189-399-2-pb.pdf

Upload: tiffany-collins

Post on 08-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGANPENERAPANPRINSIP ENAM BENAR DALAMPEMBERIAN OBAT DIRUANG RAWAT

    INAPRSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

    Robie Wardana *), Maria Suryani **), Sayono ***)

    *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang**) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES St. Elisabet Semarang***) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIMUS Semarang

    ABSTRAK

    Dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritualmasyarakat dalam rentang sehat dan sakit. Disini perawat harus memberikan berbagaimacam obat kepada pasien dengan cara menerapkan prinsip enam benar dalam pemberianobat untuk meminimalkan tingkat kesalahan medis yang disebabkan oleh kesalahan didalampraktik keperawatan, terutama pada pemberian obat yang dapat berakibat fatal. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kakteristik perawat dengan penerapanprinsip enam benar dalam pemberian obat. Desain penelitian ini adalah cross sectionaldengan point time approach, jumlah sampel 55 responden dengan tekhnik sampel jenuh.Untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan penerapan prinsip enam benardalam pemberian obat digunakan uji statistic chi square dengan uji alternative fisher exacttest. Dari hasil analisa tersebut didapat hasil dari variabel jenis kelamin, masa kerja danpendidikan tidak memiliki hubungan penerapan prinsip enam benar, dan dapat hasil darivariabel umur dengan nilai p value = 0,026, karena nilai p< 0,05 dengan kategori benardalam prinsip enam benar sebanyak 62,7% pada umur dewasa awal, sehingga dapatdisimpulkan bahwa ada hubungan umur dengan penerapan prinsip enam benar. Rekomendasihasil penelitian disini adalah supaya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian denganmenggunakan variabel yang berbeda.

    Kata Kunci : Karakteristik perawat, Prinsip enam benar

    ABSTRACT

    In completing the basic human needs include bio-psycho-socio-cultural and spiritualcommunities in a range of healthy and sick. Here, the nurse must provide a wide range ofdrugs to patients by applying the six principles right in giving drug to minimize medicalerrors caused by errors in nursing practice, especially in giving drug that can be fatal. Thepurpose of this study is to determine the relationship between the nurse characteristics withthe application of the six right principles in giving drug. This design of study is crosssectional with point time approach, the number of the samples is 55 respondents withsaturated sample technique. To determine the relationship of the nurse characteristics withthe application of the six right principles of giving drug used Chi-square statistical test withFisher Exact Test. From the analysis of the this study, this is obtained the results of thevariables gender, age and education do not have a working relationship with the applicationof the six right principles, and gets the result of the age variable with p value = 0.026,because the value of p< 0.05 with the correct category in the six right principles is 62.7% inearly adult, so it can be concluded that there is the relation between the age with theapplication of the six right principles. The recommendation of this result of the study is thatthe researcher can make further research by using different variables.

    Keywords : Nurse characteristics, Six right principles

  • PENDAHULUANPelayanan keperawatan adalah suatubentuk pelayanan kesehatan yang bersifatprofessional dalam memenuhi kebutuhandasar manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang dapatditunjukan pada individu dan masyarakatdalam rentang sehat, sakit (Narmiat,2008). Salah satu bentuk pelayanankeperawatan yang diberikan adalahpemberian obat yang ditujukan untukkesembuhan pasien. Perawatbertanggungjawab untuk memastikan obatitu benar dimakan (Tambayong, 2001).

    Perawat harus mengetahui kebutuhan danrespon pasien terhadap pengobatan.Misalnya, pasien yang sukar menelan,muntah atau tidak dapat minum obatdalam bentuk kapsul. Faktor gangguanvisual, pendengaran, intelektual ataumotorik, yang mungkin menyebabkanpasien sukar makan obat, harusdiperhatikan (Tambayong, 2001).

    Perawat harus memberikan berbagaimacam obat kepada pasien dengan aman(Nursalam, 2011). Salah satu caramenjaga keamanan dalam hal pemberianobat di perlukan penerapan perinsip enambenar, disini Tambayong (2001)mengemukakan prinsip enam benar yangmeliputi benar pasien, benar obat, Benardosis, benar waktu, benar rute, dan benardokumentasi.

    Data tentang kesalahan dalam pemberianobat di Indonesia belum dapat di temukan.Berdasarkan penelitian yang dilakukanolah peneliti dari Auburn University di 36rumah sakit dan nursing home diColorado dan Georgia, USE, pada tahun2002, dari 3216 jenis pemberian obat,43% diberikan pada waktu yang salah, 4%diberikan obat yang salah, dari 312 jenisobat, terdapat 17% diberikan dengan dosisyang salah.

    Hasil penelitian yang dilakukan olehInstitute of Medicine pada tahun 1999,yaitu kesalahan medis telah menyebabkansatu juta cedera dan 98.000 kematiandalam setahun. Dan data yang di dapatkan

    JCAHO juga menunjukan bahwa 44.000dari 98.000 kematian yang terjadi dirumah sakit setiap tahun disebabkan olehkesalahan medis (Kinninger & Reeder,2003).

