12c artikel ilmiah fix

14
Lampiran 3 : Artikel Penelitian HUBUNGAN ANTARA JARAK ANTARKELAHIRAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013) Arasy Al Adnin 1 , Rizal Sanif 2 , Erial Bahar 3 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 2. Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 3. Bagian Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Jl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH Palembang Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Perdarahan postpartum merupakan salah satu masalah penting karena merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan. Salah satu faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum adalah jarak antarkelahiran. Jarak antarkelahiran yang terlalu dekat dapat mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kurang baik. Kejadian perdarahan postpartum terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus kontrol dengan besar sampel 106 (53 kasus dan 53 kontrol). Data diambil dari catatan rekam medik di Instalasi Rekam Medik Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari sampai 31 Desember 2013. Hasil penelitian didapatkan bahwa didapatkan 12 ( 80%) sampel jarak antarkelahiran ≤2 tahun pada kelompok kasus dan 3 (20%) sampel pada kelompok kontrol. Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum (p=0,026) dengan OR 4,878, ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum (p=0,003) dengan OR 4,747, tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan postpartum (p=0,437) dengan OR 2,656, tidak ada hubungan antara gemeli dan perdarahan postpartum (p=0,495), dan tidak ada hubungan antara riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum (p=0,618) dengan OR 3,120. Pada analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan dengan perdarahan postpartum, yaitu jarak antarkelahiran dan usia. Jarak antarkelahiran merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum (ORadj 5,979). Kata Kunci: jarak antarkelahiran, perdarahan postpartum

Upload: mutiara-khalida-muchtar

Post on 01-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

scnsdjksdfks

TRANSCRIPT

Lampiran 3 : Artikel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA JARAK ANTARKELAHIRAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM(Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

Arasy Al Adnin1, Rizal Sanif2, Erial Bahar31. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya2. Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya3. Bagian Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas SriwijayaJl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH Palembang Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia

E-mail: [email protected] postpartum merupakan salah satu masalah penting karena merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan. Salah satu faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum adalah jarak antarkelahiran. Jarak antarkelahiran yang terlalu dekat dapat mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kurang baik. Kejadian perdarahan postpartum terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus kontrol dengan besar sampel 106 (53 kasus dan 53 kontrol). Data diambil dari catatan rekam medik di Instalasi Rekam Medik Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari sampai 31 Desember 2013. Hasil penelitian didapatkan bahwa didapatkan 12 (80%) sampel jarak antarkelahiran 2 tahun pada kelompok kasus dan 3 (20%) sampel pada kelompok kontrol. Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum (p=0,026) dengan OR 4,878, ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum (p=0,003) dengan OR 4,747, tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan postpartum (p=0,437) dengan OR 2,656, tidak ada hubungan antara gemeli dan perdarahan postpartum (p=0,495), dan tidak ada hubungan antara riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum (p=0,618) dengan OR 3,120. Pada analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan dengan perdarahan postpartum, yaitu jarak antarkelahiran dan usia. Jarak antarkelahiran merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum (ORadj 5,979).

Kata Kunci: jarak antarkelahiran, perdarahan postpartum

AbstractPostpartum hemorrhage is the leading cause of maternal death and has became an important issue. One of risk factor of postpartum hemorrhage is delivery interval. Uterine contraction becomes inadequate with a short delivery interval. Incident postpartum hemorrhage increases in recent years. Therefore, The purpose of this study is to identify the correlation between delivery interval and postpartum hemorrhage. The research method used is a case control study. 106 samples (53 cases and 53 controls) are taken from the patients medical record in the Medical Record Installation at RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang period January 1st 2013-December 31st 2013. The results showed that there were 12 (80%) samples of delivery interval 2 years old in case group and 3 (20%) samples in control group. Based on the result of analysis, there was correlation between delivery interval and postpartum hemorrhage (p=0,026) with OR 4,878, there was correlation between meternal age and postpartum hemorrhage (p=0,003) with OR 4,747, there was no correlation between infant weight and postpartum hemorrhage (p=0,437) with OR 2,656, there was no correlation between gemeli and postpartum hemorrhage (p=0,495) and there was no correlation between history of postpartum hemorrhage and postpartum hemorrhage (0,618) with OR 3,120. On multivariate analysis, there were two variables that correlate with postpartum hemorrhage, those are delivery interval and maternal age. The most influenced factor on postpartum hemorrhage was delivery interval (ORadj 5,979).

Keywords: delivery interval, postpartum hemorrhage

1. PendahuluanPerdarahan postpartum merupakan salah satu masalah penting penyebab kematian ibu bersalin. Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya darah 500 ml atau lebih setelah bayi lahir atau 1000 ml pada seksio sesarea. Penyebab keadaan tersebut adalah 90% dari atonia uteri, 7% robekan jalan lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah1.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2007 adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup2. Angka tersebut masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Thailand yang hanya 110 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 62 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 14 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian maternal tersebut adalah perdarahan 38%, preeklamsia/eklamsia 18%, infeksi 13%, penyebab tidak langsung sebesar 17%, dan lain-lain 14%3.Berdasarkan data yang diperoleh dari Depkes RI (2010), AKI di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 adalah sebesar 150,93 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan sebanyak 67 kasus (45,27%), eklamsia 44 kasus (29,72%), infeksi 6 kasus (4,05%), dan akibat lain-lain 31 kasus (20,94%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penyebab terbanyak AKI di Sumatera Selatan adalah akibat perdarahan. Angka tersebut meningkat cukup tinggi dari tahun sebelumnya, yakni 43 kasus pada tahun 2008. Dan selama tahun 2006 sampai 2009 perdarahan selalu menjadi peringkat pertama sebagai penyebab kematian ibu di Sumatera Selatan. Kejadian perdarahan postpartum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang juga dilaporkan terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, yakni 113 kasus (4,5%) pada tahun 2009, menjadi 155 kasus (11,7%) pada tahun 2010, dan meningkat menjadi 160 kasus (12%) pada tahun 20114.Jarak antarkelahiran juga menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2007) di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, mengemukakan bahwa jarak antarkelahiran 2 tahun juga merupakan faktor yang signifikan berpengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan Odds Ratio 3.143, 95 %CI: 1,358-7,7276. Jarak antarkelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan karena persalinan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang singkat akan mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kurang baik. Selama kehamilan berikutnya dibutuhkan 2-4 tahun agar kondisi ibu kembali pulih seperti kondisi sebelumnya5.Kasus perdarahan postpartum di Indonesia masih relatif tinggi dan menjadi penyebab utama kematian ibu melahirkan. Jarak antarkelahiran yang terlalu singkat dapat menyebabkan perdarahan postpartum akibat kontraksi uterus yang tidak adekuat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam hubungan jarak antarkelahiran serta faktor-faktor risiko lain yang menyebabkan perdarahan postpartum sehingga dapat dilakukan pencegahannya.2. Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus kontrol berdasarkan data sekunder rekam medik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari-31 Desember 2013. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 sampel, yang terdiri dari 53 kasus dan 53 kontrol. Penelitian ini bertempat di Bagian Unit Rekam Medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2014. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah perdarahan postpartum, jarak antarkelahiran, usia, berat badan lahir, gemeli dan riwayat perdarahan postpartum. Setelah data dikumpulkan, data tersebut dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat akan menggunakan uji Chi Square, sedangkan analisis multivariat akan menggunakan uji regresi logistik. Data akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.3. HasilHasil penelitian ini didapatkan dengan informasi dari data sekunder yaitu rekam medik pasien perdarahan postpartum sebagai kasus dan rekam medik pasien dengan persalinan spontan normal sebagai kontrol di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari sampai Desember 2013. Jumlah kasus perdarahan postpartum yang didapatkan sebanyak 101 dan hanya 53 yang memenuhi kriteria inklusi. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan data sebanyak 165 dan diambil 53 berdasarkan matching kategori paritas dengan kelompok kasus.Distribusi Sampel Menurut ParitasPada penelitian ini matching antara sampel kasus dan sampel kontrol diambil berdasarkan kategori paritas yang dibagi menjadi kategori multipara (paritas 2 dan 3) dan grandemultipara (paritas 4). Untuk kategori primipara tidak diikutsertakan karena merupakan kriteria eksklusi pada penelitian ini. Penentuan matching dari 106 sampel yang terdiri dari 53 kasus dan 53 kontrol, didapatkan sampel dengan kategori multipara sebanyak 80 sampel (40 pada kelompok kasus dan 40 pada kelompok kontrol) dan sampel dengan kategori grandemultipara sebanyak 26 sampel (13 pada kelompok kasus dan 13 pada kelompok kontrol).

Distribusi Kasus Perdarahan PostpartumPada tahun 2013 didapatkan 101 kasus perdarahan postpartum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dengan perdarahan postpartum primer sebanyak 89 (88,1%) kasus dan perdarahan postpartum sekunder sebanyak 12 (11,9%) kasus. Distribusi frekuensi kasus perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kasus Perdarahan Postpartum

nPersentase (%)

Perdarahan postpartum primerPerdarahan postpartum sekunder89

1288,1

11,9

Jumlah101100

Distribusi Etiologi Perdarahan PostpartumPada penelitian ini etiologi kejadian perdarahan postpartum dibagi berdasarkan empat penyebab dasar dan penyebab campuran. Gangguan tone didapatkan sebanyak 5 (5,0%) kasus, gangguan tissue didapatkan sebanyak 57 (56,5%) kasus, gangguan pada trauma didapatkan sebanyak 31 (30,7%) kasus, campuran didapatkan sebanyak 8 (8,0%) kasus, dan tidak didapatkan kasus dengan gangguan thrombin. Etiologi terbanyak kasus perdarahan postpartum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 adalah retensio plasenta dengan 34 (33,7%) kasus. Distribusi etiologi kasus perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Etiologi Perdarahan Postpartum

nPersentase (%)

ToneAtonia UteriSubinvolusi UterusTissueRetensio PlasentaSisa PlasentaTraumaLaserasi Jalan Lahir Ruptur PerineumHematomLuka EpisiotomiThrombinKelainan Koagulasi DarahCampuranAtonia Uteri dan Sisa PlasentaAtonia Uteri dan Laserasi Jalan LahirRetensio Plasenta dan Laserasi Jalan LahirSisa Plasenta dan Laserasi Jalan Lahir 41

3423

27211

0

2

1

1

44,01,0

33,722,8

26,72,01,01,0

0

2,0

1,0

1,0

4,0

Jumlah101100

Distribusi Jarak AntarkelahiranPada penelitian ini, dari 15 ibu yang memiliki jarak antarkelahiran 2 tahun didapatkan 12 (80%) sampel pada kelompok kasus dan 3 (20%) sampel pada kelompok kontrol. Dari 91 ibu yang memiliki jarak antarkelahiran >2 tahun didapatkan 41 (45,1%) sampel pada kelompok kasus dan 50 (54,9%) sampel pada kelompok kontrol. Distribusi jarak antarkelahiran pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Jarak Antarkelahiran

Jarak AntarkelahiranKasusKontrolJumlah

n%n%n%

Jarak antarkelahiran 2 tahun128032015100

Jarak antarkelahiran >2 tahun4145,15054,991100

Jumlah53505350106100

Distribusi UsiaPada penelitian ini, dari 26 ibu yang memiliki usia 35 tahun didapatkan 20 (76,9%) sampel pada kelompok kasus dan 6 (23,1%) sampel pada kelompok kontrol. Dari 80 ibu yang memiliki usia 20-35 tahun didapatkan 33 (41,3%) sampel pada kelompok kasus dan 47 (58,8%) sampel pada kelompok kontrol. Distribusi usia pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Usia

UsiaKasusKontrolJumlah

n%n%n%

Usia 35 tahun2076,9623,126100

Usia 20-35 tahun3341,34758,880100

Jumlah53505350106100

Distribusi Berat Badan LahirPada penelitian ini, dari 7 ibu yang memiliki berat badan lahir 4000 gram didapatkan 5 (71,4%) sampel pada kelompok kasus dan 2 (28,6%) sampel pada kelompok kontrol. Dari 99 ibu yang memiliki berat badan lahir 2 tahun4145,15054,991100

Jumlah53505350106100

P value0,026

OR (95% CI)4,878 (1,289-18,460)

Hubungan Antara Usia dan Perdarahan PostpartumDari hasil uji statistik diperoleh nilai p (0,003), yang berarti secara statistik ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum pada pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=4,747 yang berarti ibu bersalin dengan usia 35 tahun mempunyai peluang 4,747 kali untuk terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan dengan ibu bersalin dengan usia 20-35 tahun. Hubungan antara usia dan perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Hubungan Usia Dengan Perdarahan Postpartum

UsiaKasusKontrolJumlah

n%n%n%

Usia 35 tahun2076,9623,126100

Usia 20-35 tahun3341,34758,880100

Jumlah53505350106100

P value0,003

OR (95% CI)4,747 (1,720-13,102)

Hubungan Antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan PostpartumDari hasil uji statistik diperoleh nilai p (0,437), yang berarti secara statistik tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan postpartum pada pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=2,656 yang berarti ibu yang melahirkan bayi dengan berat 4000 gram mempunyai peluang 2,656 kali untuk terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu yang melahirkan anak dengan berat 2 tahun setelah dikontrol usia. Selain itu, jarak antarkelahiran merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum dengan ORadj sebesar 5.979.Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumya kurang dari 2 tahun, kondisi otot rahim dan kesehatn ibu belum pulih dengan baik, sehingga cenderung mengalami partus lama dan perdarahan postpartum. Selain itu, usia yang berisiko tinggi dapat menyebabkan penurunan pada fungsi reproduksi sehingga dapat menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak adekuat. Oleh karena itu, pada ibu dengan jarak antarkelahiran yang terlalu singkat dan usia berisiko tinggi harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan fasilitas dan pengawasan yang optimal sehingga persalinannya dapat berjalan dengan baik.5. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dari 101 kasus perdarahan postpartum didapatkan 89 (88,1%) kasus perdarahan postpartum primer dan 12 (11,9%) kasus perdarahan postpartum sekunder. Etiologi terbanyak kasus perdarahan postpartum adalah retensio plasenta dengan 34 (33,7%) kasus. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum (p=0,026) dengan OR 4,878, ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum (p=0,003) dengan OR 4,747, tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan postpartum (p=0,437) dengan OR 2,656, tidak ada hubungan antara gemeli dan perdarahan postpartum (p=0,495), dan tidak ada hubungan antara riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum (p=0,618) dengan OR 3,120. Pada analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan dengan perdarahan postpartum, yaitu jarak antarkelahiran dan usia. Jarak antarkelahiran merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum dengan ORadj sebesar 5,979.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dan semua pihak yang membantu dalam upaya terlaksananya penelitian ini.

Daftar Acuan

1. Parisaei, Maryam, A. Shailendra, R. Dutta,dan J. A. Broadbent. 2008. Obstetrics and Gynecology (edisi ke-2). Elsevier. Amsterdam, Netherland.2. Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010. Depkes RI, Jakarta, Indonesia.3. World Health Organization. 2007. Maternal Mortality in 2005, (http://who.int.com. Diakses 18 Juli 2014).4. Christy, L. M. 2012. Karakteristik Pasien Perdarahan Postpartum yang Dirujuk di Bagian Kebidanan Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Skripsi Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Umum di Universitas Sriwijaya yang tidak dipublikasikan, hal. 1-3.5. Suryani. 2007. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dan Antenatal Care dengan Perdarahan Pasca Persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi. Tesis Magister Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, hal 50-52.6. Wiknjosastro, G. H. 2009. Perdarahan Setelah Bayi Lahir. Dalam: A. B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (halaman 173). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.7. Armagustini, Yetti. 2010. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan di Indonesia. Tesis Magister Kesehatan Masyarakat pada Program Pascasarjana Kekhususan Kesehatan Reproduksi Universitas Indonesia, hal 19-20.8. Dina, D., A. Seweng, dan M. Nyorong. 2013. Faktor Determinan Kejadian Perdarahan Postpartum di RSUD Majene Kabupaten Majene. Stikes Bina Bangsa Majene, hal 5-9.9. Agann, M. dan F. Everett. 2007. Postpartum Hemorrhage after Vaginal Birth. An Analysis of Risk Factors Southern M. 35(2):419-420.10. Supa, S., dan Sidabutar, S. 2013. Hubungan Antara Paritas, Berat Bayi Lahir, dan Retensio Plasenta dengan Kejadian Perdarahan Post Partum Primer. Jurnal Kebidanan. Vol:1 : 15-3011. Bratakoesoema, D. S. dan M. D. Angsar. 2011. Perlukaan pada Alat-Alat Genital. Dalam: M. Anwar, A. Baziad, R. P. Prabowo. (Editors). Ilmu Kebidanan (halaman 325-326). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.12. Joseph, K.S., Rouleau, J., Kramer, M.S., Young, D.C., Liston, R.M., Baskett, T.F.2007. Investigation of an Increase in Postpartum Haemorrhage in Canada. BJOG,114(6):751-759.13. Karkata, M. K. 2010. Perdarahan Pascapersalinan. Dalam: A. B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Ilmu Kebidanan (halaman 523-529). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.14. Rosmadewi, dan Yamin, M. 2011. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Perdarahan Postpartum. Jurnal Kesehatan. 2(1): 290-298.