pematahan dormansi dan respon pertumbuhan bibit … · bibit kaliandra (calliandra calothyrsus...

29
PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: phungtram

Post on 08-Mar-2019

301 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN

BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.)

TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA

MERLIN DIANTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR
Page 3: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pematahan Dormansi

dan Respon Pertumbuhan Bibit Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.)

terhadap Pemberian Pupuk dan Komposisi Media adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2016

Merlin Dianti

NIM E44120051

Page 4: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

ABSTRAK

MERLIN DIANTI. Pematahan Dormansi dan Respon Pertumbuhan Bibit

Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.) terhadap Pemberian Pupuk dan

Komposisi Media. Dibimbing oleh ANDI SUKENDRO.

Kaliandra (Calliandra calothyrsus) merupakan jenis tanaman yang dapat

digunakan sebagai alternatif bahan baku energi yang dapat diperbarui dan mudah

dimanfaatkan. Pertumbuhan awal tanaman kaliandra cenderung lambat akan tetapi

pertumbuhan selanjutnya sangat cepat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

respon pertumbuhan bibit kaliandra (C. calothyrsus) terhadap penggunaan

komposisi media dan pemberian berbagai jenis pupuk. Perlakuan benih yang

direndam dengan air biasa selama 24 jam merupakan perlakuan yang memiliki daya

berkecambah paling besar. Perlakuan perendaman benih kaliandra dengan suhu 980

C dapat menurunkan daya berkecambah benih. Pemberian pupuk NPK sebanyak 1

gram dan biourine sapi 20% pada media tanah+arang sekam mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman kaliandra karena memberikan respon yang paling baik

terhadap tinggi, diameter dan kekokohan bibit kaliandra. Pemberian biourine 20%

mampu menggantikan penggunaan pupuk NPK. Media tanah+arang sekam (4:1)

merupakan media yang paling baik digunakan untuk pertumbuhan bibit kaliandra.

Kata kunci: biourine, Calliandra calothyrsus, dormansi, pupuk NPK

ABSTRACT

MERLIN DIANTI. Dormancy Breaking and Growth Response of Kaliandra

(Calliandra calothyrsus Meissn.) Seeds to Fertilizers and Media Composition.

Supervised by ANDI SUKENDRO.

Kaliandra (Calliandra calothyrsus) is a species of plant that can be used as

an alternative raw material for renewable energy. The initial growth of kaliandra

tends to grow slowly, and become more faster in the next growth period. The aim

of the experiment is to know the dormancy breaking of kaliandra seed and response

of the seeds applied with fertilizer and various media composition. The result

showed that kaliandra seeds with water soaked treatment for 24 hours has the best

germination capability. Seeds soaked treatment in temperature 98oC can reduce the

germination capability. Application NPK 1 gram and biourine 20% on media

soil+husk charcoal was able to increase the growth of kaliandra because it showed

the best response on height, diameter and rigidness of kaliandra seeds. The

aplication of biourine 20% can replace NPK fertilizer. Media soil+husk charcoal

(4:1) is the most used for the growth of seeds kaliandra.

Key word: biourine, Calliandra calothyrsus, dormancy, NPK fertilizer

Page 5: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN

BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.)

TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA

MERLIN DIANTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR
Page 7: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR
Page 8: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam

penelitian ini ialah dormansi benih dan respon pertumbuhan tanaman, dengan judul

Pematahan Dormansi dan Respon Pertumbuhan Bibit Kaliandra (Calliandra

calothyrsus Meissn.) terhadap Pemberian Pupuk dan Komposisi Media.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Andi Sukendro, MSi selaku

pembimbing yang telah banyak memberi saran ataupun masukan kepada penulis

demi kelancaran penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih

sayangnya. Selain itu kepada Kak Nok Nurjannah, teman-teman Silvikultur 49,

Silvi, Kareena, teman-teman SHut in Progress dan teman-teman Asbunawa penulis

ucapkan terima kasih atas doa, motivasi dan juga kebersamaan kalian selama ini.

Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah

ini, namun penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa secara khusus dan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini secara

umum. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bogor, Oktober 2016

Merlin Dianti

Page 9: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Bahan dan Alat 2

Prosedur Kerja 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.) 4

Pematahan Dormansi Benih Kaliandra 5

Pengaruh Komposisi Media dan Pemberian Pupuk terhadap Tinggi dan

Diameter Bibit Kaliandra 7

Kekokohan Bibit Kaliandra 12

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 17

RIWAYAT HIDUP 18

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh suhu dan waktu perendaman

terhadap daya berkecambah benih kaliandra 6 2 Hasil uji Duncan pengaruh suhu dan waktu perendaman benih terhadap

daya berkecambah benih kaliandra 6 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh jenis pupuk dan komposisi

media terhadap peubah bibit kaliandra umur 3 bulan 8

Page 10: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

4 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi jenis pupuk dengan komposisi

media tanam terhadap pertumbuhan tinggi bibit kaliandra umur 3 bulan

8 5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi jenis pupuk dengan komposisi

media tanam terhadap pertumbuhan diameter bibit kaliandra umur 3

bulan 9 6 Hasil analisis kandungan unsur hara, air dan pH biourine sapi 11 7 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pupuk dengan komposisi media

tanam terhadap kekokohan bibit kaliandra 12

DAFTAR GAMBAR

1 Penampakan a) tanaman; b) bunga; dan c) biji kaliandra 5

2 Serangan penyakit lodoh pada semai kaliandra 7 3 Bibit kaliandra umur 3 bulan a) tanah+arang (TA); b)tanah+kompos

(TK); c) tanah+kompos+arang (TKA); dan d) tanah 9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil sidik ragam setiap parameter pengamatan 17

Page 11: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya

peningkatan industri secara nyata yang diikuti pula dengan peningkatan kebutuhan

energi. Saat ini sebagian besar bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar

yang berasal dari fosil yang jumlahnya semakin lama semakin sedikit. Oleh karena

itu diperlukan alternatif bahan baku energi yang dapat diperbarui dan mudah

dimanfaatkan. Salah satunya adalah tanaman kaliandra (Calliandra calothyrsus)

yang dapat menghasilkan bahan baku energi secara cepat dan berkualitas untuk

produksi wood pellet karena mampu menghasilkan kalor yang tinggi yaitu sebesar

4.7 kkal (Kementerian Kehutanan dan ICCTF 2014).

Kaliandra merupakan jenis tanaman energi yang cocok tumbuh di lahan

kritis, selain itu kaliandra juga mampu menyuburkan tanah (Kementerian

Kehutanan dan ICCTF 2014). Keuntungan menanam kaliandra untuk produksi

kayu energi adalah pemanenannya dapat dilakukan secara berulang sehingga tidak

perlu menanam kaliandra yang baru setelah pemanenan. Produksi biomassa

kaliandra cukup tinggi terutama di areal dengan ketinggian >800 mdpl, akan tetapi

kaliandra juga mampu tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 250 mdpl.

Produktivitas tanaman kaliandra umur 2.5 tahun ialah sebesar 5-20 m3/ha (Hendrati

dan Hidayati 2014).

Pertumbuhan awal tanaman kaliandra cenderung lambat akan tetapi

pertumbuhan selanjutnya sangat cepat (Kementerian Kehutanan dan ICCTF 2013).

Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman kaliandra muda. Penggunaan media tanam yang tepat

merupakan hal yang perlu diperhatikan karena media tanam merupakan tempat

tanaman menyerap unsur hara selama tanaman belum mencapai usia yang siap

untuk di tanam di lapang (Pramono dan Kurniaty 2015).

Penggunaan pupuk kimia banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi tanaman, akan tetapi penerapan dalam jangka panjang dapat menyebabkan

kemunduran sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu cara untuk

mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik cair seperti

biourine. Biourine adalah urin yang diambil dari ternak umumnya ruminansia

seperti sapi, kambing, kerbau dan kelinci dengan terlebih dahulu difermentasi

sebelum digunakan. Bahan organik yang terdapat dalam biourine mampu

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Dharmayanti et al. 2013). Salah

satu jenis urin ruminansia yang dapat digunakan sebagai biourine adalah sapi. Sapi

merupakan hewan ternak yang banyak dikembangkan baik untuk sapi pedaging

ataupun sapi perah. Oleh karena hal tersebut diperlukan penelitian untuk

meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan tanaman muda kaliandra dengan

penggunaan pupuk dan komposisi media yang tepat.

Page 12: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

2

Tujuan Penelitian

eeeePenelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit

kaliandra (C. calothyrsus) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk dan komposisi

media yang tepat.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

penggunaan jenis pupuk yang tepat dan pemilihan media yang tepat untuk

pertumbuhan bibit kaliandra (C. calothyrsus) sehingga dapat digunakan sebagai

rekomendasi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman tersebut.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Silvikultur, Fakultas

Kehutanan, Insitut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Mei

sampai Agustus 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, arang sekam,

kompos, pupuk NPK mutiara 16:16:16, urin sapi, dan benih kaliandra merah.

Peralatan yang digunakan selama penelitian berlangsung adalah termometer,

karung, polybag, timbangan digital, alat tulis, caliper, label, cangkul, sprayer,

ember, gelas ukur, corong, kamera digital, alat tulis, dan laptop dengan aplikasi

Microsoft Excel dan aplikasi SAS 9.1.3 portable.

Prosedur Kerja

Pematahan dormansi

Pematahan dormansi benih kaliandra dilakukan dengan cara perendaman

benih pada suhu 700 C, 800 C, 900 C, dan 980 C selama 30, 60 dan 90 detik pada

setiap perlakuan suhu dan terdapat perlakuan kontrol yaitu benih yang tidak

dilakukan perendaman dengan air panas. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga

kali. Selanjutnya benih direndam dengan air biasa selama 24 jam. Selanjutnya benih

ditanam pada bak kecambah dengan media tanam tanah, kompos dan arang sekam

dengan perbandingan tanah sebanyak 45%, kompos 45%, dan arang sekam 10%.

Pembuatan biourine sapi Biourine sapi dibuat dengan melakukan fermentasi urin sapi selama 7 hari

dengan campuran air dan pada tingkat konsentrasi urin sebanyak 0%, 10% dan 20%.

Page 13: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

3

Pemberian biourine Pemupukan dilakukan dengan menggunakan biourine sapi dengan

konsentrasi yang berbeda. Biourine diaplikasikan 1 kali dalam 4 minggu selama 13

minggu waktu penelitian, pemupukan ini dilakukan dengan cara menyiramkan

pupuk di samping tanaman.

Pembuatan media tanam

Media tanam dibuat dengan empat komposisi yang berbeda yaitu media

tanam pertama dengan tanah saja, media kedua dengan komposisi tanah+arang

dengan perbandingan 4:1, media ketiga tanah+kompos dengan perbandingan 1:1

dan media keempat tanah+kompos+arang sekam dengan perbandingan 2:2:1.

Media tersebut kemudian disterilkan dengan cara dijemur selama tiga hari.

Selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag berukuran 15 cm x 20 cm.

Penyapihan

Penyapihan dilakukan dengan memindahkan semai kaliandra yang

memiliki tinggi 3-4 cm ke dalam polybag yang telah diberi label sesuai dengan

perlakuan yang akan diberikan. Penyapihan dilakukan pada pagi hari untuk

mengurangi penguapan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan untuk memberikan kondisi yang baik bagi tanaman

kaliandra dalam proses pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan yaitu penyiraman,

penyiangan dan pengendalian hama serta penyakit. Penyiraman dilakukan 1 kali

sehari yaitu pagi atau sore. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apa bila

terjadi serangan hama atau penyakit.

Pengamatan

Pengamatan akan dilakukan terhadap peubah sebagai berikut:

Daya berkecambah. Pengukuran daya berkecambah benih dilakukan

menggunakan rumus sebagai berikut

Daya Kecambah =jumlah kecambah normal

jumlah benih yang ditanam× 100%

Tinggi bibit. Pengukuran tinggi bibit dilakukan setelah penyapihan, tinggi diukur

setiap minggu selama 13 minggu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

mistar mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai.

Diameter bibit. Pengukuran diameter semai dilakukan dengan menggunakan

kaliper, diukur pada 1 cm dari pangkal batang Pengukuran dilakukan setiap minggu

selama 13 minggu.

