126193190-enumerasi-81-

6
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak bahan makanan yang dijual di masyarakat akhir – akhir ini tidak terjaga kebersihannya, salah satunya adalah ayam. Oleh karena itulah sangat penting untuk mengetahui jumlah mengenai jumlah mikroba yang terkandung dalam bagian ayam tersebut, baik itu hati jantung, kulit , usus , ampela, daging dan hati ayam. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba antara lain, hitungan mikroskopik, metode pengenceran, dan metode MPN, volumetrik, gravimetrik, turbidimetri, dan analisis komponen sel, analisis produk katabolisme, dan analisis konsumsi nutrient (Fardiaz, 1992). Pada metode pengenceran jumlah sel pada sampel dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengencerannya dan pengencerannya biasanya dinyatakan dalam pangkat negatif . Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni (Kawuri, dkk., 2007). Dalam metode pengenceran ini, perhitungan yang paling valid secara statistik adalah perhitungan koloni pada cawan yang memiliki koloni yang jumlahnya berkisar diantara 30 sampai 300 koloni (Madigan, et al, 1997). Teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan (Suwandi, 1993). Isolasi mikroba dilakukan untuk mengidentifikasi dan meneliti sifat-sifat suatu mikroba (Dwidjoseputro, 2003). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui cara perhitungan mikroba dengan metode pengenceran 2. Untuk mengetahui jumlah sel mikroba dalam suatu sampel 3. Untuk mengetahui hubungan faktor pengenceran dengan pertumbuhan koloni mikroba. 4. Untuk mengetahui cara isolasi mikroba sehingga mendapatkan biakkan murni

Upload: fadhilla-setya

Post on 19-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 126193190-ENUMERASI-81-

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Banyak bahan makanan yang dijual di masyarakat akhir – akhir ini tidak

terjaga kebersihannya, salah satunya adalah ayam. Oleh karena itulah sangat

penting untuk mengetahui jumlah mengenai jumlah mikroba yang terkandung

dalam bagian ayam tersebut, baik itu hati jantung, kulit , usus , ampela, daging

dan hati ayam. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah

mikroba antara lain, hitungan mikroskopik, metode pengenceran, dan metode

MPN, volumetrik, gravimetrik, turbidimetri, dan analisis komponen sel, analisis

produk katabolisme, dan analisis konsumsi nutrient (Fardiaz, 1992).

Pada metode pengenceran jumlah sel pada sampel dapat dihitung dengan

cara mengalikan jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengencerannya dan

pengencerannya biasanya dinyatakan dalam pangkat negatif . Hal ini didasarkan

pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu

koloni (Kawuri, dkk., 2007). Dalam metode pengenceran ini, perhitungan yang

paling valid secara statistik adalah perhitungan koloni pada cawan yang memiliki

koloni yang jumlahnya berkisar diantara 30 sampai 300 koloni (Madigan, et al,

1997). Teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik

pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru

dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya

kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan (Suwandi, 1993).

Isolasi mikroba dilakukan untuk mengidentifikasi dan meneliti sifat-sifat suatu

mikroba (Dwidjoseputro, 2003).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara perhitungan mikroba dengan metode pengenceran

2. Untuk mengetahui jumlah sel mikroba dalam suatu sampel

3. Untuk mengetahui hubungan faktor pengenceran dengan pertumbuhan koloni

mikroba.

4. Untuk mengetahui cara isolasi mikroba sehingga mendapatkan

biakkan murni

Page 2: 126193190-ENUMERASI-81-

II. MATERI DAN METODE

Disiapkan sampel padat berupa hati, kulit, usus, ampela,daging dan hati

ayam. Sampel kemudian ditimbang sebanyak 10 gram kemudian dimasukkan

dalam 90 ml air steril lalu dikocok dalam botol. Pada proses ini akan diperoleh

pengenceran sebesar 10-1. Diambil sampel yang berada di dalam botol sebanyak 1

mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 mL air steril

untuk memperoleh pengenceran sebesar 10-2 dari tabung ini juga diambil 1 mL

sampel dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ketiga yang sudah berisi 9 mL air

steril untuk mendapatkan pengenceran sebesar . Ulangi langkah diatas sampai

diperoleh pengenceran sebesar 10-4 , 10-5 dan 10-6 . Pada pengenceran 10-4 , 10-5

dan 10-6 sampel diambil sebanyak 1 mL dari tabung reaksi dan dimasukkan ke

dalam cawan petri kemudian dituang media NA yang telah dicairkan, digoyang

dan didiamkan hingga padat. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37o selama 24 jam.

Dihitung jumlah mikroba yang tumbuh.

Untuk metode isolasi, medium NA yang telah dicairkan, dituangkan ke

dalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku. Setelah membeku, dipilih koloni

yang dianggap menarik yang tumbuh pada cawan hitung dalam enumerasi,

kemudian dilakukan Streak for single colony dengan menggunakan jarum ose.

Kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam. Koloni yang tumbuh diisolasi

dan ditanam pada medium agar miring.

Page 3: 126193190-ENUMERASI-81-

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan (data pengamatan terlampir)

Pada metode pengenceran, perhitungan yang paling valid jumlahnya berkisar

diantara 30 sampai 300 koloni. Jika tidak maka dilakukan perhitungan rata –

rata jumlah koloni pada pengenceran10-4,10-5, 10-6

CFU/gr 1013

1021081026 6654

xxxx =++

Kulit ayam = 130 x 10

6

CFU/gr

Usus ayam = 46 x 10

5

CFU/gr

CFU/gr 1023

1031025102 6654

xxxx =++

Daging ayam = 127 x 10

5

CFU/gr

CFU/gr 1023

106106108 6654

xxxx =++

III.2 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan perhitungan jumlah mikroba menggunakan

dengan metode pengenceran. Dipilih seri pengenceran10-4,10-5, 10-6 karena pada

seri pengenceran yang lebih tinggi jumlah populasi mikroba yang didapat akan

membentuk koloni yang terpisah-pisah saat dibiakkan Selain itu pada seri

pengenceran 10-1-10-3, jumlah bakteri yang ada dianggap masih terlalu padat

sehingga sulit untuk didapatkan biakan murni (Prescott, et. al., 2002).

Pada percobaan jumlah koloni mikroba yang didapat sebagaian besar

mengalami penurunan sesuai dengan peningkatan dari faktor pengencerannya.

semakin tinggi seri pengenceran maka jumlah bakteri yang tumbuh akan semakin

sedikit (Fardiaz, 1992). Pada pengenceran 10-5 pada usus dan ampela ayam tidak

sesuai dengan literatur karena terjadi peningkatan jumlah mikroba yaitu 46x106

Jantung ayam =

Ampela ayam =

Hati ayam =

Page 4: 126193190-ENUMERASI-81-

CFU/gr dan 25x106CFU/gr dibandingkan dengan pengenceran 10-4. Hal ini

disebabkan pada saat dilakukan pengenceran, sampel tidak dikocok dengan baik

sehingga sampel belum sepenuhnya homogen. Selain itu juga diakibatkan adanya

kontaminasi pada saat percobaan seperti pada saat memindahkan ke cawan petri

terlalu jauh dari api bunsen sehingga menyebabkan mikroba yang hidup disekitar

lingkungan tempat mengkontaminasi medium. Pada percobaan ini jumlah

mikroba yang terbanyak terdapat pada kulit ayam. Hal ini disebabkan karena kulit

ayam ayam merupakan bagian luar ayam yang kontak dengan lingkungan

sehingga paling banyak mengandung mikroba yaitu 130x106 CFU/gr. Selain itu

tingginya jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel karena kulit ayam yang

dipakai sudah tidak segar lagi, sehingga kemungkinan sudah terkontaminasi

banyak mikroba. Sedangkan jumlah mikroba yang paling sedikit ditemukan pada

jantung ayam , ampela dan hati ayam yaitu masing – masing berjumlah 1x106

CFU/gr, 2x106 CFU/gr dan 2x106 CFU/gr. Hal ini disebabkan pada saat

penuangan media agar ke dalam cawan petri, media agar masih dalam keadaan

panas. Sehingga mikroba akan mati jika diberikan suhu yang tinggi (Jawetz, et al,

2001). Selain itu masing-masing sel yang ditumbuhkan dalam medium memiliki

kecepatan yang berbeda dalam hal pembentukan koloni dan memerlukan kondisi

inkubasi yang tepat (Madigan, et. al., 1984).

Proses pembiakan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode

streak for single colony pada media NA miring. Digunakan ose untuk men

“streak” media, tetapi sebelumnya ose harus dipanaskan terlebih dahulu diatas

api bunsen sampai membara. Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya

kontaminasi. Ose yang masih panas jangan langsung disentuhkan pada koloni

mikroba yang dipilih, karena menyebabkan matinya koloni mikroba tersebut

akibat panas. Streak dilakukan dengan membuat starting point dahulu. Kemudian

dilanjutkan dengan goresan membentuk pohon cemara terbalik agar didapatkan

koloni yang lebih terpisah.

Page 5: 126193190-ENUMERASI-81-

IV. KESIMPULAN

1.Metode pengenceran adalah metode yang menggunakan seri pengenceran

dari masing – masing sampel, dimana diasumsikan bahwa satu koloni

berasal dari satu sel dan dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah

koloni dengan faktor pengenceran.

2. Jumlah mikroba yang terdapat yang terdapat pada sampel beruapa jantung,

kulit, usus, ampela,daging, dan hati ayam adalah 1x106CFU/gr, 130x106

CFU/gr,46x105 CFU/gr,2x106 CFU/gr,126x105 CFU/grdan 2x106 CFU/gr

3.Hubungan dari faktor pengenceran terhadap jumlah mikroba dalam sampel

adalah semakin tinggi faktor pengenceran maka semakin kecil konsentrasi

bakteri dalam air sehingga koloni yang tumbuh semakin sedikit.

4.Untuk mendapatkan suatu biakkan murni maka dilakukan metode isolasi

pada mikroba yang diinginkan dari sampel dengan menggunakan metode

streak for a single colony , dimana mikroba yang diinginkan ditanam pada

media yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, S.. 2003. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Djambatan. JakartaFardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Jawetz, E., J. L. Melnick, dan E. A. Adelberg, 1996. Mikrobiologi Kedokteran.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.Kawuri, R., Y.Ramona, dan I.B.G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum

Mikrobiologi Jurusan Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F MIPA Unud. Bukit Jimbaran

Madigan, MT., J. M. Martinka and J. Parker. 1997. Biology of Mcroorganism, Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Page 6: 126193190-ENUMERASI-81-

Prescott, L.M., J.P. Harley, and D.A. Klein. 2003. Microbiology Fifth Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Suwandi, Usman. 1993. Skrining Mikroorganisme Penghasil Antibiotik. Availableat:http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14SkriningMikroorganisme89. pdf/ opened at : 19 Maret 2012