17 bab iii a. waktu dan tempat -...
TRANSCRIPT
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini
bulan Desember 2012. Lokasi penelitian bertempat
Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan,
Gorontalo.
Sumber : Daud, 2012
BAB III
METODE PENILITIAN
Waktu dan Tempat
ini dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan
2012. Lokasi penelitian bertempat di Perairan Pantai Desa
Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara
Daud, 2012
Gambar 1. Peta Desa Ponelo
17
dari bulan Oktober sampai
di Perairan Pantai Desa
Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
18
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam Penelitian
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan
1 Alat tulis menulis - 1 buah Mencatat hasil pengamatan
2 Alat dokumentasi Camera mito 1 buah Mengabil gambar dalam kegiatan pengamatan
Snorkel
CE BS 4532:1969 Bastway
1 buah Digunakan untuk snorkling
3 Masker Tempered 1 buah Digunakan untuk snorkling
4 Pukat pantai P.35 x T.1m 1 buah Menangkap ikan yang ada di ekosistem padang lamun
5 Plastik - 3 buah Menyimpan spesimen ikan yang telah ditangkap
6 Buku identifikasi ikan
Fishes of Bitung
1 buah
Sebagai bahan literatur dalam melakukan identifikasi ikan pada penelitian
7 GPS (Global Positioning System)
Magelton triton
1 buah
Untuk menentukan posisi titik koordinat tiap-tiap stasiun penelitian
8 Refractometer Atago 5/mill E
1 buah Mengukur salinitas.
9 Multiparameter analysis
WTW PH/oxi 340
i/SET 1 buah Mengukur suhu, dan PH.
11 Roll Meter Maxi 100 m 330 FT
1 buah Mengukur jarak pengambilan sampel.
19
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah dapat dilihat pada Tabel 3
sebagai berikut :
Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam Penelitian
No Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan
1 Biota ikan
- Obyek pengamatan
2 Es batu - Untuk mengawetkan ikan
3 Air bersih - Mencuci ikan sebelum
diidentikasi
4 Aqua 600 ml Membersihkan kaca
refractometer dan ujung multiparameter analysis
C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif
adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan menemukan suatu
pengetahuan baru yang sebelumnya belum ada (Traviari, 2011). Eksploratif dalam
penelitian ini untuk mengetahui komposisi jenis ikan, nilai indeks
keanekaragaman, keseragaman dan dominansi ikan ekosistem padang lamun
di Perairan Pantai Desa Ponelo, Kecamtan Ponelo Kepulauan, Kabupaten
Gorontalo Utara.
Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
gambaran umum secara langsung tentang kondisi lapangan, kemudian digunakan
20
sebagai dasar penyusunan dalam penelitian. Berdasarkan observasi yang
dilakukan maka ditentukan 3 stasiun pengamatan yaitu stasiun dekat pemukiman
(S1), stasiun tidak ada pemukiman (S2), stasiun dekat mangrove (S3). Stasiun 1
pada titik koordinat 0⁰53,379’ N dan 122⁰53,283’ E, stasiun 2 berada pada posisi
0⁰53,859’ N dan 122⁰52,707’ E dan stasiun 3 pada posisi 0⁰53,313’ N dan
122⁰53,566’ E. Dalam menentukan/mengetahui titik koordinat setiap stasiun
digunakan GPS (Global Positioning System) dengan spesifikasi Magelton triton.
2. Pengambilan Data
A. Pengukuran kualitas air laut
Pengukuran kualitas air laut meliputi pengukuran parameter suhu dan pH
mengunakan multiparameter analysis WTW PH/oxi 340 i/SET, serta salinitas
menggunakan Refractometer Atago 5/mill E. Sebelum digunakan alat tersebut
dinetralkan menggunakan air Aqua agar alat bisa berfungsi dengan baik.
Pengukuran dilakukan langsung di lapangan pada lokasi penelitian sebanyak 1
kali yang dilakukan pada saat sebelum pengambilan sampel ikan di setiap stasiun.
Untuk sampel substrat dilakukan dengan cara meraba tekstur substrat dan melihat
langsung substrat yang terdapat di stasiun penelitian.
B. Pengambilan Sampel Ikan
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan 1 buah pukat
pantai berukuran panjang 35 m, tinggi 1 m dengan ukuran mata jaring 2,5 cm,
lengkap dengan pemberat dan pelampung, jenis nilon yang digunakan yaitu tasi
nomor 6. Dalam pengoperasian pukat, dibantu oleh nelayan setempat (2 orang).
21
Pengambilan sampel ikan pada masing-masing stasiun dilakukan pada
hari yang berbeda selama 3 hari yaitu pada tanggal 10, 11 dan 12 Oktober 2012
pada kedalaman rata-rata 1,30 m, yang berjarak 100 m dari garis pantai ke daerah
ekosistem padang lamun. Ekosistem Padang lamun yang telah ditentukan sebagai
area pengamatan kemudian dilingkari menggunakan pukat pantai.
Pelingkupan/pelingkaran dilakukan menggunakan perahu agar proses
pelingkupan/pelingkaran lebih cepat dan ikan tidak keluar dari area yang akan
dilingkupi/dilingkari.