Kekokohan bibit. Kekokohan bibit diamati pada akhir pengamatan dengan

membandingkan tinggi tanaman (cm) dengan diameter tanaman (cm).

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dan 8 ulangan. Faktor

perlakuan pertama adalah jenis pupuk dan faktor kedua adalah komposisi media.

Page 14: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

4

Faktor pupuk P1= biourine sapi 0%; P2= NPK 1 gram/ tanaman; P3= biourine sapi

10%; P4= biourine sapi20%. Faktor komposisi media tanam M1 = tanah;

M2= tanah+arang sekam (4:1); M3= tanah+kompos (1:1) dan

M4= tanah+kompos+arang sekam (2:2:1).

Model rancangan yang akan digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan

Sumertajaya 2013):

Yij = µ + αi + βj + (αβ)ij + εij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan pada pemberian jenis pupuk ke-i dan komposisi media

tanam ke-j

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh pemberian jenis pupuk ke-i

βj = Pengaruh komposisi media tanam ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi pemberian jenis pupuk ke-i serta komposisi media

tanam ke-j

εij = Galat percobaan

Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excell dan software

SAS 9.1.3 portable. Jika P-value > α (0.05) maka perlakuan tidak memberikan

pengaruh yang berbeda nyata pada peubah yang diamati. Jika P-value < α (0.05)

maka perlakuan memberikan pengaruh yang bebeda nyata pada peubah yang

diamati. Uji Duncan dilakukan setelah analisis keragaman berpengaruh nyata. Uji

tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.)

Kaliandar (C. calothyrsus) adalah tanaman dengan habitus perdu dengan

tinggi maksimum 12 m dan diameter batang maksimum 20 cm. Kulit batang

berwarna merah atau abu-abu yang tertutup oleh lentisel kecil. Sistem perakarannya

terdiri dari beberapa akar tunggang dengan akar yang lebih halus yang jumlahnya

sangat banyak dan memanjang sampai ke luar permukaan tanah. Kaliandra berdaun

majemuk dengan panjang daun utama mencapai 20 cm dan lebar mencapai 15 cm.

Musim berbunga kaliandra di Indonesia sangat bervariasi antara daerah, puncaknya

berlangsung antara bulan Januari dan April. Polong berbentuk lurus dan berwarna

agak coklat, dan berisi 8-12 bakal biji yang akan berkembang menjadi biji oval yang

pipih (Stewart et al. 2001). Penampakan tanaman, bunga, polong dan biji kaliandra

dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi tanaman kaliandra menurut Benson (1976)

dalam Yuliani (2007) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Fabaceae

Page 15: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

5

Sub-famili : Mimosoidae

Genus : Calliandra

Spesies : Calliandra calothyrus Meissn.

Gambar 1 Penampakan a) tanaman; b) bunga; dan c) biji kaliandra

Kaliandra berasal dari Amerika Tengah dan Selatan khususnya Meksiko,

Suriname dan hampir seluruh kepulauan Karibia. Kaliandra di Meksiko dan

Amerika tumbuh di berbagai habitat pada ketinggian sampai 1860 m dari

permukaan laut. Kaliandra dapat hidup pada daerah dengan curah hujan antara

1000-4000 mm per tahun, terkadang juga ditemukan pada daerah dengan curah

hujan 800 mm per tahun. Kaliandra tumbuh di daerah dengan suhu minimum

tahunan 18-22° C. Kaliandra dapat hidup pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah

vulkanik dalam, alluvial sampai tanah lempung pasiran yang tererosi. Kaliandra

merupakan jenis tanaman intoleran dan tahan terhadap tanah yang agak masam

dengan pH 4.5 akan tetapi tidak tahan terhadap tanah yang drainasenya buruk dan

yang tergenang secara teratur. Di Indonesia kaliandra dapat ditemukan pada

ketinggian >250 mdpl, akan tetapi kaliandra akan tumbuh baik pada pada

ketinggian >800 mdpl sampai dengan 1700 mdpl (Hendrati dan Hidayati 2014).

Manfaat dari kaliandra diantaranya yaitu untuk kayu energi, pulp, kayu

bakar, pakan ternak, pengontrol erosi, perbaikan tanah karena kemampuannya

mengikat nitrogen dan memproduksi serasah serta penahan api. Kaliandra berbunga

sepanjang tahun sehingga dapat digunakan sebagai sumber nektar bagi lebah

(Hendrati dan Hidayati 2014). Tanaman yang ditanam di lereng bukit sepanjang

garis kontur dapat menahan tanah dan membentuk teras alami (Stewart et al. 2001).

Pematahan Dormansi Benih Kaliandra

Dormansi benih adalah kondisi benih yang hidup tidak dapat berkecambah

meskipun berada pada kondisi lingkungan yang mendukung untuk benih tersebut

berkecambah (Widajati et al. 2013). Kulit benih yang keras merupakan mekanisme

dormansi yang terjadi pada benih legum. Kulit benih yang keras pada benih legum

menyebabkan kulit benih kedap terhadap air (Gardner et al. 2008). Dormansi pada

a

b

c

Page 16: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

6

benih kaliandra tergolong ke dalam dormansi fisik karena benih kaliandra memiliki

kulit benih yang keras. Pematahan dormansi fisik yang terjadi pada benih kaliandra

dapat dilakukan dengan perendaman dengan air panas. Perlakuan perendaman

bertujuan untuk meningkatkan kecepatan proses perkecambahan melalui proses

imbibisi (Pancaningtyas et al. 2014). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan suhu dan waktu perendaman benih kaliandra berpengaruh nyata terhadap

daya berkecambah benih akan tetapi interaksi antara suhu dan waktu tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap daya berkecambah benih (Tabel 1).

Perlakuan suhu dan waktu perendaman benih kaliandra yang memberikan pengaruh

nyata terhadap daya berkecambah selanjutnya dilakukan uji Duncan (Tabel 2).

Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh suhu dan waktu perendaman

terhadap daya berkecambah benih kaliandra

Peubah Perlakuan

Suhu Waktu Suhu + waktu

Daya berkecambah <.0001* 0.0029*

0.0930tn

* = Perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan (P-value)

< 0.05 (α).

tn = Perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (P-

value) > 0.05 (α).

Tabel 2 Hasil uji Duncan pengaruh suhu dan waktu perendaman benih terhadap

daya berkecambah benih kaliandra

Perlakuan Daya berkecambah (%)

S1 (kontrol) 57.33a

S2 (700 C) 47.11ab

S3 (800 C) 39.11bc

S4 (900 C) 21.56c

S5 (980 C) 11.11d

W1 (kontrol) 57.33a

W2 (30’) 36.67b

W3 (90’) 34.67b

W4 (60’) 25.67b

Ket: Huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Hasil uji Duncan (Tabel 2) menunjukkan bahwa benih yang tidak dilakukan

perendaman dengan air panas memiliki daya berkecambah yang paling tinggi yaitu

57.33%. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan benih yang dilakukan

perendaman dengan air panas 700 C yaitu sebesar 47.11%. Perendaman benih

kaliandra pada suhu 980 C memberikan hasil persentase daya berkecambah paling

rendah yaitu sebesar 11.11%. Benih kaliandra yang diberi perlakuan perendaman

selama 30, 60 dan 90 detik tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata

terhadap daya berkecambah benih kaliandra. Benih kaliandra yang langsung

direndam dengan air biasa selama 24 jam tanpa perlakuan perendaman dengan air

panas memberikan hasil rata-rata daya berkecambah yang paling tinggi yaitu

57.33%.

Page 17: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

7

Nilai daya berkecambah yang lebih tinggi pada perlakuan benih tanpa

perendaman dengan air panas diduga karena sebelumnya kulit benih tersebut sudah

retak atau terdapat lubang kecil yang menyebabkan kulit menjadi tidak kedap

terhadap air. Retaknya kulit benih menyebabkan air lebih mudah masuk ke dalam

benih sehingga proses imbibisi berjalan dengan cepat. Imbibisi merupakan proses

awal perkecambahan benih yaitu masuknya air ke dalam benih sehingga kadar air

benih mencapai persentase tertentu (50-60 %). Apabila air sudah dapat masuk ke

dalam benih maka proses perkecambahan akan segera terjadi karena akan terjadi

peningkatan laju respirasi benih (Pancaningtyas et al. 2014)

Perlakuan perendaman benih pada suhu air 980 C menyebabkan penurunan

daya berkecambah benih kaliandra. Menurut Situmeang et al. (2014) suhu yang

terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya proses perkecambahan bahkan

dapat mengakibatkan kematian terhadap embrio benih. Oleh karena itu dalam

mengecambahkan benih sebaiknya tidak menggunakan suhu yang terlalu tinggi.

Terjadinya serangan penyakit lodoh (Gambar 2) pada semai kaliandra juga

menyebabkan daya berkecambah menjadi menurun. Serangan lodoh menyebabkan

benih yang akan mulai berkecambah tumbuh tidak normal dan membusuk. Penyakit

lodoh disebabkan oleh sejumlah fungi penghuni tanah seperti Fusarium spp.,

Rhizoctonia solani, dan Pythium spp., Phytophthora spp., Botrytis cinerea,

Cylindrocarpon sp., Sclerotium sp., dan Pestalozia sp. (Boyce 1961 dalam Achmad

1999).

Gambar 2 Serangan penyakit lodoh pada semai kaliandra

Daya berkecambah benih kaliandra yang hanya mencapai 57.33% diduga

disebabakan karena benih yang digunakan dalam penelitian merupakan benih yang

telah disimpan selama 1 tahun dalam suhu kamar (300 C). Menurut Rahayu dan

Widajati (2007) viabilitas benih umumnya akan mengalami penurunan setelah

melewati masa penyimpanan. Penyimpanan benih pada suhu kamar memiliki rata-

rata kadar air yang lebih tinggi dibandingkan pada penyimpanan pada ruang AC

dan kulkas. Kemunduran benih meningkat sejalan dengan kadar air benih.

Pengaruh Komposisi Media dan Pemberian Pupuk terhadap Tinggi dan

Diameter Bibit Kaliandra

Hasil sidik ragam pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan komposisi

media, pemberian pupuk dan interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata

terhadap tinggi dan diameter bibit kaliandra. Perlakuan komposisi media dan jenis

pupuk memberikan pengaruh nyata terhadap kekokohan bibit, akan tetapi interaksi

Page 18: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

8

keduanya tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pengaruh interaksi jenis

pupuk dan komposisi media yang memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

pertumbuhan tinggi dan diameter bibit kaliandra maka dilanjutkan dengan uji

Duncan (Tabel 4 dan Tabel 5).

Tabel 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh jenis pupuk dan komposisi

media terhadap peubah bibit kaliandra umur 3 bulan

Peubah Perlakuan

Jenis pupuk Media tanam Jenis pupuk + media tanam

Diameter (cm) <.0001* <.0001* 0.0233*

Tinggi (cm) <.0001* <.0001* 0.0048*

Kekokohan bibit 0.0016* 0.0009* 0.6484tn

* = Perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan (P-value)

< 0.05 (α).

tn = Perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (P-

value) > 0.05 (α).

Tabel 4 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi jenis pupuk dengan komposisi media

tanam terhadap pertumbuhan tinggi bibit kaliandra umur 3 bulan

Perlakuan Tinggi rata-rata (cm)

M2P3(ta+urin 20%) 54.30a

M2P2(ta+NPK) 53.50a

M1P2(tanah+NPK) 37.40b

M2P4(ta+urin 10%) 31.30bc

M3P3(tk+urin20%) 27.70bcd

M4P2(tka+NPK) 22.90bcde

M1P3(tanah+urin20) 21.30cde

M3P2(tk+NPK) 20.30cde

M4P3(tka+urin 20%) 19.80cde

M1P4(tanah+urin 10%) 19.60cde

M4P4(tka+urin 10%) 19.10cde

M3P4(tk+urin 10%) 18.30cde

M4P1(tka+urin 0%) 12.20de

M2P1(ta+urin 0%) 11.70f

M1P1(tanah+urin 0%) 11.60f

M3P1(tk+urin 0%) 10.50f

Ket: Huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Page 19: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

9

Tabel 5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi jenis pupuk dengan komposisi media

tanam terhadap pertumbuhan diameter bibit kaliandra umur 3 bulan

Perlakuan Diameter rata-rata (cm)

M2P2 (ta+NPK) 5.58a

M2P3(ta+urin 20%) 4.83ab

M1P2(tanah+NPK) 4.49abc

M2P4(ta+urin 10%) 4.26bcd

M3P2(tk+NPK) 4.06bcd

M3P3(tk+urin20%) 3.80bcde

M3P4(tk+urin 10%) 3.56bcdef

M4P4 (tka+urin 10%) 3.36cdef

M4P3(tka+urin 20%) 3.30cdef

M4P2(tka+NPK) 3.15defg

M3P1(tk+urin 0%) 3.58efg

M4P1(tka+urin 0%) 3.56efg

M1P4 (tanah+urin 10%) 2.51fg

M1P3(tanah+urin20) 2.40fg

M2P1(ta+urin 0%) 2.39fg

M1P1(tanah+urin 0%) 1.93g

Ket: Huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Hasil uji Duncan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan M2P2 (media

tanah+arang sekam dengan penambahan pupuk NPK) dan M2P3 (media

tanah+arang sekam dengan penambahan biourine sapi 20%) menghasilkan respon

pertumbuhan yang paling baik. Pertumbuhan tinggi dan diameter pada perlakuan

M2P2 dan M2P3 menunjukkan bahwa media tanah+arang sekam dengan

penambahan pupuk NPK ataupun biourine 20% menghasilkan pertumbuhan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Penampakan bibit kaliandra

umur 3 bulan dari masing-masing perlakuan (Gambar 2)

Gambar 3 Bibit kaliandra umur 3 bulan a) tanah+arang (TA); b)tanah+kompos

(TK); c) tanah+kompos+arang (TKA); dan d) tanah

Page 20: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

10

Media tanam yang baik menurut Dalimoenthe (2013) yaitu harus dapat

menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat

menahan ketersediaan unsur hara. Agoes (1994) dalam Yuna AP (2008)

menambahkan bahwa media yang baik adalah yang tidak mudah lapuk dan tidak

menjadi sumber penyakit bagi tanaman. Penggunaan media tanah+arang yang

memberikan respon paling baik terhadap tinggi dan diameter tanaman kaliandra.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Irawan dan Kafiar (2015) yaitu media

tanah+arang sekam merupakan media yang memberikan respons terbaik terhadap

pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering pucuk, dan berat kering akar bibit

cempaka wasian.

Penggunaan tanah dan arang sekam dengan perbandingan 4:1 merupakan

perbandingan media yang sesuai bagi pertumbuhan bibit kaliandra karena mampu

memberikan respon paling baik terhadap tinggi dan diameter tanaman kaliandra.

Hal ini sesuai dengan pernyatan Junaedhie (2007) dalam Riyanti (2009) yaitu arang

sekam disarankan sebagai campuran media tanam dengan jumlah yang tidak lebih

dari 25%. Penggunaan arang sekam lebih dari 25% akan mengurangi kemampuan

media dalam menyerap air. Menurut Prayugo (2007) arang sekam merupakan

media tanam yang porus dan memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga

membuat media tanam ini menjadi gembur. Menurut Danu dan Kurniaty (2015)

pemberian arang sekam pada media tumbuh akan menguntungkan karena dapat

memperbaiki sifat tanah diantaranya yaitu mengefektifkan pemupukan dan juga

sebagai pengikat hara ketika terjadi kelebihan hara yang dapat digunakan pada saat

tanaman kekurangan hara.

Penggunaan pupuk NPK maupun biourine sapi 20% pada media

arang+tanah mampu meningkatkan pertumbuhan diameter dan tinggi bibit

kaliandra. Hasil uji Duncan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan M2P3

memberikan respon pertumbuhan tinggi yang paling besar yaitu sebesar 54.30 cm

nilai tersebut tidak berbeda nyata terhadap perlakuan M2P2 dengan nilai tinggi

sebesar 53.50 cm. Hasil uji Duncan pada Tabel 5 juga menunjukkan bahwa

perlakuan M2P2 dan M2P3 memberikan respon pertumbuhan diameter yang paling

besar dan tidak berbeda nyata dengan nilai diameter pada perlakuan M2P2 sebesar

4.83 mm dan perlakuan M2P3 5.58 mm.

Pemberian pupuk NPK yang memberikan respon pertumbuhan yang baik

terhadap tanaman kaliandra sejalan dengan hasil penelitian (Wibowo dan Sukendro

1997) yaitu pemberian pupuk NPK 0.75 gram hampir selalu menunjukkan

pertumbuhan yang lebih baik terhadap bibit balsa dibandingkan dengan perlakuan

tanpa pemberian pupuk NPK. Pemberian NPK sebanyak 1 gram yang memberikan

hasil terbaik pada peubah pertumbuhan tinggi dan diameter bibit kaliandra karena

pupuk NPK memiliki sifat yang slow release atau larut secara perlahan sehingga

unsur hara dapat diserap oleh tanaman dengan maksimal. Hal ini didukung oleh

pernyataan (Novizan 2007 dalam Wibowo 2014) yaitu pupuk NPK mutiara

(16:16:16) mempunyai komposisi unsur hara yang seimbang dan larut secara

perlahan sehingga dapat mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian dan

penguapan.

Penggunaan biourine sapi 20% yang memiliki respon pertumbuhan tinggi

dan diameter yang lebih baik dari penggunaan biourine sapi 10% sejalan dengan

hasil penelitian Nurjanah (2015) yaitu pemberian biourine sapi 20% pada wadah

polybag menghasilkan pertumbuhan tinggi 40.81 cm dan diameter sebesar 3.81 mm

Page 21: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

11

sedangkan penggunaan biourine sapi 10% menghasilkan pertumbuhan tinggi

sebesar 21.34 cm dan diameter sebesar 1.29 mm. Selain penggunaan pupuk NPK,

penggunaan biourine sapi dengan konsentrasi 20% dapat digunakan sebagai

alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kaliandra yang pertumbuhannya

cenderung lambat.

