10 skripsi kulit buah manggis

11
PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) SEBAGAI PEWARNA LIPSTIK Oleh : SEPTI ASPRIANI (M3509060) D3 FARMASI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kosmetika merupakan hal yang penting dalam kehidupan, begitu luas penyebarannya baik untuk laki-laki maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk digunakan (Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007). Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang terutama jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik. Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985). Lipstik memang sulit dipisahkan dari wanita, dipakai dalam keseharian dengan harapan akan tampil lebih cantik dan menarik. Sebenarnya, lipstik bukan hal yang berbahaya karena terbuat dari minyak galian atau sayuran, lilin dan pewarna serta beberapa bahan tambahan seperti pelembab, pewangi, pengawet, antioksidan dan juga mungkin rasa, namun kini banyak lipstik yang dibuat dengan pewarna sintetik yang berbahaya. Salah satu pewarna lipstik berbahaya yang dipakai adalah pewarna Rhodamin yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan hati. Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri dengan kulit jangat yang sangat tipis, aliran darah lebih banyak mengalir di daerah permukaan kulit bibir, tidak terdapat kelenjer keringat,

Upload: yuningsih

Post on 31-Dec-2015

167 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn)

SEBAGAI PEWARNA LIPSTIK

Oleh :

SEPTI ASPRIANI (M3509060)

D3 FARMASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kosmetika merupakan hal yang penting dalam kehidupan, begitu luas penyebarannya baik untuk

laki-laki maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari di seluruh

tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk

digunakan (Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007).

Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan

sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Terdapat dalam

berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim

umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus dari bibir

sehingga tidak begitu digemari orang terutama jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam

bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik.

Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk

dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi

merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan

menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya

sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak

warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).

Lipstik memang sulit dipisahkan dari wanita, dipakai dalam keseharian dengan harapan akan

tampil lebih cantik dan menarik. Sebenarnya, lipstik bukan hal yang berbahaya karena terbuat

dari minyak galian atau sayuran, lilin dan pewarna serta beberapa bahan tambahan seperti

pelembab, pewangi, pengawet, antioksidan dan juga mungkin rasa, namun kini banyak lipstik

yang dibuat dengan pewarna sintetik yang berbahaya. Salah satu pewarna lipstik berbahaya yang

dipakai adalah pewarna Rhodamin yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan hati.

Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri dengan kulit jangat yang sangat tipis, aliran

darah lebih banyak mengalir di daerah permukaan kulit bibir, tidak terdapat kelenjer keringat,

Page 2: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

dan sangat jarang terdapat kelenjer lemak sehingga kulit bibir lebih peka dibandingkan kulit

lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan

lipstik, terutama dalam hal memilih zat warna yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan

tersebut (Ditjen POM, 1985).

Indonesia kaya akan sumber flora dan banyak diantaranya dapat digunakan sebagai bahan

pewarna alami, diantara pewarna alami yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara

lain berasal dari kulit buah manggis yang mengandung zat warna antosianin yang dapat

digunakan sebagai bahan pewarna alami pengganti pewarna sintetik.

Antosianin merupakan salah satu zat pewarna alami karena merupakan zat berwarna merah,

jingga, ungu, ataupun biru yang banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan. Penggunaan zat

pewarna alami ini masih terbatas pada beberapa produk makanan dan minuman. Antosianin

dapat diekstraksi dari tumbuhan menggunakan pelarut asam asetat atau asam hidroklorida

(Harborne, 1987).

Manggis merupakan salah satu buah eksotik daerah tropis. Tanaman manggis berasal dari hutan

Indonesia dan Malaysia, lalu menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika Tengah, Sri

Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara. Buah manggis mendapat julukan

"ratunya buah tropis" (queen of tropical fruits) karena memiliki rasa yang khas menyegarkan dan

penampilannya menarik. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang

kebaikan atau kebajikan, dan mendatangkan keberuntungan, sehingga di beberapa negara

dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji (Prihatman, 2000).

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah.

Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah

dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai

obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan

(Prihatman, 2000).

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ekstrak kulit buah manggis dapat diformulasi sebagai pewarna dalam sediaan

lipstik?

2. Apakah formulasi sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis yang dibuat stabil

dalam penyimpanan pada suhu kamar?

3. Apakah formulasi sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis tidak menyebabkan

iritasi saat digunakan?

Page 3: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk membuat formula lipstik dengan memakai zat warna yang diekstraksi dari kulit buah

manggis.

2. Untuk mengetahui kestabilan sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis dalam

penyimpanan pada suhu kamar.

3. Untuk mengetahui sediaan lipstik dengan ekstrak dari kulit buah manggis tidak

menyebabkan iritasi saat digunakan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MANGGIS

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), manggis diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermathopyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Dicotyledone

Ordo : Thalamiflora

Famili : Guttiferales

Genus : Guttiferae

Spesies : Garcinia mangostana

Page 4: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis
Page 5: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

Manggis atau Garcinia mangostana merupakan buah buni yang memiliki kulit buah tebal,

namun mudah dipecah biji dengan salut berdaging yang mempunyai rasa manis asam

(Pantastico, 1986). Buah yang berukuran kecil ini mempunyai kulit berwarna coklat sampai

keunguan. Sebagian besar kandungan kulit manggis adalah tanin dan xanton. Di bagian dalam

terdapat daging buah manggis sebanyak 4 hingga 7 buah dengan ukuran yang berbeda-beda

(Martin, 1980). Buah manggis merupakan buah khas daerah tropik yang berasal dari

semenanjung Malaya (LIPI, 1977). Pohon manggis kini banyak tumbuh di Indonesia, Filipina,

Burma, srilanka, dan sebagian Thailand. Selain di tempat tersebut, pohon manggis dapat pula

tumbuh di Hawai dan India bagian barat. Pohon manggis tidak dapat tumbuh di daerah bersuhu

kurang dari 5°C atau lebih dari 38°C. Pada suhu 20°C pertumbuhan pohon manggis agak kurang

baik. Suhu yang optimum untik pertumbuhan manggis adalah antara 25°C sampai 35°C dengan

kelembaban relatif lebih kurang 80%. Pohon manggis yang jarang tumbuh sampai 10 meter ini

membutuhkan curah hujan yang tinggi, sampai lebih dari 2500 mm/tahun. Pohon manggis yang

tumbuh pada kondisi optimum dapat menghasilkan 200 sampai 800 buah dalam 1 tahun (Cox,

1976).

Tanaman manggis memiliki beberapa kegunaan mulai dari buah, kulit buah, kulit batang, dan

batang. Buah manggis yang sudah masak dapat dimakan dalam keadaan segar, selain itu dapat

pula dibuat sirop, jenang, dan lempong meskipun hal ini jarang dilakukan. Kulit buah manggis

merupakan sumber potensial pigmen antosianin, selain sebagai sumber pigmen antosianin kulit

buah manggis juga dapat digunakan dalam ilmu kedokteran/farmasi sebagai astrigensi. Kulit

batang manggis dapat digunakan sebagai obat sedangkan batangnya kadang-kadang dipakai

sebagai bahan bangunan (LIPI, 1977).

B. ANTOSIANIN

Antosiani merupakan pewarna paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen

berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu,

merah, merah senduduk, ungu dan biru dalam daun bunga, daun, dan buah pada tumbuhan

tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu

sianidin, dan semua terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan pemanbahan atau pengurangan

gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi (Harborne, 1987).

Manusia sejak lama telah mengkonsumsi antosianin bersamaan dengan buah dan sayuran.

Selama ini tidak pernah terjadi suatu penyakit atau keracunan yang disebabkan oleh termakannya

pigmen ini. Hal ini menyebabkan antosianin merupakan salah satu sumber pewarna untuk

makanan yang dapat menggantikan bahan pewarna sintetis (Brouillard, 1982).

Dalam tanaman, antosianin terdapat dalam bentuk glikosida yaitu bentuk ester dengan

monosakarida seperti glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang-kadang pentosa, xilosa serta

Page 6: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

arabinosa. Disebut monosida (monoglukosida) jika molekul antosianin hanya memiliki dua

molekul gula disebut biosida (diglukosida) (Winarno, 1984).

Antosianin juga dapat mengalami reaksi asilasi yaitu penambahan komponen ketiga pada

molekulnya. Komponen ketiga ini terikat pada molekul gula dan dapat berupa p-kumarat, ferulat,

kafeat atau asam asetat (Markakis, 1982).

C. EKSTRAKSI ANTOSIANIN

Sumber pigmen antosianin yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis. Di

dalam kulit buah manggis terkandung sejumlah substansi pigmen yaitu sianidin-3-soforosida dan

sianidin-3glukosida. Ekstraksi antosianin dari kulit manggis dapat dilakukan dengan jalan

merendam hancuran kulit manggis dengan 1% HCL dalam metanol dan kemudian disaring.

Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vakum (suhu < 35°C) hingga residu kering (Francis,

1977).

Ekstraksi antosianin dapat dilakukan dengan menggunakan air, air yang mengandung SO2 dan

alkohol yang diasamkan. Air yang mengandung 2000-3000 ppm SO2 (4000-6000 ppm

metabisulfit) dapat digunakan untuk mengekstrak antosianin dari tanaman (Markakis, 1982).

Beberapa jenis pelarut dapat digunakan untuk mengekstrak antosianin seperti metanol-HCL,

aseton, etilenglikol, propilenglikol, metil etil keton, isopropanol dan air. Dari sekian banyak

pelarut yang dapat digunakan ternyata metanol-HCL merupakan pelarut yang terbaik karena

dapat memberikan hasil yang optimum tanpa menimbulkan efek samping terhadap antosianin

(aseton dapat menyebabkan degradasi antosianin sedangkan air dapat mengekstrak pektin yang

mungkin terdapat dalam kulit manggis) (Timberlake, 1980).

D. BIBIR

Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis.

Stratum germinatum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan aliran darah

yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat,

tetapi pada permukaan bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak

selalu basah. Sangat jarangnya terdapat kelenjar lemak pada bib ir menyebabkan bibir hampir

bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering, lapisan jangat akan cenderung

mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat pada bibir mudah penetrasi ke

stratum germinativum (Depkes RI, 1985).

Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwarna merah. Warna merah disebabkan warna darah

yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat

Page 7: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu stratum

corneum (lapisan tanduk). Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih

mudah luka dan mengalami pendarahan. Disamping itu, karena kulit yang tipis, saraf yang

mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif (Wibowo, 2005).

E. PEWARNA BIBIR

Pewarna bibir adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan

artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Sediaan pewarna bibir

terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir hakekat

fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang

dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataan kemudian warna

lainpun dengan corak warna sangat tua mulai digemari orang, sehingga corak warna cat bibir

bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah

jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).

Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak

(creamy type lipstick), dan pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Pewarna bibir

dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu terlihat basah sekaligus dapat melembabkan

bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi, tetapi kekurangan pewarna bibir ini adalah

mudah terhapus dari bibir. Sedangkan pewarna bibir tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi

cenderung menbuat bibir menjadi kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit

(Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

· Gelas ukur

· Cawan penguap

· Water bath

· Batang pengaduk

· Cetakan lipstik

Page 8: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

· Gelas beker

· Blender

· Timbangan analit

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah :

· Kulit buah manggis

· Etanol

· Asam asetat

· Minyak jarak

· Lilin putih

· Lemak cokelat

· Vaselin

· Madu

· Metil paraben

· Parfum

B. PREPARASI SAMPEL

Sampel yang digunakan dalam percobaan adalah kulit manggis yang diambil dari buah manggis

yang dibeli di pasar. Buah manggis yang telah dibeli kemudian dikupas. Setelah sampel

terkumpul kemudian dibersihkan dari pengotor, dicuci sampai bersih, lalu ditiriskan. Kulit buah

manggis dikeringkan dengan cara diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Setelah kering,

diblender dan ditimbang sebanyak 100 gram.

C. PEMBUATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS

Buah manggis dikupas, kulit dikumpulkan dan dikeringkan. Setelah kering kemudian diblender

dan ditimbang 100 gram. Kemudian dimaserasi dengan 75 bagian larutan penyari (etanol 95% -

asam asetat 3%). Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari sinar matahari langsung

sambil sering diaduk. Kemudian disaring, lalu ampas dicuci dengan larutan penyari secukupnya

Page 9: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

hingga diperoleh 100 bagian. Ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu ± 40°C

sampai diperoleh ekstrak kental.

D. FORMULA

Sediaan pewarna bibir dari ekstrak kulit manggis yang akan dibuat adalah lipstik dengan bahan

dasar berminyak (creamy type lipstick) dengan komposisi formula dasar yang terdiri dari :

R/ Minyak jarak 50-70 %

Lilin 10-15 %

Lemak cokelat 2-5 %

Ekstrak kulit manggis 0,5-3 %

Madu 1-4 %

Vaselin 1-3 %

Parfum 0,05-0,1 %

Metil paraben 0,5 %

(Barel, 2000)

Dari formula di atas kemudian dibuat modifikasi formula sebagai pembanding, yaitu :

Komposisi Sediaan (%)

1 2 3 4

Minyak jarak 74,8 54,8 44,8 34,8

Ekstrak kulit manggis 0 20 30 40

Lilin 12,5 12,5 12,5 12,5

Lemak cokelat 6 6 6 6

Vaselin 2,5 2,5 2,5 2,5

Page 10: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

Madu 4 4 4 4

Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1

Parfum 0,1 0,1 0,1 0,1

Keterangan :

Sedian F1 : formula dasar tanpa ekstrak kulit manggis

Sediaan F2 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 20%

Sediaan F3 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 30%

Sediaan F4 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 40%

Untuk cara pembuatan formula dasar berminyak (creamy type lipstick) yaitu : ekstrak kulit

manggis dilarutkan dalam minyak jarak (campuran A). Lilin dan vaselin dilebur di atas cawan

penguap sambil diaduk-aduk, lalu diangkat. Ditambahkan lemak cokelat dan madu, diaduk

sampai homogen (campuran B). Campuran A dan campuran B dicampur perlahan-lahan sampai

homogen lalu ditambahkan pengawet dan parfum. Selagi cair, campuran dimasukkan dalam

cetakan dan disimpan dalam lemari es agar cepat membeku.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Buah-buahan Indonesia. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Barel, A. O, dkk. 2000. Handbook of Cosmetic Science and Technology. New York. Marcell

Dekker INC. Page : 670-672

Brouillard, R. 1982. Chemical Structure of Anthocyanins. New York : Academic Press

Cox, J. E. K. 1976. Garcinia mangostana-mangosteen. England : Farnham Royal

Depkes RI. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal :

83, 85, 195-197

Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal : 5-7

Francis, F. J. 1977. Pigments and Other Colorants. New York : Marcell Dekker INC

Page 11: 10 Skripsi Kulit Buah Manggis

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Alih

bahasa Kosasih Padmawinata. Bandung : ITB. Hal: 78-80

Markakis, P. 1982. Anthocyanin as Food Additives. New York : Academic Press

Pantastico. 1986. Susunan Buah-buahan dan Sayur-sayuran. Yogyakarta : UGM Press

Prihatman, K. 2000. Manggis (Garcinia mangostana L.). jakarta : Deputi Monogristek BPP

Teknologi

Timberlake. 1980. Anthocyanins. London : Applied Science Publishers LTD

Tranggono, R. I & Fatma, L. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, D. S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo. Hal : 165

Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia