repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/lusi 1702012018.pdf · faktor yang...

217
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA TIMBUL ACEH TENGGARA TAHUN 2019 TESIS Oleh: LUSI 1702012018 PROGRAMSTUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2020

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN

POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK

WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA

TIMBUL ACEH TENGGARA

TAHUN 2019

TESIS

Oleh:

LUSI

1702012018

PROGRAMSTUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2020

Page 2: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN

POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK

WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA

TIMBUL ACEH TENGGARA

TAHUN 2019

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Mayarakat (M.K.M) pada Program Studi S2 Kesehatan

Masyarakat Minat Studi Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Institut Helvetia Medan

Oleh :

LUSI

1702012018

PROGRAMSTUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2020

Page 3: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Page 4: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Telah diuji pada tanggal : 14 Maret 2020

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Badiran .,M.Pd

Anggota : 1. Tengku Moriza SE.,MM

2. Dr. Achmad Rifai.,S.K.M.,M.Kes

3. Neni Ekowati Januariana.,Ir.,M.P.H

Page 5: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Page 6: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Page 7: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ABSTRAK

Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019.

LUSI

1702012018

Lanjut usia (lansia) merupakan seseorang yang telah mencapai 60 tahun ke atas baik pria

maupun wanita.Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui Faktor Yang Memengaruhi terhadap

pemanfaatan Posbindu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Ukhat

PeselukTahun 2019.

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross

Sectional..Populasi sebanyak 146 orang dan sampel 59 orang. Analisis data kuantitatif

menggunakan uji chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menujukkan

pemanfatan posbindu lansia tidak memanfaatkan posbindu 40 orang dengan hasil uji chi-square

menujukkan variabel pengetahuan, sikap,akses, dukungan petugas kesehatan. Hasil uji regresi

logistik berganda menujukkan variabel pengetahuan paling berpengaruh terhadap pemanfaatan

Posbindu Lansia dan

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada Pengaruh Pengetahuan dan Ada Hubungan,

sikap, akses, dan dukungan petugas kessehatan dengan Pemanfaatan Posbindu Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019.

Disarankan agar Desa Ukhat Peseluk Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara lebih

meningkatkan peran serta dalam memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dan mampu

dalam mempromosikan tentang pemanfaatan posbindu lansia dan sebaiknya petugas kesehatan

juga Door To Door dalam memberikan penyuluhan terutama tentang posbindu lansia.

.

Kata Kunci : Pemanfaatan, Posbindu, Lansia

Daftar Pustaka : 64 Referensi (9 Buku+55 Artikel Jurnal)

Page 8: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Page 9: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis yang berjudul “Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019 “.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ismail Efendy, M.Si, sebagai Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.

2. Dr. Achmad Rifai.,S.K.M.,M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan selaku Dosen Penguji

yang telah mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan

nasehat dan petunjuk guna menyelesaikan tesis ini.atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister

Kesehatan Masyarakat.

3. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns., S.Pd, M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi serta arahan dalam perkuliahan maupun penyelesaian Tesis.

4. Iman Muhammad, SE.,S.Kom, MM., M.Kes, sebagai Ketua Yayasan Helvetia

Medan

5. Prof. Dr. Muhammad Badiran .,M.Pd selaku pembimbing I dan penguji I yang

telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penyusunan tesis ini.

6. Tengku Moriza SE.,MM selaku pembimbing II dan penguji II yang telah

banyak memberikan kritik dan saran dalam penyusunan tesis ini.

7. Neni Ekowati Januariana.,Ir.,M.P.H selaku Dosen Penguji yang telah

mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan nasehat dan

petunjuk guna dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Para Guru Besar dan Staf Pengajar di lingkungan Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia yang telah memberikan bimbingan dan teladan

selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Kepala Puskesmas Leuser Kecamatan Leuser yang telah mengizinkan dan

turut membantu dalam melakukan uji validitas ditempatnya.

Page 10: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

10. Kepala Puskesmas Naga Timbul yang telah mengizinkan dan turut membantu

melakukan penyelesaian penelitian di tempatnya.

11. Terimakasih kepada seluruh responden dan juga kepada Kader beserta petugas

kesehatan yang telah ikut serta dalam membantu kegiatan penelitian ada

bantuan dari seluruh responden mungkin penelitian yang berelangsung tidak

akan terlaksana dengan baik

12. Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, dan

adik-adik ku yang turut serta memberikan dukungan dan motivasi. Selanjutnya

penulis mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman Khususnya

Peminatan AKK yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini

hingga selesai. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan, untuk itu diharapkan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan tesis ini.

13. Orang yang teristimewa dalam hidupku Suami tercinta dan kedua anak-anak

ku serta mertua, yang turut memberi dukungan baik Moril maupun Materil

yang sangat mendorong penulis untuk terus berusaha dalam menyelesaikan

tesis ini demi terwujudnya cita-cita untuk memperoleh gelar magister

kesehatan masyarakat di Inkes Helvetia Medan

Medan, 14 Maret 2020

Penulis

Lusi

Page 11: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lusi lahir di Lawe Sigala Timur (Aceh Tenggara) Pada Tanggal 29

Maret 1985, Beragama Kristen Protestan anak Ketiga dari Enam bersaudara dari pasangan

ayahanda J.Tampubolon dan Ibunda B. Simanggunsong penulis sudah menikah dengan CST Dedi

Opentri Simanungkalit pada bulan April Tahun 2008 dan dikarunia dua orang anak Putra dan Putri

yaitu Sari Prisca Aulia Br Simanungkalit dan Binarwan Putra Jaya Simanungkalit sekarang

menetap di Kutacane Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri No.2 Kabupaten Aceh

Tenggara Pada Tahun 1997, Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Di SLTP Negeri 1

Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara Pada Tahun 2000, Pendidikan Sekolah Menegah

Atas di SMU Swasta Thomas 3 Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2003,

Pendidikan SI Ilmu Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Helvetia

Medan Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2007. Selanjutnya sejak tahun 2018 penulis

mengikuti pendidikan lanjutan di program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan

Helvetia Medan dengan peminatan studi Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.

Penulis Mulai bekerja sebagai Petugas Pendaftaran di Puskesmas Lw Perbunga

Kabupaten Aceh Tenggara Sejak Tahun 2007 sampai tahun 2008, dan Sebagai Pemegang Program

SP2TP dan Pcare BPJS di Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008 sampai tahun

2017, dan Sebagai Kepala Puskesmas di Puskesmas Naga Timbul Kabupaten Aceh Tenggara

Sejak Tahun 2018 sampai tahun 2019, dan sebagai Kepala Puskesmas di Puskesmas Lawe Sumur

Kabupaten Aceh Tenggara sejak tahun 2019 sampai sekarang.

Page 12: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT .................................................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 7

1.3.1. Tujuan Umum ..................................................... 7

1.3.2. Tujuan Khusus .................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................... 8

1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................. 8

1.4.2. Manfaat Praktis ................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................ 10

2.2. Telaah Teori .................................................................................... 14

2.2.1. Lansia (Lanjut Usia) ........................................................ 14

2.2.2. Klasifikasi Lanjut Usia (Lansia) ...................................... 16

2.2.3. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia ................................ 17

2.2.4. Proses Lansia ................................................................... 19

2.2.5. Perubahan-Perubahan yang terjadi pada Lansia .............. 20

2.2.6. Penyakit yang sering dialami Lansia ............................... 25

2.2.7. Permasalahan Umum Kesehatan Lansia .......................... 29

2.2.8. Asupan Gizi pada Lansia ................................................. 31

2.2.9. Posbindu Lansia .............................................................. 33

2.2.10. Tujuan dan Sasaran Posbindu .......................................... 34

2.2.11. Kegiatan Posbindu Lansia ............................................... 35

2.2.12. Sarana .............................................................................. 37

2.2.13. Manfaat Posyandu Lansia ............................................... 37

2.2.14. Pelaksana Kegiatan Posyandu ......................................... 38

2.2.15. Mekanisme Pelaksana Kegiatan ..................................... 38

2.2.16. Perilaku .......................................................................... 39

2.2.17. Peraturan Pemerintah Terkait Posbindu .......................... 42

2.2.18. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posbindu

Lansia .............................................................................. 44

2.3. Landasan Teori ................................................................................ 49

2.4. Kerangka Konsep ............................................................................. 50

2.5. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 52

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 52

3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................. 52

3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................ 52

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 53

Page 13: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

3.3.1. Populasi Penelitian ......................................................... 53

3.3.2. Sampel Penelitian ........................................................... 53

3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 54

3.4.1. Jenis Data ........................................................................ 54

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 54

3.4.3. Uji Validitas dan Realibilitas .......................................... 54

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional .................................................. 58

3.5.1. Variabel Penelitian ......................................................... 58

3.5.2. Defenisi Operasional ...................................................... 59

3.6. Metode Pengukuran ......................................................................... 60

3.7. Metode Pengolahan Data ................................................................ 61

3.8. Metode Analisis Data ...................................................................... 62

3.8.1. Analisis Univariat ............................................................ 62

3.8.2. Analisis Bivariat .............................................................. 62

3.8.3. Analisis Multivariat ......................................................... 62

3.9. Penyajian Data ................................................................................. 64

3.10. Etika Penelitian ............................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 66

4.2. Hasil Penelitian ............................................................................... 68

4.2.1. Analisa Univariat ............................................................. 68

4.2.2. Analisa Bivariat .............................................................. 78

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia

di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa

Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................................. 87

5.2. Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa

Ukhat Peseluk Tahun 2019 .............................................................. 90

5.3. Pengaruh Sarana Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa

Ukhat Peseluk Tahun 2019 .............................................................. 94

5.4. Pengaruh Akses Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa

Ukhat Peseluk Tahun 2019 .............................................................. 95

5.5. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ...................................... 99

5.6. Pengaruh Dukungan Petugas Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ...................................... 109

5.7. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 112

BAB VI KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 113

6.2. Saran................................................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 118

LAMPIRAN .......................................................................................................... 122

Page 14: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Teori Menurut Law Green ...................................................... 48

2.2. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 48

Page 15: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

1

1

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1. Hasil Uji Validitas Pengetahuan ............................................................. 53

3.2. Hasil Uji Validitas Sikap ........................................................................ 53

3.3. Hasil Uji Validitas Sarana ...................................................................... 54

3.4. Hasil Uji Validitas Akses ........................................................................ 54

3.5. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga ................................................. 54

3.6. Hasil Uji Validitas Dukungan Petugas Kesehatan .................................. 55

3.7. Hasil Uji Reliabilitas............................................................................... 56

3.8. Aspek Pengukuran Variabel Independen (X) dan Dependen (Y) ........... 58

4.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan ........... 64

4.2. Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Dalam Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ........................................... 65

4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Sikap ...................... 65

4.4. Distribusi Frekuensi Faktor Sikap Dalam Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................................ 67

4.5. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sarana ..................................... 67

4.6. Distribusi Frekuensi Faktor Sarana Dalam Pemanfaatan

PosbinduLansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................ 68

4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Akses ...................... 69

4.8. Distribusi Frekuensi Faktor Akses Dalam Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................................ 69

4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dukungan

Keluarga.................................................................................................. 70

4.10. Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Keluarga Dalam Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................ 71

4.11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dukunagn Petugas

Kesehatan................................................................................................ 71

4.12. Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Petugas Kesehatan Dalam

Pemanfaatan Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ...................... 72

4.13. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posbindu Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun

2019 ........................................................................................................ 72

4.14. Distribusi Frekuensi Umur Lansia Di Wilayah Kerja Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun

2019 ........................................................................................................ 73

4.15. Distribusi Frekuensi Pendidikan Lansia Di Wilayah Kerja Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun

2019 ........................................................................................................ 73

4.16. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Lansia Di Wilayah Kerja Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun

2019 ........................................................................................................ 73

4.17. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................ 74

Page 16: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

2

2

4.18. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................................ 75

4.19. Tabulasi Silang Hubungan Sarana Dengan Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................................ 76

4.20. Tabulasi Silang Hubungan Akses Dengan Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ........................................................... 77

4.21. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................ 78

4.22. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Petugas Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 ............................................ 79

4.23. Seleksi Variabel yang Menjadi Kandidat Model dalam Uji Regresi

Logistik Berdasarkan Analisis Bivariat .................................................. 80

4.24. Hasil Analisis Regresi Logistic Berganda Tahap Pertama ...................... 81

4.25. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Kedua .................................. 81

Page 17: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

3

3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner .................................................................................................... 119

2 Master Data Uji Validitas ............................................................................ 126

3 Master Data Penelitian ................................................................................. 129

4 Hasil Uji Validitas (Output) ......................................................................... 132

5 Hasil Output Penelitian ................................................................................ 144

6 Dokumentasi ............................................................................................ 170

7 Surat Survei Awal ........................................................................................ 178

8 Surat Balasan Survei Awal .......................................................................... 179

9 Surat Validitas 180

10 Surat Balasan Validitas ................................................................................ 181

11 Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 182

12 Surat Balasan Izin Penelitian ....................................................................... 183

13 Permohonan Pengajuan Judul Tesis ............................................................. 184

14 Lembar Revisi Proposal ............................................................................... 185

15 Lembar Revisi Hasil Tesis ........................................................................... 186

16 Lembar Bimbingan Proposal ....................................................................... 187

17 Lembar Bimbingan Hasil Tesis ................................................................... 188

Page 18: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

4

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun ke atas

baik pria maupun wanita. Secara Global United Nations (PBB) telah

memprediksikan pertambahan usia lanjut hingga 2,6 %. Pertambahan jumlah ini

melebihi pertambahan populasi keseluruhan yaitu (1,2%). Jumlah usia lanjut

tersebut meningkat menjadi 700 Juta di tahun 2009 dan diproyeksikan di tahun

2050 mencapai 2 milyar, 3 kali lebih tinggi dibandingkan yang terjadi di tahun

2009. Pertumbuhan ini terjadi lebih cepat di negara sedang berkembang

dibandingkan dengan negara maju. Di China sejak tahun 1999 Komite Aging

melaporkan bahwa penduduk usia lanjut diprediksikan mencapai 400 juta atau

sekitar 30 % dari total jumlah penduduk (1).

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan penduduk lansia di Indonesia

pada tahun 2020 mendatang akan mencapai angka 11,34 % atau tercatat 28,8 juta

orang. Menurut WHO dalam Health in South East-Asia, proporsi penduduk tua

dalam populasi mengalami perkembangan yang sangat cepat terlebih pada negara

di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di

kawasan Asia Tenggara, memiliki riwayat peningkatan jumlah lansia yang

signifikan seiring dengan peningkatan kualitas kesehatan yang berdampak pada

peningkatan angka harapan hidup yakni sebesar 14 juta jiwa lansia sejak tahun

1971 hingga tahun 2009 (Anonim, 2010) (2).

Page 19: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

2

Jumlah penduduk lansia Indonesia adalah 18,57 juta jiwa, meningkat

sekitar 7,93% dari tahun 2000 yaitu sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan

jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa

per tahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di

Indonesia akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa (3).

Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi

peningkatan umur harapan hidup. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5

tahun, angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 dan pada tahun

2011 menjadi 69,65 tahun (4).

Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya

masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia dengan menitik beratkan

pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Posyandu Lansia juga

memberikan palayanan social, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga, seni

budya untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan. Sampai dengan tahun 2015, jumlah kelompok lansia (Posyandu

Lansia) yang memberikan pelayanan promotif dan preventif tersebar di 23

Provinsi di Indonesia adalah 7.215 Posyandu Lansia (5).

Secara biologis, penduduk lansia adalah penduduk yang telah mengalami

proses penuaan dan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap

penyakit. Penurunan fungsi tersebut menjadi penyebab munculnya berbagai

persoalan pada lansia dan orang lain yang hidup di sekitarnya. Proses menua juga

mempengaruhi keadaan psikologis seseorang seperti perubahan emosi menjadi

mudah tersinggung, depresi, rasa cemas yang dialami seseorang dalam merespon

Page 20: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

3

perubahan fisik yang terjadi pada dirinya (6).

Pada usia lansia akan timbul berbagai permasalahan baik yang bersifat

umum maupun yang khusus. Penyebab timbulnya permasalahan pada lanjut usia

adalah harapan hidup bertambah panjang, morbiditas meningkat, lanjut usia

mengalami beban ganda (mengidap penyakit infeksi dan kronis), bertambahnya

kerusakan yang terjadi, faktor-faktor lain diantaranya adalah psikososial,

lingkungan, sosio ekonomi, stress, penilaian terhadap diri sendiri, dan akses

kepada fasilitas kesehatan.Dari hal tersebut akan mengakibatkan gangguansistem

(musculoskeletal, kardiovaskuler, pernapasan, pencernaan, urogenital, hormonal,

saraf, kulit, kuku, rambut, dan lain-lain), timbulnya penyakit dan manifestasi

klinik, menurunnya ADL (Activities of Daily Living) / aktivitas keseharian (7).

Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat juga

menimbulkan berbagai permasalahan,sehingga lanjut usia perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari semua sector untuk upaya peningkatan kesejahteraan

lanjut usia. Adapun untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu

upaya pembinaan kelompok lanjut usia melalui puskesmas yang mencakup

kegiatan promotif, preventif dan rehabilitatif. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 pasal 8 disebutkan bahwa pemerintah,

masyarakat dan keluarga bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan

kesejahteraan sosial lanjut usia (lansia) (8).

Mengingat kondisi tersebut, maka lansia perlu mendapatkan perhatian yang

serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

Adapun untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya

Page 21: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

4

pembinaan kelompok lanjut usia melalui Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) yang mencakup kegiatan promotif, preventif, dan rehabilitatif.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 pasal 8

disebutkan bahwa pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung jawab atas

terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan social lansia.Selain itu berdasarkan

UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, dimana upaya pemeliharaan kesehatan

bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan

produktif secara sosial maupun ekonomi, serta pemerintah wajib menjamin

ketersediaan pelayanan kesehatan danmemfasilitasi kelompok lanjut usia untuk

dapat tetap hidup mandiri dan produktif. Oleh karena itulah maka Pemerintah

mencanangkan pelayan kesehatan yang penyelenggaraannya melalui program

Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,tokoh masyarakat

dan organsasi social yang disebut dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu)

lansia atau yang saat ini dikenal dengan Pos Pembinaan Terrpadu (Posbindu)

lansia (9).

Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak

faktor, adapun faktor yang mempengaruhi tersebut adalah faktor demografi yang

berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan social ekonomi serta faktor-

faktor pendukung yakni sikap, ketersediaan sarana dan fasilitas, letak geografis,

pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga (10).

Lansia yang tidak mau memanfaatkan posyandu ini dapat disebabkan

karena lansia tidak atau belum mengetahui manfaat dari posyandu lansia itu

sendiri. Predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan ini adalah kurangnya

Page 22: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

5

pengetahuan lansia, keluarga serta masyarakat tentang posyandu lansia baik dalam

memahami dan mengetahui tujuan dan adanya kegiatan posyandu lansia

menyebabkan motivasi atau pemanfaatan posyandu lansia oleh lansia akan

berkurang (11).

Hasil survei awal yang diperoleh dari Puskesmas Naga Timbul desa Ukhat

Peseluk diketahui bahwa desa tersebut merupakan desa yang berada di pedesaan

terpencil, Desa ini juga masih sulit akses transportasinya dimana angkutan umum

hanya ada pada hari-hari tertentu karena berada pada daerah pegunungan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 10 oranglansia yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Naga Timbul desa Ukhat Peseluk dimana peneliti

menanyakan tentang kendala-kendala apa yang membuat lansia tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan posbindu dan peneliti juga menanyakan tentang apakah lansia

mengetahui apa itu posbindu dan apa-apa saja kegiatan posbindu tersebut.

Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa dari 10 orang lansia yang

ditanya terdapat 7 orang yang tidak mengetahui apa itu posbindu dan apa-apa saja

kegiatan posbindu, dan dari 10 orang lansia terdapat 7 orang yang menyatakan

alasan tidak mengikuti kegiatan lansia karena tidak mengetahui kapan kegiatan itu

dilakukan, tidak ada yang memberitahu, dan seperti apa kegiatan posbindu

tersebut. Sedangkan 4 orang dari lansia tersebut termasuk lansia yang pernah

mengikuti posbindu walaupun tidak aktif, dan tidak mengetahui secara jelas apa-

apa saja kegiatan yang dilakukan di posbindu tersebut, yang mereka tahu adalah

bahwa mereka datang ke posbindu hanya untuk memeriksakan kesehatannya saja.

Lansia juga menyatakan bahwa akses ke tempat posindu dilakukan kurang

Page 23: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

6

terjangkau, dimana tidak ada kendaraan yang selalu ada di tempat dan suami dan

anak juga tidak pernah mengingatkan agar pergi ke posbindu. Dari sikap lansia

terhadap posbindu juga masih sangat kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan lansia terhadap manfaat posbindu. Dan dari dukungan petugas

kesehatan diketahui bahwa dari 10 lansia yang di wawancarai terdapat 6 orang

yang menyatakan tidak pernah mendapatkan informasi terkait posbindu,

sedangkan 4 orang lansia pernah diajak oleh petugas kesehatan untuk mengikuti

kegiatan posbindu dan informasi itu di peroleh 2 tahun yang lalu. Berdasarkan

hasil aurvey awal dengan wawancara terhadap lansia dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan lansia tentang posbindu masih kurang, sikap juga masih kurang,

ketersediaan saranaprasarana masih minim, akses dari tempat tinggal lansia ke

tempat posbindu sangat jauh, dan dukungan keluarga juga masih kurang dan

petugas kesehatan juga masih kurang memberikan dukungan kepada lansia.

Sehingga berdasarkan permasalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang” Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Posbindu Lansia Di

Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019 ”.

1.2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian adalah sebagai berikut: “Apa saja faktor yang memengaruhi

pemanfaatan Posbindu lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas

Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019 ”.

Page 24: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

7

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. TujuanUmum.

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui Faktor Yang Memengaruhi

pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas

Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019 ”.

1.3.2. Tujuan Khusus.

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul

Aceh Tenggara Tahun 2019.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Sarana Kesehatan Terhadap Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

4. Untuk Mengetahui Pengaruh Akses Terhadap Pemanfaatan Posyandu

Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul

Aceh Tenggara Tahun 2019.

5. Untuk Mengetahui Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

6. Untuk Mengetahui Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap

Pemanfaatan posbindu lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Page 25: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

8

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

7. Untuk Mengetahui Pengaruh yang Lebih Dominan Terhadap Pemanfaatan

Posbindu di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul

Aceh Tenggara Tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya

dibidang kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan Faktor-Faktor Yang

Memengaruhi Pemanfaatan Posbindu Lansia di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

2. Sebagai Khasanah dan referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih kepada

masyarakat terkait faktor yang memengaruhi pemanfaatan Posbindu lansia

sehingga masyarakat dapatberperan dalam mendukung kegiatan Posbindu

lansia serta penelitian ini dapat menambah kesadaran akan pentingnya

kesehatan, dimana Posbindu merupakan salah satu tempat pemeriksaan

kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Puskesmas Naga Timbul

untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pemanfaatan

Page 26: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

9

Posbindu lansia sehingga dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Naga

Timbul dalam meningkatkan cakupan dari pelaksanaan Posbindu

khususnya meningkatkan keaktifan lansia untuk berkunjung dan

mendapatkan pelayanan kesehatan di Posbindu yang ada di Puskesmas

Naga Timbul. Bagi pemegang program lansia khususnya diharapkan dapat

memberikan acuan untuk meningkatkan pengembangan informasi kepada

lansia agar program berjalan sesuai kebutuhan lansia dilapangan

3. Diharapkan kepada responden untuk dapat lebih mengetahui pemanfaatan

Posbindu pada lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

4. Diharapkan menjadi masukan bagi puskesmas khususnya pengelola

program penanggulangan dan dapat melakukan intervensi kembali dan

diharapkan dapat melakukan upaya-upaya promosi kesehatan yang

bertujuan lebih meningkatkan pemanfaatan lansia agar program berjalan

sesuai kebutuhan lansia di lapangan.

Page 27: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Pada penelitian Melita pada Tahun 2018 menyatakan dalam temuannya

yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kunjungan Lansia Ke

Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Bintara Kota Bekasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan lansia ke posbindu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Bintara Kota

Bekasi tahun 2017 dengan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, akses dan

kebutuhan. Berdasarkan hasil tersebut hendaknya puskesmas melakukan upaya-

upaya untuk meningkatkan penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan lansia

sehingga lansia mengerti masalah kesehatan dan mau berkunjung ke posbindu

lansia (12).

Penelitian Rahmalia Ningsih Tahun 2014 Tentang Faktor –Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Lansia Mengunjungi Minat Lansia Mengunjungi Posyandu

Lansia. Dimana peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner.

Populasi penelitian ini adalah lansia yang berada di Kelurahan Tuah Karya

Pekanbaru. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode

“purposive sampling” Keluarga lansia disarankan untuk lebih

memperhatikan kondisi lansia baik itu kondisi fisik maupun psikologisnya dan

Page 28: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

11

menjaga kondisi kesehatan lansia dengan melakukan kontrol kesehatan minimal

sekali sebulan sehingga kondisi tubuh lansia dalam keadaan sehat, serta keluarga

lansia lebih memberikan motivasi kepada lansia sehingga lansia mau mengikuti

kegiatan posyandu lansia. Diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas

dan lengkap kepada keluarga dan lansia tentang posyandu lansia, selain itu

diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap lansia agar lansia

bersemangat dan termotivasi untuk datang ke posyandu lansia.Hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai evidence based dan tambahan informasi untuk

mengembangkan penelitian lebih lanjut. Selain itu, diharapkan penelitian

selanjutnya dapat mengkombinasikan dengan metode lain seperti wawancara dan

observasi langsung kepada responden supaya mendapatkan hasil yang lebih baik

(13).

Pada penelitian Wahyadaniah pada Tahun 2017, Analisi Faktor –Faktor

yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia dimana menyatakan dalam

temuannya tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan

Posyandu Lansia dengan Tujuan Posyandu Lanjut Usia untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta meningkatkan kualitas hidup dan

derajat kesehatan lansia sehingga diperlukan kemauan yang kuat bagi lansia

dalam mengikuti kegiatan posyandu dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia buntu batu di dusun Rumbia Desa

Lunjen Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Teknik pengambilan sampel

dengan simple random sampling diperoleh dengan 48 responden. Data penelitian

Page 29: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

12

diperoleh dari kuesioner dari sikap lansia, persepsi hambatan dan peran kader

serta hasil observasi kehadiran lansia di posyandu dalam 1 tahun terakhrir (14).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rusmin pada tahun 2015 dengan

judul Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di

wilayah kerja puskesmas somba opu kabupaten gowa tahun 2015, menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara sikap lansia (p=0,000<0,05), jarak kepelayanan

kesehatan (p=0,011<0,05), peran kader (p=0,005<0,05) dan dukungan keluarga

(p=0,028<0,05) dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas

somba opu kabupaten gowa tahun 2015 (15).

Penelitian Juniardi menyatakan faktor yang mempengaruhi rendahnya

kunjungan lansia ke posyandu lansia, antara lain pengetahuan, jarak rumah

dengan lokasi posyandu, dukungan keluarga, sarana dan prasarana penunjang

pelaksanaan posyandu, sikap dan perilaku lansia, penghasilan ekonomi, dukungan

petugas kesehatan (16).

Hasil penelitian Sumiati menyatakan pengetahuan tentang posyandu lansia

dimulai dari sumber informasi, sasaran, pengertian, pelayanan, status lansia,

manfaat posyandu lansia, orang yang bertugas di posyandu, dan peranan lansia

sehingga mempengaruhi keaktifan lansia dalam pemanfaatan posyandu. Sikap

lansia terhadap posyandu sangat positif, lansia tidak terbebani terkait kegiatan

posyandu yang rutin, lansia bersikap negatif terkait rencana perubahan fungsi

posyandu yang melayani masyarakat umum (17).

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara jarak tempuh posyandu lansia dengan pemanfaatan posyandu

Page 30: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

13

lansia dimana para lansia lebih cenderung 2,47 kali memanfaatkan posyandulansia

dibandingkan dengan lansia yang mempunyai jarak rumah yang jauh (p=0,012

dan OR=2,47) (18).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Sukabumi tahun 2014 yaitu menunjukkan bahwa 63,3% lansia tidak

aktif dalam memanfaatkan Posyandu Lansia dan hanya36,5% lansia yang aktif

dalam memanfaatkan Posyandu Lansiamenunjukkan bahwa faktor-faktor

penentu signifikan dari pemanfaatan Posyandu lansia adalah pengetahuan lansia,

dukungan keluarga(Mardiana Zakir, 2014). Penelitian terkait Pemanfaatan

Posyandu Lansia di Kota Pekanbaru pada tahun 2014 dihasilkan 70,3% lansia

tidak memanfaatkan Posyandu dan 29,7% yang memanfaatkan Posyandu. Faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia tersebut

disebabkan oleh pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan petugas

kesehatan (18).

Penelitian yang dilakukan Amral (2016) dengan judul analisis faktor

kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu di desa pagersari kecamatan ngantang

kabupaten malang, menyimpulkan kurang dari separuh (39,5%) lansia yang

berpengetahuan baik memiliki peluang 4,97 kali lebih besar untuk hadir di

posyandu dari pada yang berpengetahuan kurang. Serta kurang dari separuh

(37,2%) lansia yang mengalami dukungan keluarga kurang memiliki peluang 6,74

kali leboih besar untuk hadir di posyandu dari pada yang dukungan keluarga baik

(19).

Page 31: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

14

Penelitian yang dilakukan anggraini pada tahun 2015 dengan judul faktor

dominan lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu di dusun ngentak,

menyebutkan hasil uji chi square pada penelitian ini menunjukkan variable yang

memiliki hubungan dengan keaktifan lansia yaitu variable dukungan keluarga

(p=0,001), pelayanan kader (p=0,000) dan pelayanan petugas kesehatan

(p=0,000). Sedangkan yang tidak memiliki hubungan dengan keaktifan lansia

yaitu variable pekerjaan (p=0,570) serta jarak dan akses (p=1,000). Hasil uji

logistic menunjukkan bahwa variable pelayanan kader memiliki hubungan yang

paling dominan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu yaitu

dukungan keluarga, dan pelayanan petugas kesehatan (9).

2.2. Telaah Teori.

2.2.1. Lansia (Lanjut Usia)

Usia lanjut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) adalah tahap

masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. Usia

lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan

yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Penuaan adalah suatu proses

alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus, berkesinambungan.

Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada

tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan (20).

Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua

makhluk hidup. Dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 13 tahun 1998 dinyatakan bahwa

yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas.

Page 32: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

15

Lanjut usia adalah istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa

dan masa tua (21).

Lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologis yang terdiri dari tiga fase yaitu

fase progresif, stabil, dan regeresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah

kemunduran yang dimulai dari sel, komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel

menjadi haus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang

dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur anatomik, proses

menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung

secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokemis pada jaringan tubuh

dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara

keseluruhan (22).

Lanjut usia bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap

hidup manusia yang merupakan kelanjutan dari usia dewasa dan merupakan

tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang

mencapai usia lanjut tersebut. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah

penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yakni ditandai

dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan

penyakit yang dapat menyebabkan kematian (23).

Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ. Jika ditinjau secara ekonomi, penduduk lanjut usia

Page 33: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

16

lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumberdaya. Banyak orang

beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak

manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua,

seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat

(21).

2.2.2. Klasifikasi Lanjut Usia (Lansia)

Klasifikasi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (18) dalam buku

Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut dan Menurut

Kementrian Kesehatan RI (18) dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

terdapat lima klasifikasi lansia, yaitu sebagai berikut:

a. Pralansia: seseorang yang berusia 45-59tahun

b. Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun keatas

c. Lansia Risiko Tinggi: seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang

yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalahkesehatan

d. Lansia Potensial: lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/

kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa

e. Lansia tidak Potensial: lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga

hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (24).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, lansia adalah

seseorang yang usianya 60 tahun keatas dan mengalami perubahan biologis, fisik,

dan sosial. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) dalam Fatmah (2010)

batasan lansia antara lain (18).

1. Virilitas (prasenium), yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan

Page 34: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

17

kematangan jiwa (usia 55-59tahun)

2. Virilitas (prasenium), yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan

kematangan jiwa (usia 55-59tahun)

3. Usia lanjut dini (senescen), yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia

lanjut dini (usia 60-64 tahun)

4. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif, yaitu

usia di atas 65 tahun.

2.2.3. Upaya Pelayanan KesehatanLansia

Upaya kesehayan lansia adalah upaya kesehatan paripurna di bidang

kesehatan lansia, yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas serta diselenggarakan

secara khusus maupun umum yang terintegrasi dengan kegiatan pokok puskesmas

lainnya. Upaya tersebut dilaksanakan olehpetugas kesehatan dengan dukungan

peran serta masyarakat baik di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas.

Adapun kegiatan kesehatan lansia yaitu berupa antara lain: (18).

a. Pelayanan Promotif

Upaya promotif bertujuan untuk membantu orang-orang merubah gayahidup

mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung

pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang perilaku

mereka dan secara tidak langsung merupakan tindakan untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan mencegah penyakit.

b. Pelayanan Preventif

Mencakup pelayanan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer

meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat faktor risiko, tidak ada

Page 35: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

18

penyakit, dan promosi kesehatan. Pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan

terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakithinggaterjadi penyakit

belum tampak klinis, dan mengidap faktor risiko.Pencegahan tersier dilakukan

sesudah terdapat gejala penyakit, dan cacat, mencegah cacat bertambah dan

ketergantungan, serta perawatan bertahap.

c. Pelayanan Rehabilitatif

Pelayanan rehabiitatif berupa upaya pengobatan bagi lansia yang sudah

menderita penyakit agar mengembalikan fungsi organ yang sudah menurun.

4. Pembinaan Kesehatan Lansia

Masa lansia merupakan masa persiapan diri untuk mencapai usia lanjut yang

sehat, aktif, dan produktif, karena pada masa ini merupakan masa terjadinya

perubahan diri seperti terjadinya menopause, puncak karier, masa menjelang

pensiun, dan rasa kehilangan (kedudukan,kekuasaan,teman, anggota keluaga,

pendapatan). Dalam keluarga lansia merupakan sasaran perhatian dan

merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa,

pengetahuan dan kearifannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu

kehidupan masyarakat (25).

a. Tujuan pembinaan

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk

mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat sesuai dengan keberadaannya

Page 36: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

19

b. Sasaran Pembinaan

a) Sasaran Langsung

Sasaran langsung dari pembinaan lansia adalah kelompok pra lansia dan

lansia yang akan dibina

b) Sasaran tidak Langsung

Sasaran tidak langsung pembinaan adalah ditujukan kepada keluarga

dimana lansia tinggal, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial

yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan yang

melayani lansia, dan masyarakat luas (22).

2.2.4. Proses Lansia

Menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur serta fungsi normalnya. Proses menua merupakan

proses alamiah yang berlansung sepanjang hidup, yang berarti seseorang telah

melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Teori biologis

menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan

struktur organ, pengembangan, panjang usia dan kematian (26).

Perubahan yang terjadi di dalam tubuh berfungsi secara adekuat untuk dan

melawan penyakit dilakukan mulai dari tingkat molekuler dan seluler dalam

sistem organ utama.Teori genetika menjelaskan bahwa penuaan merupakan suatu

proses yang alami yang diwariskan secara turun-temurun (genetik) dantanpa

disadari mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri dari teori

DNA, teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen.

Page 37: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

20

Teori ini juga bergantung dari dampak lingkungan pada tubuh yang dapat

mempengaruhi susunan molekul. Teori Lipofusin dan Radikal Bebas Teori ini

menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena terjadi akumulasi

kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang waktu. Radikal bebas akan

merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga

menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Dengan

bertambahnya usia maka akumulasi kerusakan sel akibat radikal bebas semakin

mengambil peranan, sehingga mengganggu metabolisme sel juga (27).

2.2.5. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lanjut usia adalah :

1. Perubahan fisik

a. Sel

Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukuranya, berkurangnya jumlah cairan

tubuh dan berkurangnya cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler,

menurunnya proporsi protein di otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel

otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi,

beratnya berkurang 5 – 10%.

b. System persarafan

Berat otak menurun 10 – 20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya

dalam setiap harinya), cepatnya menurun hubunganpersyarafan, lambat

dalam responden waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres,

mengecilnya syaraf panca indra (berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap

Page 38: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

21

perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin), kurang

sensitive terhadap sentuhan.

c. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)

Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam terutama

terhadap bunyi suara atau nada–nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,

sulit mengerti kata–kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun,

membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otot seklerosis, terjadinya

pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin,

pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa atau stres.

d. System penglihatan

Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar kornea

lebih terbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)

menjadi katarak menyebabkan gangguan penglihatan, meningkatnya

ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,

dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi,

menurunnya lapang pandang (berkurang luas pandang).

e. System kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal dan menjadi kaku

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun seudah

berumur 20 tahun, hal ini menyebkan merunnya kontraksi dan volumenya,

kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk

Page 39: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

22

keberdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

(mengakibatkan pusing mendadak ± 170 mmHg, diastolis normal ± 90

mmHg).

f. System pengaturan temperature tubuh

Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi

berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sebagai akibat sering ditemui

temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35°C ini akibat

metabolism yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak

memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitasotot.

g. System respirasi

Otot–otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku menurunya

aktifitas dari sillia, paru–paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu

meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum

menurun, dan kedalaman bernafas menurun kemampuan pegas dinding dada

dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan

usia.

h. System gastrointestinal

Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal diase yang biasa

terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang

buruk dan gizi yang buruk, indera pengecap menurun adanya iritasi yang

kronis dari selaput lendir, atropi indra pengecap (±80%)

Page 40: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

23

i. System reproduksi

Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada laki-laki testis masih

dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara

berangsur– angsur, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun

(asal kondisi kesehatan baik) yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan

sampai masa lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu

mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena merupakan

perubahan alami, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,

sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi

perubahan–perubahan warna.

j. Sisem gastourinaria

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui

urine darah ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang

disebut nefron (tepatnya di glomerulus), kemudian mengecil dan nefron

menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus

akibatnya berkurangnya kemampuan mengkonsentrasikan urin.

k. System endokrin

Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan

sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormone ada tetapi tidak rendah dan

hanya ada didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH,

TSH, FSH, dan LH, menurunya aktifitas tiroid, menurunnya BMR (basal

metabolicrate), dan menurunnya daya pertukaran zat, menurunnya produksi

Page 41: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

24

aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron,

estrogen, dantesteron.

2. Perubahan mental

1. Faktor–faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik

khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan

(hereditas), dan lingkungan. Kenangan (memory) terdiri dari kenangan

jangka panjang (berjam–jam sampai berhari–hari yang lalu mencakup

beberapa perubahan),dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10

menit, kenangan buruk).

2. Perubahan psikologi Lanjut Usia akan mengalami perubahan–perubahan

psikososial seperti:

a. Pensiun, nilai seseorang sering diukur produktifitasnya, identitas

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang mengalami

pensiun akan mengalami rangkaian kehilangan yaitu finansial (income

berkurang), status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,

lengkap dengan segala faselitasnya), teman/kenalan atau relasi, dan

pekerjaan ataukegiatan.

b. Merasakan atau sadar akan kematian (sence of awarenessofmortality)

3. Perubahan Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic

derivation) meningkatkan biaya hidup pada penghasilan yang sulit,

bertambahnya biaya pengobatan (16).

Page 42: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

25

2.2.6 Penyakit yang Sering Dialami Lansia

Permasalahan yang sering terjadi pada lansia adalah :

1. Mulai sulit tidur pada malamhari

Para lansia memang mengalami perubahan-perubahan dalam hal pola tidur

mereka. Sebagian membutuhkan lebih banyak tidur daripada biasanya, sebagian

mengalami insomnia dan sebagian lainnya merasakan bahwa tidur tidak lagi

membuat tubuhnya segar. Paling umum dialami lansia adalah insomsia. Kondisi

insomnia yang berkepanjangan akan meningkatkan produksi hormon-hormon

stres yang lama-kelamaan akan merusak keseimbangan hormon tubuh secara

keseluruhan. Akibatnya adalah menurunkan imun tubuh.

Tidur membuat otak beristirahat, jantung berdetak lebih lambat, tekanan

darah menurun, dan pembuluh darah melebar. Namun tidur tidak membuat

pencernaan lantas menghentikan tugasnya, pencernaan tetap bekerja optimum

selama kita tidur. Kebutuhan tidur tidak sama pada setiap orang. Namun

kekurangan tidur dapat mengurangi konsentrasi dan jika terjadi dalam jangka

panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya tubuh mudah

mendapatkan infeksi. Kurang tidur juga menurunkan kadar kortisol darah

sehingga kita mudah stres.

Adapun solusi saat sulit tidur pada malam hari yaitu :

a. Mengetahui kebutuhan tidur Anda

Pola tidur akan berubah seiring usia, namun perubahan tersebut tidaklah

mendalam. Irama sirkadian yang membantu menentukan siklus tidur dan bangun

Page 43: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

26

seseorang dikatakan memasuki fase lanjut. Dari usia 18 – 81 tahun, jumlah rata –

rata tidur malam yang dibutuhkan hanya berkurang sekitar 1-1,5 jam.

b. Mengubah pola hidup

Mengatur pola makan dan minum, mempertahankan berat badan normal dan

berolah raga setiap hari dapat meningkatkan pola tidur di malam hari. Berhenti

merokok akan membantu juga, terlebih ketika nikotin sudah hilang dari sistem

tubuh. Mengatur asupan kafein dari kopi atau teh sebelum makan siang juga akan

membantu.

c. Melakukan rutinitas sebelum tidur

Ketika orang lansia mengalami kesulitan tidur yang berkelanjutan, mereka juga

melihat adanya hubungan antara lingkungan tempat tidur dengan kesulitan tidur

tersebut. Seringkali orang melihat ruangan tidur mereka dan tanpa sadar

menghubungkannya dengan tidak tidur sehingga sulit menjaga pola tidurnya (28).

d. Batasi waktu di tempat tidur

Batasi waktu di tempat tidur selama beberapa waktu, kemudian Anda harus

bangun. Anda mungkin akan merasa sedikit mengantuk di siang hari, yang bisa

jadi akan memperbaiki kualitas tidur di malam hari.

e. Berusaha untuk tetap aktif

Banyak penelitian menunjukkan bahwa olah raga dapat membantu bagi orang –

orang berusia antara 50-78 tahun untuk dapat mengatur kebiasaan tidur mereka.

Olahraga khususnya jenis aerobik akan melepaskan kimia di tubuh yang

mendorong tidur lebih nyenyak.

Page 44: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

27

f. Mengurangi stress mental

Stress dan kegelisahan yang menumpuk selama satu hari juga dapat

mempengaruhi pola tidur ketika malam hari. Sangat penting untuk mempelajari

bagaimana cara melepaskan beban pikiran dan kekhawatiran ketika sudah

waktunya tidur, agar dapat melakukan cara mengatasi gangguan tidur pada lansia

dengan benar.

g. Menetapkan waktu tidur yang konsisten

Pertahankan jadwal tidur yang konsisten dengan pergi tidur dan bangun di

waktu yang sama setiap hari bahkan di waktu akhir pekan. Hindari atau batasi alat

– alat untuk membantu Anda tidur seperti pil tidur yang tidak dimaksudkan untuk

penggunaan dalam jangka panjang. Sebab penggunaan pil tidur tidak mengatasi

penyebab insomnia dan bahkan bisa membuatnya semakin buruk jika digunakan

dalam waktu lama.

h. Menghindari tidur siang

Walaupun menghindari tidur siang lebih baik jika ingin dapat tidur nyenyak di

malam hari, namun ada kalanya di siang hari kita tidak dapat merasa berfungsi

penuh. Jika demikian kondisinya, tidur siang dapat memberikan pemulihan energi

yang dibutuhkan untuk menjalani sisa hari tersebut. Tidur siang pendek selama

sekitar lima menit dapat memperbaiki kewaspadaan dan beberapa proses memori

tertentu. Kebanyakan orang memperoleh manfaat dari tidur siang yang dibatasi,

yaitu sekitar 15-45 menit.

Page 45: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

28

i. Mengatur asupan gizi

Sangat penting untuk mengawasi apa yang Anda masukkan ke tubuh setiap

hari yang dapat mempengaruhi pola tidur. Batasi asupan kafein dari kopi, teh,

soda atau coklat dalam satu hari, terutama alkohol menjelang waktu tidur malam.

Pastikan perut kenyang sebelum pergi tidur dan beri waktu untuk mencerna

makanan di perut sebelumnya, kurangi makanan dan minuman manis, hindari

makanan pedas dan porsi besar sebelum waktu tidur, kurangi asupan cairan

sebelum tidur sekitar 1-1,5 jam sebelumnya agar tidak harus bangun malam untuk

ke kamar mandi (29).

2. Keropos tulang

Delapan puluh persen penderita osteoporosis adalah wanita. Hal ini

disebabkan menghilangnya estrogen pada masa menopause. Meski dampak

osteoporosis dapat dirasakan, namun gejalanya nyaris tidak ada. Salah satu

dampak osteoporosis mudah patah tulang, dan itu tentu berbahaya jika patah

tulang terjadi dipinggul, misalnya menjadi sulit bergerak, aktivitas sehari-hari

menjadi terganggu bahkan bisa menyebabkan lumpuh.

Boleh dikatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor resiko keropos

tulang. Biasanya mulai terjadi pada wanita usia 50-an. Tetapi sesunggunya

pengeroposan tulang tergantung pada saat seseorang berusia 30-an.

Pengeroposan tulang berkaitan dengan menurunnya kadar kalsium dalam

darah. Padahal kadar kalsium dalam darah yang tetap, sangat penting untuk

kesehatan jantung, peredaran darah dan pengumpulan darah. Namun 99% kalsium

Page 46: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

29

tubuh ada dalam tulang dan gigi. Karena itu, ketika kadar kalsium darah

menurun, maka kalenjar paratroid aktif dan merangsang pelepasan kalsium dari

tulang untuk meningkatkan kadar kalsium darah.

3. Kesehatan Jantung

Dapat diketahui bahwa jantung berdetak ratusan ribu kali dalam sehari dan

36 juta kali pertahun. Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan dalam aliran

darah akan membuat jantung dan pembuluh darahnya bekerja keras untuk tetap

menjaga kelancaran fungsinya. Sementara itu faktor fisik dan emosi sangat

berkaitan dengan kesehatan jantung. Dibandingkan kaum pria, umumnya wanita

muda mempunyai resiko penyakit jantung lebih rendah. Namun begitu mereka

memasuki masa menopause dan lansia, serta kehilangan hormon-hormon

kewanitaan maka tidak ada lagi hormon yang melindungi jantungnya da resiko

penyakit jantung pada wanita setengah baya pun melijit naik.

Faktor lain yang paling beresiko terhadap penyakit jantung adalah rokok.

Karena itu hindari rokok dan selalu mengendalikan nafsu makan agar tidak terjadi

kelebihan berat badan. Karena diperkirakan sekitar 90% penyakit jantung bisa

dicegah dengan perubahan gaya hidup yang sehat (20).

2.2.7. Permasalahan Umum Kesehatan Lansia

a. Mudah jatuh, jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan

penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang

mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan

atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Faktor instrinsik yang

menyebabkan mudah jatuh antara lain gangguan jantung dan sirkulasi darah,

Page 47: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

30

gangguan sisitem anggota gerak, gangguan sistem saraf pusat, gangguan

penglihatan dan pendengaran, gangguan psikologis, vertigo dan penyakit-

penyakit sistemik. Sedangkan faktor ekstrinsik penyebab jatuh antara lain cahaya

ruangan yang kurang terang, lantai licin, tersandung benda-benda, alas kaki

kurang pas, tali sepatu, kursi roda dan turun tangga.

b. Kekacauan mental akut. Kekacauan mental pada lansia dapat

disebabkan oleh keracunan, penyakit infeksi dengan demam tinggi, alkohol,

penyakit metabolisme, dehidrasi, gangguan fungsi otak, dan gangguan fungsi

hati.

c. Mudah lelah, disebabkan oleh faktor psikologis berupa perasaan bosan,

keletihan, dan depresi. Faktor organik yang menyebabkan kelelahan antara

lain anemia, kekurangan vitamin, osteomalasia, kelainan metabolisme, gangguan

pencernaan dan kardiovaskuler.

d. Nyeri dada, dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner,

aneurisme aorta, radang selaput jantung dan gangguan pada sistem pernafasan.

e. Sesak nafas, terutama saat melakukan aktifitas/kerja fisik, dapat

disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran nafas, berat

badan berlebihan dan anemia.

f. Palpitasi / jantung berdebar-debar, dapat disebabkan oleh gangguan

irama jantung, keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis,

dan faktor psikologis.

Page 48: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

31

g. Pembengkakan kaki bagian bawah, dapat disebabkan oleh kaki yang

lama di gantung, gagal jantung, bendungan vena, kekurangan vitamin B1,

penyakit hati dan ginjal.

h. Nyeri pinggang atau punggung, dapat disebabkan oleh gangguan sendi atau

susunan sendi pada tulang belakang, gangguan pankreas, kelainan ginjal,

gangguan pada rahim, kelenjar prostat dan otot-otot badan.

i. Gangguan penglihatan dan pendengaran, dapat disebabkan oleh

presbiop,kelainan lensa mata, glukoma, dan peradangan saraf mata. Gangguan

pendengaran dapat disebabkan oleh kelainan degeneratif, misalnya otosklerosis.

j. Sulit tidur, dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik seperti lingkungan

yang kurang tenang, dan faktor intrinsik seperti gatal-gatal, nyeri, depresi,

kecemasan dan iritabilitas.

k. Sukar menahan buang air besar, dapat terjadi karena penggunaan obat-

obatan pencahar, keadaan diare, kelainan usus besar dan saluran pencernaan.

l. Eneuresis, sukar menahan buang air kecil atau sering ngompol dapat

disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, radang kandung kemih, kelainan

kontrol pada kandung kemih, kelainan persyarafan kandung kemih serta akibta

faktor psikologis.

m. Berat badan menurun, dapat disebabkan oleh nafsu makan menurun,

penyakit kronis, gangguan saluran cerna (1).

2.2.8. Asupan Gizi pada Lansia

Adapun asupan gizi atau suplemen makanan yang dibutuhkan lansia

adalah :

Page 49: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

32

1. Kalsium

Pemenuhan makanan atau minuman kalsium (1200-1500 mg setiap harinya).

Bagi perempuan, tabungan kalsium sangat berharga terutama kelak di masa

memasuki usia tua. Di usia 40-50 tahun, tubuh perempuan akan mengalami

penurunan kadar esterogen dalam darah secara drastis. Jika kadar esterogen

dalam darah menurun dapat menyebabkan semakin meningkatnya risiko

osteoporosis. Para pakar kesehatan mengatakan bahwa satu manfaat esterogen

adalah untuk memelihara tulang. Jika esterogen berkurang dimasa memasuki usia

tua, tulangpun menipis dan mudah rapuh. Hal ini terjadi karena tulang tulang tidak

atau kurang mampu menangkap kalsium. Oleh karena itu tambahan diperlukan

asupan kalsium baik dari makanan maupun minuman. Kalsium sangat penting

untuk pembentukan tulang sehingga sangat diperlukan.

2. Vitamin D

Vitamin D cukup (80mg). Vitamin D sangat baik untuk membantu penyerapan

kalsium pada tulang sehingga baik dikonsumsi bersamaan dengan kalsium untuk

menghambat terjadinya osteeoporosis. Suplemen kalsium maupun Vitamin D bisa

mengurangi tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pengeroposan tulang. Vitamin

D penting untuk membantu absorbsi kalsium pada tulang dan mempertahankan

serum calsium agar adekuat dan konsentrasi fosfot agar tetap normal di dalam

mineral tulang serta mencegah terjadinya hipocalcemia (7).

Vitamin D mencegah penyakit riketsia pada anak dan osteomalacia pada orang

dewasa. Bersamaan dengan kalsium vitamin D melindungi dari osteoporosis pada

usia lanjut. Kalsium yang dianjurkan 800 mg dan vitamin D 400 IU per hari.

Page 50: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

33

3. Vitamin E

Bahan makanan yang paling kaya akan vitamin E adalah minyak nabati

khususnya minyak asal biji-bijian seperti minyak gandum, minyak kedelai,

minyak jagung. Dalam jumlah kecil vitamin E juga didapatkan pada sayuran

hijau, buah-buahan dan lemak hewani. Di dalam tubuh vitamin E diabsorbsi

secara difusi pasif di bagian pertengahan usus halus. Efisiensi absorbsi vitamin E

dipengaruhi oleh adanya lemak dan makanan, fungsi pankreas, sekresi empedu

dan pembentukanmisel.

Vitamin E dapat melindungi dan mempertahankan fungsi sel dan dapat

mencegah kerusakan sel darah merah dari serangan radikal bebas. Pemberian

vitamin E pada membran sel darah mera akan menghambat terjadinya oksidasi

oleh radikal bebas. Apabila konsentrasi vitamin E pada membran sel telah

menurun atau habis, maka radikal bebas akan mengakomodasi membram sel

dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid yang mengakibatkan hemolisis

sel darah merah (30).

2.2.9. Posbindu Lansia

Posbindu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut

di suatu wilayah tertentu, yang sudah disepakati dan digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka biasa mendapatkan pelayanan kesehatan dan merupakan kebijakan

pemerintah untuk pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia yang

penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta

lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial (17).

Posbindu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Page 51: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

34

yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian

Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan

sebagai agen perubah sekaligus sumber daya yang menggerakkan Posbindu

sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang diselenggarakan

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Dalam penyelenggaraan

dan operasional Posbindu dibutuhkan beberapa langkah kegiatan agar pelaksanaan

Posbindu dapat berjalan optimal. Langkah-langkah tersebut dapat disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan masing-masing penyelenggara tanpa mengurangi

tahapanpada pelaksanaan (12).

Menurut Komnas Lansia dalam buku pedoman pelaksanaan Posyandu

lansia, Posyandu lansia atau yang saat ini dikenal dengan posbindu lansia adalah

suatu wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat yang proses pembentukan

dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama LSM, lintas sektor

pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dengan menitik

beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.

2.2.10. Tujuan dan Sasaran Posbindu

Meningkatkan kemudahan bagi para lansia untuk mendapatkan berbagai

pelayanan, baik pelayanan kesehatan maupun pelayanan lainnya yang

dilaksanakan oleh berbagai unsur terkait (16).

a. Tujuan pembentukan Posbindu meliputi:

a) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansiadi masyarakat,

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

Page 52: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

35

lansia.

b) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi

antara masyarakat lansia (17).

b. Sasaran

Adalah seluruh warga negara yang berusia > 15 tahun yang ada di wilayah

Posbindu (31).

c. Waktu

a) Frekuensi Pelaksanaan Posbindu dilaksanakan paling kurang satu kali per

bulan.

b) Waktu pelaksanaan disepakati bersama masyarakat setempat.

c) Waktu pelaksanaan kegiatan dapat diinformasikan beberapa hari

sebelumnya.

d. Pengelola Posbindu

a) Masyarakat.

b) Lembaga kemasyarakatan.

c) Organisasi kemasyarakatan.

d) Institusi pemerintah/ swasta.

2.2.11. Kegiatan Posbindu Lansia.

Kegiatan posbindu lansia meliputi kegiatan pelayanan kesehatan dan

kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan

mengatasi permasalahan lansia dalam hal biopsikososial dan ekonomi lansia.

Kegiatan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan fisik dan mental emosional dicatat

Page 53: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

36

dan dipantau dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia untuk

mengetahui lebih awal (deteksi dini) penyakit atau ancaman kesehatan yang

dihadapi lansia tersebut. Adapun jenis kegiatannya meliputi :

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun

tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

b. Pemeriksaan status mental yakni berhubungan dengan mental emosional

dengan menggunakan pedoman metode 2 menit (terdapat di buku KMS usia

Lanjut).

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama satumenit.

e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat.

f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagi deteksi awal adanya penyakit

gula (Diabetes mellitus).

g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal

adanya penyakit ginjal.

h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga7.

i. Penyuluhan bias dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka

kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu dan

atau kelompok usia lanjut.

Page 54: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

37

j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut

yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

(Public Health Nursing) (18).

2.2.12. Sarana

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan posyandu lansia maka dibutuhkan

sarana penunjang meliputi: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat

terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan (buku register

bantu),Kitlansia (timbangan dewasa, meteran, stetoskop, dan tensimeter), Kartu

Menuju Sehat (KMS) lansia, Buku pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)

lansia (16).

Berdasarkan pengertian dari Kemenkes sarana merupakan bangunan yang

sebagian atau seluruhnya berada di tas tanah / perairan , ataupun di bawah

tanah/perairan dan digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang pelayanan.

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program

pengembangan dari kebijakan Pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi

lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia

lanjut,keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraan,

dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu lansia

adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah

tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka

bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (19).

2.2.13. Manfaat Posyandu Lansia

Manfaat posyandu lansia antara lain: (16)

Page 55: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

38

1. Meningkatkan status kesehatanlansia

2. Meningkatkan kemandirian padalansia

3. Memperlambat aging proses

4. Deteksi dini gangguan kesehatan padalansia

5. Meningkatkan harapanhidup

Alasan pentingnya posyandu lansia karena kerentanannya terhadap

gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan pada organ reproduksi, seperti

osteoporosis dan kanker leher rahim (pada lansia perempuan) dan gangguan

kelenjar prostat dan gangguan seksual serta impotensi (pada lansia laki-laki

merupakan masalah tersendiri dan berdampak pada kualitas hidup lansia).

2.2.14. Pelaksana Kegiatan Posbindu

Tenaga pelaksana posbindu lansia adalah kader dan tenagakesehatan.

Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun wanita yang dipandang

sebagai orang yang memiliki kelebihan di masyarakatnya, dapat berupa

keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan kemanusiaan, status

sosial ekonomi dan lain sebagainya (16).

2.2.15. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

Penyelenggaraan posyandu lansia pada hakikatnya dilaksanakan dalam

1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun di luar hari buka

posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang

dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu

dapat lebih dari satu kali dalam sebulan

Page 56: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

39

Tempat penyelengaran kegiatan posyandu lansia sebaiknya berada pada

lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelengaraan tersebut

dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan,

balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran atau

tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat (21).

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia di

kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah

sistem 5 meja (5 tahapan) meliputi:

a. Tahap I.

a) Pendaftaran, Penulisan NIK, Pengisian Bio Data dan Pencatatan Hasil

Layanan.

b) Tanyakan kepada peserta Posbindu apakah sudah pernah datang ke

Posbindu sebelumnya?.

c) Catat semua Informasi ini pada Register Posbindu dan Buku Pemantauan

FR PTM.

d) Jika ini kunjungan pertama maka isi :

- Data Pribadi (mengisi tanggal kunjungan pertama, NIK, nama lengkap,

tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, alamat rumah,

pekerjaan, alamat kantor, status perkawinan, No. HP/Rumah/Kantor,

Email, Golongan Darah).

- Lembar informasi. Diisi jika peserta Posbindu telah pernah didiagnosis

menyandang salah satu penyakit oleh tenaga medis.

e) Jika ini kunjungan kedua dan tidak ada perubahan data pribadi, peserta

Page 57: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

40

Posbindu diarahkan langsung pada tahapan kegiatan berikutnya.

2.2.16.Perilaku

Terdapat dua pandangan terkait definisi perilaku itu sendiri yaitu dapat

dilihat dari sudut biologis, dan psikologis. Dari segi biologis definisi perilaku

adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan. Dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari

tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena punya aktifitas masing-

masing. Perilaku (manusia) adalah semua tindakan atau aktifitas manusia, baik

yang dapat diamati langsung dan yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dari

segi psikologis (19), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar).

Definisi perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Meskipun perilaku

adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar

organism (orang) ,namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada

karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor

yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan

perilaku (19).

Dalam ilmu perilaku kesehatan, terdapat beberapa teori tentang faktor

yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang salah satunya yaitu teori

Lawrence W. Green. Pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari

penentuan terbaik untuk proses perubahan perilaku. Definisi perilaku adalah suatu

Page 58: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

41

tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus baik yang dilakukan

secara sadar maupun tanpa sadar. Agar lebih mudah, penulis mencoba

menjelaskan faktor-faktor penyebab perilaku menurut Lawrence W. Green, 2005.

Menurutnya, terdapat tiga jenis yang berbeda penyebab seseorang atau individu

berperilaku yaitu dari faktor predisposng (predisposisi), enabling (pemungkin)

dan reinforcing (pendorong) (26).

Menurut Lawrence W. Green dalam buku “Health Education Planning a

diagnostic Approach” tahun 1980 dijelaskan bahwa maksud dari faktor–faktor

penentu untuk seseorang berperilaku berawal dari faktor predisposing

(predisposisi) dan untuk faktor keduanya dari faktor pemungkin (enabling). Kedua

faktor tersebut dapat menjadi penentu faktor- faktor perilaku yang menyebabkan

timbulnya masalah perilakukesehatan (27).

Permasalahan perilaku kesehatan dapat juga mempengaruhi timbulnya

faktor ketiga yaitu reinforcing (penguat) bagitu sebaliknya factorpenguat ini

juga dapat mempengaruhi tentang permasalahanperilakukesehatan untuk

tetap berperilaku sehat atau sakit. Selanjutnya faktor penguat juga memiliki

hubungan tidak langsung dengan faktor predisposisi yang mana pada faktor

penguat contohnya keberadaan keluarga dapat memiliki kemungkinan untuk

tingkat pengetahuan yang dimiliki responden, bisa jadi responden tersebut

memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman dari keluarganya. Terakhir yaitu

faktor pemungkin yang memiliki hubungan tidak langsung kepada faktor

predisposisi dengan contoh keberadaan akses menuju pelayanan kesehatan apabila

jauh maka kemungkinan berpengaruh juga dengan niat responden untuk pergi ke

Page 59: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

42

pelayanan kesehatan.

2.2.17. Peraturan Pemerintah Terkait Posbindu

a. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat

KesehatanMasyarakat

Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

dan masyarakat. Posbindu merupakan salah satu fasilistas pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan sasaran

kelompok lansia (32).

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut

maka tenaga kesehatan seharusnya melakukan upaya kesehatan yakni

memberikan pendidikan kesehatan kepada para lansia tentang posbindu sehingga

lansia mengetahui posbindu dan dapat berkunjung dan mendapatkan pelayanan

kesehatan di posbindu (22).

Page 60: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

43

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: paradigma sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,pemerataan,teknologi

tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Salah satu prinsip

penyelenggaraan puskesmas adalah pemerataan dimana puskesmas

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh

seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status

sosial, ekonomi, agama, budaya, dankepercayaan. Sehingga seharusnya posbindu

dapat tersedia dengan akses yang mudah dan terjangkau secara menyeluruh

kepada seluruh lansia yang berada di wilayah kerja puskesmas (22).

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama yang meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan

masyarakat pengembangan. Posbindu merupakan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan dimana merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya

memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususanwilayah kerja dan potensi sumber daaya yang tersedia dimasing-

masingpuskesmas (22).

b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Dimana upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan

untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun

ekonomi, serta pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan

memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif.

Oleh karena itulah maka Pemerintah mencanangkan pelayan kesehatanyang

Page 61: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

44

penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta

para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organsasi sosial yang disebut dengan

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2004

Pemerintah,masyarakat dan keluarga bertanggung jawab atas terwujudnya

upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia. Posbindu merupakan salah satu

alternatif dalam mewujudkan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia.

2.2.18. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posbindu Lansia

a. Pengetahuan

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi penyebab dari perubahan

perilaku seseorang, tetapi sangat berkaitan dengan penentu awal untuk seseorang

berperilaku. Pengetahuan kesehatan adalah suatu kemungkinan baik yang sangat

penting sebelum perilaku sehat seseorang terbentuk, tetapi perilaku kesehatan

yang diinginkan berkemungkinan untuk tidak terjadi, kecuali jika seseorang

menerima suatu isyarat yang cukup kuat untuk memotivasi mereka untuk

berperilaku (30).

Pengetahuan adalah hasil dari suatu proses pembelajaran seseorang

terhadap sesuatu baik itu yang didengar maupun yang dilihat. Dengan sendirinya,

pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera

penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda (19).

Page 62: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

45

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan

posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup

sehat dengan segala keterbatasan atau maslaah kesehatan yang melekat pada

mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang

menjadi dasar pembentukan sikapa dan dapat mendorong minat atau motivasi

mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu (19).

b. Sikap

Sikap adalah salah satu kata samar namun yang paling sering digunakan

dalam ilmu perilaku (21). Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu

perbuatan (action) tetapi dari sikap dapat diramalkan perbuatannya. Sikap

merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan.

Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu

untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat

pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.

Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan

sikap seseorang. Individu seringkali memperlihatkan tindakan bertentangan

dengan sikapnya. Akan tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir

tertentu dalam masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berfikir ini

Page 63: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

46

mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat, baik dalam kehidupan sehari-

hari maupun dalam hal membuat keputusan yang penting dalam hidup (33).

Sikap terbentuk karena ada faktor pengalaman pribadi, pengaruh orang

lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga

pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional.

Bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan

informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok

sosialnya. Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami

individu. Interaksi disini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan

antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi meliputi juga hubungan

dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis serta dapat berubah jika

ada pengalaman luar biasa.Salah satu cara untuk dapat mengukur atau

menilaisikap seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian

sikap mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahan tertentu.

Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju terhadap

pernyataan tertentu.

Pelayanan petugas kesehatan merupakan penilaian pribadi yang baik

terhadap petugas kesehatan merupakan dasar lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu. Petugas kesehatan agar dapat dinilai baik dalam melayani lansia

sebaiknya membuat kesan pertama baik. Untuk sikap dan perilaku lainnya dapat

dilakukan tanpa mengurangi rasa hormat pada lansia. Keterampilan dan

pengetahuan yang memadai akan sangat dibutuhkan lansia saat memperoleh

pelayanan petugas kesehatan.

Page 64: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

47

Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons (19).

c. Sarana

Faktor pemungkin untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan

fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat

yang digunakan utnuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,baik

promotif, preventif, dan kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan dasar seperti Posbindu (34).

Berdsarkan sarana dari Kemenkes dengan sarana yang di Puskesmas

dimana selain pemenuhan sarana dan alat kesehatan di Puskesmas yang tergolong

dalam akses pelayanan, maka mutu atau kualitas pelayanan juga menjadi target

indikator Kementerian Kesehatan. Untuk Kualitas pelayanan kesehatan diukur

dengan berhasilnya fasilitas pelayanan kesehatan mendapat predikat terakreditasi

oleh badan resmi.

d. Akses

Setiap masing-masing daerah sudah memiliki pelayanan kesehatan dasar

seperti Posbindu, namun berbagai macam alasan kenapa faktor ini diteliti yaitu

sesuai teori Lawrence W. Green 2005 menyatakan bahwa faktor enabling

Page 65: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

48

atau memungkinkan untuk seseorang berperilaku dilihat dari akses menuju

tempat pelayanan kesehatan (24).

Akses menuju tempat pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam hal ini

adalah ukuran jauh dekatnya dari rumah atau tempat tinggal ke Posbindu dimana

adanya kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut

Departemen Pendidikan Nasional (2002), akses adalah ruang sela (panjang atau

jauh) antara dua benda atau tempat yaitu akses antara rumah dengan Posbindu

Lansia (35).

e. Dukungan Keluarga

Faktor seseorang untuk berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan

keluarga (Green, 2005). Lansia akan aktif ke Posbindu jika ada dorongan dari

orang terdekat termasuk keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan dalam

memelihara dan mempertahankan kesehatan lansia (24).

Dukungan keluarga merupakan suatu keadaan yang bermanfaat bagi

individu, yang diperoleh dari anggota keluarga sehingga anggota keluarga yang

sakit atau yang membutuhkan dukungan, motivasi merasa diperhatikan, dihargai

dan dicintai oleh orang terdekat. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk

dari terapi keluarga melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul

sekaligus dapat diatasi (19).

Menurut Joseph J Gallo (1998), dalam Hardywinoto (2007), sistem

pendukung lansia memiliki tiga komponen yaitu jaringan- jaringan pendukung

informal meliputi keluarga dan kawan-kawan,sistem pendukung formal meliputi

Page 66: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

49

tim keamanan sosial setempat, program-program medikasi dan kesejahteraan

sosial. Serta dukungan-dukungan semi formal (25).

f. Dukungan Petugas Kesehatan

Faktor penguat atau pendorong untuk seseorang berperilaku sehat yaitu

berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, bidan dan kader

kesehatan (Green, 2005). Penelitian ini melihat dukungan yang diberikan oleh

petugas kesehatan kepada lansia untuk datang dan memanfaatkan Posbindu (24).

Dalam kegiatan Posbindu petugas kesehatan menjadi acuan bagi

masyarakat. Petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan masyarakat,

menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan mampu mendekati para

tokoh masyarakat merupakan salah satu carayang dapat menarik simpati

masyarakat, sehingga masyarakat mau ke Posbindu. (36).

Page 67: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

50

2.3. Landasan Teori.

Penelitian ini mengembangkan teori Lawrence W. Green. Berikut adalah

kerangka teori yang digambarkan oleh Lawrence W. Green terhadap tiga faktor

variabel untuk mendukung seseorang berperilaku.

Gambar 2.1 : Kerangka Teori Menurut Law Green, 2005 (24).

Faktor predisposisi :

Pengetahuan

Sikap

Faktor pemungkin :

Sarana

Akses

Faktor pendorong :

Dukungan Keluarga

Dukungan Petugas Kesehatan

Lingkungan

(kondisi hidup)

Perilaku spesifik

oleh individu atau

organisasi

Genetik

Kesehatan

Page 68: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

51

2.4. Kerangka Konsep.

Vaiabel Independen variabel dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.5. Hipotesis Penelitian.

Ada pengaruh Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan sarana kesehatan, akses,

Dukungan Keluarga, dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan posbindu

lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019.

1. Ada pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Posbindu lansia Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019.

2. Ada Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Posbindu lansia Di Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019.

Pengetahuan

Sikap

Sarana

Akses

Dukungan Keluarga

Dukungan Petugas Kesehatan

Pemaanfaatan Posbindu Lansia

Page 69: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

52

3. Ada Pengaruh Sarana Terhadap Pemanfaatan Posbindu lansia Di Desa Ukhat

Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

4. Ada Pengaruh Akses Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa Ukhat

Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

5. Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap pemanfaatan Posbindu lansia Di

Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019.

6. Ada Pengaruh Dukungan petugas kesehatan Terhadap pemanfaatan Posbindu

lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019.

7. Ada Pengaruh yang lebih dominan Terhadap pemanfaatan Posbindu lansia Di

Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019.

Page 70: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

52

BAB III

METODE PENELITAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan

Cross Sectional. Penelitian survey analitik merupakan suatu penelitian yang

mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut terjadi. Kemudian

melaksanakan analisis dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor

resiko (independent) dan faktor efek (dependent). Pendekatan cross sectional

merupakan suatu penelitian yang mempelajari pengaruh antara faktor resiko

(independen) dengan faktor efek (dependen) pada waktu yang sama (37).

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini di lakukan di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019. Adapun alasan

pemilihan lokais penelitian ini dengan pertimbangan bahwa di Desa Ukhat

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara masih banyak yang belum tercapai

target nya dari pemanfaatan posbindu lansia.

3.2.2. Waktu Penelitian.

Penelitian ini rencana akan di lakukan mulai Bulan Juli sampai pada

bulan Desember 2019.

Page 71: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

53

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok orang atau objek dengan atau

karakteristik umum yang dapat di observasi. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh lansia yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Desa Ukhat Peseluk yaitu sebanyak 146 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi, yang akan

diamati dan di ukur peneliti. Penarikan sampel dilakukan secara random sampling

karena populasi yang diamati tergolong besar karena jumlah masyarakat di

Kecamatan Naga Timbul Desa Ukhat Peseluk lebih dari 100 orang maka supaya

menghasilkan data yang valid maka populasinya digunakan sebagai sampel

arikunto. Dengan demikian populasi yang ada diambil sebagai objek kajian yang

diteliti dan juga diperlakukan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus slovin, yaitu :

� =�

1 + ��2

Dimana:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Standart Error (10%)

Maka sampel dari penelitian ini adalah :

n = 146 / (1 + (146x 0,01²))

n = 146 / (1 + (146x 0,01))

Page 72: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

54

n = 146 / (1 + 1,46)

n = 146/ 2.46

n = 59,3 digenapkan menjadi 59 orang

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, skunder dan tersier yaitu :

a. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban respondenberdasarkan

jawaban kuesioner.

b. Data Sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari Dinas Kesehatan Aceh

tenggara, rekam medik, dan buku profil Puskesmas.

c. Data Tertier diperoleh dari referensi yang sangat valid seperti jurnal dan buku

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengisi lembar

kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.

3.4.3. Uji Validitas Dan Reabilitas

1. Uji Validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kendala atau kesahlian

suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kaca mata suatu alat

ukur dalam mengukur suatu data. Untuk mengetahui validitas suatu

instrument (dalam kuesioner) dengan cara melakukan korelasi antara skor

masing-masing pertanyaan dengan skor totalnya dalam variabel. Teknik

korelasi yang digunakan adalah pearson product moment dengan bantuan

Page 73: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

55

SPSS. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di Puskesmas Leuser

Kecamatan Leuser pada 20 orang.

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dengan

cara melakukan korelasi antara skor r masing-masing pertanyaan dengan

skor totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah

pearson product moment correlation, dengan bantuan SPSS (Statistical

Package For The Social Scieces).

Kriteria validitas instrumen penelitian yaitu jika rhitung>rtabel, maka butir

isntrumen dinyatakan valid, jika rhitung<rtabel, maka butir istrumen

dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas pada masing-masing variabel

dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

No r Hitung r Tabel Hasil

Pengetahuan

1 0,865 0,444 Valid

2 0,845 0,444 Valid

3 0,680 0,444 Valid

4 0,697 0,444 Valid

5 0,680 0,444 Valid

6 0,766 0,444 Valid

7 0,669 0,444 Valid

8 0,781 0,444 Valid

9 0,776 0,444 Valid

10 0,670 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 10 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel

Tabel 3.2.Hasil Uji Validitas Sikap

No r Hitung r Tabel Hasil

Sikap

1 0,843 0,444 Valid

Page 74: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

56

2 0,851 0,444 Valid

3 0,716 0,444 Valid

4 0,706 0,444 Valid

5 0,716 0,444 Valid

6 0,754 0,444 Valid

7 0,762 0,444 Valid

8 0,802 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 8 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.3.Hasil Uji Validitas Sarana

No r Hitung r Tabel Hasil

Sarana

1 0,782 0,444 Valid

2 0,817 0,444 Valid

3 0,650 0,444 Valid

4 0,722 0,444 Valid

5 0,577 0,444 Valid

6 0,741 0,444 Valid

7 0,675 0,444 Valid

8 0,794 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 8 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.4.Hasil Uji Validitas Akses

No r Hitung r Tabel Hasil

Akses

1 0,610 0,444 Valid

2 0,734 0,444 Valid

3 0,571 0,444 Valid

4 0,511 0,444 Valid

5 0,734 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 5 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Page 75: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

57

Tabel 3.5.Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga

No r Hitung r Tabel Hasil

Dukungan Keluarga

1 0,757 0,444 Valid

2 0,721 0,444 Valid

3 0,633 0,444 Valid

4 0,729 0,444 Valid

5 0,656 0,444 Valid

6 0,707 0,444 Valid

7 0,685 0,444 Valid

8 0,728 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 8 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.6.Hasil Uji Validitas Dukungan Petugas Kesehatan

No r Hitung r Tabel Hasil

Dukungan Petugas Kesehatan

1 0,587 0,444 Valid

2 0,784 0,444 Valid

3 0,587 0,444 Valid

4 0,489 0,444 Valid

5 0,718 0,444 Valid

6 0,587 0,444 Valid

7 0,784 0,444 Valid

8 0,587 0,444 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 8 item

pernyataan valid, dengan ketentuan r hitung > r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari perubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisiten

atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu tes merujuk pada derajat

Page 76: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

58

stabilitas, konstitensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat

menghasilkan data yang reliabel. Uji reliabilitas akan dilakukan di

Puskesmas Leuser Kecamatan Leuser Tahun 2019. Reliabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan, dimana hasil pengukuran tetap konsisten bila di lakukan pengukuran

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur

yang sama. Perhitungan realibilitas harus di lakukan hanya pada pertanyaan-

pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus menghitung

validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas. Nilai cronbach’s alpha

(Reliabilitas) yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel r product

moment dengan ketentuan jika r hitung > r tabel maka tes tersebut reliabel..

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada masing-masing variabel dapat dilihat

pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

Pengetahuan 910 10

Sikap 894 8

Sarana 867 8

Akses 623 5

Dukungan Keluarga 853 8

Dukungan Petugas Kesehatan 807 8

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa kuesioner pengetahuan ,

Sikap, Sarana, Akses, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan

adalah reliabel.

Page 77: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

59

3.5. Variabel Dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas (independen variabel) yaitu

variabel yang memengaruhi, dan variabel terikat (dependen variabel) yaitu

variabel yang dipengaruhi yaitu pemanfaatan posbindu. Pada penelitian ini,

variabel bebas (indenpenden variabel) yaitu Pengetahuan, Sikap, sarana prasarana,

akses, dukungan keluarga, dukungan petugas Kesehatan.

3.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

Variabel-Variabel Atau Faktor - Faktor yang diteliti.

1. Variabel Dependen

a. Pemanfaatan Posbindu adalah kemauan responden dalam memanfaatkan atau

mendapatkan pelayanan kesehatan yang ada di posbindu yang meliputi semua

hal berikut: melakukan pendaftaran (datang/mengikuti posbindu), pengukuran

tinggi badan, penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan dan

ataupenyuluhan kesehatan, pengobatan. atau konsultasi kesehatan.

2. Variabel Independen

a. Pengetahuan adalah Pernyataan responden mengenai pemahaman terhadap

Posbindu lansia yang meliputi: tujuan, jadwal, sasaran dan kegiatan posbindu

b. Sikap adalah Pernyataan responden mengenai aksi atau respon terhadap

posbindu lansia.

Page 78: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

60

c. Saranaa adalah Pernyataan responden mengenai sarana prasarana yang terdapat

di posbindu.

d. Akses adalah Pernyataan jalan yang menghubungkan antara satu desa dengan

tempat lainnya misalnya dari desa A ke kota B.

e. Dukungan keluarga adalah Pernyataan responden mengenai peran anggota

keluarga yang dirasakan responden terhadap kegaiatan posbindu lansia yang

dilaksanakan misalnya menganjurkan untuk datang ke posbindu, mengingatkan

jadwal posbindu dan mengantar/menemani ke tempat kegiatan posbindu.

f. Dukungan petugas Kesehatan adalah Pernyataan responden tentang kehadiran

tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan posbindu lansia, memberikan

saran, dorongan atau motivasi untuk datang ke Posbindu serta memberikan

atau motivasi untuk datang ke Posbindu serta memberikan informasi tentang

adanya Posbindu.

3.6. Metode Pengukuran

Pada bagian ini penelitian menuliskan metode pengukuran yang digunakan

pada penelitian, meliputi : nama, variabel, jumlah pertanyaan, cara dan alat ukur

yang digunakan, hasil pengukuran, kategori dan hasil pengukuran dan skala ukur.

Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.8. Aspek Pengukuran Variabel Independen (X) dan Dependen (Y)

Variabel

bebas

Jumlah

Pertanyaan

Cara Dan

Alat Ukur

Skala

Pengukuran

Value Jenis

Skala

Ukur

Independen

Pengetahuan 10 Kuesioner

Baik

Tidak Baik

6-10

0-5

Ordinal

Sikap 8 Kuesioner Baik 5-8 Ordinal

Page 79: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

61

Tidak Baik 0-4

Ketersediaan

Sarana

Kesehatan

8 Kuesioner Lengkap

Tidak

Lengkap

5-8

1-4

Ordinal

Akses 5 Kuesioner

Terjangkau

Tidak

Terjangkau

4-5

1-3

Ordinal

Dukungan

keluarga

8 Kuesioner

Mendukung Tidak Mendukung

5-8

0-4

Ordinal

Dukungan petugas kesehatan

8 Kuesioner

Mendukung

Tidak

Mendukung

5-8

0-4

Ordinal

Dependen

Pemanfaatan

Posbindu

Lansia

1 Kuesioner

Memanfaatka

n

Tidak

Memanfaatka

n

1

0

Ordinal

3.7. Metode Pengolahan Data

Menurut Iman, data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi

dengan langkah-langkah sebagai berikut. Proses pengolahan data yang mencakup

kegiatan - kegiatan sebagai berikut : (27)

1. Collecting, mengumpulkandata yang berasal dari kuesioner angket maupun

observasi.

2. Cheking, dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau

lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan reabel.

3. Coding, melakukan pemberian kode pada variabel - variabel yang diteliti.

Page 80: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

62

4. Entering, yakni jawaban dari masing-masing responden yang masih dalam

bentuk kode dimasukkan dalam program komputer yang digunakan peneliti

yaitu SPSS

5. Data processing, semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer

akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

Data yang dikumpulkan, diolah dengan komputer. Analisis data yang

dilakukan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

3.8. Metode Analisis Data

3.8.1. Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat adalah untuk menerangkan karakteristik masing–

masing variabel, baik variabel bebas maupun terikat. Dengan melihat distribusi

frekuensi masing-masing variabel.

3.8.2. Analisis Bivariat

Tujuan analisis bivariat adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan

antara dua variabel, yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Uji statistik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square (27).

3.8.3. Analisis Multivariat.

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel independen yang

paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis multivariat yang

digunakan adalah regresi logistik model prediksi, dengan tingkat kepercayaan

95% dan menggunakan metode menentukan odds rasio variabel kategorik

polikontom dengan salah satu kategori menjadi pembanding dengan cara chi

square.

Page 81: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

63

Langkah yang dilakukan dalam analisis regresi logistik adalah sebagai

berikut : (38)

a.Melakukan seleksi variabel yang layak dilakukan dalam model multivariat

dengan cara terlebih dahulu melakukan seleksi bivariat antara masing-masing

variabel independen dengan variabel dependen dengan uji regresi logistik

sederhana.

b. Bila hasil analisis bivariat menghasilkan p-value < 0,25 atau termasuk substansi

yang penting maka variabel tersebut dapat dimasukkan dalam model

multivariat.

c. Variabel yang memenuhi syarat lalu dimasukkan ke dalam analisis multivariat.

d. Dari hasil analisis dengan multivariat dengan regresi logistik menghasilkan p

value masing-masing variabel.

e. Variabel yang p valuenya > 0,05 ditandai dan dikeluarkan satu-persatu dari

model, hingga seluruh variabel yang p-valuenya > 0,05 hilang.

f. Untuk melihat adanya interaksi antar variabel selanjutnya dilakukan uji

interaksi. Variabel dikatakan tidak saling berinteraksi jika didapatkan hasil p

valuenya >0,05 pada α=0,05.

g. Pada langkah terakhir akan tampak nilai exp(B), yang menunjukan bahwa

semakin besar nilai exp(B)/OR maka makin besar pengaruh variabel tersebut

tehadap variabel dependen.

Adapaun rumusnya adalah sebagai berikut:

Logit (p) = log (p/1-p) = In (p/1-p), dimana p bernilai antara 0-1.

Model yang digunakan pada regresi logistik sebagai berikut:

Page 82: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

64

Log (P/1-p) = β0+β1X1+β2X2+....+βnXn

Keterangan:

p = Kemungkinan bahwa Y= 1,

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

X3 = Variabel bebas ketiga

X4 = Variabel bebas keempat

X5 = Variabel bebas kelima

X6 = Variabel bebas keenam

Xn= Variabel selanjutya.

β = Koefisien regresi (nilai konstanta)

3.9. Penyajian Data

Data yang telah dikumpulkan, dimasukkan ke dalam komputer kemudian

di analisis secara deskriptif dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions). Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel

distribusi proporsi.

3.10. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian selesai di uji dan

peneliti mendapatkan rekomendasi dan ijin untuk melakukan penelitian dari

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Setelah mendapat

izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia, peneliti akan memulai pengumpulan data.

Page 83: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

65

Sebelum mengumpulkan data, peneliti akan menjelaskan kepada

responden mengenai maksud, tujuan, dan proses penelitian yang dilaksanakan.

Kemudian peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika

responden menolak untuk berpatisipasi dalam penelitian, maka peneliti tidak

memaksa responden. Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden (anonimity), tetapi hanya mencantumkan inisial

nama (nomor responden). Kerahasiaan informasi responden (confidentiality)

dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

Page 84: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Ukhat Peseluk merupakan salah satu pedesaan yang ada Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara provinsi

Aceh dimana terletak kurang lebih 100 km arah selatan di kota kutacane (Pusat

pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara) Letak Geografis Wilayah kerja Puskesmas

Naga Timbul berada di Kecamatan Leuser dan desa yang berada di Wilayah Kerja

Puskesmas meliputi Desa Bun-Bun Alas, Naga Timbul, Gunung Pak-Pak, Bun-

Bun Indah, Suka Damai, Puncenali, Sada Ate, Arih Mejile, Ukhat Peseluk, Tunas

Mude, Gaya Sendah, Kute Hakhapen, Sepakat.

Luas wilayah kerja Puskesmas Naga Timbul adalah 9,20 Ha, terdiri dari

dataran dari dataran tinggi dengan komposisi luas lahan yang hampir seimbang.

Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan, bangunan/ rumah, sawah dan lain-lain.

Wilayah kerja Puskesmas Naga Timbul meliputi setengah wilayah Kecamatan

Leuser, yang juga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara

yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumut. Pembiayaan puskesmas

bersumber dari pendapatan puskesmas yang digunakan kembali sebagai biaya

operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari jasa pelayanan pasien

Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Adapun pendapatan Puskesmas Naga Timbul.

Page 85: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

67

Dengan batas wilayah:

Sebelah utara : Berbatasan dengan perkebunan

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sungai Renun

Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa bunbun indah

Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Hakhapen

Pelayanan Kesehatana Lansia Puskesmas Naga Timbul adalah “Puskesmas

Santun Lansia” artinya memberikan prioritas pada pasien dari pralansia mulai dari

loket yang terpisah dari pasien umum sampai ruangan tersendiri dan dilengkapi

dengan kamar mandi dan perlengkapannya seperti realling, bel dan keset anti

selip. Puskesmas Santun Lansia, merupakan strategi pelayanan kesehatan bagi

usia lanjut sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut

dengan segala kondisinya baik fisik, mental dan psiko-sosial. Jumlah usia lanjut

yang semakin meningkat, harus menjadikan perhatian kita untuk dapat melakukan

pembinaan sedini mungkin agar mereka tetap terpelihara kesehatan dan

kemandiriannya.

Tujuan Puskesmas “Santun Lansia adalah :

1) Melakukan perencanaan terarah dalam pelayanan lansia sesuai kebutuhan

2) Pelayanan proaktif,berkualitas

3) Kemudahan pelayanan

4) Menurunkan jumlah kesakitan

5) Mewujudkan lansia produktif dan bahagia

6) Mengembalikan kemampuan dan kepercayaan diri lansia.

Page 86: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

68

Indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan Lansia belum mencapai target

yang diharapkan. Pelayanan kesehatan lansia terus dilakukan dan posyandu lansia

harus dilakukan diseluruh wilayah kerja Puskesmas Naga timbul.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisa Univariat

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahaun

No Pernyataan Benar Salah Total

f % f % f %

1 Apa yang dimaksud dengan

posbindu?

27 45,8 32 54,2 59 100

2 Berapa kali dalam 3 bulan terkahir

Ibu/Bapak datang ke Posbindu

lansia?

36 61,0 23 39,0 59 100

3 Apakah tujuan dari posbindu? 29 49,2 30 50,8 59 100

4 Kapan Posbindu lansia

dilingkungan Ibu/ Bapak

dilaksanakan?

27 45,8 32 54,2 59 100

5 Siapa sajakah yang boleh datang ke

Posbindu lansia?

28 47,5 31 52,5 59 100

6 Apakah bapak/ibu tahu kegiatan-

kegiatan di Posbindu lansia?

29 49,2 30 50,8 59 100

7 Apakah posbindu sangat

bermanfaat bagi bapak/ibu?

27 45,8 32 54,2 59 100

8 Bagaimana bentuk pelayanan

posyandu lansia?

32 54,2 27 45,8 59 100

9 Apa yang dimaksud dengan kartu

menuju sehat (KMS)?

30 50,8 29 49,2 59 100

10 Siapa yang menjadi sasaran

posyandu lansia?

27 45,8 32 54,2 59 100

Berdasarkan jawaban responden diatas maka jawaban responden paling

tinggi dalam kategori benar terdapat pada nomor 2 yaitu tentang berapa kali ke

posbindu selama 3 bulan terakhir? Dengan frekuensi 36 orang (61,0%) dan

jawaban salah tertinggi terdapat pada pertanyaan nomor 1, 4 dan 10 yaitu tentang

pengertian posbindu, kapan dilakukan posbindu dan siapa sasaaran dari posbindu

dengan frekuensi 32 orang (54,2%).

Page 87: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

69

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Dalam Pemanfaatan

Posbindu Lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Baik 41 69.5

2 Baik 18 30.5

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 41

responden (69,5%) yang memiliki pengetahuan tidak baik dan sebanyak 18

responden (30,5%) yang memiliki pengetahuan baik.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Sikap

No Pernyataan Ya Tidak

Total

F % f % f %

1 Apakah kegiatan posyandu

lansia bermanfaat dalam

menjaga kesehatan Bapak/ibu

26 44,

1

33 55,

9

59 100

2 Apakah Bapak/Ibu bersedia

menghadiri posyandu lansia

setiap bulannya?

37 62,

7

22 37,

3

59 100

3 Apakah Bapak/ibu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di

posyandu lansia seperti

penyuluhan?

36 61,

0

23 39,

0

59 100

4 Apakah Bapak/ibu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di

posyandu lansia berupa

penimbangan berat badan?

25 42,

4

34 57,

6

59 100

5 Apakah Bapak/ibu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di

posyandu lansia berupa

pengukuran tinggi badan?

32 54,

2

27 45,

8

59 100

6 Apakah Bapak/ibu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di

posyandu lansia berupa

26 44,

1

33 55,

9

59 100

Page 88: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

70

pengukuran tekanan darah?

7 Apakah Bapak/ibu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di

posyandu lansia berupa olahraga

ringan?

26 44,

1

33 55,

9

59 100

8 Apakah Bapak/ibu menerima

makanan tambahan yang

diberikan oleh tenaga kesehatn

di posyandu lansia?

28 47,

5

31 52,

5

59 100

Berdasarkan jawaban responden diatas diketahui bahwa jawaban “Ya”

tertinggi terdapat pada nomor 2 yaitu tentang Bapak/Ibu bersedia menghadiri

posyandu lansia setiap bulannya dengan frekuensi 37 orang (62,7%) dan “Tidak”

terdapat pada nomor 1, 4 dan 7 yaitu tentang kegiatan posyandu lansia bermanfaat

dalam menjaga kesehatan Bapak/ibu, Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang

dilakukan di posyandu lansia berupa penimbangan berat badan dan Bapak/ibu

mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa olahraga ringan

dengan frekuensi 33 orang (55,9%).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Faktor Sikap Dalam Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019.

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Baik 37 62.7

2 Baik 22 37.3

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59responden sebanyak

37 responden (62,7%) yang memilik sikap tidak baik dan sebanyak 22 responden

(37,3%) yang memilik sikap baik.

Page 89: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

71

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sarana

No Pernyataan Ya

Tidak Total

f % f % f %

1 Apakah posbindu sudah memiliki

meja dan kursi yang memadai

32 54,2 27 45,8 59 100

2 Apakah tersedia alat kesehatan

yang dibutuhkan untuk kegiatan

Posbindu Lansia seperti Timbangan

35 59,3 24 40,7 59 100

3 Apakah di posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

pengukur tinggi badan

30 50,8 29 49,2 59 100

4 Apakah di Posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

alat untuk cektekanandarah

34 57,6 25 42,4 59 100

5 Apakah Posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

alat untuk mengukursuhutubuh

33 55,9 26 44,1 59 100

6 Apakah di Posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratorium sederhanaguladarah

35 59,3 24 40,7 59 100

7 Apakah di Posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratoriumsederhanakolesterol

32 54,2 27 45,8 59 100

8 Apakah di Posbindu tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratorium sederhanaasamurat

35 59,3 24 40,7 59 100

Berdasarkan jawaban responden diatas diketahui bahwa jawaban “Ya”

tertinggi terdapat pada soal nomor 6 dan 8 yaitu tentang tersedia alat kesehatan

yang dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti laboratorium sederhana

gula darah dan tersedia alat kesehatan yang dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu

Lansia seperti laboratorium sederhana asam urat dengan frekuensi 35 (59,3%) dan

Page 90: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

72

jawaban “Tidak” tertinggi terdapat pada nomor 3 yaitu tentang tersedia alat

kesehatan yang dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti pengukur

tinggi badan dengan frekuensi 29 (49,2%).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Faktor Sarana Dalam Pemanfaatan

PosbinduLansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

No Ketersediaan Sarana

Kesehatan

Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Lengkap 54 91.5

2 Lengkap 5 5.5

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 54

responden (91,5%) yang memiliki ketersediaan sarana kesehatan tidak lengkap

dan sebanyak 5 responden (5,5%) yang memiliki sarana kesehatan tidak lengkap.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Akses

No Pernyataan Ya

Tidak Total

F % f % F %

1 Apakah tempat tinggal Bapak/Ibu

dekat dengan posbindu?

38 64,4 21 35,6 59 100

2 Apakah dari tempat tinggal

Bapak/ibu ada kendaraan/angkutan

umum ke tempat posbindu?

32 54,2 27 45,8 59 100

3 Apakah jalan umum dari tempat

tinggal Bapak/Ibu bagus atau

berlubang?

38 64,4 21 35,6 59 100

4 Apakah daerah tinggal Bapak/ibu

termasuk daerah pegunungan

sehingga sulit dijangkau

transportasi umum?

36 61,0 23 39,0 59 100

5 Apakah akses menjadi penghalang

bagi Bapak/Ibu untuk mengikuti

kegiatan posbindu?

36 61,0 23 39,0 59 100

Page 91: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

73

Berdasarkan jawaban responden diatas diketahui bahwa jawaban “Ya”

paling tertinggi terdapat pada jawaban nomor 1 dan 3 yaitu tentang tempat tinggal

Bapak/Ibu dekat dengan posbindu dan daerah tinggal Bapak/ibu termasuk daerah

pegunungan sehingga sulit dijangkau transportasi umum dengan frekuensi 38

orang (64,4%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Faktor Akses Dalam Pemanfaatan Posbindu

Lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

No Akses Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Terjangkau 50 84.7

2 Terjangkau 9 15.3

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59responden sebanyak 50

responden (84,7%) yang memiliki akses tidak terjangkau dan sebanyak 9

responden (15,3) yang memiliki akses terjangkau.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dukungan

Keluarga

No Pernyataan Ya

Tidak Total

F % f % F %

1 Apakah keluarga Bapak/Ibu

bersedia menemani saat posyandu?

35 59,3 24 40,7 59 100

2 Apakah Bapak/ibu di ingatkan oleh

keluarga untuk mengikuti kegiatan

posbindu?

32 54,2 27 45,8 59 100

3 Apakah Bapak/ibu mendapatkan

motivasi dari keluarga?

32 54,2 27 45,8 59 100

4 Apakah Bapak/ibu di ingatkan 29 49,2 30 50,8 59 100

Page 92: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

74

keluarga jadwal posbindu?

5 Apakah keluarga Bapak/ibu

menayakan keadaan kesehatan

setelah mengikuti posbindu?

27 45,8 32 54,2 59 100

6 Apakah keluarga bapak/ibu

membantu mempersiapkan diri

untuk mengikuti posbindu?

31 52,5 28 47,5 59 100

7 Apakah keluarga Bapak/Ibu peduli

dengan kesehatan Bapak/Ibu?

33 55,9 26 44,1 59 100

8 Apakah keluarga Bapak/Ibu

menanyakan kegiatan-kegiatan

posbindu?

30 50,8 29 49,2 59 100

Berdasarkan jawaban responden diatas diketahui bahwa jawaban

responden “Ya” tertinggi terdapat pada nomor 1 yaitu tentang keluarga Bapak/Ibu

bersedia menemani saat posyandu dengan frekuensi 35 orang 9 (59,3%), dan

jawaban “Tidak” tertinggi terdapat pada nomor 5 yaitu tentang keluarga

Bapak/ibu menanyakan keadaan kesehatan setelah mengikuti posbindu dengan

frekuensi 32 orang (54,2%).

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Keluarga Dalam

Pemanfaatan Posbindu Lansia di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Mendukung 34 57.6

2 Mendukung 25 42.4

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59responden sebanyak 34

responden (57,6%) memiliki dukungan keluarga yang tidak mendukung dan

sebanyak 25 responden (42,4%) memiliki dukungan keluarga yang mendukung.

Page 93: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

75

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dukunagn

Petugas Kesehatan

No Pernyataan Ya

Tidak Total

F % f % F %

1 Apakah Petugas selalu hadir di

posbindu tepat waktu?

29 49,2 30 50,8 59 100

2 Apakah Petugas selalu memberikan

motivasi/semangat?

37 62,7 22 37,3 59 100

3 Apakah Petugas selalu

menyarankan agar tetap hadir di

posbindu?

30 50,8 29 49,2 59 100

4 Apakah Petugas mengingatkan

jadwal pelaksanaan posbindu?

22 37,3 37 62,7 59 100

5 Apakah Petugas kunjungan rumah

apabila bapak/ibu tidak hadir

posbindu?

32 54,2 27 45,8 59 100

6 Apakah Petugas selalu

mengingatkan untuk membawa

kartu KMS?

25 42,4 34 57,6 59 100

7 Apakah petugas memperlihatkan

alat peraga kesehatan saat

dilakukan kegiatan posbindu seperti

penyuluhan?

20 33,9 39 66,1 59 100

8 Apakah petugas memberikan

pelayanan dengan ramah, sopan dan

penuh tanggung jawab?

27 45,8 32 54,2 59 100

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jawaban responden “Ya”

tertinggi terdapat pada nomor 2 yaitu tentang apakah petugas selalu memberikan

motivasi/semangat dengan frekuensi 37 orang (62,7%) dan jawaban “Tidak”

tertinggi terdapat pada pada nomor 7 yaitu tentang petugas memperlihatkan alat

peraga kesehatan saat dilakukan kegiatan posbindu seperti penyuluhan dengan

frekuensi 39 orang (66,1%).

Page 94: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

76

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Petugas Kesehatan

Dalam Pemanfaatan Posbindu Lansia di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019

No Dukungan Petugas

Keseahtan

Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Mendukung 44 74.6

2 Mendukung 15 25.4

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 44

responden (74,6%) memiliki dukungan petugas kesehatan yang tidak mendukung

dan sebanyak 15 responden (25,4%) memiliki dukungan petugas kesehatan yang

mendukung.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posbindu Lansia di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019

No Pemanfaatan

Posbindu

Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Memanfaatkan 42 71,2

2 Memanfaatkan 17 28,8

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak

42 responden (71,2%) yang pemanfaatan Posbindu yang tidak memanfaatkan dan

sebanyak 17 responden (28,8) yang pemanfaatan Posbindu yang memanfaatkan.

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Umur Lansia di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019

Page 95: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

77

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 45-59 Tahun 34 71,9

2 60-69 Tahun 25 28,9

3 <70 Tahun 0 0,00

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 34

responden (71,9%) yang memiliki umur 45-59 tahun, 25 responden yang

memiliki umur 60-69 tahun dan sebanyak 0 responden (0,00) yang memiliki umur

70 Tahun.

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pendidikan Lansia Di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun

2019

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 46 78,0

2 SMP 10 16,9

3 SMA 3 5,1

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 46

responden (78,0%) yang pendidikan SD, sebanyak 10 responden (16,9%) yang

pendidikan SMP dan sebanyak 3 responden (5,1%) yang pendidikan SMA.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Lansia Di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun

2019

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Page 96: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

78

1 Petani 43 72,9

2 Pedagang 16 27,1

Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 59 responden sebanyak 43

responden (72,9%) yang pekerjaan petani dan sebanyak 16 responden (27,1) yang

pekerjaan pedagang.

4.2.2. Analisa Bivariat

Tabulasi silang antara faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Pengetahuan Pemanfaatan Posbindu Total P

value

OR

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

f % f % f %

Tidak Baik 40 67,8 1 1,7 41 69,5 0,000 177,26

Baik 2 3,4 16 27,1 18 30,5

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 41 responden (69,5%)

yang memiliki pengetahuan tidak baik paling banyak tidak memanfaatkan

Posbindu sebanyak 40 responden (67.8%) dan dari 18 responden (30,5%), yang

memiliki pengetahuan baik paling banyak memanfaatkan Posbindu sebanyak 16

responden (27.1%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja

Page 97: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

79

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara 2019.diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,000) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa pengetahuan

memiliki hubungan signifikan terhadap Pemanfaatatan Posbindu dengan nilai OR

adalah 177,26 yang artinya bahwa lansia yang tidak berpengetahuan baik

cenderung 177 kali tidak memanfaatkan posbindu lansia dibandingkan dengan

lansia yang berpengetahuan baik.

Tabel 4.18. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Pemanfaatan Posbindu

Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Sikap Pemanfaatan Posbindu Total P value OR

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

f % f % f %

Tidak

Baik

31 52.5 6 10,2 37 62,7 0,008 3,28

Baik 11 18.6 11 18,6 22 37,3

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 37 responden (62,7%)

yang memiliki sikap tidak baik paling banyak tidak memanfaatkan Posbindu

sebanyak 31 responden (52,5%) dan dari 22 responden (47,3%), yang memiliki

sikap baikmemiliki jumlah yang sama antara memanfaatkan dan tidak

memanfaatkan Posbindu.

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan sikap dengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara 2019.diketahui bahwa nilai probabilitasnya (0,000)

<sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan,

sehingga dapat diketahui bahwa sikapmemiliki pengaruh signifikan terhadap

Page 98: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

80

Pemanfaatatan Posbindu, dengan nilai OR adalah 3,28 yang artinya bahwa lansia

yang sikapnya tidak baik cenderung 3 kali tidak memanfaatkan posbindu lansia

dibanding lansia yang mempunyai sikap baik.

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Hubungan Sarana Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Sarana

Pemanfaatan Posbindu

Total P value

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

f % f % f %

Tidak

Lengkap

40 67,8 14 23,7 54 91,5

0,135 Lengkap 2 3,4 3 5,1 5 8,5

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 54 responden (91,5%)

yang memiliki ketersediaan sarana kesehatan yang tidak lengkap paling banyak

tidak memanfaatkan Posbindu sebanyak 40 responden (67,8%) dan dari 5

responden (8,5%), yang memiliki ketersediaan sarana kesehatan yang lengkap

terbanyak yaitu memanfaatkan Posbindu sebanyak 3 responden (5,1%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan sarana dengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas

Naga Timbul Aceh Tenggara 2019 diketahui bahwa nilai probabilitasnya (0,135)

>sig_α=0,05. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan hipotesis

pengaruh, sehingga dapat diketahui bahwa ketersediaan sarana kesehatan tidak

memiliki hubungan dengan Pemanfaatatan Posbindu.

Page 99: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

81

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Hubungan Akses Dengan Pemanfaatan

Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Akses Pemanfaatan Posbindu Total P value OR

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

f % f % f %

Tidak

Terjangkau

40 67,8 10 16,9 50 84,7 0,001 7,33

Terjangkau 2 3,4 7 11,9 9 15,3

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 50 responden (84,7%)

yang memiliki akses tidak terjangkau paling banyak tidak memanfaatkan

Posbindu sebanyak 40 responden (67,8%) dan dari 49 responden (15,3%),

yangakses terjangkau paling banyak yaitu yang memanfaatkan Posbindu sebanyak

7 responden (11,9%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan akses dengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara 2019.diketahui bahwa nilai probabilitasnya (0,001)

<sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis pengaruh,

sehingga dapat diketahui bahwa akses memiliki pengaruh signifikan terhadap

Pemanfaatatan Posbindu, dengan nilai OR 7,33 yang artinya lansia yang akses nya

tidak terjangkau cenderung 3 kali tidak memanfaatkan posbindu lansia dibanding

dengan lansia yang aksesnya terjangkau.

Page 100: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

82

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019

Dukungan

Keluarga

Pemanfaatkan Posbindu

Total P value

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

F % F % f %

Tidak

Mendukung

24 40,7 10 16,9 34 57,6

1,000 Mendukung 18 30,5 7 11,9 25 42,4

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 34 responden (57,6%)

dukungan keluarga yang tidak mendukung paling banyak tidak memanfaatkan

Posbindu sebanyak 24 responden (40,7%) dan dari 25 responden (42,4%),

dukungan keluarga yang mendukung paling banyak tidak menggunakan Posbindu

sebanyak 18 responden (30,5%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan dukungan keluarga deengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara 2019. Diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (1,000) >sig_α=0,05. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa dukungan

keluarga tidak memiliki hubungan signifikan dengan Pemanfaatatan Posbindu.

Page 101: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

83

Tabel 4.22. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Petugas Dengan

Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah

Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Dukungan

Petugas

Kesehatan

Pemanfaatkan Posbindu Total P value OR

Tidak

Memanfaatkan

Memanfaatkan

F % f % f %

Tidak

Mendukung

36 61 8 13,6 44 74,6 0,004 8,10

Mendukung 6 10,2 9 15,3 15 25,4

Total 42 71,2 17 28,8 59 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 44 responden (74,6%)

dukungan petugas Kesehatan yang tidak mendukung paling banyak tidak

memanfaatkan Posbindu sebanyak 36 responden (61%) dan dari 15 responden

(25,4%), dukungan petugas kesehatan yang mendukung paling banyak

menggunakan Posbindu sebanyak 9 responden (15,3%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

hubungan dukungan petugas dengan pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara 2019.diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,006) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa dukungan

keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap Pemanfaatatan Posbindu dengan

nilai OR adalah 8,10 yang artinya bahwa lansia yang tidak memperoleh dukungan

petugas kesehatan cenderung 8 kali tidak memanfaatan posbindu lansia

dibanding dengan lansia yang memperoleh dukungan petugas.

Page 102: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

84

4.2.3. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat dilakukan untuk melihat pengaruh masing-

masing variabel independen dan secara bersama-sama terhadap variabel

dependen, serta mencari tahu yang manakah dari variabel independen yang paling

berpengaruh dengan menggunakan uji analisis regresi logistik berganda pada taraf

kemaknaan nilai pvalue < α (0,05), uji regresi logistik (regresi berganda binary)

melalui beberapa langkah antara lain:

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model

variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan.

2. Dalam pemodelan ini variabel yang memiliki nilai p value< 0,25 pada uji

bivariat (uji chi-square) dimasukkan secara bersama-sama dalam uji

multivariat. Dari hasil uji bivariat, variabel yang dijadikan kandidat model

pada uji logistic regression (regresi berganda binary) adalah variable genetic,

Pengetahuan, Sikap, Akses dan Dukungan Petugas Kesehatan. Penggunaan

kemaknaan statistik 0,25 dalam uji regresi statistik berganda untuk

memungkinkan variabel-variabel yang secara terselubung sesungguhnya

penting dimasukkan kedalam model multivariat. Variabel yang masuk seleksi

kandidat model.

3. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode enter

untuk mengidentifikasi variabel yang paling berpengaruh terhadap

pemanfaatan posbindu lansia dengan signifikan (p< 0,05).

Page 103: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

85

Tabel 4.23. Seleksi Variabel yang Menjadi Kandidat Model dalam Uji

Regresi Logistik Berdasarkan Analisis Bivariat

No Variabel p value (sig)

1 Pengetahuan 0,000

2 Sikap 0,008

3 Akses 0,001

4 Dukungan Petugas Kesehatan 0,006

Tabel di atas menunjukkan ada 4 (empat) variabel yang p value<0,05 yaitu

pengetahuan, sikap, akses dan dukungan petugas kesehatan. Dengan demikian ke

4 (empat) variabel tersebut layak masuk ke model multivariat.

Tabel 4.24. Hasil Analisis Regresi Logistic Berganda Tahap Pertama

No Variabel B p (Sig) Exp (B) 95% C.I

Lower Upper

1 Pengetahuan 5,178 0,000 177,266 12,183 2579,331

2 Sikap 1,188 0,432 3,282 0,170 63,430

3 Akses 1,993 0,295 7,339 0,175 306,905

4 Dukungan

Petugas

Kesehatan

2.092 0,173 8,103 0,401 163,748

Constant -15.302 .001 .000

Setelah dilakukan uji regresi logistik tahap pertama, maka variabel yang p

(sig) > 0,25 dikeluarkan dari analisis tahap kedua. Sedangkan p (sig) <0,25 maka

akan masuk sebagai kandidat analisis tahap kedua. Pada uji regresi logistik tahap

pertama maka variabel p (sig)<0,25 yaitu varaibel sikap dan akses, yang akan

dikeluarkan sebagai kandidat model tahap kedua, sebagaimana terlihat pada tabel

berikut:

Page 104: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

86

Tabel 4.25. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Kedua

No Variabel B p (Sig) Exp (B) 95% C.I

Lower Upper

1 Pengetahuan 5,621 0,000 276,280 21,754 3508,281

Constant -11,180 .000 .000

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa analisis uji regresi logistik

tahap kedua menghasilkan 1 (satu) variabel yang mempunyai pengaruh terhadap

pemanfaatan Posbindu yaitu variabel pengetahuan dengan nilai p (sig) =<0,05.

Variabel yang paling dominan memiliki pengaruh signifikan terhadap

pemanfaatan Posbindu adalah adalah pengetahuan dengan p (sig) 0,000 dan

memiliki nilai OR= 276,280 artinya responden yang berpengetahuan baik

memiliki peluang 276,2 kali memanfaatkan Posbindu. Nilai Koefisien B yaitu

5,621 bernilai positif, maka semakin baik pengetahuan maka akan semakin

memanfaatkan Posbindu.

Page 105: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

87

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di

Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019

Berdasarkan analisis bivariat dalam penelitian ini menunjukkan Faktor

Pengetahuan berpengaruh terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Puskesmas

Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Tahun 2019 Yang mana dilihat dari

hasil Uji Chi Square dengan nilai probabilitasnya (0,000) <sig_α=0,05. Bahwa

ada hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan posbindu lansia dan dari

hasil uji Multivariat dimana P 0,000 < 0,05 maka ada pengetahuan yang lebih

dominan berpengaruh terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ivong R dengan judul faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Berkunjung Posbindu Di Desa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan

posbindu dengan nilai pvalue adalah 0,000 atau < 0,005 (29).

Penelitian Dwi Wigata dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemanfaatan Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Setia

Budi Kota Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

pengetahuan dengan pemanfaatan posbindu lansia dengan nilai pvalue adalah

0,010 atau < 0, 05 (39).

Page 106: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

88

Pengetahuan kesehatan merupakan suatu kemungkinan baik yang sangat

penting sebelum perilaku sehat seseorang terbentuk, tetapi perilaku kesehatan

yang diinginkan berkemungkinan untuk tidak terjadi, kecuali jika seseorang

menerima suatu isyarat yang cukup kuat untuk memotivasi mereka untuk

berperilaku (30).

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi penyebab dari perubahan

perilaku seseorang, tetapi sangat berkaitan dengan penentu awal untuk seseorang

berperilaku (40).

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan, dimana

diharapkan bahwa orang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang luasakan tetapi perlu ditekankan bahwa pengetahuan seseorang bukan hanya

di peroleh melalui pendidikan formal saja akan tetapi dapat di peroleh dari

pendidikan tidak formal (41).

Temuan hasil penelitian ini dimana pengetahuan lansia yang ada di lokasi

penelitian masih kurang baik tentang posbindu, dimana masih banyak lansia yang

tidak mengetahui apa itu posbindu lansia, kapan dilaksanakan dan dimana

dilaksanakan.

Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan yang baik kemungkinan besar

akan lebih memanfaatkan posbindu, dan sebaliknya apabila seseorang tidak

mengetahui apa itu posbindu maka hal ini akan mengakibatkan tidak

memanfaatkan posbindu. Peneliti juga berasumsi bahwa ketidaktahuan lansia

tentang posbindu disebabkan kurangnya informasi tentang posbindu yang

diperoleh, karena apabila petugas memberikan informasi kepada lansia maka tentu

Page 107: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

89

saja lansia akan mengetahui apa itu posbindu dan kapan dilakukan. Pengetahuan

lansia yang negatif tentang posyandu lansia mengakibatkan kurangnya

pemahaman lansia dalam kunjungan posyandu lansia. Keterbatasan pengetahuan

ini akan mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan

kesehatannya. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan

lansia yaitu dengan aktif berkomunikasi atau bertukar pikiran dengan lansia yang

memiliki tingkat pengetahuan baik sehingga bisa memperoleh banyak informasi

tentang posyandu lansia, manfaat kesehatan yang diperoleh dan mencari informasi

lain dari sumber internet atau langsung datang ke Puskesmas untuk memperoleh

informasi yang lebih jelas dan dengan demikian dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi lansia. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat

posyandu lansia dapat menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan

Posyandu lansia; sedangkan dukungan keluarga sangat berperan dalam

mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu.

Bahwa lansia semakin rendah tingkat pengetahuan seseorang maka

semakin rendah kunjungan posyandu dan dengan bertambahnya umur lansia juga

akan membuat lansia mengalami kemuduran fungsi otak sehingga lansia semakin

sulit untuk memahami arti dari posyandu sebenarnya, begitupun sebaliknya.

Keberhasilan program diposyandu tidak hanya ditentukkan oleh petugas

kesehatan saja tapi juga dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat yang tinggi dan

kesadarannya untuk menerapkan apa yang telah diperoleh saat pelaksanaan

Page 108: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

90

posyandu berlangsung. Selain itu perlunya meningkatkan sosialisasi mengenai

program posyandu yang akan menambah wawasan lansia akan pentingnya

mengikuti posyandu lansia, sehingga menimbulkan minat lansia untuk datang ke

posyandu. Kurangnya pengetahuan akan mengakibatkan dampak yang kurang

baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Pengetahuan lansia mengenai manfaat

posyandu ini dapat bersumber dari pengalaman dalam aktivitas sebelumnya.

Melalui kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang

bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan

yang melekat pada mereka. Pengalaman ini, akan membuat pengetahuan lansia

semakin meningkat, kemudian membentuk sikap dan akhirnya mendorong

minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.

5.2. Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019

Berdasarkan analisis bivariat dalam penelitian ini menujukkan faktor sikap

berpengaruh terhadap dengan pemanfaatan posbindu lansisa Wilayah Kerja

Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 yang

mana dilihat dari Hasil Uji Chi Square dengan nilai probabilitasnya 0,008<0,05,

amka berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat hubungan antara sikap

dengan pemanfaatan posbindu lansia di wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul

Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019 namun dari hasil uji multivariat

tidak ada pengaruh antara sikap terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019.

Page 109: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

91

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suslowati, dkk tentang Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Desa Tegal

Giri Nogosari Bayolali. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara

sikap dengan keaktifan lansia ke posbindu lansia dengan nilai p value adalah

0,178 atau < 0,05, karena responden terhadap Sikap lansia dalam pemanfaatan

posyandu lansia sudah baik dan mereka menganggap bahwa menjadi tua/lansia

merupakan hal biasa dan tidak perlu menjalani pemeriksaan apapun (17).

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu perbuatan (action) tetapi dari

sikap dapat diramalkan perbuatannya. Sikap merupakan kecenderungan yang

berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu,

terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (42).

Sikap atau perilaku yang tidak baik terhadap kunjungan lansia merupakan

reaksi atau respon yang muncul yang terbatas pada perhatian dan kurangnya

kesadaran akan manfaat posyandu lansia yang terjadi pada lansia sehingga

mengakibatkan kunjungan lansia untuk datang ke posyandu lansia rendah. Dalam

hal ini dalam menentukan sikap terhadap kunjungan ke posyandu tidak terlepas

dari pengetahuan (43).

Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan

sikap seseorang. Individu seringkali memperlihatkan tindakan bertentangan

dengan sikapnya. Akan tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir

tertentu dalam masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berfikir ini

Page 110: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

92

mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat, baik dalam kehidupan sehari-

hari maupun dalam hal membuat keputusan yang penting dalam hidup (44).

Sikap terbentuk karena ada faktor pengalaman pribadi, pengaruh orang

lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga

pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional. Bahwa sikap

seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek

tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (45).

Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu.

Interaksi disini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antar pribadi

sebagai anggota kelompok sosial, tetapi meliputi juga hubungan dengan

lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada

pengalaman luar biasa.Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilaisikap

seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner (46).

Sikap dan tindakan merupakan respon internal setelah adanya pemikiran,

tanggapan, sikap dan pengetahuan. Tindakan atau perilaku manusiawi ini di

pengaruhi oleh keturunan, lingkungan dan pengetahuan. Dalam tahapan proses

beraktivitas setelah individu melakukan pencarian dan pemprosesan informasi lalu

menyikapi informasi yang diterimanya (47).

Kegiatan-kegiatan di posyandu lansia dianggap monoton, seperti

pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan dan pengobatan dari

petugas kesehatan apabila responden mengeluh sakit (48).

Kurangnya lansia terhadap posyandu lansia menyebabkan lansia tidak

ingin memanfaatkan posyandu hal ini dilihat dari kegiatan yang rutin diadakan

Page 111: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

93

setiap bulannya, tidak mengalami banyak perubahan peningkatan jumlah

kunjungan pemanfaatan posyandu lansia, baik dari jenis pelayanan, maupun

jumlah peserta yang datang ke posyandu lansia. Lansia tentunya tetap

menginginkan bahwa pelayanan posyandu dan jenis pelayanan posyandu lansia

dapat bertambah banyak variasinya (49).

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan posyandu

lansia sebab dengan motivasi dan bantuan keluarga tentunya para lansia akan

lebih mudah dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan bagi lansia yang telah

disediakan. Untuk menciptakan posyandu lansia yang berkualitas tentunya

dibutuhkan kader posyandu lansia yang berkualitas juga yaitu yang mampu

mengajak usila agar memanfaatkan posyandu lansia (50).

Berdasarkan hasil penelitian ini dimana responden yang mendapatkan

bahwa sikap lansia terhadap pemanfaatan posbindu masih kurang, hal ini di

sebabkan karena kurangnya pengetahuan lansia tentang posbindu lansia sehingga

dengan kurangnya pengetahuan terhadap pemanfaatan posbindu maka sikap lansia

tersebut juga akan kurang baik.

Menurut asumsi peneliti bahwa sikap dapat di pengaruhi tingkat

pengetahuan, apabila pengetahuan seseorang kurang maka sikapnya juga akan

kurang terhadap pemanfaatan posbindu lansia. Lansia belum sepenuhnya

memanfaatkan posyandu untuk menjadikan posyandu sebagai tempat pertama

untuk memantau status kesehatan lansia tersebut. Jika lansia tidak aktif dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia, maka kondisi kesehatan

mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga apabila mengalami suatu

Page 112: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

94

resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan

dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Penyuluhan

dan sosialisasi tentang manfaat posyandu lansia perlu terus ditingkatkan dan perlu

mendapat dukungan berbagai pihak, baik keluarga, pemeritah maupun

masyarakat itu sendiri.

5.3. Pengaruh Sarana Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden (91,5%) yang

memiliki ketersediaan sarana kesehatan yang tidak lengkap paling banyak tidak

memanfaatkan Posbindu sebanyak 40 responden (67,8%) dan dari 5 responden

(8,5%), yang memiliki ketersediaan sarana kesehatan yang lengkap terbanyak

yaitu memanfaatkan Posbindu sebanyak 3 responden (5,1%), dengan nilai

probabilitasnya (0,135) >sig_α=0,05 maka tidak ada Hubungan antara sarana

dengan pemanfaatan posbindu lansia dan pada uji multivariat tidak ada pengaruh

antara sikap terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019.

Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, salah satunya adalah sarana

kesehatan milik pemerintah yaitu sarana kesehatan yang di miliki oleh pemerintah

dan di selenggarakan oleh pemerintah (51).

Sarana pelayanan kesehatan merupakan suatu tempat yang digunakan

utnuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,baik promotif, preventif, dan

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,

Page 113: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

95

dan atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti

Posbindu (52).

Pemanfaatan Posyandu lansia sangat perlu sekali diperhatikan dengan

serius oleh semua pihak mengingat betapa penting dan besar manfaatnya bagi

kesehatan lansia, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada upaya untuk

memotivasi lansia supaya bisa lebih memanfaatkan Posyandu Lansia misalnya

dengan pendekatan penyuluhan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, petugas

kesehatan dan pemerintah setempat. Sarana dan prasarana perlu dilengkapi

guna menunjang kelancaran kegiatan Posyandu Lansia (53).

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa sarana pobindu lansia yang ada di

desa Ukhat peseluk belum lengkap, dimana posbindu lansia diadakan di teras

rumah warga dengan perlrngkapan yang seadanya, dimana meja dan kursi saja

masih sangat kurang, lansia yang datang ke posbindu duduk di lantai. Menurut

asumsi peneliti bahwa sarana juga salah satu hal yang mendukung untuk

meningkatkan kemauan lansia untuk menghadiri posbindu, apabila sarana lengkap

maka dapat meningkatkan kunjungan lansia sebaliknya apabila sarana tidak

tersedia hal ini dapat mengurangi kemauan lansia untuk berkunjung.

5.4. Pengaruh Akses terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 responden (84,7%) yang

memiliki akses tidak terjangkau paling banyak tidak memanfaatkan Posbindu

sebanyak 40 responden (67,8%) dan dari 49 responden (15,3%), yang akses

Page 114: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

96

terjangkau paling banyak yaitu yang memanfaatkan Posbindu sebanyak 7

responden (11,9%), dengan nilai probabilitasnya (0,001) <sig_α=0,05 namun, dari

hasil uji Multivariat tidak ada pengaruh antara akses terhadap pemanfaatan

posbindu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa

Ukhat Peseluk Tahun 2019.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Setia Budi Kota Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada akses dengan pemanfaatan posbindu lansia dengan nilai pvalue adalah 0,013

atau < 0, 05 (39).

Penelitian Lathifah I tentang Hubungan Akses Ke Posyandu, Dukungan

Keluarga, Dan Keluhan Fisik Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan

Posyandu PuspasariAbadi V Di Gonilan Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara akses dengan ka aktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu (13).

Setiap masing-masing daerah sudah memiliki pelayanan kesehatan dasar

seperti Posbindu, namun berbagai macam alasan kenapa faktor ini diteliti yaitu

sesuai teori Lawrence W. Green 2005 menyatakan bahwa faktor enabling

atau memungkinkanuntukseseorang berperilaku dilihat dari akses menuju

tempat pelayanan kesehatan. jarak dari rumah ke posyandu lansia berpengaruh

secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Kondisi geografi

dan tranportasi yang sulit, perlu kiranya dipertimbangkan tempat fasilitas

pelayanan kesehatan yang sesuai atau strategis. Waktu perjalanan merupakan

Page 115: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

97

faktor terpenting dari akses geografi sehingga berkaitan dengan jarak tempat

tinggal ke pelayanan kesehatan. Jarak, alat tranportasi dan waktu tempuh

memiliki dampak yang signifikan dengan pemanfaatan kesehatan (24).

Akses menuju tempat pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam hal ini

adalah ukuran jauh dekatnya dari rumah atau tempat tinggal ke Posbindu dimana

adanya kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut

Departemen Pendidikan Nasional (2002), akses adalah ruang sela (panjang atau

jauh) antara dua benda atau tempat yaitu akses antara rumah dengan

Posbindu.Lansia. Keterjangkauan posyandu adalah kemudahan akses ke

posyandu dalam memanfaatkan posyandu lansia. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keterjangkauan atau jarak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Posyand lansia. jarak merupakan penghalang yang meningkatkan kecenderungan

penundaan upaya seseorang atau masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan.

Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan (dalam hal ini

posyandu lansia) untuk keluarganya, jika jarak tempat tinggalnya tidak terlalu

jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Kendala jarak dapat diatasi jika akses

menuju posyandu lansia dipermudah dengan jalan meningkatkan sarana dan

prasarana tranportasi yang ada. Begitu juga pendapat Kusnanto dan Saimi bahwa

sulitnya pelayanan kesehatan dicapai secara fisik banyak menuntut pengorbanan

sehingga akan menurunkan permintaan (30).

Kendala pelaksanaan posyandu lansia dimana pengetahuan yang rendah

tentang manfaat posyandu lansia, jarak rumah yang jauh dari lokasi posyandu,

kurangnya dukungan keluarga, dan sikap yang kurang baik terhadap petugas

Page 116: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

98

kesehatan. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan

faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia, jika lansia merasa aman atau merasa

mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau

masalah yang serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk

mengikuti kegiatan posyandu.

Berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti desa Ukhat Peseluk merupakan

desa terpencil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Aceh Tenggara, dimana akses

yang masih sulit, angkutan umum yang terbatas, jalan yang masih berlubang dan

jalan kecil. Sementara akses merupakan salah satu pendukung mau tidaknya

lansia untuk memanfaatkan posyandu lansia. Karena menurut peneliti bahwa

apabila akses baik/terjangkau maka kemungkinan besar lansia akan mempunyai

kemauan untuk berkunjung/memanfaatkan posyandu lansia dan sebaliknya

apabila akses tidak terjangkau maka lansia juga akan kesulitan untuk

berkunjung/memanfaatkan posyandu lansia tersebut. jarak rumah dengan lokasi

posyandu yang jauh atau sulit dijangkau dengan kondisi fisik yang tidak mampu

berjalan kaki menuju posyandu. Mereka sering tidak mengikuti posyandu karena

lupa dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jarak posyandu yang dekat akan

membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan

fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.

5.5. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden (57,6%)

dukungan keluarga yang tidak mendukung paling banyak tidak memanfaatkan

Page 117: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

99

Posbindu sebanyak 24 responden (40,7%) dan dari 25 responden (42,4%),

dukungan keluarga yang mendukung paling banyak tidak menggunakan Posbindu

sebanyak 18 responden (30,5%), dengan nilai probabilitasnya (1,000)

>sig_α=0,05, dimana tidak ada hubungan Dukungan Keluarga dengan

pemanfaatan posbindu lansia dan pada uji multivariat tidak ada pengaruh akses

terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul

Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk Tahun 2019.

Menurut Joseph J Gallo (1998), dalam Hardywinoto (2007), sistem

pendukung lansia memiliki tiga komponen yaitu jaringan- jaringan pendukung

informal meliputi keluarga dan kawan-kawan,sistem pendukung formal meliputi

tim keamanan sosial setempat, program-program medikasi dan kesejahteraan

sosial. Serta dukungan-dukungan semiformal (30).

Penelitian Lathifah sejalan dengan ini dimana Tidak Ada Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu

PuspasariAbadi V Di Gonilan Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kaaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu dengan nilai p value adalah 0,126.(13)

Penelitian Erlin Dewi tentang Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Sikap Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Gajahan

Colomadu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga

dengan sikap lansia dalam mengikuti posyandu lansia di desa Gajahan dengan

nilai p value adalah 0,001 (29).

Page 118: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

100

Penelitian Nurvi S tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia, hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan

nilai pvalue adalah 0,100 atau < 0,05 (60).

Dukungan keluarga merupakan dukungan sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Dukungan tersebut dapat dilakukan

dengan cara meningkatkan dukungan emosional , penghargaan, instrumental, dan

informative yang diberikan oleh anggota keluarganya. Dukungan keluarga sangat

penting dalam menentukkan perilaku pasien dan anggota keluarganya yang sakit.

Dukungan juga memainkan suatu peran bersifat mendukung selama masa

pemeriksaan kesehatan (54).

Faktor seseorang untuk berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan

keluarga. Lansia akan aktif ke Posbindu jika ada dorongan dari orang terdekat

termasuk keluarga.Dukungan keluarga sangat berperan dalam memelihara dan

mempertahankan kesehatan lansia. dukungan keluarga merupakan komunikasi

verbal dan non verbal, saran, bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang–orang yang dekat dengan subyek dalam lingkungan

sosialnya, hal tersebut seperti kehadiran atau segala sesuatu yang dapat

memberikan keuntungan emosional pada tingkah laku penerimanya. Dalam

kehidupan yang diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak dituntut agar

memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong menolong, kejujuran, saling

mempercayai, saling membina pengertian dan damai dalam rumah tangga (24).

Page 119: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

101

Dukungan keluarga memiliki peran penting terhadap lansia dalam

kunjungan posyandu oleh lansia. Apabila kurang ada dukungan keluarga tidak

langsung intensitas kunjungan lansia ke posyandu akan semakin berkurang.

Dengan tidak adanya dukungan dari keluarga maka para lansia akan tidak jadi ke

posyandu apalagi bagi lansia yang tidak mampu lagi berjalan sendiri untuk datang

ke posyandu.begitupun sebaliknya dengan adanya dukungan keluarga yang baik

dari keluarga maka secara tidak langsung keluarga tersebut memiliki peran

penting untuk meningkatkan intensitas kunjungan lansia ke posyandu. Dukungan

sosial sangat diperlukan oleh setiap individu. Dukungan sosial semakin

dibutuhkan pada saat seseorang sedang mengalami masalah atau sakit, disinilah

peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit (55).

Keluarga merupakan satuan organisasi dalam kehidupan dalam interaksi

sosial. Peran keluarga dalam pembentukan karakter setiap anggota keluarganya

sangat besar. Oleh karena itu, setiap masing-masing individu baik wanita ataupun

pria selalu memiliki pandangan atau syarat-syarat tertentu dalam memilih dan

mengambil keputusan untuk berkeluarga. Bentuk dukungan keluarga yaitu

memberikan informasi dapat berupa sarana pengarahan dan umpan balik tentang

bagaimana cara memecahkan masalah antara lain keluarga mengetahui anggota

keluarga- nya telah memasuki masa tua, keluarga mengetahui masalah / penyakit

yang biasa terjadi pada orang usia lanjut, keluarga mengetahui sebab-sebab lansia

rentan terhadap masalah penyakit keluarga mengenali gejala-gejala yang terjadi

apabila lansia mengalami masalah / sakit dan keluarga menganggap perawatan

pada orang tua itu penting. Dukungan keluarga juga sangat berperan dalam

Page 120: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

102

mendorong minat dan kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu

Lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,

mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu

mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Keluarga juga merupakan suport

sistem dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan lansia.

Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu,

mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu

mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Efek dari dukungan keluarga

yang adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan terbukti dapat menurunkan

mortalitas, mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan

kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari dukungan

keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan sehari-hari

yang penuh dengan stress. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga untuk mendukung dan memberikan bantuan dalam bentuk

dukungan emosional, informasional, instrumental dan penilaian. Dukungan

keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan anggota

keluarganya. Bentuk dukungan ini dapat diberikan melalui dua cara yaitu secara

langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung dukungan ini akan

memberikan dorongan kepada anggotanya untuk berperilaku sehat, sedangkan secara

tidak langsung dukungan yang diterima dari orang lain akan mengurangi ketegangan

atau depresi sehingga tidak menimbulkan gangguan. Dukungan keluarga sangat

Page 121: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

103

berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,

mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu lansia dan berusaha membantu

segala permasalahan bersama lansia. ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh

anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia yaitu

melaksanakan pembicaraan terarah, memberi dorongan untuk tetap mengikuti

kegiatan di masyarakat, memeriksakan kesehatannya secara teratur, membantu

dalam hal transportasi, membantu dalam hal keuangan, memberikan kasih sayang,

menyediakan waktu dan perhatian.

Selain itu dapat juga karena keluarga tidak memahami tujuan pelayanan

kesehatan di posyandu lansia yang sebenarnya. Kurangnya dukungan sosial dapat

terjadi dari anggota keluarga seperti anak, istri ataupun suami yang tinggal

bersama lansia. Kurangnya dukungan ini terjadi karena anak menganggap bahwa

kegiatan posyandu kurang bermanfaat. Anak responden berpendapat bahwa lebih

baik orang tua jika melakukan pemeriksaan kesehatan datang ke rumah sakit

atau dokter karena pemahaman mereka posyandu lansia hanyalah wadah

pengobatan umum saja. Selain itu baik anak mempunyai kesibukan tersendiri

sehingga tidak dapat menyediakan waktu khusus untuk menemani dan

mendampingi orangtuanya mengikuti posyandu lansia. Adanya kesibukan pada

anggota keluarga akan mempengaruhi dalam bentuk dukungan sosial. Dimana

responden yang datang ke posyandu tidak diantar oleh anggota keluarga (56).

Page 122: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

104

Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga,

melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi,

dimana ada empat dukungan keluarga yaitu dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan penilaian dan dukungan emosional. Keluarga merupakan

support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (29).

Keluarga berfungsi sebagai sumber energi yang menentukan kebahagiaan.

Keluarga sebagai tempat sosialisasi dalam pemberian informasi, nasehat, saran,

pemenuhan kebutuhan ekonomi. Kurangnya dukungan dari keluarga terhadap

lansia dapat dipengaruhi oleh faktor kesibukan keluarga dalam melakukan

aktivitas sehari-hari dalam bekerja Peran keluarga dalam perawatan lansia,

keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan

kesehatannya. Peran keluarga da- lam perawatan lansia antara lain menjaga atau

mer- awat lansia, mempertahankan dan meningkatkan sta- tus mental,

mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan

memfasilitasi kebutu- han spiritual bagi lansia.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam men- dorong minat atau

kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa

menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan Lansia jika

lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan

bersama lansia (57).

Keluarga sebagai lingkungan terdekat bagi lansia mempunyai tugas

yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan atau perawatan

Page 123: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

105

lansia tersebut. Tugas keluarga adalah lebih ditekankan pada tugas kesehatan

keluarga lansia. Namun, masih banyak keluarga yang kurang memfasilitasi lansia

untuk memanfaatkan layanan kesehatan di posbindu. Cara mendukung lansia

untuk mengikuti kegiatan Posyandu maka harus ada motivasi yang diberikan

keluarga, motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak,

motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang

dihadapinya (53).

Dukungan sebagai suatu bentuk perilaku mestinya diberikan oleh keluarga

kepada lansia dengan optimal. Namun, masih banyak keluarga yang belum

memberikan dukungan dalam pemanfaatan posbindu. Beberapa bentuk dukungan

yang penting untuk lansia adalah dukungan emosi, dukungan, dukungan materi,

dukungan informasi, dan dukungan penghargaan. Pemanfaatan posbindu ternyata

masih banyak keluarga yang belum memberikan dukungan penghargaan yang

baik seperti keluarga tidak selalu mengantar dan mendampingi selama ke

posbindu dengan alasan yang sama yaitu sibuk dan tidak ada waktu. Mengantar

dan mendampingi sebenarnya tindakan yang sangat mendukung sekali terhadap

semangat lansia untuk selalu datang ke posbindu, dan merupakan tindakan nyata

terhadap penghormatan dan penghargaan dan pengabdian anak terhadap orang

tua. Seharusnya keluarga disempatkan untuk mengantar dan mendampingi

lansia, walau suatu waktu perlu sekali lansia untuk datang sendirian agar terlihat

adanya kemandirian (53).

Keberadaan anggota keluarga memainkan peranan penting dalam

mencegah atau paling tidak menunda lansia dengan sakit kronis ke lembaga

Page 124: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

106

perawatan. Besarnya pelayanan yang diberikan oleh keluarga dapat berkisar mulai

dari bantuan minimal misalnya pengecekan secara berkala hingga pelayanan

purna waktu yang lebih kompleks. Namun pada penelitian ini didapat hubungan

yang tidak signifikan bermakna antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan

posyandu lansia hal ini disebabkan besarnya keterlibatan dan sifat pelayanan yang

diberikan keluarga tergantung pada banyak faktor lainnya seperti sumber-sumber

ekonomi, struktur keluarga, kualitas hubungan, kebutuhan lainnya dan tenaga

yang tersedia. Banyak lansia yang tidak mendapat dukungan keluarga karena

kurangnya sumber daya dan waktu yang harus disiapkan dalam mendukung

pemanfaatan posyandu lansia, mengingat banyak lansia yang datang harus dengan

pendampingan anggota keluarga (58).

Dukungan interaksi sosial ini dapat dilakukan keluarga melalui sikap

dan perilaku keluarga seperti tetap menghargai lansia sebagai bagian dari

mendukung terhadap perkembangan seperti kegiatan pengajian, kelompok arisan

lansia, posyandu lansia maupun kegiatan sosial lainnya yang ada di

lingkungannya. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat

atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa

menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika

lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan

bersama lansia melalui konseling (59).

Adanya dukungan keluarga terhadap lansia dapat memberikan ketenangan

batin dan perasaan senang dalam diri lansia. Selain itu dengan adanya dukungan

Page 125: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

107

keluarga berdampak pada kemudahan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu

lansia. Keluarga juga mempunyai peranan utama dalam memberikan dorongan

kepada lansia sebelum pihak lain memberikan dorongan sedangkan faktor

penghambat lansia melakukan kegiatan Posyanduyaitu kondisi fisik, mengingat

kondisi fisik yang lemah sehingga lansia tidak dapat leluasa menggunakan

berbagai sarana dan prasarana, maka upaya pemantapan pelayanan kesehan

adalah menyediakan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan

untuk mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan melibatkan peran

serta masyarakat dan sebagainya (61).

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa dukungan keluarga lansia yang

ada di tempat penelitian masih kurang, hal ini disebakan karena anggota keluarga

juga banyak yang tidak mengetahui tentang posyandu lansia sehingga dukungan

juga tidak ada. Dan lansia yang mengetahui tentang posyandu lansia juga tidak

sepenuhnya keluarga memberikan dukungan karena menurut sebagian keluarga

bahwa posyandu lansia tidak begitu penting apabila lansia tersebut sehat ataupun

tidak sakit. Sementara menurut peneliti bahwa dukungan keluarga sangat penting

untuk memberikan motivasi ataupun dorongan kepada lansia untuk memanfaatkan

posyandu lansia tersebut. Adapun dukungan yang harus diberikan adalah seperti

mengingatkan jadwal posyandu, mengantar ataupun menenmani ke posyandu

serta menanyakan kesehatannya. bahwa lansia tidak memperoleh dukungan

keluarga dengan baik dalam melakukan kunjungan ke posandu lansia sehingga

mereka tidak rutin dalam melakukan kunjungan posyandu. Sebenarnya dukungan

keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk

Page 126: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

108

mengikuti kegiatan posyandu lansia keluarga bisa menjadi motivasi kuat bagi

lansia untuk datang ke posyandu, guna mengingatkan lansia jika lupa jadwal

posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

Bahwa pemberian dukungan keluarga terhadap lansia masih belum

maksimal disebabkan karena kesibukan keluarga dalam bekerja dan

kepedulian yang masih kurang akan pentingnya dukungan keluarga bagi

lansia, mereka bekerja setiap harinya dari pagi sampai sore bahkan ada sebagian

buruh yang harus lembur sehingga keluarga lebih mementingkan pekerjaan

mereka. Agar dapat memberikan dukungan yang baik, keluarga harus mempunyai

keyakinan serta kesadaran bahwa lansia membutuhkan dukungan yang baik dari

keluarga, petugas kesehatan melibatkan keluarga untuk mendukung lansia

mengikuti posyandu.

Dukungan keluarga merupakan suatu keadaan yang bermanfaat bagi

individu, ang diperoleh dari anggota keluarga sehingga anggota keluarga yang

sakit atau yang membutuhkan dukungan, motivasi merasa diperhatikan, dihargai

dan dicintai oleh orang terdekat. Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan

saat menghadapi keadaan yang kurang menyenangkan dalam hidup.

Dukungan interaksi sosial ini dapat dilakukan keluarga melalui sikap

dan perilaku keluarga seperti tetap menghargai lansia sebagai bagian dari

keluarga, mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan yang mendukung terhadap

perkembangan seperti kegiatan pengajian, kelompok arisan lansia, posyandu

lansia maupun kegiatan sosial lainnya yang ada di lingkungannya. Dukungan

keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk

Page 127: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

109

mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi

lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar

lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan

berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia melalui

konseling.

5.6 Pengaruh Dukungan Petugas Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia Di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden (74,6%)

dukungan petugas Kesehatan yang tidak mendukung paling banyak tidak

memanfaatkan Posbindu sebanyak 36 responden (61%) dan dari 15 responden

(25,4%), dukungan petugas kesehatan yang mendukung paling banyak

menggunakan Posbindu sebanyak 9 responden (15,3%), dengan nilai

probabilitasnya (0,006) <sig_α=0,05 dimana ada Hubungan Dukungan Petugas

dengan pemanfaatan Posbindu Lansia namun dari hasil uji multivariate tidak ada

pengaruh antara Dukungan Petugas terhadap pemanfaatan posbindu lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk

Tahun 2019.

Penelitian Dwi Septa Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kota Pekanbaru, hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu

lansia dengan nilai pvalue adalah 0,005 atau < 0,05 (62).

Dukungan petugas kesehatan merupakan dukungan sosial dalam bentuk

dukungan informatif dan promotif dimana perasaan subyek bahwa lingkungan

Page 128: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

110

memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang diketahui dan

terjadi di sekitarnya. Tenaga kesehatan dimana setiap orang yang mengabdikan

diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan,

perawat, dokter, tenaga – tenaga lapangan lainya serta kader–kader kesehatan

yang diperbantukan di posyandu (42).

Pelayanan petugas kesehatan adalah penilaian pribadi yang baik terhadap

petugas kesehatan untuk mengikuti kegiatan posyandu. Petugas kesehatan agar

dapat dinilai baik dalam melayani lansia sebaiknya membuat kesan pertama baik.

Selanjutnya lansia yang datang akan merasa diperhatikan, untuk sikap dan

perilaku lainnya dapat dilakukan tanpa mengurangi rasa hormat pada lansia.

Keterampilan dan pengetahuan yang memadai akan sangat dibutuhkan lansia saat

memperoleh pelayanan petugas kesehatan. Apabila tidak adanya pelayanan

petugas kesehatan akan mempengaruhi seseorang untuk tidak berkunjung ke

posyandu lansia

Faktor penguat atau pendorong untuk seseorang berperilaku sehat yaitu

berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, bidan dan kader

kesehatan (Green, 2005). Penelitian ini melihat dukungan yang diberikan oleh

petugas kesehatan kepada lansia untuk datang dan memanfaatkan Posbindu (34).

Dalam kegiatan Posbindu petugas kesehatan menjadi acuan bagi

masyarakat. Petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan masyarakat,

menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan mampu mendekati para

Page 129: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

111

tokoh masyarakat merupakan salah satu carayang dapat menarik simpati

masyarakat, sehingga masyarakat mau ke Posbindu (36).

Perananan petugas kesehatan mempunyai hubungan kuat terhadap perilaku

masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Persepsi lansia yang tidak

baik terhadap petugas kesehatan beresiko lansia tidak memanfaatkan pelayanan

posyandu lansia (63).

Kemampuan petugas kesehatan baik ditinjau dari pendidikan

dan pengetahuan harus dapat diaktualisasikan secara baik seperti dalam

pemberian motivasi terhadap lansia agar mau untuk datang ke posyandu pada

jadwal berikutnya, petugas kesehatan harus mampu memberikan manfaat dari

posyandu lansia sehingga dapat mempengaruhi lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu.

Peran puskesmas atau petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu

merupakan sebagai fasilitator dan lebih memberdayakan masyarakat dalam

kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran serta

masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan.

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan bahwa setiap petugas kesehatan harus

memberikan dukungan kepada lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia. Oleh

karena itu disarankan agar memotivasi petugas kesehatan memberikan informasi

kepada setiap lansia yang berkunjung ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan

lainnya dan keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

Page 130: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

112

Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh

petugas kesehatan maka masyarkat lebih terdorong dan tertarik sehingga

cenderung dalam merubah tingkah lakunya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurvi S tentang Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia, hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan petugas kesehatan

dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai pvalue adalah 0,100 atau <

0,05 (39) (64).

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa dukungan petugas kesehatan

terhadap posyandu lansia masih kurang, dimana masih ditemui lansia yang tidak

mengetahui apa itu posyandu lansia, kapan dilakukan, apa tujuannya, apa

kegiatannya dan dilakukan dimana. Menurut peneliti petugas kurang

mensosialisasikan posyandu lansia sehingga lansia tidak memperoleh informasi.

Sementara petugas kesehatan adalah yang sangat berperan dalam pelaksanaan

posyandu lansia baik untuk memotivasi serta memberi informasi-informasi.

5.7. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan –keterbatasan

yang terjadi serta kemungkinan yang tidak dapat dihindarkan walaupun telah

diupayakan untuk mengatasinya. Secara teori banyak variabel yang memengaruhi

pemanfaatan posbindu lansia. Pemilihan variabel dilakukan berdasarkan kerangka

konsep dengan mempelajari jurnal dan penelitian terdahulu yang sejenis, sehingga

ada persamaan variabel dengan penelitian sebelumnya dan tidak menutup

Page 131: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

113

kemungkinan masih ada variabel lain yang berhubungan terhadap pemanfaatan

posbindu lansia.

Page 132: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

114

BAB VI

KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

1) Ada pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019

2) Tidak Ada pengaruh sikap terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019 namun ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posbindu

lansia.

3) Tidak ada pengaruh sarana terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019 dan juga tidak ada hubungan sarana dengan pemanfaatan

posbindu lansia.

4) Tidak Ada pengaruh akses terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Desa

Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Tahun 2019 namun ada hubungan antara akses dengan pemanfaatan posbindu

lansia.

5) Tidak ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posbindu

lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga Timbul Aceh

Tenggara Tahun 2019 dan juga tidak ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan pemanfaatan posbindu lansia.

Page 133: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

115

6) Tidak Ada pengaruh dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan

posbindu lansia di Desa Ukhat Peseluk Wilayah Kerja Puskesmas Naga

Timbul Aceh Tenggara Tahun 2019 namun ada hubungan dukungan petugas

kesehatan dengan pemanfaatan posbindu lansia.

7) Faktor yang lebih dominan memengaruhi pemanfaatan posbindu lansia adalah

pengetahuan.

Page 134: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

116

6.2. Saran

Saran yang penulis ajukan berkaitan dengan kesimpulan di atas adalah

sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang seharusnya lebih baik dalam meningkatkan

kunjungan posyandu dan pemahaman masyarakat yang tinggi dan

kesadaran dalam menerapkan yang telah diperoleh saat pelaksanaan

posbindu berlangsung.

2. Sikap

Sikap seharusnya dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir dalam

mempengaruhi tindakan dan kelakuan baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam hal membuat keputusan yang penting.

3. Sarana

Sarana seharusnya sangat perlu diperhatikan oleh semua pihak dan

mengingat sangat penting dan besarnya manfaat terutama bagi

keberlangsungan kesehatan lansia.

4. Akses

Akses seharusnya diperhatikan karena akses menuju posyandu lansia

sangat terlalu jauh sehingga kesulitan bagi lansia.

5. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga seharusnya mendukung sehinga peran penting dalam

meningkatkan intensitas dalam kunjungan lansia ke posyandu.

Page 135: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

117

6. Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan Petugas kesehatan seharusnya memberikan motivasi terhadap

lansia agar mau untuk datang ke posyandu dan memberikan manfaat dari

posyandu lansia sehingga dapat mempengaruhi lansia untuk mengikuti

kegiatan posyandu.

7. Bagi Dinas Kesehatan

Bagi Dinas Kesehatan seharusnya dapat lebih menjalankan program yang

sudah ada untuk dapat diimplementasikan dilapangan dan perlu adanya

aplikasi baik secara digital maupun door to door dan melibatkan

stakeholder dalam kegiatan dilapangan khususnya pemanfaatan posbindu

lansia.

8. Bagi Desa Ukhat Peseluk di Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara

Bagi Puskesmas Naga Timbul Aceh Tenggara Desa Ukhat Peseluk

disarankan untuk lebih meningkatkan peran serta dalam memberikan

pelatihan kepada tenaga kesehatan dan mampu mempromosikan tentang

pemanfaatan posbindu lansia dan sebaiknya petugas kesehatan Door To

Door dalam memberikan penyuluhan dari pemanfaatan posbindu lansia.

9. Bagi Masyarkat

Bagi masyarakat untuk aktif dalam mengikuti penyuluhan dan konseling

mengenai kesehatan dan agama serta mau mengedukasi lansia dalam

mengetahui posbindu lansia

10. Bagi Peneliti

Page 136: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

118

Bagi peneliti disarankan untuk mampu mengaplikasikan hasil penemuan

tersebut kedalam masyarakat, sehingga tercipta perubahan akan

pengetahuan lansia di dalam program pemanfaatan posbindu lansia yang

sudah ada dipuskesmas.

11. Bagi Peneliti lain

Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian yang sama

dengan pendekatan yang berbeda atau adanya faktor hasil penelitian yang

berbeda, sehingga hasil penelitian mampu untuk menjawab setiap

permasalahan pada posbindu lansia ini.

Page 137: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

119

DAFTAR PUSTAKA

1. Farida Octaviani. hubungan tingkat pemgetahuan lansia tentang posyandu

lansia dengan pemanfaatan kunjungan posyandu di wilayah binaan

puskesmas bandak II Bantul. PLoS One. 2013;8(6).

2. Mengko VV. Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Teling Atas Kota Manado. JIKMU. 2015;5(5).

3. Data BJ. Informasi Kesehatan. Gambaran Kesehat lanjut Usia di Indones

Data dan Inf Kementeri Kesehat RI. 2013;

4. Statistik BP. Statistik penduduk lanjut usia. Katalog BPS. 2014;4104001.

5. Azizah LM. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta Graha Ilmu. 2011;45.

6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta Kementeri Kesehat

Republik Indones. 2015;

7. Hall N. The Institutionalisation of Climate Change in Global Politics.

Environ Clim Chang Int Relations. 2016;60.

8. Nomor U-U. Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144. Tambah Lembaran Negara Republik

Indones Nomor. 36AD;5063.

9. Deri putra. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia

di wilayah kerja puskesmas sikapak kota pariaman. J Ners dan Kebidanan

Indones. 2015;3(3):150–5.

10. Stanly M, Beare PG. Buku ajar keperawatan gerontik. In EGC; 2006.

11. Sumiati S, Ramdan IM. Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonorejo Samarinda Tahun 2012. J Fak Kesehat Masyarakat,

Univ Hasanuddin. 2012;

12. Manihuruk M, Nadjib M. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kunjungan Lansia ke Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Bintara Kota Bekasi Tahun 2017. J Kebijak Kesehat Indones

JKKI [Internet]. 2018;7(4):158–67. Available from:

https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/view/26409

13. Lathifah. Hubungan Akses Ke Posyandu, Dukungan Keluarga, Dan

Keluhan Fisik Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu

PuspasariAbadi V Di Gonilan Kartasura. 2016;

14. Wahyadaniah. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu

Lansia. 2017;1–10.

15. Rusmin M, Bujawati E, Habiba N. Faktor - Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2015. Al-Sihah Public Heal J.

2017;9(1):9–18.

16. Juniardi F. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia

ke posyandu lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang

Kabupaten Dairi. Welf State. 2013;2(1).

17. Susilowati S, Sudaryanto A, Ambarwati SPM. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Lanjut Usia Desa

Tegalgiri Nogosari Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.

Page 138: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

120

18. Hidayah R. Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu

Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014.

19. Amaral A, Wiyono J, Candrawati E. Analisis faktor kehadiran lansia dalam

mengikuti posyandu lansia dalam mengikuti posyandu lansia di desa

pagersari kecamatan ngantang kabupaten malang. Nurs News J Ilm

Keperawatan. 2017;2(2).

20. henniwati. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan

posyandu lanjut usia diwilayah kerja puskesmas kabupaten aceh timur.

2018;16(2):57–65.

21. Sitohang, Elisabet L. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan

Posyandu Lansia di Puskesmas Securai Kecamatan Babalan Kabupaten

Langkat Tahun 2016. 2016; Available from:

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/691

22. Halimatussaádah F. Pemanfaatan pos pembinaan terpadu oleh lanjut usia di

Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor tahun 2014 dan faktor yang

berhubungan. UIN Sunan Gunung Djati Bandung; 2014.

23. Maryatun. hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dan dukungan

keluarga dengan perilaku mengikuti posyandu lansia. 2016;9(1):21–30.

24. Pipit novita sandra. Pengetahuan dan sikap serta dukungan keluarga tentang

pemanfaatan posbindu penyakit tidak menular di kretek bantul.

2018;13(2):94–101.

25. Adikusuma T. Masalah program Posbindu di Desa Kabupaten Bandung

Jawa Barat. J Chem Inf Model. 2017;53(9):1689–99.

26. Wildani. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan Posbindu

Oleh Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh

Tahun 2019. 2019;

27. Srikandi W, Budhi MP. 100 Questions & answers: Menopause atau mati

haid. Jakarta PT Elex Media Komputindo. 2010;

28. Purwadi H, Hadi H, Hasan MN. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan

Posyandu Lansia di Imogiri Kabupaten Bantul. J Ners dan Kebidanan

Indones. 2016;1(3):76.

29. Dewi E. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Sikap Lansia

Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Gajahan Colomadu. 2017;

30. Depkes RI. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia

Lanjut. Jakarta Depkes RI. 2003;

31. Kesehatan KRI. Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular.

2019;

32. Kemenkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas

Kesehatan. Kemenkes RI, Jakarta. 2010;

33. Hasnita H. Analisis Kualitas Sustainability Reporting berdasarkan Global

Reporting Initiative (GRI) Index dan Islamic Social Reporting (ISR) Index

(Studi Komparatif Perbankan Syariah dengan Perusahaan terdaftar Jakarta

Islamic Index). Univeritas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2016.

34. sitohang. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia

di Puskesmas Securai Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2016.

2016;

Page 139: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

121

35. Poerwadarminta WJS. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. 2002;1084.

36. Suardiman SP. Psikologi: usia lanjut. Gadjah Mada University Press; 2011.

37. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan &

Umum. Bandung: Citapustaka Media Perintis. 2014;

38. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan (Cetakan VI). Jakarta

Penerbit PT Rineka Cipta. 2012;

39. Dwi Wigata. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan

Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas KecamatanSetia Budi Kota Jakarta

Selatan. urnal Kebijak Kesehat Indones. 2018;7.

40. Destu Satya. Pemanfaatan posyandu lansia giri wreda di dusun paduresan

desa imogiri kecamatan bantul. 2018;3:117–23.

41. Rusdiyanti I. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kunjungan

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Di Desa. Heal J.

2018;1(2):51–8.

42. Henniwati. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh

Timur. 2008;

43. Nasution FA, Studi P, Kesehatan I, Masyarakat FK, Islam U, Sumatera N.

ANALISIS PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS AMPLAS TAHUN 2019 ANALISIS

PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS AMPLAS

TAHUN 2019. 2019;

44. Surya Purnama. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu

lansia desa tikopo kecamatan Bokat Kabupaten Buol. Ekp.

2017;13(3):1576–80.

45. Intarti dkk WD. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu

Lansia. J Heal Stud. 2018;2(1):110–22.

46. fitri hayani hasugian. hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga

terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas

darussalam. 2017;1(1):1–10. Available from:

http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-

kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-

2017.pdf%0Ahttp://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-1-2-

08.pdf%0Ahttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/1

47. Suslowati. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke

Posyandu Lansia Desa TegalGiri Nogosari Bayolali. 2014;

48. sulaiman. hubungan antara pengetahuan keluarga dan jarak dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia handil terusan kecamatan anggana

kabupaten kutai kartanegara. 2018.

49. Siti Barokah. faktor -faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu

lansia di desa tanjungmeru kecamatan kutowinangun kabupaten kebumen. J

Chem Inf Model. 2018;53(9):1689–99.

50. Fauzia Purdiyani. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak

Menular (Posbindu Ptm) Oleh Wanita Lansia Dalam Rangka Mencegah

Page 140: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

122

Penyakit Tidak Menular Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok 1. J

Kesehat Masy. 2016;4(1):470–80.

51. Tajudin T. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia yang

Berkunjung ke Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Parit Lalang di Wilayah

Kerja Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang. J Kesehat.

2016;7(2):211.

52. Wiwi Wardani Tanjung. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan

Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak Menular Di Wilayah

Kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017.

2017;35.

53. jueriyah. Dukungan keluarga dalam pemanfaatan posbindu oleh lansia di

wilayah kerja puskesmas haurgeulis kabupaten indramayu. J ilmu Kesehat

Bhakti husada kuningan. 2017;2:84–9.

54. Cahyani E. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia

di posyandu lansia kelurahan sondakan purwosari surakarta. 2018;

55. Yuniati F. Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia. J Kesehat Politek Kesehat

Palembang. 2014;1:30–3.

56. Syiarotulol Mila. hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

pemanfaatan posyandu wreda lansia di dusun dirikulon. Yogyakarta; 2017.

57. Evi Kurniawati. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu

lansia di wilayah puskesmas kuta alam Banda Aceh. 2019;5(2):262–70.

58. Mardiana Zakir. faktor faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

posyandu lansia kencana. J keperawatan. 2012;X.

59. Mega Klaudia. Hubungan Faktor Predisposing dan renforcing dengan

perilaku lansia di wilayah kerja puskesmas sekadau hilir kabupaten

sekadau. 2015;36.

60. Nurvi S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu Lansia. 2011;

61. Liansyah W, Oktamianti P, Mm SKM. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemanfaatan Pelayanan Posbindu Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Beji Tahun 2014. 2014;1–24.

62. Dwi S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu

Lansia Di Kota Pekanbaru. 2014;

63. Sapta D. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu

lansia di Kota Pekanbaru. 2005;

64. Notoadmojo. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta; 2005.

Page 141: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

123

KUESIONER

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU

LANSIA DI DESA UCHAT PESELUK WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NAGA TIMBUL

ACEH TENGGARA TAHUN 2019

A. Identitas Responden

No. Responden :

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Umur :

B. Pengetahuan

1. Apa yang dimaksud dengan posbindu?

a. Pos pelayanan terpadu

b. Pos pembinaan terpadu

2. Berapa kali dalam 3 bulan terkahir Ibu/Bapak datang ke Posbindu lansia?

a. 2 kali

b. 3 kali

3. Apakah tujuan dari posbindu?

a. Meningkatkan Kesehatan Lansia

b. Meningkatkan Kesehatan Balita

4. Kapan Posbindu lansia dilingkungan Ibu/ Bapak dilaksanakan?

a. Setiap bulan

b. 1 kali dalam 2 bulan

Page 142: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

124

5. Siapa sajakah yang boleh datangkePosbindu lansia?

a. Orang yang berusia 45 tahunkeatas

b. Orang yang berusia 60 tahunkeatas

6. Apakah bapak/ibu tahu kegiatan-kegiatan di Posbindu lansia?

a. Tidak tahu

b. Tahu

7. Apakah posbindu sangat bermanfaat bagi bapak/ibu?

a. Bermanfaat

b. Tidak bermanfaat

8. Bagaimana bentuk pelayanan posyandu lansia?

a. Pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang di catat dan

dipantau dengan kartu menuju sehat

b. Pemberian imunisasi

9. Apa yang dimaksud dengan kartu menuju sehat (KMS)?

a. Kartu atau buku untuk mencatat kegiatan lansia

b. Kartu hasil posyandu

10. Siapa yang menjadi sasaran posyandu lansia?

a. Kelompok usia lanjut 60 tahun ke atas

b. Kelompok usia lanjut yang tidak dapat beraktivitas lagi

C. Sikap

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah kegiatan posyandu lansia bermanfaat dalam

menjaga kesehatan Bapak/ibu

2 Apakah Bapak/Ibu bersedia menghadiri posyandu

lansia setiap bulannya?

3 Apakah Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di posyandu lansia seperti penyuluhan?

4 Apakah Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di posyandu lansia berupa penimbangan berat badan?

5 Apakah Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di posyandu lansia berupa pengukuran tinggi badan?

6 Apakah Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di posyandu lansia berupa pengukuran tekanan darah?

7 Apakah Bapak/ibu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di posyandu lansia berupa olahraga ringan?

Page 143: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

125

8 Apakah Bapak/ibu menerima makanan tambahan yang

diberikan oleh tenaga kesehatn di posyandu lansia?

D. Saranaprasarana

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah posbindu sudah memiliki meja dan kursi yang

memadai

2 Apakah tersedia alat kesehatan yang dibutuhkan untuk

kegiatan Posbindu Lansia seperti Timbangan

3 Apakah di posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

pengukur tinggi badan

4 Apakah di Posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

alat untuk cektekanandarah

5 Apakah Posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

alat untuk mengukursuhutubuh

6 Apakah di Posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratorium sederhanaguladarah

7 Apakah di Posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratoriumsederhanakolesterol

8 Apakah di Posbindu tersedia alat kesehatan yang

dibutuhkan untuk kegiatan Posbindu Lansia seperti

laboratorium sederhanaasamurat

E. Akses

1. Apakahtempat tinggal Bapak/Ibu dekat dengan posbindu?

a. Tidak

b. Ya Dekat

2. Apakah dari tempat tinggal Bapak/ibu ada kendaraan/angkutan umum ke

tempat posbindu?

a. Ada

b. Tidakada

Page 144: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

126

3. Apakahjalan umum dari tempat tinggal Bapak/Ibu bagus atau berlubang?

a. Ya,bagus

b. Tidak (karena berlubang-lubang, jalan kecil)

4. Apakah daerah tinggal Bapak/ibu termasuk daerah pegunungan sehingga sulit

dijangkau transportasi umum?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah akses menjadi penghalang bagi Bapak/Ibu untuk mengikuti kegiatan

posbindu?

a. Ya

b. Tidak

F. Dukungan Keluarga

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah keluarga Bapak/Ibu bersedia menemani saat

posyandu?

2 Apakah Bapak/ibu di ingatkan oleh keluarga untuk

mengikuti kegiatan posbindu?

3 Apakah Bapak/ibu mendapatkan motivasi dari

keluarga?

4 Apakah Bapak/ibu di ingatkan keluarga jadwal

posbindu?

5 Apakah keluarga Bapak/ibu menayakan keadaan

kesehatan setelah mengikuti posbindu?

6 Apakah keluarga bapak/ibu membantu mempersiapkan

diri untuk mengikuti posbindu?

7 Apakah keluarga Bapak/Ibu peduli dengan kesehatan

Bapak/Ibu?

8 Apakah keluarga Bapak/Ibu menanyakan kegiatan-

kegiatan posbindu?

Page 145: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

127

G. Dukungan Petugas Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah Petugas selalu hadir di posbindu tepat waktu?

2 Apakah Petugas selalu memberikan

motivasi/semangat?

3 Apakah Petugas selalu menyarankan agar tetap hadir

di posbindu?

4 Apakah Petugas mengingatkan jadwal pelaksanaan

posbindu?

5 Apakah Petugas kunjungan rumah apabila bapak/ibu

tidak hadir posbindu?

6 Apakah Petugas selalu mengingatkan untuk membawa

kartu KMS?

7 Apakah petugas memperlihatkan alat peraga kesehatan

saat dilakukan kegiatan posbindu seperti penyuluhan?

8 Apakah petugas memberikan pelayanan dengan ramah,

sopan dan penuh tanggung jawab?

H. Pemanfaatan Posbindu

Apakah Bapak/ibu aktif dalam memanfaatkan pelayanan posbindu lansia

(setiap bulan dalam waktu 6 bulan) ?

a. Ya Aktif

b. Tidak aktif

Page 146: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

127

MASTER DATA UJI VALIDITAS PENGETAHUAN DAN SIKAP No.Re

s Pengetahuan SIKAP

P

1

P

2

P

3

P

4

P

5

P

6

P

7

P

8

P

9

P1

0

TOT_

P

KET_

P S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6

S_

7

S_

8

TOT

_S KET_S

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0

4 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0

5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1

6 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 0

7 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0

8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 0 1 1 1 6 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

11 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0

12 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0

13 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0

14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

Page 147: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

128

Keterangan :

Pengetahuan Sikap

Tidak Baik = Kode 0 Baik = Kode 1

Baik = Kode 1 Tidak Baik =Kode 0

Page 148: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

129

MASTER DATA UJI VALIDITAS SARANA DAN AKSES

No.Res Sarana Akses

S

1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 TOT_S KET_S A_1 A_2 A_3 A_4 A_5 TOT_A KET_A

1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 4 1

2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 3 1

3 1 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 0 1 0 0 2 1

4 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 0 1 3 1

5 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 1 4 1

6 1 0 0 1 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 3 1

7 0 0 0 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 1 0 2 1

8 1 1 0 1 0 1 1 1 6 1 1 1 0 1 0 3 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 4 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 4 1

11 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 0 1 3 1

12 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 0 1 3 1

13 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 0 0 1 0 1 2 1

14 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 5 1

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

18 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 0 1 3 1

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 5 1

Page 149: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

130

Keterangan :

Sarana Akses

Lengkap = Kode 1 Terjangkau= Kode 1

Tidak Lengkap = Kode 0 Tidak Terjangkau =Kode 0

Page 150: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

131

MASTER DATA UJI VALIDITAS DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN PETUGAS

KESEHATAN No.R

es Dukungan Keluarga

Dukungan Petugas Kesehatan

D

K

1

DK

2

DK

3

DK

4

DK

5

DK

6

DK

7

DK

8

TOT_

DK

KET_

DK

PK

_1

PK_

2

PK_

3

PK

_4

PK_

5

PK_

6

PK

_7

PK

_8 TOT_

PK

KET_

PK

1 1 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 6 1

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0

3 1 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 0

4 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 1

5 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 1

6 1 0 0 1 0 1 1 0 4 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 1

7 1 0 0 1 0 0 1 1 4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0

8 1 1 0 1 0 1 1 1 6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 5 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 6 1

11 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 1

12 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 1

13 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 0

14 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 1

Page 151: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

132

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1

Keterangan :

Dukungan Keluarga Dukungan Petugas Kesehatan

Mendukung = Kode 1 Mendukung= Kode 1

Tidak Mendukung = Kode 0 Tidak Mendukung =Kode 0

Page 152: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

133

MASTER TABEL PENELITIAN DI DESA UKHAT PESELUK PUSKESMAS NAGA TIMBUL ACEH

TENGGARA TAHUN 2019

No.Resp Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap Sarana Akses D.Keluarga D.Petugas Kesehatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 # T 1 2 3 4 5 6 7 8 T 1 2 3 4 5 6 7 8 T 1 2 3 4 5 T 1 2 3 4 5 6 7 8 T 1 2 3 4 5 6 7 8 T

1 Ny. Kiki 55 SD petani 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 0 0 1 5 0 0 0 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 0 7

2 Ny.Haryati 51 SD petani 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 1 3 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3 0 1 1 0 0 1 1 1 5 1 0 0 0 1 0 0 1 3

3 Ny. Itawati 53 SD petani 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 1 0 1 6 1 0 1 1 1 1 0 0 5 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 4

4 Ny. Leginem 56 SD petani 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1 1 0 0 1 0 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1 0 0 1 3 0 0 1 0 0 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 1 1 7

5 Ny. Rika Tarigan 54 SD pedagang 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 1 0 0 3 1 0 0 1 0 0 1 1 4 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 1 1 0 1 0 0 0 3

6 ny. Suria 56 SD petani 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 0 4 0 0 1 0 1 0 1 0 3 1 0 0 0 0 0 0 1 2

7 Ny. Syamsidar 56 SMP petani 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 0 1 0 0 1 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 5 1 0 0 0 0 1 0 0 2

8 Ny. Ronda 60 SMP pedagang 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 0 0 1 1

9 Ny. Juraidah 58 SD petani 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3 0 1 1 0 0 1 0 1 4 0 0 1 1 1 0 0 0 3

10 Ny Erni 57 SMP petani 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 1 3 1 0 0 1 1 3 1 0 1 1 0 0 0 1 4 0 1 0 0 0 0 1 1 3

11 Sumiati 59 SD petani 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 0 0 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 0 0 1 0 0 3 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 6

12 Ny. Sumiati 58 SD pedagang 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 0 0 1 1 3 1 1 1 0 0 1 1 0 5 0 0 0 1 1 1 0 1 4

13 Ny. Juliana 60 SD petani 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 3 1 1 1 0 1 0 0 1 5 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 6 1 1 0 1 1 1 0 0 5

14 Ny.Hendrika 58 SMP petani 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 1 1 1 0 0 0 0 1 4 0 1 0 1 1 1 1 0 5 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 1 1 1 0 4 0 0 1 0 1 0 0 1 3

15 Ny.Maulina 62 SD petani 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 5 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 0 0 1 1 1 3

16 Ny.Juhanna 61 SD petani 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 0 1 1 0 1 0 1 0 4 1 0 1 1 1 0 1 0 5 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 1 1 1 1 1 1 1 7

17 Ny.Nelly 60 SD pedagang 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 0 1 0 1 0 5 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 1 1 1 0 3 1 0 0 1 1 1 1 1 6 1 0 0 0 0 0 1 1 3

18 Ny.Febrina 58 SD petani 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 1 0 0 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3 1 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 4

19 Ny.Parsinah 59 SMP petani 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 4

20 Ny. Julaika 56 SD petani 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 0 1 0 5 1 1 0 0 1 1 1 0 5 1 1 1 0 0 3 1 1 0 1 0 1 1 0 5 0 0 0 0 1 1 0 0 2

21 Ny. Susanti 56 SMP petani 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 0 1 1 0 1 1 0 0 4 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 0 0 0 3

Page 153: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

134

22 Ny.Lelawati 54 SD pedagang 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 6 1 0 1 0 1 1 1 0 5 0 0 1 1 0 0 1 1 4 0 0 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 0 0 1 5

23 Ny. Sitanggang 53 SMA petani 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 0 1 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 6

24 Ny. Sri 52 SMP petani 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 3 1 1 1 0 1 4 1 0 1 1 1 1 0 0 5 1 1 1 0 0 0 0 1 4

25 Ny Sri A 53 SMA petani 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 4 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0 0 1 1 0 1 4

26 Ny.Ernita 57 SMA pedagang 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 0 0 1 1 0 1 0 0 3 0 1 0 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 6 1 0 0 0 1 0 0 1 3

27 Ny.Sinta 59 SD petani 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 1 1 0 1 1 1 0 1 6 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1 0 1 1 0 3 1 1 0 0 0 0 1 1 4 0 0 1 0 0 1 0 0 2

28 Ny.M.Sigalingging 60 SD petani 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6 0 0 1 0 0 1 1 1 4 1 0 0 0 1 1 0 1 4 1 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 0 1 6 1 1 0 0 1 0 1 0 4

29 Ny.Serma 61 SD petani 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 7 0 1 1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 4 0 1 0 0 1 1 0 1 4 1 0 1 0 0 1 0 0 3

30 Ny.Uli 59 SD petani 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 0 1 0 1 0 0 0 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 0 0 1 0 2 1 1 1 0 1 1 1 0 6 1 1 1 0 0 0 1 1 5

31 Ny.Susan 63 SD petani 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 1 1 0 0 1 1 0 1 5 1 0 1 1 0 1 1 0 5 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 6

32 Ny.Abidin 62 SD petani 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 0 0 1 1 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 0 1 0 4 0 0 1 0 1 2 0 0 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 1 1 1 0 6

33 Ny.Farni 60 SD petani 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 1 0 0 0 0 0 1 1 3 0 1 1 1 1 0 0 1 5 0 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4

34 Ny.Roumida 59 SMP petani 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 0 1 0 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 0 1 0 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 1 1 0 5 0 1 1 0 0 1 1 0 4

35 Ny.Hotmaida 58 SD petani 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 1 1 1 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 1 1 1 4 0 0 1 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 6

36 Ny.Rosmaida 57 SMA petani 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 1 0 0 4 0 1 1 1 0 0 1 0 4 0 0 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 0 0 5 1 1 1 1 0 0 0 0 4

37 Ny. Jojor 59 SD petani 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 0 0 1 1 1 1 1 0 5 1 0 0 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 1 0 6 0 1 0 1 1 1 1 1 6

38 Ny.Elviana 60 SD petani 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 0 0 3 1 1 1 0 1 0 1 1 6 0 0 1 1 1 0 1 0 4

39 Ny.Tiurma 64 SD petani 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 0 0 1 1 1 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 0 1 1 5 0 0 0 0 0 1 0 0 1

40 Ny. Delilia 62 SD pedagang 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0

41 Ny. Herminta 59 SD pedagang 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 0 1 1 1 1 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 1 0 1 0 3

42 Ny.Theresia M 54 SD pedagang 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 0 1 1 0 0 1 1 1 5 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 1 1 0 4

43 Ny.Tiurma P 59 SMA petani 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 1 6 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 0 1 0 0 0 0 2

44 Ny.Asri amelia 61 SD petani 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 5 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 0 1 1 1 0 1 0 4 0 1 0 0 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 4 0 1 1 0 0 1 0 1 4

45 Ny.Susianti 65 SD pedagang 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 0 1 0 5

46 Ny.NoNI 55 SD petani 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 0 0 6 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1 1 0 0 0 3

47 Ny. Nelly 57 SD pedagang 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 1 1 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2

48 Ny. Suarti 59 SD pedagang 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 0 1 1 0 1 6 0 1 0 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 0 0 1 3 1 0 1 0 0 0 1 1 4

49 Ny. Rikki 61 SD petani 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 0 1 1 3 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 3

50 Ny. Rika 63 SD pedagang 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 1 1 1 1 0 1 0 5 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 0 0 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 3

51 Ny. Marlina 62 SD petani 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5 1 0 1 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 1 0 0 1 6 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 0 0 1 0 4 0 1 0 0 1 0 0 1 3

52 Ny. Ika 59 SD petani 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1 0 0 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 1 0 0 3

53 Ny. delilia 59 SD petani 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 0 1 0 0 0 0 3

54 Ny.suarno 60 SD petani 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 3

55 Ny. Ade 62 SD petani 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 0 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 0 1 6

56 Ny.Risma 61 SD petani 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 0 1 1 0 1 0 0 1 4 0 1 0 1 1 0 0 0 3 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 1 1 1 1 6

57 Ny. Isa 62 SD pedagang 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 5 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 1 1 1 0 4 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 0 1 0 0 1 0 0 0 2

58 Ny. Ridwan 65 SD pedagang 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 1 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 0 0 0 4

59 Ny.Abidin 63 SD pedagang 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 0 0 0 0 0 1 3

Page 154: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

135

Keterangan Keterangan

Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap Sarana Akses D.Keluarga D. Petugas Kesehatan

Pralansia : 45-59 Tahun SD :1 Petani : 1 0 : Tidak 0 : Tidak 0 : Tidak 0 : Tidak 0 : Tidak 0 : Tidak

Lansia : 60-69 Tahun SMP : 2 Pedagang : 2 1 : Ya 1 : Ya 1 : Ya 1 : Ya 1 : Ya 1 : Ya

Lansia Resiko Tinggi : < 70 Tahun SMA : 3

Page 155: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

136

HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 total

p1 Pearson Correlation 1 .533* .328 .792

** .328 .899

** .792

** .458

* .903

** .408 .865

**

Sig. (2-tailed) .015 .158 .000 .158 .000 .000 .042 .000 .074 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson Correlation .533* 1 .798

** .328 .798

** .453

* .328 .903

** .414 .704

** .845

**

Sig. (2-tailed) .015 .000 .158 .000 .045 .158 .000 .069 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson Correlation .328 .798** 1 .123 1.000

** .242 .123 .698

** .212 .503

* .680

**

Sig. (2-tailed) .158 .000 .605 .000 .303 .605 .001 .369 .024 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson Correlation .792** .328 .123 1 .123 .685

** .792

** .458

* .698

** .204 .697

**

Sig. (2-tailed) .000 .158 .605 .605 .001 .000 .042 .001 .388 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson Correlation .328 .798** 1.000

** .123 1 .242 .123 .698

** .212 .503

* .680

**

Sig. (2-tailed) .158 .000 .000 .605 .303 .605 .001 .369 .024 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson Correlation .899** .453

* .242 .685

** .242 1 .685

** .385 .811

** .314 .766

**

Sig. (2-tailed) .000 .045 .303 .001 .303 .001 .094 .000 .177 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson Correlation .792** .328 .123 .792

** .123 .685

** 1 .250 .698

** .204 .669

**

Sig. (2-tailed) .000 .158 .605 .000 .605 .001 .288 .001 .388 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 156: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

137

p8 Pearson Correlation .458* .903

** .698

** .458

* .698

** .385 .250 1 .328 .612

** .781

**

Sig. (2-tailed) .042 .000 .001 .042 .001 .094 .288 .158 .004 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson Correlation .903** .414 .212 .698

** .212 .811

** .698

** .328 1 .503

* .776

**

Sig. (2-tailed) .000 .069 .369 .001 .369 .000 .001 .158 .024 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson Correlation .408 .704** .503

* .204 .503

* .314 .204 .612

** .503

* 1 .670

**

Sig. (2-tailed) .074 .001 .024 .388 .024 .177 .388 .004 .024 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .865** .845

** .680

** .697

** .680

** .766

** .669

** .781

** .776

** .670

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .001 .000 .001 .000 .000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIABILITAS PENGETAHUAN

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 157: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

138

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.910 10

Page 158: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

139

HASIL UJI VALIDITAS SIKAP

Correlations

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 total

s1 Pearson Correlation 1 .533* .328 .792

** .328 .899

** .792

** .458

* .843

**

Sig. (2-tailed) .015 .158 .000 .158 .000 .000 .042 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s2 Pearson Correlation .533* 1 .798

** .328 .798

** .453

* .328 .903

** .851

**

Sig. (2-tailed) .015 .000 .158 .000 .045 .158 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s3 Pearson Correlation .328 .798** 1 .123 1.000

** .242 .123 .698

** .716

**

Sig. (2-tailed) .158 .000 .605 .000 .303 .605 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s4 Pearson Correlation .792** .328 .123 1 .123 .685

** .792

** .458

* .706

**

Sig. (2-tailed) .000 .158 .605 .605 .001 .000 .042 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s5 Pearson Correlation .328 .798** 1.000

** .123 1 .242 .123 .698

** .716

**

Sig. (2-tailed) .158 .000 .000 .605 .303 .605 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s6 Pearson Correlation .899** .453

* .242 .685

** .242 1 .685

** .385 .754

**

Sig. (2-tailed) .000 .045 .303 .001 .303 .001 .094 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s7 Pearson Correlation .792** .328 .123 .792

** .123 .685

** 1 .250 .672

**

Sig. (2-tailed) .000 .158 .605 .000 .605 .001 .288 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 159: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

140

s8 Pearson Correlation .458* .903

** .698

** .458

* .698

** .385 .250 1 .802

**

Sig. (2-tailed) .042 .000 .001 .042 .001 .094 .288 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .843** .851

** .716

** .706

** .716

** .754

** .672

** .802

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIABILITAS SIKAP

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.894 8

Page 160: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

141

HASIL UJI VALIDITAS SARANA

Correlations

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 total

s1 Pearson Correlation 1 .414 .328 .698** .123 .811

** .798

** .328 .782

**

Sig. (2-tailed) .069 .158 .001 .605 .000 .000 .158 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s2 Pearson Correlation .414 1 .698** .328 .698

** .453

* .212 .903

** .817

**

Sig. (2-tailed) .069 .001 .158 .001 .045 .369 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s3 Pearson Correlation .328 .698** 1 .042 .792

** .171 .123 .583

** .650

**

Sig. (2-tailed) .158 .001 .862 .000 .471 .605 .007 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s4 Pearson Correlation .698** .328 .042 1 .042 .685

** .903

** .458

* .722

**

Sig. (2-tailed) .001 .158 .862 .862 .001 .000 .042 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s5 Pearson Correlation .123 .698** .792

** .042 1 .171 -.082 .583

** .577

**

Sig. (2-tailed) .605 .001 .000 .862 .471 .731 .007 .008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s6 Pearson Correlation .811** .453

* .171 .685

** .171 1 .601

** .385 .741

**

Sig. (2-tailed) .000 .045 .471 .001 .471 .005 .094 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

s7 Pearson Correlation .798** .212 .123 .903

** -.082 .601

** 1 .328 .675

**

Sig. (2-tailed) .000 .369 .605 .000 .731 .005 .158 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 161: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

142

s8 Pearson Correlation .328 .903** .583

** .458

* .583

** .385 .328 1 .794

**

Sig. (2-tailed) .158 .000 .007 .042 .007 .094 .158 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .782** .817

** .650

** .722

** .577

** .741

** .675

** .794

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .008 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIABILITAS SARANA

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Page 162: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

143

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.867 8

Page 163: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

144

HASIL UJI VALIDITAS AKSES

Correlations

a1 a2 a3 a4 a5 total

a1 Pearson Correlation 1 .204 .101 .612** .000 .610

**

Sig. (2-tailed) .388 .673 .004 1.000 .004

N 20 20 20 20 20 20

a2 Pearson Correlation .204 1 .287 .250 .583** .734

**

Sig. (2-tailed) .388 .220 .288 .007 .000

N 20 20 20 20 20 20

a3 Pearson Correlation .101 .287 1 -.287 .698** .571

**

Sig. (2-tailed) .673 .220 .220 .001 .009

N 20 20 20 20 20 20

a4 Pearson Correlation .612** .250 -.287 1 .042 .511

*

Sig. (2-tailed) .004 .288 .220 .862 .021

N 20 20 20 20 20 20

a5 Pearson Correlation .000 .583** .698

** .042 1 .734

**

Sig. (2-tailed) 1.000 .007 .001 .862 .000

N 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .610** .734

** .571

** .511

* .734

** 1

Sig. (2-tailed) .004 .000 .009 .021 .000

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 164: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

145

HASIL UJI RELIABILITAS AKSES

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.623 5

Page 165: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

146

HASIL UJI VALIDITAS DUKUNGAN KELUARGA

Correlations

dk1 dk2 dk3 dk4 dk5 dk6 dk7 dk8 total

dk1 Pearson Correlation 1 .200 .204 .816** .101 .734

** .905

** .302 .757

**

Sig. (2-tailed) .398 .388 .000 .673 .000 .000 .196 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk2 Pearson Correlation .200 1 .612** .204 .704

** .314 .101 .905

** .721

**

Sig. (2-tailed) .398 .004 .388 .001 .177 .673 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk3 Pearson Correlation .204 .612** 1 .042 .903

** .171 .123 .492

* .633

**

Sig. (2-tailed) .388 .004 .862 .000 .471 .605 .027 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk4 Pearson Correlation .816** .204 .042 1 .123 .685

** .903

** .328 .729

**

Sig. (2-tailed) .000 .388 .862 .605 .001 .000 .158 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk5 Pearson Correlation .101 .704** .903

** .123 1 .242 .010 .596

** .656

**

Sig. (2-tailed) .673 .001 .000 .605 .303 .966 .006 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk6 Pearson Correlation .734** .314 .171 .685

** .242 1 .601

** .242 .707

**

Sig. (2-tailed) .000 .177 .471 .001 .303 .005 .303 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

dk7 Pearson Correlation .905** .101 .123 .903

** .010 .601

** 1 .212 .685

**

Sig. (2-tailed) .000 .673 .605 .000 .966 .005 .369 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 166: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

147

dk8 Pearson Correlation .302 .905** .492

* .328 .596

** .242 .212 1 .728

**

Sig. (2-tailed) .196 .000 .027 .158 .006 .303 .369 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .757** .721

** .633

** .729

** .656

** .707

** .685

** .728

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .002 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIABILITAS KELUARGA

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Page 167: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

148

Cronbach's Alpha N of Items

.853 8

Page 168: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

149

HASIL UJI VALIDITAS DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN

Correlations

pk1 pk2 pk3 pk4 pk5 pk6 pk7 pk8 total

pk1 Pearson Correlation 1 .192 -.010 .664** -.010 1.000

** .192 -.010 .587

**

Sig. (2-tailed) .418 .966 .001 .966 .000 .418 .966 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk2 Pearson Correlation .192 1 .394 .242 .596** .192 1.000

** .394 .784

**

Sig. (2-tailed) .418 .086 .303 .006 .418 .000 .086 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk3 Pearson Correlation -.010 .394 1 -.179 .798** -.010 .394 1.000

** .587

**

Sig. (2-tailed) .966 .086 .450 .000 .966 .086 .000 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk4 Pearson Correlation .664** .242 -.179 1 .032 .664

** .242 -.179 .489

*

Sig. (2-tailed) .001 .303 .450 .895 .001 .303 .450 .029

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk5 Pearson Correlation -.010 .596** .798

** .032 1 -.010 .596

** .798

** .718

**

Sig. (2-tailed) .966 .006 .000 .895 .966 .006 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk6 Pearson Correlation 1.000** .192 -.010 .664

** -.010 1 .192 -.010 .587

**

Sig. (2-tailed) .000 .418 .966 .001 .966 .418 .966 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk7 Pearson Correlation .192 1.000** .394 .242 .596

** .192 1 .394 .784

**

Sig. (2-tailed) .418 .000 .086 .303 .006 .418 .086 .000

Page 169: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

150

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pk8 Pearson Correlation -.010 .394 1.000** -.179 .798

** -.010 .394 1 .587

**

Sig. (2-tailed) .966 .086 .000 .450 .000 .966 .086 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson Correlation .587** .784

** .587

** .489

* .718

** .587

** .784

** .587

** 1

Sig. (2-tailed) .006 .000 .006 .029 .000 .006 .000 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIABILITAS PETUGAS KESEHATAN Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.807 8

Page 170: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

145

HASIL PENELITIAN ANALISIS UNIVARIAT

Frequencies

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 51.00 1 1.7 1.7 1.7

52.00 1 1.7 1.7 3.4

53.00 3 5.1 5.1 8.5

54.00 3 5.1 5.1 13.6

55.00 2 3.4 3.4 16.9

56.00 5 8.5 8.5 25.4

57.00 4 6.8 6.8 32.2

58.00 5 8.5 8.5 40.7

59.00 11 18.6 18.6 59.3

60.00 7 11.9 11.9 71.2

61.00 5 8.5 8.5 79.7

62.00 6 10.2 10.2 89.8

63.00 3 5.1 5.1 94.9

64.00 1 1.7 1.7 96.6

65.00 2 3.4 3.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sd 46 78.0 78.0 78.0

smp 10 16.9 16.9 94.9

sma 3 5.1 5.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid petani 43 72.9 72.9 72.9

Pedagang 16 27.1 27.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan

N Valid 59 59 59

Missing 0 0 0

Page 171: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

146

Frequency Table Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 51.00 1 1.7 1.7 1.7

52.00 1 1.7 1.7 3.4

53.00 3 5.1 5.1 8.5

54.00 3 5.1 5.1 13.6

55.00 2 3.4 3.4 16.9

56.00 5 8.5 8.5 25.4

57.00 4 6.8 6.8 32.2

58.00 5 8.5 8.5 40.7

59.00 11 18.6 18.6 59.3

60.00 7 11.9 11.9 71.2

61.00 5 8.5 8.5 79.7

62.00 6 10.2 10.2 89.8

63.00 3 5.1 5.1 94.9

64.00 1 1.7 1.7 96.6

65.00 2 3.4 3.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sd 46 78.0 78.0 78.0

smp 10 16.9 16.9 94.9

sma 3 5.1 5.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid petani 43 72.9 72.9 72.9

Pedagang 16 27.1 27.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Frequencies Statistics

pengetahuan sikap sarana akses dukungan_kel

dukungan_petugas

N Valid 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0

Statistics

posyandu P1 P2 P3 P4 P5 P6

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Page 172: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

147

Statistics

P7 P8 P9 P10 S1 S2 S3

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

S4 S5 S6 S7 S8 SR1 SR2

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

SR3 SR4 SR5 SR6 SR7 SR8 A1

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

A2 A3 A4 A5 DK1 DK2 DK3

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 DP1 DP2

N Valid 59 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8

N Valid 59 59 59 59 59 59

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 41 69.5 69.5 69.5

baik 18 30.5 30.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 37 62.7 62.7 62.7

baik 22 37.3 37.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 173: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

148

sarana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 54 91.5 91.5 91.5

lengkap 5 8.5 8.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

akses

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 50 84.7 84.7 84.7

terjangkau 9 15.3 15.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

dukungan_kel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 34 57.6 57.6 57.6

mendukung 25 42.4 42.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

dukungan_petugas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 44 74.6 74.6 74.6

mendukung 15 25.4 25.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

posyandu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 42 71.2 71.2 71.2

ya 17 28.8 28.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 174: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

149

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 39.0 39.0 39.0

Ya 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 30 50.8 50.8 50.8

Ya 29 49.2 49.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 31 52.5 52.5 52.5

Ya 28 47.5 47.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 30 50.8 50.8 50.8

Ya 29 49.2 49.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 175: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

150

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 33 55.9 55.9 55.9

Ya 26 44.1 44.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 22 37.3 37.3 37.3

Ya 37 62.7 62.7 100.0

Total 59 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 39.0 39.0 39.0

Ya 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 34 57.6 57.6 57.6

Ya 25 42.4 42.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 176: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

151

S5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 33 55.9 55.9 55.9

Ya 26 44.1 44.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

S7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 33 55.9 55.9 55.9

Ya 26 44.1 44.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

S8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 31 52.5 52.5 52.5

Ya 28 47.5 47.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 24 40.7 40.7 40.7

Ya 35 59.3 59.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Page 177: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

152

SR3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 25 42.4 42.4 42.4

Ya 34 57.6 57.6 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 26 44.1 44.1 44.1

Ya 33 55.9 55.9 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 24 40.7 40.7 40.7

Ya 35 59.3 59.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

SR8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 24 40.7 40.7 40.7

Ya 35 59.3 59.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

A1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 35.6 35.6 35.6

Ya 38 64.4 64.4 100.0

Page 178: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

153

A1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 35.6 35.6 35.6

Ya 38 64.4 64.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

A2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

A3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 35.6 35.6 35.6

Ya 38 64.4 64.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

A4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 39.0 39.0 39.0

Ya 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

A5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 39.0 39.0 39.0

Ya 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 24 40.7 40.7 40.7

Ya 35 59.3 59.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Page 179: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

154

DK2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 30 50.8 50.8 50.8

Ya 29 49.2 49.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 28 47.5 47.5 47.5

Ya 31 52.5 52.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 26 44.1 44.1 44.1

Ya 33 55.9 55.9 100.0

Total 59 100.0 100.0

DK8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Page 180: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

155

DK8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 30 50.8 50.8 50.8

Ya 29 49.2 49.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 49.2 49.2 49.2

Ya 30 50.8 50.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 37 62.7 62.7 62.7

Ya 22 37.3 37.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 27 45.8 45.8 45.8

Ya 32 54.2 54.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 34 57.6 57.6 57.6

Ya 25 42.4 42.4 100.0

Page 181: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

156

DP6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 34 57.6 57.6 57.6

Ya 25 42.4 42.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 39 66.1 66.1 66.1

Ya 20 33.9 33.9 100.0

Total 59 100.0 100.0

DP8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 54.2 54.2 54.2

Ya 27 45.8 45.8 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 182: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

157

HASIL PENELITIAN ANALISIS BIVARIAT Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

pengetahuan * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2 Total

pengetahuan tidak Count 40 1 41

% within pengetahuan 97.6% 2.4% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

95.2% 5.9% 69.5%

% of Total 67.8% 1.7% 69.5%

baik Count 2 16 18

% within pengetahuan 11.1% 88.9% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

4.8% 94.1% 30.5%

% of Total 3.4% 27.1% 30.5%

Total Count 42 17 59

% within pengetahuan 71.2% 28.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 45.576a 1 .000

Continuity Correctionb 41.459 1 .000

Likelihood Ratio 48.895 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 44.804 1 .000

N of Valid Cases 59

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,19.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 183: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

158

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sikap * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

sikap * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2 Total

sikap tidak Count 31 6 37

% within sikap 83.8% 16.2% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

73.8% 35.3% 62.7%

% of Total 52.5% 10.2% 62.7%

baik Count 11 11 22

% within sikap 50.0% 50.0% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

26.2% 64.7% 37.3%

% of Total 18.6% 18.6% 37.3%

Total Count 42 17 59

% within sikap 71.2% 28.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.677a 1 .006

Continuity Correctionb 6.118 1 .013

Likelihood Ratio 7.558 1 .006

Fisher's Exact Test .008 .007

Linear-by-Linear Association 7.547 1 .006

N of Valid Cases 59

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,34.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 184: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

159

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sarana * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

sarana * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2 Total

sarana tidak Count 40 14 54

% within sarana 74.1% 25.9% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

95.2% 82.4% 91.5%

% of Total 67.8% 23.7% 91.5%

lengkap Count 2 3 5

% within sarana 40.0% 60.0% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

4.8% 17.6% 8.5%

% of Total 3.4% 5.1% 8.5%

Total Count 42 17 59

% within sarana 71.2% 28.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.590a 1 .108

Continuity Correctionb 1.196 1 .274

Likelihood Ratio 2.319 1 .128

Fisher's Exact Test .138 .138

Linear-by-Linear Association 2.546 1 .111

N of Valid Cases 59

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,44.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 185: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

160

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

akses * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

akses * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2 Total

akses tidak Count 40 10 50

% within akses 80.0% 20.0% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

95.2% 58.8% 84.7%

% of Total 67.8% 16.9% 84.7%

terjangkau Count 2 7 9

% within akses 22.2% 77.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

4.8% 41.2% 15.3%

% of Total 3.4% 11.9% 15.3%

Total Count 42 17 59

% within akses 71.2% 28.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 12.413a 1 .000

Continuity Correctionb 9.756 1 .002

Likelihood Ratio 11.281 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 12.203 1 .000

N of Valid Cases 59

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,59.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 186: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

161

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

dukungan_kel * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

dukungan_kel * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2 Total

dukungan_kel tidak Count 24 10 34

% within dukungan_kel 70.6% 29.4% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

57.1% 58.8% 57.6%

% of Total 40.7% 16.9% 57.6%

mendukung Count 18 7 25

% within dukungan_kel 72.0% 28.0% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

42.9% 41.2% 42.4%

% of Total 30.5% 11.9% 42.4%

Total Count 42 17 59

% within dukungan_kel 71.2% 28.8% 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .014a 1 .906

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .014 1 .906

Fisher's Exact Test 1.000 .571

Linear-by-Linear Association .014 1 .907

N of Valid Cases 59

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 187: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

162

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

dukungan_petugas * pemanfaatan_posbindu

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

dukungan_petugas * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

dukungan_petugas tidak Count 36 8

% within dukungan_petugas 81.8% 18.2%

% within pemanfaatan_posbindu

85.7% 47.1%

% of Total 61.0% 13.6%

mendukung Count 6 9

% within dukungan_petugas 40.0% 60.0%

% within pemanfaatan_posbindu

14.3% 52.9%

% of Total 10.2% 15.3%

Total Count 42 17

% within dukungan_petugas 71.2% 28.8%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0% 100.0%

% of Total 71.2% 28.8%

dukungan_petugas * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

Total

dukungan_petugas tidak Count 44

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

74.6%

% of Total 74.6%

mendukung Count 15

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

25.4%

% of Total 25.4%

Total Count 59

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0%

Page 188: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

163

dukungan_petugas * pemanfaatan_posbindu Crosstabulation

Total

dukungan_petugas tidak Count 44

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

74.6%

% of Total 74.6%

mendukung Count 15

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

25.4%

% of Total 25.4%

Total Count 59

% within dukungan_petugas 100.0%

% within pemanfaatan_posbindu

100.0%

% of Total 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.537a 1 .002

Continuity Correctionb 7.608 1 .006

Likelihood Ratio 8.941 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .004

Linear-by-Linear Association 9.376 1 .002

N of Valid Cases 59

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,32.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 189: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

164

HASIL PENELITIAN ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0

2 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 0 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.904 .287 9.900 1 .002 .405

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables pengetahuan 45.576 1 .000

Overall Statistics 45.576 1 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 48.895 1 .000

Block 48.895 1 .000

Model 48.895 1 .000

Page 190: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

165

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 21.961a .563 .806

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 1 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 40 2 95.2

2 1 16 94.1

Overall Percentage 94.9

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a pengetahuan 5.768 1.260 20.960 1 .000 320.000

Constant -9.457 2.159 19.183 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0

2 1

Page 191: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

166

Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 0 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.904 .287 9.900 1 .002 .405

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables sikap 7.677 1 .006

Overall Statistics 7.677 1 .006

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 7.558 1 .006

Block 7.558 1 .006

Model 7.558 1 .006

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 63.298a .120 .172

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 1 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. The cut value is ,500

Page 192: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

167

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a sikap 1.642 .617 7.083 1 .008 5.167

Constant -3.284 .989 11.036 1 .001 .037

a. Variable(s) entered on step 1: sikap.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0

2 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 0 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.904 .287 9.900 1 .002 .405

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables akses 12.413 1 .000

Overall Statistics 12.413 1 .000

Page 193: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

168

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.281 1 .001

Block 11.281 1 .001

Model 11.281 1 .001

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 59.575a .174 .249

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 1 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 40 2 95.2

2 10 7 41.2

Overall Percentage 79.7

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a akses 2.639 .876 9.070 1 .003 14.000

Constant -4.025 1.069 14.178 1 .000 .018

a. Variable(s) entered on step 1: akses.

Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0

2 1

Page 194: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

169

Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 0 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.904 .287 9.900 1 .002 .405

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables dukungan_petugas 9.537 1 .002

Overall Statistics 9.537 1 .002

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 8.941 1 .003

Block 8.941 1 .003

Model 8.941 1 .003

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 61.915a .141 .201

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 1 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 36 6 85.7

2 8 9 52.9

Overall Percentage 76.3

a. The cut value is ,500

Page 195: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

170

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a dukungan_petugas 1.910 .656 8.469 1 .004 6.750

Constant -3.414 .943 13.109 1 .000 .033

a. Variable(s) entered on step 1: dukungan_petugas.

Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0

2 1

Block 0: Beginning Bloc Classification Table

a,b

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 0 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 42 0 100.0

2 17 0 .0

Overall Percentage 71.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.904 .287 9.900 1 .002 .405

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables pengetahuan 45.576 1 .000

sikap 7.677 1 .006

akses 12.413 1 .000

dukungan_petugas 9.537 1 .002

Overall Statistics 46.842 4 .000

Page 196: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

171

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 52.968 4 .000

Block 52.968 4 .000

Model 52.968 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 17.888a .593 .848

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

pemanfaatan_posbindu

Memanfaatkan 2

Percentage Correct

Step 1 pemanfaatan_posbindu Memanfaatkan 40 2 95.2

2 1 16 94.1

Overall Percentage 94.9

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a pengetahuan 5.178 1.366 14.363 1 .000 177.266

sikap 1.188 1.511 .619 1 .432 3.282

akses 1.993 1.905 1.095 1 .295 7.339

dukungan_petugas 2.092 1.534 1.861 1 .173 8.103

Constant -15.302 4.710 10.556 1 .001 .000

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan, sikap, akses, dukungan_petugas.

Page 197: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

172

DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN

No Keterangan GAMBAR

1 Gambar 1

Nama : Ny Haryati

Umur : 51 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Pelaksanaan a:

Desember 2019

Responden sedang

memperhatikan

apa yg dijelaskan

dari sipeneliti

2 Gambar 2:

Ini merupakan

tempat lokasi

penelitian

3 Gambar 3 :

Ny. Itawati

Usia : 53 tahun

Page 198: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

173

Pendidikan : SD

Pekerjaan :Petani

Pelaksanaan :

Bulan Desember

2019

Responden

Sedang

Mendengarkan

sebelum mengisi

kuesioner

4 Gambar 4 :

Ny Leginem

Umur : 56 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

Sedang dibantu

dalam Mengisi

Kuesioner

5

.

Gambar 5 :

Ny Ronda

Umur : 60 Tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan :

Pedagang

Pelaksanaan :

Page 199: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

174

Desember 2019

Responden

Sedang Mengisi

Kuesioner

6

Gambar 6 :

Ny Juraidah

Umur : 58 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

Sedang Mengisi

Kuesioner

7 Gambar 7 :

Ny Sumiati

Umur : 59 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan :

Pedagang

Page 200: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

175

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

Sedang di bantu

dalam Mengisi

Kuesioner

8

.

Gambar 8 :

Ny Rika Tarigan

Umur : 54 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan :

Pedagang

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

mendengarkan

arahan dari si

peneliti

Page 201: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

176

9

Gambar 9:

Ny Febrina

Umur : 58

Tahun

Pekerjaan : petani

Pendidikan : SD

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

mendengarkan

instruksi dari si

peneliti

1

0

Gambar 10 :

Ny Susanti

Umur : 56 Tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

Sedang Mengisi

Kuesioner

Page 202: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

177

1

1

Gambar 11 :

Ny Farni

Umur : 60 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Pelaksanaan :

Desember 2019

Responden

Sedang Mengisi

Kuesioner

Page 203: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

178

Page 204: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

179

Page 205: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

180

Page 206: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

181

Page 207: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

182

Page 208: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

183

Page 209: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

184

Page 210: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

185

Page 211: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

186

Page 212: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

187

Page 213: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

188

Page 214: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

189

Page 215: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

190

Page 216: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

191

Page 217: repository.helvetia.ac.idrepository.helvetia.ac.id/2870/1/LUSI 1702012018.pdf · FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI DESA UKHAT PESELUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

192