113 - ridho taufanadhie, (1)pendekatan deduktif dan induktif

10
Makalah Pendeketan Deduktif dan Induktif serta Contoh dalam Bentuk Geologi TUGAS INDIVIDUAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Disusun Oleh: Ridho Taufanadhie P 270110130113 Teknik Geologi A FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: ridho-taufanadhie-p

Post on 08-Jul-2016

265 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Filsafat Ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

Makalah Pendeketan Deduktif dan Induktif serta Contoh dalam

Bentuk Geologi

TUGAS INDIVIDUAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Disusun Oleh:

Ridho Taufanadhie P

270110130113

Teknik Geologi A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Geologi, sebagai pokok ilmu dari banyak cabang ilmu seperti geomorfologi,

geofisika, hidrogeologi, geokimia, dan masih banyak lagi, merupakan pokok bahasan

yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sumber daya alam kita, dan sebagai

aspek terpenting dalam kemajuan sebuah bangsa. Dalam mempelajarinya, kita dapat

mempelajari secara langsung dengan melalui berbagai macam pendekatan, seperti

pendekatan induktif dan pendekatan deduktif.

Oleh karena itu, sudah selayaknya jika kita mulai memahami dengan mengerti

dulu apa itu pendekatan deduktif dan apa itu pendekatan induktif serta kaitannya dalam

ilmu geologi.

2. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu yang

termasuk kedalam mata kuliah yang ada pada Fakultas Teknik Geologi Universitas

Padjajaran.

3. Manfaat

Dengan mempelajari makalah ini, dapat mengerti mengenai geologi melalui

pendekatan induktif serta pendekatan deduktif, serta contohnya.

Page 3: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

II. ISI

A. Pengertian Pendekatan Induktif dan Pendeketan Deduktif

1. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang

menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)

berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang

kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering

digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu

yang khusus (going from the general to the specific).

Contoh :

Seorang guru memberikan materi tentang volume balok kepada siswa. Pada

awal pembelajaran guru memberikan definisi dan konsep mengenai balok dan rumus

volume balok. Kemudian guru menerapkan rumus volume tersebut pada beberapa

contoh soal. Selanjutnya guru memberikan beberapa tugas kepada siswa yang sesuai

contoh yang telah diberikan. Tugas ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang telah disampaikan.

2. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik

kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai

sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from

specific to the general).

Contoh :

Seorang guru memberikan materi mengenai bangun datar persegi panjang.

Diawal pembelajaran guru menyuruh siswa untuk membuat persegi panjang dengan

menggunakan alat peraga berupa kertas. Siswa dituntut untuk membentuk kertas

tersebut menjadi sebuah bangun persegi panjang. Siswa diperintah untuk berdiskusi

Page 4: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

tentang sifat – sifat bangun persegi panjang. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa

dan guru sama – sama saling menyimpulkan mengenai sifat – sifat bangun persegi

panjang.

B. Perbedaan Pendekatan Deduktif dan Induktif

Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value

judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya

ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi

(accounting reports) seharusnya didasarkan kepada pengukuran nilai aset bersih yang

bisa direalisasi (net realizable value measurements of assets) merupakan premis dari

teori normatif. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk

menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi.

Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan

pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode

deduktif pada dasarnya merupakan sistem yang tertutup dan nonempiris yang

kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada premis. Sebaliknya, karena berupaya

untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan induktif bersifat deskriptif.

Salah satu pertanyaan yang menarik adalah apakah temuan riset empiris dapat

bebas nilai (value-free) atau netral karena pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari

bentuk dan isi riset tersebut. Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif,

penelitinya tidak mungkin sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu

permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait

dengan permasalahan tersebut.

Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif adalah:

kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global (makro) sedangkan

teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh karena premis sistem

deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem

induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus

kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan

Page 5: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

yang diamatinya.Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat

untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku.

Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling

melengkapi (complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode

induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada

mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif.

C. Pendekatan Deduktif dan Induktif dengan Kajiannya

1. Pendekatan Deduktif

Dengan bertambah majunya alam pikran manusia dan makin berkembangnya

cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang

mitos. Dengan demikian mitos makin kurang disukai dan hanya dipakai untuk memberi

keterangan anak kecil kalau kita kebetulan terlalu malas untuk memberi keterangan

ilmiah yang lengkap atau kalau kita menganggap bahwa anak itu masih terlalu kecil

untuk dapat mencerminkan keterangan yang benar.

Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia sudah tahap mitos, manusia

berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi

belum ditemukan metode berpikir secara objektif. Berbeda dengan pada tahap teologi,

pada tahap filsafat ini manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami

objek secara dangkal, tetapi objek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.

Perkembangan alam pikiran manusia merupakan suatu proses, maka manusia

tidak puas dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif atau

tahap ilmu. Dalam tahap positif atau tahap ilmu ini, rasio sudah dioperasikan secara

objektif. Manusia menghadapi objek dengan rasio.

C. A. van Peursen dalam bukunya mengatakan bahwa di dalam mitos manusia

terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir yang harus diterima. Lama

kelamaan manusia tidak mau terikat, maka manusia berusaha mencari penyelesaian

dengan rasio. Dalam pemikiran ini, manusia sudah memisahkan dirinya sehingga

Page 6: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

memandang alam dengan jarak terhadap dirinya. Manusia sebagai subjek

menempatkan dirinya di luar alam yang dijadikan objek. Manusia tidak lagi melingkari

atau dikurung oleh alam dengan segala kekuatannya, sehingga manusia dapat menilai

objek (alam) tanpa meleburkan diri, dapat memandang objek (alam) dengan lebih

leluasa.

Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa alam, misalnya gunung api meletus yang

menimbulkan banyak korban dan kerusakan, manusia tidak lagi mengadakan

selamatan dengan tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan mengamati peristiwa itu,

mempelajari mengapa gunung api dapat meletus, kemudian berusaha mencari

penyelesaian dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil pengamatannya.

Misalnya dengan mencegah terjadinya letusan yang hebat. Untuk mengurangi

banyaknya korban, penduduk di sekeliling gunung api tersebut dipindahkan ke daerah

yang lain, setelah mengetahui bahwa gunung api akan meletus, dan lain sebagainya.

Inilah bukti bahwa manusia lama kelamaan tidak puas dengan mitos sebagai pemikiran

yang irasional, kemudian mencari jawaban yang rasional.

Berkat pengamatan yang sistematis dan kritis, serta makin bertambahnya

pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia berusaha mencari jawaban secara

rasional dengan meninggalkan cara irasional. Pemecahan secara rasional berarti

mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Kaum

rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme. Dalam menyusun

pengetahuan kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif

adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik

kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini

menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan

dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor.

Kesimpulan atau konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis

tersebut.

Page 7: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

2. Pendekatan Induktif

Pengetahuan yang dperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata

mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan

pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan berdasarkan

pengalaman konkret ini disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap

bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari

pengalaman konkret. Menurut paham empirisme ini, gejala alam tiu bersifat konkret dan

dapat ditangkap dengan panca indra manusia. Dengan pertolongan panca indranya,

menusia berhasil menghimpun sangat banyak pengetahuan. Himpunan pengetahuan

ini dapat disebut ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan

sebab akibatnya. Untuk maksud itu perlu dilakukan penalaran. Penalaran haruslah

dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Didalam penalaran itu, fakta

yang didasarkan atas pengamatan tidak boleh dicampuradukkan dengan dugaan atau

pendapat orang yang melakukan penalaran. Mengemukakan pendapat sering kali juga

berfaedah, tetapi haruslah ada garis pemisah yang tegas antara dugaan dan fakta.yang

terutama kita perhatikan disini ialah gejala alam. Adagejala alam yang dapat

ditirukanoleh manusia, ada juga yang tidak dapat. Penyelidikan gejala yang dapat

diturunkan di dalam laboratorium ( kadang-kadang ukuran kecil ) biasanya lebih cepat

membawa hasil dibandingkan gejala tidak diulangi dalam laboratorium.

Dari pengamatan secara sistematis dan kritis atas gejala-gejala alam akan

diperoleh penegtahuan tentang gejala itu. Mungkin akan terlihat adanya karakteristik

tertentu, adanya kesamaan, adanya ulangan dan adanya keteraturan dalam pola-pola

tertentu. Dengan demikian akan dapat ditarik sesuatu generalisasi dari berbagai kasus

yang terjadi.

Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran

induktif. Penalaran induktif adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan umum dari

pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium dan sebagainya, jka dipanasi

ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat diambil kesimpulan secara

umum bahawa semua logam jika dipanasi akan bertambah panjang.

Page 8: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

D. Pendekatan Deduktif dan Induktif pada Geografi ( Salah Satu Kajian

dari Geologi )

Aspek epistemologis (metodologis, pendekatan) geografi sejalan dengan aspek

epistemologis ilmu pada umumnya, yaitu penggunaan metodologi ilmiah dengan

pemikiran deduktif, pendekatan hipotesis, serta penelaahan induktif terutama di dalam

tahap verifikasi. Pendekatan deduktif analisis geografi bertitik tolak dari pengamatan

secara umum, yaitu dari postulat, dalil atau premis yang dianggap sudah diakui secara

umum. Kemudian dari hasil pengamatan secara umum ini diambil kesimpulan secara

khusus (reasoning from the general to the particular). Pola pendekatan induksi-empiris

berpangkal tolak dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus, berdasarkan

fakta dari gejala yang diamati dan dari sini diambil suatu kesimpulan secara umum

(reasoning from the particular to the general). Dengan metode induksi-empiris saja,

maka hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori geografi hanya berlaku di suatu tempat

dan waktu-waktu tertentu, sebab hukum, dalil maupun teori geografi sangat tergantung

pada kondisi lingkungan setempat. Untuk menjembatani kedua pendekatan yang

berbeda ini geografi menggunakan metode pendekatan reflective thingking; yaitu

menggunakan atau menggabungkan pendekatan dedukif dan induktif secara hilir-mudik

dalam penelitian geografi.

Page 9: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

IIIl. Kesimpulan

Dengan mempelajari pendekatan deduktif dan induktif ini, kita dapat mengetahui

bagaimana cara melakukan suatu pendekatan dari aspek luar dan dalam, dari aspek

logika dan kenyataan, oleh karena itu, setelah mempelajari makalah ini, kita dapat

mengetahui mengenai kajian yang dibahas yaitu Geografi ( geografi merupakan salah

satu cabang ilmu dari geologi ). Kita dapat mengetahui geografi dari aspek pendekatan

secara induktif maupun pendekatan secara deduktif.

Page 10: 113 - Ridho Taufanadhie, (1)Pendekatan Deduktif Dan Induktif

Daftar Pustaka

1. http://suryanto-bogor.blogspot.com/2012/03/tentang-penalaran.html

2. http://jouleemath.wordpress.com/2013/01/19/a-pendekatan-konsep-dan-pendekatan-proses-

dalam-pembelajaran-matematika/

3. http://f4ch1215.blogspot.com/2013/01/bab-iii-kelahiran-pengetahuan-alamiah.html

4. http://geografiunm.wordpress.com/2011/04/page/2/

5. https://www.academia.edu/7302806/Pendekatan_induktif_dan_deduktif_dalam_stratigrafi_sej

arah_dan_penerapannya