12gunawan logikamatematika modul 012

Upload: mohammad-yanuar

Post on 10-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB B.Gunawan Sudarsono Logika Matematika 1

    1

    PERTEMUAN 12 Pengantar Logika Predikat

    12.1 Latar Belakang logika predikat

    Logika Predikat diperkenalkan oleh Sir William Hamilton (1788 1856)

    dengan doktrinnya yang dinamakan Quantification Theory. Oleh karena itu,

    logika predikat sebenarnya logika proposisional ditambah dengan hal-hal

    yang baru yakni tentang pengkuantoran, kemudian ditambah istilah-istilah

    baru seperti kuantor, universe of discourse, term, predikat, fungsi dan lain-

    lainnya. Dengan demikian, apa saja yang ada pada logika proposisional juga

    digunakan oleh logika predikat dengan penyesuaian tambahan pengertian-

    pengertian tersebut.

    Titik berat logika adalah pada pembuktian validitas suatu argument

    dengan berbagai teknik yang relevan, yaitu menggunakan Tabel kebenaran

    sebagai dasar pembuktian.

    Selain table kebenaran, ada pula strategi pembalikan yang ternyata

    sangat bermanfaat untuk membuktikan validitas dengan menekankan pada

    konsistensi dan ketidakkonsistenan pada pernyataan-pernyataan yang berada

    pada argument tersebut.

    Dengan kata lain, logika proposisional sudah cukup untuk menangani

    pernyataan-pernyataan yang sederhana dan banyak dijumpai dalam peristiwa

    sehari-hari. Akan tetapi, logika proposisional ternyata masih belum mampu

    menangani berbagai argument yang berisi pernyataan-pernyataan yang rumit

    dan kerap dijumpai dalam peristiwa sehari-hari.

    Contoh :

    (1) Semua gajah mempunyai belalai

    (2) Dumbo seekor gajah

    (3) Dengan demikian, Dumbo mempunyai belalai

    Tanpa perlu dibuktikan validitasnya, orang-orang pasti akan mengatakan

    argument tersebut valid karena dengan jelas kesimpulan mengikuti premis-

    premisnya. Akan tetapi, bagaimana cara membuktikannya ? Tentunya

    memakai logika predikat.

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB B.Gunawan Sudarsono Logika Matematika 2

    2

    12.2 Argumen pada Logika Predikat Validitas suatu argument dapat dibuktikan dengan contoh yang mirip seperti

    berikut :

    (1) Semua mahasiswa pasti pandai

    (2) Badu seorang mahasiswa (3) Dengan demikian, Badu pasti pandai

    Secara nalar, kebanyakan orang akan menilai bahwa argument di atas

    mempunyai validitas yang kuat. Akan tetapi, saat validitas tersebut ingin

    dibuktikan dengan logika proposisional, ternyata tidak bisa diselesaikan.

    Untuk itu perlu dilakukan percobaan akan pembuktian validitas tersebut

    semakin meyakinkan.

    Pembuktiannya dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur logika

    proposisional dengan menentukan terlebih dahulu proposisi-proposisinya :

    A = Semua mahasiswa pasti pandai

    B = Badu seorang mahasiswa

    C = Badu pasti pandai

    Selanjutnya akan menjadi seperti berikut :

    A premis 1

    B premis 2

    C kesimpulan Jadi dalam bentuk ekspresi logika akan menjadi ;

    (A ^ B ) C

    Dalam bentuk ekspresi logika ini, tidak ada hukum-hukum logika

    proposisional yang dapat digunakan untuk membuktikan validitas argument

    tersebut karena tidak ada yang mampu menghubungkan antara ketiga

    proposisi yang digunakan di atas. Atau tidak mungkin suatu kesimpulan yang

    berbeda dapat dihasilkan dari premis-premis yang berbeda. Dengan kata lain,

    tidak mungkin suatu kesimpulan berupa C dapat dihasilkan dari premis A

    dan premis B.

    Dalam logika proposisional sudah diketahui bahwa kesimpulan harus diambil

    atau berasal dari premis-premisnya, atau proposisi kesimpulan harus diambil

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB B.Gunawan Sudarsono Logika Matematika 3

    3

    dari proposisi-proposisi pada premis, dan kesimpulan yang bernilai benar

    harus dihasilkan dari premis-premis yang bernilai benar pula.

    Walaupun diketahui bahwa ketiga proposisi tersebut berhubungan erat,

    premis 1 hanya berhubungan dengan mahasiswa, sedangkan premis2 dan

    kesimpulan berhubungan dengan mahasiswa bernama Badu. Tentu saja

    hubungan tetap ada, dan ketiga pernyataan di atas tetap membutuhkan tiga

    huruf untuk menyimbolkannya.

    Jika argument di atas masih ingin dibuktikan dengan logika proposisional,

    mungkin masih dapat dapat diperbaiki pernyataannya untuk bisa dibuat

    proposisinya karena logika proposisional mengizinkan perbaikan kalimat

    suatu pernyataan. Misalnya seperti berikut :

    (1) Jika Badu seorang mahasiswa, maka ia pasti pandai

    (2) Badu seorang mahasiswa

    (3) Dengan demikian, ia pasti pandai

    Maka ekspresi logika yang dibentuk dari proposisi-proposisi yang relevan

    adalah :

    A B premis 1

    A premis 2

    B kesimpulan

    Dalam bentuk ekspresi logika adalah ;

    ((A B ) ^ A ) B

    Dalam logika proposisional, ekspresi logika di atas sudah benar karena

    kesimpulan diambil dari premis-premis.

    Persoalan yang terjadi adalah pernyataan tersebut tidak sepenuhnya mampu

    menangkap ide pada pernyataan di argument yang pertama, yang

    menunjukkan pernyataan Semua mahasiswa pandai. Ide pada pernyataan

    tesebut tidak tertangkap pada argument kedua karena hanya mampu

    menunjuk seorang mahasiswa bernama Badu, bukan semua mahasiswa. Persoalan lain juga terjadi, yakni kesulitan menentukan objek, misalnya

    orang yang dimaksudkan jika diganti dengan kata ganti orang.

    Perhatikan pernyataan-pernyataaan berikut :

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB B.Gunawan Sudarsono Logika Matematika 4

    4

    (1) jika Badu seorang mahasiswa, maka ia pasti pandai

    (2) Dewi seorang mahasiswa

    (3) Dengan demikian, ia pasti pandai

    Siapakah ia yang berada pada kesimpulan di atas ? Apakah Badu atau Dewi

    ?

    Kalau premis 1 diubah menjadi Jika Dewi seorang mahasiswa, maka ia pasti

    pandai, maka tentu saja pernyataan tersebut sudah tepat. Akan tetapi,

    argument tersebut menunjuk pada dua mahasiswa, yakni Badu dan Dewi

    sehingga kata ia, sebagai kata ganti tunggal, tidak bisa berperan dengan

    tepat karena bisa berarti Badu dan bisa juga Dewi.

    Jadi, suatu argument yang sangat kuat logikanya, memang ada yang tidak

    dapat ditangani oleh logika proposisional. Oleh karena itu, logika

    proposisional dikembangkan menjadi logika predikat (predicate logic) atau

    kalkulus predikat (predicate calculus) atau secara lengkap disebut first order

    predicate logic .

    Untuk mencari kesamaan antara pernyataan-pernyataan dlam

    argument dalam logika predikat, diperlukan sesuatu yang mampu

    menghubungkannya.

    Pada contoh terakhir, penghubung antara Badu dan Dewi, juga akan dicari

    property dan predikatnya. Ini merupakan langkah awal logika predikat

    sebelum membuktikan validitasnya. Secara umum, predikat digunakan untuk

    menjelaskan property, yakni hubungan antara individu-individu.

    12.3 Komponen Sintaktik pada Logika Predikat Komponen sintaktik pada logika predikat terdiri dari :

    1. Term

    2. Predikat

    3. Kuantor

    4. Fungsi Proposisional

    12.4 Predikat, Term dan Kuantor pada Logika Predikat Sebelum menjelaskan tentang pengertian predikat dan term, perlu adanya

    contoh yang menjadi titik awal dalam pemahaman predikat dan term.

    Berikut adalah contohnya :

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB B.Gunawan Sudarsono Logika Matematika 5

    5

    Jono dan Leni berpacaran

    Dalam logika proposisional, pernyataan di atas akan dipecah menjadi dua

    pernyataan yaitu :

    Jono berpacaran

    Leni berpacaran

    Kedua pecahan pernyataan di atas terlihat aneh, karena jelas maksudnya

    tidak seperti itu. Di sini tidak diketahui dengan siapa Jono atau Leni

    berpacaran, padahal pada pernyataan awal dengan jelas diketahui bahwa

    yang berpacaran adalah Jono dengan Leni.

    Dalam logika predikat, kata berpacaran pada contoh di atas

    merupakan predikat, sedangkan individu-individu yang berupa entitas yang dihubungkan dengan predikat tersebut, yakni Jono dan Leni disebut sebagai

    term. Term pada logika predikat berfungsi sama seperti kata benda (noun) pada bahasa Inggris.

    Sebagai pelengkap term dan predikat, digunakan kuantor (quantifier),

    sedangkan prosesnya disebut pengkuantoran (quantification).

    Kuantor mengindikasikan seberapa banyak perulangan pada pernyataan

    tertentu bernilai benar atau salah.

    Ada 2 jenis kuantor yaitu ;

    1. Kuantor Universal (Universal Quantifier) yang mengindikasikan suatu

    pernyataan tertentu yang bernilai benar.

    Contoh : Semua mahasiswa pasti pandai

    Kata Semua pada kalimat di atas secara universal semuanya bernilai benar.

    2. Kuantor eksistensial (Existential Quantifier) yang mengindikasikan

    bahwa suatu pernyataan kadang-kadang bernilai benar, atau mungkin

    juga salah.

    Dari uraian di atas, maka hubungan antara logika predikat dengan logika

    proposisional menjadi jelas, bahwa logika predikat sebenarnya menjadikan

    logika proposisional menjadi universal atau menjadikannya umum. Dengan

    demikian, selain term, predikat dan kuantor, logika predikat juga memiliki

    proposisi-proposisi dan perangkai-perangkai sebagai bagian dari proses

    pemanipulasian.