122-368-1-pb
TRANSCRIPT
-
51
PENGGUNAAN ASAP CAIR DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT(TKKS) DALAM PENEKANAN PERKEMBANGAN JAMUR
SCHIZOPYLLUM COMMUNE(The use of liquid smoke from empty fruit stalks of oil palm in suppressing
the fungus-growth of Schizophyllum commune Fries)
H.A. Oramahi, Farah Diba, Gusti Eva Tavita, Reny WahyuniFakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura
ABSTRACTThe aim of this research was to evaluate the activity of liquid smoke from empty fruit stalks ofoil palm to the Schizophyllum commune Fries fungus. Research was conducted in several steps,i.e. pyrolisis of liquid smoke and efficacy test of liquid smoke as antifungal. Agar media usedwas PDA (potatoes dextrose agar). Concentration of liquid smoke used for the treatment were0; 0.25%; 0.50%; 0.75%; 1.00%; 1.25%; and 1.50% (v/v). The results indicated that the liquidsmoke inhibited the Schizophyllum commune fungi growth. Concentration of liquid smokeresulted in significantly different antifungal activities. Liquid smoke with a concentration of 1%resulted in an average value of antifungal activity of 95.12%. The contents of organic fractionsof liquid smoke, such as acid and phenol might be responsible for these antifungal activities.
Keywords : liquid smoke, oil palm, empty fruit stalks, antifungal activity, Schizophyllumcommune
PENDAHULUANKetersedian kayu akhir-akhir ini
makin terbatas terutama kayu kelasawet I dan II sehingga masyarakatberalih mempergunakan kayu kelasawet III dan IV yang mempunyaitingkat keawetan alami yang rendah.Persediaan kayu untuk bangunan danpertukangan di masa yang akan datangdikhawatirkan tidak dapat terpenuhi.Berkenaan dengan pemanfaatan kayu-kayu yang kurang awet ini karenakerentanannya terhadap faktor perusakkayu terutama faktor biologis sepertijamur, serangga dan binatang laut(marine borer). Di antara faktor bio-logis, jamur pelapuk kayu jugamempunyai andil yang cukup besarterhadap kerusakan kayu. Salah satujamur pelapuk kayu yang menyebabkankerusakan kayu terparah adalahSchizophyllum commune. Schizo-
phyllum commune merupakan jamurpelapuk putih (white root) dan termasukke dalam famili dari Agaricaceae.
Usaha untuk mengatasi kerusakankayu yang disebabkan oleh jamur padaumumnya dilakukan dengan meng-gunakan fungisida sintetis yangmengandung zat-zat kimia yang sulitterdegradasi sehingga berpotensi dapatmenyebabkan pencemaran lingkungan.Untuk mengurangi penggunaan fungi-sida sintetik dapat dilakukan denganmengunakan fungisida yang ramahlingkungan, tetapi tetap dapat diguna-kan untuk mengatasi kerusakan yangdisebabkan oleh jamur. Hal ini dapatdilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Dalam rangka untuk meman-faatkan bahan-bahan alami yang berasaldari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan
-
52
pengawet alternatif yang lebih amanbagi lingkungan dan bersifat dapatdiperbaharui untuk mengawetkan kayudari serangan organisme perusak kayu,khususnya jamur pelapuk kayu. Salahsatunya dengan memanfaatkan limbahtandan kosong kelapa sawit (TKKS)untuk pembuatan asap cair. Asap cairmerupakan suatu campuran larutan darisebaran koloid asap kayu dalam air,yang dibuat dengan mengembun asapdari hasil pembakaran kayu tersebut.Kayu sebagai komponen bahan bakarumumnya tersusun atas selulosa,hemiselulosa dan lignin sedangkankomponen lainnya terdiri atas tanin,resin dan terpentin (Fengel & Wegener,1995; Maga, 1987).
Bahan baku untuk pembuatan asapcair di Indonesia sangat banyak tersedia.Salah satunya limbah pengolahantandan buah segar kelapa sawit. Prosesproduksi minyak sawit menghasilkanlimbah tandan kosong kelapa sawit(TKKS) sekitar 23% dari tandan buahsegar (TBS) (Widiastuti & Panji, 2007).Potensi TKKS tersebut cukup besaruntuk bahan baku pembuatan asap cair.Penelitian sebelumnya menunjukkanbahwa asap cair mengandungkomponen yang berfungsi sebagaiantijamur. Inoue et al. (2000)meyatakan bahwa asap cair mampumenghambat pertumbuhan Fomitopsispalustris dan Trametes versicolor.
Berdasarkan pertimbangan di atas,perlu dilakukan penelitian kemampuanpenggunaan asap cair dari TKKS untukpengendalian jamur Schizophyllumcommune. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kemampuan asap cair
TKKS dalam penakanan perkambanganjamur Schizophyllum commune.
METODOLOGI PENELITIANTempat dan Waktu
Persiapan bahan baku TandanKosong Kelapa Sawit (TKKS)dilakukan di Laboratorium Wood WorkShop, pengujian asap cair terhadapjamur dilakukan di LaboratoriumTeknologi Kayu Fakultas KehutananUniversitas Tanjungpura. Pirolisis asapcair TKKS dilakukan di LaboratoriumRekayasa Fakultas Teknologi PertanianUGM.Koleksi Isolat
Jamur pelapuk kayu Schizo-phyllum commune Fries diperoleh dariLaboratorium Teknologi Hasil HutanFakultas Kehutanan UniversitasTanjungpura Pontianak.Prosedur PenelitianPembuatan asap cair (Tranggonodkk., 1996; Darmadji dkk., 2000)
TKKS dimasukkan ke dalamreaktor kemudian ditutup dan rangkaiankondensor dipasang. Selanjutnya dapurpemanas dihidupkan dengan suhu yangdikehendaki. Pada penelitian ini suhuyang digunakan adalah 400C. Waktupirolisis yang digunakan adalah 90menit. Asap yang keluar dari reaktordisalurkan ke kolom pendingin melaluipipa penyalur, kemudian ke dalamkolom pendingin ini dialirkan air dingindengan menggunakan pompa. Embunanberupa asap cair ditampung dalambotol, sedangkan asap yang tidak dapatdiembunkan dibuang melalui pipapenyalur asap sisa. Randemen asap cairtermasuk di dalamnya tar dan arang
-
53
yang diperoleh dihitung sebagai %berat.Pengujian Antijamur Asap Cair dariTKKS
Pengujian asap cair TKKSsebagai antijamur dilakukan denganmenggunakan peracunan makanan.Prosedur pengujian penghambatan ter-hadap jamur S. commune mengacu padaLoman, 1970 dalam Yoshimoto danSyafii (1993). Tahapan pengujiansebagai berikut : ke dalam cawan petristeril dimasukkan media pertumbuhanjamur (PDA), kemudian ditambah kanasap cair yang akan diuji sesuai dengankonsentrasi pengujian, yaitu 0, 0,25,0,50, 0,75, 1,25, dan 1,25% (v/v).Inokulum jamur S. commune daribiakan berumur 5 hari dengan diameter6 mm diinokulasikan di tengah cawanpetri, kemudian diinkubasikan selama10 hari pada suhu ruang. Untukperlakuan kontrol, ditanam 1 isolatjamur S. commune (umur 5 hari, 6mm) pada cawan petri yang terdiri darimedia PDA saja. Pertumbuhan miseliajamur S. commune dievaluasi padaakhir masa inkubasi dengan caramengukur diameter pertumbuhan jamurdan membandingkannya dengan per-
tumbuhan miselia jamur kontrolberadasarkan rumus Mori et al, 1997sebagai berikut:
Rancangan PercobaanPenelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL),dengan 5 (lima) perlakuan konsentrasiasap cair yaitu: 0,00 % ( AO), 0,25 %(Al), 0,50 % (A2), 0,75 % (A3), 1,00(A4), 1,25 (A5), dan 1,50% (A6). Datayang diperoleh dianalisis dengan sidikragam (analysis of variance). Untukmengungkapkan pengaruh antar per-lakuan digunakan uji BNT pada tarafnyata 5%.
HASIL DAN PEMBAHASANPengujian Aktivitas Antijamur
Pengaruh suhu pirolisis dankonsentrasi asap cair TKKS terhadapaktivitas antijamur terlihat pada Tabel1.
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi asap cair terhadap aktivitas antijamur (The effect of liquidsmoke concentration to antifungal activity)
Konsentrasi (%) Aktivitas AntijamurData asli Hasil Transformasi0 0 a 0,31
0,25 58,95 b 50,160,50 65,04 b 55,100,75 70,73 b 57,271,00 95,12 c 82,291,25 93,09 c 80,771,50 100 c 89,68
R1 R 2(AFA) = ------------- x 100%
R 1Keterangan :AFA = Aktivitas anti jamurR 1 = Pertumbuhan miselia jamur kontrol
(mm)R2 = Pertumbuhan miselia jamur perlakuan
1) Ulangan sebanyak 3 kali; 2) Data ditransformasi dengan arcsin; 3) Rerata yang diikuti olehhuruf yang sama dalam kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata (P
-
54
Tabel 1 menunjukkan bahwakonsentrasi asap cair TKKS ber-pengaruh secara nyata terhadap aktivitasantijamur. Makin tinggi konsentrasiasap cair makin tinggi aktivitasantijamur. Namun antar perlakuankonsentrasi 1, 1,25 dan 1,50 tidakberbeda nyata. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa diperlukan kon-sentrasi yang tinggi untuk menekanpertumbuhan jamur. Perlakuan asap cairpada konsentrasi 1, 1,25 dan 1,50mampu menghambat pertumbuhanjamur. Pada konsentrasi yang tinggiberarti kandungan bahan aktif di dalamasap cair juga tinggi sehingga lebihbanyak bahan aktif yang dapatmengganggu metabolisme di dalamjamur. Menurut Shiah et al. (2006),pertumbuhan jamur semakin terhambatdengan semakin tinggi konsentrasi asapcair dari bambu yang terdapat padamedia jamur. Hal ini disebabkantingginya penyerapan asam dan fenoldari asap cair pada media jamur. Asamdan fenol mengganggu selaput sel jamursehingga menyebabkan permeabilitasselaput sel meningkat dan akhirnyajamur kehilangan isi sel.
Hasil analisis komponen penyusunasap cair TKKS pada suhu pirolisis400oC terdiri atas 2-Propanon, asamasetat, asetil karbinol dan fenol(Oramahi dkk., 2010). MenurutTranggono dkk., (1996), selain kom-ponen asam, komponen dominan asapcair tempurung kelapa adalah fenol, 3-metil 1,2-siklopentandion, 2 metoksifenol, 2 metoksi-4-metil fenol, 4 etil-2metoksi fenol, 2,6 dimetoksi fenol, dan2,5 dimetoksi benzil alkohol.Komponen-komponen tersebut di atas
termasuk ke dalam kelompok fenol.Menurut Velmurugan et al.(2009),terdapat tujuh komponen dalam asapcair hasil pirolisis dari serbuk Pinusdensiflora var. brevifolia Liou danQuercus serrata var. tomentosa Dingyaitu 2,6 dimethoxy Phenol, Phenol(Izal), 2-methyl phenol (o-cresol), 4-methyl phenol (p-cresol), 2-methoxyphenol (guaiacol), 2-methoxy-4 methylphenol dan 4-ethyl-2-methoxy phenolyang mampu berperan sebagaiantijamur.
Komponen penyusun asap cairTKKS mempunyai persamaan denganasap cair hasil penelitian Tranggonodkk (1996) dan Velmurugan etal.(2009), terutama komponen fenol.Menurut Velmurugan dkk., (2009), asapcair dari serbuk gergaji kayu Pinusdensiflora dan Quercus serrata yangtelah dinetralkan mempunyai ke-mampuan sebagai antijamur. Lebihlanjut dinyatakan bahwa konsentrasiasap cair sebesar 2 % mempunyaikemampuan yang kuat menghambatpertumbuhan jamur Ophiostomapolonicum, O. flexuosum, O. narcissidan O. tetropii. Inoue et al. (2000)menyatakan bahwa asap cairmempunyai kemampuan menghambatpertumbuhan jamur. Makin tinggi suhupirolisis asap cair makin tinggi dayapenghambatannya terhadap per-tumbuhan Fomitopsis palustris danTrametes versicolor.
