140773816 agroklimat angin doc
TRANSCRIPT
SOAL
1. Jelaskan definisi angin, penyebab utama terjadinya angin, dasar hubungan gradien tekanan udara -
angin !
2. Jelaskan gaya-gaya penggerak angin !
3. Jelaskan sistem angin global !
4. Jelaskan pola angin secara umum !
5. Jelaskan keragaman angn secara musiman !
6. Jelaskan macam-macam angin lokal !
7. Jelaskan tentang kecepatan angin (alat pengukur, satuan data kecepatan angin) !
8. Jelaskan fungsi pokok angin dalam klimatologi !
9. Jelaskan pengaruh angin pada tanaman !
10. Jelaskan fungsi tanaman pematah angin !
11. Jelaskan klasifikasi tanaman menurut Whitehead !
12. Jelaskan terjadinya frost !
13. Jelaskan sejarah terjadinya El-Nino dan La-Nina !
14. Jelaskan ciri-ciri terjadinya El-Nino dan La-Nina !
15. Jelaskan penyebab terjadinya pemanasan global !
16. Jelaskan akibat terjadinya pemanasan global !
JAWAB
1. Definisi angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh pergerakan atau rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di lingkungan sekitarnya. Angin bertiup dari daerah
yang memiliki tekanan udara tinggi ke tempat yang memiliki tekanan udara rendah.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah
atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar
akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi
aliran udara pada wilayah tersebut.
Faktor Terjadinya Angin
Gradien Barometris, semakin besar gradient barometris maka semakin cepat tiupan anginnya.
Letak Tempat, angin yang bertiup di daerah katuliswa akan bergerak lebih cepat daripada yang
bertiup di non daerah katulistiwa.
Ketinggian, semakin tinggi suatu tempat, maka angin yang bertiup akan semakin kencang.
Waktu, angin akan bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari.
Dasar hubungan antara gradien tekanan udara dengan angin :
Arah gerakan udara adalah dari wilayah yang mempunyai kerapatan udarayang lebih tinggi ke
rendah.
Kecepatan angin ditunjukkan oleh kecuraman gradien tekanan atau laju perubahan tekanan.
2. Gaya-gaya penggerak angin :
Gaya gardien tekanan (PRESSURE GRADIENT FORCE = PGF)
• Gaya yang terjadi karena perbedaan tekanan akibat perbedaan suhu.
• Makin besar perbedaan tekanan makin besar kecepatan angin.
Gaya Sentrifugal
• Gaya yang timbul akibat adanya pergerakan melingkar yang berpusat pada suatu titik
tertentu
• Sentrifugal menuju keluar lingkaran
• Gaya-gaya saling menyeimbangkan sehingga benda yang bergerak tidak terlepas
Gaya Coriolis
• Akibat perputaran bumi pada porosnya
• Di Belahan Bumi Utara dibelokkan ke kanan
• Di belahan Bumi Selatan dibelokkan ke kiri
Gaya gesekan (friction forces)
• Berdasar hukum III Newton : aksi-reaksi
3. Sistem angin global
Skala Makro pola angin umum dunia
Skala Meso pola angin yang terjadi hanya dalam waktu beberapa hari saja dan
meliputi daerah yang kecil. (misalnya: angin darat – laut, angin lembah – gunung).
Skala Mikro angin yang bertahan beberapa menit saja.
4. Pola angin secara umum
Semua angin merupakan bagian dari sistem sirkulasi udara global yang bertindak untuk
menyeimbangkan suhu dan tekanan di seluruh dunia. Kita sudah tahu bahwa berbagai belahan
dunia menerima jumlah yang berbeda panas dari matahari (lihat halaman sinar matahari untuk
informasi lebih lanjut). Pemanasan diferensial ini pada gilirannya menghasilkan perbedaan suhu
dan tekanan udara di seluruh dunia – yang drive angin dunia.
Sebagai daerah khatulistiwa yang paling dipanaskan, udara di atas mereka menghangatkan dan
meningkat karena menjadi lebih ringan daripada udara di sekitarnya, menyebabkan daerah tekanan
rendah. Di daerah dingin, udara tenggelam karena lebih berat dan hasil dalam daerah tekanan
tinggi. Angin akan meniup sebagai udara keluar terjepit oleh udara dingin tenggelam dan ditarik di
bawah udara hangat naik. Setiap perbedaan suhu seperti ini selalu akan menyebabkan perbedaan
tekanan udara – dan karena angin akan meledak. Sebuah ekspresi yang baik untuk diingat adalah
bahwa:
“Angin bertiup dari tinggi ke rendah” (yaitu: dari tekanan tinggi ke tekanan rendah).
Gerakan-gerakan ini mengakibatkan pola angin global, dengan udara yang bergerak di antara
daerah yang berbeda di seluruh dunia dan juga di ketinggian yang berbeda di atmosfer. Dingin
udara dari kutub cenderung tenggelam dan bergerak ke arah khatulistiwa lebih dekat ke permukaan
bumi. Sebaliknya, udara hangat dari naik khatulistiwa dan bergerak ke arah kutub yang tinggi di
atmosfer karena lebih ringan.