    Kesalahan medis dapat terjadi dimana sajadalam rantai pelayanan obat kepadapasien, mulai dari industri, peresepan,pembacaan resep, peracikan, penyerahandan pengawasan pada pasien. Dalamsetiap mata rantai ada beberapa tindakan,masing-masing tindakan mempunyaipotensi sebagai sumber kesalahan. Setiaptenaga kesehatan dalam mata rantai inidapat memberikan kontribusi terhadapkesalahan yang di sebabkan kesalahanmanusia (Cohen, 1999).

    Penerapan praktik keperawatan yang tepatseharusnya banyak di terapkan di rumahsakit di tiap daerah, supayameminimalkan tingkat kesalahan medisyang disebabkan oleh kesalahan manusiaitu sendiri didalam praktik keperawatan,terutama pada pemberian obat yang dapatberakibat fatal. Indicator kesalahanpemberian obat, yaitu: salah pasien, salahnama, salah waktu, salah cara, salah dosis,salah obat, dan salah dokumentasi(Nursalam, 2011).

    Seorang perawat tidak dapat melakukanpenerapan prinsip enam benardikarenakan beban kerja yang terlaluberlebihan yang bias menimbulkankesalahan perawat, situasi lingkungan danpengaturan ketenagaan serta manejemenyang ada berkaitan dengan individuseseorang yang memiliki bermacam-macam karakteristik yang ada sepertiumur, jenis kelamin, pendidikan, statusperkawinan, dan lama masa kerja yang dikemukakakan oleh Gibson (Ilyas, 2002).

    Dari hasil penelitian yang dilakukan olehYunie Armiati, dkk yang berjudulhubungan tingkat pendidikan dan lamakerja dengan penerapan prinsip enambenar dalam pemberian obat di ruangrawat inap RS Dr. Karyadi Semarangmenunjukan bahwa perawat belummenerapkan prinsip penerapan enam

  • benar dalam pemberian obat secarakeseluruhan. Ada 81,4% perawat sudahmelakukan tepatdosis, 70% perawat sudahmelakukan tepat waktu, 5,7% perawattidak memanggil nama pasien saatmember obat, 98,9% perawat belummenerapkan prinsip tepat cara, 10%perawat tidak tepat dokumentasi, danyang terakhir yang perlu di perhatikanbahwa 100% perawat tidak tepat obat.Hasil dari penelitian ini juga menunjukanbahwa tidak ada hubungan antara tingkatpendidikan dan lama kerja perawatdengan prinsip enam benar.

    Di RSUD Dr. H. Soewondo Kendalterdapat berbagai macam karakter perawatdan juga standar yang diterapkan padawaktu pemberian obat di gunakan prinsipenam benar yang diduga dapatdipengaruhi oleh karakteristik perawatdisetiap bangsal.

    Dari uraian di atas sangat di butuhkanperan perawat untuk menerapkan perinsipenam benar pada peroses pemberian obatdi rumah sakit, supaya tidak terjadikesalahan pemberian obat pada pasien dirumah sakit dan meningkatkan mutupelayanan kesehatan di setiap rumahsakit. Maka dari itu peneliti tertarik daningin melakukan penelitian tentanghubungan karakteristik perawat denganpenerapan prinsip enam benar dalampemberian obat di rumah sakit, untukmengetahui tingkat penerapan prinsipenam benar dalam pemberian obatdiruang rawat inap RSUD Dr. H.Soewondo Kendal.

    Faktor-faktor yang di identifikasi dalampenelitian ini, antara lain:

    1. Perinsip 6 benar dalammemberikan obat

    2. Umur, jenis kelamin, pendidikan,dan masa kerja

    3. Umur dengan perinsip 6 benar4. Jenis kelamin dengan prinsip 6

    benar5. Pendidikan dengan perinsip 6

    benar6. Masa kerja dengan perinsip 6

    benar

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan desain crosssectional yaitu suatu penelitian untukmempelajari dinamika korelasi antarafaktor-faktor resiko, dengan carapendekatan dan observasi denganmengupulkan data sekaligus pada suatusaat atau point timeapproach(Notoatmodjo, 2005, hlm.146).Tekhnik analisa penelitian inimenggunakan uji statistik chi squaredengan fisher exact test untuk mengetahuiada atau tidaknya hubungan antaravariabel bebas dengan variabel terikatyaitu: usia, pendidikan, masa kerja, jeniskelamin dengan penerapan prinsip enambenar dalam pemberian obat. Dalampenelitian ini menggunakan statistik nonparametrik chi square (X2). Jika P value 0,05 berarti Ho ditolak (P value ). Ujistatistik menunjukkan adanya hubunganyang signifikan sedangkan jika P value 0,05 berarti Ho gagal ditolak (P value). Uji statistic menunjukkan tidak adahubungan yang signifikan (Riyanto, 2011,hlm.190).

    Populasi adalah seluruh subjek atau objekdengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi tidak hanya objek atausubjek yang akan di pelajari namunseluruh karakteristik atau sifat yangdimiliki subjek atau objek tersebut(Alimul, 2003, hlm.35). Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh perawat diruang rawat inap RSUD Dr. H. SoewondoKendal kelas II dan III yaitu bangsalDahlia, Kenanga, dan Flamboyan yangberjumlah 55 perawat. Ruang VIPdankelas I tidak di perbolehkan di pakaipenelitian karena dapat mengganggukenyamanan pasien dan perawat denganadanya penelitian.

    Penelitian ini menggunakan tekniksampling jenuh yaitu cara pengambilansampel dengan mengambil semua anggotapopulasi menjadi sampel, denganmemperhatikan kriteria pengambilansampel yaitu kriteria inklusi dan kriteriaekslusi yang telah di tentukan peneliti,sehingga sampel tersebut dapat mewakilikarakteristik populasi tersebut (Alimul,2003, hal.37).

  • Alat yang digunakan dalam penelitian iniadalah lembar observasi yang berisikarakteristik perawat dan lembarobservasi yang berisi prosedur enambenar dalam pemberian obat, di dalamlembar obsevasi ini responden yangdinyatakan benar apabila respondenmelaksanakan point-point yang ada dalamlembar observasi. Penelitian ini dilakukandengan datang ke setiap ruangan yangsudah di tentukan kemudian memintapersetujuan setiap responden dengankriteria inklusi dan ekslusi yang ditentukan den menjelaskan tentang tujuan,manfaat, peran serta responden, dan hak-hak responden yang akan dilindungi olehpeneliti, setelah itu responden dimintauntuk menandatangani lembar persetujuanyang menyatakan bersedia menjadiresponden dalam penelitian ini. Setelahmenandatangani lembar persetujuankemudian penelititidak langsungmelakukan observasi pada setiapresponden melainkan dengan mengamatipada hari yang berbeda pada setiapresponden didalam memberikan obatdengan menggunakan penerapan prinsipenam benar.

    HASIL PENELITIANFaktor-faktor yang di identifikasi olehpeneliti yaitu : Umur dengan perinsip 6benar, Jenis kelamin dengan prinsip 6benar, Pendidikan dengan perinsip 6benar, dan Masa kerja dengan perinsip 6benar.

    Dari 55 responden, menunjukan bahwaumur responden sebagian besar dewasaawal 51 responden (92,7%), umur dewasaakhir 4 responden (7,3%). Jenis kelamindari 55 responden, perempuan 43responden (78,2%), dan jenis kelaminlaki-laki 12 responden (21,8%). Dari 55responden pendidikan responden sebagianbesar DIII 33 responden (60,0%), danpendidikan S1 22 responden (40,0%). Dnkemudian dari 55 responden Masa kerjaresponden sebagian besar masa kerja 3-5tahun 27 responden (49,1%), masa kerja >5 tahun 24 responden (43,6%) dan masakerja < 3 tahun 4 responden (7,3%).

    Dari 55 responden menunjukan bahwapenerapan prinsip enam benar responden

    sebagian besar benar sebanyak 32responden (58,2%), dan penerapan prinsipenam benar yang salah sebanyak 23responden (41,8%).

    Hasil dari penerapan ke enam prinsippemberian obat prosentase terbesardidapat pada penerapan prinsip benar obatsebanyak 54 responden (98,2%) dari 55responden ada 1 responden yang tidakmenerapkan prinsip benar obat dimanaresponden tersebut tidak memberitahukankepada pasien obat apa yang akandiberikan, pada penerapan prinsip benarpasien dan benar dosis sebanyak 46responden (83,6%) dari 55 respondenterdapat 9 responden (16,4%) yang tidakmenerapkan prinsip benar pasien dimanaresponden tersebut tidak memanggil ataumenanyakan nama pasien dan denganresponden yang sama yang tidakmelakukan penerapan prinsip benar dosisdimana responden tidak menginforasikanpada pasien dosis yang akan diberiakan,pada penerapan prinsip benar carasebanyak 41 responden (74,5%) dari 55responden terdapat 14 responden (25,5%)yang tidak menerapkan prinsip benar caradimana responden tidakmengkomonikasikan pada pasien carayang akan digunakan dalam pemberianobat, pada penerapan prinsip benardokumentasi sebanyak 36 responden(65,5%) dari 55 responden terdapat 19responden (34,5%) yang tidakmenerapkan prinsip benar dokumentasidimana responden yang memberikan obattidak menulis nama dan menandatanganibuku dokumentasi setelah pemberianobat, dan pada penerapan prinsip benarwaktu sebanyak 32 responden (58,2%)dari 55 responden terdapat 23 responden(41,8%) yang tidak menerapkan prinsipbenar waktu dimana responden tidaksesuai dengan waktu yang sudah diinstruksikan.

    Dari hasil identifikasi umur, jeniskelamin, pendidikan dan masa kerjadengan penerapan prinsip 6 benar dapatdiketahui:

    1. Umur dewasa awal dengan 51responden yang menerapkan prinsip enambenar kategori salah sebanyak 19

  • responden (37,3%), umur dewasa awaldengan penerapan prinsip enam benarkategori benar sebanyak 32 responden

    (62,7%), umur dewasa akhir dengan 4responden yang menerapkan prinsip enambenar kategori salah sebanyak 4responden (100,0%), umur dewasa akhirdengan penerapan prinsip enam benarkategori benar sebanyak 0 responden(0,0%) dan tidak ada responden yangberumur tua.

    Dibawah ini analisa bivariat darihubungan karakteristik perawat denganpenerapan prinsip 6 benar dalammemberikan obat di ruah sakit sebagaiberikut:Tabel 1. Hubungan umur denganpenerapan 6 benar

    Berdasarkan hasil analisis data denganmenggunakan uji chi square dengan fisherexact test didapat nilai p value = 0,026.Karena nilai p< 0,05. Maka dapatdisimpulkan bahwa Ada hubungan umurdengan penerapan prinsip enam benar.

    2. Danhasil analisa bivariate yangmenganalisa hubungan jenis kelamin,pendidikan, dan masa kerja denganpenerapan prinsip enam benar, didapatkan hasil p value> 0,05 sehinggadapat di nyataka Ho gagal ditolak. Ujistatistic menunjukkan tidak adahubungan yang signifikan.

    PEMBAHASANHasil penelitian menunjukkan bahwapenerapan prinsip enam benar dari 55responden sebagian besar benar sebanyak32 responden (58,2%), dan penerapanprinsip enam benar yang salah sebanyak23 responden (41,8%).

    Prinsip enam benar yaitu, suatu ringkasantindakan yang boleh dan tidak bolehdilakukan dalam pemberian obat yang

    mengedepankan keamanan demikesembuhan pasien. Kee dan Hayes(2000), penerapan prinsip bertujuan untukmeningkatkan keamanan dalampemberian obat dan mencegah komplikasiyang terjadi setelah obat di berikan.Mengingat efek samping obat dapatmenguntungkan juga dapat merugikan,oleh karena itu perawat harus memberikandosis yang tepat untuk mencegah efekmerugikan dan meningkatkan keamananpasien (Karch, 2010). Karch jugaberpendapat beberapa obat mengharuskanpasien mengubah gaya hidupnya agarkoping yang di gunakan efektif, olehkarena itu penting bagi pasien untukmengetahui semua informasi yang diperlukan untuk memastikan kemanan dankeefektifan terapi obat. Sedangkanmanfaat prinsip enam benar itu sendiriadalah memberikan rasa aman dannyaman bagi pasien serta memberikanefek terapeutik untuk membantukelangsungan proses terapi obat (Karch,2010)

    Prinsip enam benar mencakup benarpasien, benar obat, benar dosis obat, benarwaktu pemberian, benar cara atau rutepemberian dan benar dokumentasi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa sebagianbesar benar dalam menerapkan prinsipenam benar. Hal ini terjadi karena perawatsudah melakukan secara benar hal-halyang mencakup prinsip enam benarseperti: perawat telah memeriksa identitaspasien atau meminta pasien menyebutkannamanya sendiri, saat memberi obat,perawat ingat untuk apa diberikan obatitu, perawat telah memeriksa dosisnya,obat diberikan pada waktu yang tepat,obat dapat diberikan melalui sejumlahrute yang berbeda dan pemberian obatsesuai dengan standar prosedur yangberlaku dirumah sakit. Perawat juga telahmencatat informasi yang sesuai mengenaiobat yang telah diberikan serta responklien terhadap pengobatan.

    Penerapan prinsip enam benar dalampemberian obat sebagian besar respondenbenar dalam memberikan obat, hal initerjadi karena obat dari apotik sudahdikelompokkan menurut nama danpenyakit yang diderita pasien. Penerapan

    UmurPenerapan prinsip 6 benar % P

    Value X2Salah Benar

    f % f % f %DewasaAwal

    19 37,3 32 62,7 51 100,0

    0,026 6,002DewasaAkhir4 100,0 0 0,0 4 100,0

    Dewasa tua 0 0,0 0 0,0 0 100,0Total 23 41,8 32 58,2 55 100,0

  • prinsip enam yang paling banyak terjadikesalahan yaitu pada benar waktupemberian, hal ini terjadi karenakesibukan perawat, terlalu banyak pasiendan kedisplinan perawat yangmemberikan obat sebelum pada waktuyang ditentukan.

    Hasil penelitian bertolak belakang denganpenelitian yang dilakukan olah penelitidari Auburn University di 36 rumah sakitdan nursing home di Colorado danGeorgia, USE, pada tahun 2002, dari 3216jenis pemberian obat, 43 % diberikanpada waktu yang salah, 4 % diberikanobat yang salah, dari 312 jenisobat,terdapat 17 % diberikan dengan dosisyang salah.

    Hasil penelitian juga berbeda dengan yangdilakukan oleh Institute of Medicine padatahun 1999, yaitu kesalahan medis telahmenyebabkan satu juta cedera dan 98.000kematian dalam setahun. Dan data yang didapatkan JCAHO juga menunjukanbahwa 44.000 dari 98.000 kematian yangterjadi di rumah sakit setiap tahundisebabkan oleh kesalahan medis(Kinninger & Reeder, 2003).

    Hasil penelitian yang dilakukan olehYunie Armiati, dkk yang berjudulhubungan tingkat pendidikan dan lamakerja dengan penerapan prinsip enambenar dalam pemberian obat di ruangrawat inap RS Dr. Karyadi Semarang jugamenunjukan bahwa perawat belummenerapkan prinsip penerapan enambenar dalam pemberian obat secarakeseluruhan. Ada 81,4% perawat sudahmelakukan tepat dosis, 70% perawatsudah melakukan tepat waktu, 5,7%perawat tidak memanggil nama pasiensaat member obat, 98,9% perawat belummenerapkan prinsip tepat cara, 10%perawat tidak tepat dokumentasi, danyang terakhir yang perlu di perhatikanbahwa 100% perawat tidak tepat obat.

    1. Hubungan umur dengan penerapanprinsip 6 benar

    Prinsip enam benar yaitu, suatu ringkasantindakan yang boleh dan tidak bolehdilakukan dalam pemberian obat yangmengedepankan keamanan demi

    kesembuhan pasien. Penerapan prinsipbertujuan untuk meningkatkan keamanandalam pemberian obat dan mencegahkomplikasi yang terjadi setelah obat diberikan. Mengingat efek samping obatdapat menguntungkan juga dapatmerugikan, oleh karena itu perawat harusmemberikan dosis yang tepat untukmencegah efek merugikan danmeningkatkan keamanan pasien (Karch,2010). Manfaat prinsip enam benar itusendiri adalah memberikan rasa aman dannyaman bagi pasien serta memberikanefek terapeutik untuk membantukelangsungan proses terapi obat (Karch,2010).

    Kee & Hayes (1996), faktor yangmempengaruhi penerapan prinsip dalammemberikan obat yaitu keragu-raguanmengenai obat dan dosis obat, ketelitianperawat sebelum memberikan obat dankonsentrasi pada saat memberikan obat.Penelitian yang dilakukan Ni KetutKusmarjathi faktor internal yangmempengaruhi prinsip enam tepat, yaitukarakteristik perawat dan tingkatpengetahuan. Faktor eksternal, padapenelitian ini, dari 80 responden yangmenilai ketersediaan fasilitas pemberianobat baik, sebesar 11,2% (9 orang). Faktorsupervisi, yang dalam hal ini dilakukanoleh ketua tim atau ketua grup dan kepalaruang, yang menilai baik, sebesar 30%(24 orang). Sementara itu, faktorkebijakan institusi dalam pemberian obat,yang dalam hal ini dilihat dariketersediaan dan penerapan StandarOperasional Prosedur (SOP), dinilai baikoleh 32, 5% dengan responden (26orang).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa adahubungan umur dengan penerapan prinsipenam benar. Hal ini dapat terjadi karenapada usia dewasa awal, respondencenderung lebih benar dalam menerapkanprinsip enam benar bila dibandingkandengan usia dewasa akhir dan usia tua.

    Sesuai dengan pendapat Gibson dalamIlyas, (2002), seorang perawat tidak dapatmelakukan penerapan prinsip enam benardikarenakan beban kerja yang terlaluberlebihan yang bisa menimbulkan

  • kesalahan perawat, situasi lingkungan danpengaturan ketenagaan serta manejemenyang ada berkaitan dengan individuseseorang yang memiliki bermacam-macam karakteristik yang ada sepertiumur, jenis kelamin, pendidikan, statusperkawinan, dan lama masa kerja yang dikemukakakan oleh Gibson (Ilyas, 2002).

    Hasil penelitian bertolak belakang denganpenelitian Susilo Sumarliyo yangmengatakan bahwa usia lanjut umumnyalebih bertanggung jawab dan lebih telitidibanding dengan usia muda, hal initerjadi kemungkinan usia yang lebih mudakurang berpengalaman, berbeda denganhasil penelitian Zaenal Sugiyanto yangmenyatakan tidak ada hubungan antaraumur dokter dengan kelengkapanpengisian data rekam medis.

    2. Hubungan jenis kelamin denganpenerapan prinsip 6 benar

    Hasil penelitian menunjukkan bahwatidak ada hubungan jenis kelamin denganpenerapan prinsip enam benar. Hal initerjadi karena jenis kelamin perempuanatau laki-laki dapat berbuat kesalahandalam pemberian obat.

    Kesalahan medis dapat terjadi dimana sajadalam rantai pelayanan obat kepadapasien, mulai dari industri, peresepan,pembacaan resep, peracikan, penyerahandan pengawasan pada pasien. Dalamsetiap mata rantai ada beberapa tindakan,masing-masing tindakan mempunyaipotensi sebagai sumber kesalahan. Setiaptenaga kesehatan dalam mata rantai inidapat memberikan kontribusi terhadapkesalahan yang di sebabkan kesalahanmanusia (Cohen, 1999).

    Hasil penelitian didukung oleh penelitidari Auburn University di 36 rumah sakitdan nursing home di Colorado danGeorgia, USE, pada tahun 2002, dari 3216jenis pemberian obat, 43 % diberikanpada waktu yang salah, 4 % diberikanobat yang salah, dari 312 jenis obat,terdapat 17 % diberikan dengan dosisyang salah.

    Hasil penelitian yang dilakukan olehInstitute of Medicine pada tahun 1999,yaitu kesalahan medis telah menyebabkansatu juta cedera dan 98.000 kematiandalam setahun. Dan data yang di dapatkanJCAHO juga menunjukan bahwa 44.000dari 98.000 kematian yang terjadi dirumah sakit setiap tahun disebabkan olehkesalahan medis (Kinninger & Reeder,2003).

    Kesalahan-kesalahan yang dilakukan olehperawat dalam pemberian obat dapatdisebabkan oleh keragu-raguan mengenaiobat dan dosis obat, kekurangtelitianperawat, dan kurang konsentrasi pada saatmemberikan obat. Kesemua kesalahantersebut tidak terkait langsung denganjenis kelamin. Hasil penelitianmenunjukkan tidak ada hubungan jeniskelamin dengan penerapan prinsip enambenar.

    3. Hubungan pendidikan denganpenerapan perinsip 6 benar

    Tingkat pendidikan seseorangberpengaruh dalam memberikan responterhadap sesuatu yang datang dari luar.Orang berpendidikan tinggi akan lebihrasional dan kreatif serta terbuka dalammenerima adanya bermacam usahapembaharuan, ia juga akan lebih dapatmenyesuaikan diri terhadap berbagaiperubahan (Suhaeni, 2005).

    Pendidikan yang dicapai seseorangdiharapkan menjadi faktor determinanproduktifitas antara lain knowledge,skills, abilities, attitude dan behavior,yang cukup dalam menjalankan aktifitaspekerjaanya (Azwar, 1995).

    Prinsip enam benar pemberian obat(Tambayong, 2001), mencakup benarpasien yaitu perawat memeriksa identitaspasien atau meminta pasien menyebutkannamanya sendiri. Benar obat yaituperawat harus ingat untuk apa diberikanobat itu. Benar dosis obat yaitu perawatharus memeriksa dosisnya. Benar waktupemberian yaitu obat itu diberi padawaktu yang tepat. Benar cara atau rutepemberian yaitu obat dapat diberikanmelalui sejumlah rute yang berbeda.

  • faktor yang menentukan rute pemberianterbaik ditentukan oleh keadaan umumpasien, kecepatan respon yang diinginkan,sifat kimiawi dan fisik obat dan tempatkerja yang diinginkan, obat dapat diberiperoral, parenteral, topikal, rektal, ataumelalui inhalasi. Benar dokumentasi yaituperawat selalu mencatat informasi yangsesuai mengenai obat yang telah diberikanserta respon klien terhadap pengobatan.

    Penerapan prinsip enam benarmembutuhkan keahlian, pengetahuan,ketelitian, dan konsentrasi dalam halmemeriksa identitas pasien, perawat harusingat untuk apa diberikan obat itu,memeriksa dosisnya, obat itu diberi padawaktu yang tepat, Obat dapat diberikanmelalui sejumlah rute yang berbeda danmencatat informasi yang sesuai mengenaiobat.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwatidak ada hubungan pendidikan denganpenerapan prinsip enam benar. Hal inidapat terjadi karena pendidikan SPK, DIIIataupun S1 mempunyai kesempatan yangsama dalam menerapkan prinsip enambenar. Kesalahan dalam menerapkanprinsip enam benar dapat dilakukan padaperawat dengan latar belakang apapun.

    Sesuai dengan pendapat Cohen, (1999)yang mengatakan bahwa kesalahan medisdapat terjadi dimana saja dalam rantaipelayanan obat kepada pasien, mulai dariindustri, peresepan, pembacaan resep,peracikan, penyerahan dan pengawasanpada pasien. Dalam setiap mata rantai adabeberapa tindakan, masing-masingtindakan mempunyai potensi sebagaisumber kesalahan. Setiap tenagakesehatan dalam mata rantai ini dapatmemberikan kontribusi terhadapkesalahan yang di sebabkan kesalahanmanusia (Cohen, 1999).

    Hasil penelitian sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Yunie Armiati, dkk.Hasil dari penelitian ini menunjukanbahwa tidak ada hubungan antara tingkatpendidikan dan lama kerja perawatdengan prinsip enam benar.

    Sesuai dengan teori Gibson dalam Ilyas,(2002) mengatakan bahwa seorangperawat tidak dapat melakukan penerapanprinsip enam benar dikarenakan bebankerja yang terlalu berlebihan yang bisamenimbulkan kesalahan perawat, situasilingkungan dan pengaturan ketenagaanserta manajemen yang ada berkaitandengan individu (Ilyas, 2002).

    4. Hubungan masa kerja denganpenerapan prinsip 6 benar

    Hasil penelitian menunjukkan bahwatidak ada hubungan masa kerja denganpenerapan prinsip enam benar. Masa kerja< 3 tahun, 3-5 tahun maupun > 5 tahunmempunyai kesempatan yang sama dalammenerapkan prinsip enam benar.Faktor yang mempengaruhi penerapanprinsip dalam memberikan obat yaitukeragu-raguan mengenai obat dan dosisobat, sebaiknya menanyakan kembali jikaragu-ragu, ketelitian perawat sebelummemberikan obat, seperti melihat kembaliperintah pengobatan yang di tulis olehdokter, membaca label obat, danmemastikan obat tidak kadaluarsa dankonsentrasi pada saat memberikan obat,pastikan konsentrasi tidak pecah pada saatmemberikan obat pada pasien.

    Penelitian yang dilakukan Ni KetutKusmarjathi faktor internal yangmempengaruhi prinsip enam tepat, yaitukarakteristik perawat dan tingkatpengetahuan. Faktor eksternal, padapenelitian ini, dari 80 responden yangmenilai ketersediaan fasilitas pemberianobat baik, sebesar 11,2% (9 orang). Faktorsupervisi, yang dalam hal ini dilakukanoleh ketua tim atau ketua grup dan kepalaruang, yang menilai baik, sebesar 30%(24 orang). Sementara itu, faktorkebijakan institusi dalam pemberian obat,yang dalam hal ini dilihat dariketersediaan dan penerapan StandarOperasional Prosedur (SOP), dinilai baikoleh 32, 5% dengan responden (26 orang).

    Penerapan praktik keperawatan yang tepatseharusnya banyak di terapkan di rumahsakit di tiap daerah, supayameminimalkan tingkat kesalahan medisyang disebabkan oleh kesalahan manusiaitu sendiri didalam praktik keperawatan,

  • terutama pada pemberian obat yang dapatberakibat fatal. Indikator kesalahanpemberian obat, yaitu : salah pasien, salahnama, salah waktu, salah cara, salah dosis,salah obat, dan salah dokumentasi(Nursalam,2011).Hasil penelitian sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Yunie Armiati, dkkyang berjudul hubungan tingkatpendidikan dan lama kerja denganpenerapan prinsip enam benar dalampemberian obat di ruang rawat inap RSDr. Karyadi Semarang menunjukanbahwa perawat belum menerapkan prinsippenerapan enam benar dalam pemberianobat secara keseluruhan. Hasil daripenelitian ini juga menunjukan bahwatidak ada hubungan antara tingkatpendidikan dan lama kerja perawatdengan prinsip enam benar.

    Hasil penelitian berbeda denganpenelitian yang dilakukan oleh EniSuhaeni (2005) menyatakan semakin lamamasa kerja maka semakin banyakpengalaman yang dimiliki dalammemberikan pelayanan. Padahal dalampenerapan prinsip enam benar terdapatbanyak faktor yang mempengaruhipenerapan enam benar. Kesalahan medisdapat terjadi dimana saja dalam rantaipelayanan obat kepada pasien, mulai dariindustri, peresepan, pembacaan resep,peracikan, penyerahan dan pengawasanpada pasien. Dalam setiap mata rantai adabeberapa tindakan, masing-masingtindakan mempunyai potensi sebagaisumber kesalahan.

    Seorang perawat tidak dapat melakukanpenerapan prinsip enam benardikarenakan beban kerja yang terlaluberlebihan yang bisa menimbulkankesalahan perawat, situasi lingkungan danpengaturan ketenagaan serta manejemenyang ada berkaitan dengan individuseseorang yang memiliki bermacam-macam karakteristik yang ada sepertiumur, jenis kelamin, pendidikan, statusperkawinan, dan lama masa kerja sepertiyang di kemukakakan oleh Gibson (Ilyas,2002).

    SIMPULAN DAN SARAN

    Dalam kesimpulan ini dapat di simpulkansebagai berikut:1. Penerapan prinsip enam benar

    responden sebagian besar benarsebanyak 32 responden (58,2%) dari55 responden.

    2. Hasil identifikasian karakteristikperawat sebagai berikut :a. Umur responden sebagian besar

    dewasa awal sebanyak 51responden (92,7%) dari 55responden.

    b. Jenis kelamin responden sebagianbesar jenis kelamin perempuansebanyak 43 responden (78,2%)dari 55 responden.

    c. Pendidikan responden sebagianbesar DIII sebanyak 33 responden(60,0%) dari 55 responden.

    d. Masa kerja responden sebagianbesar masa kerja 3-5 tahunsebanyak 27 responden (49,1%)dari 55 responden.

    3. Ada hubungan umur dengan penerapanprinsip enam benar dengan p value =0,026.

    4. Tidak ada hubungan jenis kelamindengan penerapan prinsip enam benardengan p value = 0,990.

    5. Tidak ada hubungan pendidikandengan penerapan prinsip enam benardengan p value = 0,220.

    6. Tidak ada hubungan masa kerjadengan penerapan prinsip enam benardengan p value = 1,000.

    Dari penelitian ini peneliti menyarankansebagai berikut:1. Bagi pelayanan keperawatan di RSUD

    Dr. H.Soewondo KendalHasil penelitian ini di harapkan dapatdigunakan sebagai bahan masukan dalammenentukan kebijakan pelayanankeperawatan di RSUD Dr. H. SoewondoKendal terutama mengenai pemberianobat dengan standar operasional proseduryang sudah di tetapkan, agar dapatmeningkatkan mutu pelayanan yang lebihberkualitas. Didalam meningkatkankualitas pelayanan, perawat perlu dibekalimasukan sumber-sumber ilmupengetahuan baru untuk menunjang didalam profesi keperawatan dan jugaadanya monitoring berkala untuk

  • mengetahui kualitas perawat yang ada dirumah sakit.2. Bagi institusi pendidikanHasil penelitian disarankan dapatdigunakan sebagai bahan kepustakaanuntuk kepentingan pendidikan gunapengembangan ilmu pengetahuan sertasebagai bahan untuk penelitianselanjutnya.3. Bagi peneliti selanjutnyaDiharapkan hasil penelitian ini dapatdijadikan sebagai bahan acuan danmasukan untuk penelitian selanjutnyadengan menggunakan variabel yangberbeda dan diharapkan adanya tindaklanjut dari penelitian selanjutnyamengenai hubungan karakteristik perawatdengan penerapan prinsip enam benardalam pemberian obat.

    DAFTAR PUSTAKAAlimul, A. (2003). Riset Keperawatan &

    Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :Salemba Medika.

    Armiyati. Yunie, at al. (2007). HubungnTingkat Pendidikan dan LamaKerja Perawat Dengan PenarapanPrinsip Enam Benar DalamPemberian Obat di Ruang RawatInap RS Dr. Kariadi Semarang.Jurnal UNIMUS 1 oktober 2007.Diambil 1November,darihttp://jurnal.unimus.ac.id

    Azwar, Saifudin. (1995). Sikap Manusia.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Cohen. M. R. (1999). Medication Errors,American PhermaceuticalAssociation, Washington.

    Gibson. (1996). Perilaku Organisasi.Jakarta : Rineka Cipta.

    Hani.(1989). Menejemen PersonaliadanSumber Daya Manusia. Yogyakarta: BpFE.

    Hidayat, Azis Alimul. (2004). PengantarKonsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

    _______. (2007). Riset keperawatan danteknik penulisan ilmiah. Jakarta :Salemba Medika

    _______. (2011). Metode penelitiankebidanan dan teknik analisis data.Jakarta : Salemba Medika

    Husein, Umar. (2001). Sumber dayaManusia Dalam Organisasi.Jakarta : Garamedia Pustaka.

    Ilyas.(2002). Perencanaan sumber dayarumah sakit. Jakarta : FKM UI

    _______. (1999). Kinerja : TeoriPenilaian dan Penelitian. Jakarta :FKM UI. IQ Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.

    Karch. Amy. M. (2003). Buku AjarFarmakologi Keperawatan, Ed. 2Jakarta : EGC

    Kee, JL & Hayes, ER. (2000).Pharmacology a Nursing ProcessApproach.3rd ed, Philadelphia. WBSaunder Co

    _______. (1996). Pharmacology aNursing Process Approach. WBSaunder Co

    Kinninger, T & Reeder, L, (2003).Establishing ROI for Technology toReduce Medication Errors is BothScience and Art. Diambil 8Desember,darihttp://www.bridgemedical.com_media_cov_2_03.shtml

    Kusmanjathi, Ni Ketut. (2009).Penerapan Prinsip EnamBenarDalam Pemberian Obat OlehPerawat di Ruangan Rawat InapBerdasarkan UU No. 23 TH1992.Diambil 3 Desember, darihttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 15209114119.pdf

    Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

  • _______. (2010). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Nursalam. (2011). Manajemenkeperawatan aplikasi dalampraktek keperawatan profesional.Jakarta : Salemba Medika.

    Praptiningsih, S. (2006). Kedudukanhokum perawat dalam pelayanankesehatan di rumah sakit. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

    Setiawan, Ari & Saryono. (2011).Metodologi penelitian kebidanan.Yogyakarta : Nuha Medika

    Suhaeni, Eni. (2005). Sikap BidanPeskesmas Pasca Pelatihan PonedTerhadap Pelayanan EmerjensiDasar, Kabupaten Brebes (Tesis).

    Tambayong, Jan. 2001. FarmakologiUntuk Keperawatan. WidyaMedika. Jakarta.

    Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori danPengukuran Pengetahuan, Sikapdan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika