1. akuntansi sebagai profesi

24
AKUNTANSI SEBAGAI SUATU PROFESI Pengertian Profesi Akuntansi Menurut International Federation of Accountants yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsipGood Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan. Meliputi prinsip kewajaran(fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility). Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya. Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu

Upload: dian-nurul-qalby

Post on 17-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

akuntansi sebagai profesi

TRANSCRIPT

AKUNTANSI SEBAGAI SUATU PROFESIPengertian Profesi AkuntansiMenurut International Federation of Accountants yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.

Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsipGood Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan. Meliputi prinsip kewajaran(fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility).Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya. Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi..Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.Menurut Hapsari dan Purwanti (2007) Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.Akuntan sebagai suatu profesi dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia yang semakin global. Profesi akuntan Indonesia di masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, terutama jika dikaitkan dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi akuntan Indonesia harus menanggapi tantangan tersebut secara kritis khususnya mengenai keterbukaan pasar jasa yang berarti akan member peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin berat. Kantor akuntan Indonesia dapat memperluas jaringan operasinya dengan mendirikan kantor cabang di luar negeri, dimana hal tersebut tentunya merupakan peluang yang sangat menguntungkan. Tantangan yang muncul adalah masuknya kantor-kantor akuntan asing ke Indonesia yang tentunya mengancam eksistensi profesi akuntan Indonesia. Kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat pasar bebas tersebut. Menurut Mayeni (2011), profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu: keahlian (skill), karakter (character), dan pengetahuan (knowledge). Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yangtinggi.Untukmemelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas mungkin.

Perkembangan Profesi AkuntanMenurut Baily, perkembangan profesi akuntan dapat dibagi ke dalam 4periode yaitu:1.Pra Revolusi IndustriSebelum revolusi industri, profesi akuntan belum dikenal secara resmi di Amerika ataupun di Inggris. Namun terdapat beberapa fungsi dalam manajemen perusahaan yang dapat disamakan dengan fungsi pemeriksaan. Misalnya di zaman dahulu dikenal adanya dua juru tulis yang bekerja terpisah dan independen. Mereka bekerja untuk menyakinkan bahwaperaturan tidak dilanggar dan merupakan dasar untuk menilaipertanggungjawaban pegawainya atas penyajian laporan keuangan.Hasil kerja kedua juru tulis ini kemudian dibandingkan, dari hasil perbandingan tersebut jelas sudah terdapat fungsi audit dimana pemeriksaan dilakukan 100%. Tujuan audit pada masa ini adalah untuk membuat dasar pertanggungjawaban dan pencarian kemungkinan terjadinya penyelewengan. Pemakai jasa audit pada masa ini adalah hanya pemilik dana.2. Masa Revolusi Industri Tahun 1900Sebagaimana pada periode sebelumnya pendekatan audit masih bersifat 100% dan fungsinya untuk menemukan kesalahan dan penyelewengan yang terjadi. Namun karena munculnya perkembangan ekonomi setelah revolusi industri yang banyak melibatkan modal, faktor produksi, serta organisasi maka kegiatan produksi menjadi bersifat massal.Sistem akuntansi dan pembukuan pada masa ini semakin rapi. Pemisahan antara hak dan tanggung jawab manajer dengan pemilik semakin kentara dan pemilik umumnya tidak banyak terlibat lagi dalam kegiatan bisnis sehari-hari dan muncullah kepentingan terhadap pemeriksaan yang mulai mengenal pengujian untuk mendeteksi kemungkinan penyelewengan.Umumnya pihak yang ditunjuk adalah pihak yang bebas dari pengaruh kedua belah pihak yaitu pihak ketiga atau sekarang dikenal dengan sebutan auditor eksternal. Kepentingan akan pemeriksaan pada masa ini adalah pemilik dan kreditur.Secara resmi di Inggris telah dikeluarkan undang-undang Perusahaan tahun 1882, dalam peraturan ini diperlukan adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksan independen untuk perusahaan yang menjual saham. Inilah asal mula profesi akuntan secara resmi (formal).3. Tahun 1900 1930Sejak tahun 1900 mulai muncul perusahaan-perusahaan besar baru dan pihak-pihak lain yang mempunyai kaitan kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Keadaan ini menimbulkan perubahan dalam pelaksanaan tujuan audit. Pelaksanaan audit mulai menggunakan pemeriksaan secara testing/ pengujian karena semakin baiknya sistem akuntansi/ administrasi pembukuan perusahaan, dan tujuan audit bukan hanya untuk menemukan penyelewengan terhadap kebenaran laporan Neraca dan laporan Laba Rugi tetapi juga untuk menentukan kewajaran laporan keuangan.Pada masa ini yang membutuhkan jasa pemeriksaan bukan hanya pemilik dan kreditor, tetapi juga pemerintah dalam menentukan besarnya pajak.4. Tahun 1930 - SekarangSejak tahun 1930 perkembangan bisnis terus merajalela, demikian juga perkembangan sistem akuntansi yang menerapkan sistem pengawasan intern yang baik. Pelaksanaan auditpun menjadi berubah dari pengujian dengan persentase yang masih tinggi menjadi persentase yang lebih kecil (sistem statistik sampling). Tujuan auditpun bukan lagi menyatakan kebenaran tetapi menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Dana. Yang membutuhkan laporan akuntanpun menjadi bertambah yaitu: pemilik, kreditor, pemerintah, serikat buruh, konsumen, dan kelompok-kelompok lainnya seperti peneliti, akademisi dan lain-lain.Peran besar akuntan dalam dunia usaha sangat membantu pihak yang membutuhkan laporan keuangan perusahaan dalam menilai keadaan perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan pemerintah AS mengeluarkan hukum tentang perusahaan Amerika yang menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari Certified Public Accounting Firm (kantor akuntan bersertifikat).Namun pada tahun 2001 dunia akuntan dikejutkan dengan berita terungkapnya kondisi keuangan Enron Co. yang dilaporkannya yang terutama didukung olehpenipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Para analis pasar mengira bahwa sukses kinerja keuangan Enron di masa lalu hanyalah hasil rekayasa keuangan Andersen sebagai auditornya. Kepercayaan terhadap akuntan mulai merosot tajam pada awal tahun 2002, hal ini membuat dampak yang sangat besar terhadap kantor akuntan lain. Untuk mencegah hal yang lebih parah, pemerintah AS pada saat itusegera mengevaluasi hampir semua kantor akuntan termasuk the big fourauditors.Walaupun masih mendapat cacian dari berbagai kalangan, para akuntan berusaha untuk memulihkan nama mereka, salah satu caranya adalahdengan mematuhi kode etik akuntan.Perkembangan Profesi Akuntan di IndonesiaPerkembangan profesi akuntan di Indonesia menurut Olson dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:1. Periode KolonialSelama masa penjajahan kolonial Belanda yang menjadi anggota profesiakuntan adalah akuntan-akuntan Belanda dan beberapa akuntan Indonesia. Pada waktu itu pendidikan yang ada bagi rakyat pribumi adalah pendidikan tata buku diberikan secara formal pada sekolah menengah atas sedangkan secara non formal pendidikan akuntansi diberikan pada kursus tata buku untuk memperoleh ijazah.2. Periode Sesudah KemerdekaanPembahasan mengenai perkembangan akuntan sesudah kemerdekaan di bagike dalam enam periode yaitu:a. Periode I [sebelum tahun 1954]Pada periode I telah ada jasa pekerjaan akuntan yang bermanfaat bagi masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh hubungan ekonomi yang makin sulit, meruncingnya persaingan, dan naiknya pajak-pajak para pengusaha sehingga makin sangat dirasakan kebutuhan akan penerangan serta nasehat para ahli untuk mencapai perbaikan dalam sistem administrasi perusahaan. Sudah tentu mereka hendak menggunakan jasa orang-orang yang ahli dalam bidang akuntansi. Kebutuhan akan bantuan akuntan yang makin besar itu menjadi alasan bagi khalayak umum yang tidak berpengetahuan dan berpengalaman dalam lapangan akuntansi untuk bekerja sebagai akuntan.Padahal, pengetahuan yang dimiliki akuntan harus sederajat dengan syarat yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga mereka harus mengikuti pelajaran pada perguruan tinggi negeri dengan hasil baik. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peraturan dengan undang-undang untuk melindungi ijazah akuntan agar pengusaha dan badan yang lain tidak tertipu oleh pemakaian gelar akuntan yang tidak sah.b.Periode II [tahun 1954 1973]Setelah adanya Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan, ternyata perkembangan profesi akuntan dan auditor di Indonesia berjalan lamban karena perekonomian Indonesia pada saat itu kurang menguntungkan namun perkembangan ekonomi mulai pesat pada saat dilakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda.Mengingat terbatasnya tenaga akuntan yang menjadi auditor pada waktu itu, Direktorat Akuntan Negara meminta bantuan kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas nama Direktorat Akuntan Negara.Perluasan pasar profesi akuntan publik semakin bertambah yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMND) tahun 1967/1968. Meskipun pada waktu itu para pemodal membawa akuntan publik sendiri dari luar negeri kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dalam negeri tetap ada.Profesi akuntan publik mengalami perkembangan yang berarti sejak awal tahun 70-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada perusahaan.Bank-bank ini mewajibkan nasabah yang akan menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan publik. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik.c. Periode III [tahun 1973 1979]M. Sutojo pada Konvensi Nasional Akuntansi I di Surabaya Desember1989 menyampaikan hasil penelitiannya mengenai: Pengembangan Pengawasan Profesi Akuntan Publik di Indonesia, bahwa profesi akuntan publik ditandai dengan satu kemajuan besar yang dicapai Ikatan Akuntan Indonesia dengan diterbitkannya buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) dalam kongres Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tanggal 30 November 2 Desember 1973.Dengan adanya prinsip dan norma ini, profesi akuntan publik telah maju selangkah lagi karena memiliki standar kerja dalam menganalisa laporan keuangan badan-badan usaha di Indonesia. Dalam kongres tersebut disahkan pula Kode Etik Akuntan Indonesia sehingga lengkaplah profesi akuntan publik memiliki perangkatnya sebagai suatu profesi. Dengan kelengkapan perangkat ini, pemerintah berharap profesi akuntan publik akan menjadi lembaga penunjang yang handal dan dapat dipercaya bagi pasar modaldan pasar uang di Indonesia.Pada akhir tahun 1976 Presiden Republik Indonesia dalam surat keputusannya nomor 52/1976, menetapkan pasar modal yang pertama kali sejak memasuki masa Orde Baru. Dengan adanya pasar modal di Indonesia, kebutuhanakan profesi akuntan publik meningkat pesat. Keputusan ini jika dilihat dari segi ekonomi memang ditujukan untuk pengumpulan modal dari masyarakat, tetapi tindakan ini juga menunjukkan perhatian pemerintah yang begitu besar terhadap profesi akuntan publik.Menurut Katjep dalam The Perception of Accountant and Accounting Profession in Indonesia menyatakan bahwa profesi akuntan publik dibutuhkan untuk mengaudit dan memberikan pendapat tanpa catatan (unqualified opinion) pad alaporan keuangan yang go public atau memperdagangkan sahamnya di pasar modal.Untuk lebih mengefektifkan pengawasan terhadap akuntan publik, pada tanggal 1 Mei 1978 dibentuk Seksi Akuntan Publik (IAI-SAP) yang bernaung dibawah IAI.Sampai sekarang seksi yang ada di IAI, selain seksi akuntan publik,adalah seksi akuntan manajemen dan seksi akuntan pendidik.Sophar Lumban Toruan pada tahun 1989 mengatakan bahwa pertambahanjumlah akuntan yang berpraktek terus meningkat sehingga Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan dengan IAI membuat pernyataan bersama yangmengatur hal-hal berikut:1)Kesepakatan untuk pemakaian PAI dan NPA sebagai suatu landasan objektifyang diterima oleh semua pihak.2)Kepada wajib pajak badan dianjurkan agar laporan keuangan diperiksaterlebih dahulu oleh akuntan publik sebelum diserahkan kepada Kantor Inspeksi Pajak (sekarang Kantor Pelayanan Pajak). Laporan tersebut akan dipergunakan sebagai dasar penetapan pajak.3)Kalau terjadi penyimpangan etika profesi (professional conduct) oleh seorangakuntan publik, akan dilaporkan oleh Direktur Jenderal Pajak kepada IAIuntuk diselidiki untuk memutuskan pengenaan sanksi.Kesepakatan ini kemudian dikuatkan oleh Instruksi Presiden No. 6 tahun1979 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 108/1979 tanggal 27 Maret 1979 yang menggariskan bahwa laporan keuangan harus didasarkan pada pemeriksaanakuntan publik dan mengikuti PAI. Maksud instruksi dan surat keputusan tersebut adalah untuk merangsang wajib pajak menggunakan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik, dengan memberikan keringanan pembayaran pajak perseroan dan memperoleh pelayanan yang lebih baik di bidang perpajakan.Keputusan ini dikenal dengan nama 27 Maret 1979. Ini merupakan keputusanyang penting dalam sejarah perkembangan profesi akuntan publik dan sekaligus sebagai batu ujian bagi akuntan publik dan masyarakat pemakainya.d.Periode IV [tahun 1979 1983]Periode ini merupakan periode suram bagi profesi akuntan publik dalam pelaksanaan paket 27 Maret. Tiga tahun setelah kemudahan diberikan pemerintah masih ada akuntan publik tidak memanfaatkan maksud baik pemerintah tersebut.Beberapa akuntan publik melakukan mal praktik yang sangat merugikanpenerimaan pajak yaitu dengan cara bekerjasama dengan pihak manajemen perusahaan melakukan penggelapan pajak. Ada pula akuntan publik yang tidak memeriksa kembali laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan atau opini akuntan tidak disertakan dalam laporan keuangan yang diserahkan kekantor inspeksi pajak.e.Periode V [tahun 1983 1989]Periode ini dapat dilihat sebagai periode yang berisi upaya konsolidasi profesi akuntan termasuk akuntan publik. PAI 1973 disempurnakan dalam tahun1985, disusul dengan penyempurnaan NPA pada tahun 1985, dan penyempurnaan kode etik dalam kongres ke V tahun 1986.Setelah melewati masa-masa suram, pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap masyarakat pemakai jasa akuntan publik dan untuk mendukung pertumbuhan profesi tersebut. Pada tahun 1986 pemerintahmengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 763/KMK.001/1986 tentang Akuntan Publik. Keputusan ini mengatur bidang pekerjaan akuntan publik,prosedur dan persyaratan untuk memperoleh izin praktik akuntan publik dan pendirian kantor akuntan publik beserta sanksi-sanksi yang dapat dijatuhkan kepada akuntan publik yang melanggar persyaratan praktik akuntan publik.Dengan keputusan Menteri Keuangan tersebut dibuktikan pula sekali lagi komitmen pemerintah yang konsisten kepada pengembangan profesi akuntan publik yaitu dengan mendengar pendapat Ikatan profesi pada kongres ke VI IAI antara lain mengenai: pengalaman kerja yang perlu dimiliki sebelum praktik;keharusan akuntan publik fultimer (kecuali mengajar); izin berlaku tanpa batas waktu; kewajiban pelaporan berkala (tahunan) mengenai kegiatan praktik kepada pemberi izin; pembukaan cabang harus memenuhi syarat tertentu; izin diberikankepada individu bukan kepada kantor; pencabutan izin perlu mendengar pendapat dewan kehormatan IAI; pemohon harus anggota IAI; pengawasan yang lebih ketat kepada akuntan asing.Pada tahun 1988 diterbitkan petunjuk pelaksaan keputusan MenteriKeuangan melalui Keputusan Direktur Jenderal Moneter No. Kep.2894/M/1988tanggal 21 Maret 1988. Suatu hal yang mendasar dari keputusan tersebut adalahpembinaan para akuntan publik yang bertujuan:1)Membantu perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia2)Memberikan masukan kepada IAI atau seksi akuntan publik mengenai liputan yang dikehendaki Departemen Keuangan dalam program pendidikan3)Melaksanakan penataran bersama IAI atau IAI-seksi akuntan public mengenai hal-hal yang dianggap perlu diketahui publik (KAP), termasuk mengenai manajemen KAP.4)Mengusahakan agar staf KAP asing yang diperbantukan di Indonesia untuk memberi penataran bagi KAP lainnya melalui IAI atau IAI-Seksi Akuntan Publik dan membantu pelaksanaannya5)Memantau laporan berkala kegiatan tahunan KAPSebelum diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Moneter tersebut, padatahun 1987 profesi akuntan publik telah mendapatkan tempat terhormat dan strategis dari pemerintah yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 859/KMK.01/1987 tentang Emisi Efek melalui Bursa yang telah menentukan bahwa:1)Untuk melakukan emisi efek, emiten harus memenuhi persyaratan, antaralain: mempunyai laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntanpublik/akuntan negara untuk dua tahun buku terakhir secara berturut-turutdengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir.2)Laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir tersebut harus disusunsesuai dengan PABU di Indonesia disertai dengan laporan akuntan publik/akuntan negara.3)Jangka waktu antara laporan keuangan dan tanggal pemberian izin emisi efektidak boleh melebihi180 hari. (M. Sutojo, 1989: 10)f.Periode VI [tahun 1990 sekarang]Dalam periode ini profesi akuntan publik terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia usaha dan pasar modal di Indonesia. Walaupun demikian,masih banyak kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh para usahawan dan akademisi.Namun, keberadaan profesi akuntan tetap diakui oleh pemerintah sebagai sebuah profesi kepercayaan masyarakat. Di samping adanya dukungan dari pemerintah, perkembangan profesi akuntan publik juga sangat ditentukan oleh perkembangan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan manfaat jasa akuntan publik. Beberapa faktor yang dinilai banyak mendorong berkembangnya profesi adalah:1)Tumbuhnya pasar modal2)Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun non-bank.3)Adanya kerjasama IAI dengan Dirjen Pajak dalam rangka menegaskan peran akuntan publik dalam pelaksanaan peraturan perpajakan di Indonesia4)Berkembangnya penanaman modal asing dan globalisasi kegiatanperekonomianPada awal 1992 profesi akuntan publik kembali diberi kepercayaan oleh pemerintah (Dirjen Pajak) untuk melakukan verifikasi pembayaran PPN dan PPnBM yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha tersebut, Olson pada tahun 1979 di dalam Journal Accountanty mengemukakan empat perkembangan yang harus diperhatikan oleh profesi akuntan yaitu:1)Makin banyaknya jenis dan jumlah informasi yang tersedia bagi masyarakat2)Makin baiknya transportasi dan komunikasi3)Makin disadarinya kebutuhan akan kualitas hidup yang lebih baik4)Tumbuhnya perusahaan-perusahaan multinasional sebagai akibat darifenomena pertama dan kedua.Konsekuensi perkembangan tersebut akan mempunyai dampak terhadapperkembangan akuntansi dan menimbulkan:1) Kebutuhan akan upaya memperluas peranan akuntan, ruang lingkup pekerjaan akuntan public semakin luas sehingga tidak hanya meliputi pemeriksaan akuntan dan penyusunan laporan keuangan.2)Kebutuhan akan tenaga spesialisasi dalam profesi, makin besarnya tanggungjawab dan ruang lingkup kegiatan klien, mengharuskan akuntan publik untukselalu menambah pengetahuan.3)Kebutuhan akan standar teknis yang makin tinggi dan rumit, dengan berkembangnya teknologi informasi, laporan keuangan akan menjadi makin beragam dan rumit.Pendapat yang dikemukakan Olson tersebut di atas cukup sesuai dan relevandengan fungsi akuntan yang pada dasarnya berhubungan dengan sistem informasi akuntansi. Dari pemaparan yang telah dikemukakan, profesi akuntan diharapkan dapatmengantisipasi keadaan untuk pengembangan profesi akuntan di masa yang akan datang.Tipe-tipe AkuntanSecara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:1.Akuntan Publik (Public Accountants)Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.2.Akuntan Intern (Internal Accountant)Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepadapemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakandan pemeriksaan intern.Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan.3.Akuntan Pemerintah (Government Accountants)Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.4. Akuntan PendidikAkuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan pendidik bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak pihak yang membutuhkan.Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.Akuntansi Sebagai sebuah ProfesiPada pertengahan abad kedua puluh di Amerika Serikat, ketika disiplinakuntansisedang mencari status profesi, KomisiStandar Pendidikan dan Pengalaman untukAkuntan PublikBersetifikat mengeluarkan laporan yangberisitujuh karakteristik sebuahprofesi:1. Sebuah badankususpengetahuan2.Sebuah proses pendidikanyangdiakui formaldan untuk memperolehnyadiperlukanpengetahuan khusus3.Sebuah standar kualifikasi profesional yang mengaturpengakuanprofesi4.Sebuah standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisidengan klien, kolega, dan masyarakat5 .Pengakuan status6.Penerimaan tanggung jawab sosial yang melekat dalam suatu pekerjaanyang diberkahi dengan kepentingan publik7.Organisasi yang ditujukan untuk kemajuan kewajiban sosial kelompokJelas akuntansi itu memenuhi duakarakteristik pertama.Akuntansiadalah disiplinyang rumit memerlukan pendidikan formal untuk menjadi seorang ahli yangkompeten.Untuk menjadiakuntan publikbersertifikatatau,Certified Public Accountant(CPA)biasanya membutuhkan gelar sarjana di bidang akuntansi serta melewatiujianCPAyang ketat.Menjaga status sebagai CPAharustetap mengikuti perkembangan terbaru dengan pendidikan berkelanjutan.Dalam memenuhi standar ketiga, profesi akuntansi sepertisejumlah kelompok yang harus bersatu untuk memberikan pelayanan kepadamasyarakat umum sesuai dengan keahlian.Dokter, pengacara,guru, insinyur, dan lain-lain masing-masing membentuk sebuah kelompok dan melihat diri merekasebagai profesional yang berdedikasi untuk melayani klien atau pasien.Kelompok-kelompok profesional tersebut umumnya menentukan siapa yang akan dapat memperoleh keanggotaan dalam kelompok, dan mereka melakukannya dengan mengadakan pertemuan kualifikasi profesional. Tapi selanjutnya keanggotaan dalam kelompok juga perlu untuk mematuhi standar perilaku kelompok. Standar tersebut umumnya mencakup persyaratan untuk melihatpada kepentingan yang terbaik bagi klien. Hanya mereka yang memenuhi kualifikasi yang akan diterima ke dalam profesi, dan individu bisa diusir dari profesi jika mereka tidak memenuhi standar.Dengan demikian, standar empat dan enam cukup menarik. Empat menunjukkan bahwa profesi memerlukan "standar etik yang mengatur hubungan antara praktisi dengan klien, kolega, dan publik " dan enam menunjukkan kebutuhan untuk "sebuah penerimaan sosial tanggung jawab yang melekat dalam suatu pekerjaan diberkahi dengan kepentingan publik"Tapi, apa yang harus dimasukkan dalam standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisi dengan klien, kolega, dan publik? apa yang harus menentukan itu? Apa kewajiban profesional untuk masing masing konstituen?Salah satu analisis terbaik tentang apakah standar etika profesionalisme dikembangkan oleh Salomo Huebner, pendiri dari perguruan tinggi Amerika. Huebner mendirikan perguruan tinggi untuk menyediakan pendidikan lanjutan untuk penyedia asuransi, Dia prihatin tentang pembentukan penyedia asuransi menjadi agen profesional, "Pada tahun 1915, tujuh tahun sebelum ia mendirikan kampus, disampaikan Huebner pada pidato rapat tahunan kehidupan Baltimore dan Kehidupan Penjamin Emisi Efek (underwriter)New York, di mana ia menata visinya tentang apa yang dia pikir untuk menjadi seorang profesional - boleh dibilang sebagai pernyataan yang bagus dari apa yang yang diperlukan untuk menjadi seorang profesional . Huebner mengutip empat karakteristik profesional.1. profesional adalahterlibat dalam pekerjaan yang bermanfaat dan mulia cukup untuk mengilhami cinta dan antusiasmedi pihak praktisi.2. pekerjaan yang profesional dalam prakteknya membutuhkan keahlian dalam pengetahuan.3. Dalam menerapkan pengetahuan yang praktisi harus meninggalkan pandangan komersial yang benar-benar mementingkan diri sendiri dan selalu mengingat keuntungan klien.4. Praktisi harus memiliki semangat kesetiaan kepada rekan sesama praktisi, yang menolong untuk mengakui semuapenyebab umum mereka, dan tidak boleh membiarkan tindakan tidak profesional yang membuat malu seluruh profesi.Jika kita menerapkan kriteria Huebner untuk akuntansi terbukti bahwa akuntan berguna karena organisasi modern tidak akan mungkin berjalan tanpa keterampilan akuntansi. Apa yang kamu pikirkan tentang budi luhur? Kode etik AICPA menunjukkan: "Masyarakat profesi akuntansi terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pengusaha, investor, bisnis dan keuangan masyarakat, dan orang lain yang bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan publik bersertifikat untuk menjaga ketertiban fungsi perdagangan "berkontribusi fungsi mengatur perdagangan tentu membuat profesi berguna dan mulia.Tapi karakteristik yang paling menarik dari profesional yang dicatat oleh Huebner adalah karakteristik yang ketiga, karena ia menyajikan resep yang harus diikuti dalam menentukan standar etik yang harus mengatur akuntan dan tanggung jawab sosial yang melekat dalam pekerjaan akuntansi. Karakteristik Huebner membutuhkan profesional untuk"Meninggalkan pandangan komersial yang sangat egois dan selalu mengingat keuntungan dari klien." Persyaratan tersebut penting karena, sebagaimana telah kita lihat, gagasan tentang profesionalisme telah digunakan oleh banyak kelompok untuk membawa keprihatinan etis dan melahirkannya di dunia bisnis. Yang menarik bagi profesi seseorang, dan komitmen seseorang yang dibuat untuk profesi itu, seseorang mengambil tanggung jawab etis. Sebagai komisi standar Pendidikan dan pengalaman CPA menunjukkan, menjadi anggota suatu profesi melibatkan satu di standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisi dengan klien, kolega, dan masyarakat, serta penerimaan tanggungjawab sosial yang melekat dalam suatu pekerjaan diberkahi dengan kepentingn publik. Singkatnya, untuk menjadi profesional adalah dengan mengambil tanggung jawab etis danmeninggalkan pandangan komersial yang sangat egois.Tapi apa itu pandangan komersial yang sangat egois? Ini adalah pandangan mereka yang hanya memusatkan perhatian bisnis untuk membuat uang atau meningkatkan laba. Ini merupakan pandangan yang disuarakan oleh pendukung ekstrim dari sistem pasar bebas, menggemakan ekonom Milton Friedman dan lain-lain yang bersikeras bahwa "tanggung jawab bisnis utama dan satu-satunya adalah untuk meningkatkan keuntungan. "Sebuah pandangan yang mendistorsi posisi Adam Smith, ayah dari ekonomi pasar bebas kapitalistik. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Smith, filsuf ekonom abad kedelapan belas, dalam bukunyaThe Wealth of Nations, ekonom yakin bahwa besar kesepakatan baik datang dari sistem yang memungkinkan orang untuk mengejar kepentingan mereka sendiri. Hal ini menjadi dasar teori dan pembenaran sistem ekonomi kapitalis pasar bebas. Tapi smith tidak mengadopsi sudut pandang yang sangat komersial" karena dia bersikeras bahwa pengejaran kepentingan diri sendiri dibatasi oleh pertimbangan keadilan etis dan keadilan. "Setiap manusia dibiarkan bebas sempurna mengejar kepentingan sendiri, caranya sendiri, dan untuk membawa industri dan modal ke persaingan dengan manusia-manusialain, atau golongan manusia, selama ia tidak melanggar hukum keadilan ". Ada kalanya tuntutan keadilan etis diperlukan untuk mengorbankan kepentingan sendiri demi kepentingan orang lain. Terpentingdi antara itu kali ini, tentu saja, ketika seseorang memenuhi kewajiban profesi untuk melihat kepentingan terbaik dari klien."Pandangan komersial yang sangat egois" mendorong kita mengejar kepentingan pribadi tanpa batas - sebuah pengejaran yang pasti akan mengarah pada keegoisan. Seperti kita lihat dalam pembahasan kita tentang egoisme dalam bab terakhir, bahasa Inggris menggunakan dua kata yang berbeda, kepentingan diri sendiri dan keegoisan, untukmembedakan antara perilaku yang benar-benar diterima (perilaku yang berkepentingan diri sendiri) dan perilaku yang etis tidak pantas (perilaku egois). Perjanjian bijaksana baru mengatur bahwa kita mengasihi sesama kita seperti dirisendiri, dengan demikian mengingatkan kita bahwa jika kita tidak memiliki cinta diri yang sehat dan kepentingan pribadi, kita akan merugikan sesama kita dan kita sendiri. Namun demikian, jika kita mengejarkepentingan pribadi dengan mengorbankan orang lain, kita bertindak tidak etis. Dalam sebuah etika dunia, ada kalanya orang harus mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk orang lain atau kepentingan umum-butuh untuk meninggalkan "pandangan komersial yang sangat egois"Lebih lanjut, orang dapat berargumentasi bahwa justru karena pengetahuan khusus seseorang harus meninggalkan pandangan komersial yang sangat egois.Dimana saja ada pengetahuan khusus yang dikembangkan untuk menyediakan layanan bagi orang lain, terdapat situasi di mana ada kesenjangan pengetahuan dan kesenjangan kekuasaan, yang menimbulkan hubungan ketergantungan (yaitu satu orang akan tergantung pada kata dan saran dari yang lain karena mereka kurang pengetahuan). Dengan begitu kesenjangan pengetahuan akan menimbulkan potensi untuk posisi penyalahgunaan kekuasaan seseorang dan mengambil keuntungan dari orang lain. (Sebagai contoh, seorang dokter bisa merekomendasikan bahwa pasien tidak perlu prosedur, tapi itu akan memberi ekstra kompensasi dokter. Pasien dalam kasus seperti itu akan tergantung padarekomendasi dokter karena pasien tidak memilikipengetahuan medis dokter) Etika masyarakat kita menegaskan bahwa mereka dalam posisi pengetahuan unggul memiliki kewajiban tidak menyalahgunakan pengetahuan itu atau menggunakannya pada ketidaktahuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil. Oleh karena itu profesional memiliki kewajiban untuk meninggalkan pandangan komersial yang sangat egois dan mengikuti ajaran etika. Tapi apa kewajiban profesional yang perlu untuk diikuti? Dalam keterangan di atas, seseorang dapat berpendapat bahwa akuntan sebagai profesional memiliki tiga kewajiban: (1) harus kompeten dan tahu tentang seni dan ilmu akuntansi; (2) melihat kepentingan terbaik bagi klien, menghindari godaan untuk mengambil keuntungan dari klien dan (3) untuk melayani kepentingan publik.Kita lihat tanggung jawab ini dengan jelas diartikulasikan dalam kode AICPAetika, yang dimulai dengan menegaskan bahwa memperoleh dan mempertahankan pengetahuan yang diperlukan adalah tanggung jawab individu CPA.Kompetensi berasal dari sintesis pendidikan dan pengalaman. Ini dimulai dengan penguasaan pengetahuan umum yang dibutuhkan untuk gelar sebagai akuntan publik bersertifikat. Pemeliharaan kompetensi memerlukan komitmen untuk belajar dan perbaikan profesional yang harus terus berlanjut selama anggota profesional hidup. Itu adalah tanggung jawab idividual anggota. Di semua perjanjian dan di semua tanggung jawab, setiap anggota harus mencapai tingkat kompetensi yang akan menjamin bahwa kualitas anggota memenuhi layanan tingkat tinggi profesionalisme diharuskan oleh prinsip ini.Kewajiban kedua, yangdimiliki akuntandan yang dicatat untuk semua profesional, adalah kewajiban untuk melihat kepentingan terbaik klien. akuntan tersebut disewa untuk memberikan jasa bagi klien. Mengingat, tak usah dikatakan lagi bahwa ketika seorang akuntan menerima kedudukan dengan klien, ada setidaknya sebuah pemahaman tersirat bahwa akuntan akan melihat kepentingan klien. Sebagai kode negara, "Sebuah tanda yang membedakan suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik yang terdiri dari klien.Tapi bagian kode yang sama juga membutuhkan catatan lebih lanjutcukup menarik tetapi sering diabaikan kewajiban khusus untukakuntan, kewajiban itu adalah kewajiban kepada masyarakat.Sebuah tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. Publik profesi akuntansi terdiri dari klien., pemberi kredit, pemerintah, pengusaha, investor, bisnis dan keuangan masyarakat, dan orang lain yang bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan publik bersertifikat untuk menjaga fungsi ketertiban perdagangan. Ketergantungan ini membebankan tanggung jawab kepentingan publik pada akuntan publik bersertifikat. Kepentingan umum didefinisikan sebagaikesejahteraan bersama komunitas masyarakat dan lembaga profesi pelayanan.Dengan demikian, akuntan harus menerima tanggung jawab "sosial yang melekat dalam suatu pekerjaan diberkahi dengan kepentingan publik." Karena itu akuntan sebagai profesional memiliki tanggung jawab sosial yang melekat dalam pekerjaan mereka. Penting untuk dicatat bahwa tanggung jawab ini muncul karena tujuan akuntan, yang dikutip di atas, "Untuk mempertahankan fungsi ketertiban perdagangan." Hal ini juga menarik untuk dicatat bahwa kepentingan publik, yang didefinisikan sebagai "kesejahteraan bersama komunitas masyarakat dan lembaga profesi pelayananterdengar sungguh seperti kepentingan "stakeholder" , sebuah konsep saat ini di banyak literatur etika bisnis. Dalam keterangan Arthur Andersen yang berperan dalam bencana Enron, penting untuk dicatat bahwa, tidak peduli fakta apa, Arthur Andersen memiliki kewajiban untuk melihat untuk kepentingan umum, untuk melindungi integritas dari sistem pasar-bebas.Hal ini membawa kita pada karakteristik profesi yang terakhir, sebuah organisasi yang ditujukan untuk kemajuan kewajiban sosial kelompok." AICPA di Amerika Serikat dan organisasi profesional di negara-negara lain melakukan itu. Hal ini akan meletakkan kewajiban yang penting pada AICPA untuk mengabdikan diri pada kemajuan kewajiban sosial kelompok. AICPA akan diamanatkan oleh ketentuan ini untuk mempromosikan kewajiban akuntansi perusahaan ke masyarakat umum. Jika melakukan jasa audit dan konsultasi untuk perusahaan yang berdiri di jalan yang sama dari seorang akuntan yang objektif, maka AICPA memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan cara-cara yang akan memungkinkan akuntan untuk memenuhi kewajibannya.Ini berarti bahwa jika akuntan bertanggung jawab untuk berbagai kelompok-klien, kolega, dan masyarakat-mereka pasti akan menghadapi konflik tekanan dari masing-masing kelompok. Bagaimana kita menangani tekanan?Kode etik menunjukkan bahwa, "Dalam penyelesaiankonflik tersebut, anggota harus bertindak dengan integritas, dipandu oleh ajaranbahwa ketika anggota memenuhi tanggung jawab kepada publik, kepentingan klien dan pengusaha dilayani dengan sangat baik."Bagian ini mengungkapkan motivasi optimis yang menarik dan etis. Mengklaim bahwa tidak mungkin ada sebuah konflik besar antara masyarakat, kepentingan klien, dan pengusaha. Dalam melakukan apa yang tepat bagi masyarakat, kepentingan klien danpengusaha dilayani dengan sangat baik. Oleh karena itu, jika seorang pengusaha menekan seorang akuntan manajemen untuk "cook the books (tidak jujur dalam pembukuan), akuntan itu tidak harus menyetujui, bukan hanya karena tidak berada dalam kepentingan umum terbaik, tetapi juga karena itu tidak berada dalam kepentingan pengusaha.AkankahEnronlebih baik jika akuntanperusahaandiberi peringatan kerasuntuk perhatiantransaksi yanglebihburam? Singkatnya, ada asumsi yang dibuat dalam kode bahwa kejujuran adalah kebijakan terbaik, dan bahwa etika bisnis selalu bisnis yang baik. Akibatnya ini berarti seseorang perlu membaca kepentingan sedemikian rupa bahwa meskipun sesuatu yang muncul berada diantara kepentingan klien atau kepentingan pengusaha, jika tidak berada dalam kepentingan public, maka penampilan itu palsu dan menyesatkan.Mengingat tujuan akuntan untuk mempertahankan fungsi tertib perdagangan, tanpa mengalah pada sudut pandang yang sangat komersial, hal ini bukanlah jangkauan yang jauh untuk menunjukkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengharapkan akuntan publik untuk bertindak dengan kejujuran etis.Seperti yang tertera dalam kode :Mereka yang mengandalkan akuntan publik bersertifikat mengharapkanpara akuntan untuk melepaskantanggung jawab dengan integritas, obyektifitas,tingkat kepedulian pofesional,danminat yangsungguh-sungguhdalam melayani publik. Paraakuntandiharapkan dapatmemberikan pelayanan yang berkualitas, masukke dalam pengaturan biaya, danmenawarkanberbagai layanan - semua dengan cara yang menunjukkan tingkatkonsisten dengan prinsipprinsip dari kode PerilakuProfesional.Bergabung dengan sebuah kelompok profesional seperti AICPA sama saja dengan membuat janji untuk mematuhi standar etika yang ditetapkan oleh kelompoktersebut. Dengan demikian, janji tersebut harus dipelihara. Sebagaimana telah kita lihat pada pemeriksaan Immanuel Kant, jika tidak menepati janji maka tidak akan dapat diterima, karena melanggar janji biasanya dilakukan untuk mengejar kecenderungan sendiri tanpa memberikan perhatian terhadap kebutuhan orang lain dalam janji yang telah dibuat itu. Kode khususmenunjukkan bahwabergabung dengan AICPA menempatkanbeban etis atasanggota.Semua yang menerima keanggotaan dalam American Institute ofCertifiedPublic Accountant berkomitmen untuk menghormati kepercayaan publik.Kembali lagi pada kepercayaan akan tanggapan publik pada mereka,paraanggota harusberusaha terus untuk menunjukkan dedikasi mereka untuk keunggulan profesional.Tapiuntukapa prinsipprinsiptersebutdisebutkanmelaluikode profesional? kita akanberalih ke pemeriksaan prinsip-prinsip danaturan yang berasal dari merekapadabab-babberikutnya. Namun demikian, itu tetap merupakan pertanyaan yang menarik. Jika menjadi profesional memerlukan keanggotaan organisasi, dan kita tahu bahwa tidak semua akuntan adalah CPA dan tidak semua bergabung ke dalam AICPA, apakah mereka profesional? Apakahsemua akuntanprofesional? Jika tidak,apakahmereka terikat oleh kewajiban etika yang sama ?Tampaknya jelas bahwa semua CPA memenuhi kriteria profesional yangada. Mereka mengakui kekelompok CPAdengan memenuhistandar kualifikasi profesional. Mereka harus lulusujian CPA yang ketat untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki keahlian yang diperlukan. Ujiantersebutbertindak sebagai alat pemantauan untuk melihat siapa yang memiliki kompetensi yang akanditerima dan tetap dalam profesiCPA.Tapi bagaimana dengan akuntan yang belum mendapatkanpegakuan CPA mereka? Mereka mungkin memiliki pengetahuan ahli yang diperlukan. Hanya saja mereka gagal melewati prosedur pengujian yang ketat yang diperlukan u Jikaseseorang yang profesional harus menjadi anggotaan dalam suatu organisasi, dan sebagaimana kita tahu tidak semua akuntan adalah CPA dan tidak semua tergabung dalam AICPA, apakah mereka profesional? Apakah semuaakuntan adalahprofesional? Jika tidak,apakahmerekaharusterikat oleh etika yang sama?Jadijelas bahwa semua CPAharusmemenuhi kriteria profesional. Mereka mengakuiadanya persaudaraan di dalamCPAdengan memenuhikualitasstandar profesional. Mereka harus lulus ujian ketelitian CPAuntuk menunjukkan bahwa mereka memiliki keahlian yang diperlukan. Ujiandilakukansebagai alat pemantauan untuk melihat siapa yang memiliki kompetensi yang akanditerima dan tetapberadadalam profesiCPA.Tapi bagaimana dengan akuntan yang belum mendapatkangelarCPA? Mereka belum tentu memiliki pengetahuandibidang tersebut. Mereka gagal melewati ujian ketat yang merupakan prosedur yang diperlukan untuk penerimaan dalam sebuah organisasi seperti AICPA. Seseorangdapat dengan mudah berpendapat bahwa,jika mereka gagal diterima dalamorganisasi atau memilih untuk tidak bergabung, karena mereka telah ahlidalam pengetahuan, dan mereka akan berada dalam posisiyangberhadapan dengan klien yang rentan terhadap eksploitasi karena kurangnya pengetahuanyna mereka miliki.Kami menyatakan bahwa mereka harus tunduk pada beberapastandaryang lain. Walaupun seseorangbukan CPA ataupunbukan anggota AICPA atau kelompok akuntan profesional lain , itu tidak berarti bahwa seseorang tidak diwajibkan untuk hidup tanpa ketentuan kode etik. Kode etik dari berbagai konstituen akuntansi, setelah pemeriksaan, membuat sebagian besar pembacaan commonsensical tentang tanggung jawab etika dari setiap orang dalam situasi dari penyedia untuk pemakai atau profesional terhadap klien yang rentan, dan kepada masyarakat umum. Standar perilaku tidakkembalipadakode. Sebaliknya kode menetapkan standar yang lebih atau kurang berlaku universaldanharus diikuti. Namun, sejak standarditemukandalam kode akan membantu untuk memeriksa kode etik untuk melihat prinsip-prinsip dan standar.