document1

6
1.astenofia merupakan kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala karena penggunaan mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-gejala yang terjadi sesudah stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat. Astenopia terjadi karena gangguan yang kompleks dan saling mempengaruhi pada proses sistem penglihatan seperti berikut :. 1. Cahaya yang masuk ke mata dari benda yang tidak dilihat tidak cukup. 2. Pemusatan cahaya pada retina mata tidak sempurna. 3. Mekanisme pembangunan bayangan (fusi) oleh sistem penglihatan yang lebih sentral (otak) dan upaya untuk mempertahankannya tidak memadai. 2. injeksi siliar Injeksi Konjungtiva Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtiva ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva. Injeksi konjungtival mempunyai sifat : Pada radang konjungtiva kemerahan terutama terdapat di daerah forniks, semakin ke sentral semakin berkurang.

Upload: enty-d-rasio

Post on 15-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fuio

TRANSCRIPT

1.astenofia

merupakan kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala karena penggunaan mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-gejala yang terjadi sesudah stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat.

Astenopia terjadi karena gangguan yang kompleks dan saling mempengaruhi pada proses sistem penglihatan seperti berikut :.

1. Cahaya yang masuk ke mata dari benda yang tidak dilihat tidak cukup.

2. Pemusatan cahaya pada retina mata tidak sempurna.

3. Mekanisme pembangunan bayangan (fusi) oleh sistem penglihatan yang lebih sentral (otak) dan upaya untuk mempertahankannya tidak memadai.2. injeksi siliar Injeksi KonjungtivaMelebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtiva ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva. Injeksi konjungtival mempunyai sifat :

Pada radang konjungtiva kemerahan terutama terdapat di daerah forniks, semakin ke sentral semakin berkurang. Injeksi Siliar

Melebarnya pembuluh darah perikornea (a. siliar anterior) atau injeksi siliar atau injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan uvea, glaucoma, endofthalmitis taupun panoftalmitis. Injeksi siliar mempunyai sifat :

Tanda berupa kemerahan paling padat sekitar kornea dan berkurang kearah forniks, lakrimasi, Fotofobia, Sakit tekan yang dalam sekitar kornea

4. retinopathy diabetic

Merupakan kelainan retina pada pasien DM tanpa peradangan. Akibat hiperglikemia (perubahan fisiologi dan biokimia ( kerusakan sel endotel pembuluh darah

Factor resiko:

Lamanya terkena DM

Laki-laki: perempuan = 3:4 Merokok, obesitas dan hiperlipidemiaAda 2 jenis:

1. Retinopati diabetik non proliferatif

Retinopati diabetika non proliferatif merupakan stadium awal dari keterlibatan retina akibat diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya microaneurisma, hemoragi dan eksudat dalam retina. terjadi kebocoran protein, lipid atau sel-sel darah merah dari pembuluh-pembuluh kapiler retina ke retina. Bila sampai terjadi di makula maka akan menimbulkan gangguan pada ketajaman penglihatan.2. Retinopati diabetik preproliferatif

Dengan bertambahnya progresifitas sumbatan mikro vaskular maka gejala iskemia melebihi gambaran retinopati diabetika dasar. Perubahannya yang khas adalah adanya sejumlah bercak mirip kapas (multiple cotton wool spots) atau yang sering disebut sebagai eksudat lunak atau soft eksudate .3. Retinopati diabetik proliferative

Iskemia retina yang progresif merangsang pembentukan pembuluh darah baru yang rapuh sehingga dapat mengakibatkan kebocoran serum dan protein dalam jumlah yang banyak. Biasanya terdapat di permukaan papil optik di tepi posterior daerah non perfusi. Pada iris juga bisa terjadi neovascularisasi disebut rubeosis.

Pembuluh darah baru berproliferasi di permukaan posterior badan kaca (corpus vitreum) dan terangkat bila badan kaca bergoyang sehingga terlepas dan mengakibatkan hilangnya daya penglihatan mendadak.

5.schirmer test

Schirmer tes air mata .

standar prosedur tes schirmer

Untuk mengurangi ketakutan pasien harus diberitahu bahwa pemeriksaannya sederhana dan tidak terasa sakit. tes akan dilakukan untuk mengetahui jumlah air mata yang diproduksi oleh mata kita . Pasien duduk di kursi dengan kepala menyandar di kursi agar terasa lebih nyaman, pemeriksaan dilakukan dikamar redup. Tes standar (Schirmer I) harus dilakukan sebelum diberikan obat topikal. Pada bagian kelopak mata yang lembab, dikeringkan dengan kapas aplikator yang steril. Tidak diperlukan anestesi topical dalam pemeriksaan ini. Kertas strip diletakan pada 1/3 arah samping dari kelopak mata.diantara kelopak mata bagian dalam dan tidak menyentuh kornea yang dapat menyebabkan peningkatan lakrimasi dan nyeri. Lipat ujung kertas strip sekitar 120derajat sebelum membuka pembungkus kertas strip.

