1697-6252-1-pb.pdf
DESCRIPTION
contoh tesisTRANSCRIPT
-
0
EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN
PADA UPTD PERALATAN DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN SOLOK
ARTIKEL
YENDRY KARTIKA
NIM: 1110018312002
Program Studi Tenik Sipil
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2013
-
0
EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR JALAN PADA UPTD PERALATAN
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK
Yendry Kartika1, Alizar Hasan
2, Wardi
1
1Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta 2Program Studi Teknik Sipil , Program Pascasarjana Universitas Andalas
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Equipment is one aspect that causes a decrease in labor productivity which in turn led to delays in
project implementation. The purpose of this study is: 1). Know the conditions definitely UPTD
equipment owned by the District Public Works Office Equipment. Solok and definitely plan to know
Roads infrastructure development in 2011-2015 Solok d, 2). Identify the type and amount of
equipment needed for the development of road infrastructure in accordance RPJMD Solok Year 2011-
2015. This study used qualitative methods to study engineering documentation and literature. The
study site is UPTD Equipment Solok Public Works department. Results of this study explain that: 1).
UPTD Heavy Equipment owned 80% when this condition was slightly damaged and the life of the
equipment is old or already beyond its economic life, 2). District 120 KM of road construction and
rehabilitation / maintenance of District 1000 KM road, farm road 25 KM, 34 KM road production,
and the production of 143.1 KM, 3). Heavy equipment needed for the development of road
infrastructure in accordance RPJMD Solok Year 2011-2015 is 1 unit Bulldozers, Excavators 1 unit, 1
unit Dum truck, 1 Vibroler unit, 1 unit of Motor grader type D and 2 units of water tankers.
Key Words: Heavy Equipment, Roads, Infrastructure.
PENDAHULUAN
Penyediaan infrastruktur jalan, di
Kabupaten Solok merupakan salah satu
bentuk pengadaan barang dan jasa yang
ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Solok melalui
pelelangan umum maupun penunjukan
langsung. Namun, dalam tahapan
pelaksanaan proyek tersebut selalu
mendapatkan kendala, baik kendala yang
sudah diperhitungkan maupun yang diluar
perencana. Kendala itu menjadi
terhambatnya pekerjaan proyek konstruksi,
sehingga pekerjaan tersebut tidak
berlangsung sesuai dengan rencana.
Sering kali dalam pelaksanaan proyek
tersebut terjadi keterlambatan yang tidak
diinginkan dan tidak diketahui
sebelumnya. Keterlambatan tersebut
sangat merugikan pihak-pihak terkait
kontraktor maupun pemilik proyek itu
sendiri. Keppres No. 61 Tahun 2004
menyebutkan bahwa denda (sanksi
financial) dapat dikenakan kepada
penyedia jasa. bila tidak dapat
melaksanakan proyek sesuai waktu yang
tersedia dalam kontrak.
Dalam proyek pembangunan jalan,
tinjauan aspek alat tidak dapat dilepaskan.
Secara umum, peranan alat harus dianalisis
secara rinci dan efisien, sehingga
diharapkan pelaksanaan suatu proyek
konstruksi jalan dapat menghasilkan suatu
produk pekerjaan yang bisa diselesaikan
dalam batas waktu tertentu dengan jenis
dan jumlah alat yang memadai. Dalam
hubungannya dengan pelaksanaan proyek,
analisis teknis mengenai alat ini sangat
bermanfaat dalam menyusun rencana
kebutuhan peralatan konstruksi, sehingga
setiap aktifitas kerja rencana dengan baik.
Dalam kaitannya dengan
pengendalian/pengawasan oleh konsultan,
perencanaan kebutuhan alat ini juga perlu
dipahami oleh tim konsultan, antara lain
-
0
untuk evaluasi teknis bila terjadi
keterlambatan pekerjaan, perpanjangan
waktu pelaksanaan, dan lain-lain.
Didapatkan kesimpulan bahwa dengan
perencanaan kebutuhan alat yang baik dan
efisien, keterlambatan pelaksanaan dan
kerugian pada proyek dapat dihindari. Berikut adalah daftar perlatan alat
berat dan truck yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Solok pada UPTD Peralatan Dinas
Pekerjaan Umum.
Tabel 1. Daftar Peralatan Alat Berat Pada
UPTD Peralatan Dinas PU Kab. Solok
No Jenis Alat Jumlah
Unit
Kondisi Asal Tahun
1 Mesin gilas besar 6 ton 4 Rusak Ringan APBD 1975
2 Motor greader 1 Rusak Ringan IBRD 1982
3 Tire roller 1 Rusak Ringan IBRD 1982
4 Vibro roller 4 ton 1 Rusak Ringan IBRD 1982
5 Excavator 1 Rusak Ringan APBD 2006
6 Truck tronton 1 Baik APBD 2006
7 Vibro roller 10 ton 1 Baik APBD 2006
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok tahun 2012.
Berdasarkan hasil wawancara
terdahulu dengan bebrapa orang informen
menyatakan bahwa salah satu faktor utama
penyebab keterlambatan penyelesaian kegiatan
pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten
Solok tersebut adalah kurangnya ketersediaan
peralatan yang ada di UPTD Peralatan serta
peralatan tersebut lebih dari 50% tidak berada
dalam kondisi baik serta sudah berumur tua.
