185713169 makalah rme edit

Upload: putri

Post on 22-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    1/15

    MAKALAH

    Mekanisme Perubahan Histologi Maksilla pada Saat Ekspansi

    dan Retensi RME

    diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok RME

    Oleh:

    Kelompok 4

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2013

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    2/15

    Anggota Kelompok:

    1. Stefanus Christian (11-051)

    2. Ria Anugrah Putri (11-052)

    3.

    Ega Sofiana (11-053)4. Lita Damafitra (11-054)

    5. Moh.Harish (11-055)

    6. Asri Dinar (11-056)

    7. Nugraheni Tri R (11-057)

    8. Ayu Nurfitria S (11-058)

    9. Afif Surya A (11-059)

    10.Sixtine Agustiana F (11-060)

    11.Dian Fajariani (11-061)

    12.Danang Dewantara A P (11-062)

    13.

    Anugerah Nur Yuhyi (11-063)

    14.Fitria Krisnawati (11-064)

    15.Sitti Nur Qomariah (11-066)

    16.Tiara Fortuna B B (11-067)

    17.Redo Setyawan (11-068)

    18.Khamda Rizki D (11-069)

    19.Mahda Meutiah D (11-070)

    20.Sheila Dian Pradipta (11-071)

    21.Dewi Martinda (11-072)

    22.

    Adinda Martina (11-073)23.Nurbaetty Rohmah (11-074)

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    3/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Perawatan ortodontik merupakan salah satu bentuk perawatan dalam

    bidang kedokteran gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi

    sehingga dapat meningkatkan kemampuan mastikasi, fonetik, serta estetik. Pada

    dasarnya perawatan ortodontik adalah suatu upaya yang diberikan untuk

    mengadakan koreksi terhadap struktur dentofasial yang sedang tumbuh atau sudah

    dewasa. Upaya yang diberikan antara lain menggerakkan gigi atau mengoreksi

    malrelasi dan malformasi struktur dentokraniofasial. Tujuannya adalah untuk

    memperoleh oklusi yang optimal dan harmonis, baik letak maupun fungsinya.

    Perawatan ortodontik terutama didasari oleh pertumbuhan dan

    perkembangan oklusi serta tulang kraniofasial. Pada masa pertumbuhan dan

    perkembangan terjadi perubahan palatum pada arah sagital, lateral dan vertikal,

    mulai dari prenatal hingga gigi geligi erupsi. Adanya ketidakseimbangan arah

    pertumbuhan akan menyebabkan perubahan yang berakibat ketidaksesuaian antaraukuran palatum dan relasi gigi yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi.

    Tulang maksila terhubung dengan tulang palatum melalui sutura yang

    memberi kesempatan pada tulang untuk berkembang dan berkontak dengan tulang

    disekitarnya. Sistem sutura membuat maksila dan palatum bergerak ke depan dan

    ke bawah terhadap basis kranium anterior selama masa pertumbuhan. Lengkung

    maksila menjadi lebih tinggi dan lebih lebar akibat pertumbuhan, sementara itu

    lengkung palatum akan bertambah besar secara tranversal (tinggi) dan sagital

    (panjang) sepanjang masa kanak-kanak sampai dewasa. Penelitian Budiman

    dkkmenemukan bahwa lebar lengkung gigi berbanding terbalik dengan panjang

    lengkung gigi. Basis apikal lengkung gigi maksila dan konfigurasi fosa kranial

    anterior berkaitan dengan palatum. Bentuk palatum merupakan proyeksi dari

    keduanya.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    4/15

    Pertumbuhan palatum yang aktif terjadi pada usia 12 tahun sampai usia 15

    tahun. Selanjutnya pertumbuhan palatum terhenti yang disertai dengan

    berakhirnya penutupan sutura palatinus. Pertumbuhan maksila berhenti pada usia

    sekitar 15 tahun untuk perempuan dan sekitar usia 17 tahun untuk laki-laki.

    Agustini TF dkk menyatakan bahwa pencegahan maloklusi yang

    memanfaatkan pertumbuhan dan perkembangan palatum sering dikaitkan dengan

    bentuk palatum, lebar intermolar serta panjang lengkung gigi posterior. Pada

    bentuk palatum yang dalam atau tinggi secara klinis dapat menyebabkan adanya

    gigitan silang posterior, lebar intermolar sempit serta panjang lengkung gigi yang

    pendek.

    Banyak ditemukan berbagai macam kasus maloklusi pada klinik bagian

    Ortodonsia di Rumah Sakit Gigi dan Mulut.Perawatan maloklusi dilakukan

    dengan alat ortodontik lepasan. Sebelum melakukan perawatan ortodontik

    operator melakukan analisis ruang untuk mengetahui ruang yang dibutuhkan pada

    saat perawatan.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    5/15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Mekanisme Ekspansi dan Retensi Tulang Pada Pemakaian RME

    RME adalah suatu alat yang digunakan di klinik, bertujuan untuk

    mengoreksi defisiensi maksila dalam arah transversal dan untuk menambah

    panjang lengkung maksila. RME mampu mengeliminasi diskrepansi transversal

    lengkung rahang yang disebabkan defisiensi maksila.

    Dalam perawatan ini gigi geligi dan tulang kraniofasial adalah hal penting

    yang perlu diperhatikan, meliputi periodonsium dan sutura.Pada prinsipnya, sutura

    wajahdan jaringan periodontal memiliki respon sama terhadap gaya yang

    diberikan.

    Lee dkk mengidentifikasi pada bidang sagital dan frontal, bahwa

    lokasi pusat resisten dari dentomaksila menghubungkan gaya ekspansi dari sutura

    midpalatal ke pusat resisten dari struktur osseus.

    Pada bidang frontal, jika gaya ekpansi Jackscrew (F) digunakan makaakan menghasilkan moment dan gaya sama pada pusat resisten di tiap sisi maksila.

    Besarnya moment adalah sama tegak lurus terhadap jarak (Y) dari tiap pusat

    resisten pada garis aksi dari gaya ekspansi, dikalikan dengan gaya ekspansi (F).

    Moment yang sama cenderung membagi maksila rotasi pada pusat resisten, jika

    gaya ekspansi (F) sama pada pusat resisten maka cenderung membagi maksila

    (Gambar 4).

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    6/15

    Tiap maksila yang terbagi akan berotasi karena struktur osseuspada sutura

    frontonasal akan teresorpsi dengan cepat, menyebabkan rotasi dari maksila sekitar

    satu titik di atas pusat resisten daripada di sutura frontonasal (Gambar 5).

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    7/15

    2.2 Mekanisme Perubahan Histologi Pada Waktu Ekspansi dan Retensi Saat

    Pemakaian RME

    Ketika suatu tekanan diaplikasikan pada maksila untuk orthodonti, maka

    hal tersebut mengakibatkan pembentukan area tekanan dan tegangan disekeliling

    gigi. Tulang adalah jaringan hidup yang bereaksi terhadap tekanan dan tegangan

    pada cara tertentu. Permukaan tulang yang menerima tekanan bereaksi dengan

    resorpsi tulang sementara tulang yang menerima tegangan menunjukkan deposisi.

    Perubahan histologi yang terlihat selama pergeseran yang beragam tergantung

    pada kekuatan, jumlah, dan durasi yang diberikan.

    Fase Aktivasi

    Awal terjadinya proses remodeling tulang melibatkan penangkapan sinyal

    inisiasi remodeling. Sinyal ini terdiri dari beberapa bentuk, misalnya adanya gaya

    mekanik yang mengakibatkan kerusakan struktur, aksi hormon pada tulang, dan

    lain sebagainya.

    Kerusakan pada matriks tulang, menyebabkan terjadinya apoptosis osteosit

    dan peningkatan osteoklastogenesis. Pada kondisi normal, ostiosit mensekresi

    Transforming Growth Factor (TGF-), yang akan mencegah terjadinya

    osteoklastogenesis. Akan tetapi karena terjadinya apoptosis osteosit, maka terjadi

    penurunan sekresi TGF-, sehingga sinyal inhibitor osteoklastogenesis

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    8/15

    berkurang. Karena berkurangnya sinyal inhibitor osteoklastogenesis, terjadi

    pembentukan preosteoklas.

    Hormon paratiroid (PTH) yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid jugamemerankan fungsi yang penting dalam aktivasi osteoklas. PTH akan berikatan

    dengan Reseptor PTH pada permukaan osteoblas dan akan mengaktifkan protein

    kinase A, protein kinase C, dan kemudian menstimulasi terjadinya proses

    transkripsi molekul yang akan menyebabkan perubahan preosteoklas menjadi

    osteoklas dan menyebabkan terjadinya proses resorpsi tulang.

    Fase Resorpsi

    Setelah proses di atas, osteoblas akan memproduksi Matrix

    metalloproteinase (MMPs), sebagai respon dari sinyal remodeling. MMPs akan

    mendegradasi osteoid pada permukaan tulang yang akan menyebabkan

    terbukanya tempat adhesi osteoklas yang dinamakan RGD-binding sites.

    Osteoklas akan melakukan perlekatan/adhesi pada RGD-binding sites dan akan

    membentuk daerah terisolasi yang dinamakan sealed zone. Kemudian ion

    hidrogen akan dipompa kedalam sealed zone dan membuat suasana asam yang

    kemudian akan melarutkan matrix termineralisasi pada tulang.

    Resorpsi Tulang

    Sel yang berperanadalahosteoklas.Osteoklas berasal dari sel stem

    hematopoitik dalam sumsum tulang, fusi progenitor mononuclear dari monosit-

    makrofag lineage.Osteoklas merupakan sel multinuklear yang mengandung 4-20

    nukleus. Osteoklas ditemukan kontak dengan permukaan tulang dan dalam lakuna

    (Howships lacuna). Pada daerah resorpsi dapat ditemukan osteoklas kurang lebih

    4-5 osteoklas tetapi biasanya hanya 1 atau 2 osteoklas.

    Proses Resorpsi Tulang

    1.

    Dalam sitoplasma osteoklas, carbonic anhidraseII (CA II) membentuk asam

    karbonat (H2CO3) dari karbondioksida (CO2) dan air.

    2. Asam karbonat terurai menjadi bikarbonat (HCO3-) dan proton (H+).

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    9/15

    3. Proton digerakkan melalui ruffled border ke dalam lakuna dengan vacuolar

    proton pump(H+-ATPase).

    4.

    Membran ruffled border dipertahankan oleh channel chlorid yang

    berpasangan dengan H+-ATPase dan menghasilkan HCL yang mengakibatkan

    celah/rongga ekstraselular yang dekat dengan tulang mempunyai pH 4-5.

    5.

    Lingkungan yang asam menyebabkan degradasi hidroksiapatit dalam tulang.

    6. Proton mendegradasi HA menjadi Ca2+ yang larut dalam fosfat anorganik

    (HPO42-) dan air.

    7.

    Selain itu osteoklas juga mensekresi tartrate-resistant acid phosphatase dan

    thiol proteinase yang merupakan acidic collagenase, cathepsin K, yang

    diperlukan untuk efisiensi degradasi tulang

    Fase Reversal

    Setelah terjadinya resorpsi, masih terdapat sisa material organik pada matrix yang

    tidak dicerna oleh osteoklas. Kemudian sel mononuklear akan menghancurkan

    sisa-sisa matrix organik yang biasanya berupa kolagen, dan kemudian akan

    mensekresikan sinyal kimia yang akan menghambat sinyal resorpsi tulang dan

    akan memfasilitasi sinyal formasi tulang menciptakan lingkungan yang tepatuntuk terjadinya pembentukan tulang yang akan dimediasi oleh osteoblas.

    Fase Formasi

    Cara kerja dari sinyal diatas belum diketahui secara pasti dan masih berupa

    kontroversi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sinyal tersebut berada di

    dalam matriks tulang, dan saat terjadinya demineralisasi matriks tulang oleh

    osteoklas, sinyal ini terbebas. Sinyal-sinyal yang dimaksud antara lain Growth

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    10/15

    factors I dan II dan TGF-, sinyal - sinyal ini yang dipercaya bertanggung jawab

    untuk memberikan sinyal panggilan kepada sel mesenkim yang akan membentuk

    tulang baru. Namun, menurut peneilitian terbaru pada orang yang mengalami

    kelainan sifat osteoklas, dimana osteoklas tidak dapat meresorbsi tulang, tetap

    ditemukan adanya pembentukan tulang baru walaupun tidak terjadi resorpsi pada

    tulang. Sehingga penelitian ini dapat membuktikan dan membantah teori yang

    mengatakan bahwa sinyal ini berada di dalam matriks tulang, dan akan terbebas

    saat terjadinya resorpsi. Sehingga berdasarkan penelitian itu, diajukan hipotesis

    baru, bahwa sinyal yang memfasilitasi terbentuknya tulang baru tersebut bukan

    berada pada matrix tulang, namun diproduksi oleh osteoklas.

    Osteoklas akan memproduksi Sphingosine 1-phosphate, yang kemudian akan

    memobilisasi sel preosteoblas dan sel mesenkim ke area tempat resorpsi terjadi,

    dan memfasilitasi perubahan preosteoblas menjadi osteoblas. Kemudian osteoblas

    dan sel mesenkim akan mensekresikan molekul berupa kolagen tipe 1 sebagai

    komponen organik utama tulang, beberapa protein non kloagen seperti

    proteoglikan, dan protein-protein lainnya. Kemudian sisa molekul organik lainnya

    yang berupa lipid juga disekresikan. Agar tulang mencapai bentuk yang

    sempurna, terjadi proses deposit molekul anorganik seperti hydroxil-apatite dan

    mineral-mineral lainnya sehingga tulang akan termineralisasi dan terbentuk secara

    sempurna.

    Fase Terminasi

    Saat kuantitas tulang yang teresorpsi, telah digantikan oleh tulang baru

    secara keseluruhan, proses remodeling berhenti. Jenis sinyal kimia yang

    melakukan terminasi dan menghentikan remodelling tulang belum diketahui

    secara pasti.

    Osteoblas yang tersisa pada permukaan tulang akan mengalami apoptosis,

    sedangkan osteoblas yang berada di dalam matrix tulang akan berdiferensiasi

    menjadi osteosit.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    11/15

    Gambar 1. Siklus remodeling tulang. Sumber:siumed.edu

    Gambar 2. Gambaran Histologis remodeling tulang. Sumber:siumed.edu.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    12/15

    Gambar 3. Gambaran Histologis resorpsi tulang. Sumber:www.lab.anhb.uwa.edu.au

    Proses Deposisi

    Sel yang berperan adalah osteoblas. Osteoblas berasal dari local

    pluripotent mesenchymal stem cells, yaitu dari sel stem stromal sumsum tulang

    (endogenous) atau sel-sel stem mesenkim jaringan ikat (periosteum).Osteoblas

    selalu dalam kelompok-kelompok, sel kuboid disepanjang permukaan tulang

    (100-400 sel/daerah pembentukan tulang). Osteoblas yang matur akan mensekresi

    osteoid, kolagen tipe I, faktor pertumbuhan, alkalin fosfatase disebut dengan

    matriks osteoid.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    13/15

    Proses pembentukan tulang ada tiga proses

    1. Produksi matriks osteoid

    2. Maturasi matriks osteoid3. Mineralisasi

    Deposisi HA/mineralisasi terjadi apabila konsentrasi lokal Ca2+dan PO42-di atas

    nilai ambang, yang prosesnya adalah:

    1. Glikoprotein dalam osteoid berikatan dengan Ca2+ ekstraselular.

    2.

    Enzim alkalin fosfatase yang banyak di dalam osteoblas, meningkatkan

    konsentrasi lokal Ca2+dan PO42- dengan cara memecah ion pyrophosphate,

    sedangkan enzim pyrophosphatase terus menerus memecah P2O74- dari

    molekul-molekul besar yang berasal dari cairan ekstraseluler.

    3. Vesikel matriks yang diproduksi osteoblas akan mengalami penumpukan Ca2+

    dan PO42-

    4. Vesikel yang mengandung kalsium dan phosphat yang tinggi, akan kehilangan

    hubungan dengan sel dan akan nampak menjadi kristal yang berbentuk jarum,

    dan kandungan airnya berkurang.

    5. Pada konsentrasi yang cukup tinggi terjadi pengendapan solid, tidak sebagai

    hidroksiapatit, tapi kemungkinan sebagai calcium phosphate yang amorf

    (Ca(PO4)2XH2)) (ada dalam substansi tulang yang muda).

    6. Kemudian bahan amorf tersebut diubah menjadi hidroksiapatit yang stabil.

    7. Ini merupakan pembentukan apatit paling awal dan akan terus berlanjut.

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    14/15

    BAB III

    PENUTUP

    RME adalah suatu alat yang digunakan di klinik, bertujuan untuk

    mengoreksi defisiensi maksila dalam arah transversal dan untuk menambah

    panjang lengkung maksila.

    Tulang adalah jaringan hidup yang bereaksi terhadap tekanan dan

    tegangan pada cara tertentu. Permukaan tulang yang menerima tekanan bereaksi

    dengan resorpsi tulang sementara tulang yang menerima tegangan menunjukkan

    deposisi. Perubahan histologi yang terlihat selama pergeseran yang beragam

    tergantung pada kekuatan, jumlah, dan durasi yang diberikan.

    Proses pembentukan tulang ada tiga proses :

    1. Produksi matriks osteoid

    2. Maturasi matriks osteoid

    3. Mineralisasi

  • 7/24/2019 185713169 Makalah RME Edit

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Foster, T.D. Buku ajar ortodonsi edisi III. Jakarta: EGC; 1997, p. 134-156

    2.

    Hassan R, Rahimah AK. Occlusion, malocclusion, and method of

    measurement an overview. J Orofacial Science 2007; 2: 3-9.

    3.

    Phan X, Antoniazzi A, Short L. Palatal expansions in mixed dentition

    versus early permanent dentition. Virtual J Orthod 2007; 7 (3): 2-8.

    4. Rahardjo, P. Ortodonti Dasar. Surabaya: AUP; 2009, p. 112-131

    5.

    Yohana, Winny. Perawatan ortodonti pada geligi campuran. Fakultas

    kedokteran gigi universitas padjajaran. Bandung. Hal : 1