153_sistem silvikultur-modul

14
D o w n l o a d F r o m B P P H P 1 7 J Y P MODUL I SISTEM SILVIKULTUR Oleh: DWI ENDAH WIDYASTUTI KANSIH SRI HARTINI DOSEN DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: fpurwanto1

Post on 26-Jun-2015

1.217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 153_Sistem Silvikultur-Modul

D o w n l o a d F r o m B P P H P 1 7 J Y P

MODUL ISISTEM SILVIKULTUR

Oleh:DWI ENDAH WIDYASTUTI

KANSIH SRI HARTINI

DOSEN DEPARTEMEN KEHUTANANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DIKLAT WAS-GANISPHPL-BINHUT

JULI 2010

Page 2: 153_Sistem Silvikultur-Modul

l o a d FP H P 1 7 J Y PMODUL : SISTEM SILVIKULTUR

Tujuan

Tujuan modul ini adalah agar peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan dapat memahami dan menjelaskan :

1. Prinsip-prinsip silvikultur2. Aspek-aspek teknis kegiatan silvikultur3. Perencanaan kegiatan silvikultur4. Beberapa peraturan dan petunjuk teknis mengenai silvikultur5. Pelaksanaan silvikultur di lapangan.

1. Prinsip-prinsip Silvikultur

Pengertian Silvikultur

Silvikultur adalah ilmu dan seni membangun dan memelihara hutan lewat pengetahuan dasar silvika. Silvika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari sifat-sifat ekologi individu pohon. Silvika menjadi landasan bagi tindakan silvikultur terhadap hutan. Tindakan silvikultur tersebut dengan harapan agar hutan yang bersangkutan dapat memenuhi tujuan khusus yang telah dirancang dan disepakati untuk dilaksanakan. Dalam merancang tindakan silvikultur, ahli silvikultur mempertimbangkan atribut ekologi, ekonomi, sosial dan administrasi serta manfaat yang ingin dicapai agar hutan berfungsi secara lestari dan optimal (Soekotjo, 2009) .

Silvikultur juga sering dinamakan ekologi terapan. Penamaan tersebut atas dasar bahwa tindakan silvikultur merupakan perwujudan pengelolaan ekosistem. Dalam kaitan ini mudah dimengerti bila tindakan silvikultur berkaitan dengan upaya mengendalian struktur, komposisi, pertumbuhan species target untuk meningkatkan manfaat hutan. Tindakan silvikultur bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hutan, sehingga hutan yang produktivitasnya rendah menjadi hutan yang lebih produktif.

Secara garis besar batasan silvikultur menurut Asosiasi Ahli Kehutanan Amerika (Nyland, 2002) adalah :

- Seni untuk membangun dan memelihara tegakan hutan dengan landasan ilmiah untuk mengendalikan pemapanan tegakan, komposisi dan pertumbuhan

- Menggunakan berbagai perlakuan agar hutan menjadi lebih produktif, lebih bermanfaat bagi pengusahaan hutan. Bermanfaat tidak hanya bagi pengusaha hutan tetapi juga bagi masyarakat sekitar hutan dan masyarakat keseluruhan serta negara, baik generasi masa kini maupun generasi mendatang, secara lestari.

Page 3: 153_Sistem Silvikultur-Modul

- Mengintegrasikan konsep ekologi dan ekonomi pada perlakuan yang sangat tepat untuk memenuhi tujuan pengelolaan hutan.

Oldeman (1990) mendeskripsikan silvikultur adalah ilmu pengetahuan kehutanan yang dirancang untuk mengendalikan proses yang terjadi di dalam ekosistem hutan, sedemikian rupa sehingga urutan perkembangan ekosistem hutan mencapai peluang tertinggi untuk kelangsungan hidup dari ekosistem hutan yang bersangkutan.

