12. bab i

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau organisasi dalam mengolah, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. (mangkunegara, 2009). Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah manusia. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan. Mengatur manusia adalah sulit dan kompleks, karena mereka memiliki pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke organisasi. (Hasibuan, 2008) Rumah sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat teknologi, dan 1

Upload: andri-setiawan

Post on 08-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting

bagi perusahaan atau organisasi dalam mengolah, mengatur, dan

memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk

tercapainya tujuan perusahaan. (mangkunegara, 2009). Sumber daya yang

terpenting dalam organisasi adalah manusia. Manusia selalu berperan aktif

dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi

perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan. Mengatur manusia

adalah sulit dan kompleks, karena mereka memiliki pikiran, perasaan, status,

keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke organisasi.

(Hasibuan, 2008)

Rumah sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat

modal, padat teknologi, dan padat keterampilan. Rumah sakit adalah bagian

yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jejaring kerja

pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi

sebagai pusat rujukan. (Soeroso, 2003). Rumah sakit merupakan bagian dari

subsistem pelayanan kesehatan sekaligus merupakan organisasi yang

mempunyai fungsi sosial dan ekonomi. Sejalan dengan amanat Pasal 28 H

ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan

1

2

kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan

fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah Sakit sebagai salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan

yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu

sama lain. (UU No 44 tahun 2009)

Salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan adalah pelayanan

rumah sakit. Efisiensi pengelolaan rumah sakit akan memberi dampak besar

terhadap efisiensi pelayanan kesehatan. Untuk senantiasa dapat memelihara

dan meningkatkan mutu manajemen dan pelayanan rumah sakit maka setiap

subsistem dalam sistem manajemen rumah sakit perlu dikelola secara

profesional. Salah satu subsistem pelayanan rumah sakit adalah pelayanan

keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologis,

psikologis, sosiologis spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada

individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit

yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Soeroso, 2003)

Setiap pegawai sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda

termasuk perawat. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik

3

individu tidak sama antara seorang perawat dengan perawat yang lainnya.

Perawat di ruang rawat inap RSUD kota Bandung memiliki karakteristik

individu yang berbeda-beda karena masing-masing pegawai memiliki tujuan

dan kepentingan yang berbeda pada saat bekerja di Rumah sakit tersebut,

sehingga pada saat bekerja kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap

pekerjaannya, kurang memiliki sikap percaya diri, sangat tergantung sekali

pada rekan kerja dalam melakukan pekerjaannya.

Tenaga keperawatan, sebagai salah satu tenaga profesi yang berada

di rumah sakit mengemban tugas yang cukup berat. Perawat merupakan

tenaga pelaksana asuhan keperawatan dengan jumlah personil paling banyak

di rumah sakit dan paling lama kontak dengan pasien, ini disebabkan

keberadaanya yang terus menerus selama 24 jam, sehingga pengaruhnya

paling dominan dalam pelayanan kesehatan (Mohamad, 1997 dalam Latief,

2008). Tenaga keperawatan diharapkan dapat memenuhi standar global

dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan. Dengan demikian

diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan profesional dengan

standar internasional dalam aspek intelektual, interpersonal dan teknikal,

bahkan peka terhadap perbedaan sosial budaya dan mempunyai pengetahuan

yang luas serta mampu memanfaatkan alih ilmu pengetahuan dan teknologi.

Profesionalisme perawat dapat dicapai salah satunya melalui

pengelolaaan sumber daya manusia yang baik dan benar. Hal ini untuk dapat

tercipta keseimbangan antara kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan

yang sesuai dengan standar global dalam memberikan asuhan keperawatan.

4

Dengan demikian akan tercipta keseimbangan antara kebutuhan tenaga

keperawatan dengan beban kerja yang harus dilakukan perawat yang dapat

menimbulkan kepuasan kerja.

Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan

keperawatan. Mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan,

merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan

keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan sampai evaluasi terhadap

hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan

(Soeroso, 2003). Dilihat dari sprektum tugas yang sangat luas tersebut, para

perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan

yang memadai, Sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan secara

optimal bagi masyarakat. Namun disisi lain tingkat kepuasan kerja perawat

harus diperhatikan.

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari

tempatnya bekerja. Kepuasan akan mempengaruhi produktivitas kerja.

Untuk itu manajer perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk

menciptakan kepuasan kerja perawatnya. Kepuasan kerja dideskripsikan

sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap

pekerjaannya. (Greenberg dan Baron, 2003)

Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang

terhadap situasi dan kondisi kerja. Tanggapan emosional bisa berupa

perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas

5

berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak maka berarti

perawat tidak puas. Kepuasan kerja dirasakan perawat setelah perawat

tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari

hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya.

(sopiah, 2008)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsu (2008)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kepuasan kerja perawat RSJ Prof. HB. Sa’anin adalah masa kerja, insentif,

hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan, dan pengembangan

diri perawat. Dari hasil penelitian Wahyudi (2002) bahwa terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara kepemimpinan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja dengan produktifitas pegawai, hasil penelitian Muhaimin

(2004) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja

dan disiplin kerja.

Rumah Sakit Umum Daerah kota Bandung merupakan rumah sakit

umum daerah milik pemerintah tipe C swadana, tugasnya yaitu memberikan

pelayanan kepada masyarakat umum dan rujukan bagi pelayanan kesehatan

lain yang dari tahun ke tahun berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan terbukti dengan adanya pengembangan baik fisik atau non fisik.

Terdapat 5 ruangan rawat inap yang di tempati oleh perawat yaitu ruang

anak, bedah, dalam, perinatologi dan VIP dengan kapasitas tempat tidur

keseluruhan berjumlah 112 buah, terdapat perawat di ruang rawat inap

berjumlah 75 orang. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, tidak terlepas dari

6

peranan perawat sebagai tenaga profesi di rumah sakit. Perhatian terhadap

kepuasan kerja perawat dalam menjalankan tugasnya merupakan hal yang

penting. Kepuasan kerja perawat perlu mendapat perhatian serius dari pihak

manajemen rumah sakit, karena perawat merupakan perawat terbesar dan

ujung tombak pelaksana pelayanan, serta tenaga yang berinteraksi langsung

dengan pasien dan keluarga pasien. Ting dan Yuan (1997), mengemukakann

bahwa kepuasan kerja perawat dipengaruhi oleh karakteristik individu,

karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi.

Citra rumah sakit dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan

perawat. Keterangan dari wawancara pada tanggal 14 November 2011,

dengan kepala bidang keperawatan menyatakan bahwa perawat bagian

keperawatan masih menghadapi masalah disiplin kerja perawat yang rendah.

Hal ini terlihat dengan seringnya perawat meninggalkan dinas dalam jam

kerja, pulang sebelum jam kerja. Kemudian Bagian Supervisi pun

mengatakan secara pengawasan terdapat 20 % dari 87 perawat keseluruhan

dengan keterlambatan dinas kurang dari 15 menit, kemudian banyaknya

pergantian dinas dan penggabungan dinas. Menurut pendapat kepala

ruangan Perinatologi kepuasan perawat disana relatif dan berbeda-beda,

karena di ruangan ini, untuk ketenagaan perawatnya memang di rasa kurang

sehingga perawat terlalu banyak aktivitas kerja, kemudian perawat sering

mengeluh kelelahan dan cape, akibat beban kerja nya dengan ketenagaan

perawat yang kurang, seharusnya perawat di ruangan ini secara perhitungan

ada 22 perawat tetapi yang ada hanya 9 perawat, belum lagi untuk wanita

7

ada cuti hamil, melahirkan, dsb. Jadi, untuk kerja sehari-hari dirasakan berat,

karena mengingat pasiennya paling banyak. Kemudian untuk supervisi

dirasakan masih kurang, supervisor nya hanya malam ada pada shift malam

saja seharusnya di setiap shift ada, sehingga jika ada keluhan atau masalah

yang mendadak misalnya pada sore hari, dapat di sampaikan langsung

dengan cepat dan sigap.

Hasil wawancara pada Bulan November dan Desember 2011 dengan

beberapa perawat pelaksana rawat inap RSUD kota Bandung, mereka

berpendapat bahwa reward yang diberikan oleh atasan disamakan, kurang

melihat beban kerja perawat di tiap ruangan, sistem pembagian reward

dirasakan oleh perawat masih kurang adil, ada juga permintaan pindah

ruangan atau rotasi dari perawat itu sendiri, bahkan ada juga yang

mengundurkan diri atau keluar, kemudian penghasilan dirasakan perawat

kurang oleh perawat yang masa kerjanya 2 tahun, tetapi terdapat perbedaan

pendapat untuk perawat dengan masa kerja 11 tahun bahwa menurutnya,

penghasilan nya cukup dan puas, disamping itu ada keluhan pasien dan

keluarga pasien dari kotak saran bulan Mei sampai Oktober yang berada di

rumah sakit bahwa perawat terlihat judes, lelet dan kurang gesit, dll, ini

bukti data ketidakpuasan pasien yang mengeluhkan perawat.

Permasalahan tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kepuasan

kerja para perawat. Oleh karena itu, maka peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai “Hubungan karakteristik individu dengan kepuasan

kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD kota bandung”

8

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang di ambil dari latar belakang masalah di atas adalah :

”apakah ada hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja

perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD kota Bandung ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di

ruang rawat inap RSUD kota Bandung

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik individu perawat

pelaksana di ruang rawat inap yang meliputi umur, jenis kelamin,

masa kerja, tingkat pendidikan dan status perkawinan di RSUD kota

Bandung

b. Mengukur kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap

RSUD kota Bandung

c. Menganalisa hubungan antara karakteristik individu dengan

kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD kota

Bandung

d. Menganalisis kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap

RSUD kota Bandung dengan diagram kartesius

9

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan penelitian lanjutan tentang kepuasan kerja perawat di

RSUD kota Bandung

2. Bagi RSUD kota Bandung

Sebagai sarana pemberian informasi yang nantinya dapat dijadikan

masukan dalam mebuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan keperawatan melalui kepuasan kerja yang optimal

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan tambahan ilmu dan wawasan bagi peneliti serta sebagai

salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 keperawatan

E. Ruang lingkup

1. Ruang lingkup waktu

Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai bulan Febuari

2012

2. Ruang lingkup tempat

Peneliti mengambil sampel penelitian di RSUD kota Bandung

3. Ruang lingkup materi

Penelitian ini dibatasi ruang lingkup materinya pada karakteristik

individu perawat yang meliputi umur, jenis kelamin, masa kerja, tingkat

pendidikan, dan status perkawinan kemudian menghubungkannya dengan

10

kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD kota

Bandung

F. Keaslian penelitian

Peneliti menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”hubungan

karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang

rawat inap RSUD Kota Bandung ” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada

plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan.