%,'$1*$56,3'$1086(80 - dprberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20200811... · 2020....

51
IBelum dikoreksil DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Ketua Rapat Sekretaris Acara Anggota yang hadir Pemerintah ANGGOTA KOMISI VII 1999-2000 I 3 Rapat Panitia Kerja ke-1 Tertutup Jumat, 3 September 1999 09.00 - 1530 WIB Ruang Rapat Komisi VII DPR-RI Dr. H. Muchsin, SH · H.R.Sartono,SH Membahas materi RUU tentang Pengelolaan Zakat 27 orang dari 30 Anggota Dirjen BIUH (Drs. H. MUbarok) beserta Jajaranrwa. DR. H. Muchsin, SH; H. Muhamad Fikri, S.IP; Dra, Ny. Hj. Oelfah AS Harmanto; Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed; Sajid Soetjoro, B.Sc; Margoyuno; Abdullah Hadi; Benyamin Balukh; Tjahjono, SE; Rukmini, S.IP; H. Basri Bermanda; Chairul Chaidir; DR.drg.H. Avip Saefullah, M.Pd; Drs. Yusupadi, HS; K.H. Ahmad Zabidi; Drs. Yusuf Hidayat; Dra. Nahyah Jaidi Faraz, M.Pd; Prof. DR. H. Bisri Affandi, MA; Amir Santoso. Ph.D; Dra. Hj. Chairun Nisa, MA; Dra.Hj. Kesuma Sekarsih Djebar; Dra. Sylvia Ratnawati. M.Sc; Prof. DR. H. Umar Syihab; DR.H. Muchtar Aziz, MA; Drs. H.1Qomari Anawar, MA; Drs H. Lukman Hakim Saifuddin; Drs. Zainut Tauhid Sa'adi; Ny! Hj. Muniroh Munir, BA; Drs. H. Noersjahid Wiyoto; Drs. H.M. Abduh Paddare. PEMERINTAH : Drs. H. Mubarok; H. Muchtar Zarkasi, SH; Drs. H. Zain I Arifin; DR. H.A. Sutarmidi; H. Muhda Hadisaputro, SH; M.A. Ghafur Djawahir; Drs. bdul Fatah. KETUA RAPAT: Para Anggota yang terhormat. Kami persilakan untuk kita mulai. Bapak dan Saudara sekalian. Sesuai dengan laporan dari staf yang telah hadlr menandatangani 18 orang anggota dari 30 orang anggota Panja. Jadi menurut Tafa Tertib sudah korum. Risalah 3-9-99 (Panja l) BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Upload: others

Post on 20-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

IBelum dikoreksil

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III

PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Ketua Rapat Sekretaris Acara Anggota yang hadir Pemerintah

ANGGOTA KOMISI VII

1999-2000 I 3 Rapat Panitia Kerja ke-1 Tertutup Jumat, 3 September 1999 09.00 - 1530 WIB Ruang Rapat Komisi VII DPR-RI Dr. H. Muchsin, SH

· H.R.Sartono,SH Membahas materi RUU tentang Pengelolaan Zakat 27 orang dari 30 Anggota Dirjen BIUH (Drs. H. MUbarok) beserta Jajaranrwa.

DR. H. Muchsin, SH; H. Muhamad Fikri, S.IP; Dra, Ny. Hj. Oelfah AS Harmanto; Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed; Sajid Soetjoro, B.Sc; Margoyuno; Abdullah Hadi; Benyamin Balukh; Tjahjono, SE; Rukmini, S.IP; H. Basri Bermanda; Chairul Chaidir; DR.drg.H. Avip Saefullah, M.Pd; Drs. Yusupadi, HS; K.H. Ahmad Zabidi; Drs. Yusuf Hidayat; Dra. Nahyah Jaidi Faraz, M.Pd; Prof. DR. H. Bisri Affandi, MA; Amir Santoso. Ph.D; Dra. Hj. Chairun Nisa, MA; Dra.Hj. Kesuma Sekarsih Djebar; Dra. Sylvia Ratnawati. M.Sc; Prof. DR. H. Umar Syihab; DR.H. Muchtar Aziz, MA; Drs. H.1Qomari Anawar, MA; Drs H. Lukman Hakim Saifuddin; Drs. Zainut Tauhid Sa'adi; Ny! Hj. Muniroh Munir, BA; Drs. H. Noersjahid Wiyoto; Drs. H.M. Abduh Paddare.

PEMERINTAH : Drs. H. Mubarok; H. Muchtar Zarkasi, SH; Drs. H. Zain I Arifin; DR. H.A. Sutarmidi; H. Muhda Hadisaputro, SH; M.A. Ghafur Djawahir; Drs. bdul Fatah.

KETUA RAPAT: Para Anggota yang terhormat. Kami persilakan untuk kita mulai. Bapak dan Saudara sekalian. Sesuai dengan laporan dari staf yang telah hadlr menandatangani 18 orang

anggota dari 30 orang anggota Panja. Jadi menurut Tafa Tertib sudah korum.

Risalah 3-9-99 (Panja l)

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 2: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Bapak dan Saudara sekalian yang kami hormati. Assalamu'alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah wasyukurilah la khaula walaquata illa billah. Pada hari ini sesuai dengan jadual acara yaitu kita rapat panja hari ini, dan

sebagaimana laporan tadi sudah memenuhi quorum dengan resmirapat panja, dengan Pemerintah kami buka dan dinyatakan tertutup untuk umum. ·

ICRapat dibuka pukul 08.40 WIB)I

Bapak dan Saudara sekalian yang kami hormati, Sebagaimana kita ketahui bahwa setelah rapat kerja dengan Menteri, ini kita

lanjutkan dengan Panja. Pada waktu Rapat Kerja dengan Menteri setingkat Pansus itu terbuka, tetapi pada Rapat Panja apabila tidak diminta oleh para anggota berarti merupakan rapat tertutup. Oleh karena itu mari kita selesaikan RUU ini sesuai dengan kesepakatan fraksi-fraksi sejauh hal-hal yang krusial bisa kita selesaikan.

Bapak dan Sauara sekalian. Panja ini akan bisa diselesaikan hari ini, tetapi bisa juga sampai dngan hari

Senin, tergantung kita, waktu yang diberikan adalah 2 hari, yaitu hari Jumat ini dengan hari Senin dan untuk berikutnya adalah Timus, Timcil, dan Timsin dan seterusnya.

Bapak dan Saudara sekalian yang kami hormati. Bapak Ibu sudah menerima hasil Rapat Kerja berupa bahan rapat Panja

· Pembahasan Tingkat III yang telah disampaikan oleh Sekretariat. Oleh karena itu kita nanti akan mulai dari DIM 1 sampai dengan DIM 91 (DIM Panja maksudnya butiran).

Dari seluruh DIM yang ada, kita temukan sebenarnya ada 8 krusial yang kalau ini diselesaikan berarti yang lain adalah mengalir begitu saja, dan nanti bisa diselesaikan oleh Timus.

Sebagai informasi butir-butir yang menjadi krusial yang perlu kita selesaikan baik nanti di forum Panja ataupun nanti di forum-forum lobby, karena kami menginginkan maksudnya setelah 2 x putaran, maka kalau tidak selesai mungkin kita ambil dua jalan lobby atau pending untuk dibicarakan berikutnya. Beberapa yang sangat krusial yang saya inventarisir ada 8 yaitu pertama masalah judul. Judul itu ada sesuai dengan RUU usul Pemerintah, tetapi ada yang berubah dengan ditambah "infaq" dan "shodaqah" itu ya. Itu yang menyangkut nanti ruang lingkup dan sistematika saya kira di dalamnya.

Dua pengertian atau difinisi yang harus ada klarifikasi, antara lain muzakki itu ada usulan yang hanya itu orang saja, tetapi ada badan atau pihak lain, itu termasuk juga masukan dari masyarakat begitu, ini harus ada klarifikasi nantinya.

Kemudian yang ketiga, yang kita memberikan kesempatan kepada Pemerintah untuk mempersiapkan konsep yang · lebih operasional dalam struktur organisasi yang ketiga itu struktur organisasi.

Kemudian yang keempat adalah bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh Sadan namanya badan saja yang dibentuk dengan semacam BAZIS itu Pemerintah ini dan sebagainya. Dan ada yang sudah berkembang di masyarakat yang diusulkan nama lembaga. Jadi apa itu namanya sama atau berbeda, itu yang di situ.

2

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 3: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Kemudian yang kelima, ada diskusi yang berkembang dan dalam Tim juga ada yaitu "Pengawasan dilakukan oleh yang terkait" dengan disamping pengawasan internal yang disampaikan tadi, itu ada butir yang menyangkut akuntan maupun DPR atau DPRD itu nanti yang kita carikan jalan keluar.

Yang keenam, yaitu masalah seberapa jauh peran masyarakat di luar keanggotaan badan begitu.

Yang ketujuh, yang ini juga ada diskusi waktu itu saya ingat mengenai partisipasi WNA yang beragama Islam maupun yang terkait dengan itu yang akan melaksanakan zakat, infaq dan shadaqah.

Yang terakhir, mengenai sanksi, 8 ini memang yang mesti kita selesaikan. Tanpa ini diselesaikan, maka perumusan tidak akan bisa lancar dan tidak kondusif di dalam rangka proses pembahasan berikutnya. (Ini dari Staf tolong ini dicopy saja untuk semua anggota barangkali).

Bapak dan Saudara sekalian yang kami hormati. Dari butir-butir tadi saya ingin tawarkan bahwa kita membicarakan DIM 1 sampai dengan DIM 91, kemudian kalau nanti sampai kepada hal yang agak berat kita lobby atau barangkali sekarang kita membaca kita skors sebentar barang 30 menit untuk mempelajari bahan rapat panja ini dengan butir-butir ini untuk memberikan kesempatan kepada internal masing-masing dan juga kepada Pemerintah mungkin butir-butir 8 ini masing-masing sudah puny~ jalan alternatif kaitannya dengan ini.

Saya perhitungkan, kalau ini selesai nanti Insya Allah jam 16.00 WIB. Panja ini selesai, dan mungkin Senin itu sudah masuk ke Timus, itu perkiraan. Ini saya berkaca kepada waktu pembahasan haji waktu itu ya. Ada butir-butir waktu itu yang krusial, tetapi setelah diselesaikan lalu mengalir. Walaupun redaksionalnya memang memerlukan ketekunan khusus. Dan barangkali nanti kalau sudah timus hari Senin, redaksional itu banyak akan dibantu oleh ahli bahasa.

Kemudian ada bahan masukan dari Pemerintah yang kita minta bahwa bagaimana hubungan pajak dengan zakat atau dana bantuan kita sudah mendapatkan copy dari Pemerintah adanya surat dari Departemen Keuangan. Jadi sudah ada ini kalau ada yang memerlukan bisa di barangkali untuk dicopy nanti untuk FKP dan FABRI. FABRI juga belum dapat Pak ya, iya nanti kita sampaikan, tolong ini di copy untuk FKP dan FABRI. Jadi itulah beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Jadi kita bisa kita bicara satu sampai sembilan puluh satu, atau barangkali masalah krusial ini kita berikan kesempatan pada internal masing-masing FRAKSI untuk kordinasi dan Pemerintah mencarikan jalan keluar sehingga nanti pembahasannya bisa lebih lancar. Sebab saya khawatir kalau didalam masalah ini bisa selesai dengan berlarut-larut. Saya buka dulu kesempatan kepada FKP barangkali ada usulan.

Pak Umar, kami persilahkan.

FKP (PROF. DR. H. UMAR SYIHAB): Assalamualaikum WR.WB. Terima kasih pada Pimpinan. Dari dua usul yang dikemukakan oleh Pimpinan, saya lebih cenderung atau

FKP lebih cenderung untuk memilih usul yang kedua. Untuk kita skorsing beberapa saat supaya masing-masing fraksi bisa melihat hal-hal apa saja yang perlu untuk kita bicarakan.

Terima kasih.

3

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 4: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Jadi FKP usul ada skorsing sebentar untuk internal, memang kalau FPDI tidak

perlu skorsing Pak ya tidak perlu, karena sudah disiapkan dari rumah dan barangkali memang privat betul FPDI ini. Kalau yang anggotanya lebih dari satu barangkali memang memerlukan skorsing.

FABRI sudah bisa perlu skorsing. Kalau FPDI tidak perlu skorsing Pak ya, karena sudah siap dari rumah barangkali memang privat betul begitu. Kalau yang anggotanya lebih dari barangkali memang memerlukan skorsing. FABRI perlu skorsing.

FPP !

FPP (DRS.H.M. ABDUH PADARE): Saya kira kalau skorsing perlu, karena ini 'kan 8 kesimpulan krusial ini baru 3

Pimpinan, barangkali ada, supaya sekaligus kita berjalan nanti. Jangan sampai sudah jalan muncul lagi, itu kira-kira begitu.

Jadi saya setuju skorsing dengan catatan mari kita pelajari. Usul Pimpinan sudah bagus sangat membantu, tapi barangkali ada tambahan-tambahan supaya bisa kita pelajari sekaligus.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Kami dari Pimpinan siap seandainya nanti krusial itu ada tambahan mungkin

sudah masuk di dalam butir itu. Mungkin juga bisa begitu, nanti kita akan selalu siap itu.

FPDI !

FPDI (SAJID SUTJORO,BSc.): Walaupun FPDI tidak perlu ada lobby internal, tetapi kan nanti ikut skorsing

bukan rapat sendiri kan, ditanya dulu nanti saya rapat sendiri Pak. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih. . Iya ini santai betul kita, jadi Pak Sajid bisa bicara dengan siapapun termasuk

dengan kita begitu ya. Dan bisa gabung kalau mau gabung dimana. Terima kasih Pak, dari Pemerintah Pak.

PEMERINTAH (DIRJEN BIUH): Setuju P~k.

KETUA RAPAT: Bapak dan Saudara-saudara sekalian.

Saya kira sudah disetujui semuanya, rapat kita tunda sementara, dan mulainya nanti tidak perlu menunggu korum, karena sudah ini seandainya rapat-rapat terus sampai dengan hari Senin tidak diperlukan korum, karena hanya penundaan rapat.

4

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 5: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Demikianlah penundaan 30 menit paling tidak nanti barangkali ada tambahan sedikit-sedikit nanti sambil berjalan, karena kita akan berada di dalam forum ini saja dulu. Demikianlah Bapak dan Saudara sekalian.

Terima kasih rapat saya tunda sementara.

J(RAPAT DISKORS)l

KETUA RAPAT: Bapak dan Saudara sekalian. Saya kira semua Fraksi sudah dapat menyelesaikan lobbynya, kalau diijinkan

saya akan memulai. Bapak dan Saudara sekalian yang saya hormati. Sesuai dengan kesepakatan tadi, sekarang sudah jam 10.07 WIB. kita ada

waktu 1 jam lebih untuk menyamakan persepsi dan upaya memperlancar, maka scorsing saya cabut dan dibuka kembali.

J(SKORSING DICABUT)l

Bapak dan Saudara sekalian. Dalam rangka penyampaian usulan yang tadi kedua yang dipilih oleh semua

fraksi saya ingin tawarkan lagi. Masing-masing fraksi menyampaikan semua butir, itu mungkin menambah dengan butir yang belum sempat diinventarisir barang 5 menit atau 7 menit masing-masing fraksi untuk secara keseluruhan menjelaskan mengenai bagaimana fraksinya untuk menyampaikan pendapat. Kemudian setelah semuanya, baru kita memasuki DIM pasal demi pasal. Jadi artinya fraksi curah pendapat dulu ke forum ini. Jadi fraksi menyampaikan pokok-pokok pikirannya di floor ini terhadap butir-butir yang ada.

Alternatif yang kedua, kita langsung kepada masing-masing DIM. Saya persilakan barangkali ada pendapat dari FABRI Pak.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih Pak. Dari FABRI berpendapat bahwa alternatif kedua lebih tepat, karena kalau

alternatif kesatu kita sampaikan ke pokok-pokok pikiran nanti sudah lupa juga, begitu Pak, akan mengulangi lagi. Jadi kami sarankan alternatif kedua langsung masuk ke DIM 1 dan seterusnya.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih dari FKP.

FKP (PROF. DR. UMAR SYIHAB): Terima kasih Pak. Memang kalau kita bicara lagi untuk secara keseluruhan, itu kita mengulangi

lagi apa yang sudah kita bicarakan kemarin. Sedangkan kita coba menggunakan waktu seefisien mungkin. Oleh karena itu saya kami memilih alternatif kedua.

Terima kasih.

5

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 6: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

·-

KETUA RAPAT: Terima kasih. FPDI.

FPDI (SAJID SUTJORO, BSc.): Setuju dengan alternatif kedua.

KETUA RAPAT: FPP !

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADARE): Sesuai dengan pengalaman waktu undang-undang haji. Itu kita per item.

Jadi langsung per DIM supaya ada yang selesai, sebab kalau itu berarti kita brainstorming lagi nanti.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Dari Pemerintah.

PEMERINTAH (DIRJEN BIUH): Setuju alternatif kedua. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Saiklah Sapak dan Saudara sekalian yang kami hormati. Marilah sesuai dengan pendapat fraksi-fraksi dan Pemerintah, kita masuki

DIM demi DIM. Jadi sekarang DIM J. Yang ditugaskan oleh Pleno kepada Panja, yaitu mengenai judul, tetapi di sini

ada ralat bahwa 1999 tahunnya itu sebenarnya sudah disetujui, tahunnya itu dikosongi. Jadi tahun itu kosong ingat saya. Jadi tahun kosong, walaupun tidak prinsip tapi belum disetujui oleh Raker pada waktu itu.

Tentang pengelolaan zakat. Untuk itu saya persilakan terlebih dahulu kepada FASRI untuk menyampaikan

pendapatnya tentang judul itu. Saya persilakan Pak.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih Pak. Di dalam hal ini FASRI mengusulkan agar judulnya dirubah menjadi "RUU

Republik Indonesia Nomor, Tahun Tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah". Alasannya saya kira seperti kemarin bahwa Sadan Amil Zakat dapat menerima Zakat, Infaq dan Shadaqah, dimana zakat, infaq dan shadaqah itu tidak bisa dipilah­pilahkan secara fisik. Jadi uang itu terkumpul pada suatu Sadan dibukukan dalam suatu pembukuan dan penggunaannya juga tidak dipisah-pisahkan. Ini zakat untuk

6

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 7: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

mendirikan ini, ini infaq untuk ini paling tidak demikian, tapi dalam bentuk sudah tergabung gunakan ini, ini dan sebagainya, sehingga pengelolaannya menjadi satu. Itu judulnya menjadi "Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah".

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Dari FABRI masih-ada tambahan. Cukup, saya persilakan dari FKP.

FKP (PROF. UMAR SHIHAB): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih kepada Bapak Pimpinan, Bapak yang mewakili Pemerintah Sesuai dengan DIM yang kami ajukan bahwa judul RUU ini Pengelolaan

Zakat, Infaq dan Shadaqah. Alasan kami dari sisi agama hadits Rasulullah Salallahu Waalaihi Wassalam menyebutkan alyadul ulya khairum minyadu shut/a. Di dalam hadits itu disebutkan bahwa zakat infaq shadaqah itu dalam arti pemberian dari seseorang yang menunjukan alyadul ulya sehingga tidak terpisahkan antara zakat, infaq dan shadaqah itu, itu yang pertama Pak.

Yang kedua sasaran zakat walaupun ditetapkan di dalam hukum agama adanya asmafhussamania, tetapi sasaran infaq, dan shadaqah itu juga tidak terlepas dari psada asmafhussamania, sehingga kami melihat sangat tepat kalau zakat, infaq dan shadaqah ini di satukan di dalam undang-undang ini.

Yang ketiga, bahwa pengertian-pengertian dalam agama yang kita sumber agama Al-Qur'an kadang-kadang kata infaq itu dan kata shadaqah itu bisa juga diambilkan kata dengan zakat, bahkan ayat yang sangat populer di dalam zakat hulfinanwalihim shaqoh tutahiruhum watuzakihim biha, itu menunjukan shadaqah di situ, tetapi sepertinya tapi maksudnya adalah zakat. Dan ini telah disepakti oleh Ulama Tafsir. Dari dasar-dasar inilah, dari dasar agama inilah kami melihat bahwa perlunya kita satukan zakat, infaq dan shadaqah. Kemudian dari pengalaman selama ini masyarakat sudah tahu adanya BAZIS. Dan kalau badan ini nanti yang akan dibentuk berdasarkan undang-undang ini, maka sudah tidak asing lagi buat masyarakat kita.

Dan yang ketiga, alasan kami memohon kiranya mendapat persetujuan dari rekan-rekan agar RUU ini berjudul "Pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah" atau dan shadaqah, adalah karena seama ini kita berpikir untuk bagaimana meningkatkan taraf hidup umat atau masyarakat kita atau melepaskan mereka dari kemiskinan. Seperti misalnya yang kita tahu peringatan Rasulullah keadaan sukron yakuna kufron, maka zakat itu tidak mampu untuk itu, karena itu diperlukan adanya infaq dan shadaqah.

Dari sisi inilah kami lihat bahwa tidak ada salahnya kalau judul ini dirubah menjadi "Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. · Selain itu di dalam materi RUU ini juga sudah disinggung tentang infaq dan shadaqah. Saya melihat bahwa barangkali kawan-kawan dari fraksi lain tidak keberatan apalagi Pemerintah sudah menyetujui.

Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

7

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 8: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terima kasih, langsung saja to the point, pemerintah sudah setuju kok, FPDI

saya persilak~n.

FPDI (SAJID SOETJORO, BSc): Terima kasih Pak Ketua. Didalam DIM FPDI mengenai judul adalah "tetap", itupun ada alasan-alasan

tersendiri yang kalau boleh saya menyinggung usulan dari FKP dan FABRI mungkin tersangkut dengan Pasal 12 ayat (3) yaitu tentang bahwa Badan ini yang akan dibentuk ini bisa mennerima infaq dan shadaqah namun pengunaannya pun infaq dan shadaqah sudah tertulis dalam Pasal 16 RUU ini jadi terpisah. Untuk itu Fraksi­fraksi PDI tidak melihat urgensi seandainya RUU Pengelolaan Zakat ini ditambah dengan infaq dan . Sedikit pemikiran bagaimanapun juga dengan perobahan ditambahnya judul dengan kata "infaq dan shadaqah" akan berpenggaruh dengan paling tidak konsiderans menimbang disebut didalam ayat b dan c mestinya kalau itu terkait. Jadi satu konsiderans menimbang juga akan berubah logikanya bagi Fraksi PDI yang mendasari usul itu tetap menjadi ya tetap tentang Pengelolaan Zakat RUU tersebut antara lain berpikir bahwa Zakat adalah merupakan kewajiban dari pada umat muslim sedangkan infaq dan shadaqah bersifat sunnah jadi akan sulit antara wajib dan sunnah digabungka.n dalam satu paket apalagi menjurus judul yang dipersatukan untuk itulah maka sementara ini Fraksi PDI masih tetap mengusulkan agar judul dari RUU tentang Pengelolaan Zakat tetap seperti naskah yang diajukan oleh Pemerintah.

KETUA RAPAT : Terima kasih selanjutnya yang terakhir, FPP saya persilakan

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE) : Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bapak-bapak Pimpinan Ibu dan Bapak-bapak sekalian yang kami hormati

dan bapak-bapak dari pemerintah. Kita sekarang ini akan berbicara soal judul kalau kita pegang judul bukan

berarti yang lain tidak boleh masuk, tapi kalau judul jadi jangan ada kesan kalau kita tidak menambah judul itu seakan-akan tidak mau infaq dan shadaqah di sini bertitik tolak husmin anwalihim shodaqotan tuthohhirum itu ayat yang Pak Quraisy sedangkan di situ juga jelas zakat. Jadi terkait karena disini wajib. Disini ada wajib dan sunah, sunah itu tidak pernah menjadi kepala, posisi elemen pembantu (pelengkap) seperti hanya kita sholat sunah supaya nanti kekurangan utang kita nanti di akhirat itu nanti bisa digantikan oleh yang sunah kalau memang kekerangannya banyak. Disini tekanannya judul, PPP tidak keberatan masalah "infaq, shadaqah" masuk didalam konteks undang-undang zakat ini tetapi dalam soal judul itu saya kira sangat lebih fleksibel dalam lebih fundamental "Undang­undang Pengelolaan Zakat" titik. Saat penolakan tadi kemarin juga begitu didalam kepala itu ada mata, ada kumis seperti Pak Engkos itu kumisnya cukup bagus tetapi tidak perlu dikatakan kepalanya Pak Engkos berkumis, bermata, bergigi, bertelinga tidak perlu, kepala Pak Engkos titik. Saya analogkan lagi tentara, ABRI dulu sekarang TNI, bicara TNI tidak bisa lepas dari Angkatan Darat, Angkatan

8

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 9: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian barangkali kalau dimasukkan. Jadi ini soal judul bukan berarti menolak pembahasannya, konteksnya sebab itu pelengkap, haji kalau dikatakan haji dan umroh beda sama saja, sebab begini zakat itu kalau dikatakan tadi zakat tidak mampu menyelesaikan masalah menurut saya tidak benar mengapa karena tidak pernah digarap, yang digarap sekarang ini infaq dan shadaqah saya kuatirnya nanti orang wajib shalat tarawih, selama ini banyak shalat tarawih tidak pernah shalat 5 waktu kalau shalat isya hanya pada waktu shalat tarawih itu saja, dzuhur, ashar, maghrib tidak.

Oleh karena itu kadang-kadang agama ini sunahnya paling ditegakkan, dibesar-besarkan memang tidak ada hukumnya kalau melanggar sunah itukan tidak soal dikerjakan juga tetapi kalau wajib akhirnya sakral kalau dikatakan ini tidak mampu, tidak pernah digarap orang yang bermilyaran hartanya tidak pernah dikeluarkan zakat karena tidak ada ketentuannya. Kalau ketentuan agama saja wajib dia bilang dosanya di akhirat belakangan. Itulah dosa tidak ada urusan bagi orang-orang yang tidak beriman. Disini memang intinya kekuatan iman, kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu bukan soal judul mohon maaf bukan berarti kita setuju masalah infaq, shadaqah itu, dalam soal judul biasa judul tidak pernah panjang lebar Pak, antara kaki, telinga badan dijadikan satu namanya orang, Abdullah Paddare ya Abdullah Paddare punya mata, punya. telinga, namanya Mubarok ya begitu orangnya cukup baik, fleksibel kira-kira begitu tetapi bagi Pemerintah kalau kita baca jawaban Pemerintah halaman 3, Pemerintah itu sangat akomodatif pada prinsipnya hukum itu adalah wajib yang namanya hukum-hukum lain shadaqah, infaq itu sunah dan di sini karena F-ABRI ada usul ya namanya usul urun pendapat, Pemerintah cukup akomodatif (menampung) tetapi dia kunci maka pengelolaannya dapat pula oleh Badan Amil Zakat. .

Namun demikian sekiranya semua fraksi memandang potensi "infaq dan shadaqah". Semua fraksi memandang potensi itu itu jelas ini dalam soal judul kita tidak menolak potensi infaq, shadaqah, jadi kalau dikatakan Pemerintah menyetujui dalam rangka zakat itu tetapi dalam soal judul saya kira Pemerintah juga belum, saya berani mengatakan belum karena memang belum malah kalau saya katakan Pemerintah menyetujui zakat ya memang usul inisiatif Pemerintah begitu. Jadi kalau disini kita ya namanya ahli dakwah, ahli pidato, ahli strategi bisa saja, semuanya bisa. Oleh karena itu saya jujur saja untuk ini fraksi kami mengusulkan tetap Rancangan Undang-undang Pengelolaan Zakat sebagaimana diusulkan oleh Pemerintah bukan berarti nurut karena itu memang Pemerintah menggunakan pada hukum islam yang wajib. Wajib dijadikan judul wajar, sunah, mubah, makruh dijadikan tempelan disitu rasanya itu memang bagian dari proses dan itu harus dilakukan bersama-sama untuk kepentingan umat ini. Mudah-mudahan dengan zakat ini nanti dengan penekanannya akan tergarap dan saya punya keyakinan kalau zakat ya,ng wajib teergarap lebih hebat dari haji, uangnya bermilyar-milyaran. Ini saya yakin, terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

9

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 10: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT : Selanjutnya Pemerintah saya persilakan

PEMERINTAH : Terima kasih, Bapak Ketua, para Pimpinan serta Anggota Dewan yang terhormat. Sebelum kami menanggapi atau ikut berbicara pada kesempatan 1rn,

seandainya dibenarkan oleh ketentuan kami mendapat berita Bapak Menteri Agama supaya kami menghubungi dulu pada beliau, apakah bisa diizinkan, baik terima kasih mohon izin sebentar.

KETUA RAPAT : Kita skors selama 5 menit

J(RAPAT DISKORS)l

KETUA RAPAT : Skors saya cabut dan kita lanjutkan.

J(SKORSING DICABUT)l

Bapak dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, sekarang saya persilakan Pemerintah untuk memberikan tanggapannya, saya persilakan Pak.

PEMERINTAH: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bapak Pimpinan serta Anggota Dewan yang terhormat. . Kami sangat menghargai atas masukan-masukan yang telah disampaikan

oleh para fraksi yang saya kira sangat memperkaya kita semua dan tentu kalau kami berbicara rasanya sudah akan saja atau tidak akan mampu melawan pembicaraan argumentasi dari Bapak-bapak/Ibu yang terhormat. Namun demikian karena kamipun harus belajar ikut berbicara akan mencoba menyampaikan beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan bagi kita semua.

Kami sangat menghargai dari pandangan-pandangan fraksi yang pada prinsipnya disini ada dua pola pikir mengenai judul yaitu yang pertama ada yang tetap pada draf RUU yang telah disampaikan yaitu dengan judul "Pengelolaan Zakat" sedangkan yang lainnya menganggap perlu disempurnakan menjadi "RUU Pengelolaan Zakat, Infaq dan shadaqah". Menurut hemat kami dari segi substansi sebenarnya baik judul yang pertama dan judul yang kedua yang kedua yang lebih lengkap didalamnya sama-sama mengandung baik zakat maupun infaq dan shadaqah itu.

Berdasarkan kronologis barangkali tinjauan kebelakang semacam riwayat atau sejarah yang berkaitan dengan masalah RUU ini dimasa-masa yang lalu memang pernah diajukan juga kepada Dewan yang terhormat ini oleh Pemerintah dalam hat ini Departemen Agama, judul yang diajukan adalah RUU tentang Zakat dikala itu RUU Zakat dan yang sekarang RUU tentang Pengelolaan Zakat.

10

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 11: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Dalam perkembangan di masyarakat memang setelah RUU itu diajukan pada tahun 1976 oleh Menteri Agama dan sebelumnya telah berkembang juga di daerah-daerah yaitu apa yang dikenal Badan Amil Zakat yang kemudian berkembang tidak hanya zakat kesan saya mungkin didalam pelaksanaanya di lapangan tidak selancar yang diharapkan apakah alasannya seperti kata Bapak Abduh tadi mungkin kurang dapat dukungan secara politik sehingga yang berkembang zakatnya malah kurang sehingga kemudian diperluas dengan masukan dalam bentuk infaq dan shadaqah sehingga pada akhirnya nama yang berkembang di masyarakat lembaga yang ada badan yang ada itu Badan Amil Zakat semacam yang telah ada di OKI di tahun 1968 itu misalnya berubah kemudian menjadi Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah. Hal ini kemudian dalam perkembangannya juga dengan Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri juga mengambil nama yang sama yaitu tentang Badan Amil Zakat Infaq dan shadaqah.

Bapak dan Ibu yang saya hormati. Kalau kemudian kita mencermati yang terakhir dari Pemerintah maka judul yang diajukan setelah itu melalui proses bahasan sebelumnya dengan pihak-pihak yang terkait dan pakar dan sebagainya maka yang diajukan memang dalam RUU ini bukan lagi RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah tetapi judul itu menjadi RUU tentang Pengelolaan Zakat yang didalamnya pada pasal-pasal tertentu juga memuat tentang infaq dan shadaqah. Apakah hal ini ada kaitan konkordansi dengan judul dari undang-undang yang atas inisiatif Anggota Dewan yang terhormat telah ditetapkan oleh Pemerintah dengan Undang-undang No. 17 Tahun 1999 misalnya yaitu Undang-undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Didalam Undang-undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji didalamnya sekaligus masalah umroh juga ikut diatur walaupun umroh yang dimaksud tidak hanya umroh yang langsung dilaksanakan pada musim haji tetapi juga umroh yang dilaksanakan diluar musim haji itu. Kalau konsistensi ini dipegang barangkali bisa juga menjadi alasan kenapa judul itu dicukupkan dengan RUU Zakat. Dari pihak lain barangkali apakah memang apa yang telah memasyarakat yang telah diterima oleh masyarakat dan barangkali telah dikenal kuping masyarakat dengan BAZIS atau ZIS itu, apakah bisa dirubah dengan nama lain yaitu zakat yang kemudian didalamya juga mengandung infaq dan shadaqah itu. Berdasarkan tanggapan atau masukan yang kami terima dari masyarakat waktu melontarkan UU atau RUU Zakat ini ternyata dari masukan­masukan sampai kepada kami tentang judul hampir-hampir tidak ada yang . mempermasalahkan. Jadi secara keseluruhan mereka tetap menerima nama RUU Zakat tersebut.

Sementara di negara tetangga sebagai perbandingan disana Malaysia misalnya itu lembaga yang mengurus zakat ini juga namanya cukup sampai di zakat saja dengan nama PPZ yaitu Pusat Pungutan Zakat inilah barangkali sebagai berbandingan dan yang tadi tentu kalau undang-undangnya berkaitan dengan Departemen Agama yang adalah tentang Peradilan Agama yang lain lagi tentang Undang-undang Perkawinan yang didalamnya tidak hanya perkawinan ternyata juga talak, rujuk ada didalamnya, ini barangkali sekedar perbandingan-perbandingan yang dapat kami sampaikan.

Dan yang terakhir kalau yang telah berkembang selama ini dan ada di masyarakat memang dengan nama Zakat, Infaq dan Shadaqah kemudian

11

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 12: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

terbentuk Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah yang secara peratruran perundangan ditetapkan dengan Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri kemudian diikuti Keputusan Menteri Agama, apakah tidak sebaiknya di era reformasi sekarang juga nama itu berubah dari BAZIS atau dari ZIS menjadi Zakat sehingga berbeda dengan nama yang berkembang di masa-masa yang lalu. Sehingga akhirnya barangkali tidak dapatkah kiranya nama itu tetap dengan RUU Pengelolaan Zakat tetapi di dalamnya mengandung bagian-bagian pasal yang berkaitan dengan infaq dan shadaqah. Kami tidak memberikan alasan­alasan dari segi lain ini hanya sekedar barangkali bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kita semua.

Demikian, terima kasih Bapak Ketua serta Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat.

Wassalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Bapak-bapak dan Saudara-saudara sekalian, Sama-sama kuat dengan argumentasi masing-masing mengenai judul,

tetapi yang jelas substansinya tidak ada satupun yang menolak. Jadi soal infaq dan shadaqah semua Fraksi setuju masuk dalam substansi, yang berbeda adalah sudut pandangnya yaitu perlu dilengkapi dan yang lain cukup dengan pengelolaan zakat saja yang lain ditambah "infaq dan shadaqah". Sudah barang tentu Pimpinan tidak mungkin langsung ketok masih ada kesempatan untuk menyampaikan dan memang kalau kita melihat itu akan menimbulkan konsekwensi-konsekwensi dalam hal-hal berikutnya. Kalau seandainya judul itu tetap, maka konsiderans sampai dengan butir-butir didalam kemungkinan berubahnya tidak terlalu besar tetapi kalau ada perubahan judul maka konsiderans menimbang, penjelasan dan butir­butir yang ada didalam kemungkinan harus ada penyesuaian-penyesuaian. Terserah, tetapi saya melihat semua pihak bahwa "infaq dan shadaqah" seti.Jju untuk masuk kedalam batang tubuh.

Saya persilakan putaran yang ke-2 saya kira karena ini jadi fokusnya kalau ini selesai kemungkinan sudah 50% akan lancar, saya persilakan dari FABRI.

FABRI (ABDULLAH HADI) : Terima kasih, Mengenai judul, jadi begini kalau kita melihat sesuatu untuk mengetahui

dalamnya kita melihat luarnya dahulu biasanya. Kalau kita milihat luarnya hanya zakat tahu-tahu didalamnya ada infaq dan shadaqah juga akan timbul kaget sedikit. Apakah kita ingin kaget-kaget terus kan tidak, kita ingin hidupnya tenang kalau dari segi tulisan kita membaca judul, kita mempunyai gambaran apa isi tulisan itu, kalau memang ada zakat pasti ada bayangan dibenak kita isinya tentang zakat, kita tidak akan menyinggung hal-hal yang lain. .

Didalam' hal ini kalau kita seandainya memberikan judul zakat, infaq dan shadaqah, apakah rugi dibandingkan dengan zakat saja. Apakah tidak lebih menguntungkan dipandang dari sudut pembaca, sudut pengguna. Saya kira lebih menguntungkan kalau judul itu lengkap dari pada judul itu separuh-separuh. Selanjutnya yang kedua kalau kita melihat memang dari si muzakki, muzakki bisa membedakan mana zakat, mana infaq dan mana shadaqah sesuai dengan niatnya

12

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 13: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

masing-masing tetapi jika uang itu sudah masuk didalam badan yang mengelola, apakan akan dibedakan ini dari zakat, ini dari infaq, ini dari shadaqah. Saya kita tidak bisa dibedakan lagi dikelola yang baik untuk disalurkan kepada sasaran­sasarannya. Apakah sasarannya dibedakan, ini sasaran untuk infaq, ini sasaran utnuk shadaqah, ini sasaran untuk zakat, saya kira tidak bisa dibedakan lagi.

Dengan demikian apakah tidak ketiga-tiganya diolah menjadi satu, saya kira itu akan diolah menjadi satu pengolahan yang baik dan kita lihat di lapangan. Pemerintah juga menyadari memberikan contoh bahwa di DKI ini ternyata infaq dan shadaqah jauh lebih besar daripada zakat. Apakah yang besar akan dirugikan oleh yang kecil kalau pengikut haji lebih besaar daripada pengikut umroh, yang kecil ada didalam yang besar bukan yang besar ada didalam yang kecil.

Didalam hal ini infaq dan shadaqah jumlahnya akan lebih besar, contohnya DKI mungkin demikian seterusnya, apakah yang besar-besar ditaruh didalam yang kecil akan dikorbankan yang besar kedalam yang kecil saya kira tidak. Mengapa harus kita lupakan yang besar tetap besar yang kecil boleh didalam yang besar, sehingga didalam hal ini dengan melihat kenyataan-kenyataan ini ada lagi satu masalah Sanksi. Kalau memang nanti judulnya Zakat karena dialam Bab sanksi juga yang kena · sanksi yang zakat, apakah orang yang menggunakan uang infaq dan shadaqah tidak kena sanksi ataukah seandainya terjadi korupsi apakah bisa dibedakan ini korupsi zakat, korupsi infaq, ini korupsi shadaqah, saya kira tidak bisa dibedakan. Satu masalah seperti kata Ketua, masalah penyesuaian, penyesuaian itukan kalau judul itu mengikuti tinggal menambah kata-kata " Infaq dan shadaqah" mungkin ada beberapa substansi yang kita kaji tetapi tidak akan berat. Jangan takut dengan jumlah merubah hanya tinggal menambah kata-kata "Infaq dan shadaqah" itu. Jadi saya kira kurang sependapat kalau dikatakan pekerjaan menjadi bertambah berat, saya kira tidak. Dari alasan­alasan itu, kelihatan dalam putaran dua ini dari F-ABRI, rasanya masih tepat dan lebih senang, lebih nyaman rasanya kalau saya menggunakan judul "Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah", saya kira demikian terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, dari FABRI sudah cukup, saya persilakan dari FKP.

FKP(H.BASRIBERMANDA): Assalamu'alaikum Wr. Wb Sesungguhnya undang-undang ini untuk seluruh warga negara Republik

Indonesia kalau sudah berlaku tetapi warga negara itu tidak mengerti apa isinya, undang-undang, perhubungan, dan segala macam dia tahunya perhubungan tapi apa isinya dia tidak tahu padahal undang-undang mengikat ketika ditetapkan. Nah kita sekarang telah lama mensosialisasikan "bazis" (badan amil zakat, infaq, dan shadaqah) dari tahun 1991 dan surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama ini. Bazis ini sudah mulai dipahami oleh masyarakat, dia sudah dikenal artinya undang-undang ini judulnya saja hendaknya lebih cepat dipahami ilmu zakat, itu dalam arti dengan judul ini undang-undang pun cepat terealisasikan. Di dalam batang tubuh undang-undang ini kita juga membahas tentang infaq dan shadaqah, di dalam batang tubuhnya juga ada sanksi-sanksi kepada pelaksanaan penyelenggaraan pemungutan infaq dan shadaqah mudah diselewengkan. Saya

13

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 14: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

melihat dengan kita cantumkan atau kita lengkapi judul undang-undang ini tentang pengelolaan zakat, infaq, shadaqah itu secara langsung kita dapat memberikan warning kepada masyarakat bahwa pengelolaan zakat, pengelolaan infaq, dan pengelolaan shadaqah itu merupakan satu kesatuan yang akan ada akibat-akibatnya kalau diselewengkan. Ini saya rasa merupakan satu semangat yang memang semangat reformasi itu. Bagaimana kita transparasi dan bagaimana kita lebih mengacu kepada pembersihan dari penyimpangan-penyimpangan. Kalau kita undang-undang zakat saja walaupun substansinya nanti juga mengelola infaq dan shadaqah ini memasyarakatkannya masyarakat tahu oh kalau begitu zakat saja yang kena segala sanksi dan segala macam, saya melihat kalaulah misalnya kita sepakati pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah dengan sendirinya masyarakat mengerti bahwa pengelolaan infaq dan shadaqah ini merupakan satu kesatuan undang­undang yang diatur baik dan diberikan sanksi. Itu salah satu juga semangat untuk dapat cepatnya sosialisasi masalah undang-undang ini, yang kedua saya melihat bazis ini, dalam laporan bazis yang kita dengar kemarin ternyata infaq dan shadaqah ini sangat banyak lebih besar daripada zakat itu sendiri terlepas daripada intensif atau tidak intensifnya bazis ini atau lembaga bazis ini mengelola atau mengumpulkan muzakki. Kedua infaq dan shadaqah itu kapan saja bisa dilakukan dan kalau ini betul-betul dalam undang-undang ada pengaturannya sehingga ini dihimpun dalam suatu badan tadi tentu ma.najemennya juga diatur secara demikian baiknya sehingga demikian nanti kemaslahatan umat sangat-sangat didengar.

Memang judul itu sangat berpengaruh kepada masyarakat itu sendiri kami melihat dengan pencantuman penambahan dua kata tadi ini akan lebih banyak manfaatnya kepada mereka-mereka atau masyarakat tentang yang selama ini berkecimpung dalam masalah pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah itu. Oleh sebab itu Bapak Pimpinan masih melihat sangat banyak manfaatnya kita tambahkan dua kata ini dalam undang-undang ini karena juga dapat dengan cepat dipahami oleh mereka yang selama ini mengenal bazis. ·

Terima kasih, Assalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Terima kasih, berikutnya FPDI.

FPDI (SAJID SOETJORO, B.Sc) : Terima kasih saudara ketua, mencermati dan mendengarkan dengan cukup

seksama penjelasan dari FABRI dan FKP memang sangat menarik tapi sebelum itu kami juga mencermati penjelasan dari Pemerintah yang kelihatannya dengan beberapa alasan pernah saya bandingkan dengan negara lain kok tetap bertahan pada istilah RUU Zakat.

FABRI tadi memulai pertahanannya dengan menggunakan dua isi dan sanksi, melihat buah, buahnya dulu yang dilihat di luar kok di dalamnya ada ini, saya kira itu wajar-wajar saja Pak, di departemen agama juga di luarnya agama dan di dalamnya banyak memang. Kemudian masalah isi juga demikian sanksi juga nanti bisa diukur dengan di Bab IX tadi Pak. Tapi yang paling penting tentang ukuran besar kecilnya infaq dan shadaqah dibanding dengan zakat, saya kira itu belum merupakan ukuran pasti Pak selama zakat akan dikelola secara profesional dan yang pasti benar, yang pasti tidak bisa berubah bahwa zakat adalah wajib, infaq dan shadaqah adalah

14

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 15: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

sunah itu yang pasti benar. Tapi bagi POI sendiri berkali-kali mohon maaf Pak kalau POI memang tidak bisa mengeluarkan ayat-ayat Pak, ayat suci tidak bisa PDI memang ada paling benar ayat kursi, itupun berbeda Pak Ayat kursinya POI itu DPR­MPR, DPR-MPR itu jadinya Pak. Jadi kalau urituk soal itu kami mohon maaf Pak, untuk itulah dengan beberapa pertimbangan saya juga tidak sependapat kalau perubahan di dalam pasal-pasal nanti hanya berkisar konsiderans menimbang ada lain lagi yang perlu diselaraskan. Memang benar apakah ini tidak akan menambah waktu yang kita targetkan namun demikian bagi POI akan tetap setia kepada janji manakala sudah menjadi kesepakatan bersama POI tidak akan lari daripada janji itu yang pasti POI menyadari kemampuan kami yang pas-pasan termasuk daripada ayat yang tadi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, berikutnya FPP saya persilakan Pak Lukman.

FPP (DRS.H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN) : Assalamu'alaikum Wr. Wb. Jadi kami ingin mengawali, menanggapi paling tidak dua fraksi nampaknya

masih belum satu pandangan dalam melih~t judul RUU kita ini FABRI dan FKP. Dari FABRI memang ya apa yang disampaikan tadi di awal kalau dipikir-pikir memang bisa dipertanyakan juga apakah sesuatu yang menarik itu kalau kita sudah bisa melihat luarnya begitu jadi terkadang justru yang dari luar tidak terlalu jelas justru itu yang malah mengundang perhatian. Jadi intinya dari aspek judul ini memang judul ini bisa membawa implikasi yang luas menurut kami tapi sekarang kita coba bandingkan dengan undang-undang yang sudah dilahirkan, yang sudah disetujui oleh seluruh anggota dewan dalam periode ini misalkan Undang-undang Fi_dusia itu, tanpa mengurangi penghormatan saya kepada seluruh kita yang hadir dalam ruangan ini, saya yakin tidak seluruh kita mengetahui apa itu fidusia tapi nama undang-undang itu adalah undang-undang fidusia. Jadi artinya tidak selalu apa yang disampaikan oleh FABRI judul itu harus kemudian lengkap bisa tidak. Nah banyak hal contohnya Undang-undang Perkawinan itu tidak harus Undang-undang

- Perkawinan, perceraian, talak dan sebagainya meskipun di dalamnya di atur, Undang-undang Haji dan sebagainya. Nah kenapa kami merasa cukup judul ini ada undang-undang tentang pengelolaan zakat, karena kami melihat bahwa antara zakat, infaq, dan shadaqah itu kedudukannya tidaklah sama, kalau itu masuk dalam judul itu mengesankan membawa konotasi bahwa antara zakat, infaq, dan shadaqah itu sama padahal pemahaman kami menyatakan bahwa kedudukan itu tidak sama. Kita kembali ke kisah rasul misalkan baitul mal ketika itu bahkan rasul melarang keluarganya untuk menerima dari apa yang dikumpulkan oleh baitul mal itu dari hasil zakat itu, itu dilarang tapi infaq memberikc:iri nafkah kepada keluarga itu bahkan wajib, menjadi sesuatu yang wajib. Jadi ini sekedar contoh saja bahwa antara zakat dan infaq ini tidak selalu sama kedudukannya. Nah demikian pula dalam sasaran pentasarufannya.

Jadi kalau tadi ada fraksi yang mengatakan bahwa toh pada akhirnya ketika dikumpulkan itu sudah kedudukannya sama dan cara pentasarufannya pemanfaatannya, pendayagunaannya pun sama menurut kami tidak demikian

15

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 16: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

begitu. Dalam zakat itu ada ketentuan-ketentuan tersendiri apa yang dikenal dengan asnafsamaniah itu, meskipun itu terbuka peluang untuk dilakukan reinterpretasi terhadap kelompok-kelompok yang jelata tetapi di pihak yang dilakukan terhadap itu tentunya ada batasan-batasan sejauh bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah begitu, artinya ada kekhususan di dalam pentasarufan. Hal ini sangat berbeda dengan infaq dan shadaqah. Dua hal yang terakhir ini infaq dan shadaqah itu tidak ada batasan secara khusus yang ditetapkan oleh syari'at kita, artinya bisa diberikan kepada siapa saja. Jadi kedudukan inilah yang tidak sama ini sehingga dalam judul kami tetap mencukupkan pada pengelolaan zakat.

Alasan yang kedua bagi kami karena dengan itu maksud infaq dan shadaqah masuk ke dalam judul itu membawa implikasi dalam isi batang tubuh yang harus diatur. Jadi kalau judul itu juga mengatur, kalau undang-undang ini juga mengatur pengelolaan infaq dan shadaqah artinya harus ada sekian bab atau sekian pasal yang mengatur bagaimana pengelolaan infaq dan shadaqah itu harus ada konsekwensinya seperti itu. Nah kesulitannya kemudian adalah infaq dan shadaqah ini ibadah atau ibadah yang sifatnya sunnah yang kalau itu diatur terlalu rinci menjadi seakan-akan kita menantikan ibadah-ibadah sunnah yang lain karena dalam konteks keagamaan kita yang bersifat sunnah itu tidak hanya semata infaq dan shadaqah tapi ada yang hadiah, ada hibah dan lain sebagainya itu, apakah itu juga kemudian harus diatur juga. Nah atas dasar inilah kami tetap berpandangan bahwa · dalam konteks judul kita cukupkan pada pengelolaan zakat, meskipun toh infaq dan shadaqah itu sesuatu yang berdekatan sekali dengan zakat dan itu dalam pasal­pasal tertentu diatur esensi atau substansi didalamnya. Jadi demikian pandangan FPP.

KETUA RAPAT: Saya persilakan sekali lagi pemerintah.

PEMERINTAH: Terima kasih Bapak Pimpinan serta Anggota Dewan yang saya hormati. Beberapa hal pengalaman dapat saya laporkan demikian memang di dalam

pelaksanaan pemungutan zakat kasus OKI Jakarta, kebetulan saya dulu adalah juga di lapangan bagaimana di tahun 1967-1968 sebagai anggota masyarakat anggota LKMD di masyarakat bawah ini. Jadi itu dirasakan kesulitan di dalam menerjemahkan apa itu zakat ke tengah-tengah masyarakat. Misalnya kita mencoba mengatakan bahwa zakat itu pembersih, ibarat mobil kalau sudah dibersihkan itu atau diapakan itu jalannya bisa kencang. Bisa juga digambarkan sebagai kita mempunyai kain sekian meter tidak bisa kain yang dua meter itu langsung dibegitukan saja pada tubuh kita tanpa digunting-gunting kemudian dijahit, guntingan-guntingan itulah dikumpulkan kemudian bermanfaat untuk orang lain dan kurang bermanfaat untuk si pemilik. Nah walaupun sudah begitu dalam praktek di lapangan mengertilah ketengah-tengah umat tetap tidak mudah pada umumnya, nah sehingga waktu kemudian zakat diperluas menjadi infaq dan shadaqah, ini kembalikan oleh salah satu fraksi dikemukakan harusnya tersedia sumber daya manusia tertentu yang makin. Dalam praktek di lapangan maka untuk supaya mudahnya disatu pihak si muzakki sendiri walaupun sudah dikasih formulir pada waktu itu yang disebut follem formulir MZS (menghitung zakat sendiri) itu dia pun

16

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 17: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

masih bingung juga sebab kita juga ada kecenderungan kurang terbuka terhadap apa yang dimiliki, jangan-jangan nanti jadi apa begitulah kira-kira sehingga tidak masuk kolom MZS, dia hanya mengatakan pendeknya saya mau kasih sekian maka oleh petugas dimasukkanlah itu sebagai infaq atau mungkin shadaqah itu. Oleh karena itu tidak heran dan memang karena dimasa lalu dan mungkin sampai sekarang karena instruktif dari pemerintah terhadap bawahan itu memang ada kesan pengerahan, lurah takut kalau tidak mencapai target bahkan ya sudahlah siapapun pendeknya asal target bisa dicapai mohon maaf barangkali jangan-jangan juga sumbernya tidak begitu jelas pendeknya sebab itu ditarget dan menjadi ada hadiah penhgargaan-penghargaan tertentu maka kemudian yang muncul memang lebih besar infaq dan shadaqah memang badannya bazis tetapi sepertinya uang itu tertentu, ini zakat, ini infaq shadaqah itu ada kolom-kolom sendiri.

Oleh karena itu memang dalam praktek di Indoenesia itu khususnya kasus DKI Jakarta itu infaq dan shadaqah lebih besar dari zakat itu sendiri. Di lapangan saya buka seperti apa adanya seperti itu. Kemudian kalau kasus itu dikaitkan dengan di negara lain yang telah ada aturan yang mengenai zakat. Kasus Malaysia dengan Undang-undang Zakat ternyata itu hampir untuk kasus 1997, 99,7 % itu adalah diperoleh dari zakat hanya 0,3 % diperoleh dari lain-lain zakat. Ini saya kira saya hanya menyampaikan kepada kita semua supaya tidak soal ini kembali seperti PDI barangkali yang maslahat yang mana itu yang barangkali. Kemudian dikaitkan dengan di negara lain juga sekedar perbani:fingan untuk kasus di Sudan dan Kuwait namanya itu adalah "bait zakat" atau "house of zakat" misalnya nama itu begitu. Ini sekedar untuk nama yang barangkali bisa dikiaskan, dianalogkan untuk penamaan judul itu tadi. Ini barangkali bapak pimpinan sekedar bahan-bahan perbandingan begitu untuk tadi, dua kasus kenapa lebih besar kepada infaq dan shadaqah dalam praktek di lapangan di kita. Ini mengkait seperti dari salah satu fraksi mengatakan kemarin memang kemampuan sumber daya manusia kemudian juga dari kemungkinan juga yang lain adalah adanya paradigma lama yang bawahannya ini lurah dan sebagainya, camat, walikota. Kalau kasus Jakarta ada pengerahan tadi yang mungkin dalam paradigma sekarang tidak lagi begitu pengerahan-pengerahan barangkali tidak lagi.

Untuk itu barangkali kalau boleh kami mengusulkan apakah ini bisa ditempuh dengan cara berdekat-dekat dulu barangkali lobi dan sebagainya diantara kita, sebab menurut kami perbedaan yang substansial ini hanya barangkali tentang nama ini barangkali untuk judul di depan. Demikian sekedar tambahan barangkali untuk bahan pertimbangan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Putaran kedua sudah selesai dan semuanya sama-sama kuat saya hanya

berpikir semua sama-sama kuat dan semuamempunyai itikad baik untuk mensukseskan itu tapi tidak introver itu Pak. Jadi begini memang di dalam pembahasan RUU hampir semua RUU pasti ada take and give nantinya artinya tidak ada yang mutlak sendiri bahwa salah satu fraksi atau dua fraksi, tiga fraksi DIM nya itu mutlak akan masuk semua lau dan sebagainya dan sebagainya tetapi kita sudah nawaitu waktu ini bisa kita capai bahkan waktu saya mengatakan kalau itu sudah

17

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 18: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

diintrupsi semua sama semua fraksi. Jadi kalau-kalau itu semua ya, itu semua fraksi ya sama dengan mahasiswa, waktu saya diundang diskusi beberapa yang lalu, artinya waktu itu harus kita ini pendaftaran dan judul belum selesai dan ini ada beberapa cara. Kalau di Pansus Komisi Pleno kemarin itu kalau ini macet kan langsung ke panja tapi kalau inikan tidak bisa ke timus, karena timus tidak boleh merumuskan hal-hal yang mendasar tapi mekanisme harus ada dua cara, pertama pending kita masuk ke ·lain-lain DIM berikutnya atau kita lobi untuk menuntaskan judul ini dan kalau ini bisa tuntas judulnya Insya allah semuanya menggelinding ini. Tadi Pak Dirjen mengusulkan ada dekat-dekat dululah gimana caranya untuk bisa mencari solusi yang terbaik itu dan jelas bahwa ini tidak ada yang kalah dan menang semuanya menang, karena kalau nanti tanggal 14 itu bisa kita setujui Tingkat IV berarti kita semua menang gitu tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang. Karena itu saya tawarkan alternatif pertama kita terus ini ditunda dulu, baru mau menawarkan terus kok sudah jangan. Yang kedua kita merima usul pemerintah dekat-dekat dulu ya masing-masing fraksi dua, begitulah ya untuk ngomong nanti dari lobi itu dengan mandat penuh biasanya begitu lalu dilaporkan ke pleno panja dalam arti ke pleno panja sebab nanti ya POI cukup satu saja ya Pak, jadi 2-2-2 nanti kita skors mungkin baru kita mulai pukul 13.00 WIB.

FPP (DR.H. MUCHTARAZIZ, MA)_: Saya kira Pak Ketua lima menit saja selesai ini.

KETUA RAPAT: Kita belum tahu Pak, kalau seandainya 5 menit, 10 menit selesai ya kita buka

lagi alhamdulillah.

FPDI (SAJID SOETJORO, B.Sc) : Saya kok optimis 5 menit selesai karena ada yang bisik-bisik sudahlah­

sudahlah.

KETUA RAPAT: Jadi begini kalau begitu kita skors barang 10 menit tetapi mohon untuk tidak

kemana~mana tapi disini dahulu nanti kita selesaikan. Jadi FKP 2, FABRI 2, FPDI 1, FPP 2 lalu dari pemerintah mungkin Pak Dirjen dengan bagian hukum atau apa begitu, nanti omong-omong kalau dimungkinkan.

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN) : Jadi ini usulan saja untuk memperlancar proses pembahasan kita, kalau

memang ini belum disepakati kami pikir ini bisa ditangguhkan sementara, kita bisa maju kepada DIM-DIM berikutnya sehingga lobi itu tidak harus membahas satu topik saja tapi mungkin nanti berapa topik sekaligus dilobi dalam waktu yang relatif, karena kami khawatir kalau setiap DIM tidak ada kesepakatan lalu perlu lobi itu nanti akan menjadi preseden.

KETUA RAPAT: Terima kasih, FKP usulnya.

18

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 19: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FKP(H.BASRIBERMANDA): Kami pikir bagus itu Pak Lukman jangan setiap DIM kita lobi tapi yang ini

sangat penting karena ini istilah Pak Abduh ini kepalanya, kalau kepalanya sudah licin ya bawahnya, saya kira yang satu ini kami setuju dengan usul pemerintah lobi.

KETUA RAPAT: Dari FPDI !

FPDI (SAJID SOETJORO, B.Sc) : Pengalaman membuat RUU Kehutanan Pak, ini juga judul setelah alternatif

pertama tadi diteruskan dengan mempendingkan ini, jadinya ruwet sekali Pak sampai Rakernya delapan hari berturut-turut siang malam kasihan Menteri Kehutanan Pak. Untuk itulah FPDI berkeyakinan dengan lobi cukup baik.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Dari FABRI !

FABRI (ABDULLAH HADI) : Saya kira lobi saja Pak, seperti kata bapak tadi kalau judul ini sudah

disepakati Insya allah akan menggelinding. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Saya mohon bantuan FPP bisa kita terima ya lobi, tapi untuk yang ini tidak

semuanya nanti dilobikan begitu ya, khusus untuk kepala ini saja, kita halal kan begitu.

Baiklah kita skors 10 menit.

ICRAPAT DISKORS)I

KETUARAPAT Yang saya hormati, Waktu sepuluh menit untuk lobi sudah kita gunakan

sekarang masih ada lima menit lagi supaya dengan acara ini.

ICSKORSING DICABUT)I

Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati. Untuk itu supaya dengan kesepakatan lobi, hasil lobi ini akan dilaporkan

sekarang di forum pleno panja ini. Sebagai juru bicara lobi ditunjuk Bapak Mayjen Abdullah Hadi. Untuk itu saya persilahkan Pak.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih Pak. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kami laporkan bahwa beberapa menit yang lalu kami yang mendapat tugas

untuk lobi telah melaksanakan tugas dengan masing-masing dengan keikhlasan

19

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 20: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

dengan hati yang tulus dengan mengutarakan menyampaikan beberapa pendapat. Dari kesimpulan lobi itu terdapat suatu kesepakatan bahwa judul RUU ini kita kembali kepada semula yaitu Undang-Undang Tentang Pengelolaan Zakat. Bukan berarti dari FABRI mengalah, tidak. Bukan berarti FKP kalah bukan mengalah, tidak. Bukan berarti dari FPP menang, tidak. Dari FPDI menang tidak, dari pemerintah menang, tidak sama sekali tidak. Tidak ada pemikiran ke sana. Tapi yang ada adalah ini untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadi kita sudah ikhlas sudah nawaitu dari pertama bahwa ini untuk kepentingan bangsa da negara. Ada saling mengasih dan saling memberi. Untuk itulah kami laporkan sekali lagi UU nya kembali kepada yang semula UU tentang Pengelolaan Zakat. Dengan catatan karena infaq dan shadaqah juga harus diatur didalamnya, sehingga nanti langkah demi langkah apabila ada hal­hal yang menyangkut dengan infaq dan shadaqah akan kita sesuaikan.

Demikian Pak laporan terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kaih kepada Pak Abdullah Hadi yang telah melaporkan itu adan ini

sudah menjadi kesepakatan dan dengan ini bisa kita setujui bersama ya Pak? Kita dok ya? terima kasih.

ICRAPAT : SETUJU)I

Bapak dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati. Saya selaku ketua yang juga datang ke lobi. Terharu ya atas niat yang ikhlas

dari semua pihak bahwa RUU inni harus jadi. Itu anunya disana. sampai Pak Abduh mau mengeluarka air mata karena bahaginya begitulah. Sudah keluar? Oh endak bisa keluar. Karena terharunya.

Bapak dan saudara sekalian. Ada tadi dengan catatan-catatan bahwa mengenai infaq dan shadaqah nanti

akan ada perhatian pada butir-butir berikutnya. Dan untuk itu kami dari pimpinan menginginkan begini, karena tadi ada permintaan bahwa infaq dan shadaqah ini sangat penting juga walaupun tidak masuk judul RUU. Tapi sebaiknya masuk pada bab-bab nanti ada bab, maka itu supaya , paling tidak pemerintah menyiapkan mulai sekarang. Kemungkinan untuk mengakomodir apa yang hasil lobi tadi saya kira itu tadi yang juga disepakati kita bersama. Oleh karena itu Bapak dan Ibu sekalian sesuai dengan tatib kita jam 11.30 ini waktunya skors untuk sholat jumuat dan makan siang san kita mulai lagi jam 13.30 setengah dua. Pas gitu ya. Jadi jangan ada lebih lagi supaya nanti kita jam 4 kita mengakhiri acara ini. Dan terima kasih atas perhatiannya skorsing saya lakukan.

Terima kasih. Assalamu'alaikum wr. wb.

KETUA RAPAT: Bapak dan Saudara-Saudara sekalian, Saya kira skorsing saya cabut, dan kami buka kembali dan tetap dinyatakan

tertutup.

20

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 21: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Bapak dan saudara sekalian yang saya hormati. Alhamdulillah dari hasil lobi tadi telah kita peroleh jawaban yang ada. Mari

kita pada tim dua, saya kira kita lanjut, DIM 3 kita lanjut, kemudian DIM 4. DIM 4 kita eh .. ada usulan salah satu fraksi, untuk POI saya kira. POI sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kita. FPP saya persilahkan untuk menjelaskan dan sekaligus alternatif-alternatif apa yang bisa ditempuh. Saya persilahkan dari FPP. sekarang DIM 4, DIM 4 kalau 2,3 kan sudah disetujui. DIM 4 halaman 2.

FPP (Hj. MUNIROH MUNIR): Terima kasih, DIM 4 dari RUU pengelolaan zakat FPP mengusulkan stelah perubahan

berbunyi "bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi warga negara indonesia yang beragama islam yang diwajibkan oleh hukum agama untuk mencapai keridhaan Allah" Disni FPP menganggap bahwa memang paling esensi muslim mengeluarkan zakat itu adalah merupakan mencari keridhaan Allah. Jadi FPP mengngangap mencari keridhaan Allah ini perlu ditekankan untuk yang pertama. Kemudian tujuan-tujuan zakat itu nanti akan menyusul berikutnya, demikian dan terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Langsung saya persilahkan FABRI. Jadi kalau seandainya substansi belum

disetujui bisa kita tapi kalau substansi disetujui nanti berarti masuk ke tim perumus gitu. Supaya tidak kita rumuskan disini. saya persilahkan FABRI.

FABRI (TJAHJONO HS, SE): Terima kasih Pak, Assalamualaikum wr. wb. Setelah mendengar penjelasan dari FPP, pada dasarnya kami dapat

memahami. hanya kemarin juga kami menyarankan bahwa di depan, di ketentuan umum itu, agama itu agama Islam, apabila itu sudah dijelaskan dengan diwajibkan oleh agama Islam, itu mungkin sudah secara tersirat itu juga hukum-hukum agama itu menyatakan juga itu adalah atau arahnya adalah keridhaan Allah tadi. Jadi menurut saya ini apakah masih perlu. Keridhaan Allah itu kalau itu sudah sesuai dengan hukum-hukum agama islam.

Demikian Pak terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, selanjutnya FKP.

FKP (PROF.DR. H. UMAR SYIHAB): Terima kasih Pak, Saya lihat disini yang dipergunakan FPP ini · dobel ya. Coba itu lihat bahwa

zakat merupakan kewajiban warga negara indonesia yang beragama Islam. itu kan. Kemudian lagi yang diwajibkan, berulang kata yang diwajibkan, itu satu. Yang diwajibkan oleh hukum agama. Itu kan sudah ada kewajiban warga negara Indonesia yang beragama Islam. Kenapa ditekankan warga negara indonesia di sini.

21

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 22: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Karena ini UU untuk warga negara Indonesia. Jadi sebenarnya apa namanya over lape ya tumpang tindih. Jadi sebenarnya substansinya sama saja dengan yang dari usul itu. Kemudian yang menjadi masalah mencapai keridhaan Allah, untuk mencapai keridhaan Allah. Saya kira nanti kalau semua untuk mencapai keridhaan Allah, semua kata-kata keridhaan Allah ini. Saya kira semua orang mengeluarkan zakat untuk itulah kita khusnudzan. Jadi saya anggap bahwa usul pemerintah ini yang lebih baik.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Selanjutnya, pemerintah saya persilahkan.

PEMERINTAH: Terima kasih Bapak pmipinan dan anggota Dewan yang terhormat. Kami sangat menghargai adanya masukan-masukan dari berbagai fraksi.

Namun demikian untuk selanjutnya kami masih tetap pada rumusan yang telah kami ke depankan artinya yang ada pada naskah RUU ini.

Demikian terimakasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. FPP sudah mendengar barang kali semua dari FKP, dari FABRI dan dari

Pemerintah. Saya kira kalau FPP nanti masih bertahan atau masih berpendapat tetap, berarti harus ada putaran lagi, tapi kalau endak ada nanti mungkin ada solusi lain apa timus atau yang lain.

Saya persilahkan FPP dulu.

FPP(Hj. MUNIROH MUNIR,BA) Terima kasih, Memang saya menerima koreksi dari FKP. Terlihat, terkesan dalam perubahan

m1 setelah memang ada over laping, sehingga FPP bersedia bahwa sekarang berbunyi " Bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi warga negara indinesia yang beragama Islam untuk mencapai keridhaan Allah". Ini sesuai dengan koreksi dari FKP. namun dalam hal ini FPP masih tetap memandang kalimat keridhaan Allah tetap dicantumkan. Karena nanti pada akhirnya berikutnya juga ada untuk mencapai kesejahteraan. Padahal bagi umat islam yang paling esensi dalam mengeluarkan zakat itu adalah mencapai keridhaan Allah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, saya persilahkan FPP nambah.

FPP (DRS. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN) Terimakasih pimpinan. Memang pada DIM 4 ini erat sekali kaitannya dengan DIM 5. Karena didalam

konsideran menimbang ini sesungguhnya ingin menekankan apa sesungguhnya

22

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 23: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

pengertian zakat itu. FPP melihat antara DIM 4 dan DIM 5 ini butir b dan butir c ada dua konstatasi yang menjelaskan apa sesungguhnya pengertian zakat itu. Oleh karenanya kami memilah yang pertama itu lebih menekankan kepada aspek religiusnya gitu. Sedangkan yang kedua lebih menekankan kepada aspek sosial kemasyarakatannya. Namun demikian mungkin melalui pembahasan ini kita bisa mencari kesepakatan kata-kata kunci saja dari pengertian zakat ini. Jadi disini ada kewajiban warga negara, lalu ada kesejahteraan masyarakat, ada kurang mampu begitu. Lalu juga ada kewajiban bagi warga negara itu sendiri. Jadi munghkin kata­kata kunci itu yang bisa kita sepakati. Dan karena ini kaitannya dengan DIM s mungkin usulan kami ini bisa ditimuskan. Jadi sejauh beberapa kata kunci tyang menjadi rumusan zakat ini bisa kita sepakati. Jadi sekali lagi bahwa intinya adalah keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, lalu kewajiban warga negara yang beragama islam. Itu menjadi kata kuncinya, demikian pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih, FPP mengusulkan timus. Saya persilahkan FABRI.

FABRI (RUKMINI,S.IP): Terima kasih pimpinan. Pada dasarnya FABRI menyetujui ditiinuskan, namun demikian kami tetap

menyoroti bahwa sesuai dengan rumusan dari FPP ini kata "kewajiban" ini dobel. Kemudian yang mampu disini tidak ada. Kemudian konsideran menimbang ini adalah sebagai dasar dari pasal-pasal berikutnya dalam batang tubuh. Oleh karena itu bahasanya harus senafas atau sejalan. Jadi kami setuju seperti naskah RUU semula. Jadi "kesejahteraan masyarakat" tetap dicantumkan.

Terima kasih. Timus setuju.

KETUA RAPAT: Terima kasih, FKP saya persilahkan.

FKP (DRS. H. BASRI BERMANDA): Terima kasih Pak ketua, Saya pikir memang argumentasi dari pada FKP tadi cukup mendasar karena

ada beberapa pengulangan dan beberapa tujuan ini. Oleh sebab itu akami masih melihat bahwa rancangan UU yang diajukan pemerintah ini dalam DIM 4 ini cukup baik untuk dikukuhkan. Namun demikian nanti bisa kita rundingkan nanti di timus.

KETUA RAPAT: Terimakasih, Pemerintah saya persilahkan.

PEMERINTAH: Setuju ditimuskan.

23

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 24: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terimakasih. Bapak dan Saudara-Saudara sekalian. . Jadi ini ada sesuatu goodwill dari FPP untuik melanjutkan pembahasannya di

timus dengan acuan dasar dari pemerintah yang RUU dari pemerintah. Saya ingin usulkan bahwa b dan c DIM 4 dan 5 itu sekaligus ditimuskan. Ada rangkaiannya, bisa disetujui. Jadi DIM 4 dan 5 ditimuskan dengan acuan dari RUU pemerintah.