Pengertian Sistem Silvikultur

Troup (1928) mendefinisikan sistem silvikultur adalah suatu proses yang mencakup tiga tema utama, yaitu

1. metode permudaan, 2. metoda pemanenan hasil hutan3. metoda mengatur tegakan hutan secara keseluruhan, dengan mengacu

pada silvikultur, pertimbangan proteksi dan pemanfaatan hasil secara ekonomis.

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 11/Menhut-II/2009, sistem silvikultur adalah sistem pemanenan sesuai tapak/tempat tumbuh berdasarkan formasi terbentuknya hutan yaitu proses klimatis dan edafis dan tipe-tipe hutan yang terbentuk dalam rangka pengelolaan hutan lestari atau sistem teknik bercocok tanaman dan memanen.D o w n l o a d F r o m B P P H P 1 7 J Y PSistem/regim silvikultur untuk hutan Indonesia menurut Soekotjo (2009) dapat dibedakan menjadi :

I. Hutan berasal dari biji atau buahA. Polisiklik, target akhir, tegakan beragam umur

A.1 Seleksi Individu- TPTI- TPTJ dan TPTII

A.2 Seleksi Kelompok - Tebang Rumpang

B. Monosiklik, target akhir, tegakan berumur seragam

B.1 Tebang habis- THPB- THPA

B.2 Seed Tree method (untuk hutan mangrove)

Page 4: 153_Sistem Silvikultur-Modul

II. Hutan berasal dari perbanyakan vegetatif1. hutan seluruhnya berasal dari perbanyakan vegetatif2. hutan berasal dari trubusan

Menurut PP 6 Tahun 2007 dasar-dasar pemilihan silvikultur didasarkan pada pendekatan :(1) Keanekaragaman hayati, berdasarkan tipe hutan sesuai formasi klimatis (hutan hujan tropis, hutan monsoon, hutan gambut) dan formasi edafis (hutan rawa, hutan payau, hutan payau).(2) Topografi, geografi, geologi, dan tanah(3) Konservasi tanah dan air(4) Teknologi

2. Pengertian Teknik Silvikultur

Teknik silvikultur adalah penggunaan teknik-teknik atau perlakuan tehadap hutan untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan. Perlakuan tersebut dapat dilakukan pada tahap permudaan, pemeliharaan dan penjarangan, serta pemanenan.

Teknik silvikultur menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 11/Menhut-II/2009, antara lain berupa: pemilihan jenis, pemuliaan pohon, penyediaan bibit, manipulasi lingkungan, penanaman dan pemeliharaan.

Teknik silvikultur yang dikembangkan oleh Soekotjo (2009) adalah : 1. teknik silvikultur tentang pengendalian struktur2. teknik silvikultur tentang pengendalian komposisi3. teknik silvikultur tentang pengendalian kerapatan tegakan4. teknik silvikultur tentang pengendalian pertumbuhan5. teknik silvikultur intensif6. teknik silvikultur tentang proteksi agar kelestarian produktivitas ekosistem

terjamin7. teknik silvikultur tentang proteksi terhadap hama dan penyakit8. fasilitas pembalakan

Multisistem Silvikultur

Multisistem silvikultur adalah sistem pengelolaan hutan produksi yang terdiri dari dua atau lebih sistem silvikultur yang diterapkan pada suatu areal pengusahaan hutan dan merupakan multi usaha dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan produksi kayu dan hasil hutan lainnya serta dapat mempertahankan kepastian kawasan hutan produksi.

Page 5: 153_Sistem Silvikultur-Modul

Multisistem silvikultur diterapkan dalam pengusahaan hutan di Indonesia mengingat keadaan mosaik areal hutan dan kondisi hutan di Indonesia telah mengalamai perubahan yang sangat besar, yakni menjadi sangat beragam dan pada umumnya mengalami perubahan perubahan potensi dan ekologinya. Contoh multisistem silvikultur dalam suatu unit pengusahaan hutan adalah terdapat lebih dari satu system silvikultur yang diterapkan, misalnya TPTI dan TPTII; TPTJ dan THPB; THPA dan THPB Pola Agroforestry.