Teknik tes: Minta pasien untuk melihat ke atas dan menarik kelopak mata bawah dengan lembut ke bawah dan kea rah temporal. Letakan kertas strip pada 1/3 arah samping dari kelopak mata.. pastikan kelopak mata telah benar-benar kering dengan kapas aplikator. Selanjutnya, perhatikan waktu dan menjaga pencahayaan ruangan untuk kenyamanan. Pasien harus terus diawasi agar kertas strip tidak menyentuh kornea. Pasien dapat terus berkedip yang normal meskipun pada beberapa pasien akan lebih memilih untuk menjaga mata mereka ditutup selama tes. Pasien harus dapat bertahan untuk tidak menggosok kelopak mata dengan menggunakan tangan sampai pemeriksaan selesai 5 menit kemudian .Setelah lima menit telah berlalu, keluarkan kertas strip, amati dan mengukur panjang daerah yang basah menggunakan skala milimeter. Melipat bagian dari strip dengan ujung bulat berfungsi sebagai sumbu dan tidak termasuk dalam pengukuran akhir. Hasilnya biasanya dicatat pada tabel pasien sebagai berikut: schrimer (kanan: 10mm setelah 5 menit -kiri:8mm setelah 5 menit. Jika seluruh strip basah dalam waktu 5 menit, maka harus dicatat dalam grafik menggunakan pensil warna untuk memudahkan menemukan hasil pada tindakan di kunjungan lanjut.Evaluasi hasil Sebuah pengukuran diperoleh hasil 10-15mm atau lebih di setiap mata dianggap sebagai standar untuk produksi air mata normal. Tes schrimer mengukur refleks lakrimasidan sekresi air mata. Jika dari hasil pemeriksaan Membasahi seluruh strip, terutama jika terlalu asimetris, harus meminta pemeriksaan lebih lanjut untuk kemungkinan gangguan aliran air.usia lebih dari 40 tahun dikatakan mempunyai nilai normal jika hasil pemeriksaan bervariasi antara 10 dan 5mm. nilai kurang dari 5mm diyakini bahwa keadaan mata benar-benar kering. Tes schrimer yang dilakukan secara teliti dapat menunnjukan hasil pengurangan sekresi air mata yang bergejala seperti berpasir atau benda asing, membakar, kekeringan, dll . tes ini sering dilakukan untuk mendiagnosa pasien tes dengan sindrom mata kering, untuk mengevaluasi fungsi kelenjar lakrimal di pemakai lensa kontak, untuk memeriksa produksi air mata sebelum operasi kelopak mata dan sebelum transplantasi kornea dan operasi katarak. Sejumlah pasien dengan sindrom mata kering dapat menunjukkan pseudoephifora. Pada pasien ini dengan lakrimasi refleks mungkin menunjukkan produksi air mata yang memadai dalam respon terhadap refleks lakrimasi konstan. Untuk mengetahui sekresi air mata harus dilakukan dengan menggunakan topikal anestesi seperti proparacaine untuk membedakan pasien dengan pseudoephiforia. Jika bagian dibasahi strip tidak dapat dilihat dengan mudah, maka lihatlah didaerah yang terang. Selalu menempatkan kedudukan strip menuju canthus lateral untuk membantu dalam pengukuran. Beberapa pengukuran harus dilakukan berulang, tetapi dengan satu kali pengukuran pun sudah mendapatkan hasil yang akurat.

Lensa kontak: strip yang steril harus secara luas digunakan untuk menentukan fungsi lakrimal dalam mengevaluasi pasien untuk lensa kontak

Schrimer tes II Lester jones telah menemukan modifikasi schrimer 1 tes untuk menilai lakrimasi refleks. Strip dimasukan dengan cara biasa. Aplikator dengan kapas kecil diletakan dalam mukosa hidung untuk mengetahui reflex lakrimasi. Jika setelah 5 menit strip menunjukkan kurang dari 10mm, menunjukan pasien tidak mempunyai reflex lakrimasi, kegagalan lakrimasi. Jika kertas strip basah melebihii 10mm maka pasien menujukan reflex lakrimasi yang baik.