Penggunaan urin sapi sebagai pupuk (biourine sapi) dengan terlebih dahulu

difermentasi selama satu minggu akan meningkatkan kandungan unsur hara seperti

unsur N, P, dan K. Unsur hara tersebut merupakan usur hara makro yang berperan

dalam proses pertumbuhan tanaman. Hasil analisis kandungan biourine sapi dapat

dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6 Hasil analisis kandungan unsur hara, air dan pH biourine sapi

Keterangan Kadar unsur hara (%)

Nitrogen 1.0

Fosfor 0.5

Kalium 1.5

Air 92.0

Lain-lain 5.0

pH 7.2 (Sumber: Nurjanah 2015)

Hasil analisis kandungan urin sapi setelah difermentasi diketahui bahwa

unsur K merupakan unsur hara yang memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan

unsur hara N dan P. Hal ini sejalan dengan hasil uji urin sapi setelah difermentasi

yang dilakukan oleh Marduwo (2004) dalam Mirna et al. (2013) yaitu kandungan

unsur hara kalium pada urin hasil fermentasi sebesar 3.8%, unsur N sebesar 2.7%

dan unsur P sebesar 2.4%. Kandungan unsur hara K yang tinggi pada biourine sapi

sangat berguna bagi tanaman kaliandra. Unsur kalium pada tanaman berfungsi

sebagai aktivator enzim dalam reaksi fotosintesis dan respirasi. Kalium juga

berperan dalam mengatur turgor sel seperti membuka dan menutupnya stomata

(Lakitan 2008). Menurut Gardner et al. (2008) kalium berperan dalam proses

fotosintesis karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan

translokasi hasil fotosintesis keluar daun. Tanaman yang kandungan kalium yang

cukup akan kehilangan sedikit air karena kalium berfungsi dalam pengaturan

penutupan stomata.

Unsur N dan P yang terdapat pada biourine sapi juga berperan dalam

meningkatkan pertumbuhan bibit kaliandra. Nitrogen merupakan komponen

penyusun senyawa esensial bagi tumbuhan seperti asam amino dan protein.

nitrogen juga merupakan unsur penting dalam pembentukan kloforil, hormon

sitikonin dan auksin. Fosfor berperan dalam reaksi-reaksi gelap fotosintesis,

respirasi dan beberapa proses metabolisme lainnya (Lakitan 2008).

Urin sapi adalah limbah hewan ternak yang tidak hanya memiliki unsur hara

yang di perlukan oleh tanaman, di dalamnya juga terdapat hormon auksin dan

senyawa nitrogen. Auksin yang terkandung dalam urin sapi berasal dari berbagai

zat yang terkandung dalam protein hijauan dari makanannya. Auksin tidak terurai

dalam tubuh sehingga auksin dikeluarkan bersama dengan urin (Adrian dan

Muniarti 2007).n

Page 22: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

12

Penggunaan pupuk NPK dan biourine sapi 20% seperti telah dijelaskan

diatas memberikan respon positif terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit

kaliandra. Oleh karena itu penggunaan biourine sapi sebanyak 20% mampu

menggantikan penggunaan pupuk NPK karena penggunaan pupuk kimia dalam

jangka panjang dapat menyebabkan kemunduran sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah. Keunggulan dari pemupukan menggunakan biourine yaitu lebih merata

sehingga tidak terjadi akumulasi disuatu tempat (Priangga et al. 2013). Keunggulan

lain dari penggunaan biourine sapi adalah mudah untuk diaplikasikan, urin sapi

banyak tersedia di masyarakat, pembuatannya relatif mudah dan murah serta dapat

dijadikan sebagai alternatif pemanfaatan limbah cair peternakan. Pemanfaatan

limbah cair peternakan sebagai biourine dapat memberikan keuntungan yang lebih

bagi peternak dan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk NPK.

Kekokohan Bibit Kaliandra

Nilai kekokohan bibit merupakan perbandingan antara tinggi tanaman (cm)

dengan diameter (cm) tanaman (Jayusman 2011 dalam Djamhuri et al. 2012). Hasil

sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk dan komposisi media

berpengaruh nyata terhadap kekokohan bibit, akan tetapi interaksi keduanya tidak

berbeda nyata (Tabel 3). Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pupuk dan media

terhadap bibit kaliandra disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pupuk dengan komposisi media

tanam terhadap kekokohan bibit kaliandra

Perlakuan Kekokohan bibit

P3 (urin 20%) 88.79a

P2 (NPK) 73.37ab

P4 (urin 10%) 69.49bc

P1 (urin 0%) 52.67c

M1 (tanah) 85.50a

M2 (tanah + arang) 83.23a

M4 (tanah + kompos + arang) 60.73b

M3 (tanah + kompos) 54.96b

Ket: Huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Perlakuan pemberian biourine 20% dan NPK memberikan nilai kekokohan

bibit yang tinggi dan tidak berbeda nyata dengan nilai sebesar 88.79 dan 73.37.

Perlakuan media tanah dan tanah+arang sekam yang memberikan nilai kekokohan

bibit yang tinggi dan tidak berbeda nyata dengan nilai kekokohan bibit sebesar

85.50 dan 83.23. Nilai kekokohan bibit menggambarkan keseimbangan

pertumbuhan antara tinggi dan diameter bibit. Nilai kekokohan yang diatas rata-rata

menunjukkan kemampuan hidup yang rendah karena tidak seimbangnya

perbandingan tinggi dengan diameter tanaman tersebut. Nilai kekokohan bibit di

persemaian dikategorikan baik apabila memiliki nilai kekokohan bibit berkisar

antara 63-108 (Suyana 2010). Oleh karena itu perlakuan pemberian biourine sapi

Page 23: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

13

20%, NPK dan biourine 10% merupakan perlakuan yang memberikan respon yang

baik bagi nilai kekokohan bibit karena menggambarkan pertumbuhan yang baik.

Nilai kekokohan yang di bawah standar baik pada perlakuan pemberian biourine

sapi 0% disebabkan karena tidak adanya suplai unsur hara yang cukup bagi

pertumbuhan tanaman seperti halnya pada perlakuan pemberian biourine sapi 20%,

NPK dan biourine sapi 10%. Suplai unsur hara yang cukup yang yang berasal dari

kegiatan pemupukan mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman lebih cepat

(Adinugraha 2012).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perlakuan suhu dan waktu perendaman benih kalaindra berpengaruh nyata

terhadap daya berkecambah benih, akan tetapi interaksi antara suhu dan waktu

perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah benih. Perlakuan

benih yang direndam dengan air biasa (kontrol) selama 24 jam merupakan

perlakuan yang memiliki daya berkecambah paling besar. Perlakuan perendaman

benih kaliandra dengan suhu 980 C dapat menurunkan daya berkecambah benih.

