131610101035 nurin fajar z praktikum urinalisis
DESCRIPTION
patologi klinikTRANSCRIPT
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Nama : Nurin Fajar Zhafarina
NIM : 131610101035
PRAKTIKUM URINALIS
Nama subjek : Tadjul Arifin
Umur Subjek : 19 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hasil pemeriksaan
o Pemeriksaan Fisis
Pada pengamatan warna dan bau, menunjukkan bahwa sampel urin
pada orang coba berwarna kuning jernih, dimana ketika dikocok akan sedikit
berbuih dan akan hilang lagi setelah didiamkan. Hal itu terjadi karena buih
tersebut dikarenakan adanya protein. Kekeruhan urin pada orang normal
adalah jernih, demikian pada hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan
bahwa sampel urin adalah jernih. Kekeruhan yang mungkin dapat terjadi
diakrenakan adanya fosfat amorf, urat amorf, nanah, darah dan bakteri. Dari
hasil pemeriksaan bau yang telah dilakukan, urin sedikit berbau amoniak.
Pada urin normal baunya tidak keras karena asam pada urin mudah menguap.
Pemeriksaan derajat keasaman atau pH dalam urin ini menggunakan kertas
nitrazin. Kertas dimasukkan ke dalam urin, setelah itu biarkan hingga
mongering dan cocokkan dengan warna standard. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pH dalam sampel urin orang coba yaitu 6, dimana
rentangan pH pada urin normal berkisar anatara 4,8-7,5 dengan rata-rata 6.
Tinggi rendahnya urin dapat dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi.
Pemeriksaan berat jenis menggunakan urinometer dan tabung gelas urometer.
Dari pembacaan berat jenis didapatkan hasil 1,013 - 0,003 = 1,010 dimana
hasil tersebut adalah tidak normal karena standart normal berat jenis pada urin
yaitu berkisar 1,015-1,020.
o Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan protein ini dilakukan dengan cara urin dipusingkan dengan
menggunakan centrifuge. Dari hasil yang telah diamati menunjukkan bahwa
urin tetap berwarna jernih sehingga dapat diketahui bahwa sampel urin orang
coba tidak mengandung protein. Pemeriksaan karbohidrat ini bertujuan untuk
mengetahui apakah urin mengandung glukosa atau tidak dimana pemeriksaan
ini penting untuk tes penyaring diabetes mellitus. Berdasarkan pengamatan
didapatkan hasil berwarna hijau keruh atau (+) yang berarti adanya kandungan
glukosa dalam jumlah yang sedikit. Pemeriksaan bilirubin menggunakan cara
Horrison. Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu bilirubin dapat mereduksi
teriklorida menjadi senyawa yang berwarna hijau. Reagen yang digunakan
dalam pemeriksaan ini adalah faucet dan BaCl2. Hasil pemeriksaan ini yaitu
negative (-) yang berarti tidak didapatkan perubahan warna pada urin.
Kesulitan
1. Harus bisa mengontrol untuk mendapatkan urin porsi tengah.
2. Ketika orang coba tidak ingin buang air kecil, maka harus dirangsang dengan
minum yang banyak.
Pembahasan
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberpa spesies
yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring didalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya.
Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya mengetahui hal ini
untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses
penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan
didalam urin.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea). Garam terarut, dan materi organic. Cairan dan materi pembentukan urin berasal
dari darah atau cairan intertesial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorbsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam racun
yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk kompos. Diabetes adalah salah suatu penyakit yang dapat
dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang
tidak akan ditemukan dalam urin orang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganganggap urin sebagai zat “kotor”.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika
urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa
dikatakan bahwa urin itu merupakan zat steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Banyaknya urin yang
dikeluarkan dari tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Factor yang
mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya
airyang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urin
meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urin sedikit. Warna urin setiap
orang berbeda-beda . Dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan , jenis kegiatan
atau dapat pula oleh penyakit. Warna urin normal biasanya bening sampai kuning
pucat.
Praktikum urinalis ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan cara
urinalis dan mengintrepetasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Urinalis adalah tes
yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk membantu mendiagnosa. Pemeriksaan
kimia yang kami lakukan pada urin meliputi pemeriksaan kandungan protein,
kandungan karbohidrat, dan bilirubin. Pada pemeriksaan protein, teknik yang
dilakukan adalah urin dipusingkan selama 2 menit, kemudian urin yang telah
dipusingkan dengan centrifuge kemudian dipanaskan sampai mendidih. Apabila
timbul endapan mungkin disebabkan oleh fosfat. Setelah itu tambahkan 2 – 3 tetes
asam cuka 6%, lalu panaskan kembali sampai mendidih kemudian dibaca hasilnya.
Untuk pemeriksaan kandungan karbohidrat, teknik pemeriksaannya adalah dengan
cara fehling yaitu dengan mencampurkan 2 ml fehling A dan 2 ml fehling B dalam
satu tabing reaksi. Kemudian tambahkan 1 ml urin yang akan diperiksa. Kemudian
dipanaskan dengan api kecil hingga mendidih lalu dibiarkan dingin dan dibaca
hasilnya. Sementara itu untuk pemeriksaan bilirubin kami menggunakan cara
horrison. Teknik pemeriksaannya yaitu mengambil 3 ml urin kemudian dicampur
dengan BaCl2 sama banyak. Endapan disaring dan filtrate ditampung dalam tabung
reaksi lain. Ambil kertas saring dan endapannya ditetesi 1 – 2 tetes fouchet.
Kemudian dibaca hasilnya.
Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah saat praktikum menunjukkan
bahwa sampel urin pada orang coba berwarna kuning jernih, dimana ketika dikocok
akan sedikit berbuih dan akan hilang lagi setelah didiamkan. Hal itu terjadi karena
buih tersebut dikarenakan adanya protein. Untuk kekeruhan urin pada orang normal
adalah jernih, demikian pada hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa
sampel urin adalah jernih. Kekeruhan yang mungkin dapat terjadi diakrenakan adanya
fosfat amorf, urat amorf, nanah, darah dan bakteri. Dari hasil pemeriksaan bau yang
telah dilakukan, urin sedikit berbau amoniak. Pada urin normal baunya tidak keras
karena asam pada urin mudah menguap. Pemeriksaan derajat keasaman atau pH
dalam urin ini menggunakan kertas nitrazin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pH dalam sampel urin orang coba yaitu 6, dimana rentangan pH pada urin normal
berkisar anatara 4,8-7,5 dengan rata-rata 6. Tinggi rendahnya urin dapat dipengaruhi
oleh makanan yang kita konsumsi. Pada pemeriksaan masa jenis alat yang digunakan
pada pemeriksaan berat jenis adalah urinometer dan tabung gelas urometer. Langkah
awal yang dilakukan pad apemeriksaan ini yaitu melakukan peneraan pada
urinometer dengan aquades. Hasil yang didapatkan dari peneraan tersebut adalah
lebih dari 0,003, sehingga untuk hasilnya pada akhir nanti harus dikurangi sesuai
dengan kelebihan pada peneraan. Setelah itu, tabung diisi dengan urin ¾ penuh dan
diletakkan pada tempat yang datar. Selanjutnya urinometer dimasukkan sambil
diputar pada sumbunya serta urinometer jangan menyentuh dinding serta dasar gelas.
Dari pembacaan berat jenis didapatkan hasil 1,013 - 0,003 = 1,010 dimana hasil
tersebut adalah tidak normal karena standart normal berat jenis pada urin yaitu
berkisar 1,015-1,020.
Hasil pemeriksaan kimia, pada pemeriksaan protein dilakukan dengan cara
urin dipusingkan dengan menggunakan centrifuge, dari hasil yang telah diamati
menunjukkan bahwa urin tetap berwarna jernih sehingga dapat diketahui bahwa
sampel urin orang coba tidak mengandung protein. Pemeriksaan Karbohidrat ini
bertujuan untuk mengetahui apakah urin mengandung glukosa atau tidak dimana
pemeriksaan ini penting untuk tes penyaring diabetes mellitus. Pada orang normal
glukosa yang terkandung dalam urin adalah dengan jumlah yang sedikit yaitu 25
mg/dL. Prinsip kerja dalam pemriksaan ini yaitu glukosa dapat mereduksi cupri
menjadi cupro yang akan menghasilkan warna merah bata. Ada dua cara pemeriksaan
glukosa yaitu tes reduksi dan tes enzimatik. Tes reduksi terdiri dari fehling, benedict
dan clinites tablet, sedangkan tes enzimatis terdiri dari tes glucose oxidase dan
hexokinase. Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil berwarna hijau keruh atau (+)
yang berarti adanya kandungan glukosa dalam jumlah yang sedikit. Pemeriksaan
bilirubin menggunakan cara Horrison. Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu bilirubin
dapat mereduksi teriklorida menjadi senyawa yang berwarna hijau. Reagen yang
digunakan dalam pemeriksaan ini adalah faucet dan BaCl2. Hasil pemeriksaan ini
yaitu negative (-) yang berarti tidak didapatkan perubahan warna pada urin.
Lampiran
Uji coba karbohidrat Uji coba protein Pemeriksaan Reagent strip
Uji coba pH