148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan filsafat. Salah satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian manusia sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dihadapkan pada perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah pendidikan itu berlangsung. Setiap rumusan tujuan pendidikan selalu berupaya menjangkau kawasan paling ideal dan baik seperti; mandiri dan berguna (UU No. 20 Tahun 2003). Formulasi tujuan pendidikan merupakan persoalan yang mendasar dan dalam, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskan dan terjawab oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan pemikiran filosofis. Selain persoalan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari konsep, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran filosofis. Dari sini juga kemudian lahir aliran-aliran dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam filsafat pendidikan. Salah satu di antara beberapa aliran filsafat pendidikan tersebut adalah Naturalisme. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari naturalisme? 2. Bagaimana pandangan atau menurut tokoh tentang aliran nfilsafat pendidikan naturalisme? 1

Upload: luthfi-naja

Post on 13-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan

filsafat. Salah satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian manusia

sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dihadapkan pada

perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah pendidikan itu berlangsung. Setiap

rumusan tujuan pendidikan selalu berupaya menjangkau kawasan paling ideal dan baik

seperti; mandiri dan berguna (UU No. 20 Tahun 2003). Formulasi tujuan pendidikan

merupakan persoalan yang mendasar dan dalam, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskan

dan terjawab oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan pemikiran

filosofis.

Selain persoalan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari konsep, perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran filosofis. Dari sini juga

kemudian lahir aliran-aliran dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam filsafat

pendidikan. Salah satu di antara beberapa aliran filsafat pendidikan tersebut adalah

Naturalisme.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari naturalisme?

2. Bagaimana pandangan atau menurut tokoh tentang aliran nfilsafat pendidikan

naturalisme?

3. Bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari naturalisme

2. Untuk mengetahui pendapat para tokoh filsafat tentang aliran filsafat pendidikan

naturalisme

3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan.

1

Page 2: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Naturalisme

Aliran ini menganggap bahwa kebahagiaan manusia didapat dengan menurutkan

panggilan natur (fitrah) dari kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (susila)

menurut aliran ini ialah perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan natur manusia. Baik

mengenai fitrah lahir ataupun mengenai fitrah batin. Kalau lebih memberatkan pada fitrah

lahirnya dinamakan aliran etika materialisme. Tetapi pada aliran naturalisme ini faktor lahir

batin itu sama beratnya sebab kedua-duanya adalah fitrah (natur) manusia.

Aliran ini cara pemikirannya tentang etika adalah sebagai berikut : di dalam dunia ini

segala sesuatu menuju satu tujuan saja. Dengan memenuhi panggilan naturnya masing-

masing mereka menuju kebahagiannya yang sempurna. Benda-benda dan tumbuhan-

tumbuhan menuju pada tujuan itu secara otomatis yakni tanpa pertimbangan atau perasaan.

Kalau hewan-hewan menuju tujuan itu dengan instict (nalurinya) maka manusia menuju

tujuan itu dengan akalnya.

Karena itu kewajiban manusia ialah mencapai kesanggupan akal yang setinggi-tingginya

dan melakukan segala amal perbuatan dengan berpedoman pada akal itu. Alam telah

memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus. Dan dengan dasar mengingini

kelangsungan hidup itulah manusia membeda-bedakan beberapa macam pekerjaan mana

yang membahayakan dan mana yang mengganggu kelangsungan hidup itu. Kebahagian

manusia terletak pada tidak terganggunya kelangsungan hidup itu. Adanya ancaman terhdap

kelangsungan hidup merupakan hilangnya kebahagiaan manusia.

Ringkasnya aliran ini berpendapat bahwa kebahagiaan itu didapatkan ketika manusia

melakukan hal yang cocok dengan naturnya dan melangsungkan kehidupannya.

B. Tokoh Dan Pandangan Aliran Filsafat Naturalisme

1. John Amos Comenius (1592-1670).

Menurut john amos comenius pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di bidang

pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.

Sebagai pendeta Protestan sekaligus paedagog, ia berpandangan bahwa manusia itu

diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan.Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua

2

Page 3: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Percikan pemikiran Comenius berpengaruh

pada teori-teori pendidikannya.

Dalam pendidikan dan pengajaran, Comenius menggunakan hukum-hukum alam sebagai

contoh yang senantiasa tertib dan teratur. Hukum alam memiliki ciri sebagai berikut :

1. Segalanya berkembang dari alam

2. Perkembangan alam serba teratur, tidak meloncat-loncat melainkan terjadi secara

bertahap.

3. Alam, berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menunggu waktu yang tepat, sambil

mengadakan persiapan.

Selain itu Comenius juga mengemukakan bahwa dimensi kedua dari filsafat pendidikan

naturalisme adalah penekanan bahwa belajar itu merupakan kegiatan melalui Indra. Belajar

melalui indra merupakan inti dari metode belajar Naturalistik. Dalam hal ini guru pertamakali

hendaknya mengenalkan benda kepada anak lebih dahulu, baru setelah itu penjelasan yang

diperinci (exposition) tentang benda tersebut.