3. Perencanaan kegiatan Silvikultur

4. Beberapa Peraturan dan Petunjuk Teknis Mengenai Silvikultur

Sejak mulai diimplementasikannya pengusahaan hutan di Indonesia sampai dengan saat ini, terdapat beberapa perkembangan peraturan dan petunjuk teknis mengenai silvikultur. Peraturan-peraturan tersebut adalah:

1. SK Dirjen Kehutanan no. 35/Kpts/DD/1/1972 ttg Pedoman Tebang Pilih Indonesia, Tebang Habis dengan Permudaan Alam, Tebang Habis dengan Penanaman Buatan, dan Pedoman-pedoman Pengawasannya

2. SK Menhut no. 485/Kpts-II/1989 tentang sistem silvikultur pengelolaan hutan alam produksi di Indonesia

3. SK Dirjen PH no. 564/Kpts/IV-BPHH/1989 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia

4. SK Menhut no. 252/Kpts-II/1993 tentang Kriteria dan Indikator pengelolaan Hutan Produksi Alam Indonesia secara lestari

5. SK Dirjen PH no. 151/Kpts/IV-BPHH/1993 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesiadicabut dg Peraturan DirJend Bina Produksi Kehutanan no P.9/VI/BPHA/2009.

6. SK Menhutbun No. 625/Kpts-II/1998 tentang Sistem TPTJdicabut dengan Permenhutbun No. 309/Kpts-II/1999; Permenhut No. P.30/Menhut-II/2005

7. SK Dirjen Bina Produksi Kehutanan No. 226/VI-BPHA/2005 tentang penerapan sistem TPTIIdicabut dengan Peraturan DirJend Bina Produksi Kehutanan no P.9/VI/BPHA/2009

8. Permenhut No. P.30/Menhut-II/2005 tentang Standar sistem silvikultur pada hutan alam tanah kering atau hutan alam tanah basah/rawadicabut dengan Permenhut No. P.11/Menhut-II/2009

Page 6: 153_Sistem Silvikultur-Modul

9. Permenhut No. P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem silvikultur dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi

10.Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutanan No. P.9/VI/BPHA/2009 tentang pedoman pelaksanaan sistem silvikultur dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi

Berdasarkan Permenhut No. P.11/Menhut-II/2009, Sistem silvikultur dibedakan berdasarkan :

• Umur tegakan:– Tegakan seumur:

• Tebang Habis Permudaan Buatan• Tebang Habis Permudaan Alam• Pemanenan dapat dengan Tebang Pilih Tanam Indonesia

– Tegakan tidak seumur:• IndividuTebang Pilih Tanam Indonesia• KelompokTebang Rumpang• JalurTebang Pilih Tanam Jalur

– Sistem pemanenan:• Tebang pilih• Tebang habis

Berdasarkan lokasi pelaksanaan, dibedakan menjadi:• Tebang Habis Permudaan Buatan:

– Logged Over Area– Hutan tanaman pada hutan produksi biasa atau hutan produksi

yang dapat dikonversi di areal IUPHHK pada hutan produksi berdasarkan RKUPHHK

• Tebang Habis Permudaan Alam:– Logged Over Area,– hutan tanaman melalui terubusan/coppice system dan atau

generatif pada HP biasa atau HP yang dapat dikonversi di areal IUPHHK pada hutan produksi berdasarkan RKUPHHK

• Tebang Pilih Tanam Indonesia dan Tebang Rumpang:– Virgin forest– LOA di areal IUPHHK berdasarkan RKUPHHK

• Tebang Pilih Tanam Jalur:– LOA

Penetapan daur dilakukan berdasarkan:• Tegakan Seumur:

– Daur ditetapkan berdasarkan umur masak tebang ekonomis dan atau

– Berdasarkan umur pada hasil yang maksimum• Tegakan tidak Seumur:

– Siklus tebang berdasarkan diameter tebangan (Tabel 1.)

