05-2108-6201penentuan standar waktu
TRANSCRIPT
PENENTUAN WAKTU STANDAR DENGAN METODE ANALISIS GERAK DAN WAKTU
Abstract
Penetuan waktu standar ada beberapa cara yang bsa dilakukan antara lain dengan menggunakan dasar waktu yang pernah terjadi pada waktu yang lalu, bisa dengan melakukan penelitian khusus yaitu dengan menggunakan metode analisis gerak (motion study) dan Analiais waktu (time study). Analisis gerak meliputi string diagram, metode aliran proses dan simo (simultaneous motion chart), sedangkan analisis waktu meliputi waktu terpilih (selecting time), Performance rating, waktu cadangan (allowance time) dan waktu standar.
Key word : Motion Study; Time Study, Time standard
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan perusahaan baik milik negara, perserongan maupun lembaga pemerintah
selalu dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, sehingga tidak
terjadi adanya pemborosan waktu dan gerakan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, Untuk
dapat menentukan standar tersebut perlu adanya analisa gerak dan waktu ( time and
motion study), karena analisa gerak dan naktu dapat menen- tukan metode kerja yang
tepat dan juga waktu standarnya.
Agar terjadi effisiensi yang tinggi maka para pekerja harus dianalisa dan diperoleh
standar gerak serta standar waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam melakukan
pekerjaannya. Untuk mendapatkan standar gerak dan standar waktu itu perlu dianalisa
waktu dan geraknya di dalam melakukan pekerjaan. Analisa waktu ini akan menentukan
berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Analisa gerak dan waktu itu merupakan penelitian atas suatu tugas tertentu yang
sedang dilaksanakan oleh seorang pekerja demi meningkatkan effisiensinya dan
mengukur atas waktu yang dipakai untuk melaksana pekerjaan. Dengan analisa tersebut
akan dapat ditentukan standar yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman baik para
pekerja raaupun pimpinan dalam menilai pekerjaan.(ILO, 1982: 1)
Analisa waktu adalah analisa dan penentuan waktu tugas kerja selama waktu tertentu
agar bisa ditentukan waktu yang setepatnya diperlukan untuk melaksanakan tugas
tersebut Analisa waktu ini dilakukan setelah ditentukan metode kerja yang baik, sehingga
akan dapat ditentukan waktu-yang tepat pula. Di dalam analisa waktu ini juga
menentukan waktu kelonggaran yang digunakan oleh para pekerja. Setiap orang baik itu
pekerja maupun pirapinan akan selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengeluarkan tenaga atau gerakan yang sebenarnya
tidak perlu dilakukan dan waktu yang seefisien mungkin. Untuk dapat melakukan itu
perlu adanya study gerak dan waktu yang akan dapat me- nentukan netode kerja yang
baik yang harus dilakukan dan juga dapat menentukan waktu standar. Dengan
menentukan waktu normal dan waktu allowance, maka akan dapat diketahui waktu
standar, karena waktu standar merupakan penjumlahan antara waktu normal dengan
waktu allowance. Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal
untuk menyelesaikan aatu unit pekerjaan, tanpa adanya cadangan waktu apablla terdapat
kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses. Dengan demikian waktu normal ini
merupakan hasil perkalian antara selected operating time (waktu kerja yang terpilih)
dengan performance rating (menaksir nilai kecepatan). Waktu kerja yang terpilih
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipilih, dan
pekerja yang dipilih sebagai sample adalah pekerja yang mempunyai ketrampilan dan
kecakapan dalam bekerja. Performance rating ini ditentukan karena setiap karyawan
mempunyai kecakapan dan ketrampilan yang berbeda, sedangkan waktu allowance
adalah waktu yang dipakai oleh pekerja untuk kepentingan pribadi yang dapat ditolerir
dan juga menentukan waktu penundaan dalam menyelesaikan kegiatan.
Bagi seorang pemimpin waktu standar ini sangat diperlukan, karena dapat
membantu sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan dapat membantu
mengawasi kegiatan para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, selain itu waktu
standar dapat digunakan untuk nenentukan standar produksi
PENELITIAN GERAK DAN PENELITIAN WAKTU
1. Penelitian Gerak
a. Pengertian Penelitian Gerak
Penelitian gerak ini juga soring di;sebut penelitian metode. Sebenarnya penger
tian gerak dan metode ini sama karena melakukan penelitian tentang gerak
para pekerja dalam melakukan suatu kegiatan, dengan penelitian ini akan
dicari tentang gerak- gerak mana yang efisien dan gerakan-gerakan mana
yang tidak perlu dilakukan.
Penelitian gerak atau penelitian metode adalah pencatatan secara sistematik
dan perameriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau
diusulkan untuk melaksanakan kerja, sebagai suatu jalan untuk
memperkembangkan dan menerapkan metode yang lebih mudah dan lebih
efektif serta dapat menekan biaya.
Melihat dari arti penelitian metode atau gerak tersebut, sangat perlu sekali
dilakukan oleh pemimpin perusahaan, karena akan dapat membantu
pemimpin dalam mengawasi para pekerja dalam melakukan aktiivitasnya.
Dengan melakukan penelitian tersebut dapat disusun proses produksi yang
lebih efisien, sehingga akan dapat menghemat tenaga dan waktu dalam
menyelesaikan produk.
b. Tujuan Penelitian Gerak
Setiap orang ataupun organisasi dalam melakukan penelitian itu mesti harus
diketahui apa tujuan melakukan penelitian tersebut. Hasil dari penelitian
setiap orang atau setiap organisasi itu akan mempunyai hasil yang berbeda
antara peneliti yang satu dengan yang lain walaupun mempunyai obyek sama,
hal ini tergantung dari kemampuan dan kemauan dari peneliti itu sendiri.
Adapun tujuan dalam melakukan penelitian gerak adalah sebagai berikut:
1). Untuk dapat mengetahui proses produksi, setelah diketahui proses
produksi tersebut perlu diteliti dan kemudian diadakan perbaikan-
perbaikan.
2). Dengan penelitian gerak ini akan dapat memban-tu fata ruang, tempat
kerja yang lebih baikdan teratur,
3). Dapat diketahui gerakan-gerakan mana yang efisien dan gerakan-
gerakan para karyawan yang tidak efisien yang sebeiwnya tidak perlu
dilakukan dan dapat di-'hindarkan.
2. Penelitian Waktu
a. Pengertian Penelitian Waktu
penelitian waktu ini merupakan ke-lanjutan dari pada penelitian metode atau
gerak, karena penelitian waktu ini dilakukan setelah ditentukannya gerak
yang efi-sien dengan menggunakan analisa gerak, baru ditentukan waktu
yang efisien dalam me-lakukan aktifitas dengan analisa waktu.Tanpa
menentukan gerak yang efisien lebih dulu.penelitian waktu itu tidak dapat
digunakan sebagai penentuan standar waktu yangtepat yang dapat digunakan
oleh menejer dalam melakukan pengawasan para pekerja da-lam
menyelesaikan pekerjaannya.
Benelitian waktu dapat diartikan sebagai teknik pengukuran kerja untuk
menca-tat jangka waktu dan perbandingan kerja mengenai suatu unsur
pekerjaan tertentu yangdilaksanakan dalaro keadaan tertentu pula serta untuk
menganalisa keterangan itu hingga ditemukan waktu yang diperlukan un-tuk
pelaksanaan pekerjaan itu pada tingkatprestasi tertentu. Penelitian waktu ini
dapat menentukan wak-tu standar setiap jenis produk yang diha-silkan oleh
para pekerja. Dengan analisa waktu itu akan membantu pimpinan dalam me-
nentukan waktu yang efisien yang diperlu-kan oleh para pekerja dalam
menyelesaikan tugasnya.
b. Manfaat Penelitian Waktu
1). Akan dapat menentukan waktu normal yang diperlukan oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaannya.
2). Akan dapat membantu pimpinan dalam menentukan waktu allowance
yang diperlukan oleh karyawan.
3). Dengan diketahuinya waktu normal dan waktu allowance akan dapat
ditentukan waktu standar.
METODE KERJA
Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha untuk
menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik akan dapat
meningkatkan produkfcifitas kerja yang tinggi. Untuk raenentukan metode kerja yang
baik, kita harus menyusun Diagram tali (string diagram), Diagram aliran proses dan
Diagram simo (simultaneous motion chart)
1. Diagram Tali (String Diagram)
a. Pengertian Bagan Tali
Bagan tali merupakan suatu bagan atau model yang dengan menggunakan
tali mengikuti dan mengukur jalah yang dilalui pekerja, bahan atau
perlengkapan selama berlangsungnya suatu urutan peristiwa tertentu.(ILO,
1982; 77).
Jadi diagram tali tidak lain adalah diagram aliran berbentuk khusus, yang
mempergunakan tali atau benang untuk mengukur jarak. Oleh karenanya
diagram tali harus digambar tepat menurut skala. Diagram tali dimulai dengan
mencatat semua fakta yang diperlukan dari pengamatan langsung. Diagram
tali ini sering digunakan untuk melengkapi suatu aliran proses, sehingga
bersama-sama dapat memberi gambaran yang jelas tentang apa yang
sesungguhnya dikerjakan.
Diagram tali dapat dipakai untuk mengikuti gerak bahan terlebih-lebih jika
perlu diketahui secara mudah jalan yang dilalui bahan itu dan juga diagram
tali lebih banyak digunakan untuk meng ikuti gerak pekerja. Para peneliti
kerja mengikuti pekerja yang menjadi perhatiannya sewaktu menjalankan
pekerjaan, pekerja ini bergerak dari tempat yang satu ketempat yang lain. Jika
daerah kerja itu terbatas sehingga seluruhnya dapat diawasi, maka ia akan
dapat mengamati pekerja itu dari satu teropat tanpa perlu berpindah-pindah.
Penelitian kerja ini mencatat secara metodis tiap tempat yang dituju oleh
pekerja, dan jika perjalanannya cukup panjang maka saat tiba dan berangkat
dicatat juga. Akan sangat menghemat, jika pengaitan itu memakat kode,
angka, huruf dan sebagainya untuk masing-masing mesin, tempat
penyimpanan dan titik titik tujuan lain.
Setelah diagram tali itu dibuat dari aktifitas para pekerja dalam memproduksi
barang pada saat itu atau yang berlaku, kemudian pengamat mencoba untuk
merubah tempat-tempat tertentu, sehingga ditemukan tata ruang untuk
melaksanakan operasi yang sama dengan gerak yang seminimal mungkin.
Setelah diagram tali yang baru itu dibuat kemudian dibuat bagan aliran. Bagan
proses digunakan untuk mencatat karena memang memberi suatu gambaran
yang lengkap tentang apa yang dijalankan dan membantu untuk mengerti
fakta yang bersangkutan serta hubungan di antara yang satu dengan yang lain.
Diagram aliran digunakan untuk melengkapi bagan aliran proses. Diagram
tersebut merupakan suatu gambar menurut skala pabrik yang
menggambarkan tempat mesin, tempat kerja dan daerah setepat-tepatnya. Di
dalam diagram aliran ini akan ditunjukan diagram aliran yang berlaku
sekarang dan juga yang diusulkan.
b. Langkah-langkah Penyusunannya
Langkah-langkah dalam merobuat diagram tali adalah sebagai berlkut:
1). Menyusun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pekerja dalam melakukan
pekerjaan.
2). Menyediakan papan yang digunakan untuk membantu kita dalam
menyusun kegiatan proses produksi.
3). Benang atau tali digunakan untuk mengikuti jalannya proses produksi,
yaitu dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
4). Menganalisa yaitu dengan memindah-mindahkan tempat kerja yang satu
ke yang lain, sehingga diperoleh jarak antara satu tempat ke tempat
yang lain yang lebih efisien.
2. Bagan Aliran Proses
a. Pengertian Bagan Aliran Proses
Bagan aliran proses ini merupakan kelanjutan dari bagan tali, sebab setelah
diketahui proses produksi yang efisien ditentukan dengan diagram tali dan
dibuat diagram proses, kemudian kita menentukan aliran proses. Aliran proses
itu mencari kegiatan-kegiatan yang harus dihindarkan dan kegiatan- kegiatan
yang harus dilakukan, sehingga akan diperoleh aliran proses yang lebih
efisien. Maksud dari bagan aliran proses adalah bagan proses yang
mengutamakan urutan jalannya suatu produk atau tata cara dengan mencatat
segala peristiwa dalam penelitian sambil menggunakan tanda-tanda bagan
proses yang sesuai.(ILO, 1982; 22)
Dalam menentukan aliran proses itu, kita menggunakan tanda-tanda bagan
proses dalam tujuannya untuk mempermudah penelitian dalam mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Tanda-tanda atau simbul-simbul yang digunakan dalam bagan aliran proses
itu adalah sebagai berikut :
○ = OPERASI
menandakan langkah-langkah utama dalam suatu proses, metode atau tata cara, Biasanya bagan bahan atau produk bersangkutan diubah atau diganti sewaktu operasi berlangsung,
□ = PEMERIKSAAN
menandakan suatu pemeriksaan terhadap mutu dan pengecekan terhadap kwantitas
= TRANSPORTASI
menandakan gerak pekerja, bahan atau perlengkapan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jadi suatu transport terjadi apabila suatu obyek bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain terkecuali apabila pergerakan itu merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja sewakfcu suatu operasi atau pemeriksaan sedang berlangsung.
= DELAY/PENUNDAAN
menandakan terhentinya urutan peristiwa, misalnya, pekerja menunggu antara dua operasi yang berturutan, atau tiap obyek yang dikes ampingkan untuk sementara tan- pa pencatatan sampai obyek itu sendiri diperlukan kerobali.
. = PENYIMPANAN
menandakan suatu penyimpanan yang diawasi, bahan diterima ke dalam atau dikelu- arkan dari penyimpanan berdasarkan suatu kuasa atau suutu barang ditahan untuk maksud pengecekkan.
Di dalam bagan aliran proses ini juga ditunjukkan bagan aliran proses yang
dilakukan perusahaan dan juga metode yang diusulkan. Bagan aliran proses
juga menunjukkan uraian kegiatan, waktu jarak serta simbul-simbul yang
dipakai.
Bagan ini untuk mencatat kegiatan apa pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Setelah dibuat bagan aliran proses dari kegiatan yang di-
lakukan sekarang kemudian diadakan pengamatan, kegiatan-kegiatan apa
yang sekiranya tidak perlu di lakukan oleh pekerja itu dihilangkan, kemudian
di buat bagan aliran proses yang sudah diadakan per- baikan-perbaikan.
b. Langkah-langkah Penyusunannya
Langkah-langkah dalam menyusun bagan aliran proses adalah sebagai berikut:
1). Mencatat uraian kegiatan para pekerja.
2). Mempersiapfcan formulir atau bagan aliran proses yang akan digunakan.
3). Memahami arti dari simbul-simbul yang digunakan dalam menyusun
bagan aliran proses.
4). Mengamati dan membuat aliran serta mencatat waktu dari kegiatan
pertama ke kegiatan berikutnya yang dilakukan oleh para pekerja.
5). Menganallsa kegiatan-kegiatan mana yang sebenarnya tidak perlu
dilakukan dan kegiatan- kegiatan mana yang harus tetap dilakukan.
3. Bagan Simo (Simultaneous Motion Chart)
a. Pengertian Bagan Simo
Bagan simo ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap gerakan
tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Bagan ini sangat perlu untuk
dibuat, karena dengan bagan ini akan dapat diketahui gerakan ke dua tangan
yang tidak efisien yang dapat menimbulkan kelelahan bagi pekerja sendiri
dan dapat mengetahui gerakan-gerak an ke dua tangan yang efisien,
sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan lebih cepat.
Bagan simo adalah bagan yang berdasarkan analisa dengan film digunakan
untuk mencatat sekaligus pada skala waktu bersama sejumlah atau kumpulan
therblig yang dilakukan oleh berbagai bagian badan seorang atau beberapa
orang pekerja.(ILO, 1982; 140) Pada penyusunan bagan simo disini, kami
tidak akan menggunakan analisa dengan film tetapi hanya mengamati gerak
tangan kiri dan kanan tiap jenis produk yang dihasilkan oleh pabrik
tersebut, karena setiap jenis produk yang dibuat itu mempunyai gerak tangan
yang berbeda-beda dan proses pembuatannyapun juga berbeda.
Bagan proses dua tangan merupakan bagan proses untuk mencatat aktifitas
tangan pekerja dalam hubungannya satu terhadap yang lain. Analisa gerak
dua tangan ini tujuannya untuk menyusun dan mendapatkan gerak yang
paling ekonomis.(Agus, 1981, 160)
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling
ekonomis adalah sebagai berikut
1). Penggunaan anggota badan.
a). Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan
suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b). Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan
kecuali pada waktu istirahat.
c). Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
d). Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan
yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan
para karyawan.
e). Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga
sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan tubuh
karyawan,
f). Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus
menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g). Gerakan untuk pemindahan barang dilaksanakan dengan cepat dan
semudah mungkin.
h). Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk
gerakan-gerakan normal, simetris dan tidak menyilang.
i). Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan
"cepat lelah".
2). Tempat kerja.
a). Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang
diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b). Peralatan, bahan serta alat pengawasan ditempatkan pada lokasi
yang mudah dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c). Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat
mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat
tenaga.
d). Penggunaan "drop deliveries" (pemasukan barang dengan jalan
penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah karyawan) sedapat
mungkin dipergunakan
e). Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik
sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f). Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan
dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah
penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tj; dak
mengaburkan penglihatan karyawan.
g). Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi
mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu
berdiri dan duduk kembali.
h). Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar
dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian
karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.
3). Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
a). Kedua tangan karyawan harus dapat bergerak dengan bebas dan cepat
untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila
mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat
digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b). Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila
memungkinkan.
c). Peralatan dan bahan-bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam
rangkaian yang menguntungkan karyawan.
d). Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik
(misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus
didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-
masing jari tersebut.
e). Peralatan-peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau
ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat
mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan
tenaga.
Simbul-simbul yang dipakai atau digunakan dalam bagan simo adalah sebagai
berikut:
□ = OPERASI
digunakan untuk aktivitas memegang, mendu dukkan, menggunakan, melepaskan perkakas, atau bahan.
= TRANSPORT
digunakan untuk gerak tangan dari atau ke pekerjaan atau peralatan atau bahan.
= PENUNDAAN
digunakan untuk menunjukkah waktu tangan sedang menganggur (meskipun yang lainnya sedang bekerja).
= PEGANGdigunakan untuk aktivitas memegang pokes jaan, peralatan atau bahan,
yaknl apabila tangan yang dalam penelitian itu se- dang memegang
sesuatu.
Di dalam bagan simo, gerak tangan kiri dan tangan kanan akan ditunjukkan secara jelas,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ke dua tangan tersebut dan juga waktu yang
digunakan oleh ke-dua tangan dalam melakukan aktivitasnya. Didalam menganalisis
nanti pertama kita menyusun bagan simo yang dilakukan sekarang dan kemudian dibuat
bagan simo yang diusulkan,
b. Langkah-langkah Penyusunan Bagan Simo
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan gerak ke dua tangan dengan
menggunakan bagan simo adalah sebagai berikut:
1). Menentukan kegiatan yang akan diamati.
2). Meroahami kegiatan yang akan diamati.
3). Menyiapkan bagan simo dan juga memahami simbu-simbul yang digunakan
untuk mengadakan peng-amatan, Dengan memahami simbul serta kegiatan ini
akan membantu penelitian dalam menyusun bagan simo.
4). Menganalisa bagan simo yang telah disusun, kemudian mencari gerakan-gerakan ke
dua tangan yang tidak diperlukan atau kegiatan yang efisien, setelah itu menyusun
kembali bagan simo yang telah dilakukan perbaikan.
WAKTU STANDAR
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh karyawan
dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut akan
membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
Waktu standar adalah waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan normal untulc
menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangan-cadangan waktu yang diperlukan
sehingga karyawan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dari hari ke hari
walaupun terdapat gangguan-gangguan kecil dalam proses produksinya atau dengan kata
lain dapat disebutkan bahwa, waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh seorang
karyawan normal guna menyelesaikan satu unit pekerjaan dari hari ke hari tanpa
menimbulkan akibat yang negatip kepadanya (Agus, 1981 ; 173)
Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal
untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu apabila terdapat
kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya. 'Dari pengertian ini
waktu normal, waktu yang benar-benar digunakan pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita harus menentukan:
a. Waktu Terpilih (selected operating time)
Waktu yang terpilih ialah waktu yang diambil sebagai yang mewakili suatu kelompok
waktu dari suatu unsur atau dari suatu kelompok unsur. Waktu-waktu ini baik yang
diamati atau waktu dasar harus dinyatakan sebagai waktu-waktu yang diamati atau waktu
dasar yang dipilih (ILO, 1976; 82)
Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih karyawan yang diamati sebagai
wakil dari seluruh karyawan dan karyawan yang diamati itu yang trampil dan cakap
dalam bekerja sehingga dalam menentukan waktu tersebut akan memperoleh hasil yang
baik, Jika memilih karyawan yang tidak trampil dan tidak cakap akan menghasilkan
waktu yang tidak tepat dan tidak bisa digunakan sebagai waktu yang digunakan untuk
menentukan waktu standar.
Prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran waktu ini adalah sebagai berikut:
(Sukanto dan Indriyo, 1985; 172)
1). Menstandardisasi metode kerja.
2). Pilih pekerja yang relatip cakap, sehingga kita tidak usah memberi petunjuk-
petunjuk padanya sehingga pengukuran berjalan lancar.
3). Kita gunakan alat penoatat waktu yang memenuhi persyaratan (stop watch), alat-alat
tulis disiapkan.
4). Memberitahukan pada pekerja yang diukur tujuan kita, sehingga dia maklum akan
halnya.
5). Mengukur dengan mencatat waktu gerak-gerak standar pekerja.
Untuk memudahkan dalam menentukan wak-tu terpilih kita dapat membuat label, di
mana label ini ditunjukkan adanya gerak pekerja yang diteliti dari tahap pertama sampai
selesai tahap akhir dalam menyelesaikan pekerjaannya dan di dalam label ini juga
ditunjukkan hari penelitian, Setelah dibuat kemudian kita dapat menentukan waktu
terpilih dengan cara:
1). Mengambil rata-rata. dari hasil pengamatan (mean)
2). Mengambil angka atau hasil pengamatan yang soring muncul (modus)
3). Mengambil angka tengah dari hasil pengamatan.
b. Performance rating
Performance rating perlu ditentukan karena setiap karyawan dari perusahaan terse-but
mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Tingkat ketrampilan ini
biasanya ditentukan dalam bentuk prosentase, angka prosentase ini nanti dikalikan
dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan waktu normal.
Untuk menentukan tingkat ketrampilan dapat mendasarkan skala utama adalah sebagai
berikut:(ILO, 1976 ; 72)
50 uraian sangat lamban, gerak canggung ragu-ragu, petugas nampak tidur tanpa minat
untuk pekerjaannya.
75 uraian mantap, tenang, tak tergesa-gesa pelaksanaannya, seperti pada pekerjaan
ketenangan tapi pekerja yang cukup di-awasi; nampak lamban, tetapi waktu tidak
dibuang dengan sengaja sewaktu diawasi.
100 uraian pelaksanaan yang cekatan dan ber-sungguh-sungguh, seperti pada pekerja
biasa yang memenuhi syarat pada pekerjaan ketenangan; standar yang dikehendaki
mengenai mutu dan ketepatan dicapai denganpenuh kepercayaan.
125 uraian sangat cepat; petugas memperlihatkan tingkat kepercayaan tinggi
ketangkasan dan koordinasi gerak, sungguh di atas tingkat pekerja biasa yang terlatih.
150 uraian luar biasa cepat; memerlukan usa- ha dan pemusatan pikiran yang sangat dan
kiranya dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama; pelaksanaan gemilang yang
hanya dapat dicapai oleh pekerja-pekerja teladan.
Dari tingkat ketrampilan di atas kita memilih tingkat tertentu berdasarkan pengamatan
terhg dap pekerja yang menjalankan pekerjaannya dan juga konsultasi sama pimpinan
yang selalu mengawasi para pekerja tersebut.
Jadi waktu normal itu bisa diketahui jika waktu terpilih dan performance rating sudah
ditentukan.
Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu normal
dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan performinace rating.
Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu kerja karyawan apalagi
digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja karyawan. Jika waktu tersbut
digunakan sebagai waktu standar maka akan mengakibatkan kinerja karyawan setelah di
evaluasi kemungkinan besar tidak memperoleh hasil efisiensi kerja yang baik karawan.
Hal ini disebabkan para karyawan dalam bekerja tidak pernah dipertimbangkan waktu
untuk menghilangkan kelelahan dalam bekerja.
Waktu Allowance
Setiap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan nya tidak mungkin selama
menyelesaikan pekerjaan itu, tidak ada waktu kelonggaran atau waktu untuk istirahat
guna menghilangkan kelelahan dan ketegang-n seiama mereka bekerja. Wakfcu
kelonggaran ini per-lu ditentukan oleh pimpinan dalam menentukan waktu standar,
sehingga waktu standar tersebut dapat ditentukan secara tepat karena mempertimbangkan
waktu ke-longgaran yang diberikan kepada para karyawan dalam melakukan tugasnya,
Alasan waktu kelonggaran ini perlu diperhitung kan antara lain :
a. Perhitungan kelonggaran kecil perlu ditentukan untuk hal-hal yang tak terduga
selama kerja, dan diperuntukkan bagi hal-hal yang hanya kadang-kadang terjadi,
misalnya waktu untuk mengumpulkan alat dan mengumpulkan bahan yang tidak
sering terjadi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan dengan tepat.
b. Perhitungan waktu istirahat bagi orang yang melaksanakan kerja, perlu juga
diperhitungkan karena setiap orang yang bekerja terus menerus perlu adanya
istirahat utuk menghilangkan rasa lelah, jenuh, minum dll.
c. Tambahan kelonggaran waktu tak terduga untuk penundaan jika perlu.
d. Kelonggaran waktu.untuk menganggur (yang tak terpakai) atau gangguan, misalnya
pada waktu pekerja harus menunggu selama mesin melaksanakan pekerjaan yang
diberikan olehnya, atau selama ia harus menunggu sementara pekerja lainnya
melaksanakan sebagian dari operasi.
Kelonggaran untuk hal-hal yang terduga adalah kelonggaran untuk waktu tak seberapa
yang dapat dimasukkan dalam waktu standar untuk dapat menampung hal-hal yang
dapat dibenarkan dan diharapkan mengenai pekerjaan atau penundaan, yang
perhitungannya cara tepat adalah tidak ekonomis karena timbulnya tak teratur dan
jarang.
Kelonggaran untuk hal-hal tak terduga ini perlu ditentukan walaupun waktu itu jarang
terjadi dan waktu itu hanya kecil, Besarnya kelonggaran untuk waktu ini biasanya
ditentukan dalam prosentase dari waktu normal. Untuk menentukannya yaitu dengan
cara mengamati mulai pekerja melakukan kegiatan sampai ia selesai atau dapat
ditentukan berdasarkan pengalaman pimpinan selama dia mengawasi para pekerja
tersebut.
Dengan pengalaman tersebut dapat ditentukan berapa besar waktu kelonggaran untuk
hal-hal yang tak terduga tersebut dibutuhkan. Kelonggaran ini sama sekali tidak boleh
digunakan sebagai faktor keringanan atau untuk menghindari pelaksanaan praktek
penelitian waktu yang wajar.
Kelonggaran untuk melepaskan lelah, merupakan tambahan pada waktu dasar dengan
maksud memberikan kesempatan pada pekerja untuk memulihkan dirl dari keletihan
fisik dan psikologis karena melakukan pekerjaan tertentu dalam keadaan tertentu dan
untuk dapat memperhatikan kebutuhan pribadinya. Besarnya kelonggaran tergantung
dari sifat pekerja.
Dalam buku penelitian kerja dan pengukuran kerja keluaran International Labour Office,
disebutkan kelonggaran untuk melepaskan leleh terdiri atas dua bagian yaitu:
1). Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ialah agar dapat meninggalkan tempat kerja
untuk memenuhi kebutuhan pribadi, seperti mencuci muka, ke kamar kecil dan untuk
minum. Wanita memerlukan kelonggaran kebutuhan pribadi lebih banyak dari pria.
Kelonggaran itu dinyatakan sebagai prosentase tetap umumnya sebanyak 5 untuk
pria, 7 untuk wanita.
2). Kelonggaran kelebihan senantiasa mengandung suatu kelonggaran dasar tetap dan
dapat selebihnya mengandung suatu bagian berubah-ubah yang besar tergantung dari
beratnya unsur itu meletihkan seperti yang diperhatikan sebelumnya.
Penentuan Waktu Standar
Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar
penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya.
Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang
digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja. Setelah dapat
diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat diperoleh
dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance time)
KESIMPULAN
Setiap perusahaan perlu menentukan standar waktu kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan, hal ini perlu agar perusahaan dapat melakukan pengendalian dan juga evaluasi
kerja setiap karyawan. Dalam menentukan waktu tersebut salah satu dapat dilakukan
dengan menggunakan analisi gerak dan waktu. Pendekatan ini akan lebih akurat
dibandingkan dengan jika menggunakan metode yang lain. Metode ini untuk menentukan
waktu standar perlu membutuhkan biaya dan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan metode yang lain. Penentuan waktu standar dengan metode ini ada dua kegiatan
yang perlu dianalisis yaitu menganailis gerakan mana yang perlu dan mana gerakan yang
tidak perlu dilakukan, setelah gerakan tersebut dianalisis kemudian menganalisis waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari, 1981; Management Produksi. BPFE Yogyakarta, .
H.A. Harding, 1984; Manajemen Produksi. Penerbit Balai Aksara Jakarta,
ILO; 1976, Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerljia. International Labour Office, Penerbit Erlangga Jakarta,
ILO, 1982 ; Penelitian Kerja dan Penelitian Metode. International Labour Office, Penerbit Erlangga Jakarta, .
Indriyo Gito Sudarmo, 1984 ; Prinsip Dasar Managemen. BPFE Yogyakarta, .
Sukanto Reksohadiprodjo, dan Indriyo Gito Sudarmo , 1985, Management Produksi. BPFE Yogyakarta.