Hal ini juga didukung oleh Hira N. Ahuja
yang mengatakan bahwa peralatan merupakan
salah satu aspek yang menyebabkan
penurunan produktifitas kerja yang pada
giliranya menyebabkan keterlambatan
pelaksanaan proyek.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjawab tujuan berikut: 1.) Mengenal
pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh
UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Solok dan mengenal pasti rencana
pengembangan infrastruktur Jalan di
Kabupaten Solok tahun 2011-2015, 2).
Mengidentifikasi jenis dan jumlah
peralatan yang dibutuhkan untuk
pengembangan infrastruktur jalan sesuai
RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-
2015.
KAJIAN LITERATUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur
Kabupaten solok
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah menjelaskan bahwa
untuk menjamin penyelenggaraan
pemerintahan yang demokratis, transparan,
akuntabel, efisien dan efektif di bidang
perencanaan pembangunan daerah, diperlukan
adanya tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi perencanaan
pembangunan daerah, Dikutip Pada peraturan
pemerintah RI no.8 tahun 2008 di
(http://ngada.org/pp8-2008.htm).
Penyelenggaraan tahapan, tata cara
penyusunan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah
dimaksudkan untuk:
1. Meningkatkan konsistensi antar kebijakan yang dilakukan berbagai
organisasi publik dan antara
kebijakan makro dan mikro
maupun antara kebijakan dan
pelaksanaan;
2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan
kebijakan dan perencanaan
program;
3. Menyelaraskan perencanaan program dan penganggaran;
4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan
keuangan publik;
-
0
5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur,
perencanaan, dan pelaksanaan
sesuai RPJMD, sehingga tercapai
efektifitas perencanaan.
Berdasarkan agenda dan prioritas
pembangunan Kabupaten Solok Tahun
2011-2015, maka yang menjadi arah dan
program/kegiatan pembangunan
infrastruktur Kabupaten solok pada tahun
2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur strategis daerah.
a. Pembangunan jaringan irigasi dan sumber air lainya dengan sasaran
meningkatnya ketersediaan air
irigasi untuk lahan pertanian dari
55% menjadi 70%
b. Pembangunan jalan dan jembatan kabupaten dengan sasaran
meningkatnya kondisi jalan dari
58,9% menjadi 67,59%
c. Pembangunan dan peningkatan jalan ke sentra produksi pertanian
dengan sasaran memperlancar
pengangkutan hasil pertanian dari
sentra produksi ke jalan
kabupaten.
2. Pembangunan infrastruktur/ sarana prasarana nagari tertinggal.
a. Pembangunan jalan utama termasuk jembatan pada nagari-
nagari tertinggal atau terisolir
(jalan kabupaten maupun jalan
lingkungan)
b. Pembangunan dan penataan pasar nagari daerah tertinggal
c. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi di nagari
tertinggal termasuk embung
d. Pemenuhan energi listrik bagi masyarakat nagari tertinggal
e. Pembangunan rumah tidak layak huni pada nagari tertinggal
f. Penyediaan layanan air bersih yang memenuhi standar kesehatan
Dasar Penyusunan RPJMD Kabupaten
Solok Tahun 2011-2015
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen
perencanaan pembangunan untuk periode lima
tahun sesuai dengan periode kepemimpinan
Kepala Daerah yang berpedoman kepada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD). Sesuai dengan amanat
Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2004 soistem
Perencanaan Pembangunan Nasional serta
peraturan Pemerintah Nomor 8 taun 2008
tentang tata cara Penyusunan, Pelaksanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah, RPJMD merupakan
bagian integral dari Rencana Pembangunan
Nasional. Hal ini berarti bahwa penyusunan
Rencana Pembangunan Daerah harus
memperhatikan Rencana Pembangunan
Nasional.
Peralatan Proyek Konstruksi
Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti,
M.Sc (2002,1) alat berat yang dikenal dalam
ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan
untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu strukur. Tujuan
penggunaan alat-alat berat tersebut untuk
memudahkan manusia dalam melakukan
pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan mudah dan waktu yang
lebih singkat.
Menurut buku referensi untuk
kontraktor bangunan gedung dan sipil (2003,
84) menjelaskan bahwa yang dimaksut dengan
peralatan adalah peralatan yang dipergunakan
dalam rangka pelaksanaan proyek konstruksi.
Berdasarkan kapasitasnya peralatan dapat
dibagi menjadi peralatan berat dan perlatan
ringan.
Manajemen Peralatan
Pengelolaan peralatan selain ditujukan
untuk mendapatkan efesiensi juga menunjang
produktifitas kemajuan pekerjaan. Menurut
buku referensi untuk kontraktor bangunan
gedung dan sipil (2003, 84) hal tersebut dapat
dicapai melaui menajemen peralatan yang
baik. Unsur-unsur manajemen peralatan
adalah:
-
0
1. Organisasi peralatan disesuaikan dengan bentuk organisasi perusahaan
yang pada dasarnya terdiri dari:
a. Pengelola (kantor pusat atau cabang)
b. Pemakai (proyek) 2. Sistem pengelolaan sangat
menentukan keberhasilan tujuan
pengelolaan peralatan, antara lai terdiri
dari:
a. Tarif dan pembebanan biaya (penyusutan, M & R, sewa)
b. Penempatan dan pemindahan alat c. Pemeliharaan dan perbaikan d. Pelaporan
Kapasitas dan Produktivitas Alat
Kapasitas alat adalah kemampuan alat
secara teoritis dengan asumsi efesiensi alat
sempurna (100%) yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat. Produktifitas alat adalah
kemampuan untuk memproduksi dilapangan
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara
lain:
1. Kapasitas 2. Efesiensi yang dipengaruhi oleh
,medan kerja, operator, kondisi alat.
Satuan dari produktifitas yang isa
dipakai antara lain: m3/jam, ton/jam,
m2/jam, dll.
Rumus perhitungan produktifitas:
Q= KB x FB x 3.600 x E/Cm;
E= Ee x En x Eo
Keterangan:
Q:Kapasistas Produksi alat Satuan:
M3/jam
KB: Kapasitas Bucket Satuan: M3
FB : Faktor Baucket Tanpa Satuan
E : Faktor efesiensi Tanpa Satuan
Ee : Faktor efesiensi alat Tanpa Satuan
En : Faktor efesiensi alam Tanpa Satuan
Eo : Faktor efesiensi operator Tanpa Satuan
Cm : Cycle time Satuan: detik
Pengklasifikasian Alat
Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti,
M.Sc (2002,1) alat berat dapat dikategorikan
kedalam beberapa klasifikasi, klasifikasi
tersebut adalah:
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi
fungsional alat adalah pembagian alat tersebut
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat.
Berdasarkan fungsinya alat dapat dibagi atas
berikut:
a. Alat Pengolah Lahan Untuk pembukaan lahan dapat digunakan
dozer, untuk pengangkatan tanah lapisan
atas dapat digunakan scraper dan untuk
membentuk permukaan supaya rata selain
dozer juga dapat digunakan motor grader.
b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah
excavator, yang termasuk kedalam
kategori ini adalah front shovel, backhoe,
dragline dan clamshel.
c. Alat Pengangkut Material Untuk pengangkutan material lepas
dengan jarak tempuh yang relatif jauh,
alat yang digunakan dapat berupa belt,
truck, dan wagon. Crane termasuk juga
kategori alat angkut untuk jarak jangkau
yang lebih kecil dan menangkut material
secara vertikal dan horizontal.
d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk kedalam kategori ini
adalah alat yang tidak digunakan sebagai
transportasi tetapi utnuk memindahakan
material dari satu alat ke alat yang lain,
seperto loader dan dozer.
e. Alat Pemadat Jika dilakukan penimbunana berarti harus
dilakukan pemadatan dan pemadatan juga
diperlukan pada pembuatan jalan baik
jalan tanah dan dengan jalan perkerasan
lenur maupun perkerasan kaku. Yang
termasuk kedalam alat pemadat adalah
tamping roller, pneumatic-tired roller,
compactor dan lan-lain.
f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan
dan mineral alam menjadi suatu bentuk
dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari
alat ini misalnya batuan bergradasi,
semen, beton dan aspal. Yang termasuk
didalam alat ini adalah crusher.
g. Alat Penempatan Akhir Material Yang termasuk kedalam kategori ini
adalah concrete soreader, asphalt paver,
motor grader, dan alat pemadat. Alat
tersebut berfungsai untuk untuk
menempatkan material pada tempat yang
telah ditentukan.
2. Klasifikasi Operasional Alat Berat
-
0
Alatalat berat dalam pengoperasianya
dapat dipindahkan dari suatu tempet ke tempat
lain atau tidak dapat digerakkan atau statis.
Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya
dapat dibagi atas berikut.
a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari
alat berat yang menerjemahkan hasil
dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari
alat penggerak adalah crawler atau
roda kelabang dan ban karet.
Sedangkan belt merupakanalat
penggerak pada conveyor pada belt.
b. Alat Statis Yang termasuk pada kategori ini
adalah tower crane, batching plant,
baik untuk beton maupun untuk aspal
serta crusher plant.
Pengelompokan Alat Berat
Alat berat dapat dikelompokan
berdasarkan kegiatanya, sebagai berikut:
1. Kelompok Traktor a. Bulldozer (alat penggusur) b. Loader (alat pemuat) c. Grader ( alat perata) d. Scrapper (alat pengelupas) e. Ripper (alat pembajak)
2. Kelompok Excavator a. Bachkoe (penggali arah belakang) b. Clamsel (penggali pengaduk jepit) c. Shovel (penggali arah kedepan) d. Dragline (penggali pengduk tarik) e. Crane (pengangkat)
3. Kelompok Selain Traktor dan Excavator a. Alat pemadat yaitu, trhee whell roller,
tandem roller, pneumatic tired roller,
vibrator roller, sheep foot roller dan
stamper
b. Alat pengolah aspal yaitu, asphal mixing plant (Pencampr), asphalt
distributor (penyemprot aspal),
asphalt finisher (penghampar aspal)
c. Pemecah batu yaitu, Stone Crusher d. Alat pengangkut yaitu, Daump Truck.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi
Pemilihan Peralatan
Di dalam pemilihan alat berat, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan
sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat
dihindari. Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti,
M.Sc (2002,3) Faktor-faktor tersebut antara
lain.
1. Fungsi yang harus dilaksnakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali,
mengangkut, meratakan permukaan dan
lain-lain.
2. Kapasitas peralatan Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi Alat berat dipilih berdasarkan arah
(horizontal maupun vertyikal) dan jarak
gerakan, kecepatan, frekuensi kerakan, dan
lain-lain.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan
nlalu lintas, biaya, pembongkaran. Selain
itu metode konstruksi yang dipakai dapat
membuat pemilihan alat bisa berubah.
5. Ekonomi Selain biaya investasi atau biaya sewa
peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan
merupakan faktor penting dalam
pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek Beberapa jenis proyek yang umum
menggunakan alat berat, proyek tersebut
antara lain proyek gedung, pelabuhan,
jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan,
dam dan sebagainya.
7. Lokasi proyek Lokasi proyek di dataran tinggi
membutuhkan peralatan yang berbeda
dengan lokasi proyek yang berada di
dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah Jenis tanah dilokasi proyek dan jenis
material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan
dipakai. Tanah dapat dalam konsidi padat,
lepas, keras, atau lembek
9. Kondisi lapangan Kondisi dengan medan yang sulit dan
medan yang baik merupakan faktor lain
yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Alat Berat Pada Macam-Macam Proyek
Konstruksi
Pada setiap proyek ada keunikan
dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di
-
0
proyek tersebut. Menurut Ir.Susy Fatena
Rostiyanti, M.Sc (2002, 53) Jenis proyek yang
pada umumnya menggunakan alat berat
adalah:
1. Proyek Gedung Alat berat yang umum dipakai di dalam
proyek gedung adalah alat pemancang
tiang fondasi (pile driving), alat penggali
(backhoe) yang digunakan untuk
menggali basement, crane untuk
memindahkan vertikal, truck untuk
mengangkut horizontal, concrete mixer,
dan lain-lain. Concrete mixer digunakan
sebagai pencampur adukan beton dan
concrete mixer truck digunakan sebagai
pengangkut campuran beton.
2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya
menggunakan alat gali, truck, dozer,
grader, alat pemadat, loader dan lain-lain.
a. Boldezer berfungsi untuk menupas tanah dan grader untuk membentuk
permukaan tanah
b. Loader digunakan untuk pemuat tanah ke dalam truck.
c. Aspalt mixing plant digunakan untuk jalan perkerasan lentur yang berfungsi
untuk mencampur adukan bahan
campuran aspal yang kemudian
disebarkan, diratakan, dan dipadatkan
dengan menggunakan asphalt finisher.
d. Concrete batching digunakan untuk perkerasan kaku beton yang kemudian
dipindahkan dengan menggunakan
truck mixer.
3. Proyek Jembatan Alat berat yang digunakan untuk proyek
jembatan adalah:
a. Alat pemancang tiang pondasi b. Alat penggali c. Crane d. Truck e. Concrete mixer atau concrete mixer
truck
f. Alat pemadat dan lan-lain. 4. Proyek dam
Proyek dan pada umumnya menggunakan
alat penggali tanah yaitu, Alat penggali
tanah, crane, truck, concrete mixer atau
concrete mixer truck, alat pemadat tanah,
loader, buldozer, grader.
Konsep Proyek Konstruksi
Ketika seseorang menyebut istilah
proyek seseorang akan menghubungkanya
dengan deadline, tanggal mulai, tanggal
selesai, jadwal, tugas, sumber daya, biaya dan
urutan proyek. Istilah lainya mencakup
patokan, perubahan, konflik, komunikasi,
perubahan, tujuan, kebutuhan dan resiko.
Defenisi yang sederhana tentang proyek
adalah urutan tugas yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang unik dalam
kerangka waktu yang telah ditetapkan.
Keunikan inilah yang membedakan antara
proyek dengan operasi dan membuatnya sulit
untuk dikelola.
Produktifitas merupakan hal yang
penting sekali dalam industri konstruksi. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi
produktifitas dalam industri konstruksi.
Beberapa faktor yang menciptakan variasi
dalam produksi sangat sulit untuk
dikendalikan. Christian dan Hachey (1995;20)
mengatakan, bahwa ada juga faktor lain yang
dapat diidentifikasi dan dimodifikasi dengan
mudah dan dapat menunjukan perkembangan
yang penting dalam rata- rata produksi suatu
aktifitas proyek. Tiga komponen penting
dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah
perlatan, tenaga kerja, dan material (Pilcher,
1992;185).
Keterlamabatan Proyek
Sample, Hartman, Jergean (1994;78) mengemungkakan Segala penghentian
pekerjaan dari jadwal kegiatan yang
ditentukan dianggap keterlambatan.
Menurut pengalaman kontraktor keterlambatan dibagi atas dua tipe, yaitu
keterlambatan yang tidak dapat ditolerir
dan (nonexusable delay) dan
keterlambatan yang dapat ditolerir
(exusable delay).
Keterlambatan yang tidak dapat ditolerir adalah keterlambatan yang berada
dibawah kontrol kontraktor.
Keterlambatan ini di sebabkan oleh
kelebihan estimasi tingkat produksi, tidak
memadainya pengawasan manajemen,
kesalahan konstruksi, kerusakan
peralatan dan penyabab lainya yang
serupa. Keterlmabatan ini dapat
mengakibatkan penghentian kontrak
karena kegagalan dan mendorong
-
0
pelaksanaan ganti rugi. Keterlmabatan
yang dapat ditolerir adalah keterlambatan
yang berada diluar kontrol kontraktor dan
kontraktor berhak memperpanjang waktu
kontrak. Penyebab keterlambatan ini
diakibatkan oleh pemogokan, cuaca,
perubahan disain, perintah penghentian
proyek dari pemilik, tindakan dari
pemilik sebagai tindakan dari kontrak,
perang, kebakaran, banjir, wabah
penyakit, karantina dan sebagainya.
Keterlambatan proyek konstruksi seringkali terjadi dan beresiko pada
pelaksanaan proyek yang dapat
Menyebabkan berbagai bentuk kerugian
bagi penyedia jasa (kontraktor) dan
pengguna jasa (pemilik). Bagi kontraktor
keterlambatar selain dapat menyebabkan
cost over run akibat bertmbahnya waktu
pelaksanaan proyek, dapat pula
mengakibatkan menurunya kredibilitas
kontraktor untuk waktu yang akan datang
(Soeharto. 1995)
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penelulis
menggunakan pendekatan kualitatif, yang
memiliki karakteristik alami (natural setting).
Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami
(Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor
(Moleong, 2007:3) mengemukakan
bahwa metodologi kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh observasi data berupa rekaman atau
dokumentasi yang menyangkut mengenai
peralatan dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Solok Tahun 2011-2015
di UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Solok.
Pengumpulan Data dan Instrumen
Penelitian
Pendekatan yangdilakukan adalah
studi dokumentasi atau studi literatur, dimana
rekaman dan dokumen merupakan sumber
informasi yang kaya, secara kontekstual
relevan dan mendasar yang bisa menjelaskan
darai tujuan penelitian ini. Pengumpulan data
dan intrumen yang akan digunakan dibagi
menurut evaluasi yang akan dilakukan sebagai
berikut:
1. Mengenal pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh UPTD Peralatan Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Solok.
Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder dengan melakukan analisis
terhadap data peralatan yang
terdokumentasikan di UPTD Peralatan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok
serta didukung data yang didapatkan
melalui studi pustaka dan internet yang
berhubungan dengan dengan topik dan
bahasan penelitian.
2. Mengenal pasti rencana pengembangan infrastruktur Jalan di Kabupaten Solok
tahun 2011-2015.
Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder dengan melakukan observasi
terhadap data peralatan yang
terdokumentasikan di UPTD Peralatan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok
Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder dengan melakukan analisis
terhadap dokumen Renstra dan RPJMD
2011-2015 yang terdokumentasikan di
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok.
3. Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan untuk
pengembangan infrastruktur jalan sesuai
RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-
2015.
Jenis data yang digunakan adalah hasil
olahan data sekunder kondisi peralatan
yang dimeliki oleh UPTD Peralatan dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Solok Tahun 2011-
2015 yang terlebih dahulu telah dianalisis
untuk menjawab pertanyaan penelitian
sebelumnya. Analsisi ini nantinya akan
bisa menjawab berapa jenis dan jumlah
peralatan yang dibutuhkan untuk
pengembangan infrastruktur jalan sesuai
RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-
2015.
-
0
Metode analisis Penentuan jenis dan jumlah
peralatan
Hira N. Ahuja dalam buku
management project mengemukakan bahwa
jam kerja efektif setiap bulannya adalah:
1. Msim hujan : 21 hari x 7 jam = 147 jam
2. Musim panas : 24 hari x 7 jam = 167 jam.
Total hari kerja efektif dalam satu
tahun anggaran kegiatan adalah:
147 jam X 2 bulan musim hujan
: 294 jam
167 jam x 4 bul\n musim panas
: 668 jam
Total 1 tahun anggaran
: 962 jam
Berdasarkan buku pedoman
penghitungan harga satuan pekerjaan dengan
menggunakan peralatan Departemen Pekerjaan
Umum (1998,82) menjelaskan bahwa untuk
mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan
yang dibutuhkan untuk pengembangan
infrastruktur jalan sesuai RPJMD Kabupaten
Solok Tahun 2011-2015 dapat dianalisis
dengan perhitungan rumus analisa jumlah alat
berat di berikut:
Keterangan :
n : Jumlah alat
V : Volume Pekerjaan
T : Pekerjaan Selesai
Q : Produktivitas Alat
Volume produksi alat:
1. Bulldozer : 13 m3 / jam 2. Excavator : 67,8 m3 /
jam
3. Dum truck : dibandingkan dengan penggunaan
excavator (r=3)
4. Pemadat/ Vibroler : 139,8 m3 / jam
5. Motor grader tipe D : 112.15 m3 / jam
6. Water Tanker : 12.05 m3 / jam
Berdasarkan buku referensi untuk
kontraktor bangunan gedung dan sipil (2003,
534) menjelaskan bahwa untuk
mengidentifikasi perhitungan kapasitas
produksi alat berat dapat dijelaskan dengan
rumus di bawah ini:
a. Excavator
Keterangan:
Q : Hourly production (m3/hr)
: 83.00 m3/jam
q : production per cycle (m3)
: 0.88 m3
Cm : Cycle time (Min.)
: 22.00 Secend
E : job effeciency
: 0.58
b. Dump Truck
Keterangan:
Q : Hourly production (m3/hr)
: 14.67 m3/jam
q : production per cycle (m3)
: 4.06 m3
Cmt : Cycle time (Min.)
: 13.43
Et : job effeciency : 0.81
c. Bulldozer
Keterangan:
Q : Hourly production (m3/hr)
: 122.00 m3/jam
V N : Q.T
3600 Q = q x x E Cm
q x 60 x Et Q = Cmt
q x 60 xe x E Q = Cm
-
0
q : production per cycle (m3)
: 2.86 m3
e : grade factor
: 1.00
Cm : Cycle time (Min.)
: 0.74 min
E : job effeciency : 0.53
d. Peralatan untuk pemadatan
(mesin gilas, tire roller, vibro roller)
Q : Produksi alat (m3/hr)
w : lebar pemadatan dalam satu
laluan
L : tebal lapisan (inch atau mm)
S : kecepatan rata- rata (mph/
Km/jam)
d. Motor grader
Q : Produksi alat (m2 /ja
V : tebal kescepatan kerja
peralatan (km/jam)
Le : panjang pisau (blade) afektif
sesuai sudut kerja (m1)
Lo : lebar overlap (m1)
N : jumlah laluan
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mengenal pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh UPTD Peralatan Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Solok
Berdasarkan studi dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti di UPTD Peralatan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok
mengenai kondisi peralatan yang dimeliki
(sumber Daftar Peralatan Dinas PU Kab.
Solok) bahwa peralatan yang tersedia di UPTD
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok sangat
jauh dari harapan atau boleh dikatakan tidak
memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Dari
tahuan 1975 s.d tahun 2012 peralatan yang di
meliki hanya sebanyak 10 unit. Dilihat dari
kondisinya 80% peralatan mengalami
kerusakan ringan serta umur peralatan yang
sudah tua atau sudah diluar umur
ekonomisnya. Bisa disimpulkan bahwa salah
satu penyebab keterlambatan penyelesaian
proyek infrastruktur jalan adalah peralatan
yang tersedia di UPTD Peralatan dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten solok tidak
memadai.
2. Mengenal pasti rencana pengembangan infrastruktur Jalan di
Kabupaten Solok tahun 2011-2015
Berdasarkan RPJMD dan Rsnstra PU
Kabupaten Solok Tahun 2011-215 yang
merupakan acuan bagi Dinas Pekerjaan Umum
dalam melakukan pengembangan dan
pembangunan sarana prasaran infrastruktur
jalan baik itu jalan Kabupaten, jalan usaha
tanai, jalan produksi maupun pembangunan
jalan pada nagari tertinggal dalam rangka
pengentasan dan penanganan daerah tertinggal
, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2. Rencana pembangunan dan pengembangan infrsatruktur jalan
(RPJMD 2011-2015) Kabupaten Solok
Program dan
Kegiatan
Sasaran Indikator dan target
kinerja
Volume/
Satuan
Pembangunan
jalan Kabupaten
Meningkatnya
kondisi jalan dari
58,9% menjadi
67,59%
Pembangunan/
peningkatan jalan
120 KM
Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan
1000 KM
W x L x S Q = P
V x (Le - Lo ) x 1000 Q = N
-
0
Pembangunan dan
peningkatan jalan
kesentra produksi
pertanian
Memperlancar
pengangkutan hasil
pertanian dari sentra
produksi ke jalan
Kabupaten
Terbangunya dan
terpeliharanya jalan
usaha tani
25 KM
Terbangunya dan
terpeliharanya jalan
produksi
34 KM
Pembangunan
jalan utama pada
nagari-nagari
tertinggal atau
terisolir (jalan
Kabupaten
maupun jalan
lingkungan
lancarnya
perhubungan /
mobilitas orang dan
barang dari dan ke
nagari tertinggal
terlaksana pembangunan
jalan pada nagari
tertinggal dalam rangka
pengentasan dan
penanganan daerah
tertinggal
143.1 KM
Sumber: RPJMD Kabupaten Solok 2011-2015
3. Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan untuk
pengembangan infrastruktur jalan
sesuai RPJMD Kabupaten Solok
Tahun 2011-2015.
1. Kebutuhan alat berat pada tahun 2011
Tabel 3. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2011
No Alat Berat
Volume
Pekerjaan
(M3)
Waktu
Pelaksanaan
(Jam)
Produksi
Alat (M3)
Kebutuhan
Alat (unit)
1 Bulldozer 6748,73 962 13 0,54
2 Excavator 6399,5 962 67,8 0,10
3 Dum truck
962 3 x
excavator 0,29
4 Vibroler 12945,56 962 139,8 0,10
5 Motor grader tipe D 12945,56 962 112,15 0,12
6 water tanker 12945,56 962 12,05 1,12
Sumber: olahan data
Dari tabel 3. diatas menjelaskan
bahwa untuk melaksanakan pembangunan
infrastruktur jalan dengan klasifikasi
pembukaan jalan baru dan pembangunan
lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten
Solok tahun 2011 bisa dilaksanakan dengan 1
(0,54) unit Bulldozer, 1 (0,10) unit Excavator ,
1 (0,29) unit Dum truck, 1 (0,10)unit Vibroler
, 1 (0,12) unit Motor grader tipe D dan 2
(1,12) unit water tanker.
2. Kebutuhan alat berat pada tahun 2012
-
0
Tabel 4. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2012
No Alat Berat
Volume
Pekerjaan
(M3)
Waktu
Pelaksanaan
(Jam)
Produksi
Alat (M3)
Kebutuhan
Alat (unit)
1 Bulldozer 4499,5 962 13 0,36
2 Excavator 3499,11 962 67,8 0,05
3 Dum truck
962
3 x
excavator 0,16
4 Vibroler 6361,4 962 139,8 0,05
5 Motor grader tipe D 6361,4 962 112,15 0,06
6 water tanker 6361,4 962 12,05 0,55
Sumber: olahan data
Dari tabel 4. diatas menjelaskan
bahwa untuk melaksanakan pembangunan
infrastruktur jalan dengan klasifikasi
pembukaan jalan baru dan pembangunan
lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten
Solok tahun 2012 bisa dilaksanakan dengan 1
(0,36) unit Bulldozer, 1 (0,05) unit Excavator ,
1 (0,16) unit Dum truck, 1 (0,05)unit Vibroler
, 1 (0,06) unit Motor grader tipe D dan 2
(0,55) unit water tanker.
3. Kebutuhan alat berat pada tahun tiga (2013)
Tabel 5. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2013
No Alat Berat
Volume
Pekerjaan
(M3)
Waktu
Pelaksanaan
(Jam)
Produksi
Alat (M3)
Kebutuhan
Alat (unit)
1 Bulldozer 2512,04 962 13 0,20
2 Excavator 5.062,06 962 67,8 0,08
3 Dum truck
962
3 x
excavator 0,23
4 Vibroler 3779,8 962 139,8 0,03
5 Motor grader tipe D 3779,8 962 112,15 0,04
6 water tanker 3779,8 962 12,05 0,33
Sumber: olahan data
Dari tabel 5. diatas menjelaskan
bahwa untuk melaksanakan pembangunan
infrastruktur jalan dengan klasifikasi
pembukaan jalan baru dan pembangunan
lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten
Solok tahun 2013 bisa dilaksanakan dengan 1
(0,20) unit Bulldozer, 1 (0,08) unit Excavator ,
1 (0,23) unit Dum truck, 1 (0,03)unit Vibroler
, 1 (0,04) unit Motor grader tipe D dan 2
(0,33) unit water tanker.
4. Kebutuhan alat berat pada tahun 2014 dan taun 2015
Kebutuhan Penggunaan alat berat
untuk kegiatan infrastruktur jalan Tahun 2014
dan 2015 diperkirakan sama dengan kebutuhan
alat berat tahun sebelumnya dengan alasan
bahwa pada identifikasi rencana pembangunan
infrastruktur jalan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Solok tahun 2011-2015
memeliki Kuantitas atau volume yang sama
.
-
0
Tabel 6. Kebutuhan Alat Berat Tahun 2014 dan 2015
No Alat Berat Kebutuhan
Alat (unit)
1 Bulldozer 1
2 Excavator 1
3 Dum truck 1
4 Vibroler 1
5 Motor grader tipe D 1
6 water tanker 1
Sumber: olahan data
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil anlisis dan
pembahasan dalam penelitian ini dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari tahuan 1975 s.d tahun 2012 peralatan yang di meliki oleh UPTD Peralatan hanya
sebanyak 10 unit. Dilihat dari kondisinya
80% peralatan mengalami kerusakan ringan
serta umur peralatan yang sudah tua atau
sudah diluar umur ekonomisnya. Peralatan
yang dimeliki adalah Mesin gilas besar 6
ton 4 unit, Motor greader, Tire roller, Vibro
roller 4 ton, Excavator, Truck tronton dan
Vibro roller 10 ton masing- masing
berjumlah 1 unit.
2. Berdasarkan identifikasi Rencana Pengembangan Infrastruktur Jalan secara
kuantitas atau total volume kegiatan
pembangunan dan pengembangan
infrsatruktur jalan selama 5 tahun (RPJMD
2011-2015) Kabupaten Solok adalah
sebagai berikut: 1) Pembangunan/
peningkatan jalan Kabupaten 120 KM dan
Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan Kabupaten
1000 KM, 2) Terbangunya dan
terpeliharanya jalan usaha tani 25 KM dan
Terbangunya dan terpeliharanya jalan
produksi 34 KM, 3) Terbangunya dan
terpeliharanya jalan produksi 143.1 KM.
3. Untuk pengembangan infrastruktur jalan sesuai RPJMD Kabupaten Solok Tahun
2011-2015 maka alat berat yang
dibutuhkan adalah 1 unit Bulldozer, 1 unit
Excavator , 1 unit Dum truck, 1 unit
Vibroler , 1 unit Motor grader tipe D dan 2
unit water tanker.
Saran
1. Berdasarkan peralatan yang tersedia di UPTD Peralatan Dinas PU Kab. Solok
dan berdasarkan kebutuhan alat berat
untuk menyelesaiakan kegiatan
infrastruktur jalan dengan spesifikasi
pembukaan jalan baru dan pembangunan
lapisan permukaan untuk tahun 2011-
2015 disarankan UPTD Peralatan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Solok perlu
melakukan penambahan alat berat yaitu 2
unit Bulldozer, 2 unit Excavator , 2 unit
Dum truck, 2 unit Vibroler , 2unit Motor
grader tipe D dan 2 unit water tanker
karena pelaksanaan kegiatan proyek
selalu paralel atau bersamaan antara
proyek yang satu dengan yang lainya
serta peralatan tidak bisa dijamin baik
sampai proyek selesai.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa setiap tahun
dilakukan pengusulan untuk penambahan
alat berat tetapi tidak bisa dipenuhi
dengan alasan anggaran tidak mencukupi.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti
menyarankan supaya setiap kontraktor
diharuskan memeliki atau meneyediakan
alat berat sesuai item pekerjaan yang ada
dalam kontrak sehingga tidak menggangu
pelaksanaan pembagunan infrastruktur
jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, Hira, N. 1984. Production Manajemen,
Newyork: Prentice Hall Inc.
Ahuja, Hira, N and Walsh, Michel A. 1980.
Sucsess Fool Methods in Cost
Engineering. Toronto: Jhon Wiley &
Sons.
-
0
Asri dwi lestari. Identifikasi faktor yang
mempengaruhi Produktivitas tower
crane . Program studi teknik sipil,
fakultas teknik sipil dan lingkungan
institut teknologi bandung
Bina marga Kabupaten solok. Laporan
realisasi keuangan dan fiisik
pembangunan jalan Kabupaten. tahun
2012
Bogdan, R.C. and Biklen, K.,
1982. Qualitative Research for
Education: An Introduction to Theory
and Methods. Boston: Allyn and
Bacon.Inc.
Creswell.J.W. 2005. Educational Research.
Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative
Reserach, Second Edition. Pearson
Merrill Prentice Hall. New Jersey.
Digital Collections
/jiunkpe/s1/sip4/2006/jiunkpe-ns-s1-
2006-21401099-4103-over_cost
chapter1.pdf.
Dhian, C. Astina Ida Ayu, Rai Widhiawati , I
Putu G. Joni. Analisis faktor penyebab
keterlambatan pelaksanaan Konstruksi
proyek di tabanan.
Feydy Bonenehu.2008. Analisis kalusula
konstruksi dengan pendekatan standar
kontrak Fidic 1999 dan UUJK RI
No.18 tahun 1999. FT UI.
http://digilib.petra.ac.id diunggah tanggal 21
Februari 2013.
http://www.wikipedia.com
(http://www.hubdat.web.id/downloads/rendat/r
pjmdarat.pdf)
(http://www.bappenas.go.id/node/42/539/buku
-pegangan-2008 penyelenggaraan-
pemerintahan-dan-pembangunan-
daerah/)
(http://ngada.org/pp8-2008.htm)
I Made Wirartha. 2006. Pedoman penelitian
skripsi dan tesis. Penerbit Andi,
Jogyakarta.
Kerzner, Harold. 1995. Project Management.
5th
ed. New York: Van Nostrand
Reinhold.
Kuncoro, M., (2003), Metode Riset Untuk
Bisnis & Ekonomi: Bagaimana
Meneliti & Menulis Tesis?, Cetakan 1,
Erlangga, Jakarta.
Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
PT PP General Contractor. Buku referensi
untuk kontraktor bangunan gedung
dan sipil. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 2003
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kabupaten Solok periode
Tahun 2011-2015.
Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Solok tahun 2013.
Singarimbun, M., dan Effendi, S., (Editor),
(1989), Metode Penelitian Survei,
Edisi Revisi, Cetakan 1, LP3ES,
Jakarta.
Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan
infrastruktur jalan Kabupaten Solok
tahun 2011.
Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan
infrastruktur jalan Kabupaten Solok
tahun 2012.
Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan
infrastruktur jalan Kabupaten Solok
tahun 2013.
Soeharto. Iman. Manajenen Proyek Dati
Konseptual Sanpai Operusional,
Penerbit Ellanggq Jakarta. 1995
Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif
kualitatif dan R & D Bandung:
Alfabeta, 2006
Suyatno. 2010. Analisis faktor yang
menyebabkan keterlambatan proyek
bangunan Konstruksi penerapan model
regresi