document15
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS UNGGULAN DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI I WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN AJARAN 2004/2005
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh:
Afri Setyani
NIM 1124000020
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
skripsi pada:
Hari :
Tanggal:
Semarang, April 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.Sutomo, M.Pd Dra. Nurussa’dah, M.Si
NIP: 131125641 NIP: 131469642
Mengesahkan:
Ketua Jurusan KTP
Drs.Haryanto
NIP.131404301
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang pada
Hari :
Tanggal :
Ketua Sekretaris
Drs.Siswanto, MM Drs.Haryanto
NIP.130515769 NIP.131404301
Pembimbing I Penguji I
Drs.Sutomo, M.Pd Drs. Sukirman, MSi
NIP.131125641 NIP. 131570066
Pembimbing II Penguji II
Dra.Nurussa’adah, M.Si Drs. Sutomo, MPd
NIP.13146964 NIP. 131125641
Penguji III
Dra. Nurussa’dah, M. Si
NIP. 13146964
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari temuan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan oarang lain yag terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Semarang, April 2005
Afri setyani
NIM:1124000020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukanya dengan baik (Evely Underhill).
2. Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest Newman).
3. Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai (Scopenhauer).
Skripsi ini akan aku persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku (Bapak dan Ibu) tercinta terima
kasih atas doa, kasih sayang dan nasehatnya.
Adik-adiku (Febi-Fajar, Danu, Danang) dan
keponakanku Aqilla, kalian telah memberiku semangat.
Almamater UNNES yang menjadi kebanggaanku.
PRAKATA
Puji Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan judul” Pembelajaran Matematika Pada Kelas Unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri I Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2004/2005”. Penulis
sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Dalam Proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat
1. Bapak Imam Suratno dan Ibu Muakhiroh, orang tua penulis yang telah
memberikan dukungan, doa dan pengorbanan serta kasih sayangnya.
2. Dr.A. T Soegito, MM; Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan belajar dan menimba ilmu di Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Siswanto, MM; Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan belajar sampai
terselesaikannya skripsi ini.
4. Drs.Haryanto, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dalam pengurusan ijin untuk
penelitian.
5. Drs.Sutomo, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini.
6. Dra. Nurussa’adah, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini.
7. Drs. Bambang Budi S, Kepala Sekolah SMP Negeri I Wanadadi, yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
8. Ibu Rubinem, Wali kelas dan guru-guru kelas unggulan lainya yang telah
memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besarku yang ada di Banjarnegara yang selalu memberikan semangat
baik material maupun spiritual.
10. Teman-Temanku KTP angkatan 2000, special Jo, Iul dan Nita. Teman- teman
Wisma Putri Adifit, Mbak Lis, Cika, Ika, Uci dan semuanya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu serta mas Iwan terima kasih untuk bantuan dan
motivasinya.
Dengan segala kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa karya ini masih belum
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan.Akhirnya semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, April 2005
Penulis
SARI
Afri Setyani. 2005. Pembelajaran Matematika Pada Kelas Unggulan di SMP Negeri I
Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Jurusan
Kurikulum Teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Semarang.Pembimbing I.Drs.Sutomo, M.Pd. Pembimbing II.
Dra.Nurussa’adah, M.Si.
Kata Kunci: Pelajaran matematika, Kelas unggulan
Penelitian ini dilatar belakangi adanya siswa-siswa yang memiliki kemampuan
lebih/berbakat intelektual di SMP N I Wanadadi, mereka dikelompokan dalam satu kelas
khusus yaitu kelas unggulan. Mengingat pelajaran matematika merupakan salah satu
pelajaran yang di ujikan pada UAN, maka sangat penting untuk dikembangkan sesuai
dengan konsep pembelajaran unggul. Fenomena menunjukkan bahwa dalam proses
belajar matematika masih dianggap pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang
tinggi dan ditemukan juga siswa yang merasa takut dan kurang suka dengan pelajaran
matematika. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai matematika yang rata-rata kelasnya
hanya mencapai nilai 62,4. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diteliti lebih lanjut
mengenai proses pembelajaran matematika pada kelas unggulan yang meliputi tahap
perencanaan, tahap pembelajaran dan tahap penilaian.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk memperoleh gambaran secara obyektif
tentang pelaksanaan pembelajaran matematika pada kelas unggulan di SMP N I
Wanadadi. 2) untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika pada kelas unggulan di SMP Negeri I Wanadadi.
3)untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika pada kelas unggulan di SMP Negeri I Wanadadi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subyek penelitian kepala
sekolah, wali kelas, guru matematika dan beberapa guru mata pelajaran lain yang
mengajar di kelas unggulan dan beberapa siswa kelas IIA/ siswa kelas unggulan. Data
diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi, data yang telah terkumpul
dikelompokan , diberi kode, dan dikategorikan untuk kemudian dianalisis.
Dari hasil penelitian untuk menguji keabsahan data maka peneliti terjun langsung
kelapangan dalam rentang waktu 2 bulan (Pebruari-Maret 2005) dan mengambil gambar
untuk menunjang data. Kemudian digunakan teknik triangulasi untuk memperoleh tingkat
kepercayaan yang tinggi dari sumber data utama. Selain itu peneliti juga meggunakan
teknik pengecekan anggota untuk menguji kepercayaan tentang data.
Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi dan wawancara dalam
pembelajaran matematika di kelas unggulan menunjukan bahwa proses pembelajaran
yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perlu dikondisikan lebih baik
agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran matematika di kelas
unggulan sudah berjalan efektif dengan berusaha memaksimalkan proses pembelajaran,
proses tersebut juga harus didukung oleh adanya guru yang kompeten dan profesional,
fasilitas belajar yang mendukung dan adanya motivasi yang kuat dari siswa dalam belajar
matematika.
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini maka penulis memberikan saran-saran
yang berkaitan dengan pembelajaran matematika pada kelas unggulan di SMP Negeri I
Wanadadi, saran tersebut antara lain: 1) keberhasilan pelaksanaan kelas unggulan, sangat
ditunjang oleh pembiayaan, untuk itu dari pihak Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Wanadadi agar memberikan sumbangan dana operasiona untuk penyelenggaraan kelas
unggulan. 2) pihak sekolah hendaknya memberikan penghargaan bagi siswa yang
mendapatkan peringkat 3 besar di kelas unggulan. 3) pihak sekolah memberikan
penghargaan terhadap guru yang mengajar dikelas unggulan dengan memprioritaskan
promosi jabatan 4) untuk mendukung kelancaran pembelajaran matematika yang banyak
dikeluhkan siswa, dari sekolah mengupayakan pengadaan buku yang relevan bagi anak
berbakat, yaitu buku-buku yang menuliskan uji coba matematika agar siswa dapat belajar
menyelesaikan maslah matematika. 5) bagi guru matematika sebaiknya mengadakan
pendekatan terhadap anak berabakat dengan komposisi matematika yang menantang agar
matematika lebih populer dan lebih diperhatikan siswa 6) memfasilitasi siswa kelas
unggulan dengan komputer ilmiah yang akan membantu siswa dalam memecahkan masalah
secara bebas dan membantu mengkonseptualisasikan matematika.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. v
PRAKATA.................................................................................................. vi
SARI ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................ 10
C. Fokus Masalah ................................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 14
F. Sistematika Skripsi.......................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 17
1. Pendidikan Dan Kurikulum Yang Berdiferensiasi ......................... 17
2. Pembelajaran Unggul...................................................................... 26
3. Kelas Unggulan............................................................................... 29
4. Siswa Kelas Unggulan .................................................................... 30
5. Guru Kelas Unggulan ..................................................................... 31
6. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan ................................... 35
7. Pembelajaran Matematika .............................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 51
Pendekatan Penelitian ................................................................................. 51
1. Lokasi Penelitian............................................................................. 53
2. Subyek Penelitian............................................................................ 53
3. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 54
4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 58
5. Teknik Analisis Data.......................................................................… 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................… 63
A. Deskripsi Hasil penelitian ...............................................................… 63
1. Sejarah Berdirinya SMP N I Wanadadi ......................................… 63
2. Gambaran Umum Subyek Penelitian..........................................… 63
B. Persiapan Penelitian........................................................................… 66
C. Pelaksanaan Penelitian....................................................................… 67
D. Pembahasan ....................................................................................… 68
1. Kepala Sekolah Penanggung jawab Pelaksana Kelas Unggulan … 68
2. Pendapat Wali Kelas Dan Guru Mata Pelajaran Tentang Pelaksanaan Kelas
Unggulan......................................................................................… 79
3. Pendapat Guru Matematika Kelas Unggulan..............................… 88
4. Pendapat Siswa Kelas Unggulan ................................................… 92
E. Faktor-Faktor Yang Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika Pada Kelas Unggulan...............................................… 94
F. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Pada Kelas Unggulan......................................................................… 95
G. Deskripsi Hasil Analisis Data ..........................................................… 97
H. Deskripsi Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................… 99
BAB V PENUTUP .....................................................................................… 102
A. Kesimpulan .....................................................................................… 102
B. Saran ...............................................................................................… 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................… 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................… 108
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kemahiran Matematika SMP Kelas II .................................................. 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahap Analis Data................................................................................. 60
2. Satuan-Satuan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan .............. 98
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Observasi ............................................................................... 108
2. Hasil Wawancara Terhadap Kepala Sekolah SMP N I Wanadadi ..... 111
3. Hasil Wawancara Terhadap Wali Kelas IIA SMP N I wanadadi ...... 113
4. Hasil Wawancara terhadap Guru Mapel SMP N I Wanadadi............. 116
5. Hasil Wawancara Terhadap Guru Matematika Kkelas IIA ................ 120
6. Hasil Wawancara Terhadap Siswa Kelas Unggulan........................... 123
7. Daftar Siswa Kelas IIA dan Nilai Raport Semester I ........................ 140
8. Daftar Nilai Matematika Kelas IIA Semester I................................... 142
9. Jadwal kegiatan pembelajaran SMP N I Wanadadi............................ 143
10. Jadwal Ekstra Kurikuler SMP N I Wanadadi ..................................... 144
11. Denah Sekolah SMP Negeri I Wanadadi............................................ 145
12. Formasi Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri I Wanadadi............. 146
13. Formasi Guru Kelas Unggulan di SMP Negeri I Wanadadi............... 148
14. Struktur Organisasi SMP Negeri I Wanadadi..................................... 149
15. Surat Telah Menyelesaikan Bimbingan Skripsi................................. 150
16. Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas..................................................... 151
17. Surat Keterangan Dari SMP Negeri I Wanadadi ................................ 152
18. Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan Di SMP Negeri I Wanadad
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dipertegas lagi dengan adanya
tekad nasional negara Indonesia, yaitu meningkatkan mutu pendidikan pada semua
jenis dan jenjang. Upaya–upaya untuk menuju pada peningkatan mutu pendidikan
harus didukung oleh semua komponen yang terkait.
Dalam pembelajaran komponen–komponen yang berkaitan dengan sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan antara lain: siswa, guru,
pembina/pengelola sekolah, sarana/prasarana dan pembelajaran. Sekolah merupakan
satu konsep yang memiliki arti ganda, pertama sekolah diartikan sebagai bangunan
atau lingkungan fisik dengan segala alat perlengkapannya dan merupakan ajang
untuk penyelenggaraan proses pendidikan tertentu bagi
kelompok manusia tertentu. Kedua, sekolah diartikan sebagai proses atau kegiatan
belajar mengajar (Retno Sriningsih, 2000:186).
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan di
sekolah. Melalui proses inilah akan disiapkan manusia muda untuk menjadi warga
masyarakat yang cakap, susila, sempurna dan bernilai. Dengan demikian pengajaran
merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
diharapkan oleh semua pihak. Karena pendidikan dimaksudkan untuk menyediakan
suatu lingkungan dimana setiap anak didik, baik yang berkemampuan kurang, rata-
rata atau lebih mendapat kesempatan untuk mewujudkan bakat-bakatnya secara
optimal.
Menurut Joni dalam Munandar (1985:57) pendidikan anak berbakat,
sebagaimana halnya pendidikan pada umumnya harus dilihat secara sistematik:
program,fasilitas, guru, masukan dan tujuan perndidikan.tujuan pendidikan disini
diartikan lebih luas daripada sekedar tujuan instruksional, yaitu menunjuk kepada
apa yang ingin dicapai dengan pendidikan, bahkan pendidikan anak berbakat
merupakan bagian integral pendidikan pada umumnya, dengan kekhusussan
memberi kesempatan maksimal bagi anak berbakat untuk berfungsi sesuai dengan
potensinya, dengan harapan bahwa pada suatu saat anak juga akan meberikan urunan
yang maksimal bagi peningkatan kehidupan sesuai dengan aktualisasi potensinya itu.
Dalam kenyataanya pelaksanaan proses pembelajaran sangat komplek dengan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai komponen
pendidikan yang saling terkait. Peserta didik sebagai salah satu komponen
pendidikan dimana mereka adalah individu-individu yang unik dengan berbagai
perbedaan yang dimilikinya. Perbedaan itu tentu saja akan membedakan mereka
dalam kemampuan belajarnya, sehingga hasil belajar yang dicapai akan beragam
pula. Keadaan seperti itu harus dapat dipahami oleh pendidik sebagai fasilitator
dalam belajar. Pendidik juga harus memahami bahwa setiap peserta didik
mempunyai potensi dan bakat yang tidak sama, karena itulah mereka dituntut untuk
dapat memberikan layanan yang berbeda pula.
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana (universal) bahwa manusia
berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain: dalam intelegensi, bakat,
minat, kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosial. Dalam proses belajar
mengajar didalam kelas akan tampak perbedaan-perbedaan individu dalam belajar
dan perbedaan dalam diri peserta didik itu sendiri (Semiawan, 1987:3). Keadaan
seperti itu dapat dipahami oleh guru untuk melihat kemampuan belajar setiap siswa
yang berbeda. Ada siswa yang cepat dan siswa yang lamban dalam belajar.
Perbedaan individual anak didik akan tercermin dalam sifat-sifat atau ciri-ciri siswa
(baik dalam kemampuan, keterampilan, dan sikap belajar), dalam kualitas
instruksional (termasuk didalamnya proses belajar anak), dan dalam hasil belajar
yang meliputi jenis dan tingkat hasil belajar dalam ranah kognitif, psikimotorik, dan
afektif.
Konsep diffusion of education yang diajukan oleh Thomas Jefferson pada
awal abad ke-18, membuka mata di dunia bahwa pemberian layanan pendidikan
haruslah berbeda sesuai dengan bakat yang dimiliki setiap orang. Hal ini berarti
setiap individu hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bakat
atau potensi yang tidak sama. Dengan demikian pendidikan harus dapat memberikan
kesempatan yang sama pada setiap individu.
Pada seminar Nasional “alternatif program pendidikan bagi anak berbakat”
bulan November tahun 1981 dan kemudian juga pada “seminar dan workshop on
program alternatives for the gifted and talented’ bulan april 1982 di Jakarta telah
dirumuskan bahwa yang dimaksud anak berbakat ialah mereka yang karena memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi.
Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdeferensiasi dan/atau
pelayanan yang diluar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat mewujudkan
bakat-bakat mereka secara optimal baik untuk pengembangan diri maupun untuk
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan masyarakat dan negara (
Semiawan, 1987:5).
Menurut Renzulli dan kawan-kawan dalam Semiawan (1987:6)
menyimpulkan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya
adalah mereka yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kemampuan diatas rata-
rata, kreativitas dan tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas.
Kemampuan diatas rata-rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus
unggul, namun kemampuan tersebut harus cukup diimbangi oleh
kreativitas dan tanggungjawab terhadap tugas. Sedangkan kreativitas adalah
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkanya dalam
pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif seperti kelancaran,
keluwesan, dan keaslian dalam pemikiran maupun ciri-ciri afektif seperti rasa ingin
tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan ingin selalu mencari pengalaman baru.
Tanggungjawab atau pengikatan diri terhadap tugas menunjuk pada semangat dan
motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas.
Selanjutnya didalam GBHN 1993 yang menyebutkan“….. demikian pula
perhatian khusus perlu diberikan kepada anak–anak yang berbakat istimewa agar
mereka dapat mengembangkan kemampuanya secara maksimal” Karena itulah sejak
tahun 1983 mulailah dirintis layanan pendidikan untuk anak berbakat intelektual,
yaitu ditandai dengan adanya sekolah–sekolah unggulan.
Sejalan dengan pemikiran tersebut maka pendidikan disekolah unggulan
perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan yang seksama dengan senantiasa
meningkatkan kualitasnya melalui pola pembinaan yang berwawasan keunggulan.
Dimana pola tersebut merupakan suatu cara pandang bangsa Indonesia untuk
mewujudkan gagasan, ide dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap terbaik
menurut kemampuan warga negara secara konsisten dan berdisiplin dalam
penyelenggaraan dan pembinaan sekolah unggulan.
Sekolah unggulan yang berkembang saat ini tentu saja dalam
penyelenggaraanya tidak terlepas dari pemberlakuan kurikulum 2004 yaitu
kurikulum berbasis kompetensi. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama
(SMP) arah dan fokus pelaksanaan kurikulum ini dimaksudkan agar dalam
penyelenggaraan sekolah dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut.
Sekolah unggulan yang diselenggarakan untuk memberikan layanan
pendidikan bagi anak berbakat ternyata menghadapi banyak kendala yang
menghambat pelaksanaanya. Bagi kalangan pendidikan itu sendiri dirasa masih
kurang adanya kepedulian yang tinggi terhadap pelaksanaan kelas unggulan, wacana
tersebut terbatas pada kalangan tertentu saja, yaitu bagi mereka yang berkompeten
dalam penanganan anak berbakat.
Masalah lain yang muncul karena adanya kekhawatiran bahwa layanan
pendidikan khusus ini akan membuat anak didik menjadi bersikap eksklusif. Masalah
layanan pendidikan bagi anak berbakat (intelektual) memang pada akhirnya menjadi
pertentangan antara equality dan comformity disatu sisi, dengan nilai excellent dan
inovation disisi lainya.
Secara positif adanya kelas unggulan dapat memberikan pelayanan
pendidikan yang relevan bagi anak berbakat (intelektual) dan membantu mereka
untuk mengembangkan bakat dan potensinya secara tepat dan maksimal. Peserta
didik memperoleh tempat dalam mengembangkan kemampuan mereka dan
merekapun dapat bersaing secara posif untuk terus dapat mempertahankan
prestasinya.
Menurut Semiawan (1997:255) menyatakan pada umur 13 tahun (SMP)
dipandang sebagai saat yang paling memadai bagi peluang pemekaran bakat, dengan
menjaring dan menemukan (discover) anak berkemampuan unggul tanpa perlu
dilakukan tes intelegensi atau tes lain yang canggih, cukup atas dasar penilaian guru.
Fenomena yang berkembang dilihat dari pengamatan yang selama ini
terungkap melalui pemberitaan dan telah menjadi opini masyarakat dengan informasi
sekolah unggulan dan kelas unggulan, ternyata menjadi harapan besar bagi
masyarakat kita. Harapan itu adalah sebuah keinginan agar pendidikan dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas, dimana mereka dapat menjadi generasi muda
yang mampu meneruskan pembangun bangsa dan negara dimasa yang akan datang.
Dan lebih ditekankan lagi bahwa sumber manusiawi berkualitas tinggi, penting
bukan saja bagi pembangunan akan tetapi juga bagi kelangsungan hidup serta
kejayaan bangsa. Karena selam ini adanya sinyalemen tentang ketergantungan
kepada pihak asing didalam bidang ilmu dan teknologi bukanlah sekedar mode tetapi
memberikan kesan latah bagi bangsa kita.
Berdasarkan pada kenyataan anak-anak yang mempunyai bakat intelektual
mereka hanya memperoleh pendidikan yang biasa saja tanpa mengalami kesukaran
akademik yang berarti. Melihat keadaan seperti itu, kita dapat menyoroti adanya
sistem pendidikan yang mengabaikan atau tidak memberi perhatian khusus kepada
kelompok berkemampuan lebih, dan ini merupakan sistem yang mengandung
kepincangan (Suryabrata dalam Munandar, 1985:70).
Tidak diperhitungkanya anak berkemampuan lebih ini akan menimbulkan
kerugian bagi anak-anak yang bersangkutan pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Kelompok anak ini akan merasa rugi karena tiada pendidikan sesuai
dengan kondisi mereka dan akan menimbulkan kusukaran atau masalah pada anak
itu sendiri. Masalah tersebut misalnya kebosanan, suka membolos, berkembangnya
tingkah laku yang kurang terpuji, dan sebagainya, bagi masyarakat bangsa dan
negara akan rugi juga karena sumber daya potensial yang sanga diperlukan dan
langka itu tidak dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu harus kita sadari berapa besar kerugian kita akibat
mubazirnya bakat-bakat istimewa yang terhanyaut dalam belasan bahkan puluhan
ribu kelas diseluruh nusantara akibat tidak adanya penjaringan serta pembinaan
khusus terhadap anak berbakat intelektual. Dan yang jelas kita harus dapat berbuat
sesuatu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Kelas unggulan merupakan kelas khusus untuk siswa yang memilki prestasi
unggul, berarti kelas tersebut berisi sejumlah siswa berprestasi yang dipilih dari
seluruh siswa kelas biasa yang dijaring dari nilai raport. Di kelas unggulan mereka
dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan kondisi
lingkungan yang ada. Keberhasilan pendidikan di tingkat dasar sangat menentukan
keberhasilan dijenjang selanjutnya. Hal ini mengingat bahwa pendidikan dan
pembelajaran selalu terkait antara jenjang yang satu dengan jenjang berikutnya.
Keadaan seperti itu berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali mata
pelajaran matematika. Oleh karena itu
penguasaan materi matematika sangat mempengaruhi keberhasilan belajar
matematika.
Pada umumnya siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi, merekapun menjadi takut. Siswa sering merasa
tegang dalam menghadapi pelajaran matematika, terutama dalam mengerjakan soal-
soal ulangan. Bagi siswa berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi mereka justru
sangat menyukai pelajaran yang menantang, seperti pelajaran matematika, karena
pelajaran matematika membutuhkan kreatifitas untuk menggalinya. Pada tingkat
SMP anak berbakat cenderung menyenangi matematika dan sains, dari pada bidang
studi lain.
Guru matematika sebagai pemegang kendali dalam pembelajaran matematika
perlu memahami dan mengembangkan metode dan strategi yang tepat dalam
pembelajaran matematika. Hal itu bertujuan agar mereka dapat menyusun program
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, terlebih lagi
bagi siswa-siswa yang berbakat.
Pembelajaran matematika di kelas unggulan dengan konsep keunggulan dan
bertujuan memperoleh hasil belajar yang optimal merupakan harapan dari semua
siswa dan sekolah. Namun pada kenyataanya ada banyak hal yang menjadi
penghambat dengan berbagai masalah yang kerap kali mempengaruhi proses
pembelajaran matematika di kelas unggulan. Adanya anggapan yang selama ini
berkembang dan menjadi “momok” yang menakutkan tentang pelajaran matematika
sedikit demi sedikit harus dieliminir, agar pelajaran matematika dapat dinikmati dan
tidak menjadi beban bagi siswa dalam belajar. Dari fakta dilapangan masih banyak
siswa kelas unggulan yang kurang menyukai matematika, mereka beralasan
matematika sulit dipahami dengan rumus-rumus begitu banyak dan sukar dipahami.
Tingkat kesukaran inilah yang menimbulkan keengganan dan kurang motivasi bagi
siswa dalam belajar matematika.
Sejalan dengan itu untuk dapat mencapai keberhasilan pembelajaran
matematika di kelas unggulan harus didukung oleh guru yang profesional dan
berkompeten. Namun gurupun memiliki kendala karena kurang mampu
menyediakan sisi pelajaran yang tepat untuk kelas unggulan, dan masih sering
diberikan tugas matematika yang berfokus pada latihan saja.
Dengan berbagai pertimbangan diatas penulis merasa perlu mengadakan
suatu penelitian yang bertema tentang pembelajaran matematika pada kelas unggulan
di SM P Negeri 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara yang merupakan salah satu
sekolah yang menyelenggarakan kelas unggulan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas ternyata
memunculkan aspek-aspek penelitian yang cukup komplek. Oleh karena itu perlu
adanya identifikasi terhadap masalah-masalah secara umum sebelum menetapkan
permasalahan pokok penelitiannya.
Masalah-masalah yang muncul secara umum yang diperoleh melalui
pengamatan dan analisis terhadap pelaksanaan kelas unggulan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut ini :
1. Kelas unggulan adalah kelas yang ditunjuk untuk melaksanakan pembelajaran
unggul, oleh sebab itu pola pembelajarannyapun berbeda dengan kelas
reguler/kelas biasa. Hal inilah yang melahirkan anggapan bahwa kelas unggulan
adalah kelas yang eksklusif dan elitis.
2. Pelaksanaan kelas unggulan dengan menciptakan pembelajaran unggul tentu saja
dibutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit terlebih lagi pada pemenuhan fasilitas
belajar yang berkualitas baik dari segi kuantitas dan kualitasnya.
3. Pelaksanaan pembelajaran unggul untuk mata pelajaran matematika sejauh ini
masih dianggap yang paling sulit untuk dipahami, sehingga menimbulkan
keengganan untuk belajar bagi para siswa kelas unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri I Wanadadi.
4. Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika sebagai salah satu bidang studi
yang di ujikan pada ujian akhir sekolah, maka keberhasilan siswa sangat
tergantung pada proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan pada kelas
unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi.
C. Fokus Masalah
Aspek-aspek permasalahan yang diajukan dalam identifikasi masalah tersebut
tidak mungkin bila semuanya akan diteliti oleh penulis, sehingga perlu dipilih
masalah yang paling sesuai dan paling layak untuk diteliti. Masalah pokok yang akan
dikaji dalam penelitian didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teoritis,
metodologis yang ada dan pertimbangan praktis.
Pertimbangan dari arah masalahnya atau pertimbangan dari sudut obyektif
adalah pertimbangan yang dibuat atas dasar penelitian mengenai masalah yang
bersangkutan untuk dapat memberikan sumbangan kepada (1) pengembangan teori
dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis dan (2) memberikan
sumbangan bagi pemecahan masalah praktis. Pertimbangan dari arah calon peneliti,
atau pertimbangan dari segi subyektif adalah pertimbangan penentu sesuai dan
tidaknya sesuatu masalah penelitian itu terutama didasarkan dari masalah tersebut
manageable atau tidaknya oleh peneliti. Manageability itu terutama dilihat dari lima
segi diantaranya:
1. Biaya yang tersedia.
2. Waktu yang digunakan.
3. Alat-alat yang tersedia.
4. Bekal kemampuan teoritis.
5. Penguasaan metode yang diperlukan.
Selain pertimbangan-pertimbangan dari sudut yang mengacu pada
pertimbangan praktis yang dikemukakan diatas, penentuan masalah dalam penelitian
ini juga dibatasi oleh alasan teoritis dan alasan metodologis.
Mengingat pada pertimbangan-pertimbangan diatas maka, masalah pokok
yang dipilih untuk dikaji dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran
unggul di kelas unggulan. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika pada kelas unggulan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika pada kelas unggulan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi ?
3. Bagaimanakah penilaian hasil belajar matematika pada kelas unggulan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang pelaksanaan pembelajaran
matematika pada kelas unggulan di Sekolah Menengah pertama Negeri I
Wanadadi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika pada kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri I Wanadadi.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika pada kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri I Wanadadi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibedakan atas dua manfaat, yaitu:
1. Manfaat teoritik
a Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan–masukan yang berharga
untuk peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
b Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para
peneliti bidang pendidikan dan para pengembang kurikulum maupun para
profesi teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran.
c Memberi rekomendasi kepada para peneliti lain untuk melakukan penelitian
sejenis secara lebih luas, intensif dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
a Bagi jajaran Dinas Pendidikan atau Instansi yang terkait, hasil penelitian
dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan kebijakan
yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b Bagi para guru dapat memberikan kesempatan dan layanan kepada siswa yang
memiliki kecerdasan unggul, prestasi yang tinggi dan bakat yang
dikembangkan yang sudah dimiliki untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
c Bagi para guru manfaat penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dan
merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan serta koreksi
diri terhadap berbagai kekurangan dalam melaksanakan tugasnya secara
professional.
d Bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah penelitian ini bermanfaat dalam
membantu meningkatkan pembinaan dan supervisi kepada para guru secara
efektif dan efesien.
e Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wanadadi Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara dapat mengoreksi
dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran unggul di kelas unggulan,
supaya mencapai hasil belajar yang berkualitas.
F. Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran mengenai isi dari penelitian ini, maka peneliti
membuat sistematika sebagai garis besar skripsi. Adapun sistematika ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika skripsi.
BAB II : Kajian teori berisi mengenai tinjauan pustaka yang meliputi pendidikan dan
kurikulum yang berdiferensiasi, pembelajaran unggul, kelas unggulan, siswa
kelas unggulan, guru kelas unggulan, pelaksanaan pembelajaran kelas
unggulan dan pembelajaran matematika.
BAB III : Metode penelitian berisi mengenai pendekatan penelitian, lokasi penelitian,
subyek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi hasil penelitian,
persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pembahasan, deskripsi hasil
analisis data dan deskripsi teknik pemeriksaan keabsahan data.
BAB V : Penutup berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
Bagian akhir skripsi berisi mengenai daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pendidikan dan Kurikulum yang Berdiferensiasi
Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang
berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan dengan disesuaikan
minat, bakat dan kemampuan intelektual siswa (Word dalam Munandar,1990:141).
Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan pembelajaran terlalu mudah dan
tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang
unggul tidak akan tampil (Stanley dalam Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas
Anak Sekolah oleh Munandar 1990:142). Anak-anak berbakat membutuhkan
perhatian khusus agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk
mewujudkan bakat-bakatnya yang unggul.
Menurut Semiawan dalam Akbar (2001:3) istilah “diferensiasi” dalam
pengertian kirikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku
umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat
tertentu. Sejalan dengan itu Nugroho (1999:2) menjelaskan bahwa kurikulum
berdiferensiasi adalah sebuah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk
melayani anak-anak berbakat unggul dengan program pendidikan yang dipercepat,
diperluas dan diperdalam yang memberi keleluasaan gerak pada anak berbakat unggul
untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk suatu
kebutuhan berkenaan dengan tumbuh kembangnya kreativitas seseorang. Berbeda
dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi
bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk
kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh
pengayaan (enrichment) dari materi pelajaran, proses belajar, dan produk belajar.
Clendening dan Davies dalam Akbar (2001:3) menjelaskan bahwa yang
dimaksud differentiaded adalah isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses
kognitif tingkat tinggi, strategi tingkat instruksional yang akomodatif dengan gaya
belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa.
Untuk menerapkan kurikulum yang tepat bagi anak berbakat, kita harus
memperhatikan penerjemahan prinsip-prinsip teori kedalam praktek secara holistik
sedemikian rupa sehingga pendidikan anak berbakat menjadi lengkap. Hal ini dapat
diwujudkan apabila kita memfokuskan pada elemen-elemen sebagai berikut:
1. Anak berbakat dengan cara yang berbeda dengan kelompok lain dan memang
penting untuk ditampung dan dikembangkan (Keating, 1976). Lagi pula,
perbedaan dalam rerata dapat menjadi besar dalam perbedaan jenis bukan hanya
derajat dari pengajaran (Ward, 1961).
2. Anak berbakat sangat membutuhkan kedalaman bidang pelajaran, pendidik harus
mengarahkan kebutuhan melalui pengayaan yang cenderung menjadi suatu
tambahan yang superfisial dalam kurikulum.
Kurikulum berdiferensiasi dirancang untuk memenuhi keberbakatan setiap
anak yang unggul. Kurikulum berdiferensiasi ini memiliki karakteristik yang unik.
Berbeda dengan kurikulum inti, kurikulum berdiferensiasi ini dikembangkan atas
dasar dan prinsip-prinsip berikut ini, dan rasanya sangat tepat ketika kurikulum ini
dapat diterapkan pada kelas unggulan. Adapun dasar prinsip-prinsipnya menurut
Nugroho (1999: 8) adalah sebagai berikut:
1. Menurut “Pull Out Enrichment” yakni penarikan anak pada program pengayaan.
Hal ini didasarkan adanya masa peka dimana setiap individu harus diisi dengan
muatan padeagogis dan psikologis tepat waktu agar dapat berkembang secara
optimal, dan nantinya dapat melanjutkan perjalanan pendidikan dengan baik.
2. Mengarap pada tercapainya “Raise Level of Dinamycs” dalam perkembangan
individu. Artinya dengan kurikulum berdiferensiasi sifat penanjakan yang dinamis
dalam perkembangan setiap individu dapat terpenuhi dengan pengalaman belajar,
terencana, lebih luas dan lebih mendalam.
3. Mengacu pada terwujudnya “Equel Opportunity” yaitu kesempatan belajar yang
sama berdasarkan minat, bakat, kecepatan dan kemampuan individu. Jadi
kesamaan kesempatan bukan sekedar kesamaan materi atau sistem pendidikan.
Hal ini juga menolak mitos bahwa anak-anak berbakat unggul akan dapat
berkembang dan sukses dengan sendirinya tanpa pelayanan yang baik.
4. Memadukan secara harmonis dan akademis antara pendidikan di sekolah dengan
kebutuhan yang berkembang dimasyarakat. Dalam hal ini diterapkan “Society
Based Learning “ sehingga kesenjangan antara sekolah dengan tuntutan nyata
dimasyarakat dapat dieliminir. Disamping memiliki sensitifitas yang tinggi
terhadap individual differentes, kurikulum diferensiasi juga mampu
mengorganisir pengalaman belajar yang solid sehingga siswa dapat mencapai
“Discovery Thrill” yang memungkinkan siswa menghayati “Eurikel atau Aba
Erlebniz” secara mendalam. Oleh karena kegiatan dirancang agar terjadi sinergi “
Concept learning” dengan “Proset Learning” sehingga disamping mendapatkan
content, anak juga mampu mendapatkan “Learn How to Learn”
Sasaran utama kurikulum berdiferensiasi adalah terjadinya interpretasi dari
ranah kognitif, psikomotorik dan interaktif. Dalam hal ini jelas bahwa kurikulum
berdiferensiasi tiga tingkat lebih maju dibanding kurikulum inti di sekolahan.
Kurikulum yang berkembang selama ini hanya berorientasi pada pengembangan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan pada kenyataanya ranah kognitif lebih
mendominasi. Sedangkan ranah interaktif dalam kurikulum berdiferensiaasi berisi
tahap kreatif, psikodelik dan iluminatif yang besar peranannya pada produk-produk
baru. Untuk melayani anak-anak berbakat unggul pada kelas khusus atau kelas
unggulan keberadaanya sangat dibutuhkan sekali.
Untuk mengembangkan program keberbakatan, pada umumnya dibedakan
dari program reguler. Hal tersebut diambil atas dasar pertimbangan:(1) prinsip
ekonomi,(2) konsentrasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi,(3) konsentrasi
pada keterkaitan antara keutuhan pengetahua,(4) membuka sekolah non
tradisional,(5) belajar mandiri untuk anak berbakat, dan (6) komitmen terhadap
belajar masa depan.
Kurikulum berdiferensiasi mempunyai komponen-komponen yang saling
terkait. Komponen tersebut adalah: (1) materi pengalaman belajar yang
menumbuhkan kreativitas harus dipilih untuk digemukan dan dipadatkan dengan
menambahkan bagian-bagian baru yang menarik, mengubah bagian-bagian yang
kurang sesuai, mengurangi kegiatan yang terlali rutin dan mengulang. (2) terjadi
penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif. (3) berorientasi pada proses,
kegiatan aktif dan penerapan tugas, serta memberi peluang pada siswa untuk memilih
sendiri kegiatan belajar sesuai dengan minat dan kemampuanya. (4) komponen yang
bersifat teknis, seperti fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar,
dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
Menurut pendapat Ward dalam Semiawan (1994) ada dua argumen mengapa
kurikulum berdiferensiasi dibutuhkan dalam melayani kebutuhan anak berbakat.
Pertama, pendidikan anak berbakat intelektual berbeda dengan anak lainya.
Sebaiknya ditekankan aktifitas intelektual. Kedua, pembelajaran anak berbakat
unggul harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan
kemampuan yang lebih tinggi dari anak biasa. Kedua hal tersebut diatas tidak dapat
dijangkau dengan kurikulum biasa.
Kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat unggul mengacu pada
pendidikan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreatifitasnya
serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.
Kebutuhan terhadap perencanaan pengalaman belajar melalui kurikulum
berdiferensiasi adalah “ Conditio sin qua non” dalam memberikan pengalaman
pendidikan bagi anak berbakat ugngul.
Penggunaan kurikulum berdiferensiasi untuk melayani kebutuhan pendidikan
anak-anak berbakat unggul pada kelas unggulan dalam suasana klasikal memiliki
suatu keistimewaan tersendiri. Sesuai dengan pendapat Barbara clark setidaknya
dapat dijelaskan tiga keberhasilan utama berdiferensiasi yaitu:
1. Dengan pengalaman klasiakal yang mengacu pada kurikulum berdiferensiasi maka
kebutuhan rangsang psikis anak unggul dapat terpenuhi tanpa mengganggu irama
dan tempo belajar anak-anak umum sebab salah satu bentuk karakteristik anak
unggul adalah minatnya
yang luas terhadap berbagai bidang kehidupan. Jadi jika ia hanya dilayani dengan
kurikulum inti maka kebutuhan-kebutuhan perluasan keberbagai bidang
kehidupan yang diminati tak dapat terpenuhi.
2. Anak berbakat unggul punya karakteristik tersendiri dalam hal kematangan emosi.
Masyarakat luas memandang anak berbakat unggul itu eksentrik, tempramental,
usil, keras kepala, hiper aktif, kritis dan berbagai stigma lainya yang pada intinya
menunjuk pada karakter emosi anak unggul. Dengan menempatkan mereka pada
kelas reguler atau kelas biasa yang tergabung dengan siswa yang terdiri dari
berbagai latar belakang dan variasi, maka anak unggul punya kesempatan untuk
bergaul yang sewajarnya namun kadang seenaknya saja. Hal ini akan sangat
berbeda jika mereka diperlakukan dikelas khusus dengan menerapkan kurikulum
berdiferensiasi. Mereka sebagai siswa kelas unggulan akan terkesan elitis serta
teman-teman bergaulnya sama kemampuanya meskipun tidak sama latar belakang
sosial,ekonomi, minat, bakat dan kemauannya.
3. Anak unggul memiliki persoalan khusus untuk usaha mencapai kematangan sosial.
Oleh karena itu semakin mereka diisolasi dan elitis akan semakin tidak
menguntungkan perkembangan kematangan sosialnya. Dengan pelayanan
kurikulum berdiferensiasi dikelas unggulan anak-anak tersebut kebutuhanya akan
tercukupi dan beban studinya sesuai dengan kepastian keunggulan yang mereka
miliki.
Tidak sederhana mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum berdiferensiasi. Ada empat matra yang harus dikuasi guru kelas unggulan
jika ingin sukses dalam menggunakan kurikulum berdiferensiasi. Keempat matra itu
adalah:
Matra umum, matra umum ini merupakan kumpulan kegiatan belajar dasar
untuk pengembangan lebih lanjut dan memenuhi kebutuhan anak secara umum,
sehingga kurikulum berdiferensiasi ini sebenarnya bertitik tolak pada kurikulum
umum yang berlaku bagi semua siswa. Pengalaman belajar dari kurikulum ini
memberikan keterampilan dasar, pengetahuan , pemahaman, nilai dan sikap yang
akan memungkinkan seseorang berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Kurikulum ini bertumpu pada kurikulum inti atau kurikulum umum.
Matra yang didiferensiasi, matra ini berkaitan dengan ciri khas perkembangan
anak berbakat dan merupakan kurikulum yang dikembangkan secara mendalam.
Sifatnya terutama memenuhi harapan, kepentingan, tuntutan kebutuhan peserta didik
unggul, terutama berkaitan dengan kehidupan kreatifnya. Matra ini menunjuk pada
pendeferensiasian subyek mater pada tingkat perkembangan kognitif anak berbakat
unggul. Pada bagian inilah anak-anak berbakat akan ditarik keluar dari kelasnya
untuk mendapatkan penggemukan dan pengayaan sesuai kebutuhanya. Dengan
demikian diharapkan mereka mampu berpikir kreatif dan bisosiatif.
Matra subliminal, Matra ini terdiri dari pengalaman belajar yang dijabarkan
dari lingkungan keluarga dan sekolah. Di sekolah berkenaan dengan iklim akademis,
relasi interpersonal antar sesama, sistem penghargaan dan hukuman. Matra ini
memberi layanan kebutuhan interaksi interpersonal dengan sesamanya sehingga iklim
akademis yang tercipta sangat menyenangkan. Mereka tidak hanya belajar subyek
mater melainkan juga belajar tentang bagaimana cara belajar.
Matra non akademis, yakni suatu pengalaman belajar diluar target kurikulum
yang ditetapkan. Mereka dapat mempelajari apa saja yang menyenangkan dan
sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Disini konsep society based of
learning menemukan wujudnya, perkembangan afektif dan interaktif semakin nyata.
Disamping menguasai empat matra diatas dalam implikasinya guru harus
selalu ingat akan faktor-faktor isi, keterampilan mental, penerapan berpikir produktif
dan pengembangan sikap. Isi kurikulum untuk anak berbakat unggul harus
memusatkan dan mengkoordinasikan ide, masalah serta tema yang komplek dan
mendalam sehingga memacu anak untuk sanggup berpikir cross sectional. Isi harus
menggairahkan dan menantang proses kreatif dan kritis siswa untuk terus bergulat
dalam aktivitas berpikir yang produktif. Kurikulum anak berbakat juga harus mampu
memberi kesempatan anak dalam melatih keterampilan mental intelektual.
Pengorganisasian ide, konsep dan teori menjadi suatu bentuk bangunan pengetahuan
baru yang bermakna dalam menghadapi masa kini dan masa datang adalah latihan
mental yang harus diajarkan dalam kurikulum berdiferensiasi. Penerapan berpikir
produktif juga merupakan ciri khas kurikulum berdiferensiasi. Disini anak tidak
hanya dibiasakan berpikir kreatif saja melainkan proaktif dan mencoba
merekonseptualisasikan teori dan paradigma berpikir untuk mencermati dan mencari
solusi kreatif atas persoalan-persoalan aktual disekelilingnya. Disamping itu
pengembangan sikap juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam
pengajaran anak berbakat diformat kelas reguler. Pengembangan sikap yang utama
fleksibilitas adalah perbedaan pendapat, keterbukaan tehadap rangsang baru, dan
kesanggupan untuk mencari teknik-teknik kreatif.
2. Pembelajaran Unggul
Pembelajaran unggul adalah proses pembelajaran yang membuat anak-anak
senang, betah dan nikmat belajar. Proses pembelajaran unggul adalah proses yang
dapat memunculkan kegiatan belajar mengajar yang menggairahkan dan bukan
menyiksa anak-anak.
Menurut Degeng yang dikutip oleh Kurniati (2003:11) pembelajaran disebut
unggul kalau mampu memproses anak-anak Indonesia (siapapun dia) menjadi
manusia-manusia yang siap melanjutkan pembangunan bangsa. Atau manusia-
manusia yang mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran sebagaimana yang ingin
dicapai oleh Bangsa dan Negara.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran unggul hendaknya menggunakan
strategi pembelajaran yang paling optimal sesuai dengan karakteristik kondisional
yang tersedia untuk pembelajaran itu. Jadi keunggulan dalam suatu pembelajaran
dilihat dari ketepatan startegi yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Keunggulan suatu sekolah mestinya harus dilihat dari proses pembelajarannya
karena pembelajaran yang unggul kebanyakan dilaksanakan untuk kegiatan belajar
para siswa yang berbakat unggul dan mempunyai kecerdasan tinggi, maka
pembelajaran itu sendiri harus memiliki keunggulan-keunggulan yang membuat siswa
betah dan nikmat belajar.
Disamping suatu sekolah dimasuki anak-anak yang unggul, tetapi karena
sekolah tersebut (sekolah unggulan) mampu mengolah anak-anak untuk dijadikan
pribadi-pribadi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakteristik
individualnya.
Pembelajaran unggul dapat dipastikan biaya pengelolaanya mahal. Karena
pembelajaran disebut unggul apabila mampu memberikan pelayanan yang sangat baik
kepada setiap siswanya. Sekolah unggulan dalam penyelenggaraan pembelajaran
unggul hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang lebih dari cukup daripada
kelas biasanya. Secara sederhana pembelajaran unggul itu membutuhkan biaya
pengelolan yang cukup besar, sarana dan prasarana serta fasilitas yang mendukung
baik secara material dan non material tinggi.
Kelengkapan sumber-sumber belajar, media pembelajaran, tersedianya
pembelajaran guru kelas unggulan dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dan
kesadaran orang tua pun ikut menentukan ukuran keberhasilan untuk mencapai tujuan
pembelajaran unggul.
Adapun pembelajaran unggul menurut konsep keunggulan taman siswa
(Supriyoko 1997:4) adalah pembelajaran yang memproduksi lulusanya menjadi
manusia berkualitas unggul; yaitu para lulusan yng mampu dan sanggup menguasai
pengetahuan, ilmu dan teknologi, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (IMTAQ),
serta berbudi pekerti luhur (akhlak) yang menjadi indikatornya.
Menurut Nugroho (1999:2) proses pembelajaran dalam praktik pendidikan
saat ini kurang memberi kesempatan bagi terjadinya proses berpikir kreatif.
Dalam pembelajaran unggul siswa hendaknya lebih diarahkan untuk
mengoptimalkan berfikir, berkata dan bertindak yang aktif kreatif baik dari unsur
guru maupun siswa kelas unggulan.
Menurut Ardana yang dikutip oleh Kurniati (2003:13) bahwa pembelajaran
unggul bukan dimaksudkan untuk mendidik anak-anak yang unggul, berbakat dan
memiliki kecerdasan yang tinggi untuk menjadi manusia-manusia hebat seperti
Habibie dan Enstein, melainkan mengembangkan anak sampai batas kemampuanya.
Dengan pembelajaran unggul prestasi puncak dapat dicapai para siswanya
dengan cara mengembangkan kemampuan siswa dan merubah kondisi-kondis
pembelajaran dengan (1) kurikulum yang ketat (2) guru yang kompeten (3) adanya
ciri-ciri keefektifan (4) esting untuk membuktikan bahwa pembelajaran telah
mencapai sesuatu (5) dukungan masyarakat dan keterlibatan orang tua (6)
pembiayaan yang memadai (7) disiplin yang ketat (8) keterikatan pada nilai-nilai
tradisional. Delapan kondisi ini tentu saja bersifat arbitrer, karena itu masih dapat
ditambah dan dikurangi.
Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran unggulan diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran unggul adalah proses pembelajaran yang
menggairahkan bukan menyiksa anak-anak dengan adanya tambahan waktu belajar.
Siswa harus dapat merasa betah dan nikmat belajar, kemampuan berpikir dan
berkreatifitas tidak dibatasi.
Dalam pengelolaan pembelajaran unggul sangat membutuhkan biaya yang
mahal, sarana prasarana, fasilitas dan perlengkapan yang lebih baik untuk mencapai
prestasi puncak hendaknya mengkondisikan pembelajaran dengan kurikulum plus
yang ketat, guru yang kompeten, evaluasi yang rutin dan berkesinambungan,
dukungan moral dan material orang tua serta melibatkan masyarakat untuk
membiayai proses pembelajaran dengan menanamkan dan melaksanakan disiplin-
disiplin yang kuat yang dilandasi keterikatan nilai-nilai tradisional.
3. Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol
dikelompokan dalam satu kelas khusus. Sistem pelaksanaan pembelajaranya dengan
menerapkan kurikulum plus ditambah pendalaman materi Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS dan beberapa ekstra kurikuler untuk mengembangkan
minat, bakat dan kemampuan para siswa. Pembelajaran unggul dapat memudahkan
dalam membina dan mengembangkan kecerdasan, keterampilan, kemampuan, bakat,
minat, sikap dan perilaku siswa agar siswa memiliki indikator prestasi yang tinggi
dan unggul sesuai dengan potensinya.
Pembelajaran unggul dikelas unggulan bertujuan (1) mempersiapkan siswa
yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki budi
pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani
dan rohani.(2) memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan diatas
rata-rata normal untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan potensi yang dimiliki siswa. (3) memberikan kesempatan kepada siswa agar
lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan pembangunan. (4) memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi baik. (5) mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa yang
unggul sesuai dengan perkembangan mental siswa.
4. Siswa Kelas Unggulan
Menjadi siswa yang dapat belajar dikelas unggulan merupakan suatu
kebanggan dan kehormatan karena dipandang bahwa siswa kelas unggulan
merupakan siswa yang mempunyai prestasi unggul dikelasnya. Anak yang
berprestasi unggul sering dikaitkan dengan anak yang berbaktat.
Menurut Terman dalam Semiawan (1987:22-23) ada beberapa kecenderungan
atau ciri-ciri umum yang sama pada anak bebakat intelektual. Ciri tersebut merupakan
karakteristik anak berbakat intelektual yang menyatakan bahwa anak berbakat
mempunyai keunggulan atau menonjol dalam hal: (1) kesiagaan mental (2)
kemampuan pengamatan/observasi (3) keinginan untuk belajar (4) daya konsentrasi
(5) daya nalar (6) kemampuan membaca (7) ungkapan verbal (8) kemampuan menulis
(9) kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik (10) menunjukan minat yang luas
(11) memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai prestasi yang
baik (12) mandiri dalam memberikan pertimbangan (13) dapat memberi jawaban
tepat dan langsung kesasaran (14) mempunjyai rasa humor tinggi (15) melibatkan diri
sepenuhnya serta ulet menghadapi tugas yang diminati.
Melihat pada daftar panjang yang mengungkapkan karakteristik /ciri-ciri anak
berbakat seolah-olah mereka hanya memiliki sifst-sifst yang positif saja. Namun
demikian untuk dapat memasuki kelas unggulan seorang siswa harus lulus seleksi
yang diadakan oleh sekolah. Mereka juga dinyatakan dapat memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan untuk lolos ke kelas unggulan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh siswa-siswa kelas unggulan adalah
sebagai berikut :
6. Merupakan siswa berprestasi dikelasnya berdasarkan jumlah nilai raport.
7. Lulus tes kemampuan akademik, psikologi dan kesehatan sesuai dengan alat
seleksi yang terstandar.
