138600638-fobia-sosial.rtf

Upload: chairul-nurdin-azali

Post on 04-Mar-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    Fobia adalah perasaan takut yang irasional yang menyebabkan kesadaran untuk

    menghindar dari obyek ketakutan spesifik, aktivitas atau situasi. Fobia sosial, juga

    disebut sebagai gangguan cemas sosial, adalah gangguan cemas yang termasuk

    didalamnya distress yang hebat terhadap situasi umum. Individu dengan fobia sosial

    secara khas mengalami panik selama berhubungan sosial. Situasi ini meliputi berbicara

    didepan publik, menggunakan kamar kecil/wc umum, makan dengan orang lain atau

    kontak sosial secara umum. Ketakutan pasien adalah merasa dihina atau dipermalukan

    oleh orang lain atas kelakuan dirinya dan dapat mengarah menjadi kecemasan yang

    hebat, dengan peningkatan detak jantung, diaforesis dan tanda lainnya dari pemunculan

    otonom. Gejala fisik ini dapat disebabkan oleh cemas tambahan, yang sering mendorong

    kearah respon takut yang menguatkan kecemasan dalam situasi umum. 1,2,3

    Fobia sosial merupakan gangguan hiwa yang cukup sering ditemukan. Walaupun

    demilkian, perhatian terhadap fobia sosial selama ini sangat kurang sehingga sering

    dikatakan sebagai gangguan cemas yang terabaikan. Kurangnya perhatian terhadap fobia

    sosial ini disebabkon oleh sedikitnya panderita yang mencari pangobatan untuk fobia

    sosial yang dideritanya. Biasanya penderita datang berobat bukan untuk fobia sosialnya

    tetapi untuk keluhan lain yang sering menyertai fobia sosial seperti cemas atau depresi.

  • BAB 2

    ISI

    2.1. Definisi dan Epidemiologi Fobia Sosial

    Fobia sosial terdapat pada 3 sampai 5 persen populasi. Pria dan wanita memiliki

    angka kejadian yang seimbang. Onset penyakit biasanya dimulai awal umur belasan

    tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan terjasi pada tiap tahap kehidupan.

    Menurut survey yang dilakukan di Amerika sejak tahun 1994, fobia sosial adalah

    gangguan jiwa nomer 3 terbesar di Amerika Serikat. Prevalensi fobia sosial terlihat

    meningkat pada ras kulit putih, orang yang menikah, dan individu dengan taraf

    pendidikan yang baik. Fobia sosial umumnya bermanifestasi pada orang dewasa tapi

    biasa terdapat pada anak-anak atau remaja.2,4

    2.2. Etiologi

    Sampai sekarang belum ditemukan penyebab yang pasti. Walaupun demikian,

    penelitian mengenai etiologi banyak dilakukan saat ini. Ada beberapa teori yang

    mencoba mengungkapkannya, antara lain:

    2.2.1. Teori psikoanalisa

    Menurut Freud, fobia sosial atau hysteria-ansietes merupakan manifestasi dari konflik

    Oedipal yang tidak terselesaikan. Selain adanya dorongan seksual yang kuat untuk

    melakukan incest, terdapat pula rasa takut terhadap kastrasi. Hal ini menyebabkan

    terjadinya konflik dan ansietas. Akibatnya, ego berusaha menggunakan

    mekanisme-pertahanan represi yaitu membuang jauh dari kesadaran. Tatkala represi

    tidak lagi berhasil, ego berusaha mencari mekanisme pertahanan tarnbahan. Mekanisme

    pertahanan tambahan adalah displacement. Konflik seksual ditransfer dari orang yang

    mencetuskan konfilk kepada sesuatu yang sepertinya tidak penting atau objek yang tidak

    relevan atau situasi yang sakarang mempunyai kekuatan untuk membangkitkan ansietas.

    Situasi atau obyek yang dipilih atau disimbolkan biasanya berhubungan langsung

  • dengan sumber konflik. Dengan Menghindari objek tersebut pasien dapat lari dari

    penderitaan ansietas yang serius.2

    2.2.2. Teori genetik

    Faktor genetik dapat berperanan dalam fobia sosial. Analisa pedigree/silsilah

    memperlihatkan silsilah pertama dari proband dengan fobia sosial tiga kali beresiko

    mendapat sosial fobia dibanding kontrol. Namun, gen spesifik belum pernah diisolasi.

    Perangai anak yang selalu dilarang telah dihubung-hubungkan dengan perkembangan

    fobia sosial dimasa dewasa.4

    2.2.3. Teori Neurotransmiter

    a) Mekanisme Dopaminergik

    Dari penelitian didapatkan bahwa fobia sosial berhubungan dengan gangguan pada

    system dopaminergik. Kadar homovanilic acid (HVA) pada penderita fobia sosial lebih

    rendah blia dibandingkan dangan penderita panik atau kontrol. Adanya perbaikan gejala

    fobia sosial dengan pemberian monoamine oxidase inhibitor (MAOI) menunjukkan

    bahwa kinerja dopamine terganggu pada fobia sosial.

    b) Mekanisme Serotonergik

    Pemberian fenilfluramin pada panderita fobia sosial menyebabkan peningkatan

    kortisol sehingga diperkirakan adanya disregulasi serotonin. Walaupun demikian, pada

    pemberian methchlorphenylpiperazine (MCPP), suatu serotonin agonis, tidak ditemukan

    adanya perbedaan respons prolaktin antara pendarita fobia sosial dengan kontrol normal.

    Begitu pula, pengukuran ikatan platelet (3H)-paroxetine, suatu petanda untuk

    mangetahui aktivitas serotonin; tidak terlihat adanya perbedaan antara fobia sosial

    dengan gangguan panik atau kontrol normal.

    c) Mekanisme Noradrenergik

    Penderita fobia sosial sangat sensitif terhadap perubahan kadar epinefrin sehingga

    dengan cepat terjadi peningkatan denyut jantung, berkeringat dan tremor. Pada orang

    normal, gejala fisik yang timbul akibat peningkatan epinefrin mereda atau menghilang

  • dengan cepat. Sebaliknya pada penderita fobia sosial tidak terdapat penurunan gejala.

    Bangkitan gejala fisik yang meningkat semakin mengganggu penampilan di depan

    umum. Pengalaman ini juga membangkitkan kecamasan pada penampilan berikutnya

    sehingga mengakibatkan orang tidak berani tampil dan menghindari panampilan

    selanjutnya.2,3

    d) Pencitraan Otak

    Dengan magnetic resonance imaging (MRI) terlihat adanya penurunan volume

    ganglia basalis pada penderita fobia sosial. Ukuran putamen berkurang pads fobia sosial.

    2.3. Gambaran Klinik Kriteria Diagnosis

    2.3.1. Menurut DSM-IV

    a) Kriteria A

    Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau tampil

    didepan orang yang belum dikenal atau situasi yang memungkinkan ia dinilai oleh orang

    lain atau menjadi pusat perhatian. Ada perasaan takut bahwa ia akan berperilaku

    memalukan atau menampakkan gejala cemas atau bersikap yang dapat merendahkan

    dirinya.

    b) Kriteria B

    Apabila pasien terpapar dengan situasi sosial, hampir selalu timbul kecemasan atau

    bahkan mungkin serangan panik.

    c) Kriteria C

    Pasien menyadari bahwa ketakutannya sangat berlebihan dan tidak masuk akal.

    Ketakutan tersebut tidak merupakan waham atau paranoid.

    d) Kriteria D

    Pasien menghindar dari situasi sosial atau menghindar untuk tampil di depan umum

    atau pasien tetap bertahan pada situasi sosial tersebut tetapi dengan perassan sangat

    cemas atau sangat menderita.

    e) Kriteria E

    Penghindaran dan kecemasan atau penderitaan akibat ketakutan terhadap situasi

    sosial atau tampil di depan umum tersebut mempengaruhi kehidupan pasien secara

  • bermakna atau mempengaruhi fungsi pekerjaan, aktivitas dan hubungan sosial atau

    secara subjektif pasien merasa sangat menderita.

    f) Kriteria F

    Untuk yang berusia di bawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.

    g) Kriteria G

    Ketakutan atau sikap menghindar tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologik zat

    atau kondisi medik umum atau gangguan mental lain (gangguan panik dengan atau tanpa

    agoraphobia, gangaguan dismorfik, gangguan perkembangan prevasif, atau dengan

    gangguan kepribadian skizoid).

    h) Kriteria H

    Bila terdapat kondisi medik umum atau gangguan mental lain, ketakutan pada

    kriteria A tidak berhubungan dengannya (gagap, Parkinson, atau gangguan perilaku

    makan seperti bulimia atau anoreksia nervosa) Kriteria A merupakan kunci gejala fobia

    sosial. Hal yang penting pada kriteria ini yaitu adanya situasi yang dapat

    membangkitkan fobia yaitu situasi yang dinilai atau diamati oleh orang lain dan juga

    ketakutan akan memperlihatkan kecemasan atau bertingkah dengan cara yang

    memalukan.2,3,5

    Sedangkan berdasarkan PPDGJ - III diagnosis fobia sosial ditegakkan bardasarkan yaitu

    Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:

    a. Gejala psikologis, perilaku atau otonomilk yang timbul harus merupakan

    manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain

    seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;

    b. Anxietasnya harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside

    the family circle); dan

    c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupaken gejala yang menonjol

    Bila terlalu sulit untuk membedakan antara fobia sosial dengan agorafobaa, hendaknya

    diutamakan diagnosa agorafobia.

  • 2.4. Perjalanan Penyakit Dan Prognosis

    Fobia sosial biasanya mulai pada usia dini sehingga dapat menyebabkan

    gangguan disemua bidang akademik seperti rendahnya kemampuan sekolah, menghindar

    dari sekolah, dan sering putus sekolah. Pemilihan karirya sangat terbatea dan ia sering

    berhenti dari pekerjaan. Fobia sosial cenderung menjadi kronik. Bila tidak diobati depat

    menjadi komorbiditas dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan alkohol

    atau obat. Pada penderita agorafobia dan fobia sosial, pemakaian alkohol sering

    merupakan ussha untuk mengobati diri sendiri.

    2.5. Penatalaksanaan

    Suatu kombinasi pharmacotherapy dan psikoterapi pada umumnya diberikan untuk para

    orang dengan fobia sosial.

    2.5.1. Farmakoterapi

    Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIS): SSRIS dengan cepat menjadi

    first-line pengobatan yang baku untuk fobia sosial. Paroxetine menerima

    pengakuan badan Makanan Dan Administrasi Obat/Racun (FDA) untuk indikasi

    ini pada tahun 1999 dan SSRI yang pertama memperolehnya. Penelitian

    menyatakan bahwa SSRIS juga mungkin efektif.

    Benzodiazepines: Benzodiazepines mungkin efektif untuk fobi sosial, tetapi

    memiliki profil keselamatan lebih sedikit. Alprazolam Dan Clonazepam telah

    digunakan dengan sukses.

    Buspirone: Beberapa studi menyarankan kemanjuran pada penderita fobi sosial.

    Propranolol: Beta-Blockers telah digunakan untuk blok autonomic terhadap

    tanggapan dengan fobi sosial. Pencegahan gejala seperti gemetaran peningkatan

    detak jantung mendorong kearah sukses didalam menghadapi situasi sosial.

  • Monoamine oxidase inhibitors( MAOIS): Phenelzine telah dipertunjukkan untuk

    bisa efektif didalam studi. Pembatasan yang berkenaan diet makan mengurangi

    ketenaran mereka. Moclobemide, suatu MAOI lebih baru, pasti mempunyai

    kemanjuran dengan fobi sosial.

    2.5.2. Psikoterapi

    a) Tingkah laku

    Psikoterapi tingkah laku, seperti desensitisasi berangsur-angsur, mungkin bermanfaat

    terhadap fobi sosial. Teknik ini melibatkan secara berangsur-angsur pasien untuk berada

    situasi pada situasi yang secara normal menyebabkan kecemasan. Dengan penguasaan

    situasi tanpa kecemasan , pasien secepatnya mampu mentolelir situasi yang yang

    sebelumnya membuat cemas.

    b) Kognitif

    Terapi berorientasi pada pengertian yang mendalam sudah membuktikan bermanfaat

    fobi sosial. Individu dengan fobi sosial sering mempunyai penyimpangan kognitif

    penting berhubungan dengan orang lain.2,3,4

  • BAB 3

    KESIMPULAN

    1. Fobia sosial merupakan ketakutan atau kecemasan pada situasi sosial yang

    timbul bila saeseorang menjadi pusat perhatian

    2. Penderita fobia sosial biasanya tidak menganggap masalahnya perlu untuk

    diobati

    3. Bila tidak diobati dapat menimbulkan keterbatasan dalam berbagai segi

    kehidupan

    4. Terapi fobia sosial melingkupi farmakoterapi dan psikoterapi

  • Daftar Pustaka

    1. Kaplan I.H., Social Phobia, in sinopsys of psikiatry, fifth ed., Williams and

    Wilkins, london , 322-4

    2. Social Phobia, available at : http://www.emedicine.com/ped/topic2660.htm

    3. Social Phobia, available at : http://www.nmha.org/pbedu/anxiety/social.cfm

    4. Causes of Phobias and causes of panic attacks, available at :

    http://www.saviodsilva.net/ph/3.htm

    5. DSM-IV & DSM-IV-TR, social phobia, available at :

    http://www.ship.edu/~cgboeree/freud.html