1. tinjauan teoritis · mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan anggota serta sumber daya yang lain...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
1. TINJAUAN TEORITIS
Telah banyak dibuat pembahasan mengenai Sistem Informasi Manajemen
yang berupa journal maupun skipsi ataupun tugas akhir. Dalam setiap tulisan
journal maupun skipsi ataupun tugas akhir tersebut membahas Sistem Informasi
Manajemen dari sisi yang berbeda-beda baik menyangkut personel kontraktor,
siklus pengambilan keputusan atau diagram alur informasi antar personel
kontraktor yang dapat dirangkum sebagai berikut ini:
1. Bagi personel kontraktor di lapangan telah dibuat suatu diagram alur
informasi untuk mendukung kebutuhan proses pengambilan keputusan di
dalam setiap proses manajemen perusahaan. Diagram tersebut berfokus pada
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses tersebut,
bukan teknik mendesign informasi yang berkaitan dengan masalah yang
sedang dihadapi. Sistem informasi personel konstraktor lapangan dibuat
berdasar teori pengambilan keputusan dan pengertian umum dari proses
konstruksi. (Sanvido dan Paulson, 1992)
2. Bagi perusahaan kontraktor telah dibuat beberapa usulan sistem informasi dan
prosedur manajemen proyek sepanjang siklus proyek mulai dari tahap
perencanaan hingga penyelesaian proyek. (Soewanto dan Tjhin Joen Sen,
1996)
6
Dari dua tinjauan di atas tidak dijelaskan Iangkah-langkah pembuatan
Sistem Informasi Manajemen dan peran komputer sebagai sarana penunjang
pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen. Jadi dalam penyusunan skripsi ini
akan dibahas mengenai pembuatan design Sistem Informasi Manajemen dan
peran komputer untuk mengendalikan biaya proyek.
2. LANDASAN TEORI
Untuk mengendalikan biaya proyek diperlukan suatu sistem yang mengatur
jalur-jalur informasi dari setiap bagian perusahaan. Sistem adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan
atau bagian-bagian yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Cushing
danRomney,1994:5).
Informasi penting artinya untuk menciptakan pengertian, menetapkan
tujuan proyek, sasaran dan strategi-strategi, membangun kontrol mekanisme,
membicarakan status, meramalkan hasil dan sumber daya, memahami
perubahan-perubahan yang terjadi dan menciptakan strategi-strategi proyek
(Cleland, 1994 : 271). Informasi adalah hasil dari suatu proses yang dapat
mengorganisir, memberi arti dan berguna bagi orang yang menerimanya
(Cushing dan Romney, 1994 : 2). Agar dapat berguna, maka informasi harus
memenuhi beberapa karakteristik yaitu dapat dipercaya, berhubungan, tepat
waktu, lengkap, dapat dimengerti dan dapat dibuktikan (Cushing dan Romney,
1994 : 3).
7
Penggunaan sistem informasi di dalam suatu perusahaan dapat memberi
nilai tambah dalam beberapa hal, antara lain :
a. Sistem informasi dapat memperbaiki produk-produk yang dihasilkan atau
pelayanan yang diberikan.
b. Sistem informasi dapat meningkatkan efisiensi.
c. Sistem informasi dapat memperbaiki proses manajemen.
(Cushing danRomney, 1994 : 28-29)
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan anggota serta sumber daya yang lain
untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Koonts,
1982). Bila kegiatan anggota dan sumber-sumber daya tersebut dijalankan
dengan semestinya, maka sasaran proyek akan tercapai tanpa banyak mengalami
kesulitan. Dalam hubungan ini, terdapat suatu aspek yang penting yaitu perlunya
suatu sistem pendukung yang memungkinkan semua fungsi pengelolaan,
khususnya perencanaan dan pengendalian berjalan dengan baik, artinya tercipta
sinkronisasi antara satu dan lain tindakan. Sistem pendukung yang dimaksud
adalah Sistem Informasi Manajemen.
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem terintegrasi yang
menyediakan informasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan fungsi-
fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi (Davis dan Olson,
1985 : 6). Sistem Informasi Manajemen di dalam proyek adalah kombinasi
personel, kebijakan, prosedur dan sistem (manual atau komputer) yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan merencanakan, mengorganisir,
s
mengarahkan dan mengendalikan biaya, jadwal, mutu dan kinerja proyek
(Soeharto, 1995 : 568). Semakin besar dan kompleks lingkup kerja suatu proyek,
semakin dirasa perlunya sistem pendukung tersebut agar pengelolaan proyek
dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga biaya proyek dapat ditekan.
Sistem Informasi Manajemen akan terwujud dan berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan bilamana tersedia peralatan yang dapat menunjang, yaitu
komputer dengan perangkat lunaknya. Penggunaan komputer diperlukan karena
kemampuannya untuk :
a. Memproses data dengan cepat, tepat dan akurat.
b. Berfungsi sebagai perpustakaan dalam hal mengumpulkan dan menyimpan
data, serta mengeluarkan kembali sesuai permintaan.
c. Menangani pekerjaan rutin dalam jumlah besar, yang seringkali bersifat
melelahkan dan membosankan, seperti pekerjaan tertentu di bidang
administrasi dan akuntansi atau keuangan.
d. Diprogram untuk memecahkan masalah atau perhitungan khusus.
Dengan latar belakang kemampuan seperti diatas, maka lingkup
penggunaan komputer sebagai tulang punggung Sistem Informasi Manajemen
dan tugas-tugas lain bagi penyelenggaraan proyek secara spesifik meliputi hal-
hal sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan anggaran dan j adwal.
b. Mengatur dan mempersiapkan arsip, dokumen dan data base.
c. Penggunaan sumber daya, terutama yang berupa tenaga kerja.
d. Kegiatan pemantauan dan pengendalian biaya dan jadwal.
9
e. Memberikan dan menghitung kemajuan dan kinerja kegiatan.
f. Operasi keuangan, akuntansi dan administrasi.
g. Evaluasi dan perhitungan yang spesifik.
(Soeharto, 195 : 571-572)
Melihat pentingnya pemakaian Sistem Informasi Manajemen yang baik di
dalam penisahaan konstmksi akan sangat membantu proses pengendalian biaya
proyek. Pengendalian adalah suatu usaha untuk menentukan standar yang sesuai
dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan
antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dalam rangka mencapai
sasaran (Mockler, 1972).
Pada proyek-proyek konstruksi, Sistem Informasi Manajemen dapat
diterapkan melalui tahap-tahap pengelolaan sebagai berikut:
Tahap 1 Definisi
— •
Tahap II Definisi Paket
Pekerjaan
Tahap III Proses Pemasukan
Data
1 — •
Tahap IV Pengolahan dan Pelaporan Data
— •
Tahap V Laporan dan
Analisa
Gambar 2.1.
Tahap-tahap pengelolaan Sistem Informasi Manajemen
Sumber : Meredith dan Mantel, 1996 : 468
10
2.1.TahapI : Definisi
Tahap definisi adalah tahapan di mana spesifikasi dari elemen-
elemen design dibuat, spesifikasi yang dibuat mencerminkan tujuan dari
keseluruhan proyek (Badiru, 1988 : 107). Usaha pembuatan elemen-elemen
design ditujukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan,
mengembangkan menjadi alternatif, yang terdiri dari lingkup proyek,
jadwal proyek dan biaya proyek.
2.1.1. Lingkup Kerja Proyek
Lingkup kerja proyek adalah total jumlah kegiatan atau
pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang
diinginkan oleh proyek tersebut (Soeharto, 1995 : 49). Pengendalian
lingkup kerja erat hubungannya dengan aspek biaya sehingga
dokumen yang berisi batasan lingkup proyek yang memuat kuantitas,
kualitas, spesifikasi dan kriteria amat penting artinya. Dokumen-
dokumen tersebut akan menerangkan status proyek yang
mengandung suatu uraian singkat mengenai status dari setiap tahap
utama, memberikan informasi kuantitatif seperti presentasi yang telah
diselesaikan secara fisik yang dibandingkan dengan penyelesaian
yang direncanakan dan meramalkan biaya "penyelesaian sebenarnya"
terhadap anggarannya (Barrie dan Paulson, 1984 : 123).
2.1.2. Jadwal Proyek
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan
langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran
11
(Soeharto, 1995 : 114). Jika jadwal proyek ditentukan secara
sembarang atau oleh faktor-faktor luar saja maka akan membuat
jangka waktu yang tersedia bisa menjadi terlalu panjang, jadwal-
jadwal yang bertambah panjang adalah merupakan sumber
melonjaknya anggaran proyek (Lock, 1984 : 46). Oleh sebab itu
jadwal proyek perlu dijadikan dasar penyusunan Sistem Informasi
Manajemen untuk pengendalian biaya proyek.
2.1.3. Biaya Proyek
Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang
dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi dan aplikasi produk
(Soeharto, 1995 : 313). Perencanaan biaya penting di dalam suatu
proyek agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat
digunakan untuk mengendalikan dan mengontrol biaya proyek agar
biaya proyek menjadi efisien serta sebagai tolok ukur keberhasilan
proyek.
2.2. Tahap II : Definisi Paket Pekerjaan
Definisi paket pekerjaan atau Work Package Definition adalah point-
point khusus yang mendukung pekerjaan-pekerjaan yang sudah
terdefinisikan dengan jelas dalam menyelesaikan tujuan proyek (Cleland
dan King, 1983 : 389).
2.2.1. Uraian Pekerjaan Proyek - What
Pelaksanaan pekerjaan proyek dapat diuraikan menjadi
pekerjaan-pekerjaan yang lebih rinci yang lebih dikenal dengan
12
Struktur Rincian Pekerjaan atau Work Breakdown Structure. Work
Breakdown Structure adalah suatu teknik untuk menjabarkan
keseluruhan pekerjaan raenjadi elemen-elemen yang dapat
ditampilkan untuk menunjukan hubungan antara elemen-elemen satu
dengan elemen lain dan dengan keseluruhan proyek (Cleland dan
King, 1983 : 388). Tujuan dari uraian pekerjaan proyek dengan Work
Breakdown Structure adalah menyediakan kerangka kerja untuk
setiap tahap manajemen proyek diawali dari tingkat yang paling
tinggi dan pada tiap kemajuan proyek diuraikan lagi menjadi
pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail untuk memudahkan
pengawasan tiap tahap (Deatherage, 1965 : 3). Work Breakdown
Structure adalah elemen penting karena menyediakan kerangka kerja
yang memperlihatkan:
a. Keseluruhan program dapat dijabarkan sebagai ringkasan dari
elemen-elemen.
b. Perencanaan dapat ditampilkan
c. Biaya dan anggaran dapat ditetapkan.
d. Waktu, biaya dan penampilan fisik dapat dilacak.
e. Tujuan-tujuan dapat dibentuk dari sumber daya perusahaan dengan
penalaran logika.
f. Jadwal dan prosedur pelaporan status dapat ditetapkan.
g. Jaringan konstruksi dan kontrol rencana dapat dibuat.
13
h. Tugas-tugas yang memerlukan tanggung jawab dapat
ditetapkan. (Kezner, 1995 : 592)
2.2.2. Jadwal Program Induk - When
Jadwal program induk adalah dokumen manajemen yang
memberikan tanggal kalender untuk tonggak ukur bagi tugas-tugas di
dalam proyek, sehingga memberikan titik-titik pengendalian guna
peninjauan manajemen (Murdick, Ross, et al, 1984 : 250). Jadwal
harus berlandaskan skala waktu yang logis dan dapat dilaksanakan
dan sebaiknya diturunkan dari diagram jaringan kerja atau uraian
pekerjaan proyek (Lock, 1984).
Jadwal induk dijabarkan menjadi milestone-milestone atau
tonggak kemajuan yaitu event yang mempunyai fungsi kunci dilihat
dari pencapaian keberhasilan proyek dari segi jadwal, tonggak
kemajuan menandai waktu mulai dan akhir dari suatu kegiatan
proyek, yang bila terlambat akan mempunyai dampak negatif yang
cukup besar (Soeharto, 1995 : 179).
2.2.3. Organisasi Proyek - Who
Guna menjamin tercapainya semua sasaran proyek, termasuk
sasaran teknik, anggaran atau skala waktu, kontraktor perlu
menyusun suatu organisasi proyek, dimana setiap peserta proyek
harus benar-benar mengerti peranannya masing-masing dalam proyek
itu (Lock, 1984). Keberadaan struktur organisasi di dalam proyek
adalah untuk menunjukan siapa yang memegang kekuasaan atau
14
autoritas di dalam proyek artinya orang yang tepat untuk membuat
keputusan-keputusan yang diperlukan dalam mencapai tujuan-tujuan
atau pertanggungjawaban (Kezner, 1995 : 244).
Sistem informasi yang digunakan harus selaras dengan struktur
organisasi dan pelimpahan wewenang dalam perusahaan (Murdick,
Ross, et al, 1984 : 83). Jadi struktur organisasi proyek harus
sesederhana mungkin agar efektif artinya Sistem Informasi
Manajemen yang dihasilkan dapat berlangsung dengan cepat dan
tidak mengganggu berlangsungnya proyek.
Tugas dan wewenang masing-masing pihak yang terlibat di
dalam proyek dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel2.1
Tugas dan Wewenang Personel Proyek
Personel Proyek
Konsultan
Manager Proyek
Tugas dan Wewenang
• Sebagai penghubung antara manager proyek dan pemilik. • Mcncniukan material-material yang akan dipergunakan di dalam
proyek. • Melakukan pengontrolan terhadap pelaksanaan pembangunan
proyek.
* Bertanggung javvab alas kcseluruhan pelaksanaan pekcrjaan proyek. • Membcnkan laporan pcrkcmbangan proyek kepada konsultan sccara
berkala. • Memenksa dan menandatangani surat-surat pcrjanjian kerja dengan
subkontraktor. • Memeriksa dan menandatangani laporan-laporan pekcrjaan
subkontraktor. * Memeriksa laporan-laporan yang bcrkaitan dengan perkembangan
proyek segi fisik dan biaya proyek, serta mengambil tindakan yang diperlukan demi kelangsungan proyek
15
Manager Lapangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Pembelian
Bagian logistik
Supervisor
, . . j
• Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan setiap hari.
• Membuat Surat Persetujuan Material yang diberikan pada konsultan. • Membuat Laporan Kebutuhan Material Per Bulan. • Memeriksa dan menandatangani Surat Order Pembelian setelah
mclakukan cross check dengan Surat Penawaran Harga. • Memeriksa dan menandatangani Surat Perintah Kerja untuk mandor. • Memeriksa dan menandatangani Data Kebutuhan Material Tiap
Mandor yang dibuat oleh pelaksana. • Memeriksa dan menandatangani Surat Permintaan Tambahan
Material yang dibuat oleh pelaksana. • Memeriksa dan membandingkan Laporan Pekerjaan Subkontrak
yang dibuat oleh subkontraktor dengan Laporan Opname Pekerjaan Subkontrak yang dibuat oleh supervisor.
• Membuat Analisa Pekerjaan Subkontrak dan memilih subkontraktor yang kompeten.
• Mencatat dan mengarsip dokumen-dokumen proyek. • Membuat laporan perbandingan antara laporan pembelian
keseluruhan dengan perencanaan biaya kepada manager proyek. • Membuat laporan perbandingan antara Surat Order Pembelian, Surat
Bukti Penerimaan Material dan Surat Jalan Proyek dengan sisa material di gudang.
" Pada akhir periode memeriksa antara permintaan material per mandor sesuai dengan Data Kebutuhan Material Tiap Mandor.
• Memeriksa antara Slip Gaji Karyawan dengan Daftar AbsensL • Memeriksa antara Bukti Kas Keiuar dengan Tanda Terima Uang. • Memeriksa antara Bukti Kas Keiuar, rekening tagihan dan Laporan
Mingguan Kas.
• Mencatat cash flow proyek. * Membuat Slip Gaji Karyawan • Membuat Tanda Terima Uang, Bukti Kas Keiuar, Bukti Kas Kecil
dan retensi mandor. • Membuat Laporan Mingguan Kas, Buku Kas dan Buku Besar Biaya. • Melakukan pembayaran gaji karyawan, mandor, hutang perusahaan.
• Mencari supplicr.mcmbuat Surat Permintaan Penawaran Harga dan Laporan Perbandingan Harga.
• Membuat Surat Order Pembelian. • Memberikan Laporan Pembelian secara berkala kepada manager
proyek dan manager lapangan.
* Menerima, mcmerikasa, menempatkan dan mencatat material yang keiuar dan masuk gudang.
• Membuat Laporan Stok Material secara berkala
• Bertanggung jawab kepada manager lapangan bcrdasarkan area tugasnya.
• Membuat Kebutuhan Material Proyek. " Memeriksa permintaan pembelian material.
lb
Pelaksana
Mandor
Subkontraktor
• Memeriksa dan menadatangani Sural Perintah Kerja kepada mandor. • Membuat Surat JaJan Proyek. • Mengawasi pekerjaan subkontraktor di areanya dan membuat
opname pekerjaan subkontrak. • Memeriksa dan menandatangani opname mingguan mandor.
• Bertanggung jawab kepada supervisor berdasarkan area tugasnya. • Membuat Data Kebutuhan Material Tiap Mandor. • Meminta pembeiian material sesuai dengan kebutuhan. • Membuat Surat Perintah Kerja untuk mandor. * Memeriksa hasil kerja mandor dengan Opname Mingguan Mandor. • Memberikan laporan kerja mandor secara berkala.
• Bertanggung jawab kepada pelaksana berdasarkan area tugasnya. • Mengatur kerja tukang untuk menyelesaikan bangunan proyek yang
diborongkan kepadanva • Meminta material untuk pelaksanaan pembangunan proyek . • Menyelesaikan pembangunan proyek sesuai dengan Surat Perintah
Kerja.
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak. • Memberikan Laporan Pekerjaan Subkontrak secara berkala kepada
manager lapangan.
2.2.4. Estimasi Biaya - How Much
Proses membuat estimasi biaya, metode yang efektif adalah
memecah lingkup proyek menjadi komponen-komponennya {Work
Breakdown Structure) kemudian diperkirakan berapa besar biaya
masing-masing komponen tersebut, lalu dijumlahkan menjadi total
biaya proyek (Soeharto, 1995 : 185). Dalam perencanaan anggaran,
harus diperkirakan sumber-sumber daya yang diperlukan proyek,
jumlah tiap elemen-elemennya, kapan diperlukan dan berapa biaya
yang dikeluarkan termasuk segala akibatnya bila terjadi inflasi harga
(Meredith dan Mantel, 1995 : 289). Kenaikan biaya (ekskalasi) dapat
terjadi karena kenaikan gaji atau upah, harga bahan baku dan
17
komponen, biaya transport, serta bangunan dan pabrik meminta biaya
yang lebih besar (Lock, 1984).
Untuk membuat estimasi biaya proyek secara tepat, elemen-
elemen biaya yang harus diperhitungkan adalah :
a. Biaya langsung (Direct Costs), terdiri dari material, peralatan
dan subkontrak.
b. Biaya tidak langsung (Indirect Costs), terdiri dari fasilitas
sementara, misal kantor direksi, gudang, jalan proyek, saluran,
pagar, dan Iain-lain, honorarium staf proyek, peralatan kantor dan
peralatan kecil (handtools), biaya utilitas proyek, seperti telepon,
air, listrik dan Iain-lain, keselamatan dan keamanan proyek,
manajemen material dan gudang, kendaraan dan peralatan
konstruksi, akomodasi dan mobilitas proyek, asuransi, test
laboratorium serta biaya untuk instansi pemerintah.
c. Biaya tidak terduga (Contingency Costs)
Sebesar ± 15% dari total biaya proyek (Lock, 1984)
2.3. Tahap III : Proses Pemasukan Database
Data adalah bahan mentah bagi informasi, yang harus mengalami
berbagai macam pengerjaan sebelum bermanfaat sebagai informasi yang
berguna atau yang mempunyai arti bagi pihak yang menerimanya.
Database adalah suatu koleksi terpadu dari data yang disusun secara logis
dan dikendalikan secara sentral (Murdick, Ross, et al, 1984 : 151). Karena
18
database merupakan arsip yang integratif, maka informasi yang ada
padanya dengan mudah dapat dipakai untuk mendukung modul-modul lain
artinya setiap elemen data yang tersirnpan dapat dikaitkan (cross reference)
dengan elemen data yang lain (Soeharto, 1995 : 572).
Konsep yang tnelandasi sebuah database adalah bahwa data perlu
dikelola agar tersedia untuk pemrosesan dan agar mereka memiliki kualitas
yang tepat (Davis dan Olson, 1984 : 9). Pada tahap ini dilakukan proses
pemasukan data yang sudah dipilih, diidentifikasi, dikategorikan dan
disimpan di dalam komputer dalam bentuk file-file.
Database yang diperlukan dalam Sistem Informasi Manajemen ini
adalah mengenai:
• Kode Akuntansi
Pemecahan lingkup proyek yang dibuat secara rinci dan dikelompokan
berdasarkan area pengerjaan, tenaga kerja, material, karyawan, supplier
dan utang. Pengelompokan ini terutama diperlukan untuk pengendalian.
• Jadwal Induk
Jadvval induk proyek dengan milestone yang penting hendaknya telah
tersedia pada saat membuat database. Hal ini dibutuhkan untuk
mengkaitkan unsur biaya dan waktu pelaksanaan, serta memperkirakan
eskalasi dan rencana penggunaan kontigensi.
19
• Pengecekan dan Update Harga Satuan
Harga satuan yang digunakan hendaknya selalu di-review agar
mencerminkan situasi terakhir. Demikian pula sumber-sumber material
dan tenaga kerja.
(Soeharto, 1995 : 147)
2.4. Tahap IV : Pengolahan Dan Pelaporan Data
Sebelum data diterima oleh komputer dan diolah menjadi informasi, data
tersebut harus melewati suatu sistem pengolahan, melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
2.4.1. Analisa sistem
Analisa sistem adalah uraian-uraian dari masalah yang sedang
dihadapi oleh organisasi yang akan dicari penyelesaiannya melalui
sistem informasi (Laudon dan Laudon, 1995 : 311).
a. Menganalisa permintaan informasi
Adalah pemyataan dari kebutuhan-kebutuhan akan informasi yang
harus dipenuhi oleh sistem yang baru; mengidentifikasikan siapa
yang membutuhkan informasi tersebut, kapan, dimana dan
bagaimana informasi tersebut dapat dimafaatkan (Laudon dan
Laudon, 1995 : 313). Permintaan-permintaan tersebut harus
mempertimbangkan segi ekonomi, teknik dan batasan waktu
sesuai dengan tujuan, prosedurdan proses pengambilan keputusan
dalam organisasi (Laudon dan Laudon, 1995 : 313).
20
b. Analisa sistem yang ada
Dalam hal ini dapat terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut:
• Perusahaan memiliki sistem informasi manajemen yang telah
ada atau berfungsi untuk mendukung operasi rutin sehari-hari.
Jadi dalam tahap awal adalah dengan melakukan inventori yaitu
melakukan studi dan menganalisis sistem yang sedang berjalan,
yang kemudian dianalisa bagaimana mengkaitkan dengan
keperluan baru yang sesuai dengan kebutuhan.
• Perusahaan belum memiliki sistem informasi.
Maka pengkajian langsung dengan mengidentifikasi keperluan
yang berhubungan dengan adanya kegiatan proyek.
(Soeharto, 1995 :580)
c. Menentukan fungsi-fungsi dari sistem yang baru
Fungsi dari sistem yang baru adalah bahwa sistem tersebut harus
dapat mengendalikan biaya proyek selama proyek tersebut
berlangsung.
2.4.2. Design Sistem
Membuat design sistem informasi untuk memperbaiki sistem
yang sudah ada, yaitu pada sistem pembelian, permintaan material,
pekerjaan tambah kurang, pekerjaan subkontrak, pembayaran kepada
mandor, pembayaran gaji karyawan, pembayaran utang dan
pembayaran kas kecil.
21
2.4.3. Pelaksanaan Sistem
Pelaksanaan sistem secara umum diterangkan sebagai berbagai
aktifitas antara lain perencanaan dan penjadwalan proses
pemasangan, pengembangan dan mencoba program perangkat lunak,
mempersiapkan tempat dan pemasangan serta mencoba perangkat
keras, memilih dan melatih personel, melengkapi dokumentasi,
mencoba sistem secara keseluruhan, dan membandingkan sistem
yang lama dengan sistem yang baru (Cushing dan Romney, 1994 :
440-441).
2.5. Tahap V : Laporan dan Analisa
Laporan-laporan merupakan produk penting dari sebuah sistem
informasi (Winardi, 1987 : 113). Laporan-laporan yang dihasilkan oleh
Sistem Informasi Manajemen untuk mengendalikan dan mengefisiensikan
biaya proyek, secara garis besar meliputi :
2.5.1. Kemajuan proyek
Kemajuan proyek dapat diuraikan secara singkat mengenai status dari
setiap tahap utama, memberikan informasi kuantitatif seperti
presentase antara yang telah diselesaikan secara fisik dengan
penyelesaian yang direncanakan dan meramalkan biaya-biaya
"penyelesaian sebenarnya" terhadap anggaran.
Kemajuan proyek dinilai berdasarkan :
• Waktu yang telah berlangsung dapat dibandingkan dengan
lamanya kegiatan yang diperkirakan atau lamanya waktu proyek.
22
• Uang yang diperjanjikan atau dikeluarkan dapat dibandingkan
dengan anggaran yang diperkirakan.
• Penggunaan sumber daya dapat digambarkan sesuai dengan
kebutuhan yang diperkirakan mengenai tenaga kerja dan material.
(Sudinarto, 1984: 123)
2.5.2. Varian
Varian adalah suatu deviasi dari suatu pokok yang direncanakan atau
dari anggaran yang telah ditetapkan, selanjutnya varian itu harus
dapat dinyatakan baik menurut istilah relatif yaitu presentase,
maupun mutlak seperti kuantitatif, rupiah dan sebagainya (Sudinarto,
1984 : 165).