11. rempah
TRANSCRIPT
Komoditas rempah
11. KOMODITAS REMPAH
Tanaman rempah merupakan tanaman yang mengandung khasiat baik sebagai
bumbu masak yang biasa digunakan sehari-hari atau tanaman obat-obatan atau tanaman
untuk bahan pembuatan jamu. Tanaman rempah adalah tumbuhan asli Indonesia yang
biasa menjadi ramuan jamu tradisional maupun disantap sebagai lalapan. Tanaman ini
mempunyai nilai ekonomi yang penting, karena peranannya dalam berbagai aspek
kegunaan, perdagangan, kehidupan, dan adat kebiasaan masyarakat.
Industri rempah memiliki prospek yang cukup cerah, hal ini dikarenakan
melimpahnya bahan baku yang diperlukan di Indonesia, kemudahan proses produksi,
peralatan yang sederhana dengan harga relatif murah, serta kecenderungan permintaan
yang terus meningkat.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk pengembangan agroindustri rempah :
Teknologi Budidaya
Pengetahuan bahan baku
Proses produksi
Sarana dan prasarana industri
Pemasaran
Analisis usaha
A. Jenis Rempah-rempah
a. Jahe
Tanaman terna berbatang semu, tumbuh berumpun, tinggi 30 cm –
1m, tegak, tidak bercabang, tersusun atas lembaran pelepah daun,
berbentuk bulat, berwarna hijau pucat dengan warna pangkal batang
kemerahan. Bagian tanaman yang digunakan untuk bahan industri
yaitu rimpangnya. Jahe mengandung sejumlah kecil minyak volatil dan fixed oil yang
mengandung zat resin yang pedas, 40—60% pati, 9% protein, beberapa jenis mineral dan
vitamin. Khasiatnya antara lain bermanfaat untuk mengurangi gejala flu, pilek, batuk,
masuk angin, pegal-pegal, sebagai penyegar badan, serta berkhasiat sebagai obat kuat.
Syarat tumbuh tanaman jahe :
Jahe dapat di budidayaan terutama pada daerah tropis dengan ketinggian tempat 0 –
1.700 m dpl. Tumbuh optimum pada ketinggian 200 – 600 m dpl
385
Komoditas rempah
Umumnya jahe ditanam pada daerah dengan curah hujan 2.500 – 4.000 mm
Iklim ideal yang dikehendaki adalah panas sampai sedang
Pada pertumbuhan vegetatif, tanaman jahe memerlukan sinar matahari yang banyak
sehingga akan membentuk rumpun dengan rimpang banyak dan berukuran besar
Pada kondisi ternaungi, tanaman jahe akan memperlihatkan pertumbuhan daun yang
besar tapi rimpangnya kecil.
Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe harus yang mudah diolah, gembur,
banyak mengandung bahan organik atau humus dan subur. Umumnya pada tanah latosol,
andosol dengan tekstur lempung berpasir, lempung berdebu atau liat berpasir. Jahe
sangat baik tumbuhnya pada lahan hutan yag baru dibuka, lahan yang mengandung air
berlebihan tidak cocok untuk ditanami jahe.
Persiapan lahan :
Lakukan pengolahan lahan dua kali, yaitu pengolahan kasar dan halus
Lakukan pengolahan tanah 1 sedalam 25 – 35 cm. Balik tanah dan hancurkan.
Setelah itu biarkan tanah selama 1 minggu agar gas-gas beracun menguap dan
mikroba tanah yang tidak menguntungkan mati terkena sinar matahari langsung
Lakukan pengolahan tanah II hingga tanah benar-banar gembur
Buat bedengan dengan ukuran lebar 60-120 cm, tinggi 25-30 cm, lebar antar
bedengan 30 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan
Pembibitan :
Gunakan rimpang dari tanaman yang telah berumur 10-12 bulan dan merupakan
rimpang lateral (sebaiknya tidak menggunakan rimpang utama/induk)
Potong-potong rimpang jahe yang akan dijadikan bibit. Setiap potongan berukuran 30-
80 g dan mempunyai 2-3 mata tunas
Taburi bagian luka dengan abu gosok untuk menghindarkan rimpang dari jamur
Keringkan rimpang. Letakkan potongan rimpang pada tempat yang teduh dan lembab
yaitu tumpukan jerami atau diatas karung goni yang telah dibasahi
Potongan rimpang jahe akan bertunas setelah 1-1,5 bulan
Penanaman :
Lakukan awal penanaman pada awal musim hujan
386
Komoditas rempah
Buat lubang tanam dengan diameter 25 cm dan kedalaman 25 cm dengan jarak antar
lubang pada bedengan sekitar 30-60 cm
Pupuk lubang tanam dengan pupuk kandang sebanyak 1 kg per lubang tanam.
Hindarkan penggunaan pupuk buatan atau pupuk anorganik
Biarkan selama 1 minggu lalu tanam bibit. Usahakan bibit tidak langsung menyentuh
pupuk sehingga pupuk perlu dilapisi dengan tanah sebelum penenaman
Letakkan bibit pada lubang tanam dengan posisi rebah. Setiap lubang tanam hanya
untuk 1 bibit
Pemeliharaan tanaman :
Lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tunasnya tidak tumbuh
Lakukan pembumbunan setelah tanaman berumur 2-4 minggu
Lakukan pemupukan susulan pada umur 6-8 minggu setelah tanam
Lakukan pemupukan selanjutnya setiap 1,5-2 bulan seklai menggunakan pupuk
kandang atau kompos dengan dosis 15-20 ton per hektar
Siangi gulma yang tumbuh di lahan penanaman secara manual dengan menggunakan
koret atau tangan secara hati-hati sehingga tidak mengganngu perakaran tanaman
jahe
Lakukan penyianagn setiap bulan atau tergantung kondisi gulma dan hentikan setelah
tanaman berumur 6 bulan. Hindari penggunaan herbisida organik pada saat
pengendalian gulma
Bersamaan dengan penyianag, lakukan pembumbunan pada tanah di permukaan
pertanaman. Tanah bumbunan diambil dari tanah-tanah di saluran air/parit yang mulai
dangkal. Pembumbunan dimaksudkan untuk menghindari rimpang keluar dari tanah
Pengendalian hama dan penyakit :
Hindari penggunaan bahan-bahan anorganik dalam pengendalian hama dan penyakit.
Bila ditemukan serangan hama atau penyakit segera potong bagian yang diserang,
musnahkan dengan cara dibakar atau dipendam dalam tanah
Lakukan tindakan preventif dengan melakukan pengamanan rutin terhadap tanaman
untuk menghindari gangguan hama dan penyakit serius
Pemanenan :
387
Komoditas rempah
Pemanenan tanaman pada umur 10-12 bulan setelah tanam. Gunakan garpu tanah
yang dibenamkan disekitar rumpun
Bongkar rimpang kahe kemudian angkat secara perlahan
Bersihkan rimpang yang telah dipanen kemudian masukkan ke dalam keranjang
mambu atau kotak kayu yang memiliki rongga udara
b. Kunyit
Tanaman terna, berbatang semu, bentuk
batangnya bulat, berwarna hijau keunguan, tinggi dapat
mencapai 1 m, berakar serabut, berwarna coklat muda.
Bagian tanaman yang digunakan untuk bahan industri
yaitu rimpangnya. Senyawa kimia yang terkandung
dalam kunyit yaitu minyak asiri 3—5%, yaitu turmeron,
simen, dan artumeron; kuekumin; pati; tanin; serta damar. Khasiatnya antara lain
bermanfaat mengatasi penyakit diabetes melitus, tifus, usus buntu, disentri, sakit
keputihan, haid tidak lancar, perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak
lendir, dan jerawat.
Syarat tumbuh tanaman kunyit :
Tanaman kunyit mempunyai daya adaptasi yang cukup luas di daerah tropis
Tanaman ini tumbuh baik di tanah yangh berpengairan baik, curah hujan sekitar 2.000-
4.000 mm setiap tahunnya dan area yang sedikit terlindung
Untuk menfhasilkan rimpang yang cukup besar, yanaman kunyit menghendaki tempat
terbuka sedikit ternaungi.
Kunyit dapat tumbuh pada berbagai janis tanah, tetapi seperti tanaman rimpang
lainnya, kunyit tidak toleran terhadap tanah yang tergenang dan salinitasnya tinggi. Jenis
tanah yang disukai adalah tanah yang ringan dan berpasir dan memiliki drainase yang baik
serta selalu dalam kondisi lembab, misalnya saja jenis tanah lempung berpasir. Pada
lahan terbuka, dengan kondisi tanah yang baik, hasil rimpang yang dipanen akan lebih
tinggi. Bila tanah yang digunakan kurang subur, sebaiknya kunyit ditanam pada tempat
yang ternanungi.
Pembibitan :
388
Komoditas rempah
Gunakan bibit dari setek rimpang yang sudah tua berumur 9 bulan, seragam jenisnya
dan berukuran 20-25 g tiap seteknya. Untuk indukan sebaiknya gunakan rimpang yang
seragam dan bedakan antara rimpang induk dan rimpang anakan karena rimpang
induk dan anakan tidak sama sehingga waktu panennya tidak bersamaan
Semaikan dulu rimpang yang akan digunakan sebagai bibit sehingga tumbuh tunas.
Setelah 1-2 bulan dipersemaian, tunas pada rimpang mulai tumbuh. Setiap potongan
bibit rimpang sebaiknya terdiri atas 2-3 tunas
Taburi rimpang yang sudah dipotong dengan abu dapur. Bibit siap untuk ditanam
dilahan setelah luka bekas potongan mengering dan tunas sudah tumbuh baik.
Pengolahan tanah :
Olah tanah menggunakan cangkul atau garpu agar tanah menjadi gembur sehingga
pertumbuhan perakaran tanaman dan rimpang menjadi lebih baik
Cangkul lahan pada kedalaman lapisan olah antara 20-30 cm. setelah itu lahan
dibiarkan selama 1-2 minggu
Lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk organik sebanyak 20ton/ha
Campurkan tanah dengan pupuk kemudian ratakan
Buat bedengan sesuai kontur tanah. Ukuran bedengan umumnya lebar 1-2 m dan
panjangnya disesuaikan dengan keadaan tanah. Jarak antar bedengan 30-50 cm.
Penanaman :
Lakukan penanaman pada saat awal musim hujan
Buat lubang tanam pada bedengan dengan jarak tanam panjang 60 cm dan lebar 60
cm. kebutuhan bibit sebanyak 500-600 kg rimpang per hektar. Jarak lubang tanam
adalah panjang 40-60 cm
Tanam bibit dengan kedalaman 7,5-10 cm
Lakukan pemupukan dasar dengan pupuk organik pada lubang tanam
Tanamkan bibit ke dalam lubang tanam dengan mengendapkan mata tunas atau tunas
yang sudah tumbuh ke arah permukaan tanah
Tutup lubang tanam beserta bibit dengan tanah sampai rata dengan permukaan tanah
Perawatan tanaman :
389
Komoditas rempah
Lakukan penyulaman pada 2-3 minggu setelah penanaman agar populasi optimum
tanaman tetap terjaga. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan bibit yang jenis
dan umurnya sama dengan yang sudah ditanam
Lakukan pendangiran atau pembumbunan tanaman apabila akar atau rimpang terlihat
muncul dipermukaan tanah biasanya pada saat tanaman berumur 2-3 bulan
Lakukan penyiangan bersamaan pembumbunan agar tanaman tidak bersaing dengan
gulma
Lakukan pemupukan susulan bagi tanaman yang berasal dari bibit rimpang induk pada
umur 4 bulan atau 6-7 bulan pada tanaman yang berasal dari rimpang cabang atau
anakan
Pengendalian hama dan penyakit :
Untuk meminimalkan serangan hama dan penyakit, lakukan tindakan prventif dengan
menjaga kebersihan areal pertanaman dari gulma, menjaga kelembaban iklim mikro
tanaman agar tidak terlalu lembab serta melakukan rotasi tanaman
Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara manual (demgan membakar atau
menguburnya) atau dengan bahan-bahan organik bila serangan hama masih sedikit
dan belum meluas
Lakukan pengendalian hama dengan penyemprotan pestisida nabati apabila serangan
hama dan penyakit tanaman sudah meluas
Pemanenan :
Lakukan pemanenan pada saat musim kemarau sehingga bagian tanaman yang
berada di atas permukaan tanah sudah mengering
Panen tanaman sesudah berumur setahun atau lebih
Bersihkan rimpang yang baru dibongkar. Basuh rimpang dengan air mengalir
Simpan rimpang dalam bentuk simplisia kering agar dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama
c. Temulawak
Tanaman terna tahunan, berbatang semu yang merupakan
metamorfosis atau penjelmaan dari daun tanaman. Tinggi tanaman
dapat mencapai 2 m bahkan lebih. Bagian tanaman yang digunakan
untuk bahan industri yaitu rimpangnya. Senyawa kimia dalam rimpang
temulawak yaitu curcumin,monodesmetoksi-curcumin dan minyak
asiri. Tanaman ini berkhasiat : menurunkan panas badan, sakit kuning,
390
Komoditas rempah
radang kronis, mencegah penyakit hati, menghilangkan rasa nyeri, menyegarkan badan,
perut kembung, pencahar, menambah ASI, memulihkan kesehatan setelah melahirkan,
haid tidak lancar, wasir, tonikum, dan antibakteri.
Syarat tumbuh temulawak :
Temulawak mempunyai daya adaptasi yang cukup luas didaerah tropis
Temulawak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran rendah sampai
dataran tinggi (5-1.500 m dpl) dengan curah hujan 1.500-4.000 mm setahun
Habitat tanaman ini pada tempat yang ternaung seperti di hutan atau padang rumput
rumput dan semak belukar
Bila temulawak ditanam di dataran rendah maka kandungan patinya lebih tinggi
dibandingkan yang ditanam didataran rendah
Bila temulawak ditanam didataran tinggi maka kandungan minyak atsirinya lebih tinggi
dibandingkan rimpang yang berasal dari dataran rendah
Temulawak dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi tidak toleran terhadap
tanah yang tergenang dan salinitasnya tinggi. Jenis tanah yang disukai adalah tanah yang
berpasir dan memiliki drainase baik serta selalu dalam kondisi lembab. Bila tanah yang
digunakan kurang subur, sebaiknya temulawak ditanam pada tempat yang ternaungi.
Pembibitan :
a. Pembibitan dengan rimpang
Pilih rimpang yang berumur 9 bulan dan seragam jenisnya
Semaikan rimpang agar tumbuh tunas
Potong-potong rimpang untuk efisiensi bahan tanam
Taburi bagian luka dengan abu gosok untuk menghindarkan rimpang dari jamur
Bibit siap ditanam dilahan setelah luka bekas potongan mengering
b. Pembibitan dengan anakan
Cara seperti ini umumnya dilakukan untuk penanaman dalam skala kecil. Apabila
diaplikasikan untuk penanaman pada lahan yang luas, cara pembibitan semacam ini
kurang efisien
Pengolahan tanah :
Olah tanah menggunakan cangkul atau garpu agar tanah menjadi gembur sehingga
pertumbuhan perakaran tanaman dan rimpang menjadi lebih baik
391
Komoditas rempah
Cangkul lahan pada kedalaman lapisan olah antara 20-30 cm. Setelah itu lahan
dibiarkan selama 1-2 minggu
Lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk organik sebanyak 20ton/ha
Campurkan tanah dengan pupuk kemudian ratakan
Buat bedengan sesuai kontur tanah. Ukuran bedengan umumnya lebar 1-2 m dan
panjangnya disesuaikan dengan keadaan tanah. Jarak antar bedengan 30-50 cm
Penanaman :
Lakukan penanaman pada saat awal musim hujan
Buat lubang tanam pada bedengan dengan jarak tanam panjang 60 cm dan lebar 60
cm. jumlah bibit yang diperlukan adalah 18-24 kuintal rimpang/ha induk segar atau 5-7
kuintal rimpang anakan
Lakukan pemupukan dasar dengan pupuk organik pada lubang tanam
Aduk pupuk dengan tanah sampai merata, setalah itu baru bibit siap ditanam
Tanamkan bibit ke dalam lubang tanam dengan mengendapkan mata tunas atau tunas
yang sudah tumbuh ke arah permukaan tanah
Tutup lubang tanam beserta bibit dengan tanah sampai rata dengan permukaan tanah
Perawatan Tanaman :
Lakukan penyulaman pada 2-3 minggu setelah penanaman bila ada tanaman yang
mati atau tunasnya tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan bibit
yang jenis dan umurnya sama dengan yang sudah ditanam
Lakukan pendangiran atau pembumbunan tanaman apabila akar atau rimpang terlihat
muncul dipermukaan tanah biasanya pada saat tanaman berumur 2-3 bulan
Lakukan penyiangan bersamaan pembumbunan agar tanaman tidak bersaing dengan
gulma
Lakukan pemupukan susulan bagi tanaman yang berasal dari bibit rimpang induk pada
umur 4 bulan atau 6-7 bulan pada tanaman yang berasal dari rimpang cabang atau
anakan
Pengendalian hama dan penyakit :
Untuk meminimalkan serangan hama dan penyakit, lakukan tindakan preventif dengan
menjaga kebersihan areal pertanaman dari gulma, menjaga kelembaban iklim mikro
tanaman agar tidak terlalu lembab serta melakukan rotasi tanaman
392
Komoditas rempah
Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara manual (demgan membakar atau
menguburnya) atau dengan bahan-bahan organik bila serangan hama masih sedikit
dan belum meluas
Hama yang potensial menyerang temulawak adalah cendawan. Hal ini dapat
dikendalikan dengan menggunakan pestisida nabati ekstrak cengkih. Penyemprotan
dengan ekstrak cengkih dengan dosisi 100 cc/l
d. Bangle
Tanaman herba dengan rimpang kuat, menjalar
berdaging. Batang semu terdiri dari pelepah daun yang di
pinggir ujungnya berbulu sikat, tangkai daun pendek.
Bagian tanaman yang digunakan untuk bahan industri yaitu
rimpangnya. Senyawa kimia yang terdapat pada bangle
yaitu minyak asiri (sineol dan tinen), damar, pati, tanin, flavonoid, dan alkaloid. Khasiat
tanaman ini : pelangsing tubuh; membantu menyembuhkan cacingan, demam dan masuk
angin; menyembuhkan perut mules dan sakit kuning.
Syarat tumbuh bangle :
Tanaman bangle dapat tumbuh baik pada daerah tropis hingga ketinggian 1.300 m dpl
Tanaman ini menghasilkan rimpang bermutu baik pada tanah yang gembur, subur dan
berdrainase baik
Persiapan Lahan :
Olah tanah sedalam 20-35 cm dengan cara dibalik menggunakan cangkul. Namun
dalam kondisi tertentu misalnya tanah terlalu keras, dapat juga menggunakan traktor
Pengolahan kedua dilakukan dengan menghancurkan bongkahan tanah yang besar
untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih remah, gembur dan mudah ditanami
Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-50
cm, bedengan disesuaikan dengan lahan
Pembibitan :
Tanaman bangle diperbanyak dengan rimpang. Ambil rimpang dari induk tanaman
yang berumur 7-10 bulqn, sehat, berdaun banyak, tidak terserang hama dan penyakit
Potong-potong rimpang minimal memiliki 2 mata tunas. Bekas potongannya ditutp
dengan abu dapur agar terhindar dari serangan jamur
393
Komoditas rempah
Letakkan rimpang ditempat yang teduh dan lembab
Siram setiap hari (pagi dan sore). Pertahankan agar suhu media 25-28 o C
Rimpang akan bertunas setelah 1-1,5 bulan
Penanaman :
Pupuk lahan yang telah diolah dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton
per hektar. Pemupukan dapat dilakukan pada lubang tanam (0,5 kg per lubang tanam)
atau dicampur rata pada bedengan
Buat lubang tanam sedalam 7,5-10 cm dan lebar 10-15 cm
Letakkan bibit tepat di tengah lubang sehingga leher bibit rata dengan bedengan
Tutup lubang tanam dengan tanah galian. Bila pemupukan menggunakan lubang
tanam, sebaiknya pupuk kandang atau kompos dicampur rata terlebih dahulu dengan
tanah media tanam
Siram tanaman hingga jenuh air
Perawatan Tanaman :
Lakukan penyulaman bila ada tanaman yang mati, abnormal atau tidak tumbuh
Siram tanaman muda sehari sekali
Kurangi penyiraman pada saat rimpang mulai terbentuk. Usahana agar tidak ada
genangan air pada areal pertanaman
Lakukan pupuk susulan 1-2 bulan setelah penanaman dengan menggunakan pupuk
kandang atau kompos sebanyak 15 ton/ha
Lakukan pemupukan berikutnya setiap 2 bulan sekali
Lakukan penyiangan dan pembumbunan pada 2-4 minggu setelah tanam, selanjutnya
lakukan setiap bulan
Hentikan perawatan pada umur 6 bulan setelah tanam atau bila tanaman mulai kuning
atau layu
Pengendalian hama dan penyakit
Hindari penggunaan bahan-bahan anorganik dalam pengendalian hama dan penyakit
Potong segera bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit dan musnahkan
dengan cara dibakar atau dipendam dalam tanah. Beberapa lama dapat digunakan
sebagai pengendali hama dan penyakit secara organik, misalnya dengan ekstrak
bunga atau daun cengkih dan ekstrak daun atau batang sereh
394
Komoditas rempah
Lakukan tindakan preventif dengan menggunakan bibit dari tanaman yang baik dan
lakukan pengamatan rutin agar tanaman terhindar dari gangguan hama dan penyakit
yang serius
Pemanenan :
Pemanenan tanaman pada umur 10-12 bulan setelah tanam. Gunakan garpu tanah
yang dibenamkan di sekitar rumpun dan bongkaran rimpang bangle dan diangkat
secara perlahan
Bersihkan rimpang yang telah dipanen dari tanah kemudian mesukkan ke dalam
keranjang bambu atau kotak kayu yang memiliki rongga udara
d. Kencur
Tanaman terna yang hampir menutupi tanah, tidak berbatang,
rimpang bercabang-cabang dan berdesak-desakan. Bagian
tanaman yang digunakan untuk bahan industri yaitu rimpangnya.
Senyawa kimia yang terkandung : minyak asiri yang terdiri dari etil
ester asam sinamat, etil ester asam para metoksi sinamat,
borneol, camphen, p-metoksistiren, karen, n-pentadekan, p-
metoksistiren, dan golongan senyawa flavonoid. Khasiatnya antara lain dapat digunakan
untuk membantu menghangatkan badan, sebagai penyegar tubuh, meredakan sakit
kepala, membantu mengeluarkan gas dari perut, dan mengeluarkan dahak.
Syarat tumbuh kencur :
Kencur dapat tumbuh pada tempat rendah hingga pegunungan antara 80-700 m dpl
Tanaman ini menghendaki tanah yang subur dan gembur seperti latosol, regosol dan
kombinasinya
Kencur dapat tumbuh baik pada tempat yang sedikit terlindungi
Persiapan lahan :
Olah tanah menggunakan cangkul. Lakukan dua tahap pengolahan apabila lahan
belum pernah diolah yaitu pengolahan kasar dan halus
Kedalaman tanah olahan 20-30 cm
395
Komoditas rempah
Buat bedengan dengan ketinggian 20-30 cm, lebar 60-120 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan
Pembibitan :
Gunakan rimpang untuk bibit yang berukuran 5-`0 g atau dapat pula dengan
memisahkan anakan
Tunaskan rimpang terlebih dahulu selama 1-2 minggu agar pertumbuhan nya seragam
Penanaman :
Taburkan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 10-15 ton/ha pada bedengan
yang telah terbentuk seminggu sebelum penanaman
Tanam bibit kencur dengan lubang kedalaman 5-7,5 cm, mata tunas menghadap ke
atas. Jarak tanam untuk pola penanaman monokultur ada;ah 20cm x 15 cm atau 25
cm x 10 cm, kebutuhan bibit 1,5-3 ton/ha
Perawatan tanaman :
Lakukan penyulaman pada saat tanaman berumur 15 hari dengan menggunakan bibit
yang sama umurnya
Lakukan penyiraman secara tepat. Pada awal penanaman diperlukan banyak air untuk
penyiraman. Apabila tanaman sudah memasuki fase pembentukan rimpang,
penyiraman dikurangi agar rimpang tidak membusuk
Lakukan pendangiran, pembumbunan dan pemupukan secara bersamaan.
Pendangiran dilakukan dengan membuang gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman
hingga ke perakaran gulma
Pemupukan dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha dengan cara
ditabur pada bedengan
Pengendalian hama dan penyakit :
Kencur muda (2-4 bulan) sering terserang penyakit layu yang disebabkan jamur
Pseudomonas solanacearum. Gejalanya seluruh tanaman jadi berlendir dan
mengeluarkan bau yang tidak enak
Musnahkan segera tanaman yang terserang hama dan penyakit dengan membakar
atau menguburnya
Gunakan bibit yang sehat
396
Komoditas rempah
Pemanenan :
Pemanenan tanaman pada umur 9-12 bulan setelah tanam yang ditandai dengan
daun telah menguning, kering dan luruh ketanah
Lakukan pemanenan secara hati-hati dengan menggunakan cangkul. Pisahkan antara
tanah dan rimpang
Cuci rimpang yang telah dipanen dengan air yang mengalir, tiriskan kemudian simpan
pada media yang memiliki aerasi yang baik seperti karung goni atau keranjang bambu
d. Temu Ireng
Tanaman terna tahunan yang biasanya hidup dibawah
tanaman lain, berbatang semu yang tingginya bisa mencapai
2 m, warna batang hijau gelap atau cokelat gelap. Bagian
tanaman yang digunakan untuk bahan industri yaitu
rimpangnya. Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri,
tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton,
germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin,
bisdemethyoxykurkumin. Khasiat : menyuburkan kandungan, cacingan, nyeri haid,
membersihkan darah setelah melahirkan, batuk, meningkatkan stamina, menambah nafsu
makan, air kemih mengandung darah, menetralkan racun dalam tubuh, penyakit kulit.
Syarat tumbuh temu ireng :
Temu ireng tumbuh pada kisaran iklim yang luas di daerah tropis dan subtropis (asia
selatan dan tenggara)
Tanaman ini memiliki daerah yang memiliki curah hujan 900-1.250 mm pertahun dan
memiliki musim kering yang nyata
Temu ireng dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi (0-1.000 m dpl)
Habitat yang paling sesuai adalah daerah yang ternaungi
Biasanya tanaman ini ditanam sebagai tanaman sekunder pada pertanian agroforestry
Pembibitan :
a. Pembibitan dengan rimpang
397
Komoditas rempah
Semaikan rimpang yang akan digunakan sebagai bibit agar tumbuh tunas, caranya
kubur rimpang dengan tanah sedalam 10-15 cm pada tempat yang teduh dan cukup
lembab
Siram persemaian pada pagi dan sore
Potong-potong rimpang yang berukuran cukup besar dan bertunas banyak untuk
menghemat bahan banam. Setiap potongan rimpang sebaiknya terdiri dari 2-3 tunas
Angin-anginkan rimpang yang telah dipotong ditempat yang teduh delama 2 hari agar
luka atau bekas belahan mengering
b. Pembibitan dengan anakan
Pisahkan anakan yang belum terlalu besar dari induknya dengan cara menggali tanah
disekitar induknya
Potong rimpang yang menghubungkan anakan dengan induknya
Setelah dipisahkan dari induknya, anakan tersebut langsung ditanam
Persiapan lahan :
Bersihkan lahan dari gulma kemudian olah dengan menggunakan cangkul
Lakukan pengolahan tanah pertama dengan cara membalik tanah memakai cangkul,
setelah itu pengolahan kasar dengan lahan diistirahatkan selama 1 minggu
Lakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 ton/ha
dengan cara menabur pupuk secara merata pada lahan
Lakukan pengolahan kedua yaitu pengolahan halus agar tanah menjadi gembur
Buat bedengan dengan ukuran lebar 2 m dan panjangnya sesuai dengan keadaaan
lahan. Tinggi bedengan 25-45 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm
Penanaman :
Buatlah lubang tanam berdiameter 25 cm dan kedalaman 20 cm dengan jarak
antarlubang dalam satu barisan 25 cm dan jarak antar barisan 45 cm. biarkan lubang
tanam tersebut selama 1 minggu agar terkena sinar matahari
Masukkan bibit ke dalam lubang tanam dengan posisi tunas tegak lalu tibun dan
ratakan dengan permukaan tanah
Pemeliharaan tanaman :
Lakukan penyulaman 2 minggu setelah penanaman, bila ada tanaman yang mati atau
tunasnya tidak tumbuh
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan menggunakan koret atau dengan
tangan secara hati-hati sehingga tidak mengganggu perakaran tanaman
398
Komoditas rempah
Beri pupuk susulan setelah tanaman berumur 6 bulan. Pupuk ini berupa pupuk organik
yang berasal dari kotoran hewan atau serasah tanaman
Lakukan perairan sistem lab untuk memenuhi kebutuhan air tanaman bila tidak ada
hujan turun
Pengendalian hama dan penyakit :
Musnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit
dengan cara memotong kemudian membakarnya agar tidak menulari tanaman lainnya
Kendalikan secara manual bila serangan ulat masih sedikit
Lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati apabila serangan sudah meluas
Pemanenan :
Pemanenan temu ireng pada saat bagian tanaman yang berada diatas permukaan
tanah sudah mengering dan tanaman sudah berumur 10 bulanbila menggunakan bibit
yang berasal dari rimpang induk atau berumur 2 tahun bila bibit yang ditanam berasal
dari rimpang cabang atau anakan
Temu ireng dipanen pada musim kemarau
Untuk memanen, gali rimpang menggunakan garpu
Bersihkan rimpang dari sisa akar atau kotorasn lainnya lalu cuci dengan air bersih
Angin-anginkan sampai air cucian yang menempel pada rimpang mengering
Simpan rimpang pada tempat yang bersih dan kering serta terlindungi dari sinar
matahari dan hujan. Apabila disimpan dalam waktu lama, sebaiknya rimpang
dikeringkan dan disimpan dalam bentuk simplisia
B. Proses Produksi Rempah-rempah
1. Sortasi
Sortasi dilakukan dengan memilih dan memisahkan bahan baku segar dengan
bahan yang jelek serta bahan pengotor, seperti tanah, lumpur, dan kerikil. Sortasi ini
bertujuan untuk memilih bahan baku sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Tahap ini
merupakan tahap yang penting karena pemilihan bahan baku yang baik akan
menentukan hasil akhir yang berkualitas.
2. Pencucian
399
Komoditas rempah
Pencucian dilakukan dengan membersihkan sisa-sisa kulit yang telah dipotong
dan kotoran berupa tanah atau debu yang menempel selama proses pemotongan atau
sortasi. Proses ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kotoran yang terbawa dari
bahan baku segar yang diperoleh. Proses pencucian yang tidak sempurna akan
sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
3. Penirisan
Penirisan bahan dilakukan menggunakan wadah yang berlubang-lubang agar air
yang tertinggal bisa dipisahkan. Penirisan dilakukan untuk mempercepat pengeringan.
4. Pengecilan ukuran
Proses ini bertujuan untuk mempermudah proses pengeringan, pengolahan dan
pengemasan.
5. Perajangan
Proses ini bertujuan untuk mempermudah proses pengeringan atau pengolahan.
6. Pengolahan
- Pemasakan
- Perebusan
7. Penyaringan
Tujuan dari proses penyaringan adalah untuk memisahkan ampas dengan larutan
yang dihasilkan. Penyaringan dapat dilakukan menggunakan kain bersih, saringan
stainless steel, atau saringan plastik.
8. Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air, mempertahankan daya fisiologi
bahan, mengawetkan produk, mempertahankan kualitas produk, serta untuk
mempermudah proses pengangkutan produk. Pengeringan dapat dilakukan dengan
dua cara :
Pengeringan dengan bantuan sinar matahari
Pengeringan ini dilakukan selama 3-5 hari atau sampai kadar air bahan
mencapai 8%
Pengeringan dengan bantuan mesin pengering (oven)
Lama pengeringan tergantung dari jenis bahan yang digunakan. Proses ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan pengeringan dengan sinar matahari.
Kelebihannya adalah tidak tergantung pada faktor cuaca, proses pengeringan
dapat dilakukan kapan saja serta kualitas produk yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan pengeringan dengan sinar matahari.
400
Komoditas rempah
401