1 (sr)

Upload: adha-ridha-mhy

Post on 14-Apr-2018

279 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 1 (SR)

    1/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan

    tentang cara-cara mematikan , menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme. Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan,

    dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung pada spesies yang dihadapi

    selain itu lingkungan dan tempat mikroba inipun berbeda-beda, misalnya. Dalam darah,

    makanan, air, sampah, roil, dan tanah.

    Ruangan steril sangat penting dalam bidang kesehatan, seperti ruangan steril

    untuk bedah, ruangan pasca operasi, ruangan industri farmasi khususnya ruangan

    produksi sediaan steril dan lain-lain. Ruangan dan peralatan industri farmasi tersebut

    dibutuhkan pengujian sterilitas yang baku, dalam pengujian tersebut dibutuhkan alat dan

    media yang khusus. Dalam sejarang bidang kesehatan atau kedokteran telah ditelaah

    tentang wabah, sehingga timbul beberapa pendapat dari sejumlah besar orang yang

    tentang peranan mikroorganisme dalam menyebabkan penyakit, bahkan disebutkan

    bahwa dengan pembedahan ringan saja sudah dapat mengakibatkan kecepatan kematian

    yang cukup tinggi, akibat terjadinya infeksi setelah dioperasi.

    Oleh karena hal demikian, maka dilakukanlah proses penstreilan dan pengujian

    keadaan steril dengan menggunakan Enkas, LAF (laminar Air Flow), dan UV (Ultraviolet),

    dimana ketiga alat tersebut juga telah memiliki tersendiri dalam meminimalkan atau

    membunuh mikroorganisme.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    2/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimana cara mennetukan tingkat sterilisasi dari ruangan LAF (Laminator Air

    Flow), enkas dan ruang lampu UV ?

    C. Maksud Praktikum

    Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

    cara-cara uji sterilitas ruangan.

    D. Tujuan Praktikum

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan sterilitas ruang yang

    disterilkan dengan menggunakan lampu UV, enkas dan LAF (Laminator Air Flow).

    E. Manfaat Praktikum

    Adapun manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengetahui

    bagaimana cara mensterilkan suatu ruangan dan untuk mengetahui tingkat sterilitas dari

    Enkas, LAF (Laminar Air Flow), dan UV (Ultra Violet)

  • 7/30/2019 1 (SR)

    3/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Teori Umum

    Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis

    organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroornisme (Protozoa, fungi, bakteri,

    mycoplasma, virus) yang terdapat pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan

    aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau

    menghilangkan mikroorganisme (Sylvia, 2008).

    Desinfektan adalah suatu proses untuk membunuh mikroorganisme yang bersifat

    patogen yang sering digunakan adalah dengan cara kimia atau fisik, cara ini ditujukan

    untuk pemakaian pada benda mati. Semua desinfektan efektif terhadap sel vegetatif, tetapi

    tidak selalu efektif terhadap bentuk sporanya sedangkan antiseptis adalah suatu proses

    untuk membunuh atau memusnahkan mikroorganisme atau jasad renik yang pada

    umumnya menggunakan cara kimia, dan penggunaannyya ditujukan kepada benda hidup.

    Bahkan antiseptik dapat bersifat bakterisid atau fungisid yang dapat membunuh bakteri

    atau fungi dan dapat pula bersifat bakteriostatik dan fungistatik yaitu hanya dapat pula

    menghambat pertumbuhan bakteri atau fungi (Djide, 2008).

    Pengujian sterilitas terutama ditujukan terhadap bahan alat atau sediaan obat

    yang digunakan secara parenteral maupun bahan atau sediaan lainnya misalnya obat

    mata steril, pasta steril, zat radioaktif maupun alat-alat kedokteran yang dipakai dalam

    operasi pembedahan (chirugin)m sedangkan benang jahit operasi, kapas dan lain-lain

    sebagainya. Bahkan juga termasuk ruang operasi atau ruang-ruang lainnya di rumah sakit,

    yang diisyaratkan untuk dilakukan pengujian sterilitas ruangan tersebut (Irrianto, 2006).

  • 7/30/2019 1 (SR)

    4/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    Ruang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua bentuk

    kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen termasuk sporanya. Ruang

    steril sangat penting dalam bidang kesehatan. Seperti pada ruang steril antara lain ruang

    bedah,ruang pascaoperas termasuk dalam bidang industri farmasi, terkhusus pada sediaan

    steril contohnya injeksi. Ruang-ruang tersebut dibutuhkan pengujian sterilisasi yang baku.

    Mikroorganisme dapat hidup dimana-mana bukan hanya di ruang terbuka, ruang tertutup.

    Kehidupan mikroorganisme dapat dikendalikan, maka ruangan tersebut dapat

    dikategorikan ruang steril, sehingga perlu dilakukan pencegahan atau pengendalian dari

    kontaminasi mikroorganisme yang dapat mempengaruhi secara langsung proses industri

    farmasi atau produk yang dihasilkan dari industri farmasi (Noer, 2010).

    Yang dimaksud dengan steril dalam mikrobiologi ialah semua proses untuk

    mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika

    untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, seungguhnya

    telah menggunakan salah satu cara sterilisasi yaitu pembakaran. Namun kebanyakan

    peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi

    rusak bila dibakar untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Noer, 2010).

    Factor abiotik yang mempengaruhi mikroba. Factor alam antara lain

    (waluyo.2004):

    1. Pengaruh temperatureTemperature merupakan factor yang paling penting dalam kehidupan. Beberapa jenis

    mikroba dapat tumbuh di daerah luas dan sebagiannya pada daerah terbatas. Pada

    umumnya batas daerah mikroba terletak antara 00C 900C dan kita kenal ada

    temperatur minimum, optimum dan maksimum.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    5/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    2. Pengaruh pHMengenai pH medium kenapa berpengaruh terpengaruh terhadap daya tahan

    mikroba terhadap pemanasan bahwa sedikit perubahan pH menuju asam atau basa

    sangat berpengaruh terhadap pemanasan. Sehubungan hal ini maka buah yang

    masam lebih mudah disterilkan dibandingkan dengan sayur mayor atau daging.

    3. Pengaruh kebasahan dan KekeringanMikroba mempunyai nialai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan

    bakteri dan ragi diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85%.

    4. Pengaruh perubahan nilai osmoticPada umumnya hipertonik menghambat pertrumbuhan mikroaba kareana dapat

    menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok pada pertumbuhan mikroba

    adalah medium isotonic terhadap isi sel mikroba.

    Metode sterilisasi yakni sterilisasi secara fisika (Scovilles, 1957) :

    1. Pemanasan kering

    Udara panas oven. Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat

    disterilisasi dengan uap dsetilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam

    bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol.

    Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO dan beberapa obat yang lain. Sebagai

    tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat

    gelas dan banyak alat-alat bedah (Scovilles, 1957).

    Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan

    dengan panas kering. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk.

    Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan

  • 7/30/2019 1 (SR)

    6/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi

    telah diterapkan berdasarkan tipe tipe indikator steril yang digunakan, kondisi

    kelembabam dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi

    resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk

    mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi

    sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar. Oven digunakan untuk

    sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik

    gas (Gennaro, 1990).

    Minyak dan penangas lain . Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel

    dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas berisi minyak mineral

    pada suhu 162o C. Larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga

    digunakan sebagai penstrerilisasi. Ini merupakan metode metode yang mensterilisasi

    alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap

    tajam dan untuk memelihara cat penutup (Scovilles, 1957).

    Pemijaran langsung. Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula

    logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial

    dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat dan alat-alat lain yang tidak hancur

    dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan

    metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan

    darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah

    bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati.

    Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (Scovilles, 1957).

  • 7/30/2019 1 (SR)

    7/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    2.Panas lembab

    Uap bertekanan. Penggunaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling

    umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan untuk

    sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada sediaan

    mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan

    benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap ini adalah

    ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan

    kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang

    dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap lebih pada 120o C mampu membunuh secara

    cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu menit. Uap jenuh

    ini dapat menghancurkan spora vegetstif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

    Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering

    yaitu suhu, panas tersembunyi yang berlimpah, kemampuan untuk membentuk

    kondensasi air, kontraksi volume yang timbul selama kondensasi (Scovilles, 1957).

    Uap panas 100o C. Uap panas pada suhu 100o C dapat digunakan dalam bentuk

    uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap

    mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media

    kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan

    karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari

    kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi,

    tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan (Scovilles, 1957).

    Pemanasan dengan bakterisida. Ini menghadirkan aplikasi khusus daripada uap

    panas pada 100o C. Adanya bakterisida meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini

  • 7/30/2019 1 (SR)

    8/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang

    biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dipanaskan

    dalam wadah bersegel pada suhu 100o C selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau

    penangas air (Scovilles, 1957).

    B. Uraian Bahan

    1. Aquadest (Ditjen POM, 1979)

    Nama resmi : Aqua destillata

    Nama lain : Aquadest, air suling

    RM/BM : H2O/18,02

    Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak

    berasa.

    Kegunaan : Sebagai pelarut

    2. Alkohol (Ditjen POM, 1997)

    Nama resmi : Aethanolum

    Nama lain : Alkohol, etanol

    RM/BM : C12H6O/46,07

    Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

    mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah

    terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

    berasap.

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,

    dan dalam eter P.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    9/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

    Kegunaan : Sebagai antiseptik.

    3. Agar (Ditjen POM, 1995)Nama resmi : AGAR

    Nama lain : Agar, agar-agar

    Pemerian : Tidak berbau, atau bau lemah; berasa musilago pada lidah.

    Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin; larut dalam air mendidih.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium

    4. Dekstrosa (Ditjen POM, 1995)Nama resmi : DEKSTROSUM

    Nama lain : Dekstrosa, Glukosa

    BM / RM : 198,17 / C6H12O6 . H2O

    Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul

    putih; tidak berbau; rasa manis.

    Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air

    mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam

    etanol.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

    Kegunaan : Sebagai nutrient karbon

    5. Ekstrak beef (Ditjen POM, 1995)Nama resmi : EKSTRAK BEEF

    Nama Lain : Ekstrak daging sapi

  • 7/30/2019 1 (SR)

    10/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    Pemerian : Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi

    daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam

    air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa

    udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta.

    Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai

    coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.

    Penyimpanan : Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat

    Kegunaan : Sebagai sumber protein

    6. Pepton (Ditjen POM, 1995)Nama resmi : PEPTON

    Nama lain : Pepton daging

    Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busuk

    Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat kekuningan

    yang bereaksi sedikit asam, tidak larut dalam etanol (95 %) P dan

    dalam eter P.

    Kegunaan : Sebagai sumber protein

    C. Prosedur Kerja (Rusli, 2011)

    A. Menyiapkan Media

    1. Disiapkan medium NA sebanyak yang dibutuhkan, kemudian disterilkan pada

    suhu 121o C selama 15 menit.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    11/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    2. Medium yang telah steril dituang kedalam cawan petri steril sebanyak yang

    dibutuhkan sejumlah 15-20 mk/cawan petri. Kemudian diinkubasikan dalam

    inkubator selama 24 jam suhu 37o C.

    3. Dilakukan pengamatan, media yang tidak ditumbuhi mikroba disiapkan sebagai

    media uji.

    B. Pengujian Sterilisasi Ruangan (LAF, Enkas dan Ruang Lampu UV)

    I. Pengujian Awal Ruangan

    1. Disiapkan ruangan yang akan diuji kesterilannya tanpa penyemprotan

    desinfektansia terlebih dahulu.

    2. Diletakkan masing-masing satu cawan petri uji pada bagian tengah dan tiap

    sudut ruangan uji, kemudian dibuka 1/3 bagian dari cawan petri, dibiarkan

    selama 15 menit.

    3. Selanjutnya cawan petri ditutup, kemudian diinkubasikan pada suhu 37o C

    selama 24-48 jam dengan posisi terbalik.

    II. Pengujian Akhir Ruangan

    1. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu ruangan uji disemprot dengan

    desinfektansia, dibiarkan selama 15 menit.

    2. Diletakkan masing- masing satu cawan petri pada bagian tengah dan tiap

    sudut ruangan, kemudian dibuka 1/3 bagian dari cawan petriuji, dibiarkan

    selama 15 menit.

    3. Selanjutnya cawan petri ditutup, kemudian diinkubasikan pada suhu 37 o C

    selama 24-48 jam dengan posisi terbalik.

    4. Dilakukan pengamatan ada tidaknya kontaminasi mikroba di ruangan uji.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    12/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    BAB III

    KAJIAN PRAKTIKUM

    A. Alat Yang Digunakan

    Autoklaf, , bunsen, cawan petri, erlenmeyer, enkas, Hand sprayer, Hand scun,

    inkubator, Laminar Air Flow(LAF), lampu UV, lampu spiritus, spoit 10 ml, Stop watch

    B. Bahan Yang Digunakan

    Alkohol 70%, aquadest, kapas, karet gelang, korek gas, kertas label, medium NA,

    medium PDA, tissue roll .

    C. Cara Kerja

    1. Penyiapan Bahan Praktikum

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, disiapkan medium NA dan

    PDA sebanyak yang dibutuhkan, kemudian disterilkan pada suhu 121C selama 15

    menit, dituang secara aseptis medium NA dan PDA yang telah steril kedalam cawan

    petri steril sebanyak yang dibutuhkan sejumlah 15-20 ml/cawan petri, kemudian

    dibiarkan memadat, kemudian semua cawan petri tersebut diinkubasi dalam inkubator

    secara terbalik pada suhu 37C selama 1 x 24 jam (untuk medium NA) dan selama 3

    x 24 jam pada suhu 27C (untuk medium PDA), dilakukan pengamatan, media yang

    tidak ditumbuhi mikroba disiapkan sebagai media uji.

    2. Pembuatan Medium

    a. Medium NA (Natrium Agar)

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang masing-

    masing bahan ekstrak daging sebanyak 3 gram dan pepton 5 gram, bahan-bahan

  • 7/30/2019 1 (SR)

    13/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    tersebut kemudian dilarutkan dengan menggunakan air suling sebanyak 250 gram

    kedalam erlenmeyer dan diaduk sampai homogen, dipanaskan dan ditambahkan

    agar sebanyak 20 gram sambil diaduk selama 15 menit, Erlenmeyer kemudian

    ditutup dengan menggunakan kapas, disterilkan dengan menggunakan autoklaf

    pada suhu 121C selama 15 menit

    b. Medium PDA (Potato Dextrosa Agar)

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanDitimbang bahan-bahan

    yang akan, digunakanDipanaskan air didalam gelas kimia sebanyak 250 ml,

    Dimasukkan kentang yang telah dipotong-potong dan dibersihkan sebanyak 200

    gram setelah air mendidih selama 15 menit Airnya kemudian disaring kedalam

    erlenmeyer, Dimasukkan dextrosa dan agar-agar dalam erlenmeyer dan diaduk

    sampai homogenAirnya diaduk sampai 200 ml kemudian erlenmeyer ditutup

    dengan kapas, Disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121C

    selama 15 menit.

    3. Pengujian Sterilitas Ruangan

    a. LAF

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Disemprot LAF dengan

    alkohol 70 %, kemudian dinyalakan dan dibiarkan selama 15 menit, Diletakkan

    cawan petri yang berisi medium steril NA dan PDA dalam LAF, kemudian tutup

    cawan petri dibuka bagian, kemudian dibiarkan selama 15 menit, Cawan petri

    dibungkus dan diinkubasi. Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi

    pada suhu 37C selama 1 x 24 jam dan untuk cawan petri yang berisi PDA

  • 7/30/2019 1 (SR)

    14/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    diinkubasi pada suhu 27C selama 3 x 24 jam, Diamati dan dihitung jumlah koloni

    bakteri yang tumbuh.

    b. Lampu UV

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    Disemprot Lampu UV dengan alkohol 70 %, kemudian dinyalakan dan

    dibiarkan selama 15 menit, Diletakkan cawan petri yang berisi medium steril NA

    dan PDA dalam Lampu UV, kemudian tutup cawan petri dibuka bagian,

    kemudian dibiarkan selama 15 menit, Cawan petri dibungkus dan diinkubasi.

    Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x

    24 jam dan untuk cawan petri yang berisi PDA diinkubasi pada suhu 27C selama

    3 x 24 jam, Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh.

    3. Enkas

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Disemprot enkas dengan

    fenol 5 %, kemudian dinyalakan dan dibiarkan selama 15 menit, Diletakkan

    cawan petri yang berisi medium steril NA dan PDA dalam enkas. Tutup cawan

    petri dibuka bagian, kemudian dibiarkan selama 15 menit, Cawan petri

    dibungkus dan diinkubasi. Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi

    pada suhu 37C selama 1 x 24 jam dan untuk cawan petri yang berisi PDA

    diinkubasi pada suhu 27C selama 3 x 24 jam, Diamati dan dihitung jumlah koloni

    bakteri yang tumbuh.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    15/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    BAB IV

    KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

    A. Hasil Pengamatan

    1. Gambar Pengamatan

    KELOMPOK I

    a. Uji Sterilitas Ruangan Enkas NA dan PDA

    Keterangan :

    b. Uji Sterilitas Ruangan Lampu UVKeterangan :

    c. Uji Sterilitas Ruangan LAF (Laminar Air Flow)

    Keterangan :

    1. Koloni bakteri

    2. Cawan petri

    1. Koloni bakteri

    2. Cawan petri

    1. Koloni bakteri

    2. Cawan petri

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

  • 7/30/2019 1 (SR)

    16/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    KELOMPOK 2

    a. Uji Sterilitas Ruang Enkas/Lampu UV/LAFKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan Petri

    b. Uji Sterilitas Ruang Enkas/Llampu UV/LAFKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    KELOMPOK 3

    a. Uji Sterilitas Ruang EnkasKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA

    Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

  • 7/30/2019 1 (SR)

    17/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    b. Uji Sterilitas Lampu UVKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    c. Uji Sterilitas Ruang LAFKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    KELOMPOK 4

    a. Uji Sterilitas Ruang EnkasKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    b. Uji Sterilitas Ruang Lampu UVKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

    Medium NA Medium PDA

  • 7/30/2019 1 (SR)

    18/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    c. Uji Sterilitas Ruang LAFKeterangan :

    1. Koloni2. Cawan petri3. Label

    2. Tabel Pengamatan

    Kelompok

    Jumlah Koloni

    Enkas LAF Lampu UV

    NA PDA NA PDA NA PDA

    I 70 2 66 11 40 26

    II 59 13 101 14 64 38

    III 31 4 78 6 7 5

    IV 37 5 85 8 27 8

    Medium NA Medium PDA

  • 7/30/2019 1 (SR)

    19/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    B. Pembahasan

    Steril adalah bebas dari mikroorganisme, sterilitas dalam mikrobiologi adalah

    keadaan dimana suatu benda bebas dari mokroorganisme baik yang patogen maupun non-

    patogen. semua proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau

    di dalam suatu benda merupakan sterilisasi. Ketika untuk pertama kalinya untuk melakukan

    pemindahan biakan bakteri secara aseptis, sesungguhnya telah menggunakan salah satu

    cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Pada suatu sterilisasi maka suatu benda akan

    dibebaskan dari suatu berbagai mikroorganisme hidup.

    Pembagian sterilitas dibagi atas 3 kelompok. Yaitu secara fisik, mekanik dan

    kimia. Secara fisik banyak digunakan cara pemanasan, yakni pemanasan langsung

    misalnya mensterilkan alat-alat seperti ose, pinset dll, sterilisasi dengan panas kering

    dengan menggunkan oven, misalnya peralatan rumah sakit seperti cawan petri,pipet, ruang

    operasi bedah dll, sterilisasi ini tidak ditujukan untuk bahan yang terbuat dari karet atau

    plastic. sterilisasi dengan cara panas basah dengan menggunakan autoklaf, sterilisasi ini

    digunkan untuk bahan yang sensitive panas, sterilisasi fraksinasi (misalnya metode

    pasteurisasi, metode tyndalisasi), sterilisasi radiasi (misalnya radiasi pengion sinar X dan

    sinar UV).

    Sterilisasi secara mekanik dibagi atas: filtrasi (misalnya cairan biologis)/ serum

    hewan, enzim, vitamin dan antibiotika), membran filter (misalnya membran ester selullosa),

    filter udara (misalnya HEPA (High Particulate Air Filter, LAF).

    Sterilisasi secara kimia dibagi atas antiseptika, desinfektan (misalnya fenol,

    halogen, alkohol, deterjen, aldehida, logam berat, khemosterilisatir gas).

    Yang termasuk ruang steril meliputi :

  • 7/30/2019 1 (SR)

    20/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    Ruang Kelas I (White Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran 0,5 m

    maksimum 100/ft3, ruang Kelas II (Clean Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran

    0,5 m maksimum 10.000/ft3, ruang Kelas III (Grey Area): jumlah partikel (non

    patogen) ukuran 0,5 m maksimum 100.000/ft3 dan ruang Kelas IV (Black Area):

    jumlah partikel (non patogen) ukuran 0,5 m > 100.000/ft3 (dengan ventilasi udara

    memadai).

    Dalam percobaan ini disiapkan alat dan bahan yang digunakan, dan dibuat

    medium NA dan PDA, lalu disterilkan, Dipet masing-masing medium kedalam 3 cawan

    petri sebanyak 10 ml, dalam keadaan aseptis dan di diamkan hingga memadat. Ketiga

    ruangan tersebut disemprotkan dengan alcohol 70%, Karena itu merupakan konsentrasi

    optimal dari alcohol, yang bertujuan untuk mamatikan mikroorganisme yang mungkin

    masih ada, dan didiamkan 15 menit lalu diopeasikan ketiga alat tersebut dan dimasukan

    masing-masing dua capet dengan medium PDA dan NA kedalam ketiga ruangan tersebut,

    dengan membuka 1/3 penutup cawan petri yang bertujuan untuk memberikan kesempetan

    terhadap mikroba untuk dapat masuk sehingga dapat diamati. Penggunaan medium

    Nutrien Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA) dimaksudkan untuk mengetahui

    sejauh mana pertumbuhan bakteri dan jamur/kapang pada ruang steril tersebut. Dibiarkan

    15 menit karena pada selang waktu tersebut mikroba sudah mampu di isolasi dari suatu

    tempat (lingkungan) ke dalam suatu medium.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil jumlah

    koloni yang diperoleh dari masing-masing alat sterilitas. Kelompok I memperoleh hasil

    yakni untuk LAF (Laminator Air Flow) diperoleh jumlah koloni 66 pada medium NA dan 11

    pada medium PDA. Untuk enkas diperoleh jumlah koloni 70 untuk medium NA dan 2

  • 7/30/2019 1 (SR)

    21/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    untuk medium PDA. Dan untuk lampu UV, diperoleh jumlah koloni sebanyak 40 untuk

    medium NA dan 26 untuk medium PDA. Kelompok 2 memperoleh hasil yakni untuk LAF

    (Laminator Air Flow) diperoleh jumlah koloni 101 pada medium NA dan 14 koloni pada

    medium PDA. Untuk enkas diperoleh jumlah koloni 59 untuk medium NA dan 13 koloni

    untuk medium PDA. Dan untuk lampu UV, diperoleh jumlah koloni sebanyak 64 untuk

    medium NA dan 38 koloni untuk medium PDA. Kelompok 3 memperoleh hasil yakni

    untuk LAF (Laminator Air Flow) diperoleh jumlah koloni 78 pada medium NA dan 6 koloni

    pada medium PDA. Untuk enkas diperoleh jumlah koloni 31 untuk medium NA dan 4 koloni

    untuk medium PDA. Dan untuk lampu UV, diperoleh jumlah koloni sebanyak 7 untuk

    medium NA dan 5 koloni untuk medium PDA. Kelompok 4 memperoleh hasil yakni untuk

    LAF (Laminator Air Flow) diperoleh jumlah koloni 85 pada medium NA dan 8 koloni pada

    medium PDA. Untuk enkas diperoleh jumlah koloni 37 untuk medium NA dan 5 koloni

    untuk medium PDA. Dan untuk lampu UV, diperoleh jumlah koloni sebanyak 27 untuk

    medium NA dan 8 koloni untuk medium PDA.

    Berdasarkan teori yang ada, dari segi jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada

    ketiga ruangan tersebut dapat dikatakan bahwa ruangan tersebut termasuk ruang kelas 1,

    dengan jumlah koloni baik bakteri maupun jamur yang dibawah 100 koloni. Namun pada

    dasarnya seharusnya ruangan telah disterilkan tidak terkontaminasi atau bebas dari

    semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen ataupun non patogen termasuk sporanya,

    sehingga suatu ruangan bisa dikatakan steril.

    Dari hasil percobaan diperoleh jumlah koloni bakteri yang lebih sedikit pada ruang

    lampu UV dibandingkan dengan ruang enkas dan ruang LAF. Dari hasil pengamatan

    secara umum tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ruang yang memiliki jumlah

  • 7/30/2019 1 (SR)

    22/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    pertumbuhan minimal mikroba lebih sedikit adalah ruang lampu UV untuk medium NA

    (Natrium Agar) dan ruang enkas untuk medium PDA (Potato Dextrosa Agar). Sedangkan

    untuk pertumbuhan mikroba yang lebih banyak terdapat pada ruang LAF dengan medium

    NA (Natrium Agar) dan medium PDA (Potato Dextrosa Agar.

    Dari percobaan ini, ada beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan sehingga

    menyebabkan data yang diperoleh tidak terlalu valid, yaitu antara lain :

    1. Proses pengerjaan yang kurang aseptis dan tidak menggunakan sarung tangan.2. Medium yang dibuat tidak diinkubasi terlebih dahulu guna mengetahui ada tidaknya

    pertumbuhan dalam medium yang belum tampak yang berasal dari lingkungan luar

    pada waktu pembuatan.

    3. Waktu pengamatan yang kurang tepat, yang mana harusnya untuk bakteri dilakukanpengamatan pada hari pertama (1x24 jam), dan jamur pada hari ketiga (3x24 jam),

    namun dilakukan pada hari kedua (2x24 jam) sehingga menyebabkan pertumbuhan

    bakteri lebih pesat dibanding dengan jamur, yang dapat ditinjau dari jumlah koloninya.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    23/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap sampel Dettol, dapat disimpulkan

    bahwa :

    1. Enkas

    Jumlah koloni pada medium NA : 37

    Jumlah koloni pada medium PDA : 5

    Ruang kelas : I

    2. Lampu UV

    Jumlah koloni pada medium NA : 27

    Jumlah koloni pada medium PDA : 8

    Ruang kelas : I

    3. LAF (Laminator Air Flow)

    Jumlah koloni pada medium NA : 85

    Jumlah koloni pada medium PDA : 8

    Ruang kelas : I

    Dari ketiga ruanngan yang diujikan, ternyata lampu UV memiliki tingkat kesterilan

    yang tinggi yaitu pada NA 27 koloni, dan Pada PDA 8 koloni, dibanding dengan Enkas

    yang jumlah koloni pada NA 37 koloni, dan pada PDA 5 koloni, serta pada LAF untuk NA

    sebanyka 85 koloni dan PDA sebanyak 8.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    24/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    B. Saran

    Sekiranya alat dan bahan lebih dilengkapi sehingga tidak ada lagi bahan lain

    yang digunakan untuk menggantikan bahan yang sebelumnya.

  • 7/30/2019 1 (SR)

    25/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    DAFTAR PUSTAKA

    Dirjen POM., 1979, FARMAKOPE INDONESIA, Edisi III, Depkes RI : Jakarta.

    Dirjen POM., 1995, FARMAKOPE INDONESIA, Edisi IV, Depkes RI : Jakarta

    Jenkins, L.Glenn, 1957, The Art of Compounding Scovilles , McGraw-Hill BookCompany, Inc ; New York , Toronto : London.

    Waluyo, Lud.2004. Mikrobiologi Umum. UGM-Press : yogyakarta

    Koes, Irianto.drs, 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme , Yrama Widya :Jakarta

    Natsir Djide,Ms, Apt, 2008, Mikrobiologi Farmasi. Lembaga Penerbitan UniversitasHasanuddin.

    Noer,Muh.Syamsi, 2010, Sterilitas Ruangan, Medicafarma : Jakarta.

    Pratiwi, T Sylvia, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga : Jakarta.

    Rusli, M.si. Apt., 2011. Tuntunan Praktikum Analisis Mikrobiologi Farmasi. UMI : Makassar

  • 7/30/2019 1 (SR)

    26/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    Jafis Adha Ridha M. AndiNursing150 209 022

    Skema Kerja

    Medium Steril(NA dan PDA)

    Dimasukan dalam cawan petri Sebanyak 10 ml

    Sebelumnya di semprot dengan alkohol 70% pada masing-masing ruangan

    Biarkan 15 menit

    Letakkan medium sterilBuka 1/3 bagian

    Biarkan 15 menitTutup cawan

    Inkubasi terbalik1 x 24 jam, 37C (untuk medium NA)

    3 x 24 jam, suhu kamar (untuk medium PDA)

    Pengamatan

    LampuUV LAF Enkas

  • 7/30/2019 1 (SR)

    27/27

    Uji Sterilitas Ruangan

    J fi Adh Ridh M A di

    LAMPIRAN

    I. Komposisi Medium1. Medium NA (Nutrien Agar)

    Peptone 5,0 g

    Ekstrak beef 3,0 g

    Agar 15 g

    Aquadest 1000 ml

    2. Medium PDA (Potato Dextrose Agar)Ekstrak kentang 4,0 dari 200 g kentang

    D- glukosa 20 g

    Agar 15 g

    Aquadest 1000 ml