ICRAPAT : SETUJUll

Terimakasih. Bapak dan saudara sekalian. Sekarang pada DIM 6, saya persilahkan FKP terlebih dahulu.

FKP (DRS. H. BASRI BERMANDA): Terimakasih, FKP melihat kami hanya barang kali ini terkait dengan judul ya. dan judul itu

telah kita sepakati. jadi DIM 6 ini setelah kata zakat ditambah infaq dan shadaqah. Karena kita tadi demi bangsa, demi ummat kita menyetujui judul yang diajukan pemerintah. saya pikir yang berkaitan dengan ini tentu engan sendirinya kita kembalikan kepada judul. ·

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. FPDI, FKP sudah. FPDI, FPP !

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN) Pada DIM 6 ini butir b kami melihat ini sesungguhnya konsideran atau dasar

yang menjadi dasar pertimbangan dari sisi sosiologis gitu. Jadi sebagaimana kita pahami biasanya menjadi kelaziman konsiderans itu mengandung tiga alasan selain filosofis dan yuridis tapi juga harus ada yang bersifat sosiologis. Jadi kalau yang tadi butir b dan c itu lebih kepada aspek filosifinya maka b ini pada aspek sosiologis. Nah disini titik tekannya adalah penyempurnaan sistim pengelolaan zakat. Jadi kenapa kita perlu melakukan penyempurnaan terhadap sistim pengelolaan zakat. Oleh karenanya kami memandang yang menjadi dasar tidak hanya semata pada peningkatan hasil guna dan daya guna. tapi juga aspek pertanggungjawaban.

Sama-sama kita ketahui zakat ini adalah pengakumulasian dana yang harus ditasarufkan kepada yang berhak. Oleh kerananya harus dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga kami mengusulkan tambahan kalimat itu dengan "dan dapat dipertanggung jawabkan secara propesional" ..

Demikian pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Saya tidak tahu apa kemarin itu sudah tidak langsung ke timus, karena ingat

saya pemerintah sudah menerima waktu itu bahwa ini memang ada akuntabilitasnya

24

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 25: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

katanya Pak Menteri begitu. Jadi apakah ini masih diputar atau memang langsung ke timus ini, saya persilahkan dari FABRI.

FABRI (MARGOYUNO): Terima kasih. Pak. Pertama menanggapi usulan FPDI saya kira ini perlu dipertimbangkan Pak

mengenai kata-kata penggantian. Endak, endak Pak PDI dulu karena ada dua PDI dan FPP Pak. Itu mungkin benar juga Pak, setelah agar "pelaksanaan" itu mungkin diganti "pemanfaatan" betul kan. Pemanfaatan zakat berhasil guna dan berdaya guna. Perlu dipertimbangkan saya kira Pak. Kalau masalah optimal saya kira dengan berhasil guna dan berdaya guna sudah. sekarang sudah optimal itu Pak.

Kemudian Masalah FPP saya kira kebiasaan penulisan "berhasil guna dan berdaya guna", jadi kalau dipisahkan berhasil dan berdaya guna ini Pak masalah bahasa saja saya kira Pak. saya kira perlu dari timus nanti.

Kemudian , berikutnya memang kata-kata "dapat dipertanggung jawabkan secara propesional", saya kira ini dapat dipertimbangkan di timus. Karena memang didalam pendapat yang ada diluar ini mengatakan bahwa pengelolaan zakat sekarang ini belum propesional gitu Pak.

Terirna kasih jadi sarannya bisa dirnasukkan ke tirnus Pak. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Pemerintah !

PEMERINTAH: Terima kasih, Kami dapat menerirna saran-saran ini dan barang kali nanti ditampung di timus. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Baiklah, jadi DIM 6 itu masuk tirnus dengan memperhatikan kata-kata

"pemanfaatan". Oh FKP belum ya rna'af. FKP !

FKP (DRS. YUSUPADI): Baik Pak. Terima kasih Pak Ketua .. Di DIM 6 ini khusus kami tanggapi dari FPP. Yaitu bahwa ada kata-kata yang

sudah menjadi satu rangkaian yaitu lebih berhasil guna berdaya guna. Barang kali itu perlu penyempurnaan. Sedangkan yang dimaksudkan secara propesional itu sebenarnya juga tentu tidak bisa lepas dari pada dapat dipertanggung jaqwabkan. Oleh karena itu mengingat ini barang kali perlu ada sesuatu penyesuaian, maka FKP setuju ini dimasukkan kedalarn tirnus.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terirna kasih. Jadi butir 6 rnasuk tirnus dengan rnernperhatikan sebagai rnana FABRI tadi.

Kata "pemanfaatan", lalu "bertanggung jawab secara propesional" nanti di tirnus saja. dan saya mohon harl Senin itu ahli bahasa sudah bisa mengikuti. Jadi nanti

25

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 26: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

sekaligus bisa anu apa itu. Hari Senin itu mohon dilibatkan ahli bahasa. Baiklah ini butir 6 ditimuskan kemudian butir 7 berkaitan dengan usul, saya kira ini menyesuaikan ya? Langsung timus ya? Butir 6 timus.

ICRAPAT: SETUJU)I

Jadi langsung setuju ini Ya? Jadi bahwa berhubungan dengan hal tersebut pada butir a, b, c dipandang perlu membentuk UU. Perlu dibentuk atau membentuk ya? Saya kurang tahu persis. Ini nanti apa endak sekaligus menyangkut di atas. Walaupun ini sudah disetujui tapi rasa bahasa nanti mungkin, ya ahli bahasa begitu ya? Jadi ini sudah kita terima, tapi nanti penyempurnaannya di timus dan para ahli bahasa yang terkait disana. Karena ada yang membentuk ada yang dibentuk dsb. itu rasa bahasa gitu. Terima kasih. Jadi menyatu gitu. Karena memang didalam konsideran menimbang itu nanti dari teknis yuridisnya itu seperti UU yang lain nilai­nilai filosifisnya, lalu nilai yuridisnya dan sosiologisnya haruis terbaca disana.

Bapak dan saudara sekalian. sekarang butir 8 ityu sudah disetujui ya? Oh ini tidak ada. Jadi tidak ada masalah ya? sudah disetujui ya?

ICRAPAT : SETUJU)I

Kemudian butir 9 juga sudah disetujui, ya disetujui sudah.

ICRAPAT : SETUJU]

Sudah disesuaikan dengan usul ABRI ingat saya tu. Jadi butir 6 disetujui. Kemudian butir 10. Saya ingin usulkan butir 10 sebetulnya ini masuk panja benar, tetapi karena kita belum memasuki butir-butir di bawah ini kita tangguhkan dulu pembahasannya.Karena kita belum membicarakan masalah apakah ini ke peradilan agama atau masalah kejahatan kriminal nanti begitu. Barang kali begitu ya kita tangguhkan dulu nanti pembahasan berikutnya. FKP

FKP (FROP.DR.H. UMAR SYIHAB): · Terima kasih Pak.

Saya pikir ini bukan menyangkut masalah sanksi saja. Ini menyangkut kaitan UU No. 7 itu dengan masalah infaq dan shadaqah. sedangkan bukan masalah sanksi. Kalau kita bicara masalah sanksi memang tidak ada, karena sanksi yang kita sebutkan didalam UU ini RUU ini itu tidak dicantumkan apakah ia masuk didalam hukum pidana atau diselesaikan oleh bidang agama. Tapi FKP mengusulkan ini dimasukkan dalam rangka kaitannya. karena dalam UU no.7 itu ada disinggung masalah infaq dan shadaqah.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Baiklah kita putar ya. Jadi FKP akan menambahkan. Kalau endak kita putar dulu. Ya silahkan.

26

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 27: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FKP (DRS. H. BASRI BERMABDA): Terima kasih Pimpinan, Jadi kami dalam DIM 10 ini mengusulkan bahwa penambahan pada butir 3

konsiderans ini yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya saya putar ke FABRI.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih pak. Memang setelah kami periksa di Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama, salah satu Pasal 49 mengatakan demikian "Pengadilan agama bertugas dan berwenang meminta memutus dan menyelesaikan perkara­perkara di tingkat pertama di antara orang-orang yang beragama islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam, dan yang terakhir wakaf dan shadaqah". Jadi di situ kelihatannya menyangkut, sedangkan ini penambahannya butir 3 "mengingat" saya kira bisa pak.

KETUA RAPAT : Terima kasih, selanjutnya FPP, saya persilakan.

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Jadi menanggapi usulan FKP ini pertama harus jelas dulu rujukan

terhadap Undang-Undang Nomor 7, karena tidak bisa menyebutkan Undang­Undang No. 7 tentang Peradilan Agama, ini terdiri dari sekian Bab dan sekian Pasal. Jadi sebenarnya yang ingin disasar apakah betul Pasal 49 sebagaimana yang disampaikan oleh FABRI atau ada pasal lain. Jadi itu yang mana sehingga kita semua bisa mengetahui apa isi pasal yang sesungguhnya menjadi dasar dari konsideran ini, itu yang pertama.Jadi perlu ada kejelasan yang mana dimaksud dari Undang-Undang Nomor 7 ini.

Yang kedua,dalam hal penempatan, jadi kalau ini ingin dimasukan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam hal mengingat ini, maka sesungguhnya dia bukanlah butir baru bukan nomor baru tapi dia masuk pada DIM 8 yang berkaitai1 dengan Undang-Undang disitu dimasukan saja dengan catatan tadi yang pertama. Jadi Undang-Undang Nomor 7, Pasal berapa yang ingin dijadikan acuan. Jadi bukan butir baru tapi masuk kepada DIM 8 itu, karena yang kedua yang menjadi mengingat yang ada dalam DIM 9 itu sudah tetap, jadi ini susunannya saja.

Demikian pimpinan.

KETUA RAPAT : Terima kasih. Sekarang kita berikan kesempatan kepada Pemerintah, pertimbangan­

pertimbangan mengapa dulu tidak dimasukan dan sekarang ada ini mungkin diskusinya panjang mungkin bisa memberikan penjelasan.

27

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 28: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH: Memang dalam rancangan terdahulu tidak dimasukan, namun barangkali

dapat dipertimbangkan oleh kita semua mengacu kepada seminar yang diadakan oleh Pusat Penelitian Yayasan Sunan Ampel dan Kanwil Agama Propinsi Jawa Timur, itu pada salah satu bahasan yang dikemukakan, misalnya di sini tentang pelanggaran pidana dan perdata yang tersebut dalam RUU tentang Pengelolaan Zakat ini adalah pelanggaran hak mustahiq yang dilakukan oleh Sadan Amil Zakat seperti adanya Mustahiq yang tidak mendapat bagian zakat atau ada kelainan dalam pendistribusian zakat atau kekeliruan amil dalam menerima dan membagikan zakat. Kalau masalahnya dalam lingkupan perdata, sebenarnya harus ada Undang-Undang yang memberikan wewenang kepada Pengadilan Agama untuk menangani masalah shadaqah yang tentu saja berkaitan dengan bidang perdata.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Pasal 49 ayat (1) mengatakan "Pengadilan agama bertugas dan berwenang meminta memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang­orang yang beragama islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam, dan yang terakhir wakaf dan shadaqah". Kalau untuk bidang perkawinan dan kewarisan terdapat penjabaran wewenang pengadilan agama pada ayat berikutnya (2) dan (3) , ~etapi tentang wakaf dan shadaqah tidak ada. Oleh karena itu yang disebut sengketa shadaqah itu tidak mungkin dimaksudkan shadaqah yang sunah sebab sifatnya sukarela.

Yang dimaksud tentu shadaqah wajib atau zakat yang dikelola oleh Sadan Amil Zakat sebagaimana wakaf dikelola oleh Nadir Wakaf. Untuk inilah perlu adanya pasal yang terkait dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama tersebut agar dapat dilakukan sinkronisasi antara UU dan yang berkaitan. Ini barangkali yang dapat saya sampaikan sebagai bahan pertimbangan.

KETUA RAPAT: Pendapat pemerintah?

PEMERINTAH: Menurut hemat kami barangkali dapat dimasukan di sana.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

PEMERINTAH: Ini dibawa ke Timus barangkali pak.

KETUA' RAPAT: Terima kasih. Ini ada usul bahwa yang masalah ini sudah putaran pertama, kalau mau

diputar ke-2 boleh, tapi pemerintah mengusulkan masuk ke Timus. Masih perlu ada putaran lagi ? Silakan dari FPP nanti selanjutnya FASRI dan FKP dan seterusnya.

Silakan FPP !

28

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 29: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Jadi substansinya kami bisa menangkap yang menjadi rujukan itu adalah

Pasal 49 dari UU tentang Peradilan Agama. Hanya persoalannya kami ingin mendapat klarifikasi saja dari kita semua apakah lajim, karena yang akan kita buat ini adalah UU. Apakah lajim UU itu mempertimbangkan UU lain, jadi · sejauh yang kami pahami biasanya refring itu hanya pada sesuatu yang lebih tinggi dalam hal ini konstitusi UUD 1945 dan Tap. MPR.

Adapun UU yang lain dari sistem Perundang-undangan kita ketentuan Perundang-undangan kita apakah lajim itu kita pada konsiderans mencantumkan UU lain. Ini sekedar klarifikasi saja.

Demikian Pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih, saya persilakan tambahan.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE) : Saya kira kalau beliau ini sistimnya maklum saja orang Jawa, sistim bertanya,

kalau menurut saya tidak lajim, tidak lazim satu UU yang selevel menjadi rujukan kecuali UUD 1945, Tap. MPR, ketentuan-l<etentuan lain lebih tinggi sebab masing­masing punya jalur. Jadi kalau dia jadikan satu pegangan padahal selevel tidak mungkin. Oleh karena ini pendapat sudah walaupun pertanyaan itu sinkron dengan saya daripada panjang-panjang bertanya dijawab lagi inilah menurut saya tidak lazim.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Jadi begini barangkali saya bisa menjelaskan berapa konvensi yang pernah

kita buat dalam rangka pembahasan RUU. Kalau referensinya itu pertama UU pokok itu bisa artinya lalu karena ada perintah untuk membuat UU lalu UU yang terkait yang memerintahkan langsung artinya ada perintah dari itu bahwa akan diatur oleh UU tersendiri, apakah itu ada instruksi langsung atau tidak langsung itu tadi pulang pada kita semua, tetapi rupa-rupanya, nada-nadanya koq sebenarnya tidak terlalu keberatan kalau seandainya itu toh dibicarakan atau dicantumkan mungkin begitu ya, tapi kita putar dulu FABRI, saya persilakan pak.

FABRI (ABDULLAH HADI): Didalam hal ini kita melihatnya seharusnya DIM ini tidak terpisah DIM

8,9,10, karena DIM 8,9,10 ini, DIM 8 ini judulnya adalah mengingat bukan dasar untuk DIM 61 semuanya ini mengenai UUD, Tap MPR ini jelas diatas UU. Jadi tidak salah ,ya kalau seandainya ada UU lain yang betul setaraf, tetapi ada kaitannya supaya ada kordinasi satu dengan yang lainnya. Kalau seandainya berdiri sendiri-sendiri tidak ada kordinasi nanti ini berjalan sendiri-sendiri. Katakanlah Zakat yang kita bicarakan kemarin Zakat dengan pajak kalau tidak ada kordinasi nanti zakat lari sendiri, pajak lari sendiri.

Demikian juga di Peradilan Agama ini pak, Peradilan Agama mungkin dia menjatuhkan sanksi terhadap orang yang menggunakan shadaqah yang tidak

29

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 30: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

benar disini ada juga di pasal terakhir ada sanksi, jadi ini berjalan sendiri­sendiri, maka itu saling mengingatkan apa salahnya kalau kita tambahkan.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih, FKP.

FKP{DRS.H.BASRIBERMANDA): Terima kasih pak. Kami sengaja mencantumkan Pasal 49 ayat (1) butir c ini dalam UU ini,

karena memang sangat terkait karena pengertian shadaqah, apa dari Pemerintah tadi menjelaskan lagi dalam suatu seminar. Dalam UU Peradilan Agama pun dalam mengingatnya pun mengutip beberapa UU. Jadi ada UU misalnya saya sebut pertama Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) UUD kemudian dalam mengingat UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan pokok kekuasan kehakiman mungkin sejalan dengan Bapak Ketua utarakan tadi. Tapi nomor 3 masih UU, UU nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

Jadi saya pikir ya nampaknya lajim juga dalam 1 butir UU ada pertimbangan dalam mengingatnya mengacu kepada UU yang lain,karena ada kaitannya tentu nanti terkait juga dengan masalah sanksi dan lain-lain. Oleh sebab itu kami sekali lagi teap menginginkan dimasukan dalam pasal ini dan di Timuskan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Tadi pemerintah sudah pnns1pnya tidak keberatan dan di Timuskan.

Bagaimana ini sudah 2 putaran, apakah ini dianggap sebagai yang prms1p esensial atau barangkali bisa dilanjutkan ke Timus. Pimpinan mengharapkan bisa dilanjutkan ke Timus. Apa ini masih kalau ini merupakan yang krusial ya lobi atau kita pending. Kalau ini barangkali sudah bisa disepakati esensinya kita Timuskan.

Bagaimana bisa di Timuskan pak ya ?

FPP {DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Jadi prinispnya tidak ada persoalan substansial dari kami jadi pnns1pnya

kami bisa menerima kalau ini ingin dimasukan hanya tadi ingin mendapatkan konfirmasi saja, paling tidak,tidak menyalahi dari ketentuan legal drafting yang sesungguhnya, karena seperti mana yang disampaikan oleh pimpinan biasanya refering yang sama levelnya UU itu. Kalau UU itu bersifat UU pokok atau memang pasal itu betul-betul menujuk perlunya dibentuk UU misalkan ketentuan lebih lanjut mengenai hal ini ditetapkan oleh UU misal-kan itu langsung menyebut. Hanya hal ini yang dari kami sendiri kurang mendalami hal ini mungkin perlu dikonsultasikan kepada ahlinya, demikian.

30

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 31: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terima kasih, Kalau demikian kita Timuskan dengan catatan Pemerintah nanti barangkali

mencari referen yang terkait dengan ini, bisa kita Timuskan ?

FKP (K.H. AHMAD ZABIDI) : Interupsi pak, · · Perkara di Timuskan kalau memang substansinya ini sudah disetujui saya

kira bisa setuju tinggal menambah saja tadi pasalnya pak. Jadi Timus tidak usah membahas lagi. Kalau secara substansial ini diterima dan selayaknya dipisah dari DIM 8, karena statusnya berbeda UUD sama UU.

KETUA RAPAT: Begini, di Timuskan tadi kan, kalau Timus itu berarti yang · prinsip sudah

disetujui, tapi Timus itu kan nanti rangkaian tadi ini nomor 2 atau di nomor 3 atau perlu ada pasalnya dicantumkan atau tidak, apa sekarang perlu kita diskusikan, dengan demikian kita Timuskan ?

ICRAPAT : SETUJUJI

Terima kasih. Bapak-bapak dan Saudara-saudara sekalian. Sekarang butir 11 lewat? terima kasih. Kemudian butir 12 saya kira sudah

selesai, ya terima kasih. Kemudian butir 13 selesai, kemudian butir 14 juga selesai ya ? . Kemudian butir 15 selesai. Kemudian butir 16 sekarang.

Bapak-bapak dan Saudara-saudara sekalian. Butir 16 ini ada yang menyangkut substansial baik yang disampaikan oleh

FABRI dan FKP agar ada pengertian atau pendevisian tentang pengelolaan,apa itu pengelolan zakat, apa itu pengelolaan. Ini barangkali kalau substansi ini bisa kita terima artinya pemerintah maupun fraksi-fraksi itu memandang pengertian luasnya pengelolaan itu seberapa jauh lebarnya a-z atau hanya a - d begitu, kalau itu kita bisa terima pengertian pengelolaan, karena alasan dari FABRI dan FKP kemarin karena ini menyangkut suatu judul pokok, ini perlu dielaborasi secara lebih jelas begitu, sehingga kalau tidak ada nanti kurang pas. Oleh karena itu saya persilakan dari FABRI untuk menyampaikan masukannya.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih pak. Dari FABRI memang mengusulkan adanya tambahan pengertian dengan

"Pengolahan zakat", apalagi dengan setelah kita setujui bahwa judulnya hanya pengelolaan . zakat. Mungkin di pengelolaan zakat ini nanti kita tambahkan sekali. Jadi "Pengelolaan zakat" di sini yang dimasud bukan hanya mengelola zakat, tetapi termasuk infaq dan shadaqah didalamnya, sehingga pengertian itu diperlukan.

Terima kasih pak.

31

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 32: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terima kasih, FKP !

FKP (PROP. DR. H. UMAR SYIHAB) : Terima kasih. Seperti tadi yang kesepakatan kita bahwa judul ini kita tetapkan hanya

menggunakan istilah · pengelolaan zakat. Walaupun kita sepakati juga bahwa masalah infaq dan shadaqah itu dicantumkan sehingga pada kesempatan ini kami menyetujui usul FABRI untuk bukan hanya menyebutkan zakat, tapi juga infaq dan shadaqah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Saya persilakan FPP.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE) : Terima kasih. Ini saya kira menyangkut ketentuan umum perlu ada istilahnya apa yang

dimaksud dalam UU yang dimaksud ini. Ini perlu ada kejelasan tentang zakat, pengelola, shadaqah, infaq segala ma~am perlu itu pak. Tapi barangkali tidak perlu di sini dibahas definisinya, tapi nanti direnungkan nanti masuk perumus langsung, tapi perlunya dibahas itu kalau dibahas ini redaksi bisa panjang lebar, nanti kita endapkali tentunya pengelolan yang belum ada devinisi di sini itu dipikirkan, di Timuskan saja kalau disini bisa bertele-tele pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. FPP mengusulkan Timus, FABRI setuju ya Timus, FKP juga setuju Timus,

Pemerintah?

PEMERINTAH: Setuju di Timuskan.

KETUA RAPAT: Ya, butir 16.

FABRI (ABDULLAH HADI) : Interupsi pak. Jadi setuju di Timuskan draft awal diharapkan dari Pemerintah. Terima kasih pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Mumpung jadi anggota DPR ini, jadi substansi bahwa ini perlu dimasukan

dalam ketentuan umum disetujui semua dan dirumuskan lebih lanjut dalam Timus konsep awal dari Pemerintah. Dan ini supaya menjadi kesepakatan kita bahwa . kalau nanti masuk Timus itu Pemerintah sudah langsung inisiatif untuk bikin

32

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 33: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

rumusan awal, sudah otomatis begitulah supaya nanti mempercepat proses ini. Pemerintah juga setuju pak ya begitu, terima kasih. Ini ada inspirasinya dari FABRI, awal dari pemerintah dulu supaya ada acuannya. Butir 17 berkaitan dengan usulan FABRI, FKP dan FPP tentang definisi daripada zakat. Saya persilakan FABRI.

FABRI (ABDULLAH HADI) : Dari FABRI disini menambahkan "ibadah" saja pada devinisi zakat, kemarin

hidup rupanya kemarin sudah di drop katanya hanya "zakat" saja pak, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, kalau begitu FABRI tidak menambahkan, FKP.

FKP (ORA. NY. Hj. NAHIYAH JAIDI FARAZ, M.Ed): Terima kasih untuk FKP, memang diusulkan perubahan yaitu zakat adalah

sebagian harta yang disisihkan setelah memenuhi ketentuan khaul dan nishab yang merupakan kewajiban bagi muzakki yang dikelola oleh Amil untuk diberikan kepada mustahiq. Jadi memang di sini hal harta yang di zakatkan penekanannya lebih kepada harta bukan kepada aktivitasnya ini mungkin yang lebih kita tekankan dan muzakki disini mungkin akan kami anggap lebih pas sehingga kita menggunakan badan atau orang, karena menyangkut pada butir-butir yang lain. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, selanjutnya silakan FPP.

FPP (DRS. ZAINUT TAUHID SA'ADI) : Terima kasih. FPP mengusulkan beban zakat itu disamping di bebankan kepada orang

muslim juga ada penambahan badan. Sadan di sini pengertiannya adalah 2 orang muslim atau lebih yang berserikat atau yang bekerjasama untuk mendirikan sebuah badan usaha. Kenapa FPP melihat ini penting untuk dimasukan menjadi muzakki, karena didalam perkembangan ke depan FPP melihat kalau misalnya ini tidak diatur nanti akan menyulitkan dan juga didalam hukum positif kita sekarang ini ada perkembangan badan usaha itu sudah menjadi subyek hukum, korporasi didalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sudah disahkan oleh DPR itu memasukan korporasi sebagai subyek hukum atau badan usaha menjadi subyek hukum, sehingga pengertiannya subyek hukum di sini adalah badan usaha bukan dalam pengertian institusinya, tapi kepengurusannya, karena dalam badan usaha itu diatur oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan itu kembalinya kepada pengurus.

Kemudian hal ini menjadi penting karena ada keterkaitan dengan pasal yang lain yaitu Pasal 13 tentang pengurangan pajak bagi yang sudah mengeluarkan zakat. Sedangkan wajib pajak itu bisa terdiri dari orang maupun badan, badan hukum di sinilah barangkali ada korelasinya itu.

33

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 34: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Saya pikir itu beberapa alasan yang perlu kami kemukakan yang memang ini juga merupakan aspirasi yang masuk di fraksi kami, sehingga kami perlu menyampaikan didalam DIM kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Bapak dan Saudara sekalian. Dari FPP sudah, FABRI juga sudah tadi ya, FKP sudah. Sekarang Pemerintah

silakan. ·

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI): FKP belum Pak.

KETUA RAPAT: FKP belum oh iya, saya persilakan.

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI): Sudah.

KETUA RAPAT: Kalau diperlukan, putaran kedua nanti. Dari Pemerintah saya persilakan.

PEMERINTAH: Terima kasih. Memang dalam naskah RUU yang diajukan itu pembebanan itu hanya atas

seorang muslim, dalam hal ini saya kira sudah dimaklumi, difahami yang telah juga berjalan selama ini, tetapi dalam perkembangan lebih lanjut. Tentu timbul pertanyaan seandainya pribadi-pribadi muslim ini berkumpul dalam suatu perikatan semacam sarikat atau perusahaan secara bersama. Pertanyaan kita adalah apakah pembebanan harta yang disarikatkan itu kembali kepada masing-masing misalnya usaha masing-masing ataukah kepada perusahaan itu sendiri yang didukung oleh sejumlah orang lebih dari seorang muslim itu. Ini yang barangkali alur pikiran yang kita telusuri dalam masalah ini. Nah dari masukan yang sampai kepada kami memang ada usulan selain disebutkan atas seorang muslim juga ditambah yaitu badan misalnya disebut di situ atas seorang muslim atau badan. Nah badan di sini barangkali ini badan apakah harus Badan Usaha semacam sarikat tadi di bidang perniagaan perdagangan ataukah juga badan-badan yang lain.

Di dalam praktek menurut informasi yang kami terima semacam universitas Muhammadiyah itu katanya mengeluarkan zakat dari badan ini. Jadi dalam kesatuan ini mengeluarkan.

Nah perbandingan di luar ini dalam kaitan kasus Malaysia ini Tabung Haji yang itu merupakan pertumbuhan perbadanan di sana organisasi ya badan yang begitu besar menghimpun dana untuk calon-calon haji juga badan ini mengeluarkan zakat itu.

34

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 35: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Ini barangkali untuk bahan penelusuran kita apakah memang badan itu harus masuk dan tidak dan bagaimana yang telah ada di dalam praktek selama ini.

Demikian Pak terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Saya persilakan FKP. Ini kan termasuk butir yang krusial ya Pak ya. Jadi

yang pernah agarkan oleh pimpinan itu butir yang kedua, disamping butir yang satu judul tadi, itu juga sudah merupakan suatu krusial tetapi mari kita diskusikan. FKP saya persilakan Pak Kyai Zabidi.

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Ini intrupsi sedikit Pak. Menambahkan dalam DIM 19 juga kita sebenarnya kemarin telah menyetujui

dalam hal hal mustahiq itu juga badan masuk begitu, ini sekedar mengingatkan. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Saya persilakan Kyai.

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI): Terima kasih Pak. Penambahan dari penjelasan dari yang pertama, sementara ini kami melihat

merujuk dari pada bahasa aslinya. Dari bahasa agama dan itu aslinya yang disebut muzakki, mustahiq itu adalah orang itu, bahwa kemudian orang itu berkumpul itu kriterianya nanti kembali kepada orang itu. yang menjadi masalah baru bagi kami kalau refrensinya di Malaysia bahwa badan itu mengeluarkan zakat sebenarnya rujukannya apa begitu Pak. Sebab badan ini kan barang mati Pak, kok kena hukum agama dituntut hukum agama. Sadan merupakan suatu lembaga dan barang mati.

KETUA RAPAT: Perlu kunjungan kerja itu mestinya ya kemarin siang.

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI): Kira-kira Pak. Saya tidak mengerti kalau sampai Malaysia menetapkan badan ini harus

mengeluarkan zakat atau, sedangkan istilahnya muzakki atau mustahiq itu orang. Oleh karena itu kalau kita menyebut orang, saya kira inklusif kalau orang itu sudah berserikat ya orang-orangnya yang kena bukan sarikatnya begitu lho Pak, kira-kira begitu Pak, sehingga dengan demikian kalau menyebut orang.

Saya kira cukup mengambil istilah agama di sini muzakki, mustahiq dan amil begitu, sehingga orang sudah faham, muzakki itu orang, mustahiq ya orang bahwa kemudian mereka berkumpul, ya dari kumpulan itu dipecah menjadi kewajiban dari orang per orang yang ada di situ. Kalau kita menunjuk badan ini rujukan agamanya ya kami pikir perlu ada kejelasan.

Terima kasih Pak.

35

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 36: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terima kasih. FKP ada yang mau menambahkan. Kalau tidak ada saya lanjutkan ke, ada

. Pak supaya nanti jangan umpamanya nanti saya dilewati, tidak ! oh ya. FABRI Pak silakan !

FABRI (ABDULLAH HADI): Baik, terima kasih Pak. Ini menyambung dari pada Pak Kyai tadi, kami sependapat Pak bahwa untuk

pemberi zakat dalam hal ini muzakki, itu harus orang. Kalau kita kaitkan dengan hukum agama zakat itu hukumnya wajib bagi yang melaksanakan mendapat pahala yang tidak berdosa. Kalau dia diberi pahala badan, badan siapa yang, masa suatu badan berpahala terus siapa yang menerima pahalanya terus siapa yang menerima pahalanya. Ini dikaitkan dengan hukum Islam, sehingga untuk pemberi,kalau dosa silahkan saja, kalau pemberi ini memang orang, tapi kalau mustahiq bisa badan, karena ada badan amil zakat, memang dia ada bentuk badan kan badan si penerima tidak kena hukum. Apa yang menerima dapat pahala, apa yang tidak menerima tidak dapat pahala ini tidak di dalam hukum islam, tapi pemberi yang diatur. Di dalam hal ini saya kira konsep Pemerintah sudah pas sekali di sini, kalau muzakki itu orang kalau mustahiq orang dan badan. . Jadi saya kira untuk badan di zakat ini mungkin untuk dipertimbangkan Pak untuk tidak dimasukan.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih. FKP sudah, FABRI sudah, sekarang barangkali FABRI tambah silakan.

FABRI (TJAHJONO HS): Terima kasih Pak. Usulan dari itu masih ada perlu ditanggapi adalah masalah sesuai dengan

ketentuan hukum Islam sedangkan naskah aslinya adalah hukum agama. di pasal­pasal berikutnya itu banyak menyangkut hukumagama-hukum agama. Jadi kami sependapat dengan FPP, tetapi kalau itu banyak itu hukum agama di depan atau di belakang sendiri nanti bahwa yang dimaksudkan dengan agama ini adalah agama Islam, sehingga tidak berulang-ulang hukum agama Islam-hukum agama Islam dengan agama berarti agama Islam.

Demikian Pak terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

Sekarang saya persilakan dari putaran yang kedua ini kepada Pemerintah. FPP belum, oh iya silakan Pak silakan.

FPP (ABDUH PADARE): Ketua kalau Ketua ngomong itu tidak mau kita-kita, FPP maksud saya

dipimpin anggota diwakili betul, jangan dilupa dong. Terima kasih Bapak Pimpinan.

36

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 37: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Bapak-bapak sekalian. Ini pertama ini mengenai adanya tambahan Badan ini saya kira memang

kalau kita letterlux artinya istilahnya pengertian harfiah itu muslim ya begitu. Tapi kalau kita mengambil perdebat istilahnyah seperti halnya masalah yang umum ini berarti antisipasi masa depan. Masa depan itu artinya kalau perorangan terus sebanyak perusahaan besar, umpanya perusahaan Pak Muchsin, Pak Muchsin kena zakat, tetapi perusahaannya tidak mau dikenakan, karena dipimpin oleh umpamanya Lukman dia kan punya dia kan direktur utama. Nah zakat ini bisa kucing-kucingan, oleh krena itu zakat harta seperti Muhammadiyah sudah praktekan. Tadi Pak Qomari Anwar tidak hadir itu Universitas Muhammadiyah karena banyak duitnya keluarkan zakat itu, walaupun Qomari Anwar tidak dapat karena dia cuma diretur rektor. Ini barangkali dalam rangka antisipasi karena makin modern, karena makin bersarikat orang makin terorganisasi maka perlu barangkali di situ diberikan badan dan atau. Salah satu contoh kalau mustahiq, Mustahiq kan juga yang menerima.

Kalau menurut versi Kyai Zabidi mustahiq itu kan orang nah ada perlu badan, tapi di dalam DIM 19 itu mustahiq orang dan atau badan. Jadi ini kan ada badan itu, bisa menerima, memberi bisa juga barangkali, ini tinggal kesepakatan kita. Kalau menurut saya tidak perlu secara harfiah, kita ijtihad, mungkin memang ijtihad ini supaya harta perusahaan itu juga yang nota bene orang yang punya bisa bersih, itu satu.

Kedua saya terima kasih kepada FABRI yang selama ini mengeritik FPP tidak boleh ada Islam, tidak boleh ada Islamnya, tetapi FABRI sendiri ada Islamnya di sini. Ini kan aneh ini, tetapi kali ini mungkin keliru atau lupa. Kami kalau dari awal saya Pak dalam hal ini Pak Tauhid dari awal saya bilang kalau kata agama itu identik Islam tidak usah. Saya ambil contoh kalau Pak Willem mau masuk Islam tidak soal itu. Oleh karena itu di sini usul FABRI masih ada agama Islam juga hukum agama cukup. Ini sebenarnya bagusnya karena diskusi ini bukan final kita saling mengisi saling mencari yang terbaik untuk kepentingan negara dan bangsa. Oleh karena itu ya kalau ada keanehan di dalam DIM kita ini bukan berarti sengaja bikin aneh, itikad baik semua untuk mencari yang lebih baik.

Oleh karena itu termasuk kalau tidak orang atau badan tujuannya juga untuk melengkapi supaya jangan kaku. Kalau orang saja terus berkembang negara ini lebih maju umat Islamnya, lebih kaya perusahaannya bagaimana. Umpamanya zakatnya perusahaan a, b, c siapa yang mau. Apakah Pak Probo saja atau perusahaannya umpamanya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

FKP (PROF. DR. K.H. BISRI AFFANDI, MA.): Tambah boleh Pak. FKP tadi kan?

KETUA RAPAT: FKP sudah lewat Pak, sudah Pak, nanti putaran, oh putarannya sudah habis

Pak, nanti kalau perlu lobbynya saja Pak. Sekarang saya persilakan Pemerintah Pak.

37

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 38: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH: Terima kasih. Tentu ahli ini yang ahli hukum maksud saya tentang siapa subyek hukum dan

seterusnya orang atau semacam yayasan steftink dan macam-macam saya kira itu Pak Ketua saya kira yang sangat memahami masalah ini. Namun dalam masukan yang kami terima misalnya dari hasil diskusi pengurus NU Jatim memang masukan yang dikirim kepada kami pada siapa yang wajib atau muzakki itu di sini yang semula muzakki adalah orang yang berkewajiban menunaikan zakat, ternyata di sini diperluas menjadi muzakki ialah wajib zakat yaitu orang dan badan yang berkewajiban menunaikan zakat. Ini antara lain masukan yang dapat kemudian juga pada zakat ya di atas itu juga disebut yang dibebankan atas orang muslim dan badan sesuai dengan ketentuan hukum dan seterusnya itu. Jadi ini antara lain sebagai bahan masukan yang kami terima.

Kemudian mengacu sebagai perbandingan yang mohon maaf karena ini kebetulan barangkali lebih dahulu mereka melaksanakan. Pada panduan ringkas mengire zakat bahasa Malaysia, ini pada zakat pendapatan dia setempat empat ratus jumlah pendapatan kasar setahun kalau pendapatan tersebut lebih dari pada nishab atau dua setengah persen dan seterusnya.

Kemudian pada zakat uang simpanan 2,5 % atas nilai terrendah suatu tahun semua jenis simpanan termasuk ya kalau ya seterusnya bahasa sana, saya tidak begitu paham, zakat saham dan seterusnya,maka pada zakat perniagaan adalah dua lima ratus 2,5 °/o menurut kita atas harta perniagaan yang layak zakat yang melebihi dari pada nishab.

Di sini dijelaskan harta perniagaan yang layak di zakat ialah harta semasa bersih dan pelaburan investasi yang dimaksud jangka pendek kali peratus equity yang dimiliki oleh individu muslim kali kadar zakat dua setengah ratus. Pada bagian akhir disebutkan kalau sarikat tidak membayar zakat bagi pihak individu muslim yang memegang saham dalam sarikat tersebut, maka setiap individu muslim tersebut bertanggung jawab atas zakat sahamnya. Ini barangkali sebagai perbandingan yang dimaksud dengan badan. Dan kalau badan itu tidak dilaksanakan, maka akhirnya kewajiban jatuh kepada individu-individu yang berserikat atau berkumpul pada badan tersebut.

Demikian barangkali bahan pertimbangan untuk kita bahas. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Bapak dan Saudara sekalian. Ini sudah dua kali putaran dan rupa-rupanya masih belum ada titik temu di

sini dengan hal-hal tersebut. Saya ingin usulkan ini dipending saja, karena masih memungkinkan supaya nanti dilobby, karena ini ada masalah-masalah yang rupa­rupanya kalau saya lihat gelagatnya memang agak prinsif begitu ya. Jadi tidak atau belum bisa ke Timus, tetapi nanti kalau kita sudah dapat banyak bahan yang harus dipendingkan dilobbykan nanti kita lobbykan.

Ini kita lewati dulu. Pending dulu bagaimana setuju ? Ini kita pendingkan dahulu.

38

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 39: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

!(RAPAT: SETUJU]

Terima kasih. Butir 17 kita pending, terkait dengan masalah badan sebagaimana krusial

kedua yang telah disampaikan kepada Bapak dan Saudara sekalian oleh Pimpinan. Baiklah Saudara sekalian kita lanjutkan DIM 18 sudah selesai Timus ya. Kemudian DIM 19 selesai Timus. Mari kita ikuti hasil yang ini yang kecil yang terakhir kita terima hari ini. Kemudian 19 juga Timus, DIM 20 dibahas di Panja. Saya ingin mohon Bapak fraksi-fraksi yang mengusulkan untuk DIM 19 yaitu ini FKP DIM 19 ingat saya sudah Timus ya ? oh iya DIM 20 panja ya ?

Saya persilakan FPP. FPP terlebih, FKP juga, untuk kali ini FPP dahulu lah, silakan.

FPP (DRS. ZAINUT TAUHID SAAD!): Usulan FPP tentang penjelasan amil, kami menambahkan bahwa amil adalah

orang atau lembaga yang bertugas mengelola zakat. Jadi amil itu bisa berupa orang atau juga bisa badan atau lembaga. Saya pikir itu.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Selanjutnya FKP.

FKP (DRS. H. YUSUPADI HS): Terima kasih Pak Ketua. Kalau FKP ada kaitannya dengan judul Pak. Karena judul sudah terselesaikan,

maka usul FKP berarti sudah selesai. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Sekarang saya persilakan FABRI untuk menanggapi usulnya FPP saja, berarti

tinggal FPP saja ya. FKP kan sudah menyesuaikan tadi, untuk ditanggapi FABRI saya persilakan Pak.

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih Pak. Ini dari FPP pengusulan. Tadi badan sekarang lembaga, ini agak bingung

begitu lho Pak. Dimana bedanya badan dan lembaga ini. Kalau tidak badan saja seandainya amil adalah orang atau badan yang bertugas mengelola zakat. Di sini berubah lembaga yang bertugas mengelola zakat.

Mohon klarifikasi dulu Pak. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: FPP ini ada permintaan klarifikasi kaitannya dengan yang ditanyakan oleh

FABRI. Saya persilakan Pak Zainut.

39

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 40: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Jadi memang dalam pemahaman kami untuk membedakan antara institusi

pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Pemerintah dengan yang dilakukan oleh masyarakat itu kami bedakan dengan istilah yang dilakukan oleh Pemerintah. itu kami namakan Sadan. Sedangkan yang dilakukan oleh masyarakat itu kami gunakan istilah lembaga, ini sekedar membedakan itu saja. Jadi di sini memang lembaga dalam pengertian amil ini semata-mata untuk membuka peluang bahwa pengertian amil itu sesungguhnya tidak hanya semata orang petugas orang per orang, tetapi juga institusional lembaga itu juga bisa dimaknai sebagai amil zakat, demikian. Adapun badan tadi dalam konteks muzakki dan mustahiq itu lebih badan dalam pengertian kelembagaan sama dengan pengertian lembaga. Jadi institusi.

Demikian.

KETUA RAPAT: Silakan FABRI !

FABRI (ABDULLAH HADI): Terima kasih Pak. Dengan demikian berarti malah tambah bingung, karena amil itu orang,

badan Bazis itu isinya juga orang-orang, iembaga juga isinya orang-orang. Cuma bedanya kalau BAZIS itu yang dibentuk oleh Pemerintah. Sedangkan lembaga ini yang swasta. Kalau tidak demikian seharusnya ada konsisten, amil adalah orang, badan, lembaga yang seharus begitu seharusnya. Ini kenapa badan terus kabur begitu lho Pak ya, sehingga kami dalam, ini saran Pak saran kembali ke rumusan semula. Ini sudah mencakup ketiga-tiganya baik orang, baik orang yang di dalam badgan, baik orang yang di dalam lembaga. Jadi amil adalah petugas pengelola zakat, singkat, jelas, tegas titik. ·

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Saya persilakan FKP.

FKP (PROF. DR. K.H. BISRI AFFANDI, MA.): Terima kasih. Saya kira FKP ya seperti tadi, seperti yang diungkap oleh Pemerintah. Amil

adalah petugas Pengelola Zakat sama dengan FABRI lah. Jadi petugas itu sudah mencakup, dia bisa lembaga, dia bisa badan, apa lagi yang lain kami tidak tahu. Tapi itu semua adalah petugas, petugas pengelola zakat. Apa perlu ada klarifikasi misalnya saja.

Oleh karena itu saya usul di Timuskan saja.

KETUA RAPAT: Usul di Timuskan tetapi pemerintah juga bisa di Timuskan pak ?

40

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 41: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH : Setuju di Timuskan.

KETUA RAPAT : Ya, ini dari Bapak Wakil Ketua akan ada tambahan, silakan pak.

WAKIL KETUA (H.M.FIKRI) : Terima kasih pak. Pertama, kalau dikatakan petugas itu bisa artinya orang yang di lapangan

saja, 'kan ada staf, ada komandan, perencana segala macam nanti harus dibedakan ini atau apa artinya begitu kalau petugas? Jadi mungkin orang tadi, tapi kalau dibedakan swasta dengan pemerintah juga mungkin tidak betul, kalau semua namanya apakah lembaga silakan, apa badan silakan jangan nanti dibedakan yang pemerintah badan nanti ada dualisme itu zakat ini. Jadi mungkin petugas ini perlu kita pikirkan kembali begitu.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT : Baiklah, itu merupakan masukan nanti untuk Timus nanti ini akan terkait

dengan struktur organisasi, jadi ini kita se.tujui untuk di Timuskan DIM 20 ? setuju,

ICRAPAT : SETUJU)I

Terima kasih, Timus. Jadi kalau panja ke Timus itu ada kemajuan, tapi kalau panja mandek belum. Bapak-bapak dan Saudara-saudara sekalian. DIM 21 lewat ya, karena ini Timsin. Sekarang DIM 22 penambahan butir

baru oleh FKP mengenai rumusan khaul substansinya disetujui selanjutnya dibahas di panja, ini bunyinya begitu, jadi kalau substansi disetujui itu konsekwensinya ke Timus.

FPP ( DRS. ZAINUT TAUHID SA'ADI): Interupsi pimpinan. Sepengatahuan saya substansinya belum disetujui, karena pada waktu

itu dari FPP masih dipertanyakan, apakah hal ini perlu dimasukan didalam ketentuan umum atau tidak. Jadi kami mohon klarifikasi ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jawaban dari Pimpinan begini, substansi di setujui itu artinya apa ? Haul

itu perlu ada keterangan, kalau berulangulang nanti masuk didalam pendevinisian ketentuan umum, tapi kalau nanti dilihat hanya 1 saja itu nanti ada pada penjelasan pasal maupun pada ketentuan penjelasan umum begitu, jadi variasinya begitu dinamikanya, kalau disebut berulang-ulang masuk dalam ketentuan umum, tetapi kalau hanya saru kali saja itu dimasukan dalam penjelasan pasalnya atau didalam penjelasan umum atau yang berkaitan dengan itu, itu kesepakatan kita kemarin begitu. Begitu bapak-bapak sekalian ? kalau saya salah tolong diingatkan ini.

41

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 42: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Jadi ini masuk Timus, tetapi nanti masuknya apakah didalam ketentuan umum, apakah masuk didalam penjelasan pasal, apakah ini masuk didalam penjelasan umum nanti kita lihatperkembangannya. Ya begitu bapak-bapak sekalian ?. Kita langsung ke Timus ? ya. Kalau Timus itu sebagaimana usul FABRI tadi rumusuan awal dari Pemerintah. Pokoknya kalau Timus rumusan awal dari Pemerintah. Kemudian DIM 23, Panja, Pemerintah diminta menjelaskan penjelasan mengenai perbedaan Infaq dan Shadaqah berkaitan dengan usu Ian FPP. Coba FPP mengulang kembali apa yang dimasukan supaya Pemerintah ada persepsi.

Saya persilakan FPP.

FPP ( DRS. ZAINUT TAUHID SA'ADI): FPP sebenarnya dalam usul perubahan ini ada keinginan supaya infaq dan

shadaqah ini disatukan pengertiannya, akan tetapi kalau misalnya pemerintah bisa memberikan penjelasan atau pengertian untuk membedakan infaq dan shadaqah kami bisa menerima, jadi barangkali kami kembalikan kepada Pemerintah apakah sudah men-yiapkan rumusan untuk membedakan infaq dan shadaqah ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : . Terima kasih, saya kira untuk klarifikasi pemerintah dulu pak, ya ? untuk

diminta penjelasan. Silakan Pemerintah barangkali untuk menjelaskan mengenai shadaqah dan infaq ini.

PEMERINTAH: Terima kasih. Di dalam rumusan yang telah kami ajukan didalam naskah RUU ini menurut

kami sudah terjawab apa itu infaq yaitu pada DIM 23 untuk ayat (6) dan DIM 24 untuk ayat (7) keduanya masing-masing berisi apa itu infaq dan apa itu shadaqah. Demikian barangkali yang kami laporkan.

KETUA RAPAT : Terima kasih sebelum diminta untuk putaran yang kedua. Saya selaku yang

tadi ikut lobi, saya ingin jelaskan bahwa masalah infaq dan shadaqah itu hakikatnya akan mendapat suatu etensi khusus dalam Bab entah dalam apa begitu. Jadi sekarang barangkali dari lobi tadi maka masalah pembedaan infaq dan shadaqah sudah bisa dimaksud dengan lobi tadi itu pendapat saya, kalau saya salah mohon dibetulkan. Jadi FPP memang mengusulkan Infaq dan Shadaqah itu disatukan, tetapi pada waktu lobi tadi itu semua fraksi dan Pemerintah sudah sepakat bahwa masalah infaq dan shadaqah perlu mendapatkan suatu perhatian khusus jadi tetap ada penyebutan. Oleh karena itu barangkali kalau FPP tidak keberatan saya kira masalah ini bisa langsung di Timus kan.

Saya persilakan FPP.

42

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 43: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FPP (DRS. H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN): Jadi prinsipnya dulu kita sepakati dalam RUU ini akan diatur hal yang

berkaitan dengan Infaq dan Shadaqah itu jelas, apakah itu dalam pasal atau bahkan mungkin dalam Bab tersendiri, itu kesepakatan kita. Hanya persoalannya di sini dalam ketentuan umum itu mengatur pengertian definisi apa itu infaq, apa itu shadaqah. Sementara ini FPP berpandangan bahwa anatar infaq dan shadaqah itu penegrtiannya sama dalam konteks RUU 1rn, dalam konteks RUU ini pengertian Infaq dan Shadaqah itu sama, sehingga kami mengusulkan pada Pasal 1 ketentuan ini digabungkan saja.

Namun demikian kami bisa mendiskusikan kalau memang ada pikiran yang bisa meyakinkan kami bahwa infaq dan shadaqah itu memang secara esensial berbeda. Nah dari RUU yang diajukan oleh Pemerintah ini kami tidak melihat perbedaan yang esensial, maka kami mengusulkan penggabungan ini, tapi kalau nanti ada argumentasi yang bisa kami terima bisa dipisah, jadi karena ini menyangkut rumusan dan rumusan itu tidak semata redaksional, tapi juga mengandung pengertian yang substansial maka kami menyarankan 1rn ditangguhkan saja sambil menunggu rumusan yang baru dari pemerintah, jadi prinsipnya kita akan sepakat bahwa ini dimasukan dalam ketentuan umum hanya masalahnya apakah dipisah atau disatukan.

Demikian,

KETUA RAPAT : Terima kasih. Jadi prinsipnya bisa di Timuskan, tetapi ditangguhkan apakah nantf dalam

satu kesatuan apakah sendiri-sendiri, jadi masuk Timus ini ya. Apa putar sekali Iagi. Kalau begitu mari kita putar sekali lagi karena ada permintaan. Saya persilakan dari FABRI.

FABRI {ABDULLAH HADI): Sesuai dengan permintaan FPP pengertian Infaq dan Shadaqah ini yang

diberikan oleh Pemerintah ini sama sebenarnya hanya bedanya disini dikatakan perlu memperhatikan nishab dan khaulnya, dibawah tidak dikatakan itu tetapi uraiannya sama ini pak. Sehingga infaq dan shadaqah sama ini kelihatannya, tetapi pengeryian sehari-hari yang kita rasakan seolah-olah kaya lain, cuma lainnya dimana itu yang tidak tahu kita. Karena ada buktinya ada badan infaq dan shadaqah berarti Iain, lainnya dimana kita tidak tahu. Untuk ini kami mengharap sekali lagi dari Pemerintah pak, jadi rumusan infaq dan shadaqah yang betul­betul sesuai dengan fiqih yang berlaku, terima kasih pak.

KETUA RAPAT : Ini ada permintaan dari FABRI, pemerintah diminta untuk memberikan

rumusan apa beda infaq dan shadaqah itu. Hanya ini kan dari sudut lain saja, kalau dari usulan ini, barangkali ada pertimbangan dari masukan/usulan dari masyarakat barangkali. Saya persilakan Pemerintah.

43

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 44: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH : Terima kasih.

KETUA RAPAT : Pak ini,Pemerintah dulu kan ada pertanyaan dari FABRI, jadi kita belum

berikan kepada yang lain.

PEMERINTAH: Terima kasih. Sesuai dengan permintaan, karena rumusan yang ada pada DIM 23 dan DIM

24 masing-masing untuk ayat (6) dan ayat (7) dan masing-masing tentang infaq dan shadaqah itu rumusannya masih dianggap kurang jelas dan ada permintaan supaya dijelaskan lagi barangkali nanti mohon waktu kami akan mencarikan lagi rumusan yang mungkin bisa lebih memadai, demikian dan kami usul barangkali ini di Timuskan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Bagaimana Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian? Ini barangkali belum tuntas ini ada 2 cara, dipendingkan menunggu

rumusan dari Pemerintah dan belum ke Timus nanti kalau esensinya sudah ketemu baru kita Timuskan, ini Pending ya ? Jadi ·pending ada 2 yang sudah ketemu yaitu DIM 17 dan DIM 23 dan 24 pending. Lanjut pada DIM 25. Saya persilakan FABRI.

FABRI (ABDULLAH HADI): Saya kira ini ada kaitannya dengan pasal harta yang terkena zakat,

pengertian zakat adalah terdiri dari zakat fitrah dan zakat mal. sehingga dalam hal ini kami hanya menyarankan diberikan penjelaskan apa itu zakat mal dan apa itu zakat fitrahh. Apakah yang disebut zakat bernyawa nah itu perlu dijelaskan bayi kena atau tidak, yang seandainya pincang kena atau tidak itu kan perlu pak. Sehingga dalam hal ini ya memang kita tahu bahwa pokoknya yang bernyawa kena zakat, tetapi pembaca ini kan belum tahu semua pak, terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, saya putar kepada FKP dulu.

