11-026 fajar ps arah runway
DESCRIPTION
runwayTRANSCRIPT
Oleh :Fajar Putra Sanjaya
1115011026
Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik
Universitas Lampung2015
Menentukan Arah Runway
Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan bandar udara adalah penentuan arah landas pacu yang memungkinkan di lokasi rencana pembangunan berdasarkan hasil analisis arah dan kecepatan angin. Selain itu, besar dan kecilnya kecepatan angin dominan akan mempengaruhi penetapan jenis pesawat yang dapat dioperasikan di bandar udara tersebut.
• Pada umumnya dipergunakan data-series dengan cakupan waktu 5 tahun terakhir telah mampu menunjukkan kondisi wilayah kajian secara reliabel dan konsisten
Data arah dan kecepatan angin dapat diperoleh dari stasiun meteorologi terdekat dengan rencana lokasi bandara merupakan pendekatan terbaik untuk mengetahui karakteristik dan pola arah angin di rencana lokasi bandar udara, karena ketersediaan data-series yang bisa mencakup rentang waktu yang lama.
Penentuan Arah Landas Pacu
Analisis arah angin (windrose analysis) merupakan hal yang sangat esensial guna penentuan arah landas pacu.
Berdasarkan rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah bandar udara secara prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan arah angin yang dominan.
Pada saat pesawat udara mendarat atau lepas landas, pesawat udara dapat melakukan pergerakan di atas landasan pacu sepanjang komponen angin yang bertiup tegak lurus dengan bergeraknya pesawat udara (cross wind) tidak berlebihan.
Beberapa referensi ICAO dan FAA menyatakan bahwa besarnya cross wind maksimum yang diperbolehkan bergantung pada jenis dan ukuran pesawat yang beroperasi, susunan sayap dan kondisi permukaan landasan pacu.
Penentuan arah landas pacu yang dipersyaratkan oleh ICAO adalah bahwa arah landas pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga pesawat udara dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh komponen angin yang bertiup.
Besarnya batas kecepatan komponen angin silang (cross wind) yang diijinkan adalah 10 knot untuk bandar udara dengan panjang landas pacu kurang dari 1200 m, sebesar 13 knot untuk bandara dengan panjang landas pacu 1200 – 1500 m, dan kecepatan angin silang 20 knot diijinkan untuk bandara dengan panjang landas pacu lebih dari atau sama dengan 1500 m.
Penentuan Arah Landas Pacu
Selain faktor arah dan kecepatan angin, arah landas pacu juga harus memperhatikan faktor kondisi topografi tapak rencana bandar udara serta relief rupabumi yang terlingkupi dalam kawasan keselamatan operasi penerbangan.
Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas harus bebas dari obstruction (penghalang) berupa bentang alam, benda tumbuh atau bangunan fisik buatan (tower, gedung, dsb.).
Tolerasi variasi arah landas pacu yang diijinkan adalah dengan memperhatikan usability factor tahunan menurut hasil windrore analysis adalah sama atau lebih besar dari 95%.
Penentuan Arah Landas Pacu
Windrose adalah diagram yang menyederhanakan angin pada sebuah lokasi dengan periode tertentu. Windrose adalah grafik yang digunakan oleh meteorologist untuk memberikan pandangan secara ringkas bagaimana kecepatan angin dan arahnya yang didistribusi pada sebuah lokasi.
Windrose digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui delapan arah mata angin. Oleh meteorologist untuk mengetahui persentase hembusan angin dari setiap arah mata angin selama periode observasi. Windrose juga biasanya digunakan untuk menunjukkanbesarnya kecepatan angin dan persentase angin calm.
Windrose
Menentukan Arah Runway Dengan Menggunakan Metode Wind Rose
Persyaratan ICAO, pesawat dapat mendarat atau lepas landas pada sebuah lapangan terbang pada 95% dari waktu dengan komponen Cross Wind tidak melebihi :
a. 37 km/jam (20 knot) dengan Aeroplane Reference Field Length (ARFL) lebih dari 1500 m
b. 24 km/jam (13 knot) dengan Aeroplane Reference Field Length (ARFL) antara 1200–1499 m
c. 19 km/jam (10 knot) dengan Aeroplane Reference Field Length (ARFL) kurang dari 1200 m
Prosedur Pengolahan Data untuk Analisis Windrose
1. Melakukan evaluasi terhadap kualitas data dan berkonsultasi dengan institusi sumber data (di Indonesia dilakukan oleh BMKG-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dalam hal tata cara pencatatan atau pendataannya, untuk mengetahui perilaku dan karakteristik data yang akan diolah.
2. Melakukan pemilihan data yang akan dipakai untuk data terpakai
3. Membagi masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan sehingga menjadi enam kelompok sesuai ketentuan ICAO.
Enam Kelompok Sesuai Ketentuan ICAO
Kecepatan kurang dari 4 knot
Kecepatan antara empat hingga 10 knot
Kecepatan antara 10 hingga 13 knot
Kecepatan antara 13 hingga 20 knot
Kecepatan antara 20 hingga 40 knot,
Kecepatan lebih dari 40 knot.
Langkah selanjutnya setelah pembangian data dalam kelompok kecepatan angin tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah angin per 10 derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah angin.
2. Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga didapatkan sejumlah data untuk masing-masing arah dan kelompok kecepatan tertentu.
3. Membuat windrose type-1, terkait dengan prosentase jumlah data terhadap arah angin yang dominan
4. Membuat windrose type-2, terkait dengan prosentase jumlah data terhadap arah dan kecepatan angin sesuai matrik.
Prosedur Pengolahan Data untuk Analisis Windrose
Berdasarkan data dan metode pengolahan tersebut di atas didapatkan besarnya prosentase arah angin yang dominan pada kecepatan angin yang telah ditentukan serta jumlah frekuensi untuk masing-masing kecepatan tersebut.
Untuk operasi bandara selama 24 jam, maka analisis windrose dilakukan selama pencatatan data 24 jam dan jika operasi bandara nantinya direncanakan hanya siang hari jam 06.00 s.d 18.00 waktu setempat maka analisis windrose juga dilakukan pada rentang waktu tersebut.
Dalam hal ini dilakukan analisis untuk kondisi 24 jam tersebut sehingga akan didapatkan gambaran kondisi arah dan kecepatan angin maupun usability factor yang terjadi. Prosentase arah dan kecepatan angin untuk operasi bandara selama 24 jam dari hasil analisis windrose pada umumnya disajikan dalam Tabel Perhitungan usability factor dan Gambar Windrose.
Prosedur Pengolahan Data untuk Analisis Windrose
ANALISA ANGIN
Analisa angin merupakan hal yang mendasar dari perencanaan landasan pacu utama.Bandar udara sedapat mungkin searah dengan angin dominan.
Contoh Perhitungan
Dari data frekuensi angin diatas diperoleh persentase angin melebihi 100%, maka perlu dihitung kembali. Untuk hasil perhitungan persentase tiap arah mata angin dapat dilihat pada tabel 2.
Menentukan Arah Runway Dengan Menggunakan Metode Wind Rose
ARAH N – S = S – N
ARAH NE – SW = SW – NE
ARAH E – W = W – E
ARAH SE – NW = NW – SE
Syarat arah angin dominan dan menjadi arahperencanaan runway adalah ≥ 95 %. Dari hasil peninjauan diperoleh persentase angin > 95 % (memenuhi syarat), sehingga diambil nilai persentase arah yang terbesar yaitu = 99,851 %.