1105-1-dr-suprijantoro-spgdt-pra-rs-26juni20121-edit.pptx
TRANSCRIPT
1Disampaikan Pada Kegiatan Rakerkesnas VII Arsada
Batam, 27 juni 2012
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RI
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, ANTARA KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN PEMERINTAH YANG TIDAK
MEMBERATKAN MASYARAKAT, RUMAH SAKIT, DAN BADAN PENYELENGGARA
OLEHDr. SUPRIJANTORO, SpP, MARS
(DIRJEN BUK, KEMENKES RI)
2
GEOGRAFI INDONESIA
Terdiri atas 17.508 Pulau Satu-satunya Negara yang Terletak pada Pertemuan 4 lempeng tektonikMasuk Dalam “Pacific ring of fire”yang terdiri atas lebih dari 80 gunung berapi aktif yang berbahaya
4
Penanganan cepat dan tepat pasien gawat darurat membutuhkan manajemen yang tepat. Disamping lebih efisien dibutuhkan suatu koordinasi antar unit pelayanan dimana pasien itu didiagnosa ke tempat dimana pasien tersebut akan dirujuk untuk penanganan lebih tepat dan efisien.
GAWAT DARURATKeadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. (UU no 44 tahun 2009)
KEBUTUHAN MASYARAKAT
5
Perlahan-lahan (slow onset disaster) :
Menurunnya tingkat kehidupan masyarakat karena kesulitan memperoleh kebutuhan hidup pokok akibat kekeringan, kebakaran dll.
* Mendadak (akut) : Adanya korban manusia,rusaknya prasarana,
sarana, fasilitas dll.
Bencana dapat terjadi secara :
6
NILAI HAKIKI KEMANUSIAAN• Keadaan Aman• Sehat• Sejahtera• Keadilan
• Preparedness• Prevention• Mitigation
• Quick Response SPGDT
(Life Saving & Limb Saving)• RehabilitationMENJAGA DAN
MEMPERTAHANKANEKSISTENSI BANGSA
• Komponen Esensial Kehidupan Manusia
• Titik Berat Pada Peran Masyarakat• Pemerintah Memfasilitasi
SAFE COMMUNITY
77
KONSEP SAFE COMMUNITY
Shared Vision Masyarakat sehat, aman, sejahteraPublic safety center (ASTER)
Masya Pelayanan kesehatan rakat Akses (Safe, aspek kesehatan SPGDT-S/B)
InstansiNonKes
EksekutifLegislatif
Masyarakat Umum
PERDAAPBDPemberdayaan, pencegahanpenyuluhan
- Pembiayaan- Perilaku sehat (Primary prevention)
Semua stakeholder berperan serta
Pendekatan kultural
Pendekatanstruktural
(Pada paradigma sehat: fokus pada primary prevention)
EksekutifLegislatif
InstansiNon kes- Polisi
- PMK- Asuransi
PUBLIC SAFETY CENTRE Ujung tombak safe community Sarana publik, perpaduan :
• Ambulans gawat darurat• Keamanan polisi• Safety Pemadam
kebakaran Penanganan pertama pra-RS
“Time saving is life and limb saving”
UJUNGTOMBAK
SAFE COMMUNITY
PUBLIC SAFETY CENTER
9
Untuk melaksanakan SPGDT perlu dilakukan secara :• Terkoordinasi antar berbagai sektor dan program terkait.• Mulai dari Pra RS sampai RS (di IRD, HCU & Kamar Jenazah), serta• Antar Rumah Sakit.
Kepmenkes No. 106/Menkes/SK/I/2004Tentang
Tim SPGDT dan Pelatihan PPGD / GELS
10 SIAGA
ANALISIS SITUASI
RENCANA OPERASI
OPERASI PERTOLONGAN
EVALUASI
• Kumpulkan semua informasi yang diperlukan
• Kirim Tim bila diperlukan
• Pra Rumah Sakit• Intra Rumah
Sakit
Pelaksanaan operasi pertolongan dan penyesuaian berdasar situasi lapangan
• Informasi adanya musibah
• Membangun SPGDT-B aktif
Response time Kecukupan Kesesuaian
response
Tahapan Disaster Response
11
SISTEM YANG TERDIRI DARI KOMPONEN :• PRA RS – RS – INTER RS• KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI• SDM KESEHATAN DAN KESEHATAN• MULTI SEKTOR
MERUPAKAN RESPONS CEPAT MENEKANKAN“TIME SAVING IS LIFE AND LIMB SAVING”
SEHARI HARI (GADAR)
BENCANA ( MASSAL)
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU ( SPGDT )
12
KE
TE
RPADUAN
SPGDT
PRA RS–Peran m
asyarakat (on scene care)
–Edukasi kegaw
atdaruratan
–H
otline number
(110,113,118)
–Am
bulansIN
TRA RS–Ketersediaan Call center G
awat D
arurat (119)
–Kualitas pelayanan: IG
D, H
CU, ICU
, ICCUAN
TAR RS
–Sistem
rujukan
–Sistem
komunikasi
–Sistem
transportasi
13
Puskesmas/Klinik
Titik Pelayanan Kesehatan
Dokter
Dokter Ahli
Pasien
Petugas Call Center/IGD RS. A
Petugas Call Center
Call Center SPGDT
Petugas Call Center/IGD RS. B
RS Rujukan B
Dokter Ahli
?
Jejaring Informasi RS
Dokter Ahli
Petugas Call Center/IGD RS. A
RS Rujukan Lain
Dokter Ahli
Petugas Call Center/IGD RS. A
RS Rujukan Lain
Titik kecelakaan
Network
Pasien
14
• Regionalisasi 9 wilayah + 2 Sub regional Rujukan
• Desa siaga• Disaster plan• Call center, dll
Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Universal Coverage
KEBIJAKAN MENKES
15
PEMBIAYAAN
PESERTA
Paket MANFAAT
Sumber: WHO, The World Health Report. Health System Financing; the Path to Universal Coverage, WHO, 2010, p.12
BERTAHAP MENUJU SEMUA PENDUDUK.
BERBASIS PADA INA CBG’S
MENJAMIN SEMUA YG INDIKASI MEDIS PAKET BENEFIT DASAR
DIMENSI UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
15
16
What ?
• Sistem pembayaran pelayanan kesehatan secara paket dimana pembayaran/biaya ditentukan sebelum pelayanan diberikan (Prospective Payment)
• Sistem/cara pembayaran oleh penyandang dana kepada penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider) untuk seluruh pelayanan yang diselenggarakannya
• Besar biaya berdasarkan kesepakatan harga menurut kelompok diagnosis penyakit tidak dihitung berdasarkan jenis ataupun jumlah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk tiap pasien
SISTEM CASEMIX
KONSEP PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS CASEMIX (INA-CBGs)
17
INA-CBGs
• Merupakan Sistem Casemix yang di Implementasikan di Indonesia saat ini
• Dasar Pengelompokan dengan menggunakan :• ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)• ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (7.500 kode) Dikelompokkan menjadi menjadi 1077 kode group INA-
CBG (789 kode rawat inap dan 288 kode rawat jalan)
• Dijalankan dengan menggunakan UNU-Grouper dari UNU-IIGH (United Nation University Internasional Institute for Global Health)
What ?
18
Fee for service prospective payment
Tujuan Casemix/INA-CBG
Sistem pembayaran jamkesmas di RS dengan Casemix/INA-CBG
Peluang bagi RS melakukan perubahan & perbaikan
• EFISIENSI• MUTU PELAYANAN MEDIK• MUTU PELAYANAN ADMINISTRASI
19
INA-CBG(di tkt yan dasar : kapitasi)
Prinsip asuransi (risk sharing)
Pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan gawat
darurat
Pengelolaan BPJS(non profit)
PREMI
POOLED FUND
Efisiensi keuangan
Peserta Jaminan
BPJS
PROVIDER
21
Target Pengembangan INA-CBG
Target:– Revisi Tarif (Hospital Based Rate 2011)– Terciptanya Local Norm (Grouper lokal) INA-CBG– Hak Intelektual Properti menjadi Milik Kementerian
Kesehatan RI– SDM yang berkompeten dan Mandiri
– Dasar pembayaran Universal Coverage
Next
22
POLA PENGATURAN JASA
PENERIMAAN RS
Keluarkan Jasa Sarana (akomodasi, bahan non medis, obat-obatan, bahan/alkes habis pakai)
Hitung Jasa Pelayanan (jasa medis, jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan lainnya)
• Remunerasi (RSUD BLUD)• pembobotan
Tarif INA CBGs= Hospital Base rate x Cost Weight x aF
Fee for Services
(Pembagian jasa medik per pelayanan yang
diberikan)
Maks. 44 %
1
2