8. Memiliki bakat dan minat serta prestasi yang unggul dikelasnya.
9. Mendapatkan ijin tertulis dari orang tua siswa yang isinya juga harus patuh
mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan dengan disiplin yang ketat.
5. Guru Kelas Unggulan
Anak berbakat adalah “anak luar biasa” yang memerlukan guru khusus yang
sesuai untuk mengajar mereka. Sesuai dengan pandangan yang melatar belakangi
perkembangan pendidikan untuk anak berbakat itu, yaitu pandangan “student-
centered education” dalam menyiapkan guru-guru untuk anak berbakat itu orang
harus bertolak dari kondisi dan ciri-ciri khas anak berbakat.
Seperti telah umum diketahui pendidikan (tegasnya pengajaran) adalah proses
yang melibatkan anak didik sebagai bahan baku, masukan lingkungan dan masukan
instrumental guna mencapai tujuan yang diinginkan. Tentu saja, dalam proses ini
semua yang terlibat itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak berbakat. Tujuan
harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka, dalam proses pembelajaran gurulah
yang merupakan masukan terpenting yang disebut sebagai dalang dalam proses
tersebut. Untuk itu sangat wajar jika dipersiapkan guru secara khusus untuk anak
yang berbakat unggul.
Guru kelas unggulan ialah guru kelas dengan ijazah strata 1, yang memandu
bidang studi khusus atau mata pelajaran tertentu, misalnya guru mata pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, guru mata pelajaran IPA, guru mata pelajaran agama,
guru mata pelajaran olah raga dan guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Menurut
Depdikbud Dirjen Dikdasmen (1996:5) yang dimaksud tenaga pengajar atau guru
kelas unggulan ini diambil dari sekolah inti atau sekolah imbas diwilayah gugus
sekolahnya melalui seleksi. Dengan demikian diharapkan guru kelas yang mengajar
dikelas unggulan mempunyai kualifikasi dan dedikasi yang tinggi untuk mendukung
pembelajaran kelas unggulan tersebut. Disamping wali kelas, ada guru bimbingan
konseling yang diberi tugas sebagai guru bimbingan dan penyuluhan. Guru tersebut
mempunyai fungsi untuk membimbing keberbakatan anak berbakat. Fungsi dari
konseling keberbakatan adalah (1) membantu perkembangan pribadi anak berbakat
dan membantu mengatasi kendala-kendala emosional dan kendala lingkungan,
(2)membantu memaksimalkan kemajuan belajarnya dan penempatanya pada
perguruan tinggi, serta kemudian menempuh karir professional sesuai bakat dan
minat
(Semiawan, 1997). Adapun beberapa kriteria sebagai seorang guru yang mengajar
dikelas unggulan adalah sebagai berikut :
1. Adalah guru yang profesional dengan memiliki kompetensi-kompetensi yang
tinggi dalam menguasai kurikulum, materi pembelajaran, metode, startegi, dan
pendekatan pembelajaran dengan kualitas yang tinggi.
2. Berprestasi, menguasai tehnik-tehnik evaluasi pembelajaran, menguasai strategi
pembelajaran yang unggul.
3. Memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi, setia terhadap tugas, inovatif dan
kreatif dalam mendidik, mengasuh, membimbing kepada para siswa yang
memiliki bakat dan potensi yang unggul.
4. Sehat jasmani dan rohani, energik, berbenampilan, berbudipekerti luhur, dan
senior dalam jenjang pangkat ataupun pengalamanya.
5. Memiliki kelebihan khusus dibanding guru lainya baik dalam bidang
keterampilan, dalam mengampu suatu mata pelajaran kusus, maupun dalam
membimbing siswa pada materi-materi ekstra kurikuler.
Anak berbakat unggul biasanya memiliki karakteristik dan perangai yang
berbeda dari anak kebanyakan. Hal ini bermula dari perbedaan perkembangan dari
kematangan emosi dan daya kritis anak-anak berbakat unggul dibanding anak-anak
pada umumnya. Sehingga para guru perlu menyadari pentingnya pendidikan khusus
bagi anak bebrbakat, baik ditinjau dari segi asasi individu, sebagai kemungkinan
untuk mewujudkan bakat anak sepenuhnya, untuk mencegah rasa bosan anak, dan
memang merupakan tujuan sekolah untuk mengembangkan bakat anak secara
optimal,maupun ditinjau dari segi aspek manfaat bagi negara mengingat anak
berbakat dapat memberikan sumbangan besar terhadap kesejahteraan bangsa
(Munandar, 1982:50). Oleh karena itu diperlukan kualifikasi tertentu untuk menjadi
guru kelas unggulan.
Dalam memilih guru, kualitas guru anak berbakat yang esensial adalah:
(a)memiliki kemampuan akademik, (b)berminat kuat pada salah satu bidang
akademik atau bidang kreatif, (c)fleksibel dalam waktu, langkah, bahan , pola
pengajaran, dan sebagainya, (d)senang humor dan, (e)seorang individu yang kuat (
Akbar, 2001: 11).
Sedangkan Maker dalam Munandar (1982:10) memilih karakteristik yang
harus dimiliki guru anak berbakat dalam tiga kelompok yakni philosopical, personal
dan profesional. Karakteristik philosopical sangat penting karena hal itu menyangkut
cara pandang guru terhadap pendidikan dan dampaknya terhadap pendekatan yang
akan digunakan dalam mengajar, juga pandanganya terhadap anak berbakat.
Karakteristik personal mencakup sejumlah sifat seperti : percaya diri, memiliki rasa
humor, memiliki motivasi, berprestasi, fleksibel dan meminati berbagai bidang.
Sedangkan karakteristik profesional guru kelas unggulan meliputi kemampuan untuk
menggunakan keterampilan dinamika kelompok, advance techniques, dan strategi-
strategi dalam menyampaikan materi, menciptakan suasana yang kondusif untuk
berlatih dan menemukan (inquiry training) serta menguasai pengetahuan dan
teknologi modern.
6. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan
Pola pelaksanaan pembelajaran unggul dikelas unggulan adalah dengan
kurikulum yang berlaku secara nasional, dengan sarana dan bahan belajar yang
lengkap, metode belajar mengajar yang variatif, pengelolaan kelasnya yang
maksimal, tata tertib dan disiplin yang tinggi, ragam kegiatan belajar dengan
kurikulum plus dan ada penambahan waktu belajar di sekolah.
Agar pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan benar-benar mampu
memperlihatkan nilai plus atau lebih daripada kelas-kelas lain yang diselenggarakan
secara konvensional, perlu ada persyaratan tempat kelas unggulan yang meliputi:
(1)Kelas unggulan harus memiliki sarana dan prasarana yang relatif lebih lengkap
dibanding kelas yang lain/kelas biasa.(2) sekolah unggulan mudah dijangkau oleh
para siswa, dengan letakyang strategis dan dekat dengan kantor Cabang Dinas
Pendidikan agar mudah memonitor dan mensupervisi kegiatan pelaksanaan
pembelajaran kelas unggulan.
Dalam proses pembelajaran mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks.
Disebut kompleks karena dituntut adanya kemampuan personal dan sosio cultural
secara terpadu dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks juga karena
dituntut adanya integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam
interaksi siswa, yang terakhir dikatakan kompleks karena mengandung unsur-unsur
seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai, dan keterampilan dalam proses pembelajaran.
Menurut Conners dalam Moedjiono (2000:39-40) mengidentifikasikan tugas
mengajar guru menjadi tiga tahap yang bersifat suksesif. Masing-masing tahap
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap sebelum pengajaran
Dalam tahap ini guru harus menyususun: program tahunan, program satuan
pelajaran, dan perencanaan program mengajar. Dalam merencanakan program
tersebut perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a. bekal bawaan yang ada pada siswa.
b. Perumusan tujuan pelajaran.
c. Pemilihan metode.
d. Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar.
e. Pemilihan bahan pelajaran, peralatan dan fasilitas belajar.
f. Mempertimbangkan karakteristik siswa.
g. Memepertimbangkan cara membuka pelajaran, pengembanganya dan menutup
pelajaran.
h. Mempertimbangkan peranan siswa dan pola pengelompokan.
i. Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar, antara lain: pemberian penguatan,
motivasi, mata rantai kognitif, pokok-pokok yang akan dikembangkan,
penentuan model, transfer, keterlibatan aktif siswa dan pengulangan.
2. Tahap Pengajaran
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa group atau siswa secara individual. Rentangan interaksi ini berada
pada dua kutub yang eksterem, yakni suatau perbuatan yangt berpusat pada guru dan
kegiatan yang berpusat pada siswa. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam tahap pengajaran adalah:
i. Pengelolaan dan pengendalian kelas.
ii. Penyampaian informasi, keterampilan-keterampilan konsep dan sebagainya.
iii. Penggunaan tingkah laku verbal, seperti: keterampilan bertanya, demonstrasi
dan penggunaan model.
iv. Penggunaan tingkah laku non verbal seperti gerak pindah guru dan sasmita guru.
v. Cara mendapatkan balikan.
vi. Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologi antara lain: motivasi,
pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, pokok-pokok yang akan
dikembangkan, mata rantai kognitif, transfer dan keterlibatan aktif siswa.
vii. Mendiagnosa kesulitan belajar.
viii. Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaaan individual.
ix. Mengevaluasi kegiatan interaksi.
3. Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka
dengan siswa. Beberapa perbuatan guru yang nampak pada tahap sesudah mengajar
antara lain:
a. Menilai pekerjaan siswa.
b. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.
c. Menilai kembali proses belajar mengajar yang telah berlangsung.
Ketiga tahap pengajaran tersebut harus mencerminkan hasil belajar siswa
yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun proses pembelajaran atau proses belajar-mengajar menurut Darsono
(2000:24) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Yaitu perubahan tingkah laku
baik pengetahuan, sikapnya dan keterampilanya.
Untuk menghasilkan siswa yang unggul maka proses pembelajaran di kelas
unggulan diupayakan memiliki keunggulan dari kelas biasa. Untuk itu dalam proses
pembelajaran harus diperhatikan komponen-komkponen yang mempengaruhinya.
Komponen yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran adalah: kurikulum,
materi, bahan atau sarana pembelajaran, metode dan penilaian.
Untuk kelas unggulan dari setiap komponenya harus memiliki keunggulan
dari kelas biasa, karena dari seluruh komponen tersebut diharapkan dapat menunjang
siswa untuk lebih aktif belajar sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. kurikulum
kurikulum yang berlaku sacara nasional adalah merupakan program minimal.
Oleh karena itu untuk kelas unggulan harus menambah kurikulum/kurikulum plus.
Untuk itu dapat digunakan kurikulum berdiferensiasi pada kelas unggulan.
Dari hasil seminar Nasional “ alternative program pendidikan anak berbakat”
dalam Munandar (1985:120) menyebutkan bahwa dalam pengembangan kurikulum
anak berbakat harus ditempuh cara-cara berikut:
1. Pengembangan bahan pelajaran.
2. Mengembangkan strategi belajar mengajar.
3. Menyusun sistem evaluasi yang sesuai.
4. Membuat program bimbingan dan penyuluhan yang efektif bagi anak-anak
berbakat.
5. Pengembangan sistem administrasi dan supervisi pendidikan yang sejalan dengan
strategi belajar mengajar dans istem evaluasi serta BP yamh dikembangkan.
6. Peningkatan kemampuan tenaga pendidikan /guru yang relevan dalam
melaksanakan program mengajar.
7.Mewujudkan lingkungan belajar/sekolah yang dapat membantu pengembangan
anak berbakat.
8. Melengkapi sarana, fasilitas pendidikan yang menunjang terwujudnya tujuan
program tersebut.
9. faktor-faktor lainya yang menunjang terwujudnya program anak berbakat ini perlu
dikembangkan secara nyata.
2. Materi
Artinya bahwa setiap materi yang ada dalam kurikulum harus diperdalam,
diperkaya dan diperluas. Sehubungan dengan hal tersebut maka konsekuensinya
akan ada tambahan waktu belajar.
Selain itu dengan bertambahnya alokasi waktu yang ada memberikan
peluang kepada siswa kelas unggulan untuk mengembangkan bakat, minat,dan
keterampilan seoptimal mungkin.
3. Bahan atau sarana pembelajaran
Mengenai bahan dan sarana pembelajaran, maka perlu melengkapi buku-
buku sumber baik untuk pegangan siswa maupun guru. Buku-buku penunjang
yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar juga perlu disediakan.
Begitu pula mengenai perabot, media pembelajaran dan sarana pembelajaran yang
lain harus lebih memadai baik dari segi jumlah dan kualitasnya.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran, strategi, model-model belajar, tehnik dan
pendekatan-pendekatan diharapkan diterapkan dengan tepat untuk mengaktifkan
siswa kelas unggulan agar merangsang siswa berfikir untuk mengembangkan
variasi pembelajaran yang cukup beragam.
Dalam melaksanakan pembelajaran unggul dikelas unggulan guru
hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap masing-masing individu.
Siswa harus merata sehingga dapat memberikan layanan yang sesuai, baik belajar
secara individual, kelompok atau klasikal. Tugas-tugas pekerjaan rumah harus
lebih disesuaikan dengan kehendak siswa untuk meningkatkan prestasinya.
Umpan balikpun perlu seringkali dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi hendaknya benar-benar dapat mendorong siswa untuk belajar. Baik
dari segi alat evaluasi, proses evaluasi maupun tindak lanjut evaluasinya. Soal-
soal uraian lebih sering digunakan dan diutamakan untuk mengembangkan nalar
siswa. Setiap hasil penilaian harus diberikan umpan balik dan tindak lanjut.
Pengelolaan kelas pada kelas unggulan sama dengan pengelolaan kelas
biasa. Baik mengenai pengaturan jadwal pelajaran, tempat duduk, posisi meja
kursi siswa dan guru, letak papan tulis maupun pengaturan gambar dan alat
peraga dikelas yang menunjang proses pembelajaran unggul dan menjadi sumber
belajar dikelas.
Disiplin dan tata tertib pada kelas unggulan sangat diutamakan dan
mendapat penekanan yang tinggi, mengingat kelas unggulan adalah kelas khusus
yang memiliki nilai jelas. Yang penting setinggi apapun intensitas pembelajaran,
siswa tetap merasa betah belajar, nikmat, merasa nyaman dan aman dalam belajar.
Ragam kegiatan pembelajaran dikelas unggulan meliputi program intra
kurikuler yang telah disusun dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
Untuk kelas unggulan kegiatan intra kurikuler diberi pendalaman dan
pengembangan materi sesuai bakat potensi anak, karena kelas unggulan
menggunakan kurikulum plus dan penambahan waktu belajar disekolah. Untuk
kegiatan ekstra kurikuler harus diikuti siswa kelas unggulan sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya.
Mengingat kelas unggulan adalah kelas khusus untuk menghasilkan lulusan-
lulusan yang berkualitas, maka dalam pelaksanaanya perlu didukung oleh adanya
fasilitas seperti:
1. Buku penunjang atau pelengkap yang berupa modul yang dapat dipelajari oleh
siswa secara mandiri untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
2. Laboratorium untuk praktek siswa dalam mempraktekan dan memperdalam
pengetahuanya.
3. Perpustakaan yang menyediakan sumber belajar lengkap dan mendukung
kegiatan pembelajaran unggul.
Penilaian hasil belajar siswa kelas unggulan sama dengan kelas biasa hanya
kelas unggulan para siswanya berprestasi tinggi sehingga terdapat perbedaaan
dalam hal tertentu baik yang terkait dengan alat penilaian, proses penilaian,
maupun tindak lanjut dari hasil penilaian.
Didalam aktifitas penilaian hendaknya memperhatikah hal-hal sebagai
berikut:
1. Alat penilaian dikelas unggulan mengutamakan tes uraian dalam ulangan
harian dengan penyusunan soal memiliki tingkat kesukaran lebih tinggi.
2. Standar nilai keberhasilan dalam setiap mata pelajaran siswa diharuskan
mendapat nilai minimal 7 jika da yang belum mencapai dapat mengikuti remidi
sebanyak dua kali. Bagi yang sudah maka dapat mengikuti program
pengayaan.
3. Syarat-syarat kenaikan kelas di kelas unggulan bagi siswanya jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memiliki nilai rata-rata 8 untuk semua mata pelajaran.
b. Penilaian sikap dan tingkah laku siswa kelas unggulan mendapat perhatian
khusus dan harus mempunyai kelebihan dari segi kejujuran, sopan santun,
sosialisasi, kerajinan, kerapian, budi pekerti dan kemandirian.
c. Mempertimbangkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
yang ditetapkan sekolah dan dalam kegiatan sosial dilingkungan
masyarakat.
7. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungan dari
simbul-simbul yang diperlukan. Simbul-simbul itu penting untuk memanipulasi
aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Dari simbulasasi itulah dapat
menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan keterangan untuk
membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman
terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu konsepnya tersusun secara
herarkis. Simbulisasi itu barulah berarti bila suatu simbul itu dilandasi suatu ide. Jadi
dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep
abstrak yang tersusun secara herarkis dan penalaranya deduktif (Hudojo, 1988:3).
Proses pembelajaran diasumsikan sebagai suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dalam pembelajaran matematika,
berpikir matematika merupakan kegiatan mental yang dalam prosesnya selalu
menggunakan abstraksi dan generalisasi. Oleh karena itu bagi anak-anak yang
mempunyai keberbakatan intelektual pelajaran matematika dipandang sebagai
pelajaran yang menantang dan menarik untuk dikuasai.
Tujuan pokok mata pelajaran matematika disekolah yang diidentifikasikan
oleh National Council of Teachers of Matthematics (1987) adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan matematika sebagai pemecah masalah.
2. Belajar mengkomunikasikan secara matematik.
3. Belajar berpikir secara matematik.
4. Belajar menilai matematika.
5. Menjadikan kepercayaan dalam satu kemampuan tersendiri.
Pandangan baru mengajar dan belajar matematika juga menekankan
pentingnya saat ini dan masa mendatang untuk membuka kunci-kunci dasar dalam
kurikulum matematika. Kunci-kunci dasar tersebut termasuk:
1. Hitungan, penjumlahan, dan taksiran.
2. Teori probabilitas.
3. Teknik manipulasi aljabar.
4. Geometri.
5. Logika dan statistik.
6. Analisis dan struktur aljabar.
7. Pemodelan dan pemecahan masalah.
Penekanan khusus untuk anak berbakat dalam kunci dasar pembelajaran
matematika sebaiknya diakses sejak dini, mendalami untuk penerapan didunia nyata,
dan menggunakan matematika dalam kawasan lain seperti dalam penelitian.
The Study for Mathematically Precocious Youth (SMPY) yang dikembangkan
oleh Stanley, Keating, dan Fox (1974) mencetuskan topik-topik matematika yang
sesuai untuk anak berbakat. Model ini memiliki cirri sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi anak berbakat melalui Mathematical Aptitude Test (MAT).
2. Menggunakan suatu pendekatan prespektif diagnostik pelajaran matematika yang
memungkinkan siswa bergerak cepat.
3. Utilitas yang ada pada kurikulum pra kalkulus dan bahan-bahan teks menggerakan
siswa untuk menemukan harapan sebagai individu.
Buku-buku konvensional tidak menyediakan uji coba matematika sesuai
kebutuhan anak berbakat. Matematika yang dikembangkan oleh National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM) telah diorganisasikan secara konseptual. Sebagai
contoh aljabar dipandang sebagai alat pemecah masalah.
Pendekatan lain adalah berfokus pada tehnik pemecahan masalah yang
memungkinkan anak berbakat mencoba secara bebas dalam bidang matematika.
Pendekatan yang dimaksud adalah diadakanya komposisi matematika yang
menantang masalah yang tidak rutin. Program-program seperti Talent Search, Math
Counts, Math Lates dan lain-lain menjadikan matematika lebih popular dan lebih
diperhatikan. Oleh karena itu, mensyaratkan kepada siswa mempunya dasar
pengembangan konseptual dan kemampuan pemecahan masalah yang baik.
Komputer ilmiah mempunyai tempat yang signifikan dalam program
matematika untuk anak brbakat. Komputer dapat memfasilitasi pemecahan masalah
secara bebas untuk memfokuskan pada heuristik daripada prosedur perhitungan.
Teknologi juga membantu konseptualisasi. Persamaan untuk bagian bentuk dapat
digali dan dihubungkan secara geometrik menggunakan program grafik yang tersedia
dalam komputer atau kalkulator yang baik. Dengan memanfaatkan teknologi, anak
berbakat dapat membangun skema matematika. Yang penting bagi mereka adalah
membangun hubungnan antara topik-topik matematika. NCTM menganjurkan apa
yang disebut Mathematics Connections sebagai berikut:
1. Relasi dan fungsi.
2. Sistem persamaan dan matriks.
3. Persamaan fungsi dalam bentuk standar dan transformasi.
4. Bilangan kompleks dan pasangan order dalam pesawat kompleks.
5. Perbandingan segitiga, fungsi trigonometri, dan fungsi lingkaran.
6. Eksplisit dan gambaran parametrik dari persamaan.
7. Fungsi dan inversnya, logaritma dan fungsi eksponensial.
8. Statistik dan probabilitas.
9. Grafik dan matrik.
10. Bentuk definisi dan sekuensi yang sama.
Disesuaikan dengan penggunaan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah-
sekolah, maka standar kompetensi untuk mata pelajaran matematika di Sekolah
Menengah Pertama menunjuk pada kemampuan matematika yang dipilih dalam
standar kompetensi yang dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut
dipilih materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat
kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakainya dalam kehidupan
sehari-hari. Semua aspek yang dijabarkan kompetensi dasar dan indikator,
terangkum dalam kemahiran matematika yang disampaikan pada setiap awal kelas.
Secara rinci matematika SMP dan MTS dikelompokan dalam 13 standar kompetensi
yang tercakup pada 4 aspek matematika (bilangan, geomertri dan pengukuran,
peluang dan statistika, dan aljabar). Tiga belas standar kompetensi tersebut diatur
menurut urutan sebagai berikut:
1. melakukan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakanya dalam
pemecahan masalah.
2. memahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan
tidakpersamaan liniersatu variable, himpunan serta dapat menggunakan dalam
pemecahan masalah.
3. mengidentifikasi garis, sudut dan bangun datar serta dapat menentukan besar-
besaran yang ada didalamnya.
4. memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakanya dalam pemecahan masalah.
5. menentukan panjang suatu garis dalam segitiga serta dapat menggunakanya
dalam pemecahan masalah.
6. mengidentifikasi lingkaran serta menetukan besaran-besaran yang terkait
didalamnya.
7. mengidentifikasi bangun ruang sisi lengkyng serta menetukan besaran-besaranya.
8. memahami kesebangunan bangun datar.
9. mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menetukan besaran-besaran
didalamnya.
10. melakukan kegiatan statistika.
11. melakukan operasi pangkat tak sebenarnya dan logaritma.
12. menetukan pola, deret, bilangan dan menggunakanya dalam pemecahan masalah.
13. memahami dan menggunakan persamaan kuadrat dalam pemecahan masalah.
Kemahiran matematika untuk kelas VIII mencakup kemampuan penalaran,
komunikasi, pemecahan masalah dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika.
Indikator dari kemahiran matematika untuk kelas VIII dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel I
Kemahiran matematika SMP Kelas II
Kemahiran matematika indikator
Menggunakan notasi
dan symbol
Menggunakan model
matematika
Meyakini matematika
sesuatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan.
-menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis
dan symbol serta diagram.
-menerapkan konsep serta algoritme.
-memeriksa kesahihan suatu argumen.
- melakukan manipulasi matematika.
-mengubah formula atau rumus kebentuk lain yang
nilainya sama.
-mengembangkan strategi dalam memecahkan masalah
-menunjukan rasa ingin tahu dan perhatian atau minat
dalam belajar matematika.
-menunjukan sikap gigih dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pendekatanya penelitian dibedakan menjadi penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang
dikutip oleh Moleong (2002:3) mendefinisikan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan keadaan dan memecahkan
masalah yang sedang berlangsung. Dengan pendekatan ini diharapkan peneliti dapat
menghasilkan data yang deskriptif yang nantinya dituangkan dalam bentuk laporan
dan uraian, jadi tidak mengutamakan angka-angka statistik.
Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tetapi berusaha
mengumpulkan data empiris, dari data tersebut ditemukan pola-pola yang mungkin
dapat dikembangkan menjadi teori.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen serta Lincoln dan Guba
dalam Moleong (2002:4-8) menyebutkan beberapa ciri penelitian kualitatif. Ciri-ciri
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks
dari suatu keutuhan (entity).
2. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama.
3. penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.
4. penelitian kualitatif menggunakanj analisis data secara induktif.
5. penelitian kualitatif lebih menghandaki arah bimbingan penyusunan teori
substantif yang berasal dari data.
6. data yang dikumpulkan adalah deskriptif yang berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka.
7. penelitian kualitatif lebih mementingkan segi proses daripada hasil.
8. penelitian kualitatif menghendaki ditetapkanya batas dalam penelitianya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
9. penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam
versi lain dibandingkan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
10. penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-mebnerus disesuaikan
dengan kenyataan lapangan.
11. penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai
sumber data.
Dengan pendekatan kualitatif maka penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran
secara obyektif tentang pengelolaan pembelajaran unggul untuk mata pelajaran
matematika pada kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wanadadi
Kabupaten Banjarnegara dalam rangka melayani siswa-siswa yang berbakat dan
memiliki kecerdasan, keterampilan dan prestasi unggul.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara pada kelas khusus atau kelas unggulan.
Lokasi ini dipilih karena di sekolah tersebut ada satu kelas unggulan yaitu kelas VIII.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas,
guru matematika dan guru mata pelajaran yang lain serta siswa-siswa kelas unggulan.
1. Dari kepala sekolah selaku penanggung jawab kegiatan pelaksanaan pembelajaran
kelas unggulan dapat dimintai keterangan tentang perananya dalam
memperdayakan seluruh aspek kependidikan yang menyangkut fasilitas, sarana
dan prasarana sekolah untuki mendukung terlaksananya pembelajaran kelas
unggulan. Kepala sekolah selaku dinamisator, organisator, administrator dan
supervisor yang mengelola pelaksanaan dan penanggung jawab kelas unggulan
dapat menginformasikan tentang tenaga pengajar, proses pembelajaran, ragam
kegiatan belajar, waktu belajar, pendukung belajar dan guru yang mengelola
proses pembelajaran.
2. Wali kelas sebagai pelaksana proses pembelajaran, pengelolaan kelas yang
sekaligus juga mengasuh atau mengampu salah satu mata pelajaran. Dari wali
kelas dapat diperoleh informasi tentang hal-hal yang mendukung dan hal-hal yang
menjadi kendala dadalam pelaksanan pembelajaran kelas unggulan.
3. Guru mata pelajaran sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dengan
memberikan mata pembelajaran tertentu dikelas unggulan dapat memberikan
informasi-informasi tentang proses pembelajaran dikelas unggulan sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu berikut cara penilaianya. Guru –guru ini telah
melalui seleksi dari sekolah dan sudah mendapatkan pelatihan dari kanwil
setempat.
4. Dokumen. Dengan dokumen dapat digunakan untuk mengamati dan membaca
perangkat dokumen yang terkait dengan ketentuan proses pembelajaran kelas
unggulan baik dari kurikulumnya, ragam belajarnya dan waktu belajarnya tersebut
akan diketahui tentang pembelajaran kelas unggulan dan bentuk kemampuan guru
didalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran kelas unggulan tersebut.
5. Siswa. Dari siswa kelas unggulan yang belajar di kelas unggulan dapat
memberikan informasi tentang pelayanan pendidikan yang diberikan sekolah,
khususnya untuk pelajaran matematika, proses pembelajaran matematika dikelas
unggulan dan mengungkapkan berbagai faktor pendukung serta kendala-kendala
yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dikelas unggulan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Observasi
Menurut Marzuki (2001:58) dengan metode observasi orang melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
diselidiki. Metode ini memiliki kebaikan sebagai berikut :
1. Pencatatan dapat dilakukan pada waktu terjadinya peristiwa atau terlihatnya
gejala tertentu.
2. Tidak tergantung pada jawaban responden, maka lebih objektif dan lebih teliti.
Observasi yang dilakukan yaitu melalui cara pengamatan yang tidak berperan
serta. Artrinya peneliti hanya mengadakan pengamatan saja tanpa menjadi anggota
kelompok yang diamatinya. Pengamatanpun dilakukan secara terbuka dengan
diketahui oleh subjek, sedangkan sebaliknya para subjek dengan sukarela
memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi.
Dan mereka juga menyadari ada orang yang sedang mengamati hal-hal yang
dilakukan mereka.
Alat yang digunakan dalam metode observasi ini adalah catatan lapangan
karena pengamat dalam situasi pengamatan tak berperan serta (Moleong, 2002:130).
Pengamat dalam hal ini relatif bebas membuat catatan dan mencatat apa saja yang
dikehendakinya. Catatan yang dibuat dalam pengamatan berupa laporan langkah-
langkah peristiwa dan catatan tentang gambaran umum yang singkat .
Metode observasi digunakan untuk memperoleh data umum tentang
gambaran umum situasi kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Wanadadi Kabupaten Banjarnegara khususnya dikelas VIII untuk memperoleh data
tentang pelaksanaan pembelajaran dikelas tersebut
b. Metode Interview (wawancara)
Interview (wawancara) merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Marzuki 2001:62). Dalam Moleong (2002:135) wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban.
Dalam interview ini penulis menggunakan jenis interview bebas terpimpin
atau interview terkontrol, artinya wawancara berjalan dengan bebas tetapi masih
terpenuhi komparabilitas dan reliabilitas terhadap persoalan-persoalan penelitian.
Melalui wawancara ini diharapkan data yang diungkap lebih mendalam.
Wawancara dilakukan secara terbuka, artinya para subjek tahu bahwa mereka sedang
diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut.
Selama wawancara pencatatan data adalah hal penting yang harus dilakukan
peneliti. Pencatatan data tersebut merupakan dasar yang akan dianalisis dari hasil
“kutipan” wawancara. Pencatatan data dilakukan melalui tape recorder dan melalui
pencatatan pewawancara sendiri.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan guru-
guru, siswa, dan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran kelas
unggulan.
c. Metode Dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau catatan,
transkrip, buku agenda dan sebagainya untuk melengkapi data-data yang belum
terambil melalui pengisian-pengisian kuesioner atau dalam mengamati perangkat
dokumen yang terkait dengan ketentuan pelaksanaan proses pembelajaran.
d. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Moleong (2002:112) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.
Untuk pengumpulan data penulis menggunakan data yang berasal dari :
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki 2001: 55).
Data primer diperoleh dari kepala sekolah, guru-guru kelas Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara beserta siswanya,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kelas unggulan dari Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Jakarta tahun 1996 juga merupakan data primer yang
mendukung.
2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti (Marzuki 2001: 56). Data sekunder dipakai untuk melengkapi data-data
primer.
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dari dokumen,
catatan-catatan rapat kerja dinas yang penting tentang pelaksanaan kegiatan
pembelajaran unggul dikelas unggulan yang dimiliki oleh wali kelasnya.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen terjun
langsung dalam pengambilan data dengan alat bantu pedoman observasi, lembar
wawancara dan catatan dokumen yang ada di sekolah. Dalam penelitian kualitatif
peneliti sendiri atau orang lain merupakan alat pengumpul data utama (Maleong 2002
: 4). Orang sebagai instrumen memiliki senjata untuk dapat memutusakan yang secara
luwes untuk dapat digunakanya, dan senantiasa dapat menilai keadaan dan dapat
mengambil keputusan. Oleh karena itu pada waktu mengumpulkan data utama
dilapangan peneliti berperan serta.
6. Teknik Analisis Data.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti akan mendapatkan data beraneka ragam
yang berasal dari berbagai macam sumber yaitu observasi, wawancara, ataupun dari
dokumen. Data yang telah diperoleh tentu perlu dirangkum dan diseleksi sehingga
masing-masing dapat dimasukan dalam fokus, kategori dan permasalahan yang ingin
dicari kebenaranya.
Bila dianggap masih kurang dan belum lengkap dapat segera kembali mencari
data yang dibutuhkan yang nantinya dapat lebih mendukung hasil penelitian. Hal ini
disebabkan karena seluruh kegiatan dari analisis data kualitatif terletak pada
penuturan atau lukisan tentang apa yang berhasil dipahami berhubungan dengan suatu
masalah yang diteliti, dan dari sinilah kesimpulan yang benar-benar berbobot dapat
diwujudkan secara komprehensif dan mendalam. Supaya hasil penelitian sesuai yang
diharapkan dan cocok dengan pendekatan yang digunakan, maka analisis data yang
digunakan dengan pendekatan induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris
dengan cara terjun kelapangan, mempelajari, menganalisis, menafsir dan menarik
kesimpulan dari fenomena yang ada dilapangan.
Selanjutnya dari data yang telah terkumpul dari dokumen, hasil observasi dan
wawancara kemudian diperiksa, diatur dan diurutkan (editing), dikelompokan, diberi
kode dan dikategorikan baru kemudian dianalisis. Tahapan tersebut dapat dilihat
dalam bagan berikut ini:
Gambar I
Tahap Analisis Data
Mencermati bagan diatas, maka perlu ditegaskan langkah-langkah analisis
data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data, yaitu cara untuk mengumpulkan data yang akan diteliti,
setelah peneliti memenentukan data apa yang akan dikumpulkan.
2. Pengeditan data, yaitu data diperiksa kembalai, diatur dan diurutkan.
3. Kategorisasi data, yaitu pengelompokan data dan pemberian kode.
4. Analisis data, yaitu proses mengorganisasi dan mengurutkan data dalam pola,.
Kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2002:103)
Dari langkah-langkah analisis data yang telah dikemukakan, itu semua
merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu
sama lainya. Dari data yang terkumpul melalui observasi dan wawancara yang
menguraikan tentang kegiatan pembelajaran matematika di kelas unggulan akan
diperoleh dalam bentuk laporan. Kemudian laporan tersebut direduksi, dirangkum
dan dipilih hal-hal pokok yang difokuskan pada pengelolaan pembelajaranya. Setelah
Pengumpulan
data
Pengeditan data
Analisis data Kategorisasi data
direduksi kemudian dianalisis dengan teknik perbandingan secara terus-menerus
melalui analisis sejak perencanaan sampai pelaksanaanya, dan kemudian data dapat
disajikan secara sistematis. Setelah itu data dapat disimpulkan.
Tahapan analisis data telah dilakukan, untuk itu perlu diperhatikan juga
keabsahan data yang terkumpul. Menurut Moleong (2002:173) untuk menetapkan
keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik
triangulasi, keikutsertaan dilapangan dan pengecekan anggota.
Teknik triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding data.Teknik triangulasi yang akan dilakukan yaitu pemeriksaan
melalui sumber lainya. Menurut Patton dalam Moleong (2002:178) triangulasi
dengan sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, (2)membandingkan apa yang dikatakan
orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3)membandingkan
apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, (4)membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang pendidikan, orang
berada dan orang pemerintahan, (5)membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.
Keikutsertaan peneliti dilapangan sangat menentukan dalam pengumpulan
data, oleh karena itu keikutsertaan peneliti dilapangan dilakukan dalam jangka waktu
yang lama. Dengan demikian akan memungkinkan derajat kepercayaan data yang
telah dikumpulkan.
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data
sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Para anggota yang terliba
yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi
pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh
peneliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri I Wanadadi
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Wanadadi pada tahun
1962 atas prakarsa mereka didirikanlah sebuah sekolah dengan nama SMP Persiapan.
Sekolah tersebut dikepalai oleh Bapak Nakim Padmowidjojo.
Pada tanggal 1 Agustus tahun 1964 SMP Persiapan dinegerikan dengan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 80/ SK/ 8/ 111. kemudian pada tanggal 30
Juli 1964 SMP Persiapan diganti namanya menjadi SMP Negeri Wanadadi. SMP
tersebut berdiri diatas tanah seluas 2166 m2 yang merupakan hibah dari kepala Desa
Wanadadi. Pada waktu itu gedung sekolah terdiri dari satu lokal bekas balai desa
Wanadadi. Walaupun keadaanya demikian namun proses belajar mengajar sudah
berjalan lancar dan cukup baik.
Sampai saat ini SMP Negeri I Wanadadi menjadi sekolah favorit yang masih
dapat dibanggakan. Dalam sejaran panjang perjalanan sekolah ini selama 12 tahun
SMP ini mampu meraih prestasi dan menduduki peringkat ke-2 di kabupaten
Banjarnegara.
2. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi Kacamatan Wanadadi
Kabupaten Banjarnegara yang dipimpin oleh bapak Drs. Bambang Budi S. sekolah ini
terletak dipusat kota Wanadadi dan berada tepat dibelakang kantor Cabang Dinas
Pendidikan kecamatan Wanadadi dan berada disebelah kiri terminal bus Wanadadi di
jalan raya timur Wanadadi.
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi yang berdiri diatas tanah
seluas 2166 m2 dilengkapi dengan: (1) satu ruang guru; (2) satu ruang TU; (3) satu
ruang kepala sekolah; (4) satu ruang koperasi; (5) satu laboratorium bahasa; (6) enam
belas ruang kelas; (7) satu ruang perpustakaan; (8) satu ruang pengawasan; (9) satu
ruang musola; (10) 3 ruang kamar mandi dan WC. Untuk lebih jelasnya denah
sekolah SMP Negeri I Wanadadi dapat dilihat pada lampiran.
Mulai tahun ajaran 2003/2004 Sekolah Menengah pertama Negeri I Wanadadi
menetapkan kelas unggulan dengan swadaya dan swadana, sekolah ini memiliki 3
jenis kelas yaitu:
1. Kelas unggulan pada kelas IIA
2. Kelas bahasa pada kelas IA
3. Kelas reguler pada kelas I B - I F, II B - IIE, IIIA - IIIE.
Data lengkap mengenai formasi kepala sekolah, guru dan personalia Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi sesuai dengan keadaan pada bulan februari
2005 dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengajar dikelas unggulan dipilih guru-guru yang memiliki
kemampuan lebih dibanding guru yang lain. Untuk itu pihak sekolah tidak
sembarangan dalam merekruit guru kelas unggulan. Guru kelas unggulan adalah
mereka yang terpilih dari sekolah dengan berbagai pertimbangan yang ada. Untuk
lebih jelasnya susunan guru yang mengajar dikelas unggulan dapat dilihat pada
lampiran.
Jumlah siswa kelas II A 49 siswa yang dijaring dari 240 siswa secara
keseluruhan di kelas II, dengan 18 siswa putra dan 31 siswa putri. Siswa yang duduk
dikelas unggulan adalah siswa yang lulus seleksi yaitu memiliki prestasi yang tinggi
dan unggul sebagai syarat utama dalam menjaring sejumlah 49 siswa yang didasarkan
atas jumlah nilai pada raport.
Tes bakat, minat dan kemampuan akademik juga melalui rekaman
pengamatan para guru. Pada kelas unggulan, selain pembelajaranya unggul
pelaksanaanya secara intensif, peningkatan kualitas waktu akademik tinggi, ada
penambahan waktu pelajaran 4 jam pelajaran dalam seminggu, bentuk pelayanan
pendidikan dengan kurikulum plus agar dalam menyelenggarakan kelas unggulan
sebagai uji coba untuk menciptakan bentuk-bentuk pengelolaan pembelajaran yang
ideal agar dapt menciptakan lulusan yang berkualitas unggul untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran yang unggul di Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Wanadadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru mata pelajaran yang ditugasi mengampu mata pelajaran khusus adalah guru
yang memiliki keahlian tertentu khususnya untuk mata pelajaran Matematika,
IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
2. Wali kelas unggulan yang merangkap juga sebagai guru mata pelajaran merupakan
guru yang mempunyai dedikasi tinggi dan memiliki disiplin, pernah mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan dan penataran dan juga guru yang profesional.
3. Peran keluarga/orang tua siswa, tokoh masyarakat, lingkungan masyarakat sekitar
dan pemerintah daerah setempat dalam penyelenggaraan kelas unggulan secara
programatis mendapat tanggapan dan dukungan yang positif.
4. Komite sekolah berperan aktif sebagai penopang penyelenggaraan kelas unggulan.
Disamping membutuhkan biaya yang mahal pelaksanan pembelajaran unggul juga
memerlukan kesadaran yang tinggi untuk melengkapi sarana, prasarana, fasilitas
baik yang didalam pembelajaran maupun fasilitas yang diluar proses
pembelajaran kelas ungulan.
B. Persiapan Penelitian
Agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, tertib dan memperoleh hasil
yang optimal, maka terlebih dahulu perlu dilakukan persiapan-persiapan, baik secara
formal dan non formal.
Persiapan non formal adalah mempersiapkan diri mengenai kemampuan
penguasaan terhadap masalah-masalah yang akian diteliti, disamping masalah biaya,
tenaga dan target waktu yang telah ditentukan.
Persiapan formal adalah persiapan yang berkaitan denngan proses perijinan.
Adapun tahap-tahap yang ditempuah dalam rangka memperoleh perijinan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan judul skripsi kepada ketua jurusan, kemudian berkonsultasi dengan
Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II.
2. Setelah judul skripsi disetujui oleh ketua jurusan dan Dosen Pembimbing, peneliti
kemudian menyusun rancangan skripsi.
3. Mengajukan rancangan skripsi kepada Dosen Pembimbing I dan II.
4. Selesai proses pembimbingan, penjelasan dan revisi, akhirnya rancangan skripsi
yang diajukan dimintakan persetujuan kepada ketua jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
5. Mengajukan permohonan surat ijin Penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
C. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Mengurus surat ijin kesediaan tempat penelitian kepada kepala Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 7
Februari 2005.
2. Mengadakan observasi, survey ke Sekolah Menegah Pertama Negeri I Wanadadi
Kabupaten Banjarnegara untuk memperoleh data awal mengenai keadaan umum
kelas unggulan, tentang formasi guru dan siswanya.
3. Menyerahkan surat ijin penelitian dari Dekan FIP Universitas Negeri Semarang
kepada Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi pada tanggal 14
Februari 2005.
4. Mengadakan observasi dan wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran
matematika pada kelas unggulan yang mencakup: gambaran umum kelas
unggulan, proses pembelajaran matematika pada kelas unggulan yang yang
meliputi tahap sebelum pembelajaran, tahap pembelajaran dan tahap sesudah
pembelajaran atau evaluasinya, serta hal-hal yang mendukung dan menghambat
pembelajaran matematika pada kelas unggulan.
5. Mengadakan wawancara untuk memperoleh data tentang keunikan siswa kelas
unggulan, ciri-ciri khusus yang menonjol dalam pelaksanaan pembelajaran
unggul, pelayanan siswa berbakat unggul dengan menerapkan pendidikan dan
kurikulum berdiferensiasi.
6. Mengadakan observasi kelas dan studi dokumentasi untuk memperoleh data
tentang pelaksanaan pembelajaran matematika dan data tentang hasil belajar
siswa kelas unggulan.
Proses pelaksanaan penelitian, terutama dalam wawancara dan observasi
dapat berjalan lancar sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh sesuai harapan.
Adapun hasil penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan di
kelas IIA Sekolah Menegah Pertama Negeri I Wanadadi Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Wanadadi yang diperoleh dari para nara sumber antara lain kepala
sekolah, wali kelas, guru bidang studi, guru matematika kelas unggulan dan siswa
kelas unggulan diuraikan dibawah ini:
D. Pembahasan
1. Kepala Sekolah Selaku Penanggung Jawab Pelaksana Kelas Unggulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri I Wanadadi I Cabang dinas Pendidikan Kecamatan Wanadadi, sekolah ini
adalah salah satu sekolah inti. Sekolah Menengah Pertama Negeri Wanadadi I
merupakan sekolah unggulan dengan mendapata kepercayaan dari Dinas Pendidikan
Kecamatan Wanadadi untuk menyelenggarakan pelaksanaan kelas khusus/kelas
unggulan.
Kesan umum dari masyarakat khususnya kelurahan Wanadadi dan sekitarnya
bahwa keunggulan suatu sekolah itu dapat dilihat dari sekolah yang megah, bonafide
dan favorit. Selain dibuktikan dari banyaknya siswa yang berprestasi, para lulusan
dari sekolah Menengah Pertama Negeri Wanadadi I banyak yang melanjutkan ke
sekolah yang terkemuka.
Pertimbangan lain untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kelas
unggulan, disamping letak sekolah yang strategis, bangunan fisik yang kuat, sarana,
prasarana, fasilitas, perlengkapan, sumber-sumber belajar cukup dekat dan memadai
sesuai kebutuhan.
Sekolah Menengah Pertama Negiri Wanadadi I dengan manajemen
pengelolaan pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan, seorang kepala sekolah selaku
penanggung jawab pelaksana kegiatan sudah mengutamakan seluruh rangkaian
kegiatan kelas unggulan selalu berorientasi pada petunjuk teknis dan pedoman
pelaksanaan penyelenggaraan kelas unggulan.
Dalam praktek penyelenggaraan masih banyak penyimpangan-penyimpangan
dan hambatan yang perlu mendapatkan kondisi-kondisi ideal mengenai pembelajaran
kelas unggulan itu sendiri. Dengan menerapkan manajemen mutu yang berbasis
sekolah dan berbasis kepada masyarakat, sekolah dituntut maju dan berkembang
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyesuaikan kebutuhan
masyarakat.
Untuk strategi penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri Wanadadi I secara umum dan khusus dalam menangani pelaksanaan atau
penyelenggaraan kelas unggulan direncanakan sebagai berikut. Dalam melaksanakan
proses pendidikan baik melalui kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstra
kurikuler melalui beberapa bidang:
a. Bidang Kurikulum Dan Pengajaran
Dalam bidang ini sangat penting dan merupakan pokok kegiatan pembelajaran
untuk mengembangkan kelembagaan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran.
Sekolah Menengah Pertama Negeri Wanadadi I untuk saat ini dalam penyelenggaraan
pendidikan belum memakai KBK, baru pada tahap pensosialisasian penggunaaan
kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi.
Untuk pelaksanaan kelas unggulan dengan kurikulum plus ditekankan pada
penambahan mata pelajaran bahasa inggris.
b. Bidang Kesiswaan
Dalam bidang ini merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan yang mengatur aktifitas-aktifitas kesiswaan yang meliputi beberapa
kegiatan berorganisasi, olah raga dan kesenian, pemupukan dan pengembangan bakat
dan prestasi, keterampilan praktis serta kehidupan kerohanian yang tidak boleh
ditinggalkan oleh siswa.
c. Bidang Bimbingan Dan Penyuluhan
Pelayanan siswa dibidang bimbingan dan penyuluhan ditangani oleh guru BP
(bimbingan dan penyuluhan). Guru ini mempunyai wewenang untuk membimbing
siswa yang kesulitan belajar, bermasalah, siswa berbakat, berprestasi dan para siswa
yang kurang beruntung. Pelayanan BP ini bertujuan membantu siswa dalam
memahami diri agar mereka dapat berkembang dan tumbuh secara optimal sesuai
dengan bakat dan potensi yang dimilikinya.
d. Bidang Organisasi, Tata Laksana dan Hubungan Masyarakat
Manajerial sepenuhnya dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan 3 fungsi
pokok sebagai organisator, administrator, dan supervisor. Disamping mengorganisir
dan mengelola sumber daya manusianya Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan bersama-sama guru, karyawan, pelatih,
pembina ekstra kurikuler lainya. Sekolah juga tidak mengesampingkan hubungan
dengan masyarakat., dimana masyarakat sekitar selain sebagai sumber belajar juga
sebagai penyandang dana utama. Lembaga-lembaga dan dinas-dinas terkait, komite
sekolah, persatuan wali murid juga tidak ditinggalkan apabila diadakan musyawarah
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan suksesnya pelaksanaan program kelas
unggulan. Secara organisasi sekolah Menengah Pertama Negeri Wanadadi memiliki
struktur organisasi yang dapat dilihat pada lampiran.
Proses belajar mengajar adalah interaksi antara siswa dan guru, atau siswa
dengan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi dengan
menerapkan manajemen mutu yang berbasis sekolah dan berbasis masyarakat,
diharapkan menghasilkan siswa yang unggul dan berguna bagi masyarakat.
Maka pembelajaran dikelas ungulan selalu diupayakan memiliki keunggulan
dari pada kelas biasa. Dalam pelaksanaan kelas unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri I Wanadadi memperhatikan 5 komponen pokok dalam pembelajaran.
Komponen tersebut adalah sebagai berikut: (1) kurikulum, (2) materi, (3) bahan, (4)
metode, (5) dan penilaian.
Dari kelima komponen tersebut diharapkan dapat menunjang siswa untuk
lebih aktif belajar sehingga pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan dapat mencapai
hasil yang optimal.
Kurikulum yang dilaksanakan pada kelas unggulan Sekolah Menengah
Pertama Negeri I Wanadadi di kecamatan Wanadadi kabupaten Banjarnegara ini
menggunakan kurikulum plus dengan tetap mengacu pada kurikulum yang berlaku
secara nasional, dan mulai saat ini baru akan digunakan kurikulum berbasis
kompetensi / KBK.
Materi yang ada diperkaya, diperluas dan diperdalam dengan melaksanaan
program pengayaan. Adanya tambahan jam pelajaran tidak mengurangi waktu ibadah,
waktu bermain dan istirahat bagi para siswa kelas unggulan.
Bahan-bahan pembelajaran yang harus disampaikan kepada anak didik
disesuaikan dengan alokasi waktu dan jadwal pelajaran. Bahan-bahan belajar mandiri
ada yang dapat diselesaikan disekolah dan dapat dikerjakan dirumah. Untuk
mengerjakan lembar kerja dan lembar tugas dilengkapi dengan bukti-bukti kerja
siswa.
Program pengayaan dan GBBP merupakan satu kesatuan yang digunakan
setelah tiap kelompok bahasan dalam GBBP selesai disampaikan. Program ini
merupakan materi pengayaan tiap-tiap pokok bahasan, dan setiap selesai pokok
bahasan pada program ini diadakan penilaian khusus sebelum penilaian umum
dilaksanakan. Untuk siswa kelas IIA diadakan penilaian dengan materi termasuk
program pengayaan.
Tersedianya buku-buku paket, buku penunjang dan pelengkapnya buku-buku
sumber baik untuk guru dan siswa dalam jumlah yang cukup sehingga dapat
menunjang keaktifan siswa dalam belajar.
Bahan-bahan bacaan yang tersedia diperpustakaan sekolah masih belum
memenuhi apa yang diharapkan. Perpustakaan sekolah dilayani oleh 3 orang
pustakawan yaitu Umi Rusliati, Suparno dan Suharyati yang memberikan bimbingan
dan pelayanan yang baik dengan penuh semangat dan kesabaran yang tinggi. Hal itu
dilakukan untuk menunjang aktivitas siswa kelas unggulan yang memiliki
karakteristik suka bertanya dan kritis, mereka juga diberi motivasi untuk
meningkatkan minat bacanya.
Alat peraga dan sarana belajar yang lain terdapat ruang laboratorium IPA dan
laboratorium bahasa. Alat peraga dan sarana belajar tersedia dalam jumlah yang
cukup baik kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan para siswa. Apabila siswa kelas
unggulan praktek mereka sudah dapat menggunakan satu set alat peraga atau
perlengkapan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sarana dan prasarana untuk menunjang bakat, emosi, keterampilan dan minat
para siswa kelas unggulan tersedia dengan lengkap pada ruang kegiatan, walaupun
kurang mencukupi jumlahnya tapi dapat diatur oleh petugas untuk mencukupi dan
menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Untuk perlengkapan kegiatan ekstra kurikuler, misalnya perlengkapan
kegiatan PMR dan pramuka masih sangat minim, namun dapat disiasati dengan
membagi waktu.
Sarana, prasarana dan perlengkapan yang sudah cukup memadai di Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi antara lain sebagai berikut:
1. Ruang perpustakaan
2. Ruang laborat IPA beserta kelengkapan alatnya.
3. Ruang laboratorium bahasa dengan perlengkapanya
4. Ruang kegiatan olah raga dan peralatanya.
5. Ruang kegiatan kesenian, seperangkat gamelan, seperangkat kulintang dan
angklung.
6. Ruang warung/kantin dan koperasi sekolah
7. Mushola untuk solat.
Metode pembelajaran, strategi, model-model belajar teknik dan pendekatan-
pendekatan pembelajaran yang diterapkan dikelas unggulan untuk dapat
mengaktifkan siswa dan merangsang berpikir kreatif siswa dekembangkan dengan
berbagai variasi-variasi pembelajaran. Guru kelas unggulan memberikan perhatian
khusus terhadap potensi masing-masing individu. Guru meberikan pelayanan baik
secara individual, kelompok atau klasikal secara merata.
Mengenai penilaian para siswa kelas unggulan di Sekolah Mmenengah
Pertama Negeri I Wanadadi memperhatikan yang sehubunganb dengan prinsip-
prinsip penilaian. Penilaian hasil belajar siswa kelas unggulan sama dengan kelas
biasa hanya saja kelas unggulan para siswanya berprestasi tinggi sehingga terdapat
perbedaan dalam hal tertentu baik yang terkait dengan alat penilaian, proses penilaian
maupunh tindak lanjut dari hasil penilaian. Program penilaian dari hasil pelaksanan
perbaikan dan pengayaaqn juga diperhatikan.
Dalam penilaian hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Alat penilaian dikelas unggulan mengutamakan tes uraian dalam ulangan
harian dengan penyusunan soal memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
2. Standar nilai keberhasilan dalam setiap mata pelajaran siswa diharuskan
mendapat nilai minimal 7 jika ada yang belum mencapai nilai tersebut maka
diwajibkan mengikuti remidi sebanyak 2 kali.
Kepala sekolah sebagai manejer dan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
kelas unggulan dengan kurikulum plus mempunyai konsekuensi sebagai berikut:
1. Pelaksanan pembelajaran tetap menggunakan kurikulum nasional 1994 dengan
penyempurnaan, dan sekarang ini sudah mulai disosialisasikan kurikulum
2004 yaitu kurikulum berbasis kompetensi.
2. Untuk melayani siswa kelas unggulan kegiatan pembelajaran ditambah 4 jam
pelajaran setiap minggunya yaitu tambahan pada pelajaran Bahasa Inggris, 2
jam untuk speaking dan 2 jam untuk wraiting.
3. Program pengayaan, pendalaman dan perluasan materi dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dari dirjen dikdasmen.
Pelaksanan pembelajaran kelas ungulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri
I Wanadadi ini adalah merealisasikan dari penerapan kurikulum berdiferensiasi untuk
melayani siswa berbakat secara khusus dengan beberapa konsekuensi dari pihak
sekolah sebagai berikut:
1. Adanya 49 siswa lulus seleksi yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan
tinggi, berbudi pekerti luhur, berahlak, mandiri, bertingkah laku terpuji serta
sehat jasmani dan rohani.
2. Menyediakan kelengkapan sarana, prasarana, fasilitas, kelengkapan bahan,
sumber-sumber belajar dengan jumlah maupun kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
3. Menyediakan seorang wali kelas unggulan, guru BP, beberapa guru khusus,
pembimbing dan pelatih ekstra kurikuler.
4. Kesanggupan orang tua wali siswa dalam membiayai akomodasi untuki
belajar dikelas unggulan.
Kepala sekolah disamping sebagai organisator, motivator, dinamisator, dan
fasilisator,bersama-sama guru Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi
mengusahakan secara efektif dan efisien agar penerapan kurikulum berdiferensiasi ini
sesuai dengan kebutuhan. Dalam melaksanakan pembelajaran kelas unggulan dari
pihak sekolah menempuh beberapa usaha antara lain:
1. 49 siswa yang direkrut dari sejumlah 240 siswa yang kemudian dijaring dalam
satu kelas khusus yaitu kelas unggulan.
2. Mengorganisisr kegiatan, memberikan petunjuk, pengarahan dan memotivasi
siswa dan guru-guru kelas ungulan untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
3. Menyediakan dan mengusahakan fasilitas, sarana, prasarana dan perlengkapan
yang dibutuhkan baik dari wali siswa, pemerintah, donatur atau simpatisan
yang terkait dengan pendidikan.
4. Selalu koordinasi dan menyampaikan laporan kepada atasan/dinas-dinas
terkait, mengadakan pengawasan dan supervisi administrasi maupun supervisi
tentang proses pembelajaran.
5. Menyampaikan saran-saran dan memberikan solusi jika ada permasalahan.
6. Memotivasi guru dan siswa kelas unggulan untuk melaksanakan proses
pemeblajaran dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan bibit
unggul dan berkualitas, baik dalam mengikuti kegiatan akademik maupun non
akademik untuk membuktikan kepada masyarakat umum bahwa kelas
unggulan memiliki ciri khas dan lebih unggul dari pembelajaran yang lain.
Dengan melaksanakan teknologi pembelajaran dikelas unggulan Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi sebagai lembaga yang dapat membuktikan
kepada masyarakat bahwa bibit-bibit unggul dari sekolah ini yang sudah lulus benar-
benar menjadi generasi yang cerdas intelektualnya yang dilandasi tingkat emosional
dan spiritual yang tinggi.
Dalam melaksanakan pembelajaran kelas unggulan Kepalas Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi merekrut pihak-pihak antara lain:
1. Seorang wali kelas
2. Seorang guru bimbingan dan penyuluhan.
3. 15 guru mata pelajaran.
4. Beberapa orang instruktur/pelatih/pembimbing ekstrakurikuler.
5. 2 orang laboran.
6. 2 orang pustakawan
7. 49 orang siswa yang lulus seleksi
8. 49 orang tua siswa penyandang dana tetap selama pelaksanaan kelas
unggulan.
Mengenai ragam dan kegiatan waktu pembelajaran dikelas unggulan ini
semula memang memberatkan siswa dan guru dengan adanya tambahan jam
pelajaran. Setelah berjalan dua semester dan sampai saat ini sudah terbiasa. Keluhan-
keluhan dan kendala menegenai ragam dan waktu pembelajaran sudah dapat teratasi.
Pada siswa tidak merasa kehilangan waktu bermain dan beristirahat karena
seluruh kegiatan sudah didesain pihak sekolah sebagaimana jadwal yang telah
disusun. Dari pihak sekolah yang sudah diberi petunjuk dinas pendidikan
mengadakan kompromi dengan orang tua wali murid kelas unggulan, siswa kelas
unggulan, guru kelas unggulan, dan semua tenaga pembina, pelatih maupun instruktur
lainya dimana dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran harus berdasarkan pedoman
atau jadwal yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan kelas unggulan jadwal
pelajaran tidak sama dengan kelas reguler untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran jadwal pelajaran umum kelas II B dan jadwal pelajaran khusus kelas
unggulan.
Pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri I Wanadadi ini sejak mulai persiapan, pelaksanaan, dan supervisi namun
belum sesuai dengan harapan. Fakta empiris dilapangan membuktikan supervisi kelas
unggulan baik administrasi maupun proses pembelajaran cukup rumit
Tidak seperti supervisor yang dilaksanakan kepala sekolah untuk pelaksanaan
kelas unggulan. Selain menanyakan permasalahan yang menjadi hambatan dalam
melaksanakan kelas unggulan kepala sekolah harus mengontrol administrasi dan
melihat proses pembelajaran apakah guru kelas unggulan sudah melaksanakan sesuai
dengan program yang digariskan.
2. Pendapat Wali Kelas Dan Guru Mata Pelajaran Tentang Pelaksanaan
Kelas Unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi
Sesuai dengan hasil wawancara dan hasil pengamatan peneliti bahwa tidak
seluruhnya pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan memberatkan tugas guru,
namun seorang guru kelas unggulan memiliki kepuasan tersendiri dalam menangani
pelaksanan kelas unggulan. Siswa-siswa unggul tersebut jika dijadikan satu dan
dikelompokan dengan teman yang selevelnya yang hampir sama tingkat kecerdasanya
akan mudah diawasi, dibimbing maupun dibina. Dengan demikian guru akan mudah
mengorganisasi dalam proses pembelajaran. Apabila dikumpulkan dengan latar
belakang siswa yang berbeda tingkat kecerdasanya mereka cenderung mengganggu
teman yang lain dan selalu berulah.
Untuk mengusahakan pembelajaran di kelas unggulan, seorang guru
hendaknya berusaha:
1. Menguasai landasan kependidikan, menguasai bahan pelajaran, menyususn dan
melaksanakan program pembelajaran, menilai hasil dan proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
2. Wali kelas dan guru berperan sebagai pengelola kelas disamping sebagai
administrator, mediator, fasilitator dan evaluator.
3. Peran guru selain sebagai administrator dan motivator secara pribadi juga sebagai
petugas sosial, sebagai ilmuwan, orang tua, teladan dan keamanan bagi siswanya.
4. Peran guru secara psikologis juga tidak luput sebagai profesi yang mendidik,
mengajar dan melatih. Tugas guru secara kemanusiaan dan kemasyarakatan. Guru
kelas unggulan juga mempersiapkan siswa sebagai bibit unggul, warga negara
Indonesia yang cerdas dan bermoral Pancasila.
Wali kelas unggulan yang sekaligus mengajar Fisika menyampaikan bahwa
keunggulan sekolah itu dapat dilihat dari proses pembelajaranya yang membuat siswa
nikmat, nyaman dan aman dalam belajar.
Untuk mengelola pembelajaran dikelas ungulan dibutuhkan guru-guru
profesional yang berprestasi. Maka sudah sewajarnya bahwa semua guru kelas
unggulan ini adalah guru-guru pilihan dari SMP Negeri I Wanadadi. Guru-guru
profesional yang ditempatkan di kelas unggulan dalam melaksanakan pembelajaran
kelas unggulan tidak banyak kesulitan. Guru kelas unggulan memiliki banyak
kelebihan yang menonjol karena kecerdasan dan prestasinya, sehingga guru kelas
unggulan dalam melaksanakan pembelajaran sudah menguasai materi secara
profesional. Proses pembelajarana yang unggul banyak menggunakan metode,
strategi dan pendekatan yang variatif. Kreatifitas dan aktivitas guru kelas unggulan
sangat diperlukan untuk mengelola pembelajaran dengan beberapa model-model
diterapkan pula pada pelaksanaan pembelajaran di kelas unggulan. Para siswa kelas
unggulan juga banyak diberikan kesempatan belajar diluar ruang kelas.
Kemampuan para guru yang mendukung suksesnya pembelajaran dikelas
unngulan sangat menentukan proses dan hasil. Kemampuan pribadi yang meliputi
pengembangtan pribadi, keteladanan dan perbuatan yang terpuji, tidak kalah
pentingnya dalam membina, membimbing dan mendidik serta melatih para siswa
yang berbakat unggul.
Kemampuan profesional yang dimilki seorang guru kelas unggulan dalam
menguasai landasan pendidikan, menguasai materi/bahan pelajaran, menyususn dan
melaksanakan program pengajaran dengan kurikulum plus yang selalu diikuti
penilaiam hasil dan penilaian selama proses pembelajaran.
Baik wali kelas dan guru mata pelajaran yang mendapatkan tugas untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran, seorang guru hendaknya memiliki indikator
sebagai berikut:
1. Memiliki kesadara akan tugas yang dipercayakan oleh cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Wanadadi sebagai suatu tugas kehormatan dan mulia
tanpa imbalan atau tambahan-tambahan kesejahteraan khusus.
2. Tidak pernah menuntut pemerintah daerah mendapatkan fasilitas lain untuk
meningkatkan karier maupun tidak pernah mengajukan uang tunjangan
kelebihan mengajar meskipun ada tambahan jam mengajar.
3. Rasa cinta pekerjaan dan semangat perjuangan serta semangat pengabdian
yang dilandasi untuk menjadi guru prosfesional, karena bekerja dikelas
unggulan merupakan salah satu tugas mulia.
4. Usaha dan kerja keras para guru kelas unggulan dalam menguasai komponen
pembelajaran yang unggul melalui pemikiran kreatif dan inisiatif yang
dikembangkan oleh para guru melalui pelatihan secara swadana dan swadaya
demi kemajuan dan penonjolan kelas unggulan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tidak sembarang guru dapat
dijinkan mengajar dikelas unggulan. Dedikasi, kemampuan kecerdasan, kemampuan
profesional, kesabaran, dan keuletan sangat dibutuhkan. Semua guru kelas unggulan
tidak ada yang merasa paling pandai dan hebat dalam mengajar. Mereka justru
bekerjasama dan saling mendiskusikan untuk menciptakan pembelajaran unggul
dikelas unggulan.
Lebih-lebih pada mereka yang gifted dan talented yang suka berulah diluar
batas saat proses pembelajaran berlangsung, maka gurupun harus mampu menangani
dengan bekerja sama antara wali kelas dan guru BP. Dengan guru BP hendaknya
ditangani secara kekeluargaan, pribadi atau secara kelompok. Wali kelas melakukan
pendekatan secara manusiawi. Kadang-kadang siswa kelas unggulan memerlukan
pendekatan bahwa guru dapat dijadikan teman sendiri yang bisa mengarahkan kehal-
hal yang positif agar wataknya, emosi, sosial, dan pola-pola belajarnya dapat
seimbang dan berkembang sebagaimana mestinya.
Sebagai wali kelas dan sekaligus guru fisika di kelas unggulan pada awal
dilaksanakan kelas unggulan rasanya agak berat, namun setelah adaptasi dan terbiasa
dengan lingkungan dan kondisi siswa suasana menjadi biasa. Semua guru sudah hafal
kapan harus mengatasi dengan serius, dengan humoris, dan saat yang bagaimana
harus memberikan kasih sayang dalam melayani siswa berbakat unggul dengan tegas
dan keras.
Sedangkan dalam menghadapi para siswa kelas unggulan yang cenderung
hiperaktif, kritis dan kreatif maka guru kelas unggulan hendaknya bersikap terbuka,
obyektif dan sportif. Namun masih dalam koridor tata krama dan sopan santun
ketimuran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas unggulan yang dapat dilihat
pada lampiran, mereka mengemukakan:
1. Jika ingin dihargai guru kelas unggulan tidak boleh merasa paling hebat dan
mau menang sendiri. Namun demikian prinsip-prinsip memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan hukuman bagi siswa yang
mendapat sangsi harus tetap diterapkan.
2. Apabila ada siswa yang mengetahui tentang sesuatu hal lebih dahulu karena
pengalaman diluar sekolah, maka guru harus menerima secara wajar dan
mendiskusikan bersam-sama. Jadi dapat diciptakan suasana kelas yang hidup
dan menyenangkan.
Hal-hal lain yang menunjang sebagai guru kelas unggulan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Wanadadi ini diantaranya:
1. Menerima dan melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dari sekolah.
2. Selalu berusaha untuk memperluas dan menambah pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pribadi melalui teknologi pembelajaran
(seminar, loka karya, penataran dan lain-lain)
3. Memacu diri untuk meningkatkan semangat belajar.
4. Tetap komitmen dan konsisten terhadap tugas mengajar dikelas unggulan.
5. Sebagai guru yang profesional dengan banyak hambatan dalam mengajar
dikelas unggulan adalah sebagai tugas mulia, tugas kehormatan dan
kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan lingkungan pendidikan
setempat.
6. Tugas berat sebagai guru kelas unggulan meskipun tanpa imbalan
kesejahteraan yang sifatnya tidak menguntungkan keluarga, tidak
menguntungkan pribadi dan tidak menguntungkan karier mereka akan tetap
menjalankan tugas sebagai guru kelas unggulan, karena secara pribadi seorang
guru kelas unggulan memiliki kepuasan tersendiri.
7. Harus berani mengorbankan waktu, tenaga, pikiran serta pengabdian dan
perjuangan dalam mengelola kelas unggulan untuk dapat terus dilanjutkan dan
dikembangkan.
Wali kelas unggulan yang sekaligus guru mata pelajaran dalam melayani
siswa yang unggul dan berbakat itu tidak mendapatkan banyak kesulitan. Mereka
sangat mudah dikondisikan untuk belajar secar aktif, kreatif dan proaktif. Asalakan
pengawasan, bimbingan petunjuk dan contoh-contoh kongkrit juga keteladanan dapat
diberikan. Kondisi siswa yang berbakat unggul meman sangat tepat kalau
disendirikan, agar mereka tercukupi kebutuhan belajarnya. Beban studinya
disesuaikan dengan kapasitas mereka, tanpa mengganggu irama dan tempo belajar
teman yang lain.
Tepatlah kiranya wali kelas dan guru yang mengajar di kelas ungulan adalah
guru-guru pilihan, profesional, guru yang memiliki latar pendidikan tinggi, yang
diikuti indikator keimanan, mental, spiritual dan emosional yang kuat. Para guru kelas
unggulan juga merupakan guru yang handal, tanggap, tangguh, berprestasi,
berdedikasi, loyalitas kepada tugas, memiliki rasa humor tinggi, sabar, lembut untuk
mendukung proses pembelajaran unggul seoptimal mungkin.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada waktu pembelajaran
dikelas IIA SMP Negeri I Wanadadi dalam beberapa kali pertemuan selama dua
bulan khususnya pada pelajaran matematika, bahasa inggris, fisika dan kegitan ekstra
kurikuler peneliti menyimpulkan beberapa ciri-ciri khusus yang menonjol pada
pelaksanaan pembelajaran unggul yang tidak dilaksanakan pada pemebelajaran
konvensional sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan pembelajaran materi yang disajikan tetap berorientasi pada
kurikulum Nasional dan saat ini masih digunakan kurikulum 1994 dengan
disempurnakan dan ditambahkan kurikulum plus dengan tambahan jam
pelajaran.
2. Dalam pengelolaan pembelajaran dengan disiplin ketat, kualitas waktu
akademik tinggi, tidak memperpanjang waktu istirahat maupun waktu
memulai aktivitas pembelajaran dan juga tidak memajukan jam pulang.
3. Pembelajaran sangatlah variatif tidak hanya terpaku pada ruang kelas. Pada
jadwal muatan lokal digunakan laboratorium bahasa, dan sering juga belajar
diluar kelas untuk pelajaran biologi, ekonomi dan yang lainya.
4. Pada waktu siswa mengadakan pengamatan instrumen sudah disediakan
sekolah. Seperti alat-alat peraga IPA, alat praktek bahasa Inggris dan semua
alat perlengkapan maupun sarana/prasarana yang menunjang aktivitas
pembelajaran sudah disediakan, walaupun dari segi jumlah dan kualitas masih
ada yang kurang memadai.
5. Guru kelas menggunakan media pembelajaran, baik yang sederhana hasil
karya siswa sampai yang modern atau media elektronik.
6. Karakteristik siswa yang berbeda-beda ada yang lamban dan cepat dalam
mengikuti dan menyerap materi pelajaran. kadang-kadang ada juga yang lebih
dulu tahu dan guru tinggal mengembangkan.
7. Selesai menyampaikan materi guru kelas melaksanakan evaluasi, kadang-
kadang juga dilakukan program pengayaan. Penerapan pendekatan aktif,
kreatif melalui tugas-tugas mandiri yang harus diselesaikan secara mandiri.
8. Beberapa jenis penilaian dilaksnakan pada proses dan akhir pembelajaran
untuk setiap sub pokok bahasan/satu pokok bahasan atau tema. Jenis penilaian
disesuaikan dengan program evaluasi, ada tes tulis, tes lisan dan tes perbuatan.
Melalui non tes seperti pemberian tugas dan kumpulan hasil kerja siswa.
9. Pengelolaan pembelajaran menggunakan sistem guru mata pelajaran yang
sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan pengajar.
Seperti penuturan wali kelas dan guru kelas unggulan dalam melaksanakan
pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan akademik saja. Kegiatan
ekstra kurikuler untuk menyalurkan bakat, minat dan kemampuan senantiasa harus
dimonitoring dengan pembagian jadwal kegiatan yang sudah diatur oleh sekolah
melalui bagian kurikulum.
Wali kelas dan guru BP mengarahkan dan membimbing siswa untuk memilih
program ekstra kurikuler disesuaikan dengan bakat, kemampuan, kemauan dan
keterampilan yang dimiliki masing-masing siswa kelas unggulan. Merekapun banyak
memberi masukan agar siswa tidak salah dalam memilih salah satu bidang yang
diminati.
Pada akhir materi pembelajaran, akhir pokok bahasan dan akhir semester guru
kelas unggulan melaksanakan beberapa penilaian, baik tes tertulis, skala sikap
pengamatan, perbuatan maupun tes penjajagan dan tes diagnostik. Penilaian hasil
belajar siswa di kelas unggulan memiliki beberapa perbedaan dibanding dengan
pelaksanaan penilaian dikelas biasa. Baik yang terkait dengan lat penilaian, proses
penilaian, maupun tindak lanjut penilaian itu sendiri. Tersedia lembar kerja siswa
(LKS), lembar tugas dan instreumen penilaian untuk kelas unggulan yang memang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Aspek penilaian tidak hanya ditekankan pada ingatan, pemahaman, dan
penerapan namun pada analisis, evaluasi dan sintesis baik segi kognitif, afektif,
psikomotorik dan interaktif. Mengenai soal-soal yang diterapkan untuk kegiatan
evaluasi bagi siswa kelas unggulan adalah:
1. Alat penilaian siswa kelas unggulan lebih mengutamakan tes uraian dengan
tingkat kesukaran yang tinggi. Baik dalam ulangan harian, tugas, pekerjaan
rumah, dan soal-soal ulangan umum.
2. Pada setiap mata pelajaran hasil penilaian akhir distandarkan untuk mencapai
nilai 7.
3. Semua siswa kelas unggulan akan naik kelas semua kecuali mereka yang
mengundurkan diri atas permintaan sendiri. Tidak dilakukan eliminasi karena
ada kesulitan dan perbedaan materi antara kelas unggulan dengan kelas biasa.
Bagi mereka yang tertinggal diwajibkan mengikuti tambahan jam pelajaran
dan disarankan mengikuti les privat.
4. Tes skala sikap untuk mengetahui kejujuran, kepribadian, kerapian, kerajinan,
serta kepatuhan tata tertib juga ada perhatian dan penilaian khusus dari guru
BP. Agar mereka tidak hanya menjadi manusia cerdas yang berprestasi namun
juga memiliki budi pekerti dan moral yang terpuji.
Agar siswa kelas unggulan mencapai prestasi puncak yang maksimal
diperlukan keterampilan-keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru kelas
unggulan hendaknya dalam mengajar mampu menerapkan dan memelihara kondisi
belajar siswa yang optimal serta mengembalikan kondisi belajar jika terjadi gangguan
dalam kelas.
Guru kelas unggulan hendaknya mampu menciptakan dan memelihara kondisi
belajar baik secara individu maupun kelompok melalui cara:
1. Menunjukan sikap tanggap, membagi perhatian secar visual, verbal atau
memberi komentar terhadap semua balikan dari siswa, agar proses interaksi
terasa lebih hidup.
2. Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas dengan memberi petunjuk
yang jelas.
3. Menegur dengan cara yang efektif dengan menghindari cara yang kasar,
menyakitkan atau penghinaan.
4. Memberi penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif agar terulang
lagi, dan yang negatif agar ditinggalkan.
3. Pendapat Guru Matematika Kelas Unggulan
Dengan pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan yang sudah memasuki
semester yang ketiga, ternyata untuk mata pelajaran matematika masih menghadapi
banyak kendala. Hal itu dapat dilihat dari nilai matematika kelas IIA untuk semester I
yang rata-ratanya masih dibawah standar yang diharapkan sekolah. Nilai tersebut
hanya mencapai rata-rata 62,4. untuk lebih jelasnya nilai matematika tersebut dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di kelas unggulan
mangatakan bahwa anak-anak yang nilainya masih belum memenuhi standar siswa
kelas unggulan, dikarenakan mereka mengalami kendala dalam belajar matematika.
Masih juga ditemui ada beberapa anak yang memang belum menguasai
matematika/hitungan dasar yang seharusnya mereka kuasai dari Sekolah Dasar.
Anak-anak yang demikian akan kesulitan dan tertinggal dalam mengikuti
pembelajaran matematika, dan pada akhirnya mereka harus puas dengan nilai yang
cukup saja.
Oleh karena itu beliau menyarankan untuk mengenalkan matematika sedini
mungkin pada anak-anak. Waktu yang tepat untuk mengenalkan matematika disaat
anak-anak sudah mulai kenal dengan angka-angka dan hitungan, disaat itulah mulai
diperkenalkan hitungan sederhana. Dengan cara seperti inilah memungkinkan anak
memiliki dasar matematika yang baik dan dapat dikembangkan ditingkat selanjutnya.
Melihat pada kemampuan anak berbakat sudah seharusnya dikembangkan
matematika yang menantang dan banyak mengajarkan uji coba matematika agar dapat
diimplememtasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru matematika berpendapat
bahwa pelajaran matematika itu sebenarnya mudah dipahami, menarik dan
menantang untuk terus dipelajari. Apalagi melihat kemampuan anak-anak kelas
unggulan yang memiliki kecerdasan intelektual.
Dalam pelayanan pendidikan anak kelas unggulan diberi keleluasaan untuk
belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka. Guru menjadi fasilitator dan
mediator untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan semua itu
tidak terlepas dari tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran yang meliputi tiga
tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Sebelum proses pembelajaran kegiatan rutin guru adalah menyusun program
tahunan, program semesteran, satuan pelajaran dan perencanan program mengajar.
Sama halnya yang dilakukan guru matematika. Untuk kelas unggulan perencanana
pembelajaran tetap mengacu pada tujuan kurikulum yang akan dicapai. Untuk
pengembangan dan perluasan materi dilakukan atas inisiatif guru itu sendiri asalkan
tidak terlepas dari tujuan instruksional yang akan dicapai.
Dalam tahap pembelajaran matematika untuk kelas unggulan lebih guru lebih
sering mencari balikan-balikan dari siswa dengan mengkondisikan belajar aktif,
kreatif dan proaktif. Setiap proses pembelajaran matematika guru akan memberikan
pertanyaan-pertanyaan lisan, tugas-tugas disekolah dan tugas rumah, serta ulangan
setiap selesai satu pokok bahasan. Dari sinilah guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran untuk menentukan hasil belajar. Fenomena yang sering ditemui guru
matematika ada sejumlah siswa yang mengalami kendala geografis, mereka
rumahnya jauh dari teman yang lain sehingga tidak bisa belajar kelompok. Akibatnya
sering menjiplak tugas/pekerjaan rumah dari teman lainya. Hal ini sangat
disayangkan karena siswa tersebut hanya membodohi dirinya sendiri. Siswa yang
seperti ini akan terlihat jelas dari hasil ulangan harian dibandingkan dengan ulangan
semesteran yang berbeda jauh. Biasanya untuk ulangan harian nilainya lebih bagus
dari pada nilai semesteran.
Berdasarkan pengalamanya beliau sebagai guru matematika ternyata
ketakutan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika menyebabkan mereka
kehilangan rasa percaya diri. Sangat berbeda sekali ketika melihat kondisi anak-anak
kelas unggulan yang lebih matang secara emosional dan mentalnya, mereka bersaing
untuk mencapai kompetensi pelajaran. Matematika sendiri untuk kompetensi
pelajaran yang harus dicapai di kelas II, diantaranya bilangan, geometri dan
pengukuran, peluang dan statistika, serta aljabar. Dengan bimbingan guru para siswa
diarahkan untuk mencapai kompetensi tersebut.
Untuk mendukung pembelajaran matematika di kelas unggulan buku menjadi
sumber yang sangat penting. Tersedianay buku dengan jumlah dan kualitas yanmg
memadai akan sangan membantu proses pembelajaran. Untuk buku pegangan guru
diberikan dari sekolah atas pertimbangan dan disesuaikan dengan MGMP Dinas
Pendidikan setempat. Untuk memperbanyak referensi guru mencari keberbagai
sumber, terlebih buku matematika yang tepat digunakan untuk anak berbakat adalah
buku yang banyak menyediakan uji coba matematika. Dengan buku tersebut anak
berbakat dapat mengembangkan ranah afektif, kognitif, psikomotorik dan interaktif.
Menurut penuturan guru matematika siswa-siswa kelas unggulan hanya dibekali buku
paket dari sekolah dan LKS, hanya sebagian kecil saja yang bisa memiliki buku
matematika seperti yang diharapkan guru. Padahal buku-buku tersebut sangat penting
untuk menunjang proses pembelajaran.
4. Pendapat Siswa Kelas Unggulan
Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh dari 8 siswa yang mewakili
untuk diwawancarai di kelas unggulan dan dapat dilihat pada lampiran, penulis
rangkum dengan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Para siswa merasa senang mendapat teman yang selevel sehingga belajarpun
lebih menyenangkan dan pergaulanya menjadi lebih akrab.
2. Dengan lulus diterimanya seleksi menjadi siswa kelas unggulan mereka
merasa lebih semangat belajar dan merasa bangga menjadi siswa kelas
unggulan
3. Rasa persaingan yang sehat dan hidup pada waktu diskusi tampak
menyenangkan berbeda sekali waktu berada di kelas biasa kebanyakan dari
mereka pasif.
4. Sebagai siswa kelas unggulan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Banyak sekali pengalaman dan ilmu-ilmu baru yang didapatkan dikelas
unggulan.
5. Fasilitas, sarana dan prasarana belajar, buku-buku paket dan buku penunjang
serta alat peraga dan praktek sudah cukup mendukung proses pemebelajaran,
walaupun masih ada yang kurang representatif, yaitu perpustakaan yang
dalam proses renovasi.
6. Para guru yang mengajar dikelas unggulan jumlahnya disesuaikan dengan
mata pelajaran masing-masing. Bapak dan ibu guru menggunakan metode dan
media yang bervariasi untuk memperjelas pembelajaran. Dengan keramah
tamahan dan rasa humor membuat kami merasa dekat dengan pengajar.
7. Keistimewaan yang lain belajar tidak hanya dilakukan diruang kelas, sering
juga dilakukan diluar kelas. Kadang-kadang dilaboratorium, ruang kegiatan,
dan dilingkngan luar sekolah.
8. Dengan adanya guru BP dikelas unggulan dapat membantu siswa dalam
akademik, perkembangan kepribadian anak dan membantu mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi siswa dengan lingkunganya.
9. Siswa kelas unggulan dapat mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan,
mereka melalui program ekstra kurikuler yang banyak sekali pilihanya.
10. Pembelajaran di kelas unggulan cukup menyenagkan, tetapi tidak sedikit
siswa yang kurang menyenangi pelajaran matematika. Mereka beralasan
matematika sulit untuk dipahami, rumus-rumusnya terlalu banyak dan ada
juga yang merasa ketakutan saat mengikuti pelajaran matematika.
11. Siswa kelas unggulan mengakui bahwa matematika sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari, dan menjadikan matematika sebagai pemecah masalah
dalam dunia nyata.
12. Siswa kelas unggulan belum dapat memanfaatkan teknologi komputer untuk
pembelajaran matematika, padahal komputer dapat memfasilitasi dalam
pemecahan masalah secara bebas dan membantu konseptualisasi.
13. Siswa kelas unggulan sudah menguasai kemahiran matematika seperti
menghitung, menggunakan notasi dan simbol matematika, menggunakan
model matematika dan meyakini matematika berguna untuk kehidupan.
E. Faktor-Faktor yang Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Pada
Kelas Unggulan di SMP Negeri I Wanadadi
Semua tugas dan tanggungjawab guru kelas unggulan dalam mengelola
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan landasan-landasan pendidikan, petunjuk
teknis, dan petunjuk pelaksanaan serta kurikulum plus yang diberlakukan.
Pelaksanaan kelas unggulan selama ini ada beberapa hal yang mendukung dan
menghambat pelaksanan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala sekolah, wali
kelas, beberapa guru mata pelajaran dan beberapa siswa kelas unggulan, penulis dapat
merangkum hal-hal yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika
dikelas unggulan sebagai berikut:
1. Adanya anak berbakat dengan potensi unggul sudah selayaknya mendapatkan
pelayanan pendidikan yang memadai.
2. Memahami pentingnya matematika untuk kehidupan dan menjadikan
matematika sebagai pemecah masalah.
3. Adanya kesadaran orang tua terhadap anaknya yang merasa ketinggalan
pelajaran matematika dikelas unggulan dengan inisiatif mengikutkan pada les
privat.
4. Bagi guru matematika memiliki motivasi kuat untuk terus mengembangkan
anak berbakat seoptimal mungkin.
5. Guru matematika mendesain pelajaran matematika dengan metode yang
bervariasi agar siswa tetap dapat menikmati proses pembelajaran matematika.
6. Dalam menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, guru
berusaha memecahkan dengan pendekatan secara individual.
7. Anak-anak kelas unggulan mudah diarahkan, pemikiran mereka lebih matang
baik secara akademik maupun emosional.
8. Adanya dukungan moral dan material dari Dinas Pendidikan setempat untuk
melaksanakan kelas unggulan sebagai program unggulan.
9. Adanya kelas unggulan sebagai sarana sekolah untuk mendapatkan
kredibilitas dilingkungan setempat, baik lingkup pendidikan atau masyarakat.
10. Adanya usaha dari pihak sekolah untuk mengusahakan sarana dan
kelengkapan belajar seperti buku-buku, alat perlengkapan sekolah, lembar
kerja siswa, dan perlengkapan praktek.
F. Kendala-kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Pada kelas Unggulan di SMP Negeri I Wanadadi
Sedangkan hal-hal yang menghambat pelaksanaan pembelajaran matematika
pada kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Wanadadi, yang telah
penulis rangkum sebagai berikut:
1. Siswa banyak yang kurang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas dari
guru matematika baik secara individual maupun kelompok.
2. Kurang obyektivitas dan sportivitas siswa dalam menyelesaikan tugas
matematika disekolah dan pekerjaan rumah, masih dikembangkan budaya
mencontek/menjiplak milik teman.
3. Masih ada beberapa anak yang kurang menguasai matematika dasar yang
seharusnya diperoleh di SD, menyebabkan mereka kesulitan dalam mengikuti
pelajaran di SMP.
4. Masih rendahnya motivasi siswa untuk belajar matematika.
5. Ada beberapa siswa yang merasa takut dalam mengikuti pelajaran
matematika, karena mereka beranggapan matematika memiliki tingkat
kesukaran yang tinggi dibanding pelajaran yang lain.
6. Adanya kendala komunikasi dan geografis yang menyebabkan mereka tidak
ada kesempatan untuk belajar bersama.
7. Kurangnya buku-buku yang menunjang pembelajaran matematika, seperti
buku yang banyak menuliskan uji coba matematika.
8. Belum dimanfaatkanya teknologi komputer untuk belajar matematika.
9. Biaya pengelolaan pembelajaran kelas unggulan yang mahal.
10. Tidak ada fasilitas prioritas dalam pelatihan atau penataran-penataran yang
diikuti guru kelas unggulan, khusunya guru matematika karena pada
kenyataanya mereka berusaha otodidak untuk meningkatkan mutu mengajar
mereka.
11. Pelaksanaan kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Wanadadi terlalu cepat dari yang direncanakan, sehingga antara perencanaan
dan program sering tidak sinkron.
12. Masih rendahnya kesadaran masyarakat sekitar dengan proses pembelajaran
unggul di kelas unggulan.
G. Deskripsi Hasil Analisis Data
Dalam deskripsi analisis data akan dikemukakan tentang dua hal yang
meliputi: (1) penyajian pola, tema, kecebderungan, dan motivasi yang muncul dari
data dan (2) penyajian katagori, sistem klasifikasi dan tipologi.
1. Penyajian pola, tema, kecenderungan dan motivasi yang muncul
Proses analisis data akan meliputi tahap reduksi data, tahap proses satuan,
tahap katagorisasi, tahap pemeriksaan keabsahan data dan tahap penafsiran data. Pada
bagian pola, tema, kecenderungan maupun motivasi yang muncul dari data ini akan
dikemukakan tentang reduksi data dan pemrosesan satuan.
a. Reduksi Data
Tahap reduksi data dilakukan peneliti dengan membuat abstarksi atau
angkuman yang inti dari pernyataan-pernyataan yang menggambarkan tentang
pelaksanaan pembalajaran matematika pada kelas unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri I Wanadadi. Dan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap
kepala sekolah dan wali kelas II sebagai informan utama dan penanggung jawab
pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan. Perolehan gambaran secara keseluruhan
tentang pelaksanan pembelajaran unggul, tentang keadaan siswa, latar belakang serta
tujuan-tujuan yang akan dicapai.
b. Pemrosesan satuan( Unityzing)
Untuk lebih mempertegas dan memperjelas data yang penulis peroleh
berdasarkan wawancara dari kepala sekolah, wali kelas, guru matematika, guru mata
pelajaran yang lain dan siswa-siswa kelas unggulan itu sendiri maka dikemukakan
satuan-satuan dalam melaksanakan pembelajaran kelas unggulan.
Gambar 4
Peran Kepala Sekolah
Tentang
Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan
Didukung Oleh Beberapa Komponen
Guru
profesional sarana/
fasilitas
Sumber
belajar
kurikulum
plus
kurikulum
berdiferensiasi Pembelaja
ran unggul
49 siswa yang
direkrut
Kualitas proses
dan
kualitas hasil tujuan
2. Penyajian kategori, sistem klarifikasi, dan tipologi
Metode yang digunakan dalam penyajian kategori dadasarkan atas hasil
observasi dan wawancara yang dilaksanakan peneliti. Adapun langkah-langkah dalam
penelitian ini adalah: (a) mengumpilkan seluruh data penelitian dengan observasi dan
wawancara (b) memilih data-data yang penting yang mendukung permasalahan (c)
tindak lanjut pengumpulan data lagi (d) perluasan dan penyempitan terhadap hasil
penelitian. Seluruh data yang telah diperoleh dikategorikan menjadi data pokok dan
data penunjang. Yang dimaksud data pokok adalah data tentang pelaksanaaan
pembelajaran matematika di kelas unggulan yang disampaikan oleh kepala sekolah
dan guru matematika. Sedangkan data penunjang adalah data yang diperoleh dari wali
kelas, guru mata pelajaran, dan siswa-siswa kelas unggulan.
3. Penafsiran dan penjelasan hipotesis kerja yang kaitanya antara kategori dan
dimensi antara konsep dengan konsep.
Hipotesis kerja yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran
matematika dikelas unggulan di Sekolah Menengah Pertam Negeri I Wanadadi dalam
rangka melayani siswa yang berbakat unggul dengan penerapan kurikulum
berdiferensiasi. Kaitanya dengan para siswa yang berbakat unggul dengan memiliki
prestasi yang bagus serta cerdas hendaknya diberikan pelayanan khusus/kelas khusus
untuk mengembangkan potensi siswa. Karena perhatian dan pelayanan khusus hanya
dapat diterapkan dengan kurikulum plus yang mengacu pada kurikulum
berdiferensiasi. Dengan demikian diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal
sehingga dapat ditindak lanjuti dengan program percepatan belajar.
Tentang persoalan yang dihadapi dalam pelaksanan pembelajaran
matematika dikelas unggulan sangat beragam anatara lain kebutuhan biaya untuk
pengadaan fasilitas belajar, buku-buku penunjang dan sarana belajar yang lain.
H. Deskripsi Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Seluruh data yang kami peroleh selama penelitian tentang pelaksanan
pembelajaran matematika di kelas unggulan tahun 2005 ini sangat diperlukan untuk
pemeriksaan keabsahan data. Sebagaimana telah diuraikan didepan bahwa dalam
pemerikasan keabsahan data ada beberapa teknik yang digunakan yaitu triangulasi,
pengecekan dengan anggota, penggunaan referensi, dan keikutsertaan dilapangan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pemeriksaan keabsahan data
dengan teknik: (1) keikutsertaan dilapangan dalam waktu yang panjang (2) tiangulasi
(3) penegecekan anggota.
1. Keikutsertaan dilapangan dalam rentang waktu yang panjang
Dalam penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadapa data yang
terkumpul dari informan utama maka peneliti ikut serta dilapangan. Penelitian
dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret tahun 2005. Peneliti tidak
dapat sewaktu-waktu dilayani informan mengingat aktifitas akademik, kualitas waktu
akademik yang tinggi dengan disiplin ketat dan intensitas pembelajaran, maka sangat
hati-hati agar tidak mengganggu aktifitas pembelajaran disekolah itu. Sewaktu-waktu
peneliti datang ke sekolah untuk mengadakan pengujian dari hasil wawancara,
kadang-kadang juga datang kerumah informan untuk menguji hasil wawancara.
Maksud dari keikutsertaan dilapangan untuk mengecek kebenaran data dari informan
utama maupun informan penunjang.
Sebagai langkah untuk menguji kebenaran data secara akurat, maka peneliti
mengadakan pemotretan terhadap pelaksanaan pembelajaran dikelas unggulan dan
objek lain yang mendukung. Peneliti juga mengadakan pengamatan terhadap data
pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap evaluasi. Dokumentasi tersebut
dimaksudkan untuk menguji kebenaran antara hasil wawancara dan kenyataan
sebenarnya dilapangan.
2. Triangulasi
Pemeriksaan keabsahan data yang telah dikumpulkan agar memperoleh
kepercayaan dan kepastian data, peneliti melaksanakan pemeriksaan dan teknik
dengan mencari informasi dengan sumber yang lain. Kegiatan pemeriksaan
terhadap sumber lain ini peneliti lakukan terhadap wali kelas, guru-guru mata
pelajaran, siswa dan karyawan lain yang mendukung pelaksanaan pembelajaran
dikelas unggulan. Dengan beberapa informasi yang diperoleh peneliti dari mereka
membenarkan penjelasan/penuturan yang diberikan kepala sekolah kepada
peneliti, sehingga informasi yang diberikan kepala sekolah memiliki validitas dan
tingkat kepercayaan yang tinggi.
3. Pengecekan anggota
Pengecekan anggota yang dilakukan peneliti bertujuan menguji terhadap
kepercayaan tentang data yang disampaikan informan utama. Pelaksanaan
pengecekan anggota dilaksanakan secara informal. Dengan pengecekan anggota
peneliti telah memperoleh kelengkapan data dan akurasi data tentang kegiatan
pembelajaran matematika dikelas unggulan. Berdasarkan keterangan sejumlah
responden peneliti mendapat kesimpulan bahwa pembelajaran dikelas unggulan
dapat terus dilaksanakan, khususnya untuk pelajaran matematika perlu diperbaiki
dan dikondisikan proses pembelajaranya menjadi lebih baik agar hasil yang
diperoleh dapat sejajar dengan hasil-hasil mata pelajaran yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan mempunyai ciri khusus tentang
keunggulan. Baik dari segi materi pembelajaran, kurikulum plus, ragam kegiatan
pembelajaran, sistem penilaian, variasi kegiatan pembelajaran, tambahan waktu
belajar, dan penggunaan multimedia untuk pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran unggul mengenai strategi, metode mengajar, teknik dan pendekatan-
pendekatan diterapkan untuk melayani siswa berbakat secara khusus.
2. Pada tahap perencanaan pembelajaran matematika harus dibuat sesuai dengan
tujuan instruksional dan tujuan kurikulum yang akan dicapai. Perencanaan di buat
lebih teliti karena materi yang dikembangkan diperluas, diperkaya dan diperdalam
sesuai dengan kebutuhan anak berbakat.
3. Pada proses pembelajaran matematika sesering mungkin dicari balikan-balikan
dari siswa agar diketahui sampai sejauh mana yang bisa diserap oleh siswa. Siswa
dilatih untuk berpikir kretif dan kritis.
4. Pada tahap penilaian dilakukan pada proses dan akhir pembelajaran, bentuk soal
lebih banyak uraian. Setiap saat diberikan tugas-tugas baik disekolah dan tugas
rumah, agar siswa bisa belajar setiap saat.
5. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika pada kelas
unggulan antara lain: a) adanya siswa berbakat unggul b) menyadari pentingnya
matematika c) kesadaran orang tua untuk mengikutkan anak mereka les privat
matematika d) motivasi guru matematika untuk mengembangkan potensi anak di
kelas unggulan e) guru matematika mendesain pelajaran dengan metode yang
bervariasi f) guru melakukan pendekatan secara individual dalam menangani
siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika g) siswa kelas unggulan
mudah diarahkan dan pemikiran mereka lebih matang h) adanya dukungan moral
dan material dari Dinas Pendidikan setempat untuk melaksanakan kelas unggulan
sebagai program unggulan i) adanya kesadaran penuh dari guru untuk mensuport
pelaksanaan kelas unggulan j) Kelas unggulan sebagai sarana sekolah untuk
mendapatkan kredibilitas dilingkungan setempat, baik lingkup pendidikan atau
masyarakat.
6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada
kelas unggulan antara lain: a) siswa banyak yang kurang tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas matematika baik secara individual maupun kelompok
b) kurang obyektivitas dan sportivitas siswa dalam menyelesaikan tugas
matematika disekolah dan pekerjaan rumah, masih dikembangkan budaya
mencontek/menjiplak milik teman c) Masih ada beberapa anak yang kurang
menguasai matematika dasar yang seharusnya diperoleh di SD d) siswa merasa
takut dalam mengikuti pelajaran matematika, karena mereka menganganggap
matematika memiliki tingkat kesukaran yang tinggi e) Adanya kendala
komunikasi dan geografis yang menyebabkan para siswa tidak ada kesempatan
untuk belajar bersama f) Kurangnya buku-buku yang menunjang pembelajaran
matematika, seperti buku yang banyak menuliskan uji coba matematika g) Belum
dimanfaatkanya teknologi komputer untuk belajar matematika h) Biaya
pengelolaan pembelajaran kelas unggulan yang mahal i) Tidak ada fasilitas
prioritas dalam pelatihan atau penataran-penataran yang diikuti guru kelas
unggulan khususnya guru matematika, karena pada kenyataanya mereka berusaha
otodidak untuk meningkatkan mutu mengajar mereka j) Pelaksanaan kelas
unggulan di SMP Negeri I Wanadadi terlalu cepat dari yang direncanakan,
sehingga antara perencanaan dan program sering tidak sinkron.
B. Saran
1. Pihak Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Wanadadi hendaknya memberikan
sumbangan dana melalui APBD untuk operasional kegiatan dan pelatihan bagi
penyelenggara program kelas unggulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Wanadadi.
2. Pihak sekolah penyelenggara kelas unggulan hendaknya memberikan penghargaan
bagi siswa yang kecerdasanya/prestasinya menonjol (rengking 1), untuk
menambah semangat belajar dan mereka merasa dihargai.
3. Pihak sekolah memberikan penghargaan terhadap guru yang mengajar di kelas
unggulan dengan memprioritaskan promosi jabatan untuk diperjuangkan terlebih
dahulu.
4. Untuk mendukung kelancaraan pembelajaran matematika yang banyak dikeluhkan
siswa, dari sekolah mengupayakan pengadaan buku yang relevan bagi anak
berbakat.
5. Bagi guru matematika sebaiknya mengadakan pendekatan terhadap anak berbakat
dengan diadakanya komposisi matematika yang menantang, agar matematika
lebih populer dan lebih diperhatikan siswa.
6. Menfasilitasi siswa kelas unggulan dengan komputer ilmiah yang akan membantu
siswa dalam memecahkan masalah secara bebas dan membantu
mengkonseptualisasikan matematika.
7. Jika terjadi permasalahan dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika, guru berusaha memecahkan dengan pendekatan secara individual.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni. 2001. Kurikulum Berdiferensiasi. Jakarta: Gramedia.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Kurniati. 2003. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan di SDN Bintoro VIII Demak.
Semarang.
Marzuki. 2001. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII
Moedjiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 1982. Pemanduan Anak Berbakat (suatu studi penjajagan). Jakarta:
CV Rajawali.
_________. 1985. Bunga Rampai Ank-Anak Berbakat Pembinaan dan pendidikanya.
Jakarata: CV Rajawali.
Nugroho, et al. 2002. Pengembangan Model Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Melayani
Siswa Berbakat di Sekolah Unggul di Jawa Tengah Tahun 1998-2000.
Semarang.
Rachman, Maman. 1999. Strategi Dan langkah-langkah Penelitian. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Semiawan, Conny. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa Sekolah Menengah
(Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia.
_________. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia.
Sriningsih, Retno. 2000. Landasan Kependidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Suryadi, Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Tim Penyusun. 2003. UU No.2 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
________. 2003. Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika SMP dan MTS. Jakarta: Pusat
Kurikiulum Balitbang Depdiknas.
________.2004. BASIC (Matematika Untuk Kehidupan). Semarang: MJC.
LEMBAR OBSERVASI
NO FOKUS INDIKASI OBSERVASI
1 Lokasi
penelitian
a. Letak sekolah SMP Negeri I Wanadadi terletak
dipusat kota Wanadadi, cukup
strategis dan mudah dijangkau
dengan transportasi.
b. Situasi sekolah Cukup kondusif untuk pelaksanaan
pembelajaran dengan pemantauan
dari guru BP
2. Sarana,
prasarana dan
fasilitas
sekolah
a. Ruang kelas Tersedia 16 ruang kelas,satu ruang
untuk satu kelas dengan jumlah
siswa rata-rata 48 anak.
b. Perpustakaan Keadaan saat ini perpustakaan
kurang mendukung dengan ruang
yang begitu sempit, dan buku-buku
yang jumlahnya sedikit. Untuk
kedepanya sedang dibangun ruang
perpustakan yang baru.
c.Laboratorium
IPA
Berada diruang pengawas,
keadaanya masih layak. Kendalanya
pada jumlah peralatan yang semakin
berkurang karena sering rusak
setelah digunakan.
d.Laboratorium
bahasa
Cukup nyaman, tenang dan berada
dilantai dua. Kondisinya masih baru
dengan peralatan yang memadai,
kendalanya baru tersedia 13 set
meja untuk siswa.sudah digunakan
VCD pembelajaran untuk pelajaran
bahasa inggris.
e. Koperasi sekolah Sudah ada dan dimanfaatkan dengan
baik oleh sumua warga SMP N I
Wanadadi, baik guru, karyawan dan
para siswa.
f. Kantin sekolah Atas ijin sekolah kantin dibagi dua
tempat dan dikielola oleh 4 orang.
Kantin berada dibagian belakang
dengan menyediakan kebutuhan
makanan dan jajan.
g. Tempat ibadah Karena mayoritas warga muslim ada
musola yang dibangun dilantai dua.
Musola ini biasa digunakan untuk
solat dan kegiatan keagamaan
3 Kelas
unggulan
a.Perencanaan
pembelajaran
Guru membuat program tahunan,
program semester, program satuan
pelajaran dan perencanan mengajar
yang tidak terlepas dari kurikulum
yang berlaku. Untuk saat ini KBK
belum digunakan.
b.Pelaksanaan
pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dengan
inisiatif dan kreatifitas para
pengajar, agar pembelajaran dikelas
unggulan dapat menunjukan ciri
keunggulannya. Para guru
dipersiapkan dengan melihat pada
profesionalisme kerja guru.
c.Sesudah
pembelajaran
Sesudah pembelajaran dilakukan
evaluasi baik dalam proses
pembelajaran dan evaluasi pada
akhir pembelajaran. Guru akan
menilai pekerjaan siswa, membuat
perencanaan untuk pertemuan
berikutnya dan menilai kembali
proses pembelajaran yang sudah
berlangsung.
4 Kegiatan
ekstra
kurikuler
a. Bidang olah raga Diselenggarakan ekstra sepak bola,
bola voli, pencak silat dan renang.
b. Bidang kesenian Sangat beragam dari seni rupa, seni
tari,vokal-musik dan rebana serta
bahasa arab.
c. Ekstra komputer Dilaksanakan setiap hari dengan
tersedia 13 unit komputer dengan
dipandu oleh instruktur yang
terlatih. Jumlah ini masih cukup
sedikit melihat pada banyaknya
jumlah siswa yang tertarik untuk
mengikuti eksra ini.
d. Kepramukaan
e. PMR
f. Majalah dinding
Kepramukaan dilaksanakan setiap
hari jumat dan untuk kelas satu
wajib mengikuti kegiatan ini
Ekstra ini dijadwalkan setiap hari
Rabu dan Kamis yang dibimbing
oleh ibu Kusmijatun, S.Pd
Dibawah binaan guru bahasa
Indonesia ekstra mading
dilaksanakan setiap hari kamis,
untuk mengembangkan siswa yang
g. Science-IPA
h. Matematika
i. Bahasa Inggris
memiliki bakat menulis.
Untuk kelas II setiap hari selasa ada
tambahan untuk pelajaran IPA
dibawah bimbingan guru IPA baik
biologi atau fisiska.
Setiap hari kamis ada tambahan jam
pelajaran matematika diluar jadwal
intrakurikuler sekolah.
Untuk mengembangkan pelajaran
bahasa inggris yang banyak
ditekankan pada speaking dan
wraiting maka diadakan ekstra
bahasa inggris.
HASIL WAWANCARA TERHADAP KEPALA SEKOLAH
SMP NEGERI I WANADADI
Hari/tanggal : Senin/ 14 Maret 2005
Responden : Drs. Bambang Budi S
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimanakah pendapat Bapak
kepala sekolah dengan usaha
pendidikan yang berdiferensiasi
Saya berpendapat pendidikan yang
berdiferensiasi dapat menjembatani
siswa berbakat untuk belajar sesuai
dengan bakat dan kemampuan
intelektual mereka.
2 Menurut Bapak kepala sekolah
apakah yang dimaksud dengan
kurikulum berdiferensiasi
Kurikulum yang memang khusus
disediakan untuk melayani anak-anak
berbakat, karena program pendidikanya
setingkat lebih maju dan lebih tinggi
dengan disesuaikan perkembangan
siswa unggul tanpa mengganggu tempo
belajar siswa yang lain.
3 Mengapa kurikulum
berdiferensiasi perlu
dikembangkan? Bagaimana
pendapat Bapak kepala sekolah
Penting sekali untuk melayani siswa-
siswa yang berbakat intelektual dan
unggul.
4 Apakah yang Bapak kepala
sekolah ketahui tentang tujuan
kurikulum berdiferensiasi
Untuk memberikan pelayanan bagi
siswa berbakat intelektual yang
kemudian dikembangkan melalui
program kelas unggulan di sekolah ini.
5 Bagaimanakah Bapak kepala
sekolah mengembangkan
program tersebut disekolah ini
Kami menyelenggarakan program kelas
unggulan untuk kelas II A dan kelas
bahasa untuk kelas I A.
6 Disekolah ini sudah
diselenggarakan program
keberbakatan, yaitu adanya
kelas unggulan. Menurut bapak
pertimbangan-pertimbangan
seperti apakah yang harus
diperhatikan dalam
penyelenggaraan tersebut
Pertimbanganya cukup banyak antara
lain: masalah biaya/pendanaan, adanya
siswa unggul yang memiliki
keberbakatan intelektual, adanya
keinginan untuk mencapai pengetahuan
yang utuh, menciptakan suasana belajar
mandiri dan berpikir terhadap belajar
untuk masa depan.
7 Mengingat kelas unggulan
adalah program khusus yang
dikembangkan disekolah ini,
apa yang Bapak harapkan dari
program ini
Dapat memberikan tempat yang tepat
untuk melayani kebutuhan siswa
unggul disekolah ini, agar mereka bisa
belajar seoptimal mungkin dapat
mengembangkan bakat dan potensi
yang memang sudah ada pada siswa
tersebut.
8 Keunggulan seperti apa yang
diharapkan dari program ini
Tentu saja keunggulan dalam
pembelajaranya
9 Bagaimana pendapat Bapak
tentang pembelajaran unggul
Pembelajaran dapat dikatakan unggul
karena dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan,
anak merasa betah dan tidak bosan
serta tidak menyiksa mereka dalam
belajar.
10 Bagaimanakah konsekuensi
pengembangan kurikulum
berdiferensiasi dalam program
kelas unggulan yang
diselenggarakan disekolah ini
Untuk materi pelajaran dari yang sudah
ada diperkaya, diperluas dan
diperdalam. Setiap minggunya ada
tambahan 4 jam pelajaran. Diberikan
program pengayaan.
11 Bagaimana cara Bapak dalam
menentukan kriteria guru untuk
mengajar dikelas unggulan
Memiliki dedikasi tinggi, berdisiplin
tinggi, professional dan mempunyai
prestasi yang baik.
12 Dalam pelaksanaan
pembelajaran kelas unggulan
siapa sajakah yang ikut terlibat
dalam penyelenggaraanya
Kepala sekolah, wali kelas, guru mata
pelajaran, siswa-siswa kelas unggulan
dan wali murid.
13 Menurut bapak kepala sekolah
faktor-faktor seperti apakah
yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran
kelas ungulan
Biaya pengelolaan, sarana dan
prasarana serta fasilitas yang memadai,.
Kelengkapan sumber belajar dan media
pembelajaran. Tenaga pendidik/guru
dan dukungan dari wali murid serta
lingkungan masyarakat sekitar.
14
Sarana dan prasarana seperti
apakah yang harus tersedia
untuk mendukung
pembelajaran dikelas unggulan
Untuk mendukung penyelelenggaraan
pembelajaran dikelas unggulan sarana
dan prasarananya harus mendukung.
Antara lain perpustakaan, laboratorium,
ruang kegiatan olah raga, ruang
kesenian, tempat ibadah, koperasi
sekolah dan kantin.
15 Sesuai dengan pengamatan
bapak selama ini dalam
penyelenggaraan kelas
unggulan, faktor-faktor seperti
apa yang menjadi kendalanya
Faktor biaya, karena biaya yang
dibutuhkan cukup banyak namun yang
tersedia masih sedikit. Faktor fasilitas
yang kurang mendukung. Dukungan
dan kesadaran wali murid yang masih
cukup rendah. Dari gurunya sering
ditemukan model pembelajaran yang
masih konvensional.
HASIL WAWANCARA TERHADAP WALI KELAS II A
SMP NEGERI I WANADADI
Hari/tanggal : Senin / 14 Maret 2005
Responden : Rubinem, S. Pd
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana pengalaman yang
Ibu peroleh selama menjadi
wali kelas ungulan dengan
melihat pada penggunaan
kurikulum berdiferensiasi
Sangat menyenangkan karena anak-anak
kelas II A mempunyai kemauan belajar
yang cukup baik, sehingga mereka
merasa kebutuhan belajarnya dapat
terpenuhi baik secara psikis, emosional
dan sosialnya.
2 Apa yang Ibu ketahui
sebagai seorang pendidik
dengan matra yang harus
dikuasi seorang guru dalam
kurikulum berdiferensiasi
Seorang guru yang mengajar dengan
kurikulum berdiferensiasi mereka harus
menguasai matra umum sebagai
kumpulan kegiatan belajar dasar. Matra
berdiferensiasi yang merupakan isi
kurikulum yang dikembanmgkan. Matra
subliminal sebagai pengalaman belajar
yang diperoleh dari lingkungan keluarga
dan sekolah. Matra non akademis
merupakan pengalaman belajar diluar
target kurikulum yang ditetapkan.
3 Bagaimana pandangan Ibu
dengan pengembangan
kurikulum berdiferensiasi
kaitanya dalam
penyelenggaraan kelas
unggulan
Saya rasa cukup tepat untuk menfasilitasi
anak-anak yang punya bakat intelektual
(anak unggul) untuk mengembangkanya.
4 Menurut pengetahuan Ibu
karakteristik unik seperti apa
yang dimiliki kurikulum
berdiferensiasi sehingga
kurikulum tersebut tepat
digunakan untuk melayani
keberbakatan anak unggul
Anak berbakat unggul memiliki kemauan
kuat untuk belajar, memiliki semangat
yang tinggi dan ras ingin tahu yang
dalam. Secara mental mereka lebih baik
dan emosional mereka lebih matang dan
terkendali.
5 Karakteristik seperti apakah
yang sering Ibu amati dari
siswa kelas unggulan
Anak unggulan adalah anak yang
berprestasi, mereka mempunyai
keinginan untuk belajar karena ada
tantangan tersendiri. Mereka mudah
dibelajarkan karena punya daya
konsentrasi dan daya nalar. Dalam
belajar memiliki minat yang luas,
mandiri dan cekatan dalam mengerjakan
tugas
6 Menurut pendapat Ibu
apakah anak berbakat
memiliki kartakteristik yang
berbeda dengan anak lainya.
Perbedaan seperti apakah
yang sering ibu amati dengan
melihat pada anak-anak kelas
unggulan di sekolah ini
Tentu saja karakteristik tersebut akan
nampak berbeda. Anak yang dikelas
unggulan mereka adalah anak yang
berprestasi dalam belajar, secara
emosional mereka lebih matang dan
memiliki daya kritis yang lebih unggul
dibandingkan dengan anak-anak dikelas
biasa.
7 Bagaimana pandangan Ibu
tentang perlakuan khusus
dalam pendidikan yang
diberikan pada siswa kelas
unggulan
Perlakuan tersebut penting dilakukan,
mengingat kebutuhan anak berbakat
dalam usaha mengembangkan bakat
mereka. Apabila mereka diperlakukan
sama malah akan menggangu teman yang
lainya.
8 Apa yang Ibu ketahui dengan
pembelajaran unggul
Pembelajaran disebut unggul karena dari
anak-anak sendiri mereka pada dasarnya
adalah bibit unggul. Yang kemudian
dikembangkan agar belajar itu
menggairahkan dan menyenangkan.
Yang jelas dapat menciptakan
pembelajaran yang rileks dan dapat
dinikmati oleh semua siswa dengan hasil
yang optimal.
9 Bagaimanakah tujuan
pembelajaran unggul dikelas
unggulan
Untuk mempersiapkan siswa-siswa
menjadi anak unggul yang memiliki
prestasi, pengetahuan, keterampilan
berbudi pekerti. Untuk mengembangkan
potensi siswa sesuai dengan bakat dan
minatnya. Memberikan pelayanan
pendidikan untuk anak-anak unggul.
Mencetak lulusan yang unggul dan
berkualitas sejalan dengan perkembangan
pembangunan dan penguasaan IPTEK.
10 Bagaimana pendapat ibu
dengan penyelenggaraan
kelas unggulan disekolah ini
Saya sangat mendukung
penyelenggaraan kelas unggulan, dimana
dengan adanya kelas unggulan siswa
akan dikumpulkan dalam satu kelas
untuk memudhkan dalam membina
kecerdasan, kemampuan, bakat dan minat
serta sikap dan perilaku siswa dalam
kelas tersebut.
11 Apa saja yang harus
dikondisikan untuk mencapai
prestasi puncak dalam
pembelajaran unggul
Yang harus dikondisikan antara lain
adalah kurikulum yang tepat, guru yang
berkompeten, evaluasi yang
berkesinambungan, adanya dukungan
dari wali murid dan masyarakat.
12 Syarat-syarat seperti apakah
yang harus dipenuhi oleh
siswa yang akan masuk kelas
unggulan
Anak yang berprestasi dilihat dari jumlah
nilai yang ada pada rapot, mempunyai
minat yang tinggi, dan mendapatkan ijin
dari orang tua.
13 Untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran
kelas unggulan harus
didukung oleh pemilihan
tempat yang tepat, kriteria
apakah yang harus dipenuhi
Sekolah tersebut memiliki sarana dan
prasarana yang lebih lengkap, letak
sekolah mudah dijangkau dan mudah
saran atransportasinya.
14 Ibu sebagai wali kelas
apakah ada jadwal khusus
perwalian? Dan apa yang ibu
lakukan untuk mengisi jam
tersebut
Jadwal perwalian 1 minggu sekali hari
sabtu. Sebagai wali kelas saya menerima
masukan dari para siswa untuk
mengetahui perkembanmgan siswa
dalam satu minggu terakhir. Setelah itu
dilanjutkan dengan kebersihan kelas.
15 Menurut pengamatan ibu
sebagai wali kelas kendala
seperti apa yang selama ini
menghambat
penyelenggaraan kelas
unggulan
Kendala utama ada pada
biaya/pendanaan, karena uang SPP masih
tetap disamakan dengan kelas biasa
padahal kebutuhan untuk kelas unggulan
lebih banyak. Kurangnya kesadaran wali
murid dan masyarakat setempat tentang
pembelajaran unggul, mereka yang
penting banggga kalo anak mereka dapat
diterima di SMP I Wanadadi.
16 Kebanggan Ibu sebagai wali
kelas unggulan tentu saja
karena ada dukungan,
dukungan seperti apakah
yang dapat ibu amati dalam
penyelenggaraan kelas
unggulan
Dengan adanya kelas unggulan dapat
menjadi sarana sekolah untuk “go”
dilingkungan pendidikan baik
dimasyarakat, kabupaten dan bila
mungkin ditingkat propinsi agar dapat
memunculkan nama sekolah ini.
HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU MATA PELAJARAN
SMP NEGERI I WANADADI
Hari/tanggal : Selasa / 15 Maret 2005
Responden/ Mapel : Sri Wahyuni/Muatan lokal
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimanakah pendapat Ibu
dengan penyelenggaraan
kelas unggulan di sekolah ini
Penyelenggaraan kelas unggulan
merupakan bagian dari program sekolah,
artinya dengan membuat kelas unggulan
kita akan membuat satu nilai plus dalam
sekolah ini. Sehingga nilai jual sekolah ini
semakin bertambah dan dapat
menunjukan pada masyarakat bahwa
sekolah ini benar-benar memberikan
perhatian pada anak didik, khususnya
untuk anak berprestasi mereka diberikan
perhatian lebih agar dapat
mengembangkan potensinya dengan
memberikan layanan pendidikan yang
tepat dan baik.
2 Menurut pendapat Ibu
apakah dalam pembelajaran
unggul sudah mencerminkan
ciri khas kurikulum
berdiferensiasi
Tentu saja sudah, karena kurikulum
berdiferensiasi akan memberikan layanan
pendidikan yang lebih, artinya anak
dengan potensi dan latar belakang masing-
masing dikelola dan difasilitasi dengan
materi yang berbobot agar mereka dapat
berpikir produktif, kreatif dan proaktif
untuk mencari solusi kreatif dalam
memecahkan masalah dengan harapan
mereka dapat unggul dibidangnya masing-
masing.
3 Kemajuan seperti apa yang
sudah dapat Ibu amati dari
proses pembelajaran dikelas
unggulan
Secara menyeluruh siswa-siswa kelas
unggulan menciptakan kompetisi belajar
yang kreatif, kritis, produktif dengan
berlatih mengembangkan kemampuan
mereka secara optimal, sehingga terjadi
persaingan positif untuk terus berprestasi..
untuk kemampuan bahas ainggris mereka
semakin tertarik dengan adanya muatan
local bahasa inggris mereka lebih enjoy
dan menikomati dalam belajar. Anak-anak
dikelas unggulan bebanya tersalurkan
karena belajar bisa membuat rilek, senang
dan ada ketertarikan yang timbul pada diri
siswa itu sendiri.
4 Bagaimana pendapat Ibu
mengenai pembelajaran
ungul
Pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi anak karena
dapat mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan dan tidak
membosankan walaupun diberikan
tambahan jam pelajaran.
5 Bagaimanakah pola
pelaksanaan pembelajaran
unggul dikelas unggulan
Untuk kurikulum tetap menggunakan
kurikulum nasional dengan pendalaman
dan perluasan materi disesuaikan dengan
petunjuk. Pengadaan sarana dan bahan
belajar yang lengkap dan berkualitas.
Guru dalam mengajar menggunakan
metode yang variatif. Menciptakan ragam
belajar dan menambah jam pelajaran.
6 Apa yang menjadi harapan
Ibu dari proses pembelajaran
Dengan belajar diharapkan terjadi
perubahan yang lebih baik pada siswa,
baik tingkah laku, pengetahuan,
keterampilan dan sikapnya.
7 Sebagai seorang guru yang
memiliki tugas mengajar
yang suksesif, bagaimana
anda mengidentifikasi tugas
tersebut
Ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam mengidentifikasi tugas tersebut,
tugas sebelum pembelajaran, tugas pada
tahap pembelajaran dan tugas pada tahap
akhir pembelajaran.
8 Pertimbangan apakah yang
ibu pikirkan sebelum
merencanakan program
pengajaran
Melihat pada bakat unggul siswa dan
karakteristik siswa, merumuskan tujuan
yang akan dicapai, memilih metode dan
bahan pelajaran, memperhatikan
bagaimana membuka pelajaran,
pengembanganya dan menutup pelajaran.
9 Dalam kegiatan
pembelajaran akan berpusat
pada siapa saja
Pembelajaran akan berpusat pada guru
dan siswa.
10 Proses pembelajaran
merupakan inti dari tahap
pembelajaran. Aspek-aspek
apa sajakah yang harus
dipertimbangkan dalam
tahap ini
Melihat pada perbedaan individual, karena
setiap siswa itu berbeda satu sama lainya.
Pengelolaan dan pengendalian kelas.
Memperhatikan aspek penyampaian
pelajaran/informasi dan keterampilan pada
siswa. Aspek kelihaian guru untuk
mendapat balikan . mengamati kesulitan-
kesulitan belajar siswa. Memperhatikan
aspek evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar.
11 Apakah yang ibu lakukan
sesudah tahap pembelajaran
Menilai pekerjaan siswa. Membuat
perencanan untuk pertemuan berikutnya.
Menilai kembali proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
12 Dalam proses pembelajaran
komponen-komponen apa
saja yang harus diperhatikan
Komponen tersebut merupakan komponen
yang saling mempengaruhi, diantaranya
kurikulum yang berlaku, materi pelajaran,
bahan dan sarana pembelajaran, metode
yang digunakan dan evaluasi
13 Menurut pendapat Ibu
mengapa setiap komponen
pembelajaran dikelas
unggulan harus memiliki
keunggulan dari kelas biasa
Komponen yang disediakan harus lebih
tinggi tingkatanya, karena anak yang
dibelajarkan adalah anak unggul yang
dipilih karena prestasinya. Secara
otomatis dari komponen-komponen
tersebut daharapkan dapat menunjang
siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam
belajar.
14 Cara-cara seperti apakah
yang harus ditempuh untuk
mengembangkan kurikulum
anak berbakat
Meningkatkan kemampuan guru, bahan
belajar dikembangkan dengan inisiatif dan
kreatifitas pengajar. Menyiapkan strategi
mengajar. Melengkapi sarana dan fasilitas
sekolah. Menyediakan program
bimbingan dan penyuluhan.
Pengembangan sistem administrasi dan
supervisi. Adanya dukungan dari
masyarakat.
15 Bagaimanakah materi yang
dikembangkan untuk anak-
anak berbakat dikelas
unggulan
Materi dikembangkan dari kurikulum
yang sudah ditentukan dengan
diperdalam, diperkaya dan diperluas lagi
disesuaikan dengan kebutuhan anak
berbakat.
16 Bagaimanakah bahan atau
sarana pembelajaran yang
harus disediakan untuk kelas
unggulan
Bahan atau sarana harus diperhatikan
kualitas dan kuantitasnya, anatara lain
kelengkapan buku sumber,
memperbanyak buku penunjang dan
melengkapi media pembelajaran.
17 Metode pembelajaran seperti
apa yang biasa Ibu
kembangkan dikelas
unggulan
Metode yang saya kembangkan kadang
bervariasi yang intinya metode tersebut
dapat mengaktifkan siswa dengan
memperhatikan model dan teknik belajar,
strategi dan pendekatan belajar.
18 Bentuk evaluasi seperti apa
yang Ibu kembangkan untuk
kelas unggulan
Karena mulai disosialisasikan KBK maka
evaluasi tetap mengacu pada prinsip
KBK, dengan memperbanyak soal uraian.
Pada tahap awal anak digiring dengan
pola tertentu/memberikan contoh
kemudian dipraktekan. Dalam proses
itulah terjadi evaluasi, sehingga evaluasi
dapat dilakukan setiap saat.
19 Untuk mengevaluasi proses
pembelajaran secara utuh,
apa saja yang harus
diperhatikan
Alat evaluasi, proses evaluasi dan tindak
lanjut evaluasi.
20 Bagaimana cara ibu
melayani anak-anak berbakat
dikelas unggulan yang tentu
saja kemampuanya tidak
sama
Pelayanan dilakukan sama, artinya dengan
buku, metode dan media yang sama
mereka belajar bersama. Cuma bedanya
pada awal pembelajaran anak-anak yang
tertinggal diberi perhatian lebih.
21 Selama Ibu mengajar dikelas
unggulan kendala apa saja
yang dirasakan
Karena instant kendalanya antara
perencanaan dan programnya kurang
sinkron, artinya ketika kedepan kita sudah
membayangkan kesuksesan tapi pada
kenyataanya fasitas kurang mendukung
dan biaya/dana yang tersedia cukup
minim. Melihat pada kondisi masyarakat
wanadadi yang heterogen dengan
kesadaran pendidikan yang masih rendah,
menjadikan kelas ungulan hanya
mendapat perhatian dari kalangan tertentu
saja. Ketika diadakan rapat dengan komite
sekolah ternyata tawar-menawar biaya
sekolah menjadi perbincangan yang
sangat sengit.
22 Menurut ibu faktor-faktor
apa saja yang tetap
mendukung pelaksanaan
kelas unggulan
Adanya dukungan dari DIKNAS setempat
dengan menfasilitasi sekolah
(pembangunan laboratorium bahasa).
Adanya kesadaran penuh dari para guru
untuk mensuport kelas unggulan. Adanya
harapan besar dari wali murid kelas
unggulan agar anaknya dapat masuk
kekelas unggulan dan dirasakan sebagai
suatu kehormatan.
HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU MATEMATIKA
SMP NEGERI I WANADADI
Hari/tanggal : Selasa/15 Maret 2005
Responden : Dwi Handoyo
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana pendapat
Bapak sebagai guru
matematika tentang
pelajaran matematika
Pelajaran matematika sangat penting untuk
dipelajari, mudah, menarik dan ada
tantangan untuk terus belajar matematika.
