1) ria dwi jayati, m.pd,2) destien atmi arisandy,...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
O. MANGUNHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017
Supriyani,1)
Ria Dwi Jayati, M.Pd,2)
Destien Atmi Arisandy, M.Pd,2)
1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
2)Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
STKIP PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar
Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Adakah pengaruh model pembelajaran scramble terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen murni, yang
dilaksanakan dengan adanya kelompok pembanding berbentuk kontrol group
pretest-postest design. Sebagai populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri O. Mangunharjo tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 181 siswa dan
sebagai sampel yaitu kelas VIII.C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.E
sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk
uraian. Data skor tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t.berdasarkan hasil
analisis data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan
0,05% didapat thitung = 2,08 dan ttabel = 1,67 karena thitung> ttabel, berarti rata-rata skor
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajran Scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.
Kata Kunci :Pengaruh, Model pembelajaran Scramble, hasil belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan bukan hal asing lagi
bagi kita semua, karena pendidikan
sudah menjadi hal yang utama dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang
mampu mendukung dimasa mendatang
adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya
(Trianto, 2009:1). Pendidikan adalah
tempat mengembangkan potensi dan
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara
-
sehingga mampu menghadapi dan
memecahkan masalah yang akan
datang. Salah satu komponen penting
dalam pendidikan adalah proses
pembelajaran dan proses pembelajaran
dikelas tidak terlepas dari adanya guru.
Guru mempunyai peranan
penting dalam menciptakan
pembelajaran yang baik dan ekfektif.
Oleh karena itu, seorang guru harus
mampu memilih model pembelajaran
yang menarik dan tepat yang dapat
melibatkan siswa untuk berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran, namun
sampai saat ini guru masih
menggunakan model pembelajaran
konvensional dalam proses
pembelajaran, sehingga menbuat
siswa menjadi kurang berminat dan
terkesan pasif dalam kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan observasi di SMP
Negeri O Mangunharjo ternyata guru
biologi dalam proses pembelajaran
masih sering menggunakan model
konvensional, sehingga mempengaruhi
minat, konsentrasi dan keaktifan siswa
yang bermuara pada hasil belajar siswa
yang rendah. Hal tersebut ditunjukkan
dari nilai rata-rata ulangan harian mata
pelajaran IPA khususnya dibidang
biologi yang diperoleh siswa kelas
VIII yaitu 65.Sebanyak 181 siswa,
hanya 73 siswa yang dinyatakan
tuntas, sedangkan 108 siswa lainnya
dinyatakan belum tuntas.Hasil belajar
tersebut terlihat kurang memuaskan
karena tidak mencapai nilai KKM
yang sedah ditetapkan oleh sekolah
yaitu 75. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dibutuhkan
model pembelajaran yang tepat yang
dapat meningkatkan konsentrasi dan
keaktifan siswa, sehingga hasil belajar
siswa tercapai dengan baik.
Salah satunya yaitu model
pembelajaran Scramble. Menurut
Huda (2011:303) model pembelajran
Scramble adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat
meningkatkan konsentrasi dan
kecepatan berpikir siswa. Selain itu
model pembelajaran Scramble ini
lebih menekankan kerja sama antar
anggota kelompok untuk saling
menbantu teman sekelompok dapat
berfikir kritis sehingga dapat lebih
mudah dalam mencari penyelesain
soal (Shoimin, 2014:167).
Berdasarkan uraian diatas,
penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Scramble
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas VIII SMP Negeri O
Mangunharjo”.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka yang menjadi
-
permasalahan dalam penelitian ini
adalah “Adakah pengaruh model
pembelajaran scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP
Negeri O Mangunharjo?”
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP
Negeri O Mangunharjo.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Menurut
Arikunto (2010:9) “Penelitian
eksperimen adalah susatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat
antara dua faktor yang segaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengurangi atau menyisihkan faktor-
faktor lain yang menggangu”.
Eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimen
murni.Menurut Arikunto (2010:125)
eksperimen murni merupakan jenis
eksperimen yang dianggap sudah baik
karena sudah memenuhi persyaratan.
Yang dimaksud dengan persyaratan
dalam eksperimen adalah kelompok
lain yang tidak dikenal eksperimen
dan ikut mendapatkan pengamatan.
Adapun Desain penelitian ini
menggunakan desain yang berbentuk
kontrol group pretest-postest design,
yang melibatkan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
Scramble kelompok kontrol
menggunakan pembelajaran
konvensional. Desain penelitiannya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Control Group Pre-test Post-test Design
Group Pretest Treatment Post-test
E O1 X O2
K O3 - O4
Sumber: Arikunto (2010:124)
Keterangan:
E = Kelas Eksperimen (menggunakan model Scramble), K = Kelas Kontrol
(menggunakan model konvensional), O1&O3 = Pre-test , O2&O4 = Post-test, X =
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Scramble, - =Menggunakan
model pembelajaran konvensional
-
.
Menurut Arikunto (2010:161),
variabel adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel yang akan diteliti
pada penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Adapun
variabel dalam penelitian ini yaitu:
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu model
pembelajaran Scramble. Variabel
terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP Negeri O
Mangunharjo.
Populasi dalam penelitin ini adalah
kelas VIII SMP N O. Mangunharjo
Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel
dalam penelitian ini diambil secara
acak (simple random sampling)
dengan cara pengundian. Dari enam
kelas yang diambil dua kelas dipilih
secara acak dengan cara diundi untuk
dijadikan sampel penelitian. Dua
kelas yang terpilih kemudian dipilih
lagi secara acak untuk mmenentukan
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Menggunakan sistem pengambilan
sampel seperti ini seluruh kelas
memiliki peluang yang sama untuk
dipilih sebagai sampel pada penelitian
(Arikunto, 2010:177). Setelah
dilakukan undian kelas, maka didapat
kelas VIII.C sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII.E sebagai
kelaskontrol. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan teknik tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan
latihan serta alat yang digunakan
untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok, (Arikunto, 2010:193).
Tes digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes
dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak dua kali yaitu pre-test
(sebelum) dan post-test (sesudah)
pada materi yang telah diajarkan. Tes
yang digunakan berbentuk soal essay
sebanyak 9 soal. Untuk mengetahui
tingkat pengaruh model pembelajaran
Scramble maka dilakukan dengan
cara perhitungan menggunakan rumus
uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas VIII SMP Negeri O
-
Mangunharjo dan pelaksanaannya
dilakukan secara langsung oleh
peneliti pada tanggal 20 Juli sampai
dengan 20 Agustus 2016 sesuai
dengan jadwal yang berlaku di
sekolah. Sebelum pelaksanaan
penelitian dimulai, terlebih dahulu
dilakukan uji coba instrumen tes yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas
soal yang akan digunakan. Uji coba
instrumen dilaksanakan di kelas IX.A
SMP Negeri O Mangunharjo dengan
jumlah siswa 24 orang pada materi
sistem pencernaan yang dilaksanakan
pada tanggal 23 Juli 2016
Berdasarkan hasil penelitian,
maka diperoleh jumlah siswa kelas
VIII SMP Negeri O Mangunharjo
seluruhnya adalah 181 siswa yang
terdiri 6 kelas. Dari seluruh siswa
kelas VIII diambil sampel secara acak
(simple random sampling) yang
didapat kelas VIII.C sebagai kelas
eksperimen yang berjumlah 30 siswa
proses pembelajarannya menerapkan
model pembelajaran scramble, dan
kelas VIII.E sebagai kelas kontrol
yang berjumlah 30 siswa proses
pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran konvensional
biasa. Pada pelaksanaan penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai
pengajar atau guru.
Pada penelitian ini jumlah
pertemuan tatap muka yang dilakukan
adalah sebanyak lima kali
pertemuan,satu kali pemberian pre-
test, tiga kali proses pembelajaran,
dan satu kali post-test. Sebelum
dilaksanakan pembelajaran dikelas
terlebih dahulu dilaksanakan pre-test
yang berfungsi untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang
pokok materi yang akan dipelajari.
pre-test dilakukan untuk mengetahui
apakah kedua kelas normal,
homogen, dan nilai rata-rata
keduanya sama atau tidak. Pada
pelaksanaan pre-test kelas kontrol
diikuti oleh semua siswa yaitu 30
siswa dan kelas eksperimen diikuti
oleh 29 siswa dan 1 siswa tidak
mengikuti pre-test dikarenakan sakit.
Setelah dilakukan pre-test kemudian
peneliti melaksanakan pembelajaran
dengan perlakuan yang berbeda pada
kedua kelas tersebut, kemudian
dilakukan post-test untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar kedua kelas
tersebut. Kemampuan awal siswa
sebelum mengikuti pembelajaran
materi sistem pencernaan adalah
merupakan data penelitan yang
didapat dari tes awal (pre-test) soal
yang diberikan sebelum siswa
mendapatkan pengajaran dari guru.
Kemampuan awal siswa sebelum
-
mengikuti pembelajaran materi sistem
pencernaan adalah merupakan data
penelitan yang didapat dari tes awal
(pre-test) soal yang diberikan
sebelum siswa mendapatkan
pengajaran dari guru. Berikut adalah
nilai rata-rata dan simpangan baku
pre-test dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata dan
Simpangan Baku Data Pre-Test
Kelas N S
Eksperimen 29 38,31 14,37
Kontrol 30 36,3 13,33
Berdasarkan tabel 2 di atas
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
hasil pre-test yang diperoleh kelas
eksperimen 38,31 dan kelas kontrol
36,3 sedangkan simpangan baku pada
kelas eksperimen 14,37 dan
simpangan baku kelas kontrol adalah
13,33. Hal ini berarti rata-rata
kemampuan awal siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
sebelum diberikan perlakuan
pembelajaran relatif sama, karena
tidak terdapat perbedaan yang sangat
besar.
Uji normalitas bertujuan untuk
melihat apakah data hasil tes siswa
berdistribusi normal atau tidak.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
normalitas data pre- test untuk kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test
Kelas 2
hitung
D
k
2
tabel
Keterangan
Eksperimen 4.8917 5 11,07 Data Normal
Kontrol 5.0543 5 11,07 Data Normal
Pada tabel 3 menunjukan
bahwa nilai 2 hitung pada tes awal
untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol kurang dari 2 tabel.
Berdasarkan ketentuan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji
kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa data tes awal
kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Uji homogenitas ini bertujuan
untuk melihat apakah data pada kedua
kelas sampel mempunyai varians
yang homogen atau tidak.
Berdasarkan ketentuan perhitungan
statistika, tentang uji homogenitas
varians dengan taraf kepercayaan α =
0,05, jika Fhitung < Ftabel, maka varians
dua kelompok data adalah homogen.
Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes
Awal
Tes Fhitung Dk Ftabel Keterangan
Tes
awal
1,16 (28,30) 1,87 Homogen
-
Pada tabel 4 menunjukan
bahwa varians kedua kelompok data
(kelas eksperimen dan kelas kontrol)
pada tes awal adalah homogen,
karena Fhitung < Ftabel.
Berdasarkan hasil belajar siswa
dalam menguasai materi sistem
pencernaan dengan menggunakan
pembelajaran Scramble nilai rata-rata
yang diperoleh siswa kelas
eksperimen lebih besar dari pada
kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat
dari tabel 6.
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata dan
Simpangan Baku Data Post-Test
Kelas N S
Eksperimen 29 77,93 8,37
Kontrol 30 73,07 9,99
Berdasarkan tabel 5 di atas
dibandingkan dengan kemampuan
awal siswa (tabel 2), terdapat
peningkatan hasil belajar pada
kemampuan akhir setelah diberikan
pembelajaran. Kelas eksperimen
memperoleh rata-rata nilai sebesar
77,93 dibandingkan nilai tes awal,
maka ada peningkatan sebesar 39,62.
Untuk kelas kontrol memperoleh rata-
rata nilai sebesar 73,07 berarti terjadi
peningkatan rata-rata sebesar 36,77.
Peningkatan kelas eksperimen lebih
besar dari peningkatan kelas kontrol.
Hal ini menunjukan bahwa
peningkatan nilai tes kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan peningkatan nilai tes kelas
kontrol.
Berdasarkan ketentuan
statistika mengenai uji normalitas
data dengan taraf kepercayaan α =
0,05, jika 2 hitung <
2 tabel maka
data berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas tes akhir untuk kedua
kelompok dapat dilihat pada tebel 7.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Post-Test
Kelas 2
hitung
D
k
2
tabel
Keterang
an
Eksperim
en
10,22
95
5 11,0
7
Data
Normal
Kontrol 4,655
5
5 11,0
7
Data
Normal
Pada tabel 6 menunjukan
bahwa nilai 2 hitung data tes akhir
untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol kurang dari 2 tabel.
Berdasarkan ketentuan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji
kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa data tes akhir
kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Berdasarkan ketentuan
statistika tentang uji homogenitas
varians dengan taraf kepercayaaan α
= 0,05, jika Fhitung < Ftabel, maka
-
varians dua kelompok data adalah
homogeny. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes
Akhir
Tes Fhitung Dk Ftabel Keterangan
Tes
akhir
1,42 (28,30) 1,87 Homogen
Pada tabel 7 menunjukan
bahwa varians kedua kelompok data
(kelas eksperimen dan kelas kontrol)
pada tes akhir adalah homogen,
karena Fhitung < Ftabel.
Hasilperhitungan menunjukan
bahwa data hasil belajar siswa kelas
VIIIC sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIIIE sebagai kelas kontrol
berdistribusi normal dan homogen.
Dengan demikian uji kesamaan dua
rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk data tes dapat
menggunakan uji-t.
Untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan perlakuan, maka
digunakan uji-t. uji hipotesis nilai
thitung > ttabel berarti dapat pengaruh
perlakuan. Berdasarkan nilai ttabel dari
eksperimen dan kontrol, diperoleh
ttabel sebesar 1,67, untuk nilai thitung
sebesar 2,08. Karena thitung > ttabel
(2,08 > 1,67), maka hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh
model pembelajaran scramble
terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP Negeri O.
Mangunharjo tahun ajaran
2016/2017. Dengan demikian
hipotesis Ha diterima.
PEMBAHASAN
Permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini adalah adakah
pengaruh model pembelajaran
Scramble terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas VIII SMP Negeri
O Mangunharjo. Setelah diberi
perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Scramble
berbentuk tes uraian yang berisi
pertanyaan untuk mengukur aspek
kognitif siswa. Penelitian ini
dilakukan dengan dua kelas yang
menjadi sampel yaitu, sampel
pertama dengan menggunakan model
pembelajaran Scramble di kelas
eksperimen, dan sampel ke dua
menggunakan model pembelajaran
konvensional di kelas kontrol.
Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan sebanyak lima kali
pertemuan untuk melihat hasil belajar
yang dicapai oleh dua kelas kemudian
di analisis. Pelaksanaan pembelajaran
pada kelas eksperimen yaitu kelas
VIII.C dengan menggunakan model
pembelajaran Scramble, dan kelas
kontrol menggunakan model
-
pembelajaran konvensional. Pada
awal pertemuan dilakukan pre-test di
kedua kelas baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
Kemudian dilanjutkan dengan proses
pembelajaran yang berlangsung
selama tiga kali pertemuan pada
masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran Scramble
sedangkan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran
konvensional. Kemudian diakhir
pertemuan dilakukan post-test untuk
mengetahui apakah hasil belajar
siswa meningkat setelah
menggunakan model pembelajaran
Scramble.
Dari hasil analisis data pre-test
diperoleh nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 38,31 dan kelas
kontrol sebesar 36,3 tidak terdapat
perbedaan yang jauh. Berdasarkan
perhitungan tersebut ternyata masih
banyak siswa yang nilainya masih
rendah, hal ini dikarenakan soal pre-
test yang diberikan siswa belum
mengetahui dam belum mempelajari
materi pelajaran sistem pencernaan
akibatnya nilai siswa masih banyak
yang rendah. Setelah dilakukan
analisis selanjutnya maka uji
hipotesis pre-test mendapatkan bahwa
, maka hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima.
Dengan demikian kedua rata-rata
nilai pre-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
Scramble di kelas eksperimen dan
menggunakan model pembelajaran
konvensional di kelas kontrol.
Pada pertemuan pertama
proses pembelajaran Scramble,
peneliti mengalami sedikit hambatan
pada proses pembelajarannya. Bagi
siswa pembelajaran ini merupakan
pembelajaran yang baru sehingga
siswa masih terlihat belum
memperhatikan apa yang dijelaskan
oleh peneliti, siswa masih sibuk
dengan tugas lain, akibatnya pada
saat pembelajaran berkelompok
hanya sebagian kelompok yang dapat
menyusun kata jawaban dari soal dan
hanya beberapa kelompok saja yang
dapat menyusun kata tersebut.
Pada pertemuan kedua siswa
mulai memperhatikan penjelasan
materi dari peneliti, dan pada saat
proses pembelajaran kelompok siswa
sudah banyak menemukan kata
jawaban dari soal tersebut. Pada
pertemuan ketiga siswa sudah mulai
memperhatikan penjelasan materi dari
peneliti dan siswa mulai berantuasias
-
untuk mengikuti pelajaran yang
diberikan, pada saat proses
pembelajran semua kelompok sudah
menemukan susunan kata jawaban
dengan waktu yang cepat dan siswa
saling berlomba-lomba untuk
menyusun kata dari soal-soal tersebut.
Akibatnya suasan pembelajaran terasa
lebih aktif, hal ini sesuai dengan
kelebihan model Scramble yaitu
siswa dapat terlibat aktif, adanya
pembelajaran sikap disiplin dan
mendorong siswa untuk belajar
mengerjakan soal tersebut (Huda,
2011:306).
Berbeda dengan pembelajaran
yang dilakukan dikelas kontrol,
pembelajaran menggunakan model
konvensional seperti ceramah,
demonstrasi dan tanya jawab, terlihat
membosankan dan kurang dapat
memotivasi siswa untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan ini lebih berpusat kepada
guru, sehingga siswa pasif dan malas
bertanya maupun mengemukakan
pendapat meskipun mereka belum
paham dan mengerti dengan materi
yang diberikan.
Setelah diberi perlakuan
selanjutnya kelas eksperimen dan
kelas kontrol diberikan tes akhir
sebagai tolak ukur terhadap
kemampuan hasil belajar siswa. Pada
kelas eksperimen setelah di beri
perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Scramble nilai
rata-rata yang diproleh siswa telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah. Banyak siswa kelas
eksperimen yang tuntas yaitu 19
siswa dari 30 siswa, sedangkan nilai
rata-rata nilai hasil post-testnya
adalah 77.93 dan simpangan baku
sebesar 8.37. Sementara di kelas
kontrol setelah diberi perlakuan
dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional diperoleh
nilai rata-rata sebesar 73.07 dan
sempangan baku 9.99.
Selain itu hasil dari analisis uji-
t pada post-test diperolah hasil
dan
maka diterima, dan
ditolak karena .
Berdasarkan nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada
kelas kontrol, sehingga dapat di tarik
kesimpulan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima, yaitu ada
pengaruh model pembelajaran
Scramble terhadap hasil belajar
biologi siswa kela VIII SMP Negeri
O Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hal ini didukung dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh
Kahfi, dkk (2014) yang berjudul
“Penerapan model pembelajaran
-
kooperatif tipe Scramble untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
Biologi kelas VIIIB di SMP Negeri 2
Kediri Kabupaten Lombok Barat
tahun ajaran 2013/2014”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran Scramble dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
Biologi dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan model
konvensional.
Kemudian penelitian ini
sebelumnya juga pernah dilakukan
Handayani, dkk (2014) yang berjudul
“Pengaruh model pembelajaran
Scramble terhadap hasil belajar siswa
kelas VII di SMP Negeri 2 Satu Atap
Kepenuhan Hulu-Riau tahun
pembelajaran 2014/2015”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran Scramble berpengaruh
terhadap hasil belajar Biologi.
Berdasarkan uraian diatas,
model pembelajaran scramble dapat
meningkatkan hasil belajar maka
model pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai alternatif dalam
kegiatan belajar mengajar di suatu
sekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah disajikan
pada bab IV, disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model
pembelajaran scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP
Negeri O Mangunharjo. Hal ini dapat
dilihat dari hasil perhitungan analisis
data post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan taraf
kepercayaan 5% didapat thitung = 2,08
sedangkan ttabel = 1,67, karena thitung >
ttabel, berarti rata-rata skor kelas
eksperimen lebih besar dari pada
kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, S. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Scramble Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di
SMP Negeri 2 Satu Atap
Kepenuhan Hulu Tahun
Pembelajaran 2014/2015. Jurnal
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Pasir
Pangaraian. 3(1).
Huda, M. 2011. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kahfi, K. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Scramble untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
-
pada Mata Pelajaran Biologi Kelas
VIIIB Di SMP Negeri 2 Kediri
Kabupaten Lombok Barat Tahun
Ajaran 2013/2014. Jurnal Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram. 2(2).
Shoimin, A. 2014. 68 Model
pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Surabaya: Kencana.