Page 7: 153_Sistem Silvikultur-Modul

Tabel 1. Siklus tebang berdasarkan diameter tebangan pada Tegakan Tidak Seumur

Lokasi Siklus Tebang Diameter KeteranganHutan daratan kering 30 tahun ≥40 cm HP Biasa/Konversi

≥50 cm HPT dengan SS TPTI/TPTJ

20 tahun ≥40 cm TPTJHutan Rawa 40 tahun ≥30 cmHutan payau/mangrove

20 tahun ≥10 cm Bahan baku chip

30 tahun ≥10cm Kayu arang

Teknik Silvikultur• Teknik silvikultur yang digunakan:

– Bina Pilih– Tebang Pilih Indonesia Intensif

• Teknik silvikultur berupa:– Pemilihan jenis– Pemuliaan pohon– Penyediaan bibit– Manipulasi lingkungan– Penanaman dan pemeliharaan

5. Pelaksanaan Silvikultur di Lapangan

Sistem silvikultur yang dilaksanakan di lapangan ada 4 sistem, yaitu:• Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia• Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur• Sistem silvikultur Tebang Rumpang• Sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan

Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia

Prinsip-prinsip yang harus dipahami:a. Sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumurb. Teknik pemanenan dengan tebang pilihc. Meningkatkan riap sebagai asetd. Mempertahankan keanekaragaman hayati

Tujuan dan sasarannya:a. Tujuan TPTI adalah meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak

seumur melalui tebang pilih dan pembinaan tegakan tinggal dalam rangka memperoleh panenan yang lestari.

b. Sasaran TPTI adalah pada hutan alam produksi di areal IUPHHK atau KPHP

Page 8: 153_Sistem Silvikultur-Modul

Beberapa pengertian yang harus dipahami:a. Pemanenan tebang pilih adalah tebangan berdasarkan limit diameter

tertentu pada jenis-jenis niagawi dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati setempat.

b. Pembinaan tegakan tinggal adalah kegiatan yang dikerjakan setelah kegiatan tebang pilih meliputi perapihan, pembebasan, pengayaan, pemeliharaan.

Tahapan kegiatan dalam Tebang Pilih Tanam Indonesia adalah sebagai berikut (Tabel 2.):

Tabel 2. Tahapan Kegiatan TPTI

No. Tahap Kegiatan1. Penataan Areal Kerja (PAK)2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)4. Pemanenan5. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan6. Pembebasan Pohon Binaan7. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

Prinsip-prinsip yang harus dipahami:a. Sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumur.b. Teknik pemanenan dengan tebang pilih.c. Meningkatkan riap.d. Mempertahankan keanekaragaman hayati.e. Menciptakan ruang tumbuh optimal bagi tanaman.f. Penanaman jenis unggulan lokal dalam jalur.

Tujuan dan sasarannya:a. Tujuan TPTJ adalah meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak

seumur melalui tebang pilih dan memanfaatkan ruang tumbuh dalam jalur untuk meningkatkan riap dalam rangka memperoleh panenan yang lestari.

b. Sasaran TPTJ adalah pada hutan alam produksi bekas tebangan di areal IUPHHK atau KPHP.

Beberapa pengertian yang harus dipahami:a. Pemanenan tebang pilih adalah tebangan berdasarkan limit diameter

tertentu pada jenis-jenis niagawi dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati setempat.

Page 9: 153_Sistem Silvikultur-Modul

b. Penanaman dalam jalur adalah kegiatan menanam dalam rangka pemanfaatan ruang tumbuh dengan jenis-jenis tanaman unggulan setempat.

c. Jalur antara adalah jalur tegakan tinggal yang dibina dan dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan keanekaragaman hayati.