Proses penangkapan dengan pukat yang telah terpasang dengan dilakukan
pengusiran atau penggiringan ikan dengan cara air laut ditepuk sambil berenang di
bagian dalam area pukat. Hal ini dilakukan agar ikan yang terlingkari ketakutan
dan lari sehingga menabrak dan terjaring pada pukat. Pengangkatan pukat
dilakukan sebanyak 2 kali dalam setiap stasiun, yaitu pada pagi hari jam 08.00
dan jam11.00 WITA, karena pada siang hari tidak bisa melakukan pengambilan
ikan disebabkan oleh faktor cuaca, dimana siang hari terjadi angin timur dan angin
barat. Total pengangkatan pukat sebanyak 6 kali di seluruh stasiun pengamatan
pada lokasi penelitian. Dimana jarak antara pukat pantai di setiap stasiun kurang
lebih 5 meter. Lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 2.
Ikan–ikan hasil tangkapan kemudian dimasukan dalam kantong plastik dan
diberi es batu agar ikan tidak berbau. Setelah itu dibersihkan/dicuci menggunakan
air bersih secukupnya lalu dilakukan identifikasi berdasarkan pola warna
(fish colour pattern) dan determinasi dengan mencocokan sampel ikan dengan
gambar ikan dengan menggunakan buku referensi Kimura, et al., (2003).
22
(stasiun 1) (stasiun 2) (stasiun 3)
Kemudian dihitung jumlah jenis, jumlah individu tiap jenis dari tiap stasiun
sampling. Langkah terakhir adalah pendokumentasian (foto).
K Y X S 100 m
Pantai L 5 M Gambar 2. Skematik sampling ikan lamun
Ket : X : Arah ke terumbu karang S : Jarak dari garis pantai ke daerah ekosistem padang lamun Y : Pukat pantai
L : Jarak antara pukat pantai dalam satu stasiun K : Arah ke laut
D. Analisis Data
Analisa data yang digunakan untuk megetahui komunitas ikan pada
ekosistem padang lamun adalah sebagai berikut:
1. Komposisi jenis ikan (KJ)
Menurut Fachrul (2007) dalam Latuconsina, dkk, (2012), komposisi
spesies adalah perbandingan antara jumlah individu setiap spesies dengan jumlah
individu seluruh spesies yang tertangkap. Dengan rumus sebagai berikut:
KJ = ��� � ��� %
23
Keterangan: KJ = Komposisi jenis ikan (%) ni = Jumlah individu setiap jenis ke-I perstasiun
N = Jumlah individu seluruh jenis perstasiun 2. Indeks keanekaragaman (D’)
Krebs 1989 dalam Sahami 2003, indeks keanekaragaman atau diversitas
menunjukkan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu yang
menyusun suatu komunitas. Adapun kategori indeks keanekaragaman dapat
dilihat pada Tabel 4. Indeks keanekaragaman dihitung menurut rumus Simpson
sebagai berikut:
Keterangan:
D’= Indeks keanekaragaman D = Indeks dominansi
3. Indeks kemerataan (Es)
Menurut Odum (1983) dalam Rappe (2010), pengujian juga dilakukan
dengan menggunakan indeks keseragaman/kemerataan (Es), dimana semakin
besar nilai Es menunjukkan kelimpahan yang hampir seragam dan merata antar
jenis. Kategori indeks kemerataan dapat dilihat pada Tabel 4. Soegianto 1994
dalam Sahami 2003, indeks kemerataan (evenness indices) dihitung dengan
rumus.
Keterangan:
Es : Indeks kemerataan Simpson D’ : indeks diversitas S : Cacah spesies perstasiun N : Total Cacah individu perstasiun
D’ = 1 - D
Es = ′�� �� ��� �� = �����
� �� �� ������
24
4. Indeks dominansi (D)
Margalef (1958) dalam Rappe (2010), nilai dari indeks dominansi
Simpson memberikan gambaran tentang dominansi organisme dalam suatu
komunitas ekologi. Indeks ini dapat menerangkan bilamana suatu jenis lebih
banyak terdapat selama pengambilan data. Adapun kategori penilaiannya
disajikan pada Tabel 4. Rumus indeks dominansi Simpson (D) yaitu:
Keterangan:
D = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah individu spesies ke-I perstasiun N = Jumlah individu seluruh spesies perstasiun
Tabel 4. Kategori Indeks Keanekaragaman, Kemerataan dan Dominansi
No Dominansi (D) Kategori
1 0,00 < D ≤ 0,50 Rendah
2 0,50 < D ≤ 0,75 Sedang
3 0,75 < D ≤ 1,00 Tinggi
Sumber : Rappe, 2010.
Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman (D’), kemertaan (Es) dan
dominasi (D) dari tiap – tiap stasiun pengamatan selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis rancangan acak kelompok (varians) dengan uji f
menggunakan ANOVA dua arah (Two-way Anova) untuk mengetahui tingkat
perbedaan antara stasiun.
D = Σ(ni/N)2