Hal ini menciptakan pola sel-seperti angin di seluruh dunia,. Namun, tidak sekadar angin pukulan
dalam garis lurus dari utara ke selatan.Sebaliknya, mereka yang tertekuk oleh pemintalan Bumi:
di sebelah utara khatulistiwa kanan, danke kiri di selatan. Ini disebut Efek Coriolis dan
membungkuk setiap angin di Bumi, menghasilkan pola yang berbeda dari angin di seluruh dunia.
Di-lintang pertengahan (30 – 60º utara dan selatan khatulistiwa) sebagian besar angin baratan,
bertiup dari barat. Di tempat lain mereka pukulan terutama dari timur, misalnya angin bertiup stabil
terhadap khatulistiwa dari subtropis. Ini dikenal sebagai angin perdagangan karena mereka
digunakan oleh kapal berlayar membawa barang-barang perdagangan di seluruh dunia. Mereka
meniup konsisten dari utara NE dari khatulistiwa (utara timuran) dan dari selatan SE dari
khatulistiwa (timuran selatan).
Teori Hadley (Sirkulasi Satu Sel) udara hangat dari daerah equator yang bertekanan rendah naik
dan mengalir ke arah kutub dan uadra kutub yang berta turun dan mengalir di permukaan menuju
ke equator. Dengan asumsi :
Tidak ada gaya corriolis
Permukaan bumi rata dan komposisi seragam
Letak bumi tidak miring pada sumbu
5. Keragaman angin secara musiman
a. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke
daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi
Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis
selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah
pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).
DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah
DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum
(wilayah tenang).
b. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum
subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat
Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar
lintang 20 - 30 LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang
kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya,
terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan
gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30 – 40 LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya
tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10 LU – 10
LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
c. Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke
daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di
belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan
pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60 LS. Di sini bertiup angin
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
d. Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara
maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60 LU/LS).
Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
e. Angin Muson (Monsun)
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara
periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara
berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat
yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober –
April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak
memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat
tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi
(kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di
Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin
musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi
musim penghujan.
Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata.
makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih
panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah,
sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan
dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas
maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia
terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan
irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan),
yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau,
dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
6. Macam-macam angin lokal
Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima
panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu
pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan
bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.
Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas
dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir
dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir
dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
Angin Fohn
Angin fohn mendapat sebutan sebagai angin jatuh karena terjadi akibat adanya gerakan udara yang
naik pegunungan dengan tinggi 200 meter di satu sisi lalu turun ke sisi yang lain. Angin fohn terjadi
usai hujan orografis dan bertiup pada suatau wilayah dengan temperatur dan intensitas yang
berbeda. Angin ini memiliki sifat panas dan kering sehingga seringkali tidak bersahabat bagi
kesehatan manusia dan menyebabkan tanaman rusak.
Contohnya :
• Angin gending di Jawa Timur
• Angin bahorok di Sumatera Utara
• Angin barubu/ Brubu di Sulawesi Selatan
• Angin kumbang di Jawa Barat
• Angin wambrau di Papua/ Irian Jaya
7. Alat-alat untuk mengukur angin antara lain :
Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.
Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.
Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.
Yang biasanya banyaditemukan di bandara – bandara.
Satuan kecepatan angin dapat dinyatakan dengan :
meter/detik (m/det); km/jam; mil/jam; knots (1 knots = 1,8 km/jam)
dengan demikian kecepatan angin dapat diperhitungkan dengan jarak yang ditempuh angin di
dalam satu satuan waktu tertentu.
Data kecepatan angin
Angka Beaufort
Deskripsi Kriteria SpesifikKecepatan
mil/jam0 Tenang Gerakan asap ke atas < 1
1 Angin sangat lemahAngin terlihat pada arah asap tetap mampu menggerakan baling-baling angin
1 – 3
2 Sepoi-sepoiAngin terasa pada muka, daun menggerisik, baling-baling angin tergerakan
4 – 7
3 Angin lemah Daun dan ranting kecil bergerak-gerak 8 – 124 Angin sedang Kertas dapat terbang, cabang kecil bergerak-garak 13 – 185 Angin semilir sejuk Pohon kecil bergoyang, riak air di rawa 19 – 246 Angin kuat Cabang besar bergerak 25 – 317 Angin ribut sedang Pohon-pohon bergerak 32 – 388 Angin ribut Ranting-ranting patah 39 – 469 Angin ribut kuat Genting dapat terlempar 47 – 54
10Angin ribut sangat kuat
Pohon-pohon dapat tumbang 55 – 63
11 Badai Pohon tumbang dan kerusakan hebat 64 – 7512 Badai topan dasyat Rumah-rumah roboh dengan kerusakan berat > 75
8. Fungsi pokok angin dalam klimatologi
Fungsi pokok angin dalam klimatologi adalah memindahkan panas, uap air dan CO2 serta
mengendalikan unsur cuaca dan iklim, yaitu kelembaban udara, suhu, dan evapotranspirasi (proses
perpindahan molekul air dari suatu bentuk cair atau padat, diubah menjadi bentuk gas yang disebut
uap air).
9. Pengaruh angin pada tanaman
Transpirasi
Jika kecepatan angin meningkat laju transpirasi juga akan meningkat.
Pemasukan CO2
Kerusakan mekanik pada tanaman
Jika kekuatan angin besar, daun-daun akan rusak sehingga membuat kapasitas fotosintesis dan
translokasi berkurang.
10. Fungsi tanaman pematah angin
Fungsi utama pematah angin (wind breaker) adalah untuk mereduksi kecepatan angin. Selain itu
juga berfungsi untuk mengurangi kerusakan mekanis karena patah atau hilangnya organ-organ
tanaman, kegagalan pembungaan dan penyerbukan, bentuk habitus dan pertumbuhan yang
mengalami kelainan serta untuk mengurangi laju evapotranspirasi yang tinggi. Pematah angin dapat
berupa tanaman dan juga bangunan sementara. Bangunan sementara dapat dibuat dari anyaman
bambu, daun tebu, atau daun kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat tetap berasal dari
tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang
dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi dan lain-lain.
Pada lokasi kebun yang rawan terhadap tiupan angin kencang agar ditanami tanaman pematah
angin, fungsinya untuk mengantisipasi terjadinya:
Kerusakan tajuk tanaman
Kerontokan bunga dan buah
Penguapan air dari daun dan tanah khusunya pada musim kemarau
Jenis tanaman pematah angin yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Mahoni
Maeopsis
Sengon
Kayu putih
11. Klasifikasi tanaman menurut Whitehead
Exposure evader tanaman-tanaman pendek yang bagian diatas tanah tidak muncul ke
atas, sehingga tak terpengaruh angin kuat. (contoh : Carastum atrovirens).
Exposure tolerant produksi Bahan Kering berkurang jika kecepatan angin meningkat.
(contoh : barley)
Exposure sensitive tanaman golongan ini tidak bisa bertahan di tempat terbuka yang
banyak angin. Tinggi tanaman dan produksi Bahan Kering menurun drastis dengan bertambahnya
kecepatan angin.
12. Terjadinya Frost
Frost adalah suatu kondisi dimana temperatut udara turun scara tajam sampai kurang dari 0 C. Ada
2 macam frost, yaitu :
a. Frost radiasi, terjadi pada waktu malam hari yang cerah dengan angin yang kecil. Jika pancaran
dari permukaan bumi berlebihan temperature udara akan menjadi sangat rendah.
b. Frost angin, dapat terjadi pada waktu siang maupun malam dan dalam keadaan udara apapun
ketika kecepatan angin lebih dari 4 mil/jam dan membawa massa dari udara dingin.
13. Sejarah terjadinya El-Nino dan La-Nina
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang
hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang
biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan
(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar)
menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian
ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan
sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena
menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu
permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama
La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan” (oseanografi.blogspot.com., 2005).
Fenomena ini memiliki periode 2 – 7 tahun..
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini
mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan
tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa
wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana
terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat
dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap.
14. Ciri-ciri terjadinya El-Nino dan La- Nina
El-Nino
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-
Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal,
menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya
Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra
La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi
sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15
kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina
mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8
kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina
setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun
kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
La-Nina
Meskipun rata-rata La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung
12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada
enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah
mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik
menguat (Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat). Sehingga massa air hangat yang terbawa
semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke
atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling.
Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai
normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
15. Penyebab terjadinya pemanasan global
Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan
bumi. Pemanasan Global disebabkan diantaranya oleh “Greenhouse Effect” atau yang kita kenal
dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Penyebab terjadinya pemanasan global
Sampah
Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas
metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Menurut
Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia
menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1
kg/hari. Dilain pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020
sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan jumlah ini
maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun. Dengan demikian, sampah di
perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial, mempercepat proses terjadinya pemanasan
global.
Kerusakan hutan
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang merupakan salah satu dari
gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen (O2). Saat ini di Indonesia diketahui telah
terjadi kerusakan hutan yang cukup parah. Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari
Forest Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh
kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain perubahan hutan menjadi perkebunan
dengan tanaman tunggal secara besar-besaran, misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-
kerusakan yang ditimbulkan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman
Industri (HTI). Dengan kerusakan seperti tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan
karbondioksida tidak dapat optimal. Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.
16. Akibat terjadinya pemanasan global
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia
di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia
dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya
pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :
Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga
mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini
akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu
karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air
laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang.
Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai
akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang
mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.
Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim
mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau
yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan
peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah
hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS)
akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah
apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi.
Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu :
Kehutanan
Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi faktor
penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan kemungkinan
akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan
mengalami kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan
suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting yang mengering mudah
terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.
Perikanan
Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya
matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat
juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran
menuju ke daerah yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara
ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.
Pertanian
Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim
berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Hal tersebut berdampak pada
pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau
panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi
pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
Kesehatan
Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis, misalnya
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah), mewabahnya diare, penyakit
kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit. Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa
inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana
banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga
menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara
itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit
diare dan penyakit kulit. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman
seiring dengan terjadinya kebakaran hutan.