Tahapan kegiatan dalam Tebang Pilih Tanam Jalur adalah sebagai berikut (Tabel 3.):

Tabel 3. Tahapan Kegiatan TPTJ

No. Tahap Kegiatan1. Penataan Areal Kerja (PAK)2. Inventarisasi Hutan3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)4. Pengadaan Bibit5. Tebang Naungan6. Penyiapan dan Pembuatan Jalur Tanam7. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Jalur8. Pembebasan dan Penjarangan9. Pemanenan10. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

Sistem Silvikultur Tebang Rumpang

Prinsip-prinsip yang harus dipahami:a. Sistem Silvikultur untuk Tegakan Tidak Seumurb. Teknik Pemanenan dengan Tebang Kelompok (rumpang) secara teratur

dan tersusun dalam satu jaringan jalan sarad (yang menuju ke satu TPn)c. Unit manajemen terkecil adalah TPnd. Rumpang sebagai unit perlakuan silvikulture. Mempertahankan Keanekaragaman Hayatif. Menciptakan Ruang Tumbuh Optimal bagi permudaan

Tujuan dan sasarannya:a. Tujuan TR adalah meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak

seumur melalui tebang kelompok dan memanfaatkan ruang tumbuh dalam rumpang untuk meningkatkan riap dalam rangka memperoleh panenan yang lestari.

b. Sasaran TR adalah pada hutan alam produksi bekas tebangan di areal IUPHHK atau KPHP.

Page 10: 153_Sistem Silvikultur-Modul

Beberapa pengertian yang harus dipahami:a. Rumpang adalah bentuk ruang terbuka hasil dari penebangan kelompok

vegetasi berbentuk melingkar dengan ukuran 1 – 2 kali tinggi pohon tepinya.

b. Pemanenan tebang rumpang adalah tebangan berdasarkan kelompok pohon di dalam bentuk rumpang.

c. Perapihan rumpang adalah kegiatan membuat rumpang setelah penebangan pohon-pohon besar dengan menebang semua vegetasi di dalamnya kecuali permudaan.

Tahapan kegiatan dalam Tebang Rumpang adalah sebagai berikut (Tabel 4.):

Tabel 4. Tahapan Kegiatan Tebang Rumpang

No. Tahap Kegiatan1. Penataan Areal Kerja (PAK)2. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)3. Risalah Rumpang4. Pembuatan rumpang5. Pembinaan rumpang6. Pemanenan7. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

Sistem Silvikultur Tebang Habis Permudaan BuatanPrinsip-prinsipnya:

a. Diterapkan pada areal bekas tebangan dan non hutan yang telah ditetapkan sebagai areal THPB da lam RKUPHHK.

b. Sistem silvikultur untuk membangun tegakan seumur.c. Teknik pemanenan dengan tebang habis.d. Meningkatkan produktivitas lahan dengan permudaan buatan.

Tujuan dan sasarannya:a. Tujuan THPB adalah memaksimalkan produktivitas lahan dan kualitas

lingkungan hidup sesuai dengan daya dukung lingkungan setempat.b. Sasaran THPB adalah hutan alam produksi bekas tebangan di areal

Hutan Produksi (HP) atau Hutan Produksi Konversi (HPK).

Beberapa pengertian yang harus dipahami:a. Pemanenan tebang habis adalah tebangan untuk membersihkan lahan

secara keseluruhan tanpa memperhatikan limit diameter.b. Permudaan buatan adalah kegiatan penanaman hutan menggunakan bibit

yang telah diberi perlakuan terlebih dahulu.

Page 11: 153_Sistem Silvikultur-Modul

Tahapan kegiatan dalam Tebang Habis Permudaan Buatan adalah sebagai berikut (Tabel 5.):

Tabel 5. Tahapan Kegiatan Tebang Habis Permudaan Buatan

No. Tahap Kegiatan1. Penataan Areal Kerja (PAK)2. Risalah Hutan3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)4. Pengadaan Bibit5. Penyiapan Lahan6. Penanaman7. Pemeliharaan8. Pemanenan9. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

d F r o m B P P H P 1 7 J Y P