Karena matematika akan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Seperti apakah matematika
yang dikembangkan untuk
anak berbakat/untuk kelas
unggulan
Matematika yang menantang anak-anak
untuk belajar sampai bisa mengerti dan
memahami, matematika yang diperkenalkan
sejak dini dengan implementasinya
dikehidupan.
3 Sebaiknya sejak kapankah
anak mulai diperkenalkan
dengan matematika
Pada waktu anak mulai kenal dengan
menghitung (pada usia sedini mungkin) dan
dikenalkan dengan hitungan sederhana.
4 Bagaimana pendapat bapak
tentang matematika itu
sendiri
Matematika merupakan suatu disiplin ilmu
yang menyususn ide-ide dan konsep abstrak
menjadi sebuah penalaran logis.
5 Bagaimanakah tujuan
pelajaran matematika
disekolah
Untuk memecahkan masalah, untuk belajar
mengkomunikasikan secara matematika,
untuk melatih berpikir secara matematika,
dapat menjadikan matematika sebagai
kepercayaan tersendiri
6 Apakah manfaat belajar
matematika untuk anak-
anak sekolah
Melatih kecerdasan, melatih berpikir logis.
Melatih siswa agar tidak melakukan
perbuatan yang sifatnya coba-coba karena
sudah tau untung dan ruginya. Dalam era
teknologi matematika berkembang sangat
pesat, dan menjadikan matematika sangat
penting.
7 Bapak sebagai guru
matematika kunci-kunci
dasar seperti apa yang
harus dikuasai
Hitungan, penjumlahan dan taksiran.
Aljabar. Teori probabilitas. Geometri, logika
dan statistik. Pemodelan matematika dan
pemecahan masalah.
8 Model matematika seperti
apakah yang sesuai untuk
dikembangkan bagi anak
berbakat
Mencari dan menjaring anak yang
berprestasi dilihat dari nilai, dilakukan
pendekatan untuk mencari pelayanan yang
tepat. Membelajarkan siswa agar dapat
menemukan harapan sebagai individu.
9 Apakah disekolah ini
sudah dimanfaatkan
teknologi komputer untuk
belajar matematika
Komputer sudah ada, dan siswa dapat
belajar dengan mengikuti program
ekstrakurikuler. Namun untuk pelajaran
matematika sendiri belum diajarkan dengan
menggunakan komputer, karena masih
banyak kendalanya.
10 Kompetensi apa saja yang
harus dicapai untuk
pelajaran matematika SMP
kelas II
Kompetensi tersebut meliputi 4 aspek, yaitu
bilangan, geometri dan pengukuran, peluang
dan statistika, dan aljabar.
11 Bagaimanakah bapak
melayani siswa-siswa kelas
unggulan
Mereka diberi keleluasaan untuk belajar
sesuai dengan kapasitas mereka dan
belajarpun harus mencapai tujuan
kurikulum. Untuk anak yang mengalami
ketertinggalan belajar, mereka diperhatikan
lebih dan dilakukan pendekatan secara
personal.
12 Bagaimanakah dengan
buku-buku matematika
yang disediakan untuk
kelas unggulan
Masih banyak tersedia buku-buku yang
konvensional, padahal untuk anak berbakat
harus banyak tersedia buku-buku yang
menyediakan uji coba matematika. Biasanya
saya mencoba mencari sendiri referensi dari
luar untuk memperkaya materi. Selain buku
paket saya menambah buku-buku dari
beberapa penerbit. Namun buku-buku
tersebut hanya sebagian kecil siswa yang
mampu membelinya.
13 Apakah yang dipersiapkan
sebelum proses
pembelajaran
Ini merupakan kegiatan rutin guru, dari
mulai menyusun program tahunan, program
semesteran, membuat satuan pelajaran dan
perencanaan program mengajar.
14 Dalam tahap pembelajaran,
bagaimanakah cara bapak
untuk memperoleh balikan
dari siswa
Setiap saat saya berikan pertanyaan-
pertanyaan pendek, pemberian tugas baik
tugas sekolah dan tugas rumah. Mengadakan
ulangan
15 Kendala seperti apakah
yang sering bapak temui
dalam pembelajaran
matematika dikelas
Masih ada beberapa anak lulusan SD yang
kurang menguasai hitung/matematika dasar,
sehingga mengalami kesulitan belajar di
SMP. Masih ditemukan beberapa anak yang
unggulan sangat kurang motivasinya untuk belajar.
Sering saya temukan ada beberapa anak
yang merasa ketakutan saat belajar
matematika. Ditemukan juga beberapa anak
yang karena kendala komunikasi/rumahnya
berjauhan dari teman lainya menyulitkan
mereka untuk belajar bersama.
16 Faktor-faktor apakah yang
menjadi pendukung dalam
belajar matematika
Matematika penting untuk kehidupan sehari-
hari. Adanya anak berbakat yang perlu
dikembangkan potensinya.
HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA KELAS UNGGULAN
SMP NEGERI I WANADADI
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Mukhlisin
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Ada rasa senang dan kurang senang,
saya senang karena berada dalam satu
kelas yang semua anaknya pandai dan
memiliki prestasi yang bagus, sehingga
saya lebih termotivasi untuk belajar.
Kurang senangnya karena saya sering
dianggap anak istimewa oleh teman-
teman saya yang ada diluar kelas
unggulan.
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Pembelajaran dikelas unggulan sangat
menyenangkan dan saya merasa sangat
betah dan cocok belajar dikelas tersebut
karena dapat mengembangkan potensi
yang saya miliki.
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah
menjadi siswa kelas
unggulan
Saya mendapatkan layanan pendidikan
yang lebih bila dibandingkan dengan
kelas biasa. Dengan seperti itu
pengetahuan saya dapat bertambah.
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Kebanyakan dari mereka sudah
profesional, meskipun masih ada guru-
guru yang kurang berkualitas seperti
guru-guru muda.
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih
menyenangkan
Menyenagkan dan tidak membosankan
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi
sewaktu kamu dikelas biasa
dan kamu dikelas unggulan
Sebenarnya evaluasi tidak berbeda jauh,
hanya saja untuk kelas unggulan soal-
soal lebih banyak diberikan soal uraian.
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya bagus karena tidak ada nilai
dibawah 7
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Saya rasa lebih lengkap. Kekuranganya
pada perpustakaan yang bukunya masih
sedikit dan tempatnya sempit
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Proses pembelajaran merupkan proses
interaksi antara guru dan siswa, siswa
dan siswa secara individu.
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP
berfungsi sebagai apa
Berperan dalam memberikan motivasi
dan membantu memecahkan masalah
yang dihadapai siswa.
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Belajar disekolah ini dikembangkan
dengan dua program, yaitu program
intra kurikuler dan program ekstra
kurikuler.
13 Untuk program
intrakurikuler dikelas
unggulan pelaksanaanya
seperti apa
Program ini wajib diikuti oleh semua
siswa disekolah ini, untuk kelas
unggulan ada tambahan jam pelajaran
sebanyak 4 jam untuk setiap minggunya.
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas
apa
Saya memilih ekstra yang saya sukai
karena saya merasa memiliki bakat yang
dapat saya kembangkan
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Adanya anggapan anak kelas unggulan
adalah anak yang diistimewakan, jadi
saya merasa dibedakan bila berada
dengan anak lain dari kelas biasa. Ada
fasilitas belajar yang kurang mendukung
yaitu perpustakaan.
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Kurang senang, karena saya meras
kurang bisa memahami matematika
dengan rumus–rumus yang begitu
banyak.
17 Apakah buku matematika
yang tersedia sudah cukup
untuk menunjang belajarmu
Masih kurang, saya hanya memiliki
buku paket dan LKS. Untuk buku yang
menjadi pegangan guru saya tidak
memiliki satupun
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar matematika
Berguna sekali, kita dapat
mengembangkan logika, berguna dalam
kehidupan bermasyarakat dan dapat
mendasari saya untuk berpikir panjang
dan lebih dewasa.
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Komputer menjadi pilihan
ekstrakurikuler, untuk pelajaran
matematika saya belum pernah
memanfaatkan komputer.
20 Jika kamu belajar
matematika kemahiran apa
yang sudah kamu kuasai
sampai sekarang ini
Saya masih merasa kurang mahir
matematika, tapi saya sudah bisa
menggunakan hitungan, menggunakan
model-model matematika dan sudah
tahu simbol-simbol matematika. Dan
saya merasakan matematika banyak
sekali kegunaanya.
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Dedy Mahardika
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang karena anak-anak dikelas
unggulan adalah anak yang dipilih
karena prestasinya
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Menyenangkan, siswa dituntut untuk
lebih aktif belajar
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Saya berada dikelas unggulan dengan
pembelajaran unggul sudah tentu
kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang dan pengetahuan yang saya
peroleh semakin bertambah..
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Guru yang mengajar dikelas unggulan
lebih baik karena sudah dipilih dan
dipersiapkan oleh sekolah . dalam
pembelajaranpun sering digunakan
metode-metode yang bervariasi
sehingga kami tidak bosan dalam belajar
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Sanagat menyenangkan dan diberikan
kesempatan belajar yang seluas-luasnya
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Selama ini evaluasi yang dilakukan
lebih banyak menggunakan soal uraian,
walaupun masih ada soal pilihan ganda.
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya untuk semester ini kurang
memuaskan karena jumlahnya menurun,
tapi masih memenuhi standar nilai
dikelas unggulan
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Untuk kelas unggulan sendiri fasilitas
yang paling menonjol yaitu penggunaan
laboratorium bahasa, setiap hari kamis
kami menggunakan laboratorium
tersebut. Yang kurang mendukung
adalah perpustakaan.
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Dalam pembelajaran akan terjadi
interaksi antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Tempat curhat, mengkonsultasikan
masalah dan mencari pemecahanya
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Ada kegiatan intra kurikuler dan
kegiatan ekstra kurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
Pelaksanaanya sama degan kelas yang
lain dan untuk kelas unggulan ada
tambahan jam pelajaran dan pengayan.
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Saya memilih program ekstra kurikuler
tentu saja saya sesuaikan dengan bakat
dan kemampuan yang saya miliki
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Sekarang ini saya sering minder /rendah
diri karena prestasi saya semakin
menurun
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Saya senang dengan pelajaran
matematika, karena saya suka
menghitung, tapi saya kurang senang
kalo guru matematika sering berganti-
ganti karena mau tidak mau kita harus
menyesuaikan lagi dengan model
mengajar yang berbeda
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Selain buku paket dan LKS saya
mencoba menambah dengan sumber lain
dan saya memiliki 2 buku matematika
untuk menunjang belajar saya
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar
matematikaBerguna sekali,
kita dapat me
Matematika sangat berguna dan bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Saya belajar komputer pada kegiatan
ekstra, untuk memanfaatkan komputer
dalam belajar matematika selama ini
belum diajarkan
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Saya sudah mahir untuk menghitung
yang sederhana, saya bisa menggunakan
notasi, simbol dan meyakini matematika
berguna untuk kehidupan .
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Ginanjar Basuki Rahmat
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang dan saya memiliki semangat
belajar yang lebih baik.
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Belajar dikelas unggulan menyenangkan
dan saya merasa betah
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Pembelajaran dikelas unggulan lebih
berkualitas oleh karena itu belajar saya
harus lebih ditingkatkan
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Guru sudah lebih profesioanl, karena
mereka pilihan dari sekolah
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Tentu saja menyenangkan karena
kesempatan tersebut tidak bisa dirasakan
oleh semua siswa SMP I Wanadadi
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Evaluasinya ada pilihan ganda dan soal-
soal uraian yang berbobot
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya cukup bagus, saya tidak dapat
nilai 6
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Sebenarnya sama dengan kelas yang
lain, hanya saja kami diberikan
kesempatan lebih banyak untuk
memanfaatkan fasililtas yang ada
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Interaksi itu terjadi antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Membimbing siswa agar lebih baik
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Ada program intrakurikuler dan
program ekstra kurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
Untuk kelas unggulan program
intrakurikuler dilaksanakan seperti
dikelas biasa, dan bedanya ada
tambahan jam pelajaran dikelas ungulan
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Saya memilih ekstrakurikuler disesuikan
dengan kemampuan dan bakat saya dan
saya juga menyukai bidang itu
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Ada guru yang kurang jelas dalam
menerangkan, dan selalu melakukan
pungulangan-pengulangan dalam
mengajar
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Sebenarnya senang matematika, tapi
kadang-kadang saya merasa kurang
senang kalo tidak bisa mengerjakan
tugas sendiri, apalagi saya mengalami
kesulitan dalam menghadapi rumus-
rumus matematika yang begitu banyak
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Untuk buku ada buku paket dan LKS.
Dengan buku ini kurang mendukung
belajar matematika saya
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar
matematikaBerguna sekali,
kita dapat me
Sangat berguna dalam kehidupan sehari-
hari
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah, saya belajar komputer
dari kegiatan ekstra kurikuler
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Saya sudah bisa menghitung dan
menggunakan model-model
matematika.
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Danar Ajie Setya Pradana
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang diterima dikelas ungglan
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulanPembelajaran
dikelas unggulan lebih berkua
Sejak pertama kali saya bisa masuk
kelas ungulan saya merasa bangga,
anak-anak disana pandai-pandai dan
kelas kamipun menjadi lebih maju. Saya
harus lebih banyak instropeksi diri agar
lebih giat dalam belajar.
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Kegiatan belajar-mengajar jadi lebih
baik dan lebih lancar prosesnya
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Pada umumnya para guru mendorong
kelas kami untuk lebih baik dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
Intinya para guru menginginkan semua
siswa disana adalah siswa yang
berprestasi
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Saya merasa lebih senang belajar, santai
dan kami diberikan kesempatan belajar
yang tidak terbatas
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Untuk kelas unggulan soal-soal yang
diberikan lebih dalam isinya dan lebih
banyak diberikan soal uraian
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai belajar saya kurang memuaskan
karena masih ada nilai 6
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Sudah cukup baik dan maju.
Kekuranganya pada perpustakaan dan
pengadaan buku yang masih sedikit
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Interaksi antara guru dan siswa, dan
siswa dengan siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Meberikan dorongnan kepada kami
semua untuk belajar, sebagai tempat
curhat dan tempat unutk mendiskusikan
masalah dan kemudian mencarai
pemecahanya
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Program intrakurikuler dan
ekstrakurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
Untuk pelaksanaanya seperti
pembelajaran pada umumnya dengan
ditambah 4 jam pelajaran setiap
minggunya
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Melihat pada kemampuan yang saya
miliki dan minat pada bidang yang saya
pilih
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Ada guru yang mengajarnya kurang
enak. Dan fasilitas sekolah khususnya
perpustakaan yang kurang mendukung
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Kurang senang, terlalu rumit dan
melelahkan. Untuk menyelesaikan satu
soal kadang-kadang dapat digunakan
berbagai cara/rumus yang berbeda.
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Buku kurang menunjang yang ada
hanya buku paket dan LKS
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar matematika
Gunanya banyak sekali untuk kehidupan
sehari-hari, kita jadi tahu hitung
menghitug
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah diajarkan komputer untuk
belajar matematika
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Berpikir lebih logis dalam kehidupan,
sudah bisa menggunakan notasi dan
simbol
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Kurnia Legowati
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang, saya merasa lebih
bertanggungjawab ada tantangan untuk
belajar
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Interaksi belajarnya lebih bermutu,
terjaga hubungan yang dekat dan baik
anatar teman sekelas
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Saya memiliki semangat yang lebih baik
dalam belajar, karena pembelajaran
dikelas unggulan saya rasa sangat tepat
untuk saya
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Para pengajar disini sudah lebih
profesional
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Tentu saja saya merasa lebih senang,
karena ada kesempatan yang diberikan
sekolah untuk kami agar dapat belajar
dengan optimal sesuai bakat yang kami
miliki
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Kalau bentuk soal tidak begitu jauh,
pada kelas unggulan soal-soal yang
diberikan banyak menyajikan masalah
yang lebih rumit pada soal uraian
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya ada yang bagus dan ada
yangn dibawah 7
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Yang diberikan pada kami sama saja
dengan kelas yang lain, yang berbeda
pada kesempatan yang diberikan pada
kami lebih banyak menggunakanya
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Anatara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Mendorong kita untuk semangat belajar,
memperbaiki sikap dan perilaku dan
membantu mengatasi siswa yang
bermasalah
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Untuk ragam belajar ada program
intrakurikuler dan program ekstra
kurikuler
13 Untuk program intrakurikuler Pelaksanaanya dikelas unggulan ada
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
tambahan jam pelajaran
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Bakat, minat dan kemampuan yang saya
miliki
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Kendalanya lebih dirasakan pada diri
saya sendiri, karena motivasi belajar
saya kurang dan nilai saya ada yang
kurang baik, nilai 6
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Kurang senang karena banyak sekali
rumus-rumus yang harus saya pahami
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Kurang menunjang, saya hanya
memiliki buku paket dan LKS
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar matematika
Dalam masyarakat sering ditemukan
masalah-masalah yang pemecahanya
dapat dengan ilmu matematika
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah diajarkan, saya belajar
komputer dari kegiatan ekstrakurikuler
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Menghitung, pemahaman simbol dan
notasi-notasi dalam matematika
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Yulian Angga Pratiwi
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang bisa masuk kelas unggulan,
tambah pengalaman, banyak teman, dan
ada tantangan belajar
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Pengalaman yang saya peroleh cukup
banyak dan berguna sekali bagi
perkembangan pendidikan saya
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Saya merasa memperoleh pendidikan
yang lebih baik
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Guru-guru yang mengajar dikelas
unggulan lebih baik dan bermutu karena
sudah dipersiapkan dan dipilih sekolah
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Menyenangkan sekali dan itu
merupakan kesempatan yang paling
berharga buat saya
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Penilaian untuk kelas unggulan sudah
tentu digunakan tes yang lebih unggul
baik isi soal maupun bentuk soal lebih
diperbanyak pada soal uraian
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya cukup bagus
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Lebih lengkap dan lebih baik, namun
masih ada kendala pada perpustakaan
yang kurang mendukung
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Interaksi dalam pembelajaran terjadi
anatra guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Membantu memecahkan masalah yang
dihadapi siswa
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Kegiatan belajar sekolah dibagi menjadi
dua program yaitu program
intrakurikuler dan program
ekstrakurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
Untuk program ini pelaksanaanya
sendiri dikelas unggulan tentu ingin
menciptakan pembelajaran yang unggul,
maka ada tambahan 4 jam pelajaran
untuk setiap minggunya
14 Dalam kamu memilih ekstra Saya memilih program ekstrakurikuler
kurikuler didasarkan atas apa karena saya melihat pada minat dan
kemampuan yang saya miliki
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Fasilitas belajar yang kurang
mendukung, adanya anggapan yang
kurang menyenagkan dari anak-anak
diluar kelas unggulan sehingga kurang
enak dalam berteman
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Saya senang belajar matematika karena
saya suka menghitung
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Saya rasa kurang menunjang, saya
hanya punya buku paket dan LKS
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar
matematikaBerguna sekali,
kita dapat me
Matematika dalam kehidupan sehari-
hari dapat berguna untuk membantu
memecahkan masalah
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Saya sudah bisa memahami notasi,
simbol matematika. Dan saya
merasakan bahwa matematika sangat
berguna
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Lily Yuliana Sari
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Sangat menyenangkan, kegiatan belajar-
mengajarnya santai dan enjoy
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Sangat menyenangkan, menambah
pengetahuan dan memaksimalkan
belajar saya
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Potensi yang ada pada saya dapat
dikembangkan dengan tepat dikelas
unggulan yang menyediakan lingkungan
belajar yang cukup mendukung
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Gurunya sudah baik, tapi masih ada
guru yang kurang inisiatifnya sehingga
pembelajaran masih dilakukan secara
konvensional
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Lebih menyenangkan dengan anak-anak
yang pandai membuat saya semangat
belajar
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Perberbedaanya dikelas unggulan lebih
banyak diberikan soal uraian dengan
tingkat kesukaran yang berbeda dari
kelas biasa
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya masih standar untuk kelas
unggulan, tidak ada nilai 6
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Untuk mendukung proses pembelajaran
masih terbentur pada banyak kendala,
misal untuk buku diperpustakaan masih
sedikit jumlahnya
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Proses interaksi tersebut terjadi antara
guru dengan siswa dan siswa dengan
sesama siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Membentuk perilaku siswa agar lebih
baik, membantu dalam mengatasi
kesulitan siswa
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Ragam belajarnya ada program
intrakurikuler dan program ekstra
kurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
pelaksanaanya seperti apa
Untuk kelas unggulan pelaksanaanya
ada tambahan jam pelajaran, 4 jam
setiap minggunya
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Saya memilih ekstra kurikuler karena
saya suka dan saya ingin
mengembangkan bakat yang saya miliki
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Masih ada guru yang mengajar secara
konvensional/kurang bervariasi. Untuk
buku paket dapat diperbaharui dan
diperbanyak lagi.
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Saya tidak senang dengan pelajaran
matematika, karena rumus-rumus yang
banyak jadi mengalami kesulitan untuk
memahami. Dan saya sering merasa
takut saat belajar matematika.
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Untuk buku matematika masih kurang
menunjang, saya hanya punya buku
paket dan LKS
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar matematika
Matematika sangat berguna untuk
kehidupan sehari-hari
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah diajarkan komputer untuk
belajar matematika
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Saya sudah bisa memahami notasi dan
simbol matematika, model-model
matematika dan menjadikan matematika
sangat berguna
Hari/tanggal : Rabu/16 Maret 2005
Responden : Ani Mutohiroh
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana perasaanmu
setelah diterima dikelas
unggulan
Senang karena menambah teman dan
mereka pintar-pintar sehingga dapat
mendorong saya untuk semangat belajar
2 Bagaimana pengalamanmu
mengikuti pembelajaran
dikelas unggulan
Kelas unggulan berbeda dengan kelas
biasa. Disini jadi lebih banyak
pengalaman belajarnya.
3 Apakah keuntungan yang
kamu rasakan setelah menjadi
siswa kelas unggulan
Dalam belajar saya menambah banyak
penegetahuan, khususnya untuk bahasa
Inggris saya bisa menguasai lebih baik.
4 Bagaimana keistimewaan
gurumu dalam mengajar
Gurunya sudah baik, tapi masih ada
guru yang kurang kurang pengalaman
dalam mengajar, mereka adalah guru-
guru yang masih wiyata
5 Apakah belajar dikelas
unggulan lebih menyenangkan
Kadangkala saya merasa itu sangat
menyenangkan, tapi kadang merasa
beban tanggungjawab saya untuk belajar
lebih besar
6 Menurut pendapatmu apakah
ada perbedaan dalam
memberikan evaluasi sewaktu
kamu dikelas biasa dan kamu
dikelas unggulan
Dikelas unggulan bentuksoal biasanya
banyak yang uraian dengan tingkat
kesukaran yang menantang.
7 Bagaimanakah nilai hasil
belajar yang kamu peroleh
Nilai saya sudah memenuhi standar
8 Bagaimanakah fasilitas,
sarana, dan prasarana belajar
dikelas unggulan
Fasilitas sudah cukup mendukung,
kekuranganya pada pengadaan buku-
buku diperpustakaan
9 Menurut kamu dalam proses
pembelajaran terjadi proses
interaksi antar siapa saja
Proses interaksi tersebut terjadi antara
guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa
10 Apakah dikelasmu sudah ada
guru BP
Sudah ada.
11 Menurutmu guru BP berfungsi
sebagai apa
Mendorong semangat belajar,
membantu dalam membentuk sikap dan
perilaku kita.
12 Bagaimanakah dengan ragam
belajar disekolah ini
Ada program intrakurikuler dan
program ekstra kurikuler
13 Untuk program intrakurikuler
dikelas unggulan
Untuk kelas unggulan pelaksanaanya
ada tambahan jam pelajaran untuk satu
pelaksanaanya seperti apa minggu ada 4 jam tambahan
14 Dalam kamu memilih ekstra
kurikuler didasarkan atas apa
Dalam memilih program
ekstrakurikuler, saya
mempertimbangkan pada bakat dan
kemauan yang saya miliki dan saya
ingin mengembangkanya
15 Apa sajakah kendala yang
kamu hadapi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas unggulan
Fasilitas belajar kurang mendukung.
Saya merasa sering dibedakan bila
bergaul dengan teman diluar kelas
unggulan
16 Apakah kamu senang dengan
pelajaran matematika
Saya kurang suka dengan matematika,
bikin pusing dengan rumus-rumus yang
susah dipahami.
17 Apakah buku matematika yang
tersedia sudah cukup untuk
menunjang belajarmu
Buku matematika yang tersedia masih
kurang menunjang, saya hanya punya
buku paket dan LKS
18 Menurutmu apakah ada
gunanya belajar matematika
Matematika sangat berguna untuk
kehidupan, saya bisa menghitung dan
tidak dibodohi orang lain
19 Apakah kamu sudah pernah
diajarkan komputer dalam
pelajaran matematika
Belum pernah diajarkan komputer untuk
belajar matematika
20 Jika kamu belajar matematika
kemahiran apa yang sudah
kamu kuasai sampai sekarang
ini
Saya merasa memiliki kemahiran untuk
memahami notasi dan simbol
matematika, model-model matematika
dan menjadikan matematika berguna
untuk kehidupan