FKP (PROF.DR.H. BISRI AFANDI, MA): Saya kira pikiran FABRI dapat diterima ini, jadi kita pasti membuat rumusan

tentang zakat mal itu apa, zakat fitrahh itu apa dan yang akan buat rumusan sudah barang tentu pemerintah pertama-tama membuat. Jadi seperti tadi juga ini perlu nanti di pending kemudian sebelum di Timuskan mungkin begitu kira-kira gambarannya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

44

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 45: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI) : Tambahan dari FKP.

KETUA RAPAT : Ya silakan.

FKP (K.H. AKHMAD ZABIDI) : Tambahan saja dari penjelasan ini bahwa menurut catatan saya ini DIM ini ke

panja kemudian menunjuk Pasal 11 dan nanti diberi penjelasan pada Pasal 11. Mengenai khaul apa,zakat fitrah, zakat mal itu di Pasal 11 pak,menurut catatan saya karena itu ya saya kira ini kembali kepada Pemerintah, Pasal 11 mohon dijelaskan saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya FPP.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE): Tidak ada masalah ini, artinya kalau memang mau diberikarena ini ketentuan

umum,ketentuan umum biasanya devinisi, ya zakat mal apa, zakat fitrah apa, tapi kembali kepada penjelasan Pasal 11 itu khaul, kan itu zakat mal itu kaitannya khaul, zakat fitrah juga itu. Oleh karena itu saya setuju kita minta bantuan pemerintah untuk lebih rinci, ya tidak dipending, tapi ditunda besok.

Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, memang harus ada Bapak Abduh supaya kita tidak ngantuk,

jadi jangan dipending tapi ditunda begitu. Sekarang putaranriya giliran Pemerintah bagaimana ?

PEMERINTAH : Terima kasih. Sesuai penugasan siap untuk dilaksanakan.

KETUA RAPAT : Ini ada masukan dari Bapak Wakil Ketua pak, silakan pak.

WAKIL KETUA (H.M.FIKRI): Terima kasih pak. Ini kan yang baru dirumuskan tambahan itu khaul, zakat mal, zakat fitrah,

bagaimana yang lain-lain misalnya hibah, hadiah, waris, wakaf yang akan masuk juga ke Bazis ini,apa tidak dirumuskan disini.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT: Jadi begini, saya ingin mengulang kembali apa yang saya sampaikan tadi

bahwa ketentuan umum itu nanti akan memuat mana kala ada sebutan yang berulang-ulang, itu kita masukan didalam ketentuan umum. Kalau hanya 1 kali

45

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 46: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

disebut maka masuk dalam penjelasan pasal yang menyebut itu ataupun nanti didalam penjelasan umum. Oleh karena itu nanti terserah kepada Pemerintah nanti kalau pemerintah hitungnya ini lebih dari satu dan sebagainya msukan dalam ketentuan um um itu konvensi dalam kita membuat draft UU, jadi nanti terserah kepada Pemerintah dan saya kira awalnya mungkin dari Pemerintah.

WAKIL KETUA (H.M. FIKRI): Begini pak, itu kalau masuk, kalau kita lupa tidak membicarakan ini kan

tidak muncul,apakah dimunculkan apa tidak begitu seperti hibah, penemuan harta karun atau ada hadiah ke Bazis ini, dimana diapakan nanti kalau tidak ada ketentuannya kan ini tidak termasuk zakat dia bilang dan tidak bisa dikemukakan disini, dimana dimasukan ini ? apa mungkin begini pak, yang bisa dikumpulkan dalam Bazis ini adalah antara lain zakat, ini,ini,ini asal ada kata-kata itu saja, kalau tidak berarti tidak masuk nanti misalnya ada barang temuan soal barang itu saya serahkan ke Sadan Amil Zakat, apa itu namanya ... , dan lain-lain misalnya wakaf apakah itu tidak perlu dimasukan disini.

KETUA RAPAT : Terima kasih, ini masukan yang bagus sekali,jadi nanti pada butir 11

dengan beberapa penjelasannya mungkin bisa diperkaya terhadap hal-hal apa yang bisa ditampung diterima sebagai konteks · "shadaqah atau infaq" jadi nanti bisa dikembangkan dari sana supaya nanti semua uang yang untuk kepentingan umat bisa masuk disitu. Itu nanti barangkali bisa menjadi catatan kita.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE): Menambah itu ...

KETUA RAPAT : Ada interupsi dari Bapak Abduh.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE): Bukan interupsi, mau menambah karena ..

KETUA RAPAT : Nanti di Timus pak, kalau menambah ini sudah putaran.

FPP (DRS. H.M. ABDUH PADDARE): Menambah saran saja ini, karena itu tadi ada hibah, shadaqah. Kalau mau

disebut semua itu anak cucunya hibah, shadaqah, infaq banyak pak, bonus, komisi itu apa ditolak kan yang begitu kan umpamanya tadi hadiah, itu kan hadiah sama, jadi saya · kira ada kaitan hukum-hukum islam yang inilah yang kira-kira akan dimasukan disini, nanti kalau hadiah bisa saja ada bonus, ada komisi. Oleh karena itu tolong pemerintah bagaimana yang masuk soalnya ini banyak kaitannya yang menonjol itu hanya infaq dan shadaqah, hibah kadang-kadang juga ada, tapi dan lain-lain.

46

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 47: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KETUA RAPAT: Terima kasih Bapak Abduh. Jadi barangkali nanti jiwa dari apa yang

berkembang ini pemerintah sudah tahu jangan ada yang halal itu tidak masuk. Baiklah kita teruskan yang itu dipending. Yang ini sudah bisa diterima ya untuk substansinya, tetapi rumusan dari Pemerintah begitu. Masuk Timus ya. DIM 25 diterima masuk Timus.

ICRAPAT : SETUJU)I

Sekarang Pasal 2, butir 26 ini tadi ada permintaan dari floor waktu lobi atau di luar kita nanti hanya sampai jam 16.00 WIB atau 15.30 WIB, jadi kita sampai jam 15.30 WIB dengan harapan begini, nanti malam atau sabtu, minggu dan sebagainya saya persilakan kepada Foksi-foksi untuk konsolidasi bagaimana supaya RUU ini bisa cepat sesuai dengan program yang ada, sehingga apabila dan kalau­kalau itu sudah tidak terjadi begitu. Jadi kita lanjutkan pada Pasal 2, saya persilakan FPP, Pasal 2 ada kaitannya dengan badan itu pak.

FPP ( DRS. ZAINUT TAUHID SA'ADI): Saya pikir konkordan dengan usulan FPP yang terdahulu, kalau misalnya

badan diterima mungkin Pasal 2 mengikuti, terima kasih.

KETUA RAPAT : Saya usulkan ini pending saja rujuk kepada yang diatas, ya pending ya, dari

Pemerintah ini juga Pasal 2 kita pending. Kita pending Pasal 2 karena ada kaitanya dengan badan tadi, kita belum ijma, pending

ICRAPAT : SETUJU]

Terima kasih. Kemudian Pasal 3 sudah selesai ini Timus. DIM 28 oke, Pasal 4 , DIM 29

Timus, DIM 30 Timus, DIM 31 Timus, DIM 32 Timus, sekarang 33 Organisasi pengelolaan zakat.

FKP (PROF.DR.H.BISRI AFANDI, MA): Nambah sedikit boleh pak, sebelum Timus tadi Pasal 3 sedikit saja.

KETUA RAPAT : Saya tidak berani, kalau bapak interupsi ini mungkin penting sekali.

FKP (PROF.DR.H.BISRI AFANDI, MA): Tidak,tidak begitu hubungannya dengan organisasi. Pemerintah berkewajiban

memerikan perlindungan, berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzakki,mustahiq dan pengelola zakat. Apa Pemerintah nanti ini pertanyaan saja mungkin jawabannya nanti kalau sekarang tidak apa-apa. Apa Pemerintah nanti akan membentuk semacam badan pembina amil zakat misalnya saja seperti itu kira dalam organisasinya, saya ingin mempertanyakan kira-kir apa karena ada begitu? sehubungan dengan Pasal 3 tersebut.

47

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 48: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Apakah pemerintah akan membentuk dalam organisasi nanti semacam badan pembina atau badan perlindungan disinikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan yang nanti akan memberikan supervisi atau memberikan bimbingan terhadap badan amil zakat yang akan disahkan oleh Pemerintah. Itu masukan saja pak.

KETUA RAPAT : Terima kasih atas masukannya khususnya untuk Pemerintah, apakah

masukan ini nantinya masuk dalam penejelasan paal dan lain sebagainya bisa diakomodasikan. Baiklah sekarang kita pada Bab III, ini Panja, ada usul perubahan FKP disesuaikan dengan judul dan memang masalah struktur organisasi ni waktu itu masih didiskusikan, mungkin kalau Bapak dan Saudara setuju saya ingin memberikan waktu terlebih dahulu pada Pemerintah sekarang kira-kira memebrikan deskripsi, apa gambaran struktur organisasi dan pada badan ini hubungan dengan swasta bagaimana, vertikalnya kemana, horizontal bagaimana. Berikan konsep awal gambaran, untuk itu saya persialakan pada Pemrintah.

PEMERINTAH : Terima kasih, tentang gambaran struktur organisasi Badan Amil Zakat,

dapat saya ketengahkan demikian, yaitu bahwa badan ini berada di tingkat pusat, tingkat provinsi, di tingkat kabupaten/Kotamadya, di Kecamatan, dan di desa atau kelurahan. Masing-masing badan amil zakat ini sebagaimana telah dikemukakan di dalam pasal-pasal mengenai siapa orangnya dan unsur mana itu diambil dari unsur ulama, cendekiawan, masyarakat maupun unsur pemeintah.

Dari unsur-unsur tersebut di didalam masing-masing tingkatan baik di pusat maupun di selain pusat itu diserahkan kepada mereka sendiri untuk menyusunnya, maksudnya siapa yang lebih tepat memimpin sebagai Ketua. Satu contoh untuk di daerah sekarang yang sudah yang sudah berjalan kasus Jabar di masa lalu sebelum reformasi itu Ketuanya dari birokrasi pemerintah. Setelah reformasi sekarang yang memimpin ulama, ini salah satu contoh barang kali perbandingan artinya diserahkan kepada mekanisme.

Kemudian hubungan antar badan yang di pusat dan masing-masing dibawahnya ini sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Menteri Agama, lebih bersifat atau merupakan jaringan hubungan satu sama lain dalam bentuk jaringan atau net working itu. Nah hubungan dari satu terhadap yang lain, misalnya dari Badan Amil . Zakat di Pusat dan di Provinsi maka hubungan yang ada dan seterusnya adalah hubungan yang abersifat Koordinatif da lebih dan bersifat konsultatif. Jadi barangkali fungsi instruksinya yang le mah atau hampir-hampir tidak ada barangkali, hanya koordinatif dan konsultatif satu sama lain. Kemudian kalau dilihat dari fungsi-fungsi yang ada tadi, mungkin pusat itu akan lebih bersifat pengendalian dan dalam kaitan dengan prinsip-prinsip organisasi managemen mungkin akan banyak mengarah pada upaya-upaya a dan b itu Research dan development, penelitian dan pengembangan, bagaimana itu di kaji di tingkat pusat tidak berada pada badan-badan yang ada dibawahnya.

Untuk tingkat provinsi, maka fungsinya akan lebih banyak pada bagaimana dengan semangat otonomi daerah yang nanti bertitik berat pada kabupaten dan kota maka di tingkat provinsi ini keberadaannya akan lebih banyak berkaitan

48

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 49: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

dengan bagaimana operasional dari masing-masing badan amil zakat ini berjalan dan terkait dengan program yang telah digariskan.

Oleh karena itu fungsi yang ada pada badan amil zakat di tingkat provinsi akan lebih banyak titik berat pada atau kegiatan-kegia-tan yang bersifat evaluasif dan pembinaan, mungkin bahasa lain tadi secara lebih rinci dari pengendalian yang dilaksanakan oleh tringkat provinsi. Adapun pada badan amil zakat di Kabupaten/kotamadya ini akan lebih kata bahasa yang akan datang, lebih banyak bertitik berat pada pelaksanaan,, pelaksanaan adanya di kabupaten nah dan seterusnya adalah karena letak geografis dan sebagainya, hubungan antar wilayah di Kabupaten itu, maka juga masih harus ada badan amil zakat supaya lebih dekat kepada masyarakat, baik itu di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa dan kelurahan.

Jadi mulai dari Kabupaten kecamatan sampai dengan desa atau kelurahan itu fungsi-fungsinya lebih banyak bertumu bertitik berat pada pelaksanaan. Inilah barangkali gambaran bahkan misalnya untuk badan amil zakat tingkat desa dan kelurahan itu disana selain tadi zakat mal dan seterusnya yang juga nanti baru akan dijelaskan di bagian lain, maka zakat fitrahh itu dilaksanakan atau akan sangat besar tugas itu dipikul oleh badan amil zakat di tingkat desa dan kelurahan karena berkaitan dengan teritorial dan orang-orang yang berada didalamnya.

Kemudian ada hal yang belum disepakati tadi memang, tetapi dalam draft kami sudah qgak lebih maju molion maaf medahului barangkali selain badan amil zakat tadi itu memang juga sudah terkait tetapi ini memang yang belum disepakati oleh kita semua yaitu adanya lembaga-lembaga amil zakat yang menginduk atau bersama dengan badan amil zakat, baik di tingkat kabupaten, kecamatan ataupun di tingkat desa dan kelurahan. Diluar itu masih ada lagi adalah bagaimana untuk menampung hasrat untuk menunaikan ibadah zakat ini bagi tentu saja infaq dan sadaqah bagi warga negara Republik Indonesia yang beragama Islam yang berdomisili di luar negeri, maka dengan ketentuan atau yang akan datang ini diharapkan. pada Perwakilan Republik Indonesia diluar negeri ada satu gugusan atau panitia atau unit dan sebagainya apa loket atau apa begitu yang memungkinkan bisa menampung bagi warga negara kita yang ingin membayarkan zakat atau memberikan infaq dan shadaqahnya yang jelas nilainya akan menjadi . cukup besar sebab tentu disana dengan uang non rupiah kalau dikonversi ke rupiah akan menjadi lebih besar untuk dibelanjakan di tanar air.

Nah demi perwakilan RI di Luar Negeri ini zakatnya kemana, dan rekan saya di DKI Jakarta, kaena DEPLU RI adanya di Pejambon, Jakarta Pusat maka hal ihwal yang berlaku di Luar Negeri di pewakilan masuknya ke Jakarta Pusat atau ke DKI Jakarta.Tetapi disini berebut barangkali dengan Badan Amil Zakat Pusat. Demikian barangkali dengan jaringan ini tentu Badan Amil Zakat di tigkat pusat tidak menerima setoran dan Badan Amil Zakat yang ada di bawahnya dalam hal lintas wilayah atau lintas provinsi misalnya, karena di satu pihak ada provinsi yang berlebihan di pihak lain ada provinsi yang membutuhkan, maka saya kira dengan fungsi koordinatif dan konsultatif itu memberi tahukan lewat jaringan itu tadi yang diharapkan ke depan merupakan Net working. Dengan demikian alat-alat canggih dan sebagainya tentu bisa digerakkan. Kelebihan kekuatan zakat di suatu tempat tentu infaq dan shadaqahnya untuk bisa disalurkan ke tempat lain yang membutuhkan.

49

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 50: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Ini barangkali Bapak dan Ibu Pimpinan serta Anggota Dewan yang terhormat gambaran sementara yang telah ada pada kami. Namun demikian barangkali masukan dari Bapak dan Ibu sekalian akan sangat memperkaya dan menyempurnakan gagasan yang ada ini.

Demikian terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, Jadi rupanya sudah tanggap bahwa begitu masalah struktur dan organisasi

sudah dibicarakan kemarin lusa, maka dengan cepat Pemerintah sudah membuat rencana ini, dan ini sudah barang tentu menjadi bahan kita internal masing­masing fraksi untuk mendalami konsep struktur dan organisasi ini.

Saya mendengar ada fraksi-fraksi yang nanti malam ataupun besok akan mengadakan rapat internal untuk membicarakan ini. Saya kurang tahu persis mudah-mudahan memang berhasil, dan masing-masing-masing juga sukses tetapi demi bagan ini barangkali sebagai catatan yang saya lihat, kemarin juga disinggung mengenai ada lembaga itu kalau "lembaga" disetujui itu di tingkat provinsi maupun pusat itu juga ada tetapi ini belum ada. Jadi nanti kemungkinan ada penyempurnaan-penyempurnaan yang terkait dengan hal tersebut termasuk yang ada di Luar Negeri begitu, ini saya kira perlu kita kaji mendalam.

Bapak dan Saudara-saudara sekalian. Saya tadi sudah janji dengan Anggota pukul 15.30, kalau saya teruskan

barangkali tidak mungkin dosa Pak ya Pak Bisri, ini dosa katanya kalau saya teruskan katanya. Oleh karena itu saya barangkali mengusulkan ini, kita tunda sampai hari Senin pukul 09.00 pagi dan krusial-krusial yang · oleh Pimpinan disampaikan ada 8 butir mungkin ada tambahan mengenai masalah lain nanti internal bisa mendiskusikan secara lebih khusus lagi lebih tajam dan kita hari Senin Insya Allah akan lancar.

Demikian, apa Pemerintah setuju kalau kita tunggu hari Senin pukul 09.00

PEMERINTAH : Bapak Pimpinan setuju sampai. dengan hari Senin tanggal 6 September

1999 pukul 09.00

KETUA RAPAT: Terima kasih, barangkali bijaksana kalau kita langsung ketok.

ICRAPAT : SETUJU)I

50

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 51: %,'$1*$56,3'$1086(80 - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200811... · 2020. 8. 11. · RISALAH RAPAT PEMBICARAA TINGKAT III PEMBAHASAN RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Demikian dan atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih, rapat kami tunda sampai hari Senin tanggal 6 September 1999 pukul 09.00.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 15.30 WIB.)

Jakarta, 3 September 1999

a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

51

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM