mini project posbindu steffi

22
LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT POSBINDU PTM BANJAR BATU BINTANG Oleh: dr. Steffi Pembimbing: dr.Komang Suarjati [Type text]

Upload: dian-sulistya-ekaputri

Post on 29-Jan-2016

192 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Project Posbindu Steffi

LAPORAN KEGIATAN

MINI PROJECT

POSBINDU PTM

BANJAR BATU BINTANG

Oleh: dr. Steffi

Pembimbing: dr.Komang Suarjati

DALAM PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

2015

[Type text]

Page 2: Mini Project Posbindu Steffi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit tidak menular terutama penyakit jantung, kanker,

penyakit pernapasan kronis dan diabetes, adalah pembunuh terbesar di dunia

dengan 35 juta kematian setiap tahun dan merupakan penyebab dari 60%

kematian global. Diperkirkan selama tahun 2006-2015 akan terjadi

peningkatan 21% kematian karena penyakit tidak menular, sedangkan

kematian akibat penyakit menular cenderung turun 16% selama periode

yang sama. Di Indonesia, kematian akibat penyakit tidak menular

meningkat dari 41% tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan

Riskesdas 2007 menunjukan bahwa dari 10 besar penyebab kematian

tertinggi di Indonesia, 6 diantaranya adalah karena penyakit tidak menular.

Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko

penyakit tidak menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi,

hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk

peran serta kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif-preventif

untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus

peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko

tersebut pada masyarakat, khususnya usia 25 tahun ke atas. Yang dimaksud

dengan PTM utama adalah diabetes, kanker, penyakit jantung dan pembuluh

darah, penyakit paru obstruktif kronis, dan gangguan akibat kecelakaan dan

tindak kekerasan.

Posbindu PTM dapat dilakukan terintegrasi dengan upaya

kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada secara terpadu, rutin, dan

periodik dengan memnafaatkan sarana dan tenaga yang sudah ada. Kegiatan

ini dilakukan oleh kader kesehatan yang telah dibina bekerjasama dengan

pihak puskesmas.

[Type text]

Page 3: Mini Project Posbindu Steffi

Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini dan tindak lanjut yang

dapat dilakukan oleh posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 3

kelompok tingkatan Poasbindu PTM yaitu :

1. Posbindu PTM dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko

sederhana, yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui

penggunaan instrumen, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar

perut, indeks massa tubuh, pengukuran tekanan darah serta penyuluhan

mengenai pemertiksaan payudara sendiri untuk mencari kelainan pada

payudara (SADARI).

2. Posbindu PTM Plus meliputi pelayanan Posbindu dasar yang ditambah

dengan pemeriksaan analisa lemak tubuh, pemeriksaan gula darah,

kolesterol, dan trigliserida termasuk pemeriksaan uji fungsi paru

sederhana untuk mengetahui gangguan mekanik pada organ

pernafasan.

3. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Plus

ditambah pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih di desa/kelurahan (bidan).

Untuk pelaksanaan Posbindu PTM Utama dipadukan dengan Pos

Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga, maupun atau kelompok

masyarakat yang memiliki tenaga berkompeten untuk melakukan IVA.

Usia lanjut dalam masyarakat (lansia) merupakan salah satu

kelompok masyarakat yang memerlukan perhatian khususnya di bidang

kesehatan. Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan tingkat

pertama memiliki program posyandu yang dikhususkan bagi lansia.

Posyandu lansia diselenggarakan secara periodik setiap 1 bulan sekali dan

merupakan kegiatan yang diintegrasikan untuk melakukan Posbindu PTM

bagi lansia di Puskesmas II Denpasar Barat.

1.2 Identifikasi Masalah

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) di Indonesia

menyatakan bahwa Stroke merupakan penyebab kematian terbesar di

[Type text]

Page 4: Mini Project Posbindu Steffi

Indonesia untuk penduduk umur 25 tahun ke atas di perdesaan maupun di

perkotaan. Riskesdas juga melaporkan bahwa prevalensi nasional untuk

penyakit sendi sebesar 30,3%, Hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke

atas adalah 31,7%, Stroke 0,8%, Asma 4,0%, Kanker 0,4%, Jantung 7,2%

dan Diabetes melitus 5,7% (biomedis). Prevalensi beberapa faktor risiko

PTM seperti Obesitas umum sebesar 10,3%, Obesitas Sentral 18,8%,

Toleransi Gula Terganggu (TGT) 10,2%, kurang makan buah dan sayur

93,6%, kebiasaan minum beralkohol 4,6%, kurang aktivitas fisik 48,2%,

dan merokok 23,7%. Penderita Hipertensi misalnya, secara nasional

terdapat 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Hipertensi sekitar 50 % pada

penduduk umur >18 tahun yaitu tertinggi di Kepulauan Natuna (53,3%),

Mamasa (50,6%), Katingan (49,6%), Wonogiri (49,5%), Hulu Sungai

Selatan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%), Kuantan Senggigi (46,3%), Bener

Meriah (46,1%), Tapin (46,1%), dan Kota Salatiga (45,2%).

Data Rumah Tangga Sehat menurut Riskesdas 2007 adalah 38,7%.

Secara rinci tiga faktor risiko dari Penyakit Tidak Menular yaitu merokok,

kurang makan buah, dan kurang aktivitas fisik yang juga merupakan

indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga

menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan.

Puskesmas Denpasar Barat II telah mulai menjalankan kegiatan

Posbindu PTM, yang dilakukan tiap bulan pada 25 banjar di wilayah

kerjanya. Posbindu ini melibatkan kader-kader puskesmas di tiap banjar,

perawat dan dokter yang bertugas di bagian pemeriksaan dan pengobatan.

Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II melakukan

senam lansia, penyuluhan penyakit tidak menular, pengukuran tekanan

darah, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula darah, pencatatan dan

pelaksanaan rujukan ke puskesmas dan rumah sakit. Salah satu banjar di

wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II yang rutin mengadakan

Posbindu PTM setiap bulan adalah Banjar Batu Bintang. Banjar Batu

Bintang memiliki lansia binaan sebanyak 50 orang. Beberapa kendala masih

ditemukan dalam penyelenggaraan Posbindu ini. Pada laporan ini hanya

[Type text]

Page 5: Mini Project Posbindu Steffi

akan di bahas mengenai posbindu penyakit tidak menular di Banjar Batu

Bintang pada bulan April 2013.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Meningkatnya perilaku masyarakat khususnya lansia dalam

pencegahan dan penanggulangan faktor risiko Penyakit Tidak

Menular guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian

akibat Penyakit Tidak Menular secara terpadu, komprehensif dan

terintegrasi pada wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengkaji jenis penyakit tidak menular kelompok lansia di

wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II khususnya Banjar Batu

Bintang .

1.4. Manfaat

1.4.1 Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat

Penyakit Tidak Menular pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat II.

1.4.2 Mengetahui gambaran penyakit tidak menular kelompok lansia di

wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II khususnya Banjar Batu

Bintang.

[Type text]

Page 6: Mini Project Posbindu Steffi

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Strategi

Sebelum dilaksanakan kegiatan Posbindu PTM ini, koordinasi

dilakukan dengan petugas puskesmas untuk menjadwalkan penyuluhan PTM

di banjar yang terpilih. Jadwal yang digunakan sesuai dengan jadwal

posyandu lansia di setiap banjar, karena program Posbindu PTM ini

terintegrasi dengan Posyandu lansia. Penyuluh bertugas menyiapkan diri

dengan penguasaan materi penyuluhan, cara penyampaian pesan, dan

pengadaan media penyuluhan (lembar balik). Penguasaan materi dilakukan

dengan membaca buku atau mencari tulisan di internet. Melatih cara

penyampaian informasi yaitu dengan membaca pedoman penyuluhan dan

simulasi. Dalam kesempatan wawancara medis perorangan, memungkinkan

memberikan penyuluhan pribadi dalam bentuk konseling.

2.2. Waktu dan Kegiatan

Penyuluhan dilaksanakan di Banjar Batu Bintang, dimana waktu

pelaksanaannya adalah setiap tanggal 4 tiap bulan atau jadwal disesuaikan

kemudian hari sesuai kesempatan . Penyuluhan dilakukan selama + 30 menit

dari pukul 09.00 – 09.30 WITA, kemudian di ikuti pendataan dan pelayanan

kesehatan dasar.

2.3. Peserta

Peserta yang hadir adalah para lansia binaan di Banjar Batu

Bintang yang berjumlah 20 orang dari total 52 orang lansia.

2.4. Pelaksanaan Penyuluhan

Penyuluhan dimulai setelah para lansia melakukan senam pagi.

Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi diabetes melitus yang

memakan waktu + 15 menit. Setelah penyuluhan selesai, para lansia

[Type text]

Page 7: Mini Project Posbindu Steffi

diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penyuluh mengenai materi

yang telah diberikan, sesi tanya jawab berlangsung + 15 menit. Diikuti

dengan pemeriksaan tekanan darah, lingkar perut, berat badan, dan

pemeriksaan gula darah serta pengobatan dasar untuk para lansia.

2.5. Isi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang akan disampaikan pada kegiatan ini yaitu:

a. Informasi umum tentang Diabetes melitus

b. Gejala-gejala diabetes mellitus

c. Pentingnya mengenali faktor risiko diabetes melitus

d. Pentingnya ketaatan dalam pengobatan diabetes mellitus

e. Mengenali komplikasi akibat diabetes mellitus

2.6. Metode dan Media

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tentang penyakit

diabetes melitus. Alat bantu yang digunakan berupa lembar balik. Media

yang digunakan hanya berupa penjelasan secara lisan menggunakan lembar

balik tersebut.

2.7. Proses Kegiatan

Penyuluh yaitu seorang dokter internship dan seorang petugas

puskesmas yang memegang program Posbindu PTM tiba di Banjar Batu

Bintang pukul 09.00, saat itu telah berkumpul para lansia untuk melakukan

senam pagi dan kader-kader posyandu. Pukul 09.15 para lansia telah selesai

melakukan senam, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan diabetes

melitus. Penyuluhan dimulai dengan perkenalan dokter sebagai penyuluh

diikuti pemberian materi mengenai diabetes melitus secara lisan

menggunakan lembar balik.

Penyuluhan berlangsung secara rapi dan tertib, dimana para lansia

dan penyuluh duduk saling berhadapan. Acara diselingi dengan pemberian

makanan tambahan berupa bubur kacang hijau kepada para lansia.

Penyuluhan berlangsung secara interaktif, lansia tampak sangat antusias

[Type text]

Page 8: Mini Project Posbindu Steffi

mendengarkan materi penyuluhan, tidak jarang di sela-sela pemberian

materi, lansia memberikan pertanyaan kepada penyuluh.

Setelah pemberian materi selesai, lansia diberikan kesempatan

untuk bertanya. Beberapa lansia sangat bersemangat melontarkan

pertanyaan. Setelah sesi tanya jawab selesai, kegiatan dilanjutkan dengan

pemeriksaan tekanan darah, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula

darah dan pengobatan dasar.

2.4 Hasil Pemeriksaan

Pada pelaksanaan Posbindu PTM yang dilakukan terintegrasi

dengan kegiatan posyandu lansia, terdata jumlah kehadiran Banjar Batu

Bintang sebanyak 25 orang. Berikut adalah data pemeriksaan faktor risiko

pada lansia di Banjar Batu Bintang.

No. Nama/

Jenis Kelamin

Umur

(th)

BB

(kg)

TB

cm

IMT

Kg/

m2

LP

Cm

TD

(mmHg)

Gula

darah

(g/dL)

Kat.

1 Marta Loban/P 85 39,8 143 20 87 140/80 -

2 Wayan S/P 72 56 164 27 91 120/80 -

3 Menara/P 76 47 157 25 90 120/80 -

4 IB Menara/L 78 50 155 26 76 140/80 -

5 Nyoman Ruka/P 61 53 160 26 71 150/90 -

6 Made Ropeq/L 65 50 142 18 69 120/80 216

7 Rasmini/P 80 31 153 19 68 120/80 241

8 IA Wati/P 56 49 149 27 71 160/90 90

9 Jero Wahyuni/P 71 55 150 25 67 150/90 -

[Type text]

Page 9: Mini Project Posbindu Steffi

10 Nambrug/P 72 41 158 28 73 120/80 -

11 Kasmin/P 90 47 165 20 68 140/70 -

12 Kompyang /P 67 55 151 29 80 150/90 -

13 Wayan Rami/P 68 41 160 16 65 165/80 59

14 Rasniti/P 58 47 160 19 65 120/60 70

15 Supartini/P 37 67 142 17 68 160/80 -

16 Ayu Citra/P 66 72 148 25 72 140/80 118

17 Suratni/P 56 42 150 25 71 110/70 124

18 Sutama/L 67 51 142 30 84 140/80 94

19 Rai Menuh A/P 70 49 150 24 69 120/80 -

20 Md Suri/P 70 60 160 23 70 180/100 148

21 Citra A /P 70 47 158 19 71 120/80 -

22 Astuti/P 61 70 170 24 74 120/80 121

23 Suteja/L 72 61 150 27 75 120/80 -

24 Bintang

Ningsih/P

72 54 148 23 72 180/80 -

25 Sukerti/P 65 45 156 21 87 120/90 -

26. W.Mundriasih/P 77 34 134 22 91 150/60 -

27 Sucipta/L 54 45 153 18 90 140/80 -

28 Sofiah Bajri/P 55 36 144 17 76 110/60 -

[Type text]

Page 10: Mini Project Posbindu Steffi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Puskesmas II Denpasar Barat

Puskesmas merupakan unit fungsional dari Dinas Kesehatan yang

merupakan pos pelayanan terdepan dalam pengembangan dan pembinaan

kesehatan masyarakat. Tujuan pengembangan kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Pemerintah telah menetapkan

strategi nasional menuju Indonesia Sehat 2010 dan Denpasar Sehat 2010 yaitu

salah satunya melalui puskesmas. Salah satu puskesmas di Kecamatan Denpasar

Barat yaitu Puskesmas II Denpasar Barat.

3.2 Data Geografis

Puskesmas II Denpasar Barat berdiri sejak tahun 1984 yang terletak di

Jalan Gunung Soputan Gang Puskesmas No. 3 Denpasar Barat. Luas Wilayah

kerja Puskesmas II Denpasar Barat yaitu ± 13,52 km2, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Pemecutan

Sebelah Timur : Desa Dangin Puri Kauh

Sebelah Selatan : Banjar Abianbase, Desa Kuta

Sebelah Barat : Desa Kerobokan, Kuta Utara

Puskesmas II Denpasar Barat mewilayahi 5 desa dan 1 kelurahan yang

meliputi 59 Banjar yaitu :

Desa Dauh Puri Kelod : 11 Banjar

Desa Dauh Puri Kangin : 5 Banjar

Desa Dauh Puri Kauh : 7 Banjar

Desa Padang Sambian Kelod : 12 Banjar

Desa Pemecutan Kelod : 15 Banjar

Kelurahan Dauh Puri : 8 Banjar, 5 Ling

Dengan rata-rata jarak tempuh ke Puskesmas sekitar 3 km dan rata-rata

waktu tempuh 15 menit.

[Type text]

Page 11: Mini Project Posbindu Steffi

3.3 Data Demografik

Jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas II Denpasar Barat adalah

sebanyak : 112.044 jiwa yang tersebar sebagai berikut :

Desa Dauh Puri Klod : 21.022 jiwa

Desa Dauh Puri Kangin : 10.905 jiwa

Desa Dauh Puri Kauh : 20.015 jiwa

Desa Padang Sambian Klod : 12.705 jiwa

Desa Pemecutan Klod : 29.855 jiwa

Kelurahan Dauh Puri : 17542 jiwa

Jumlah Penduduk lansia : 9.411 jiwa

Jumlah KK Miskin : 2.766 jiwa

Jumlah Posyandu : 66 posyandu

3.4. Program Posyandu Lansia

Puskesmas II Denpasar Barat memiliki program Posyandu yang

dikhususkan bagi para lansia. Posyandu lansia dilakukan setiap bulan di banjar

yang merupakan wilayah kerja puskesmas bekerja sama dengan kader terlatih.

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah senam lansia, penyuluhan, dan

pengobatan dasar untuk membantu meningkatkan tingkat kesehatan lansia.

Berikut banjar yang telah menjalankan posyandu lansia beserta jumlah lansia

binaan Puskesmas II Denpasar Barat..

No. Nama Banjar Jumlah Lansia Binaan

1. Catur Panca 32

2 Batu Bintang 54

3 Pelita Sari 60

4 Pengiasan 33

5 Jemantang 50

6 Lingkungan Kirana 20

7 Tenten 0

8 Abian Timbul 0

9 Gmeh 46

10 Pondok Batu Bintang 65

[Type text]

Page 12: Mini Project Posbindu Steffi

11 Bumi Asri 45

12 Braban 58

13 Abian Tegal 38

14 Titih 50

15 Sanglah 20

16 Suci 25

17 Batan Nyuh 54

18 Jaba Pura 18

19 Bumi Sari 31

20 Bumi Santi 70

21 Pekambingan 21

22 Padang Sumbu Kaja 0

23 Br. Tegal Buah 34

24 Br. Buagan 50

25 Br. Sumuh 60

26 Padang Indah 60

27 Eka Sila 60

3.5 Diskusi Hasil

Posbindu PTM yang dilakukan di banjar Batu Bintang merupakan Posbindu

yang diintegrasikan dengan kegiatan Posyandu Lansia yang dilaksanakan setiap

satu bulan sekali. Pada pelaksanaan Posbindu PTM tersebut jumlah kehadiran di

Banjar Batubintang adalah 24 orang atau sebanyak 38%. Jika dilihat dari

persentase kehadiran lansia binaan di Banjar Buagan masih kurang bahkan tidak

mencapai setengah dari jumlah lansia binaan. Hal ini menunjukkan masih

kurangnya antusias masyarakat lansia binaan untuk terlibat dalam kegiatan

posyandu. Kondisi ini merupakan hal yang harus diperhatikan dan memerlukan

evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat kehadiran.

Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab antara lain komunikasi informasi

dan edukasi kepada lansia dan keluarga yang masih kurang sehingga kesadaran

untuk memeriksakan kesehatan. Mengingat usia lansia membutuhkan keluarga

sebagai pendamping maka kader posyandu dan posbindu PTM diharapkan

[Type text]

Page 13: Mini Project Posbindu Steffi

melakukan pendekatan yang lebih kepada keluarga yang memiliki anggota

keluarga lansia. Pendekatan secara aktif dapat pula dilakukan dengan bantuan

tokoh masyarakat yang disegani.

Dalam pelaksanaan posyandu lansia di Banjar Batu Bintang, kegiatan yang

dilakukan adalah diawali dengan senam lansia, pembagian makanan tambahan,

penyuluhan dan dilanjutkan dengan pengukuran BB, tekanan darah, lingkar perut,

pemeriksaan gula darah dan pengobatan dasar yang dilanjutkan dengan pencatatan

oleh kader dan petugas puskesmas pada lembar KMS lansia. Kegiatan ini jika

dilihat dari kelompok tingkatan Posbindu PTM telah mencakup kegiatan yang

dilakukan kelompok Posbindu PTM dasar yang telah disertai dengan pemeriksaan

kadar gula darah yang merupakan bagian dari kelompok Posbindu PTM plus.

Namun kegiatan ini masih memerlukan penyempurnaan agar kegiatan yang

dilakukan dapat mencapai program posbindu PTM yang ideal. Ketersediaan

sarana alat-alat kesehatan untuk keperluan Posbindu PTM serta sumber daya

manusia dalam hal ini kader yang terlatih dan petugas puskesmas merupakan

bagian penting yang harus terus ditingkatkan.

Berdasarkan data yang tercatat saat kegiatan Posbindu di Banjar Batu

Bintang maka dari 24 orang lansia binaan yang datang ditemukan sebanyak 54 %

atau 13 orang memiliki tekanan darah diatas normal dan 10 orang yang

mengkonsumsi obat hipertensi. Dari pengukuran lingkar perut ditemukan 4% atau

1 orang lansia binaan dengan lingkar perut di atas normal. Dari pengukuran IMT,

ditemukan 29% atau 7 orang overweight, 4% atau 1 orang dengan obese, dan

12,5% atau 3 orang dengan gizi kurang. Setelah penyuluhan mengenai diabetes

mellitus sebanyak 62,5% atau 15 orang lansia binaan melakukan pemeriksaan

gula darah dan 2 orang di dapatkan dengan diabetes. Selanjutnya jika dimasukkan

ke dalam kriteria pengendalian faktor risiko PTM maka sebanyak 36% termasuk

pengendalian faktor risiko kategori buruk, 18% termasuk kategori sedang, dan

46% termasuk kategori baik.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa tingkat pengendalian faktor risiko

penyakit tidak menular lansia binaan masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh

berbagai faktor antara lain tingkat pendidikan dan pengetahuan lansia yang rendah

mempengaruhi kesadaran untuk menjaga dan mengontrol kesehatan secara rutin.

[Type text]

Page 14: Mini Project Posbindu Steffi

Tingkat ekonomi masyarakat, keterlibatan anggota keluarga lain untuk

memotivasi, serta kurangnya KIE dari kader maupun petugas kesehatan

melakukan promosi pentingnya Posbindu sebagai lini pertama deteksi dini,

pengobatan, dan pengendalian penyakit tidak menular merupakan faktor yang

turut mempengaruhi.

Pada pelaksanaan Posbindu PTM di Banjar Batu Bintang dilakukan

penyuluhan mengenai diabetes melitus bagi para lansia binaan. Selama

pelaksanaan penyuluhan berjalan lancar, walaupun jumlah lansia yang datang

sedikit. Beberapa lansia mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan

dan ada pula yang memeriksakan kadar gula darah setelah penyuluhan. Secara

umum pelaksanaan posbindu PTM berjalan lancar. Namun, kegiatan Posbindu

PTM di Banjar Batu Bintang ini belum dilakukan follow up di bulan selanjutnya

karena terhambat adanya hari libur hari raya, dan pada 2 bulan berikutnya tidak

dilakukan pendataan karena kekurangan tenaga puskesmas pada hari tersebut.

[Type text]

Page 15: Mini Project Posbindu Steffi

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko penyakit

tidak menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi,

diet tidak sehat, kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk peran serta

kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif-preventif untuk

mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus

peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko

tersebut pada masyarakat,

2. Tingkat kehadiran peserta lansia binaan masih kurang di Banjar Batu

Bintang dimana tingkat kehadiran tidak mencapai 50% dari jumlah total

lansia binaan.

3. Tingkat pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular di Banjar Batu

Bintang tergolong masih kurang,

Saran

1. Follow up di bulan selanjutnya sangat diperlukan untuk melihat

perkembangan dan tingkat kendali faktor risiko PTM para lansia binaan.

2. KIE kepada lansia dan keluarga oleh kader dan petugas puskesmas perlu

ditingkatkan. Terutama pendekatan yang lebih kepada keluarga yang

memiliki anggota keluarga lansia

3. Pendekatan secara aktif dapat pula dilakukan dengan bantuan tokoh

masyarakat yang disegani.

[Type text]