1 e

16
Ujian Tengah Semester Efisiensi Konsumsi Energi Oleh: Ilham Akbar (35175) Zhauhar Rainaldy (35281) Teuku Chandra M (35476) Rahardian Kusuma AP (35668) Bayu Ardiyanto (35376) Jurusan Teknik Fisika

Upload: muhammad-sofyan-parlin

Post on 17-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keren

TRANSCRIPT

Ujian Tengah SemesterEfisiensi Konsumsi Energi

Oleh:

Ilham Akbar (35175)Zhauhar Rainaldy(35281)Teuku Chandra M(35476)Rahardian Kusuma AP(35668)Bayu Ardiyanto (35376)

Jurusan Teknik FisikaFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada2013

A. Apakah metode perhitungan tersebut bisa diterapkan di wilayah Indonesia?

Metode perhitungan tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia. Banyak ketidak samaan antara Indonesia dan Norwegia, baik dari teknologi yang berkembang, iklim, dan struktur masyarakat. Perhitungan ini jelas sekali berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai konsumen dari penggunaan listrik. Dari segi teknologi yang berkembang, data yang dibutuhkan untuk perhitungan terlalu sulit didapatkan di Indonesia. System metering di Indonesia belum bisa memberikan data yang dibutuhkan dalam perhitungan. System metering di Indonesia hanya mampu memberikan informasi jumlah pemakaian listrik rumahan/gedung kantoran dengan resolusi data perbulan untuk setiap rumah. Sedangkan yang dibutuhkan untuk data adalah dalam resulusi data perjam untuk setiap alat yang digunakan. Secara iklim, mungkin banyak alat-alat listrik yang di gunakan di norwegia dan merupakan penyumbang angka konsumsi yang cukup besar malah tidak digunakan sama sekali di Indonesia. Jelas, bahwa konsumsi hanya terpaku pada penerangan dan pengkondisian udara yang mungkin akan flat sepanjang semester musiman. Data dari BMG menyebutkan bahwa, fluktuasi suhu udara di Indonesia terkhusus untuk sample wilayah Cengkareng Dalam kurun waktu 5 tahun 2000 - 2005 suhu harian rata - rata bulanan mencapai 26.3 C hingga 28.7 C, yang tertinggi pada umumnya sekitar bulan Oktober dan yang terendah sekitar bulan Pebruari. Suhu maksimum rata-rata bulanan mencapai 30.1 C hingga 34.3 C, yang tertinggi pada umumnya sekitar bulan Oktober dan yang terendah sekitar bulan Pebruari. Suhu minimum rata-rata bulanan mencapai 22.7 C hingga 24.7 C, yang tertinggi pada umumnya sekitar bulan Mei dan yang terendah sekitar bulan Juli. Penggunaan refrigerator baik dengan frezzer maupun tidak tidak terputus sepanjang tahun. Fluktuasi data tahunan mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah Norwegia yang memiliki 4 musim. Secara struktur kemasyarakatan, masyarakat Indonesia masih cenderung acuh tak acuh dengan project-project yang behubungan dengan Energi. Masyarakat masih sangat merasa nyaman dengan subsidi energy yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, shingga sense of crisis masyarakat tidak muncul. Berapa orang yang akan sadar bahwa kita sedang berada dalam krisis energy seperti ini? Mungkin tidak sampai 6 dari 10 orang Indonesia yang sadar akan hal tersebut. Masyakat akan sedikit susah untuk di ajak bekerja sama dalam menjalankan project ini. B. Apa kelebihan metode perhitungan tersebut baik untuk residensial maupun untuk office building?

Metode perhitungan dilakukan di Eropa bagian utara, yaitu di negara Skandinavia (Finlandia, Swedia, Denmark). Metode perhitungan juga dilakukan bertahap dengan beberapa metode yang terintegrasi dan mendapatkan data terukur yang akan dilihat nantinya apakah berbeda atau dapat mewakili data aktual. Dari metode yang digunakan baik untuk residensial maupun office building mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah seperti dibawah ini.

1. ResidensialDari rangkuman metode perhitungan yang dilakukan untuk bangunan residensial. Dapat dilihat bahwa metode perhitungan yang digunakan memiliki beberapa keunggulan, yaitu : Hasil pengukuran yang dilakukan dapat mempresentasikan data aktual. Beban yang diestimasikan mendekati beban aktual. Data yang akurat dapat diperoleh melalui survey. Karena terdapat sampel yang besar dan relatif mudah untuk mendapatkan data tentang penduduk maupun peralatan rumah tangga yang dipakai. Biaya yang tidak begitu mahal untuk malakukan akuisisi data. Data yang diperoleh melalui survey juga meliputi data demografi penduduk, sehingga dapat dilakukan stratifikasi. Memungkinkan untuk menghitung rata-rata konsumsi energi nasional dari hasil stratifikasi. Memungkinkan untuk menghitung beban dari masing-masing sektor peralatan listrik rumah tangga secara nasional. Survey yang dilakukan secara periodik dapat mengetahui perubahan konsumsi listrik secara nasional.

2. Office BuildingMetode perhitungan energi yang diimplementasikan terhadap bangunan non-residensial di beberapa negara Eropa memiliki keunggulan diantaranya adalah : Dapat mengklasifikasikan 9 jenis bangunan, 3 level dan 7 zona iklim. Sehingga dapat digunakan negara di berbagai belahan dunia. Memudahkan dalam analisis karena semua satuan energi dalam kWh/m2. Dapat mengukur performansi dari berbagai tipe bangunan. Dapat memodelkan berbagai bangunan. Dapat mengukur secara keseluruhan konsumsi energi pada akhir penggunaan (bulanan maupun tahunan). Sampel yang tersedia akan mencukupi untuk data aktual yang akurat. Biaya yang tidak terlalu mahal untuk akuisisi data. Dapat membandingkan konsumsi energi di berbagai negara secara tahunan. Serta dapat dilihat pula perbandingan per sektor energi tiap negara. Dapat dilakukan tindak lanjut untuk konservasi energi pada konsumsi yang mencolok.

C. Apa kekurangan metode perhitungan tersebut baik untuk residensial maupun untuk office building?

Metode perhitungan yang digunakan untuk mengukur penggunaan energi di beberapa daerah Eropa memiliki beberapa kendala yang bervariasi, antara lain dapat disimpulkan untuk bangunan residensial kekurangannya adalah sebagai berikut :

1. Apabila menambah peralatan baru, perlu dilakukan kalibrasi ulang, sehingga akan memakan waktu. Hal ini disebabkan karena variasi dari produk yang digunakan oleh masyarakat, serta dari gaya hidup masing-masing pengguna peralatan rumah tangga sehingga perlu memodelkan dengan baik agar perhitungan lebih akurat.2. Memiliki variasi yang tidak konstan serta pembatasan ukuran sampel, hal ini disebabkan karena keterbatasan data secara statistik dapat mempengaruhi hasil perhitungan.3. Tidak adanya profil beban energi yang digunakan, asumsi yang digunakan mengabaikan aspek durasi penggunaan alat dan ukuran daya alat tersebut. Padahal penghitungan energi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup konsumen dalam menggunakan sumber daya energi tersebut.4. Berdasarkan data beban penggunaan energi tahunan. Data tahunan sering dipakai karena memudahkan dalam melakukan perhitungan, hal ini disebabkan adanya perubahan cuaca yang tidak menentu sehingga akan lebih mudah menggunakan data tahunan, hanya saja data tahunan tidak dapat mewakili data penggunaan energi pada waktu tertentu karena data yang bersifat general serta menggunakan data yang tidak up to date, ini merupakan permasalahan yang cukup vital Kekurangan metode perhitungan ini untuk office building tidak begitu berbeda dengan metode perhitungan pada bangunan residensial, kesulitan utama yang dihadapi adalah pada terbatasnya sampel yang digunakan untuk perhitungan karena dibatasi oleh jenis gedung yang digunakan. Serta masalah akuisisi data yang membutuhkan banyak biaya. Begitu pula dengan tidak adanya profil beban penggunaan energi, hanya terbatas pada penggunaan listrik dan pemanas ruangan saja.

D. Apa kendala dalam melakukan model perhitungan tersebut apabila dilakukan di Indonesia?

Banyak kendala yang menghambat berjalan proses penghitungan dengan menggunakan metode tersebut. Yang pertama adalah data. Yang dibutuhkan untuk proses perhintungan cukup detail dan banyak, proses metering yang ada di Indonesia masih sangat manual. Ada 2 proses metering, yang pertama pascabayar, petugas akan datang dan melakukan pembacaan meteran secara manual. Yang kedua prabayar, konsumen di haruskan untuk membeli Token atau deposit pemakain listrik, lalu konsumen baru bisa menikmati listrik. Keduanya tidak mampu memberikan data pemakaian listrik hingga frekuensi pengambilan data untuk tiap jam. Yang kedua, belum ada technologi yang mampu merekam penggunaan listrik hingga pada level satuan alat listrik seperti Power Detective. Sehingga akan sangat sulit untuk mendapatkan data pemakaian listrik tiap satuan alat yang menggunakan listrik dan mengetahui persentase penggunaannya tiap jam maupun bulan. Hal yang paling sering di lakukan selama ini untuk penghitungan daya adalah dengan metode penghitungan manual. Kita membaca daya yang digunakan alat pada datasheet alat, kemudian dikalikan frekuensi pemakaiannya. Yang ketiga, jika pun Power Detective tersebut ada, kendala yang muncul berikutnya adalah pengambilan sample. Wilayah Indonesia yang begitu luas namun tidak merata akan menyulitkan pengambilan sample. Yang keempat. Konsumsi energi aktual dengan data yang kita dapatkan dari supplier daya akan berbeda. Maraknya praktik pencurian listrik di Indonesia mengakibatkan tingginya loses daya yang muncul dalam data. Padahal itu merupakan pencurian listrik. Data yang kami peroleh dari BUMN.go.id menyebutkan pada tahun 2003 PLN distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merugi hingga sebesar Rp14,225 miliar akibat pencurian listrik selama 2003. Saat ini PT PLN Disjaya telah menindak 32.663 pelanggan yang terbukti melakukan pencurian listrik. Dengan total loses hingga 15%.

E. Apakah anda mempunyai gagasan yang lebih baik dalam melakukan perhitungan energi seperti dalam laporan tersebut untuk kasus di Indonesia, kalau ada tolong di tuliskan.

Metode yang lebih baik dalam melakukan perhitungan energi di Indonesia, untuk bangunan komersial atau residensial:

1. Pengumpulan DataLangkah awal audit energi adalah dengan mengumpulkan data penggunaan energi dengan jangka waktu paling tidak satu tahun terakhir, dengan demikian pola penggunaan energi dapat terlihat jelas.

Data-data yang diperlukan:a. Data pengeluaran energiMencakup data penggunaan listrik, minyak solar, gas (LPG). Data dikumpulkan dalam satuan energi, bukan dalam Rupiah.

b. Konsumsi energi per tiap ruangMencakup penggunaan energi untuk tiap jenis ruangan, seperti kamar tamu, dapur, lobby, meeting room, dan lain-lain. Penggunaan energi antar ruangan akan bervariasi karena adanya peralatan yang berbeda. Konsumsi energi per m2 pada sebuah ruangan dapat didefinisikan sebagai intensitas energi. Indonesia telah mengeluarkan standar nasional intensitas energi pada bangunan. Dengan membandingkan intensitas bangunan dengan standar ini, maka kita bisa menentukan tingkat efisiensinya.

c. Data alat dengan konsumsi energi yang tinggiMencakup penggunaan peralatan-peralatan yang menggunakan energi secara tinggi, seperti boiler, chiller, lift, pompa air, dan lain-lain. Dengan membuat database penggunaan energi dan mendata seluruh peralatan, akan didapat gambaran yang jelas dari proporsi energi yang digunakan oleh masing-masing peralatan. Data yang didapat dari gabungan tabel konsumsi energi akan melengkapi data konsumsi energi per tipe ruangan. Pada akhirnya gabungan antar kedua data ini akan digunakan sebagai bahan analisa untuk menghitung neraca energi.

d. Data hunianData tingkat hunian pada sebuah bangunan harus dikumpulkan untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan energi. Tingkat penggunaan energi dapat dilihat dari fungsi bangunan dibandingkan dengan jumlah okupansi sehingga nilai tingkat hunian tiap bangunan tidak sama.

2. Pengukuran dan ObservasiUntuk mendapatkan data penggunaan listrik yang lebih akurat, dilakukan pengukuran menggunakan alat pengukur online yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik. Analisa ini untuk mendapatkan nilai-nilai dari faktor daya (perbandingan antara daya sebenarnya yang digunakan dengan daya yang diambil dari sumber daya), faktor kebutuhan (perbandingan antara permintaan maksimum pada sistem pembangkit dan distribusi sistem listrik dengan total beban yang dipasang), faktor beban (perbandingan antara rata-rata load listrik dengan load maksimal dalam satu periode tertentu), dan kualitas listrik (frekuensi dan besarnya deviasi daya yang masuk ke peralatan listrik).Pengukurang terhadap berbagai faktor tersebut memerlukan kemampuan dan peralatan khusus, diantaranya:a. Komputer dengan program pengukuran online.b. Acquisition data, Diris AP model and modbus RS 485c. Clamp on, dengan spesifikasi pengukuran AC/DC 1000A, 0.5A, 220V, 4 wire unbalancedd. Portable data logger

Observasi juga dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendorong pemborosan energi. Observasi dapat dilakukan dengan meninjau fasilitas dan mengisi daftar masalah.

3. Analisaa. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)Nilai intensitas konsumsi energi dijadikan sebagai tolak ukur seberapa besar potensi efisiensi energi yang mungkin diterapkan tiap ruangan atau seluruh area bangunan. Dengan membandingkan intensitas konsumsi energi sebuah bangunan dengan standar nasional, kita bisa mengetahui apakah sebuah ruangan atau keseluruhan bangunan sudah efisien. Cara untuk menghitungnya adalah dengan memasukkan data dari tabel Konsumsi energi tiap ruang ke dalam persamaan berikut:

Lalu dibandingkan dengan standar nasional berikut

b. Neraca EnergiNeraca energi digunakan untuk menentukan peralatan mana yang harus diprioritaskan untuk memperoleh penghematan terbesar setelah mengetahui bahwa penggunaan energi tidak efisien. Neraca energi dapat berupa neraca listrik, neraca gas, dan lain-lain.Data yang dikumpulkan pada tabel Konsumsi Energi per Tipe Ruangan dan Tabel Pendataan alat dengan konsumsi energi tinggi dapat digunakan untuk menghitung perkiraaan konsumsi energi bulanan, dan dimasukkan ke dalam persamaan berikut: