13-peraturan dan peralatan keselamatan lab(1)

23
13. PERATURAN DAN PERALATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM I. PENDAHULUAN Bicara mengenai keselamatan laboratorium tidak berarti hanya memikirkan keselamatan laboratoriumnya saja, tetapi juga keselamatan orang yang bekerja di dalamnya maupun orang-orang yang berada diluar gedung laboratorium, alat- alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium tersebut. Alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium beragam, mulai dari yang harganya murah hingga sangat mahal, dari yang tidak berbahaya sampai dengan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu untuk menjaga keselamatan laboratorium, maka harus ada peraturan yang menjamin keselamatan laboratorium tersebut. Adapun tujuan dibuatnya peraturan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang-orang yang bekerja di laboratorium itu sendiri. 2) Untuk mencegah orang lain (diluar orang-orang yang bekerja di laboratorium) mendapat resiko terganggu kesehatan dan keselamatannya akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemakai laboratorium. 3) Untuk mengontrol penyimpanan, penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti bahan peledak, bahan yang mudah terbakar atau bahan-bahan berbahaya lainnya, dan Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 13-1

Upload: rahmadannor-pangeran-tunggal

Post on 29-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

RUANG DARI LABORATORIUN

13. PERATURAN DAN PERALATAN KESELAMATAN

DI LABORATORIUMI. PENDAHULUAN

Bicara mengenai keselamatan laboratorium tidak berarti hanya memikirkan keselamatan laboratoriumnya saja, tetapi juga keselamatan orang yang bekerja di dalamnya maupun orang-orang yang berada diluar gedung laboratorium, alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium tersebut.

Alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium beragam, mulai dari yang harganya murah hingga sangat mahal, dari yang tidak berbahaya sampai dengan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu untuk menjaga keselamatan laboratorium, maka harus ada peraturan yang menjamin keselamatan laboratorium tersebut.

Adapun tujuan dibuatnya peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang-orang yang bekerja di laboratorium itu sendiri.

2) Untuk mencegah orang lain (diluar orang-orang yang bekerja di laboratorium) mendapat resiko terganggu kesehatan dan keselamatannya akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemakai laboratorium.

3) Untuk mengontrol penyimpanan, penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti bahan peledak, bahan yang mudah terbakar atau bahan-bahan berbahaya lainnya, dan mencegah orang-orang terhadap pemilikan, serta penggunaan bahan-bahan tersebut secara tidak syah.

4) Untuk mengontrol pelepasan bahan-bahan/zat-zat yang berbahaya (gas) atau zat-zat berbau ke udara.

5) Mengontrol keluar-masuknya alat dan bahan dari dan kedalam laboratorium.II. ACUAN PEMBUATAN PERATURAN KESELAMATAN LABORATORIUM

Peraturan keselamatan laboratorium dibuat dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting yaitu :

2.1. Prinsip-Prinsip Dasar

a. Tanggung Jawab

Harus ada orang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang ada di laboratorium. Untuk itu struktur organisasi dengan gambaran tugas (job description) masing-masing personel harus jelas.

Kepala Laboratorium harus :

bertanggung jawab atas semua kegiatan, peralatan, dan bahan-bahan yang ada di laboratorium,

mengetahui semua alat dan bahan yang ada di laboratoriumnya,.

memahami pengoperasian alat-alat dan memahami prosedur yang ada,

mengerti dan mengetahui semua kegiatan yang ada di laboratoriumnya.

b. Ketertiban

Yang tidak berkepentingan dilarang masuk kedalam laboratorium

Dilarang makan, minum, merokok, dan meludah di laboratorium Dilarang berlari atau kejar-kejaran di laboratorium

Dilarang memakai barang atau peralatan lab (oven, kulkas, dll) untuk menyimpan makanan Kembalikan alat dan bahan setelah melakukan percobaanc. Kerapian

Menjaga kerapian termasuk salah satu hal penting dalam menjaga keselamatan laboratorium dan kenyamanan orang yang bekerja di laboratorium tersebut. Kerapian di laboratorium antara lain menyangkut:

Semua koridor, jalan keluar, tempat alat pemadam api, dan pintu darurat harus bebas dari hambatan.

Lantai harus bersih, bebas dari bahan yang dapat menyebabkan lantai licin. Bahan dan alat harus ditata dengan baik.

Jauhkan semua benda yang tidak diperlukan ( seperti tas) dari meja yang dipergunakan

d. Kebersihan

Dalam hal yang menyangkut kebersihan pekerja, alat dan ruangan.

e. Perhatian Terhadap Tugas

Semua orang yang berada di laboratorium harus berada pada pekerjaannya masing-masing, tidak terlalu banyak bicara, tidak boleh membuat permainan yang kasar dan ribut, tidak boleh mengganggu dan mengalihkan perhatian pekerja laboratorium lainnya, dan tidak boleh membuat lelucon dengan bahan kimia.f. Pertolongan pertama

Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya harus segera ditangani, P3K harus tersedia.

g. Pakaian

Pakaian harus pas di badan tidak longgar/ kedodoran dan kesempitan

Tidak boleh memakai kalung teruntai, anting besar yang terjurai, rambut tergerai panjang yang mungkin terjerap oleh mesin yang bergerak.

Tidak boleh memakai sandal dan sepatu yang licin dan berhak tinggi.

Gunakan peralatan keselamatan kerja yang sesuai (sarung tangan, safety glass, respirator, dll).

h. Pintu

Laboratorium harus memiliki pintu darurat.

Pintu harus dilengkapi dengan kaca pengintip

2.2. Penanganan Alat-alat

a. Alat kaca

Kenali sifat dan cara kerjanya (misal jangan memanaskan wadah kaca yang mudah pecah pada api yang terbuka. b. Tabung-tabung Gas dan Aliran Gas

Harus mengetahui sifat-sifat gas dalam tabung

Harus mengenal tanda warna tabung gas

Tabung gas harus memiliki regulator

Tempat penyimpanan harus berada diluar gedung laburatorium

Harus memakai safety lute yaitu sejenis alat pengaman jika terjadi tekanan yang kuat.

Aliran gas untuk alat-alat pembakar jika tidak digunakan harus dimatikan pada kran utama yang ada di meja kerja (bench) Periksa secara berkala kran dan alat-alat gas (jangan ada kebocoran)

Beri label yang jelas pada tabung gas dengan warna yang spesifik.

c. Alat Mekanik

Harus mengetahui sifat-sifat alat mekanik yang ada di laboratorium (misalnya alat berputar dan bergetar) Jika bekerja dengan menggunakan alat yang menghasilkan suara bising dan asap seperti knalpot dan generator set, harus mengenakan masker dan pelindung telinga.

d. Alat SinarHarus mengetahui jenis dan sifat-sifat alat sinar sebelum menggunakannya (seperti sinar gamma, sinar-X, sinar beta)

e. Alat Listrik

Harus mengerti cara kerja alat yang digunakan dengan membaca manual sebelum dipakai. Setiap alat yang menggunakan listrik harus diberi kabel pembumian yang terhubung pada system pembumian

Jangan menggunakan peralatan dengan beban lebih (overload) atau menghubungkan alat dengan catu daya (power supply) yang tegangannya tidak sesuai (terlalu kecil atau terlalu besar).

Gunakan kabel yang sesuai jenis dan ukurannya. Periksa kabel secara berkala apakah ada isolasi yang terkelupas.

Jika bekerja dengan alat-alat yang menggunakan listrik harus menggunakan sepatu dan sarung tangan karet.

Periksa semua peralatan listrik secara berkala: regulator tegangan (switch pengatur tegangan), kotak sekring, kabel, dll.

2.3. Penanganan Bahan-bahan

a. Bahan-bahan dalam botol atau wadah

Setiap wadah harus diberi label yang menunjukkan isi dan sifat-sifat bahan yang ada didalamnya. Tidak boleh menggunakan bahan dalam wadah yang tidak berlabel ( tidak dikenal)

b. Mencampur zat-zat kimia

Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi bahan yang akan digunakan

c. Membuang sampah

Sebelum membuang bahan-bahan yang berbahaya (sampah kimia, sampah mikrooragisme pathogen) harus mengetahui resiko yang mungkin terjadi, karena itu cara membuangnya harus benar ( baca MSDS).

d. Tumpahan

Gunakan baki untuk mencegah tumpahan

2.4. Keselamatan dan Alat Keselamatan Kerja

Kenali semua jenis peralatan keselamatan kerja sebelum melakukan eksperimen

Harus mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan semua alat emergency laboratorium seperti : kran pencuci mata, pemadam api, respirator , sower dan sebagainya.

Setiap laboratorium harus memiliki peralatan keselamatan kerja sesuai kebutuhan

Setiap laboran harus mengetahui cara mendapatkan dan melakukan pertolongan darurat.

Latihan keselamatan kerja harus dipraktekan dan harus dilakukan secara teratur (berkala) untuk semua perkerja laboratorium

Bila terjadi situasi yang berbahaya segera beri peringatan pada pekerja lainnya dengan cara menghidupkan tanda bahaya (sirine, lampu tanda , dan memasang palang tanda bahaya, pengumuman, dll)

Secara rutin adakan monitor terhadap udara dalam laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi (dapat dilakukan dengan memakai gas analiser).

III. PERATURAN UMUM KESELAMATAN LABORATORIUM

1) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam laboratorium.

2) Gunakan baju laboratorium/ jas lab

3) Dilarang makan, minum, merokok, dan meludah di laboratorium.

4) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannva.

5) Kenali semua jenis-jenis peralatan keselamatan kerja yang diperlukan sebelum melakukan eksperimen.6) Dilarang berlari atau kejar-kejaran di lab oratorium7) Harus mengetahui tempat dan cara menggunakan alat emergency.

8) Harus mengetahui tempat dan cara menggunakan semua alat-alat emergency laboratorium seperti : kran pencuci mata, pemadam kebakaran, respirator (jika kekurangan oksigen) shower dan sebagainya.

9) Tulis label yang lengkap pada setiap wadah (isi dan sifat) *10) Dilarang mengisap bahan kimia dengan mulut, gunakan bola karet pipet*11) Jangan mencium bahan kimia secara langsung*12) Dilarang memakai barang atau peralatan lab (oven, kulkas, dll) untuk menyimpan makanan*13) Dilarang memakai sandal dan sepatu yang licin dan berhak tinggi.

14) Gunakan sarung tangan pelindung yang sesuai15) Jaga kebersihan laboratorium, buang sampah di tempat yang sesuai.

16) Jauhkan semua benda yang tidak diperlukan ( seperti tas) dari meja yang dipergunakan* disesuaikanIV. PERATURAN KHUSUS KESELAMATAN LABORATORIUM

Peraturan khusus diberlakukan pada beberapa peralatan dan bahan/material yang memiliki sifat dan spesifikasi sangat khusus, misalnya sangat beracun, sangat mudah terbakar/meledak, dan sebagainya. Peralatan khusus biasanya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:

a. Peralatan, mulai dari pemakaian, perawatan dan pemeliharaan, sampai dengan penyimpanannya.

b. Material, mulai dari sifatnya, penggunaan, penempatan sampai dengan pembuangannya.

V. SISTEM KESELAMATAN KERJA (A SAFE SYSTEM OF WORK)

Ada 5 (lima) langkah untuk mencapai sistem keselamatan kerja yang baik.

1) Nilai tugas yang ada (assess the task).

Dalam penilaian terhadap tugas (job description) yang diberikan harus jelas, apa yang akan dilakukan, alat-alat laboratorium apa yang akan dipakai, bahan-bahan kimia apa yang akan digunakan dan alat pendukung lainnya yang diperlukan. Semua perangkat-perangkat tersebut harus berada dalam keadaan running (ready for use).2) Identifikasi kecelakaan/bahaya yang ada (identify the hazards).

Untuk mengidentifikasi bahaya/kecelakaan yang mungkin timbul, diperlukan adanya disiplin yang tinggi bekerja di laboratorium. Kecelakaan sekecil apapun berakibat fatal jika awalnya tidak diketahui sama sekali. Karenanya selama mengoperasionalkan alat-alat laboratorium, perlu dilakukan pengecekan yang teliti, agar resiko dari bahaya kecelakaan yang ada dapat diatasi atau dihindarkan.

3) Tentukan metode keselamatan kerja yang digunakan (define safe methods).

Untuk menetapkan metode keselamatan kerja kita harus mengetahui Jenis-jenis peralatan keselamatan kerja

Cara menggunakan alat-alat emergency

Cara melakukan pertolongan darurat Hubungi doktor sesegera mungkin (call a physician at once)

4) Implementasikan sistem keselamatan kerja tersebut (implement the system)

5) Lakukan pengamatan/monitor terhadap sistem keselamatan kerja tersebut (monitor the system).Kelima langkah di atas adalah upaya untuk mendapatkan cara-cara bekerja yang aman di laboratorium, sekaligus langkah-langkah tersebut memberikan output yang positip terhadap sistem keselamatan kerja (a safe system of work).

VI. KESIMPULAN

Peraturan keselamatan kerja perlu disosialisasikan dan diterapkan di laboratorium, apapun fungsi dan aktifitas di laboratorium tersebut, dalam rangka menjaga kesehatan dan keselamatan semua orang yang bekerja di laboratorium, keselamatan alat dan bahan yang ada di laboratorium, dan mencegah orang-orang di luar laboratorium dari kemungkinan terganggu keselamatan dan kesehatannya akibat kegiatan-kegiatan di laboratorium.

VII. BAHAN LATIHAN DAN DISKUSI1. Adakah buku/lembaran tentang peraturan keselamatan kerja di laboratorium anda? Jika tidak ada mengapa sampai saat ini tidak ada?

2. Berdasar fungsi dan operasional harian laboratorium anda seberapa jauh peraturan keselamatan kerja ini diperlukan?

3. Bagaimana pengelola di laboratorium anda menjaga dan mengupayakan keselamatan kerja?

4. Menurut anda seberapa penting peraturan keselamatan kerja bagi suatu laboratorium?

DAFTAR PUSTAKAControl of Substanceous Hazardous To Health (COSHTH), 1994. SEEDS (Sunderland University Wearside College).

Mariati, A. Halim Sulaiman, Terip Karo-Karo, 1995. Peraturan Keselamatan Laboratorium. Lokakarya Pelatihan Pemakaian Alat-Alat Laboratorium. Kerjasama WUTC Padang dengan Fakultas Pertanian USU.Mariati, 1997. Peraturan Keselamatan Laboratorium. Penataran Tenaga Laboran. Fakultas Pertanian USU._______2000 Peraturan Keselamatan Laboratorium. Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratorium Managemen). Fakultas Kedokteran USU.Parkin, J.T., 1995. Western Universities Training Center Padang. Lokakarya Training Programme. June 1995-March 1996. General Information. Universitas Andalas, Sumatera Barat. Indonesia. Stricoff, R.S. and D.B. Walters, 1995. Laboratory Health and Safety Handbook. Wlley Interscience.University of Sunderland, 1994. Health and Safety Manual. U. Kingdom.

____________, 1993. Policy on Safety, Health and Environment. U. Kingdom.

II. PERALATAN KESELAMATAN KERJA Dl LABORATORIUM

Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi pekerja di dalamnya. Oleh karena itu setiap pekerja haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.

Yang dimaksud pekerja laboratorium adalah orang yang melakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui karakteristik fisika dan kimia, atau komposisi beragam material, bahkan menguji peralatan laboratorium.

Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam laboratorium masing-masing. Misalnya kebutuhan laboratorium kimia yang menyimpan berbagai macam zat kimia, dengan kebutuhan laboratorium biologi yang tidak begitu banyak menggunakan zat kimia, tentu saja berbeda penanganannya.

Macam-macam Peralatan Kerja

01. Jas Lab

Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus menggunakan alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.

Catatan :

Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu "disposable protective garment" = pakaian pelindung yang dapat dibuang sesudah dipakai (Gbr. 1).

Gambar 1. Pakaian pelindung.

02. Sarung tangan

Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.

Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" (Gbr.2) yang dibuat dari bahan sintetis.

Catatan :

Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu sarung tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

Gambar 2. Insulated gloves03. Pelindung Mata dan Muka

a. Safety glases with side shield = kacamata dengan pelindung samping (Gbr. 3). Dianjurkan memakai kacamata yang dilengkapi dengan pelindung samping. Kacamata resep biasa tidak cukup melindungi mata.

b. Face shield = pelindung muka (Gbr.4)

Jika ada percikan-percikan yang berbahaya yang ditimbulkan selama bekerja, dianjurkan untuk memakai pelindung muka.

Catatan:

* Untuk yang bekerja dengan cahaya ultraviolet, sinar laser, api pengelas ada kacamata khusus yang harus dipakai.

* Jangan memakai kontak lensa di lingkungan kerja laboratorium, karena asap/uap dapat menumpuk/mengumpul di bawah lensa dan menyebabkan kerusakan mata.

Gambar 3 Safety glases Gambar 4 Face shield04. Kran pencuci mata = Eyewash fountain (Gbr.5)

Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butiran-butiran yang terbang harus dicuci segera dengan pencuci mata.

05. Safety shower (Gbr.6)

Jika tubuh terkena zat-zat yang berbahaya yang mungkin perlu segera disiram dengan air.

Gambar 5. Kran pencuci mata

Gambar 6. Shower06. Alat pernapasan = Respirator/Masker (Gbr. 7)

Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.

Gambar 7 Respirator dan masker

07. Pemadam Kebakaran = Fire Extinguishers (Gbr.8)

Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dll

Gambar 8. Berbagai jenis pemadam kebakaran Gambar 9 Pemadam jenis air

Gambar 10 Pemadam jenis MIX

08. Selimut api = Fire Blankets (Gbr. 11)

Digunakan pada saat terjadi kebakaran.

09. Tangga = Safety Ladders (Gbr. 12)

Digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia yang terdapat di tempat yang tinggi untuk menghindari bahaya akibat jatuhnya atau tumpahnya bahan-bahan bahan-bahan yang berbahaya. Tangga ini harus kuat dan tidak bergerak waktu digunakan.

Gambar 11 Selimut Api

Gambar 12 Tangga10. Karet pengisap = Pipet bulp (Gbr. 13)

Alat ini dipakai untuk mengisap zat-zat kimia. Jangan pernah memipet zat kimia dengan mulut (lihat Gbr. 14). Pada Gambar 15 ditampilkan cara memipet larutan yang betul.

Gambar 13. Pipet bulb Gambar 14. Simbol larangan memipet dengan mulut

Gambar 15 Cara memipet yang benarTanda peringatan keselamatan dan bahaya

Tanda peringatan itu sangat penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan, contoh tanda peringatan diperlihatkan pada Gambar 16. Beberapa tanda peringan ditunjukkan dalam Gambar 17.

Gambar 16 Simbol-simbol Bahaya

Gambar 17. Contoh label peringatan untuk bahan yang berbahaya

11. Tanda bahaya (referensi dari ILO).

Accidental Hazard

Jatuh dari tangga atau permukaan yang lebih tinggi. Tertimpa sesuatu objek pada kepala, kaki atau bagian badan (dari rak penyimpanan/gudang di bagian atas).

Terpeleset, jatuh karena lantai yang licin, basah, berlubang atau rusak (terutama sewaktu membawa beban atau bahan kimia).

Terjeratnya pakaian, rambut, jari atau tangan dengan pergerakan atau putaran peralatan, seperti centrifuge, mixer, blender, dsb.

Bersentuhnya kulit dengan permukaan, gas atau cairan yang sangat beku (Freeze burns).

Kontak dengan peralatan listrik.

Keracunan akibat kurang hati-hati dalam melakukan reaksi kimia yang beracun (padat, cair dan gas).

Luka/cedera karena permukaan benda yang tajam atau terkena sisa bahan kerja yang tajam.

Terbakar atau terkena ledakan ketika bekerja dengan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar/meledak.

Terkena ledakan akibat dari peralatan yang bertekanan tinggi (seperti, peralatan vacuum).

Luka/terbakar akibat permukaan peralatan, gas dan cairan yang sangat panas.

Terbakar karena cairan yang korosif.

Terkena benda yang terlontar dari centrifuges atau autoclave.

Cedera pada mata akibat kilau cahaya, terlontarnya benda, terkena gas, atau sinar laser.

Physical hazards

Radiasi: bahaya ini dapat terjadi bergantung kepada tipe dan proses peralatan di dalam laboratotium:

Radiasi ion: partikel-partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar x, neutron

Radiasi non-ion: radiasi sinar infra merah, cahaya nampak, sinar ultra violet, laser, radiasi microwave dan frekuensi radio, radiasi medan elektromagnetik

Getaran atau kebisingan suara dari putaran peralatan mekanis atau peralatan ulltrasonik.

Chemical hazards

Penggunaan berbagai jenis bahan kimia yang sifatnya berbahaya, korosif, iritasi, beracun, neurotoxic, asphyxiating, allergenic, carcinogenic, mutagenic, teratogenic, radioactive, dsb.

Biological hazards

Pemakaian berbagai jenis bahan biologi yang dapat menimbulkan bahaya, jika tertelan, terhirup, mengenai kulit atau mata, tersengat, dsb ( seperti virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, ular, dll).

Ergonomic, psychosocial and organizational factors

Lelah pada otot, kebas, keram, disebabkan posisi kerja yang cenderung tetap (seperti, terlalu lama berdiri atau jongkok).

Keseleo, terkilir atau cedera, disebabkan mengangkat beban tidak dengan posisi yang sesuai.

Lelah pada mata, karena terlalu lama bekerja dengan alat-alat optik, mikroskop, teleskop, komputer, atau karena bekerja di ruangan yang gelap atau kurang cahaya.

Cumulative trauma disorders (CTD), trauma kebosanan yang terjadi karena pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, seperti pipet, menghitung satu per satu, dsb.

Mual atau tidak tahan terhadap jenis bau tertentu sewaktu bekerja dengan bahan kimia atau menguji bahan yang berasal dari binatang.

Sulit bekerja pada waktu-waktu tertentu, seperti bekerja di malam hari, hari libur, dsb.

DAFTAR PUSTAKA.

Mariati, 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboran. Fakultas Pertanian USU. ______ , 1998. Peralatan Keselamatan Kerja di Laboratorium. Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratorium Managemen). Fakultas Kedokteran USU.Laboratory Safety Manual, WHO, Geneva, 1983.

Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety Handbook, Wiley-Interscience, 1995.

Mahn, J.W.: Fundamentals of Laboratory Safety - Physical Hazards in the Academic Laboratory, VNR, 1991.

EMBED Unknown

PAGE 13-9Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005

_1175851094.bin