Mekanisme aktivitas senyawaantimikrobia fenol meliputi reaksidengan membran sel yang menyebab-kan meningkatnya permeabilitasmembran sel dan mengakibatkanhilangnya isi sel, inaktivasi enzim-
-
55
enzim esensial dan perusakan atauinaktivasi fungsional materi genetik(Davidson dan Branen, 1993 dalamKarseno dkk., 2001). Selain kandunganfenol yang berperan sebagai antijamur,asam juga mempunyai peran yang samasebagai bahan antijamur. Sifat anti-mikrobia asam asetat terkait dengankondisi pH. Hal ini disebabkan karenaasam asetat yang tidak terdisosiasi lebihcepat berpenetrasi ke dalam sel.Sedangkan asam propionat mampumenghambat mikrobia dengan caramemblok sistem metabolisme selmelalui penghambatan terhadap aktivi-tas enzim (Luck dan Jager, 1997 dalamKarseno dkk., 2001).
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapatditarik beberapa kesimpulan yaitu (1)asap cair dari TKKS berperan sebagaiantijamur, (2) konsentrasi asap cairberpengaruh nyata dalam menghambatpertumbuhan Schizophyllum commune(3) konsentrasi asap cair 1% mampumenghambat pertumbuhan Schizo-phyllum commune.Saran
Perlu dilakukan penelitian lebihlanjut penggunaan asap cair untukpengawet kayu.
DAFTAR PUSTAKADarmadji, P., Oramahi, H.A., Haryadi
dan Armunanto, R. 2000.Optimasi Produksi dan SifatFungsional Asap Cair KayuKaret. Agritech, 20 (3): 147-155
Fengel, D., dan Wagener, G. 1995.Kayu: Kimia, Ultra Struktur,
Reaksi-reaksi. Hardono Sastro-hamidjojo (Penerjemah), GadjahMada University Press,Yogyakarta.
Girard, J.P. 1992. Technology of Meatand Meat Product Smoking,Ellis Harwood, New York,London, Toronto, Sydney,Tokyo, Singapore, 162-201.
Inoue, S., Hata, T., Imamura, Y danMeier, D. 2000. Component andAntifungal Efficiency of Wood-Vinegar-Liquor Prepared UnderDifferent CarbonizationCondition, Wood Research, 87:34-36
Karseno, Darmadji, P., dan Kapti, R.2001. Daya Hambat Asap CairKayu Karet Terhadap BakteriPengkontaminan Lateks danRibbed Smoke Sheet. Agritech,21 (1): 10-15
Maga, J.A. 1987. Smoke in FoodProcessing , Bacarotan, CRCPress, Florida, 1-9.
Mori, M., M. Aoyama, S. Dci. A.Kanetoshi, and T. Hayashi.1997. Antifungal Activity ofBark Exstracts of DeciduousTrees Holz als Roh UndWerkstoff, 55: 130-132.Springer-Verlag.
Oramahi, H.A., Darmadji, P. danHaryadi. 2006. Identifikasi AsapCair Dari Kayu Karet denganGC-MS dan GC. Agritek,14(4):992-996
Oramahi, H.A., Diba, F, dan Wahdina.2010. Efikasi Asap Cair DariTandan Kosong Kelapa Sawit(TKKS) Dalam PenekananPerkembangan Jamur A. niger,Jurnal Hama dan PenyakitTumbuhan Tropika, 10 (2): 146-153
-
56
Shiah, T.C., S.K. Wu, J.C. Huang andH.C. Lin., 2006. The FungiResistance of Bamboo MaterialsTreated with Bamboo VinegarUsing Soaking Treatment. Journalof Agriculture and Forestry,NYCU, 3 (1):1-22
Tranggono, Suhardi, Setiadji, B.,Darmadji, P., Supranto., danSudarmanto. 1996. IdentifikasiAsap Cair dari Berbagai JenisKayu dan Tempurung Kelapa.J. Ilmu dan Teknologi Pangan, 1(2): 15-24.
Velmurugan, N., Han, S. S. dan Lee,Y.S. 2009. Antifungal Activityof Neutralized Wood Vinegarwith Water Extracts of Pinusdensiflora and Quercus serrataSaw Dusts, Int. J. Environ. Res.,3(2):167-176
Yoshimoto, T. dan Syafii, W. 1993.Extractives from Some TropicalHardwoods and Their Influnces onthe Growth of Wood DecayingFungi. Journal TropicalAgriculture, 4 (2): 31-35
Widiastuti, H & Panji, T. 2007.Pemanfaatan tandan kosongkelapa sawit sisa jamur merang(Volvariella volvacea)(TKSJ)sebagai pupuk organik padapembibitan kelapa sawit. MenaraPerkebunan, 75 (2): 70-79