1. regulasi dan standar sap

7
Nama : Agustin Tyasminingsih Kelas : Akuntansi C Nim : 12520040 Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi Peraturan dan karakter pengelolaan keuangan daerah yang ada pada masa Era pra Reformasi dapat dirincikan sebagai berikut : 1. PP 5/1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah. 2. PP 6/1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Indikator kinerja Pemda,yaitu meliputi : a. Perbandingan anggaran dan realisasi b. Perbandingan standar dan realisasi c. Target prosentase fisik proyek 3. Kepmendagri No.900-099 tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry bookkeeping. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan APBD. 5. UU 18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 6. Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan susunan Perhitungan APBD. Bentuk laporan perhitungan APBD : a. Perhitungan APBD b. Nota Perhitungan c. Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan (PP/1975) Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi Tujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di EraReformasi adalah untuk mengelola keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik. Bentuk Reformasi yang ada meliputi :

Upload: agustin

Post on 15-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

akuntansi sektor publik

TRANSCRIPT

Nama: Agustin TyasminingsihKelas: Akuntansi CNim: 12520040

Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra ReformasiPeraturan dan karakter pengelolaan keuangan daerahyang ada pada masa Era pra Reformasi dapat dirincikan sebagai berikut :1. PP 5/1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah.2. PP 6/1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Indikator kinerja Pemda,yaitu meliputi :a. Perbandingan anggaran dan realisasib. Perbandingan standar dan realisasic. Target prosentase fisik proyek3. Kepmendagri No.900-099 tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry bookkeeping.4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan APBD.5. UU 18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.6. Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan susunan Perhitungan APBD. Bentuk laporan perhitungan APBD :a. Perhitungan APBDb. Nota Perhitunganc. Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan (PP/1975)

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era ReformasiTujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di EraReformasi adalah untuk mengelola keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik. Bentuk Reformasi yang ada meliputi :1. Penataan peraturan perundang-undangan2. Penataan kelembagaan3. Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah4. Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuanganBeberapa Regulasi yang relevan adalah sebagai berikut:1. UU Perbendaharaan Indonesia No. 448 tahun 1925, yang kemudian diubah dengan UU No. 9 tahun 1968.2. UU no. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.3. PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.4. PP No. 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.5. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.6. PP No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Rangka Pelaksanan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.7. PP No. 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.8. PP No. 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.9. PP No. 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Daerah.10. PP No. 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD.11. Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.12. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Tanggal 17 November 2000 No. 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001. 13. Keputusan Presiden No. 228/M Tahun 2002.14. Kepmendari No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman dan Pengurusan APBD.

Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era ReformasiKebutuhan atas standar akuntansu sektor publik terus berkembang akibat kedinamisan regulasi pemerintah. Kedinamisan ini ditandai dengan pelaksanaan otonomi daerah dan reformasi keuangan.Otonomi daerah berlaku akibat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. UU ini menjelaskan bahwa pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemeirntah yang lebih efisien, efektif, dan bertanggun jawab. UU ini mulai berlaku sejak tahun 2001. Kemudian pemerintah merasa UU Nomor 22 Tahun 1999 tidak lagi sesuai dengan perkembangan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU baru, yaitu :1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimabangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-undang di atas menjadikan pedoman pelaksanaan otonomi daerah lebih jelas dan terperinci, khusunya tentang pengelolaan keuangan daerah dan pertanggungjawaban.Perubahan undang-undang tersebut merupakan salah satu hal yang signifikan dalam perkembangan otonomi daerah. Perubahan itu sendiri dilandasi oleh beberapa hal, antara lain:1. Adanya semangan desentralisasi yang menekankan pada upaya efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya daerah.2. Adanya semangat tata kelola yang baik (good governance).3. Adanya konsekuensi berupa penyerahan urusan dan pendanaan ( money follows function ) yang mengatur hak dan kewajiban daerah terkait dengan keuangan daerah.4. Perlunya penyelarasan dengan paket Undang-undang (UU) Keuangan Negara, yaitu:a. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negarab. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendeharaan Negarac. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negarad. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.5. Peraturan perundangan terus bergerak dinamis khususnya Peraturan Pemerintahan (PP) sebagai turunan berbagai undang-undang di atas, antara lain:a. PP Nomor 23 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.b. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.c. PP Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.d. PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.e. PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.f. PP Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah.g. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengeloalaan Keuangan Daerah.h. PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.i. PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahsebagai pengganti PP 24 tahun 2005Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah1. UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 1a. Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. b. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.2. UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1a. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. 3. UU No. 1 Tahun 2004 Pasal 70 Ayat 2a. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008. Penyusunan SAP Akrual SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam PP 24/2005 dengan mengacu pada International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia. Pertimbangan: SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis Kas Menuju Akrual sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual. Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP 24/2005 dapat melihat kesinambungannya.

Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah.Ada yang berbeda antara PP 71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya mulai Tahun Anggaran 2015, sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga Tahun Anggaran 2014. Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas (strategi pentahapan pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri), sedangkan Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat kembali seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun.Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.Secara definisi, sistem akuntansi akrual adalah suatu metode pencatatan transaksi atau peristiwa dan pengakuan biaya (beban) berdasarkan periode terjadinya peristiwa atau transaksi tersebut. Sedangkan menurut metode single entry atau cash basis pencatatan dan pengakuan peristiwa dilakukan saat pembayaran dilakukan.Dalam sistem akrual, pencatatan biaya depresiasi suatu aset dibebankan ke periode waktu selama suatu aset tersebut digunakan berdasarkan biaya harga pembelian aset. Sedangkan menurut sistem akuntansi berbasis kas, biaya pengadaan aset tersebut dibebankan ke periode saat dilakukan pembayaran atas harga aset.Isu tentang pentingnya timing dalam pengakuan /recognition suatu transaksi atau peristiwa ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan sistem akrual, sehingga lebih membantu dalam meningkatan akuntabilitas pengambilan keputusan. Angka-angka akuntansi berdasarkan sistem akrual dianggap lebih informatif, membawa implikasi yang signifikan untuk pimpinan daerah dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):Lampiran I 1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran 3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan 5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap 8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan 9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian 12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

Lampiran II1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan 5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian