kulon rata – rata Rp 1.080.000 per bulan. Sedangkan tenaga sopir di Desa Kasiyan berpenghasilan Rp 1.020.000 perbulan.c. Dampak Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Terhadap Penghasilan Tenaga KerjaPengaruh industri batu gamping yang dirasakan masyarakat sekitar industri cukup membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf ekonomi rumah tangganya. Masyarakat Kecamatan Puger banyak yang menggeluti usaha batu gamping baik sebagai pengusaha maupun tenaga kerjanya. Cukup banyak tenaga kerja yang bisa diserap oleh industri batu gamping, terutama pada bagian tenaga pengangkut batu kapur. Untuk memasukkan batu kapur ke dalam tungku pembakaran dibutuhkan rata –rata 10 orang tenaga pengangkut. J umlah tersebut dibutuhkan agar batu

Page 43: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

kapur bisa di masukkan ke dalam tungku pembakaran sehingga bisa cepat melakukan proses pembakaran. Walaupun tenaga pengangkut banyak dibutuhkan, tetapi peran dari tenaga warung, bengkel, dan sopir juga tidak bisa diabaikan. Semua pekerjaan tersebut berperan penting dalam menunjang kegiatan industri batu gamping.Pentingnya tenaga kerja yang bisa mendukung industri batu gamping nampaknya belum diimbangi dengan upah yang cukup memadai bila beracuan pada UMK Kabupaten J ember yang berlaku saat ini. Upah minimum Kabupaten J ember yang saat ini sebesar Rp 1.100.000,00 belum bisa dirasakan oleh semua tenaga kerja pada jenis –jenis pekerjaan yang tenaga kerja geluti saat ini. Hanya tenaga kerja mekanik dan sopir yang mampu berpenghasilan sesuai dengan UMK yang berlaku di Kabupaten J ember, itupun jika memang ada banyak permintaan jasa.Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri batu gamping memang cukup banyak. Kebutuhan tenaga kerja akan naik bila proses produksi industri – industri batu gamping lancar. Setidaknya setiap industri batu gamping rata – rata bisa 3 sampai 4 kali produksi batu gamping dalam satu bulan. Akan tetapi bila dalam musim penghujan, intensitas produksi batu gamping bisa menurun hanya sekali produksi atau malah tidak sama sekali.B. Pembahasan1. Kondisi Geografis Industri Batu Gamping di Desa Puger kulon dan Desa KasiyanPerbedaan kondisi geografis yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan menjadi salah satu alasan mengapa produktivitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon lebih baik dibanding industri batu gamping yang ada di Desa Kasiyan. Sudah dijelaskan sebelumnya bila kondisi jalan di Desa Puger Kulon lebih baik dibanding kondisi jalan yang ada di Desa Kasiyan. Hal tersebut mempengaruhi akan keefektifan dari transportasi kendaraan industri batu gamping, seperti halnya truck yang sudah terbiasa dengan jalan kurang baik, akan tetapi secara akumulasi waktu, pasti akan terjadi kerusakan pada kendaraan.Tenaga kerja industri batu gamping tidak hanya terbatas pada masyarakat di desa itu sendiri, banyak dari desa – desa lain yang bekerja di industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Bukan halangan lagi jarak bagi para pekerja, dengan menggunakan alat transportasi seperti sepeda motor para tenaga kerja pasti sampai di tempat kerja tempat waktu, selain itu kondisi jalan yang sudah beraspal dan kondisi yang baik juga turut mendukung kemudahan berkendara para tenaga kerja. J adi walaupun tempat lokasi tempat tinggal para tenaga kerja berada lumayan jauh dari tempat industri batu gamping, bukan halangan untuk pengusaha batu gamping mencari tenaga kerja untuk industrinya. Seperti halnya industri batu gamping di Desa Puger Kulon yang tenaga kerjanya banyak dari luar desa, tetapi para pengusaha mengaku tidak mengalami masalah berarti untuk mencari tenaga kerja.Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan sudah dikatakan cukup memadai, akan tetapi ternyata di Desa Kasiyan kondisi jalannya masih banyak yang belum beraspal. Terlebih lagi jalan akses industri batu gamping yang ada di Desa Kasiyan masih berupa jalan makadam. Hal tersebut tentunya sedikit menganggu jalannya transportasi dari industri batu gamping sendiri. Terlebih lagi pada musim hujan, jalan yang tidak beraspal tersebut akan mudah amblas bila dilewati truck – truck pengangkut batu kapur atau truck pengangkut kayu. Berbeda dengan kondisi yang ada di Desa Puger Kulon, jalan yang beraspal memudahkan alur transportasi kendaraan – kendaraan industri di Desa Puger Kulon.Keberadaan suatu industri – industri pasti mempunyai pola – pola tertentu. Pola lokasi industri batu gamping yang tersebar di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok atau cluster.

Page 44: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Keberadaan industri batu gamping yang berpola mengelompok memang disengaja diterapkan oleh para pengusaha batu gamping untuk mengoptimalkan pengelolaan industri batu gamping. Hal tersebut selaras dengan tujuan dari pola mengelompok menurut Alfred Weber yang mana dari pola ini memiliki keuntungan untuk mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran. Serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam kegiatan industri.2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten JemberModal merupakan salah satu faktor penting dalam awal menjalankan suatu kegiatan industri, kesulitan dalam penyediaan modal bisa menjadi penghambat atau hancurnya eksistensi dari industri. Menurut Tulus Tambunan (2001:25), modal merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi kelangsungan industri. Modal tidak hanya sebagai faktor yang mendukung pengembangan dan kemajuan suatu perusahaan atau kegiatan usaha itu sendiri. Uji regresi linier berganda menunjukan bahwa faktor modal berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dengan nilai p sebesar 0,038 <o (0,05), sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan, faktor modal juga berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping, hal ini dibuktikan dari uji regresi linier berganda dengan nilai p sebesar 0,043 <o (0,05), jadi faktor modal berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping di kedua desa, artinya jika pengusaha bisa menambah modal maka produktifitas batu gampingnya akan meningkat pula produktifitasnya.Dalam operasional industri batu gamping tiap kali pembakaran batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan, diperlukan modal yang tidak sedikit, yaitu berkisar Rp 20.100.000 – 25.000.000 per sekali produksi. Pengusaha mayoritas mendapatkan modal dari uang pribadi pengusaha sendiri dan jarang yang menggunakan fasilitas pinjaman bankTungku pembakaran yang dimiliki para pengusaha kapasitasnya bervariasi mulai dari yang 10 ton sampai 35 ton. Pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon rata – rata memiliki tungku pembakaran sebanyak 3 – 4 buah dengan kapasitas 30 ton. Sedangkan di Desa Kasiyan para pengusaha batu gampingnya rata – rata hanya memiliki 2 tungku pembakaran.Gunung Sadeng merupakan sumber bahan kapur bagi industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Semua pengusaha industri batu gamping di Kecamatan Puger membeli batu kapur dari penampang batu kapur di gunung sadeng. Diketahui kapasitas batu kapur yang ada di gunung sadeng mencapai 475.800.000 ton.Menurut Alfred Weber dalam dalam http:/www.damandiri.or.id, suatu penentuan lokasi berorientasi bahan baku mempunyai keuntungan seperti meminimalisir biaya transportasi dan terjaganya kualitas bahan baku. Faktor bahan baku ternyata tidak signifikan pengaruhnya terhadap produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Hal tersebut disebabkan jumlah cadangan batu kapur yang ada di gunung sadeng yang sama, bahkan setiap tahunnya mengalami penurunan karena aktivitas penambangan yang ada, akan tetapi ketersediaan batu kapur sebagai bahan baku industri batu gamping tidak bisa dianggap sepele, karena adanya industri batu gamping tersebut karena adanya sumber batu kapur yang cukup melimpah di gunung Sadeng. Kayu merupakan bahan bakar utama untuk proses pembakaran batu kapur yang nantinya akan menjadi batu gamping yang siap dipasarkan. Untuk mendapatkan kualitas batu gamping yang bermutu, tidak boleh ada keterlambatan menambahkan kayu kedalam tungku pembakaran. J enis kayu untuk awal pembakaran biasanya memilih kayu tapes atau kayu dari bekas pembuatan triplek, setelah itu dilanjutkan dengan memasukkan kayu keras, yang dimaksud dengan kayu keras seperti kayu pohon asem, pohon rambutan, pohon waru, dan lain – lain.

Page 45: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Kayu – kayu tersebut dibeli dari dalam wilayah J ember sendiri dan ada juga yang dari luar Kabupaten J ember seperti Kabuaten Lumajang.Sumber bahan bakar yang digunakan dalam industri batu gamping ini adalah kayu. J enis kayu yang cepat terbakar dipakai pengusaha pada awal pembakaran lalu dilanjutkan dengan kayu yang lebih keras. Dari uji regresi linier berganda didapatkan bahwa faktor bahan bakar berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dengan nilai p sebesar 0,021 <o (0,05), sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan faktor bahan bakar juga berpengaruh terhadap produktifitas dengan nilai p sebesar 0,014 <o (0,05), variabel bahan bakar berpengaruh signifikan terhadap produktivitas batu gamping di kedua desa, artinya produktifitas akan mengalami kenaikan bila jumlah bahan bakar sesuai dengan kapasitas batu gamping yang akan diproduksi, karena dalam industri batu gamping jumlah kayu harus tersedia dan mencukupi jumlahnya untuk membakar batu kapur sampai matang menjadi batu gamping yang siap dipasarkan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan Linda Thesia (2004:11) mengenai perencanaan sumber daya akan efektif dan efisien melalui pengukuran kapasitas produksi, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.Industri batu gamping adalah industri labour oriented, yaitu tenaga kerja atau sumber tenaga yang berasal dari manusia maupun akal budi. Cukup banyak jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan industri batu gamping ini. Setiap harinya tenaga kerja harus bergantian untuk memasukkan kayu yang telah dipersiapkan ke dalam tungku pembakaran. Dengan Rp 40.000,00 para tenaga kerja diupah dalam seharinya. Tenaga kerja batu gamping di Desa Puger Kulon sendiri mayoritas berasal dari desa tetangga. Sedangkan di Desa Kasiyan, mayoritas tenaga kerja berasal dari Desa Kasiyan sendiri.Tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam proses kegiatan produksi, karena tanpa keberadaannya maka proses produksi tidak akan berlangsung (Daldjoeni,1992:59). Faktor tenaga kerja tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap produktifitas di industri batu gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Faktor pengalaman tenaga kerja tidak boleh diabaikan dalam proses pembakaran batu kapur, karena tenaga kerja harus displin dan tepat waktu untuk memasukkan bahan bakar ke dalam tungku pembakaran. J ika kayu telat dimasukkan akan menganggu kondisi temperatur didalam tungku pembakaran, sehingga nantinya akan berimbas pada hasil akhir atau kualitas dari batu gamping itu sendiri.Menurut Philipdalam ekologi industri, 2002:69, pemasaran produk merupakan proses akhir dari rangkaian kegiatan produksi. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha dalam upayanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran juga berarti menata olah pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Dari uji regresi linier berganda didapatkan bahwa faktor pemasaran berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dengan nilai p sebesar 0,017 <o (0,05), sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan Iaktor pemasaran tidak berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping karena nilai p sebesar 0,267 >o (0,05), artinya variabel bahan bakar di Industri batu gamping Desa Puger Kulon berpengaruh terhadap produktifitas, sedangkan hal serupa tidak terjadi di industri batu gamping Desa Kasiyan.Rata – rata pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon memasarkan hasil produksinya ke wilayah Kabupaten Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Bali, Probolinggo, Pasuruan, dan Malang. Sedangkan di pengusaha industri batu gamping di Desa Kasiyan faktor pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap produktifitas batu

Page 46: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

gamping di desanya. Rata – rata pemasaran batu gampingnya di wilayah kabupaten J ember sendiri, kabupaten Lumajang, Bondowoso, dan Probolinggo. Alasan pengusaha industri gamping hanya memasarkan di daerah – daerah itu saja karena alasan perizinan dan retribusi yang akan lebih sulit dan mahal jika terlalu jauh tujuan pemasarannya.3. Dampak industri batu gamping terhadap kondisi sosial tenaga kerja Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten JemberKeberadaan suatu kegiatan industri membawa peningkatan taraf ekonomi di wilayah sekitar industri berada. Kesempatan untukmeningkatkan taraf hidup atau sekedar untuk membantu ekonomi keluarga akan memicu masyarakat untuk membuat suatu kegiatan usaha juga yang gunanya sebagai penunjang dari kegiatan industri yang ada. Masyarakat di wilayah industri batu gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan juga memanfaatkan keberadaan industri batu gamping tersebut untuk mendirikan usaha – usaha kecil seperti warung makan, bengkel, jasa sopir, dan jasa pengangkut batu kapur/gamping, semua jenis usaha tersebut diadakan guna untuk mebantu kegiatan industri batu gamping yang ada.Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dampak ekonomi terhadap masyarakat di sekitar industri batu gamping. dari hasil analisis deskriptif disebutkan bahwa ada perbedaan terhadap penghasilan semua jenis pekerjaan, dimana penghasilan tenaga kerja di Desa Puger Kulon lebih besar daripada penghasilan tenaga kerja di Desa Kasiyan. Pada jenis pekerjaan tenaga warung, tenaga pengangkut, dan sopir di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan selisih penghasilan rata – rata berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 100.000, sedangkan untuk jenis pekerjaan mekanik terjadi perbedaan yang cukup signifikan di Desa Puger dengan Desa Kasiyan, yang mana tenaga mekanik Desa Puger Kulon berpenghasilan rata – rata Rp 1.240.000, sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata sebesar Rp 710.000. Perbedaan penghasilan tersebut hal tersebut disebabkan kondisi Desa Puger Kulon yang lebih banyak jumlah industri batu gamping dibandingkan Desa Kasiyan. Adapun alasan para mekanik memilih untuk mendirikan bengkelnya di Desa Puger Kulon yaitu karena Desa Puger Kulon memiliki jalan raya yang aksesnya dekat dengan tambang batu kapur karena memang kebanyakan pelanggannya adalah truk tambang dan kendaraan industri batu gamping.J adi perbedaan produktivitas terjadi karena Desa Puger Kulon lebih dekat dengan tempat bahan baku dan jalannya cukup baik sehingga mendukung dalam proses pengambilan bahan baku dan pemasaran. Dalam proses produksinya industri batu gamping di Desa Puger Kulon cukup intens sekali dalam melakukan proses produksi, dalam kurun waktu satu bulan saja bisa 3 – 4 kali produksi batu gamping. Berbeda dengan industri batu gamping di Desa Kasiyan yang mayoritas masih labil dalam permodalan, sehingga untuk proses produksi selanjutnya, pengusaha harus menunggu hasil dari penjualan batu gamping sebelumnya. Desa Puger Kulon dengan produktivitas batu gamping yang tinggi menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat untuk mendirikan usaha dalam menunjang industri batu gamping sehingga memberikan kontribusi bagi penghasilan masyarakat Desa Puger Kulon sendiri. hal tersebut ditunjukkan dengan rata – rata penghasilan tenaga kerja yang meliputi dalam bidang warung, mekanik, pengangkut, dan sopir, yang mana lebih besar dibanding penghasilan yang didapat di Desa Kasiyan.BAB VSIMPULAN DAN SARANA. Simpulan1. Faktor geografis yang mempengaruhi produktivitas industri batu gamping. Desa Puger Kulon faktor lokasi tempat tinggal tenaga kerja

Page 47: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

banyak berasal dari Desa Mojosari dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 1 – 2 Km dengan kondisi jalan mayoritas beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok. Sedangkan di Desa Kasiyan lokasi tempat tinggal tenaga kerjanya berasal dari dalam desa sendiri dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 2 – 3 Km dengan kondisi jalan tidak banyak yang beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok.2. Produktivitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon lebih besar dari industri batu gamping di Desa Kasiyan dan diketahui hasil uji regresi linier berganda, dari faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas di Desa Puger Kulon meliputi variabel modal, bahan bakar, dan pemasaran. Sedangkan di Desa Kasiyan faktor yang mempengaruhi meliputi variabel modal dan bahan bakar.3. Untuk dampak adanya industri batu gamping yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja yang ada, diketahui bahwa penghasilan tenaga kerja di Desa Puger Kulon lebih tinggi dari pada tenaga kerja yang ada di Desa Kasiyan, terlebih lagi pada jenis pekerjaan mekanik.B. Saran1. Kepada Pemerintaha. Mendirikan koperasi khusus usaha batu gamping.b. Memberikan pinjaman atau kredit dengan bunga yang rendah dan biaya angsuran yang terjangkau.c. Mempermudah prosedur kepengurusan kredit dan tanpa jaminan.d. Memberikan kemudahan pengurusan surat izin distribusi bahan bakar dan pengiriman batu gamping.e. Mengurangi biaya retribusi terhadap barang yang akan dipasarkan keluar kabupaten.f. Memperbaiki sarana jalan raya agar distribusi batu gamping semakin lancar.2. Kepada Pengusaha Batu Gampinga. Lebih berani lagi untuk mendapatkan modal dari pihak bank atau koperasi.b. Memperluas jangkauan pemasaran produk batu gamping.c. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja batu gamping.d. Menyediakan tempat penyimpanan kayu, supaya kondisi kayu tidak basah, apalagi disaat musim penghujan.DAFTAR PUSTAKAArikunto. Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta.________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. J akarta : Rineka Cipta.Bintarto, R. dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. J akarta : LP3ES.BPS Surabaya.2011. Kecamatan Puger Dalam Angka.Daldjoeni, N. 1997. Geografi Baru : Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktik. Bandung : Alumni.___________.1985. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung : Alumni.Deperindag. 1985. Gema Industri kecil. J akarta : Deperindag.Departemen Pendidikan Nasional. 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. J akarta: Balai Pustaka.Herawati, 2008, Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Dan Mesin TerhadapProduksi Gycerine Pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan (online),(http;//repostory.usu.ac.idbitstream1234567894259067019044.pdf). di akses pada tanggal 1 desember 2012 pukul 12.00 WIB.Humaidi, Ach. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tambang Batu Bata Putih Di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Surabaya : Unipress Surabaya.Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Andi.

Page 48: 197561604 Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Prismayani, Nurlila Dwi. 2010. Perbandingan hasil usahatani tembakau mitra pabrik dengan bukan mitra pabrik di kecamatan kedungadem kabupaten bojonegoro. Surabaya : Unipress Surabaya.Renner, Durand. 1971. World Economic Geography. Oxford : Program Press London.Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. J akarta : Bumi Aksara.Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung : CV. ALFABETA.Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM – Press.Saifudin, Khafid. 2010. Faktor – Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Rumah Tangga Gerabah Di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Surabaya : Unipress Surabaya.Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia. Salemba Empat : J akarta.Thesia, Linda. 2004. Produktivitas. Serpong : bagan penelitian Fakultas Teknologi Indonesia Institut teknologi Indonesia.Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. J akarta : Bumi Aksara.Trihendradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.http://www.wartajember.com/ekonomi-bisnis/678-pengusaha-kapur-terancam-gulung-tikar.html. di akses pada tanggal 1 desember 2012 pukul 11.00 WIBhttp://nuansamasel.blogspot.com/2011/01/penambangan-batu-kapur.html. di akses pada tanggal 5 desember 2012 pukul 10.00 WIBhttp://bappeda.jemberkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=46&id=78&Itemid=71. akses pada tanggal 1 desember 2012 pukul 11.00 WIB