1.1 atau keindahan agar dapat dikontrol dengan baik ... · seni adalah sesuatu yang indah, yang...
TRANSCRIPT
Laporan ini dibuat dengan maksud untuk memberi suatu gambaran umum
tentang proses yang ada dalam analisis, perencanaan dan perancangan tugas akhir
yang telah dilakukan.
1.1 Latar belakang
Seni adalah sesuatu yang indah, yang terdapat dalam diri manusia dimana seni
mencerminkan kepribadian dalam wujud cara berpikir dan bersikap, namun jika
tanpa tatanan terkontrol akan melahirkan kekacauan karena manusia selalu
mendambakan lebih dari yang telah ada. Perlu ditempuh kebijaksanaan berupa seni
atau keindahan agar dapat dikontrol dengan baik, dimana hal itu dapat menyangkut
seni kontemporer .
Kita kini berada pada jaman yang terpukau oleh seni. Hal ini didukung oleh
pernyataan Thorn Hoving1 editor connisseur mantan direktur Metropole of Art
Museum, New York dan Erich Fromm2 bahwa manusia dalam kehidupannya kini
mendapat tuntutan peningkatan produktivitas dan diarahkan oleh komputer, sehingga
manusia kehilangan hubungannya dengan dirinya sendiri dan dengan kehidupannya.
Guna mengembalikan manusia sebagai manusia, bahwa puisi, musik dan bentuk seni
yang lain, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat pengungkap pengalaman manusia,
karena dapat menghindarkan manusia dari abstraksi serta kesamar-samaran. Seorang
Nietzche secara ekstrim pernah berucap " kita memiliki seni agar kita tidak
1 John Naisbitt, Megatrend 2000, hal 70 2 Erich Fromm, Revolusi Harapan, hal 11
2
oleh kebenaran". Seni seharusnya dipahami sebagai suatu gugatan rasa religisitas
serta rasa jujur untuk tetap set'a kepada nurani kita.
Direktur Jendral Kebudayaan, Prof. Dr. Edi Sedyawati pernah menyatakan
pentingnya "Galeri Nasional" sebagai pusat informasi, pembentukan minat dan
penambahan nilai-nilai seni rupa. Kritikus seni rupa Jim Supangat mengungkapkan
pentingnya "Galeri Nasional" sebagai sarana "abritase" di bidang seni rupa, juga
merupakan sarana bagi seniman untuk saling tukar pamer dengan karya adi luhung
dari manca negara.
Wadah kesenian Surabaya sangat kurang memadai baik sarana maupun
prasarananya serta kurang berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Hal itu
ditegaskan dengan wawancara langsung dengan beberapa seniman Surabaya.
Pemerintah seolah-olah hanya memberikan ruang sisa dan penyediaan sarana dan
prasarananya terkesan tidak direncanakan.
Berdasarkan tulisan penulis kesenian dari Dewan Kesenian Surabaya, Henry
Nurcahya, hanya seni lukis sajalah yang hingga kini masih aktif melakukan pameran.
Sementara itu seni musik, seni tari dan teater nyaris terpuruk tanpa kegiatan sehingga
kesenian di Surabaya terasa hambar dibandingkan kota besar lainnya
Kembali ke seni rupa kontemporer yang tentunya lebih tidak punya suara lagi,
sebetulnya memiliki potensi yang sangat kuat. Mereka yang disebut seniman "indie"
ini banyak tumbuh di Surabaya, namun banyak pula yang jatuh dan hilang entah
kemana. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki wadah dan arah yang jelas
terhadap karya yang mereka ciptakan.
Bila kita tanggap, dapat kita lihat bahwa seni kontemporer tumbuh karena
faktor sosial budaya saat ini yang berciri:
3
• Karya yang menganut pluralisme.
• Berinteraksi dengan kesenian tradisional.
• Bebas mengekspresikan diri dan memperlihatkan rasa peduli sosial yang besar.
Menanggapi pemyataan-pemyataan tersebut maka topik ini dipilih untuk
dientaskan permasalahannya dengan membuat proyek Pusat Seni Kontemporer,
mengingat seni kontemporer melakukan banyak pengangkatan terhadap nilai-nilai
budaya manusia.
1.2 Pengertian judul
Topik yang diangkat pada proyek ini adalah pusat seni kontemporer. Arti dari
topik ini akan dijabarkan sebagai berikut:
1.2.1 Pusat:
• Pokok, pangkal atau yang jadi pimpinan.3
• A point, pivot, or axis around which something rotate or revolves4.
• A place in which an interest, activity, or purpose is centered, as civic center, an
art center, a shipping center, a shopping center4.
• The nucleus of an object or idea.5
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988
4 The Webster Reference, Dictionary of The English Language, 1986
5 Cornell University Press, Kamus Inggris - Indonesia, 1984
4
1.2.2 Seni:
Seni diartikan sebagai kreasi, pengadaan sesuatu yang tadinya belum ada dan
kesenian adalah aktivitas manusia secara sadar dengan pertolongan simbol-simbol
extern tertentu yang menyatakan perasaan yang pemah dialaminya kepada orang lain.
1.2.3 Kontemporer:
Hidup atau terjadi selama satu periode waktu yang sama, batas yang jelas dan
dengan evolusi jelas pula.
1.2.4 Surabaya:
Surabaya adalah ibukota propinsi Jawa Timur dengan batas utara dan timur
selat Madura, sebelah selatan Sidoarjo dan sebelah barat Gresik. Ketepatan letak
pada TXT - 7°21' LS dan 112°54' BT, dengan total luas ± 326,36 km2 serta
penduduk berjumlah ± 2.824.838 orang. Kondisi klimatologi yang terjadi adalah suhu
maksimum berkisar antara 33° - 35° C dan suhu minimum berkisar antara 20° - 24°
C. Tekanan udara maksimum 1014,8 mbs dan minimum 1077,2 mbs. Kelembaban
maksimum 200 % dan minimum 41 % dengan curah hujan rata-rata 1414
mm/tahun.
1.3 Pembahasan umum proyek
1.3.1 Penjabaran dan batasan seni kontemporer
Kontemporer berarti sewaktu ini yang lebih mengacu pada apa yang terjadi
pada waktu sekarang. Bila kita menilik pada sifat dasar seni dapat bagi menjadi:
5
• Kreatif, yaitu kreasi, adalah segala sesuatu yang berupa gagasan atau ide,
ungkapan atau keduanya sehingga menghasilkan bentuk-bentuk baru
• Emosional adalah hasil dari seni yang merupakan ungkapan kehidupan emosional
seseorang. Kualitas seni berdasarkan pada nilai estetik yang dapat mempengaruhi
emosi estetetik seseorang.
• Individual, yaitu di dalam suatu karya seni selalu tercemin karakteristik
individual dari senimannya.
• Abadi yaitu dengan maksud bahwa sua1 karya seni adalah sesuatu yang abadi
karena tidak tersentuh oleh ruang dan w tu.
• Universal adalah salah satu sifat dari s i, karena seni merupakan bahasa yang
berfungsi sebagai alat komunikasi antai a inusia bahkan antar bangsa di dunia.
1.3.2 Batasan dari elemen-elemen seni kontemporer
Batas -batas dari elemen-elemen seni kontemporer adalah:
1.3.2.1 Seni rupa kontemporer
Seni rupa kontemporer adalah bidang seni yang diapresiasikan dalam bidang
dua dimensi dan memiliki orientasi, konsep, ide dan bentuk penciptaan yang
bervariatif dalam batasan menentang modernism dan tata acuan high art. Ciri-ciri
yang menonjol dari seni rupa kontemporer adalah plural, etnik, multicultvralism,
gender (marginal) dengan sumber ide yang berhubungan dengan masalah sosial,
kemiskinan (ekonomi), politik, budaya dan Iain-lain.
6
1.3.2.2 Seni instalasi kontemporer
Seni instalasi kontemporer adalah bidang seni yang diapresiasikan dalam
bidang tiga dimensi dan memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan antara emosi
keterenyuhan, pikiran rasional dan kesadaran akan keterbatasan kemampuannya.
Merupakan seni yang mewakili fenomena budaya dan kesenian untuk pemberdayaaan
rakyat. Bidang seni rupa instalasi merupakan hasil kolaborasi seni rupa dua dimensi
dan tiga dimensi dengan seni sastra, suara dan seni-seni lainnya dengan material yang
sangat variatif dan bebas.
1.3.2.3 Seni musik kontemporer
Seni musik adalah bidang seni musik yang menggunakan dua atau lebih
aliran musik yang biasanya cukup bertentangan atau dengan aliran baru dan atau alat
baru.
1.3.2.4 Seni tari dan teater kontemporer
Seni tari dan teater kontemporer adalah bidang seni tari dan teater yang tidak
mengadopsi bentuk-bentuk lama melainkan dengan konsep, bentuk dan kreasi yang
baru. Ciri-ciri utamanya adalah karya yang ditampilkan memiliki konsep kuat dan
sarat makna yang dapat diterjemahkan secara universal dengan sumber ide yang
berhubungan dengan masalah sosial, budaya, ekonomi, politik dan Iain-lain.
1.3.2.5 Komik kontemporer
Komik kontemporer adalah bidang seni terapan desain gratis yang
menyajikan komik dengan kecenderungan (tendencies) tidak identik dengan kategori
7
komik konvensional. Komik underground yang tengah marak berkembang juga dapat
digolongkan dalam komik kontemporer. Perkembangannya diharapkan agar bidang
seni komik kontemporer bisa lebih dikenal dan lebih dihargai.
1.3.2.6 Seni rupa tiga dimensi
Seni rupa tiga dimensi disebut juga seni spasial, dimana karya-karya tersebut
dalam kenyataan benar-benar "memakan ruang" dan menggunakan dua indera yaitu
gerak dan raba. Dapat dimunculkan dalam fine art (patung dan sebagainya) dalam
muatan fungsi yang beragam. Umumnya ada tiga macam fungsi yaitu personal
function; yang menempatkan seni sebagai ekspresi psikologis atau pribadi, social
function; ada kaitannya dengan kepentingan ideologi dan politik di samping
kepentingan sosial itu sendiri dan physical function; dibebankan pada bangunan
tempat tinggal, pemukiman dan sejenisnya.
1.4 Tujuan proyek
Tujuan dari proyek Pusat Seni Kontemporer adalah meningkatkan
perkembangan seni kontemporer melalui penyediaan fasilitas yang memadai baik
dari segi fisik bangunan maupun dari segi non fisik. Menghidupkan dan menunjang
perkembangan seni kontemporer dengan menyediakan wadah untuk kegiatan seni
kontemporer. Meningkatkan respon masyarakat seni secara visual, sebagai fasilitas
edukatif, berupa studi dan eksperimen agar dikenal masyarakat serta sebagai tempat
pameran dan pembanding antara sesama seniman. Pusat seni kontemporer sebagai
suatu pusat seni yang bersifat profit, untuk membiayai penyelenggaraan dan
1.5 Fungsi dan manfaat proyek
Fungsi dan manfaat dari proyek ini adalah sebagai media efektif untuk
berkomunikasi tentang seni kontemporer, pusat penyelenggaraan pameran dan
pagelaran seni kontemporer, pusat informasi dan pelayanan bagi masyarakat
penggemar seni kontemporer, sebagai tempat wisata dan sarana edukasi, dimana
didalamnya terdapat usaha-usaha untuk meningkatkan apresiasi terhadap studi,
eksperimen dan rekreasi. Khususnya seni musik dan komik yang sama sekali tidak
punya tempat.
1.6 Batasan proyek
Batasan dari proyek ini adalah:
• Semua data yang diperoleh dalam survey dianggap relevan dan benar. Sedangkan
data yang kurang jelas akan diselesaikan dengan asumsi dan perbandingan.
• Perencanaan arsitektur lebih dititikberatkan kepada perancangan bangunan.
• Tidak dibahas mengenai investasi dan pengembalian modal karena ditunjang oleh
donatur yayasan.
1.7 Metode pengumpulan data
Metode pembahasan dalam laporan ini menggunakan metode pengumpulan data
yaitu mencari data yang akurat tentang kebutuhan Pusat Seni Kontemporer di
Surabaya.
9
1.7.1 Tinjauan lapangan
Tinjauan lapangan yang dilakukan menyangkut kondisi tapak, kendala dan
potensi tapak dalam kaitannya sebagai elemen urban. Termasuk melakukan tinjauan
terhadap bangunan-bangunan yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya
seniman dan tempat pameran serta pagelaran seni, yaitu ke Balai Pemuda, Taman
Budaya, Taman Hiburan Rakyat, Galeri Cemeti Yogya dan beberapa galeri seni di
Bali.
1.7.2 Wawancara
Melakukan wawancara dengan orang-orang terkait, yaitu para pemusik indie
label, pemusik aliran kontemporer, seniman lukis kontemporer, seniman instalasi,
artis teater, pengamat seni kontemporer dan masyarakat pecinta seni kontemporer.
1.7.3 Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pokok permasalahan dan untuk memperoleh data acuan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan proyek yang akan direncanakan termasuk didalamnya
persyaratan, peraturan, perencanaan hingga hubungan perancangan dalam skala
urban yang luas, mengingat proyek yang dibuat belum pernah ada di Indonesia.
1.8 Lingkup pembahasan
Lingkup pembahasan akan lebih ditekankan pada pengolahan dan perencanaan
yang terkait dengan aspek teknis dan non teknis (ekonomi, sosial, budaya, teknologi
dan Iain-lain) serta pada aplikasi pengertian dan keberadaan seni kontemporer dalam
perancangan bangunan, sehingga bangunan tersebut dapat diterjemahkan sebagai
pusat seni kontemporer dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
1.9 Konsep perancangan bangunan
1.9.1 Tahap konsep perancangan
Konsep perancangan Pusat Seni Kontemporer digali dari hakekat filosofi dari
seni kontemporer itu sendiri. Tolak ukur yang dipakai dalam pembentukan konsep
perancangan adalah keadaan seni kontemporer di Indonesia yang memiliki ciri-ciri:
• Non liris yaitu bukan hanya transformasi pengalaman estetik dan emosi seniman
ke dunia imajiner, tetapi juga menghadirkan kekongkretan dan keaktualan.
• Penolakan pengkategorian penciptaan karya berdasarkan keahlian dan batasan
dalam pengertian seni murni (lukis, patung dan grafis) menolak high art dan
universalisme.
• Mengacu kepada situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya
Indonesia.
• Pluralisme, demokratis dan penolakan terhadap dominasi satu nilai.
• Nilai estetik bukan hal yang terpenting. Lebih penting nilai sosial kemanusiaan,
agar nilai seni menciptakan kesadaran baru bagi masyarakat.
• Proses penting pada penilaian bukan hasil akhir karena interaksi seniman dan
masyarakat atau seniman dengan seniman jauh lebih penting.
Ciri khusus yang mulai tampak dalam perkembangan seni kontemporer di
Indonesia adalah persamaan dalam orientasi berkarya yaitu mengangkat hal-hal yang
menjadi fenomena di sekitarnya. Konsep awal tersebut kemudian dipadankan dalam
11
arsitektur, yaitu menggunakan hakekat filosofi yang ditarik dari sifat-sifatnya yang
menonjol yang dihadirkan untuk menjadi tanda1
Tabel 1.1 Konsep pernikiran
Seni kontemporer
Penolakan pengkategorian penciptaan karya
Orientasi fenomena sekitar:
• heterogenitas budaya
• Chaos
• Kecepatan (berlomba-lomba)
• Dinamis
tidak ada dotninasi satu nilai
Masih terikat dengan seni murni
Belum menemukan spesifikasi khusus
Hakekat filosofi
Crossing axis
Transformasi bentuk dan geometri
Teknik olah bentuk
Disorder-order
Shifting Axis, cutting
Fragmentasi kecepatan (bergerak dan melayang),
penetration
Keanekaragaman bentuk geometri, kebebasan
bentuk, penataan dan sirkulasi
Membentuk rangkaian bingkai yang saling
memvista
Berupa bentuk-bentuk unfinished
1.9.2 Hakekat filosofi
Konsep pemikiran awal dikembangkan menjadi konsep perancangan
berdasarkan hakekat filosofi yang didapatkan. Penolakan pengkategorian penciptaan
karya yang dalam hakekat filosofinya merupakan pertemuan dan transformasi
1 Bagi Derrida "nadir itu melalui tanda". Tanda mewakili sesuatu yang tidak, belum, atau tertunda untuk hadir Dengan demikian tanda mendahului kehadiran. Tanda mewakili benda yang akan dihadirkannya dan oleh sebab itu dia tidak mewakili dirinya.
12
pengalaman estetik dan emosi seniman ke dunia imajiner yang menghadirkan
kekongkrrtan dan keaktualan, dituangkan dalam bentuk crossing axis.
Orientasi berkarya seniman kontemporer yang mengacu kepada fenomena
sekitar difokuskan pada fenomena yang terjadi di Surabaya yaitu dinamis, pluralisme
dan heterogenitas budaya. Diterjemahkan sebagai sesuatu yang jamak2 '. Pola
penerapannya digambarkan sebagai heterogenitas bentuk bangunan dengan bentuk-
bentuk geometri tidak murni berupa teknik olah bentuk dan transformasi bentuk-
bentuk geometri yang disusun menjadi satu kesatuan yang dinamis.
Tidak adanya dominasi satu nilai diartikan sebagai demokrasi bentuk4 dan
sirkulasi berupa bangunan yang melayang dengan teknik embracing, shifting,
penetrasi, segmentation, shifting axis, mounting dengan kebebasan bergerak yang
dinamis.
Karya seni seniman kontemporer Indonesia masih terikat dengan ciri-ciri seni
murni maka diterjemahkan sebagai sesuatu yang masih terikat pada kerangka
pembentuknya. Diperlihatkan dengan mengekspos sebagian rangka pembentuk
bangunan dan bagunan-bangunan tersebut saling membentuk bingkai yang
membentuk vista5
Bila kejamakan menjadi penting maka tidak dapat dibangun sesuatu yang ideaL,sesuatu sistem yang bulat.
3 Jamak (menjadi jamak): apa yang tertutup (closer) harus ada yang terbuka (discloser), sehingga menjadi jamak.
4 Karya demokratis : dimana setiap orang dengan bebas mengekpresikan apa yang dilihat, dirasakan dan sesuai dengan pengalaman keindahan dari subyek (J Derrida).
5 Tidak diluar dan tidak didalam, tidak terikat atau dibatasi oleh bingkai, tapi membuat bingkai dan bekerja (meruang) (J Derrida).
13
Seniman kontemporer Indonesia, pada dasaraya masih mencari jati diri
karyanya. Proses perancangannyr diungkapkan dengan bentuk-bentuk ynfinished
yang menggambarkan bahwa proses pencarian jati diri itu belum selesai.