129548108-sintesis-iodoform.pdf

Upload: mustain-billah-ibn-hafidz

Post on 18-Oct-2015

803 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • SINTESIS IODOFORM

    PRAMITA PUTRI

    NIM : G 701 11 056

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS TADULAKO

    PALU

    2012

  • ABSTRAK

    SINTESIS IODOFORM

    Iodoform adalah suatu senyawa yang banyak digunakan dalam bidang

    farmasi, iodoform (salah satu zat berkhasiat terkenal) merupakan antiseptik yang

    sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur lod banyak digunakan

    sebelum injeksi. Efek sampingnya warna cokelatnya dan kadang terjadi dermatitis

    (elergi kulit), hampir semua kuman patogen termasuk fungsi dan virus dimatikan

    oleh Iodium .Begitu pula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama. Dalam

    sintesis Iodoform adalah pembuatan senyawa iodoform dari iodium dengan

    penambahan aseton sebagai pereaksi dan natrium hidroksida untuk mempercepat

    reaksi. Dimana pada akhir sintesis akan terbentuk kristal iodoform yang

    berwarna kuning dengan beratnya adalah 1,25 gram, sehingga diperoleh persen

    (%) rendamennya yaitu 52, 91 %.

    Kata kunci : Iodoform, Sintesis Iodoform.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis

    berdasarkan reaksi halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan

    dengan aseton dan menggunakan bantuan natrium hidroksida.

    Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan

    dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik

    merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi

    bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan

    desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk

    membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang

    sebagai antiseptik dan desinfektan di bidang kedokteran gigi.

    Berdasarkan deskripsi diatas, maka dilakukanlah studi ini yaitu

    mempelajari cara mensintesis senyawa iodoform yang memiliki banyak

    kegunaan, terutama dalam bidang farmasi

    I.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari studi ini yaitu mengetahui cara sintesis

    iodoform dan cara memperoleh persen rendamennya.

    I.3 Manfaat

    Manfaat dari studi ini adalah membuat senyawa iodoform yang

    didasarkan pada reaksi antara iodium dan aseton yang ditambahkan NaOH

    sebagai katalisator hingga terbentuk kristal iodoform yang kering dan

    kemudian direkristalisasikan dengan alkohol dan dihitung persen

    rendamennya.

  • I.4 Batasan Masalah

    Sintesis senyawa iodoform ini, dilakukan untuk mengetahui cara

    pembuatan senyawa iodoform dari aseton dan iod, yang kemudian di

    analisis kuantitatif dengan menghitung % rendamen kristal iodoform yang

    terbentuk.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan

    reaksi halogenasi ( halogenais pada dasarnya ialah reaksi substansi / Penggantian

    karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalam struktur ), dengan

    bahan dasar Iodium yang direaksikan dengan aseton yang menggunakan bantuan

    natrium hidroksida sebagai katalisator. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang

    banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfoktan dan antiseptik

    .Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteoriostatik, biasanya dipakai pada

    infeksi bakteri pada kulit mukosa dan melawan bakteri pada luka sedangkan

    desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk

    membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang kadang

    sebagai antiseptik dan desinfakten dibidang kedokteran gigi (Vogel, 1979).

    Iodoform (salah satu zat berkhasiat terkenal) merupakan antiseptik yang

    sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur lod banyak digunakan

    sebelum injeksi. Efek sampingnyawarna cokelatnya dan kadang terjadi dermatitis

    (elergi kulit) hampir semua kuman patogen termasuk fungsi dan virus dimatikan

    oleh Iodium .Begitu pula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama. Larutan

    2% memerlukan 2-3 jam (Tan Hoan Tjay, 2001).

    Hidrogen periksoda dan Iodoform dapat menunda penumbuhan luka.

    Irigasi luka dengan larutan garam normal steril merupakan teknik pembersihan

    yang baik. Meskipun bilangan dengan spray dan aliran air pada luka dekronik

    banyak dipakai, tekik teknik seringkali tidak efektif untuk melepaskan dibris

    dan bahkan dapat memaksa bakteri masuk kedalam jaringan granulasi aliran air

    mungkin dapat membantu pada sebagian pasien dengan ulkus tangkai bawah. Jika

    cara cara ini gagal maka, debridimen dengan dereksi tajam mungkin merupakan

    metode terbaik untuk membersihkan luka yang kronis (Chires,2009).

  • Penentuan Iodometrik dari tambahan secara luas digunakan untuk biji

    maupun logam lampur cara caranya memberikan hasil hasil yang baik sekali

    dan lebih cepat dari pada penentuan tembaga dengan cara elektrolisa biji tembaga

    biasanya mengandung besi, arsen dan antimon. Unsur unsur ini pada keadaan

    oksidasi yang lebih tinggi (biasanya demikian dari proses pelarutan ) akan

    mengoksidasi lodida sehingga mengganggu beberapa tindakan pencegahan harus

    diambil dalam menangani larutan kalium lolida untuk menghindari kesalahan.

    Misalnya Ion lolida, oleh oksigen dari udara. Setelah penambahan kalium lolida

    pada larutan berasam dari suatu pereaksi oksidasi larutan harus tidak dibiakkan

    untuk waktu yang lama berhubungan dengan udara karena lodium tambahan akan

    terbentuk oleh reaksi yang terdahulu. Nitrit harus tidak ada,karena akan

    direduksikan oleh Ion lolida menjadi nitro (II) oksida yang selanjutnya dioksida

    kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara (Anonim, 2012).

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Bahan-bahan yang digunakan dalam studi ini adalah aqua dest, alkohol,

    aseton, iodium, dan natrium hidroksida (NaOH).

    Alat-alat yang digunakan dalam studi ini adalah corong pisah, labu alas

    datar, gelas kimia, neraca analitik, sendok tanduk, dan gelas ukur.

    Waktu dan tempat dilaksanakannya studi ini adalah pada hari Jumat

    tanggal 28, bulan September, tahun 2012, di Laboratorium Kimia Farmasi,

    Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Universitas Tadulako, Palu.

    (a) Cara Kerja Pembuatan Larutan NaOH 8 N

    Ditimbang NaOH sebanyak 23 gram, dilarutkan dengan aqua dest sedikit

    demi sedikit hingga larut. Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian

    dicukupkan aqua dest hingga batas tanda.

    (b) Cara Kerja Sintesis Iodoform

    Ditimbang iodoum sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam labu alas datar

    dan ditambahkan aseton sebanyak 6,3 ml kemudian digojok. Ditambahkan

    lagi NaOH sebanyak 11 ml sedikit demi sedikit, dan digojok dalam wadah

    yang berisi air dingin. Segera setelah terjadi kristal kuning, saring

    menggunakan kertas saring. Dilakukan pengujian fenolftalein pada kristal,

    dengan meneteskan beberapa tetes fenolftalein. Jika berwarna pink, dicuci

    kristal dengan aqua dest. Kristal dikeringkan dalam desikator lalu ditimbang

    dan dihitung persen rendamennya.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil Pengamatan

    SAMPEL PENAMBAHAN PERUBAHAN

    Iodium + Aseton Merah kecoklatan

    + NaOH Merah kekuningan

    + Phenolftalein Berwarna pink jika

    masih basah

    IV.2 Reaksi

    CH3 CO CH3 + 3I2 CH3 CO CI3 + 3HI

    CH3 CO CI3 + NaOH CHI3 + CH3 COONa

    3NaOH + 3HI 3NaI + 3H2O

    CH3 CO CH3 + 3I2 +4 NaOH CHI3 + CH3COONa + 3NaI + 3H2O

  • IV.3 Perhitungan

    a. Konversi aseton, dari (gram) ke (mililiter) Bj Aseton = 0,97

    Aseton

    b. Mencari persen (%) Rendamen Iodoform :

    - Berat praktek :

    - Berat teoritis :

    Gram CHCl3 :

    0,006 393, 72

    2,36232 gram

    Mol (n) CHCl3 :

    mol I2

    0,02

    0,006

    - Maka, diperoleh % rendamen CHCl3 :

    =

    =

    = 52,91 %

  • IV.4 Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengamatan tentang sintetis iodoform ini

    dilakukan pembuatan iodoform dengan senyawa iodium, dengan

    menambahkan aseton sebagai pereaksi yang menghasilkan warna merah

    kecoklatan, ditambahkan lagi dengan NaOH untuk memberikan suasana

    asam serta sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi, yang

    menghasilkan warna merah dan terbentuk kristal berwarna kuning yang

    kemudian disaring. Segera ditambahkan aqua dest yang banyak pada kristal

    untuk mengencerkan NaOH yang berlebihan sehingga dapat mengurangi

    kecepatan hidrolisisnya iodoform. Kristal yang sudah dikeringkan

    ditimbang sebagai berat praktek yaitu 1,25 gram, kemudian dihitung persen

    (%) rendamennya, maka diperoleh yaitu 52,91 %.

  • BAB V

    PENUTUP

    V.1 Kesimpulan

    Dari hasil studi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

    1. Kristal iodoform dapat terbentuk dari reaksi antara aseton dengan

    iodium dalam suasana basah dengan bantuan NaOH.

    2. Maka, persen (%) rendamen yang diperoleh adalah 52,91%

    V.2 Saran

    Disarankan kepada pembaca agar dapat mengembangkan studi

    mengenai sintesis iodoform ini, agar dapat diteliti lebih lanjut kegunaann

    dan khasiatnya, yang bisa bermanfaat terutama bagi masyarakat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Chires,dkk.2009. Analisis Iodoform. publisher. Jakarta

    Dirjen POM.1979 Farmakope Indonesia III. Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia.Jakarta

    Dirjen POM.1995 Farmakope Indonesia IV. Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia.Jakarta

    Svehla,G.1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semmiikro.

    PT. Kaman Media Pustaka.Jakarta

    Tan Hoan Tjay, Et. Kirana Rahardja.2007.Obat Obat Penting.Gadja Mada

    University Press.Jakarta

    Tim Penyusun.2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Universitas

    Tadulako. Palu