Perlakuan komposisi media, jenis pupuk dan interaksi keduanya memberikan hasil

yang berbeda nyata terhadap peubah tinggi dan diameter bibit kaliandra, akan tetapi

pada peubah kekokohan bibit hanya perlakuan komposisi media dan jenis pupuk

yang berbeda nyata. Pemberian pupuk NPK sebanyak 1 gram dan biourine sapi

20% pada media tanah+arang sekam mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman

kaliandra karena memberikan respon yang paling baik terhadap peubah tinggi,

diameter dan kekokohan bibit kaliandra. Pemberian biourine 20% mampu

menggantikan penggunaan pupuk NPK. Media tanah+arang sekam (4:1)

merupakan media yang paling baik digunakan untuk pertumbuhan bibit kaliandra.

Saran

Pengecambahan benih kaliandra lebih baik dilakukan dengan merendam

benih menggunakan air biasa selama 24 jam tanpa perlakuan perendaman dengan

air panas sebelumnya. Penggunaan biourine sapi 20% atau NPK 1 gram pada media

tanam tanah+arang sekam dapat menjadi rekomendasi untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman muda kaliandra. Perlu dilakukannya pemilihan dan sterilisasi

media perkecambahan secara tepat agar semai tidak terserang penyakit lodoh. Perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi biourine dan frekuensi

pemberian biuorine yang tepat untuk media yang tidak memberikan pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan bibit kaliandra.

Page 24: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

14

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 1999. Prospek pengendalian terpadu penyakit lodoh pada persemaian

tanaman kehutanan. J Man Hut Trop. 5(1):1-9.

Adinugraha HA. 2012. Pengaruh cara penyemaian dan pemupukan NPK terhadap

pertumbuhan bibit mahoni daun lebar di persemaian. Jurnal Pemuliaan

Hutan Hutan. 6(2):1-9.

Adrian dan Muniarti. 2007. Pemanfaatan urine sapi pada stek batang tanaman jarak

pagar (Jatropha curcas L). Jurnal Saint dan Teknologi. 6:(2):1-8.

Dalimoenthe SL. 2013. Pengaruh media tanam organik terhadap pertumbuhan dan

perakaran pada fase awal benih teh di pembibitan. Jurnal Penelitian Teh dan

Kina. 16(1)1-11

Danu, Kurniaty R. 2015. Penggunaan serbuk sabut kelapa dan arang sekam padi

dalam pembibitan bambang lanang (Michelia champaca L.). Di dalam:

Mindawati N, Bramasto Y, Astho A, Rahmat M, Sudrajat DJ, editor.teknologi

Perbenihan, Silvikultur dan Kelembagaan dalam Peningkatan Produktivutas

Hutan dan Lahan; 2015 Agu 11; Bandar Lampung, Indonesia. Bogor (ID):

Badan Litbang dan Inovasi Bogor. Hlm 145-151.

Dharmayanti NK, Supadma AN, Artagama. 2013. Pengaruh pemberian biourine

dan dosis pupuk anorganik (N,P,K) terhadap beberapa sifat kimia tanah pegok

dan hasil tanaman bayam (Amaranthus sp). Jurnal Agroteknologi Tropika.

2(31): 65-174.

Djamhuri E, Yuniarti N, Purwani HD. 2012. Viabilitas benih dan pertumbuhan awal

bibit akasia krasikarpa (Acacia crasicarpa A. Cunn. Ex. Benth.) dari lima

sumber benih di Indonesia. Jurnal Silvikultur Tropika. 3(3):187-195.

Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta

(ID): UI press.

Hendrati RL, Hidayati N. 2014. Budidaya Kaliandra (Calliandra calothyrsus)

untuk Bahan Baku Sumber Energi. Bogor (ID): IPB Press.

Irawan A, Kafiar Y. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam padi sebagai

media tanam bibit cempaka wasian (Elmerrilia ovalis). di dalam: Setyawan

AD, Sugiyarto, Pitoyo A, Hernawan UE, Sutomo, Widiastuti A, editor.

Manajemen Biodiversitas dalam Melindungi, Mempertahankan dan

Memperkaya Sumberdaya Genetik dan Pemanfaatannya. Seminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia;2015 Mar 21; Yogyakarta, Indonesia.

Yogyakarta(ID): Masyarakat Biodiversitas Indonesi. hlm 805-808.

Kementerian Kehutanan dan Indoneisa Climate Change Trust Fund. 2014.

Kaliandra Bersemi Pelet Kayu Berseri. Madura (ID): Kementerian

Kehutanan.

Kementerian Kehutanan dan Indoneisa Climate Change Trust Fund. 2013. Laporan

Desk Study Pembibitan, Pemilihan Jenis dan Desain Tanaman Calliandra

calothyrsus. Madura (ID): Kementerian Kehutanan.

Lakitan B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): Raja Grafindo

Persada.

Mirna N, Salim H, Gani ZF. 2013. Pengaruh biourine sapi terhadap pertumbuhan

bibit karet (Hevea brasiliensis Mull. Arg) asal stum mata tidur. Jurnal

Bioplantae. 2(1): 27-32.

Page 25: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

15

Nurjanah N. 2015. Respon pertumbuhan bibit sengon (Falcataria moluccana Miq.)

terhadap pemberian biourine sapi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Pancaningtyas S, Santoso TI, Sudarsianto. 2014. Studi perkecambahan benih kakao

melalui metode perendaman. Jurnal Pelita Perkebunan 30(3): 190-197.

Prayugo S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Jakarta(ID): Penebar

Swadaya.

Pramono AA, Kurniaty R. 2015. Pertumbuhan bibit jabon putih (Anthocephallus

cadamba) umur 5 bulan pada beberapa media dan naungan. Di dalam:

Mindawati N, Bramasto Y, Astho A, Rahmat M, Sudrajat DJ, editor.teknologi

Perbenihan, Silvikultur dan Kelembagaan dalam Peningkatan Produktivutas

Hutan dan Lahan; 2015 Agu 11; Bandar Lampung, Indonesia. Bogor (ID):

Badan Litbang dan Inovasi Bogor. Hlm 177-183.

Priangga R, Suwarno, Hidayat N. 2013. Pengaruh level pupuk organik cair terhadap

produksi bahan kering dan imbangan daun-batang rumput gajah defoliasi

keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(1): 365-373.

Rahayu E, Widajati E. 2007. Pengaruh kemasan, kondisi ruang simpan dan periode

simpan terhadap viabilitas benih caisin (Brassicia chinensis L.). Buletin

Agron 35(3):191-196.

Riyanti Y. 2009. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih

Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)[skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian

Bogor.

Situmeang M, Purwanto A, Sulandari S. 2014. Pengaruh pemanasan terhadap

perkecambahan dan kesehatan benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill).

Jurnal Vegetalika 3(3): 27-37.

Suyana A. 2010. Uji coba pertumbuhan tiga kelas mutu bibit meranti merah di tiga

hak pengusahaan hutan model di Kalimantan. Jurnal Penelitian Hutan dan

Konservasi Alam. 7(1):1-11.

Stewart J, Mulawarman, Roshetko JM,Powell MH. 2001. Produksi dan

Pemanfaatan Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Bogor (ID): CIFOR.

Wibowo A. 2014. Pengaruh peningkatan dosis pupuk NPK (16:16:16) dan pupuk

hayati terhadap pertumbuhan dan hasil cabai keriting (Capsicum annuum L.)

[skripsi]. Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.

Wibowo C dan Sukendro A. 1997. Pengaruh lama dekomposisi, pemberian nitrogen

(urea) serta pupuk NPK terhadap kualitas semai serbuk gergaji dan

pertumbuhan semai balasa (Ochroma bicolor) [inetrnet].[diunduh 2016 Sep

2]. Tersedia pada: http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/hasilcari

.php?status=buka&id_haslit=631.84+WIB+p

Widajati E, Murniati E, Palupi ER, Kartika T, Suhartanto, MR, Qadir A. 2013.

Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor (ID): IPB Press.

Yuliani E. 2007. Pengaruh penambahan bioaktivator, asam humik dan mikoriza

(CMA) terhadap pertumbuhan kaliandra merah (Calliandra calothyrsus)

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 26: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

16

Yuna AP. 2008. Respon pertumbuhan bibit kenanga (Cananga odorata

(Lamk) Hook.f & Thompson forma macrocphylla) pada berbagai

intensitas cahaya, penggunaan inang primer kriminil dan jenis media

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 27: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

17

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil sidik ragam setiap parameter pengamatan

Hasil sidik ragam pengaruh suhu dan waktu perendaman terhadap daya

berkecambah benih kaliandra

Source DF Anova SS Mean

Square F-value Pr>F

Suhu 4 8183.521368 2045.880342 14.67 <.0001

Waktu 3 8183.521368 845.47008 6.06 0.0029

Suhu*waktu 5 1488.478632 297.695726 2.13 0.0029

Hasil sidik ragam pengaruh jenis pupuk dan komposisi media terhadap diameter

kaliandra umur 3 bulan

Source DF Anova SS Mean

Square F-value Pr>F

Media 3 23.22807375 7.74269125 9.31 <.0001

Pupuk 3 40.16315375 13.38771792 16.10 <.0001

Media*pupuk 9 17.58178125 1.95353125 2.35 0.0233

Hasil sidik ragam pengaruh jenis pupuk dan komposisi media terhadap tinggi

kaliandra umur 3 bulan

Source DF Anova SS Mean

Square F-value Pr>F

Media 3 4848.534375 1616.178125 14.03 <.0001

Pupuk 3 5914.059375 1971.353125 17.12 <.0001

Media*pupuk 9 3105.378125 345.042014 3.00 0.0048

Hasil sidik ragam pengaruh jenis pupuk dan komposisi media terhadap kekokohan

kaliandra umur 3 bulan

Source DF Anova SS Mean

Square F-value Pr>F

Media 3 14453.47936 4817.82645 6.23 0.0009

Pupuk 3 13213.45704 4404.48568 5.70 0.0016

Media*pupuk 9 5322.08760 591.34307 0.77 0.6484

Page 28: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR
Page 29: PEMATAHAN DORMANSI DAN RESPON PERTUMBUHAN BIBIT … · BIBIT KALIANDRA (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAN KOMPOSISI MEDIA MERLIN DIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu 9 Mei 1994 dari ayah bernama Sunar dan ibu

bernama Sulmiatun. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara. Tahun 2012

penulis lulus dari SMA Negeri 2 Pringsewu dan pada tahun yang sama penulis lulus

seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) IPB dan diterima di Departemen Silvikultur,

Fakultas Kehutanan.

Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) pada

tahun 2014 dengan jalur Pangandaran-Gunung Sawal, Jawa Barat. Praktek

Pengelolaan Hutan (PPH) dilaksanakan pada tahun 2015 di Hutan Pendidikan

Gunung Walat (HPGW) dan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKP) dilaksanakan

pada bulan Februari-Maret 2016 di Hutan Rakyat Wana Lestari Anak Nusantara

(WALATRA) Kabupaten Bandung.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi asisten praktikum matakuliah

Silvikultur dan Dendrologi. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan organisasi di

kampus antara lain sebagai anggota Tree Grower Community (TGC) sejak tahun

2013, anggota Departemen Kominfo BEM Fahutan IPB tahun 2014, Ketua

Departemen Fokustik BEM Fahutan IPB tahun 2015, panitia BELANTARA 2014,

panitia Semarak Kehutanan 2014, panitia Semarak Kehutanan 2015 dan beberapa

kegiatan BEM Fahutan 2015. Selama kuliah di IPB penulis mendapatkan beasiswa

BUMN Angkasa Pura II pada tahun 2013-2014 dan beasiswa Daya Adi Cipta pada

tahun 2014-2016. Penulis juga aktif dalam mengikuti seminar-seminar yang

diadakan di dalam ataupun di luar kampus Institut Pertanian Bogor.