2. John Locke (1632-1704)

Dalam buku Essay Concerning Human Understanding. Ia mengemukakan bahwa

teori dalam jiwa diperoleh dari pengalaman nyata. Dalam formulasi redaksi yang

berbeda dengan maksud yang sama John Locke mengatakan bahwa, tidak ada sesuatu

dalam jiwa tanpa melalui indra.

Kesimpulan lebih lanjut dari statement Locke adalah jiwa senantiasa kosong dan

hanya terisi apabila ada pengalaman. Oleh karena alam merupakan spot power bagi

pengisian jiwa, maka proses pendidikan harus mengikuti tata-tertib perkembangan

alam. Kalau alam serba teratur, ia menghendaki pengajaranpun harus teratur. Mata

pelajaran harus diajarkan secara berurutan (sequence) , step by step dan tidak

bersamaan, misalnya: membaca dulu sampai bisa, kemudian diikuti dengan

pembelajaran menulis, demikian selanjutnya.

Ide-ide Locke tersebut berseberangan dengan pandangan Platonic Notion, yang

mengatakan bahwa manusia itu lahir dengan ide (gagasan) pembawaan seperti ide

tentang Tuhan, rasa tentang benar dan salah, kemampuan-kemampuan logik tentang

prinsip-prinsip kontradiksi yang secara otomatis tanpa melalui belajar. Bagi Locke

semua itu harus dipelajari melalui pemahaman. Oleh sebab itu, Locke berkata "baik

buruknya anak (peserta didik) tergantung pada pendidikannya". Teori inilah yang

kemudian melahirkan konsep Tabularasa atau Blanksheet dalam pendidikan.

3

Page 4: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

3. Jean Jacques Rousseau(1712 - 1778)

mengatakan bahwa pendidikan dapat berasal dari tiga hal, yaitu ; alam, manusia

dan barang. Bagi Rousseau seorang anak harus hidup dengan prinsip-prinsip alam

semesta.

Rousseau dalam bukunya yang sangat monomental berjudul Emile Ou de

L'Education. Buku ini terdiri atas lima jilid dan merupakan buku roman pendidikan

dengan pemeran utama Emile dan Sophie. Secara bertahap Rousseau menuangkan

fikiran-fikirannya tentang pendidikan dalam buku ini. Jilid pertama berisi tentang

perawatan jasmani peserta didik (Emile) yang dapat dilakukan sampai umur 7 tahun.

Sementara jilid kedua berisi tentang pendidikan jasmani Emile. Jilid ketiga berisi

tentang pendidikan intelek, jilid keempat mengupas pendidikan akhlak dan agama serta

jilid terakhir atau kelima mengulas tentang pendidikan wanita dan kesusilaan.

C. Pandangan Aliran Filsafat Naturalisme Terhadap Pendidikan

Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang

pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia

diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir.

Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang

signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek.

Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga

untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana.

Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari

seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham

naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah

merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar

merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran

juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak

mengajar subjek, melainkan mengajar murid.

Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang

diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu

Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”.

4

Page 5: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

Kelima tujuan itu adalah

1. Pemeliharaan diri;

2. Mengamankan kebutuhan hidup;

3. Meningkatkan anak didik;

4. Memelihara hubungan sosial dan politik;

5. Menikmati waktu luang.

Selain kelima tujuan yang disampaikan oleh Spencer, Spencer juga menjelaskan tujuh

prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah

1. Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam;

2. Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik;

3. Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak;

4. Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan;

5. Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak;

6. Praktik mengajar adalah seni menunda;

7. Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan

sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan

hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.

5

Page 6: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran filsafat naturalisme memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar dan

berpikir untuk kembali kepada penciptaNya, dalam hal ini implikasi di dunia nyata bahwa

proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan.

Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran filsafat naturalisme memandang bahwa

sekolah merupakan hal utama yang akan mengembangkan proses belajar tiap peserta didik

untuk dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikan

karakteristik dan perkembangan alam yang ada.

B. Saran

Guru perlu megetahui apa itu aliran filsafat pendidikan naturalisme agar mengetahui

hakekat mahluk hidup secara alami dan mengetahui hakekat peserta didik secara alami pula

sehingga mampu memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan hakekat alaminya.

6

Page 7: 148147943-makalah-naturalisme-131117101753-phpapp01.docx

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Hasbullah. 1971. Sistematik Filsafat. Jakarta : PT. Bumirestu.

Mahfudz, Hakiki. 2008. Filsafat Pendidikan Naturalisme Teori, Implikasi Dan AplikasinyaDalam Pendidikan Islam. Tersedia di http://re-searchengines.com/0308hakiki.html.Di unduh tanggal 02 Oktober 2012.

Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudrajat, Ahmad. 2008. Tentang Filsafat Naturalisme. Tersedia di http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/10/filsafat-naturalisme/. Di unduhtanggal 02 Oktober 2012.

7