04 isolasi dan inokulasi
TRANSCRIPT
Page 1Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi mikroba dialam sekitar kita begitu besar dan
kompleks. Beratus-ratus spesies pelbagai mikroba biasanya
menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk
mulut, saluran pencernaan, dan kulit. mereka terdapat dalam
jumlah besar. Sebagai contoh apabila kita bersih sekali saja
dapat menyebabkan beribu – ribu mikroorganisme. Penelitian
yang layak mengenai berbagai mikroorganisme alam berbagai
habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan berbagai
campuran yang rumit atau biakan campran menjadi spesies
yang berbeda – beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri
darisuatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel
induk.
B. Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Percobaan
a) Rumusan masalah pada pratikum ini adalah:
1. Metode-metode apa saja yang digunakan untuk
memisahkan mikrobia tertentu dari populasi
campurannya untuk mendapatkan kultur murni?
2. Bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada
kultur murni?
b) Maksud percobaan pada praktikum ini adalah:
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 2Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
1. Memahami metode-metode yang digunakan untuk
memisahkan mikrobia tertentu dari populasi
campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2. Memahami karakteristik mikroba yang tumbuh pada
kultur murni
c) Tujuan dilakukannya Percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan
untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi
campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2. Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh
pada kultur murni.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 3Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Metode yang digunakan untuk pengujian mikrobiologi
sangat ditentukan oleh persyaratan yang diacu, umumnya
pengujian dilakukan secara kualitatif dengan metode pengayakan
(enrichment) yaitu isolasi dan identifikasi mikroba dan interpretasi
hasil (negatif pergram/ml atau negatif per 25 gram atau per 100
gram/ml). Pengujian secara kuantitatif (enumerasi) dengan
penghitungan jumlah mikroba dan interpretasi hasil berupa koloni
per ml/g atau koloni per 100 ml. Identifikasi mikroba pathogen
dapat dilakukan dengan cara konvensional maupun dengan
pengujian cepat (rapid test) (BPOM, 2008).
Jumlah dan jenis mikroba berbahaya yang terdapat pada
makanan perlu dihilangkan. Berbagai cara telah dilakukan untuk
tujuan tersebut, misalnya dengan pemanasan, penyimpanan pada
suhu rendah, penggaraman, pengasaman, penambahan zat kimia
tertentu, dan lain-lain. Bahan-bahan alami terutama rempah-
rempah juga digunakan dengan tujuan yang sama selain tujuan
utamanya sebagai bumbu atau penambah cita rasa. Oleh sebab
itu, perlu diteliti pengaruh lamanya pendedahan makanan pada
lingkungan dan perbedaan musim terhadap keberadaan
Enterobacteriaceae patogen pada makanan berbumbu dan tidak
berbumbu (Ernyn, 2007).
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 4Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Teknik penanaman bakteri metode Spread plate (agar
tabur ulas) adalah teknik menanam dengan menyebarkan
suspense bakteri dipermukaan agar diperoleh kultur murni. Selain
itu ada ula yang disebut dengan Pour plate yakni teknik untuk
memperoleh kultur murni bakteri dengan memerlukan agar yang
belumpadat (>450C) untuk dituang bersama suspensi bakteri
kedalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan
memadat. Hal ini menyebarkan sel – sel bakteri tidak hanya pada
permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (didalam agar)
sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya
O2 dan ada yang tumbh didalam agar yang tidak banyak
mengandung oksigen (Anonim, 2014).
Identifikasi bakteri dilakukan terhadap isolatisolat yang
diperoleh dengan berpedoman pada buku Bergey’s Determinative
Bacteriology dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan
biokimia yaitu uji pewarnaan Gram, uji motilitas, pengamatan
bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan anaerobik,
kemampuan tumbuh pada suhu 50C, 200C, dan 300C. Pengamatan
dilakukan juga pada warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni
yang dilihat dari dalam, samping dan atas, kemampuan
memproduksi katalase dan oksidase, uji halofilik dan oksidase
sitokrom untuk menentukan genus bakteri heterotroph (Efendy,
2004).
B. Uraian Bahan
1. Agar (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 74)
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 5Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti
selaput dan berlekatan, atau berbentuk
keping, serpih atau butiran; jingga lemah
kekuningan, abu-abu kekuningan sampai
kuning pucat atau tidak berwarna; tidak
berbau atau berbau lemah; rasa berlendir;
jika lembab liat; jika kering rapuh
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan larut
dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Aquades (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Sinonim : Aquadest / Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H – O - H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna. Tidak
berasa, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Dekstrosa (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal :67 )
Nama resmi : Dextrosum
Sinonim : Dekstrosa
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 6Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
RM / BM : C6H12O6.H2O / 180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
serbuk granul putih, tidak berbau, rasa
manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, larut dalam etanol
mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA
4. Ekstrak Beef (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 45 )
Nama resmi : Beef Extract
Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu
daging sapi konsentrat diperoleh dengan
mengekstraksi daging sapi segar tanpa
lemak, dengn cara merebus dalam air dan
menguapkan kaldu pada suhu rendah
dalam hampa udara sampai terbentuk
residu kental berbentuk pasta. Massa
berbentuk pasta, berwarna coklat
kekuningan sampai coklat tua, baud an
rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan
mikroorganisme
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 7Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.
5. Ekstrak Yeast (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal :
671)
Nama resmi : Ekstrak Ragi
Sinonim : Sari ragi
Pemerian : Kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas tidak busuk
Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan
kuning sampai coklat, bereaksi asam
lemah, tidak mengandung karbohidrat
Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik
6. Alkohol ( Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol
RM / BM : C2H5OH / 47,06
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih muda
menguap, mudahbergerak, bau khas, rasa
panas, mudah terbakar, memberikan
nyala biru yang tak berasap.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari
nyala api.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 8Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Kegunaan : Sebagai pelarut
7. Pepton (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)
Nama resmi : Pepton
Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat,
bau khas, tapi tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan
berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
agak asam; praktis tidak larutan dalam
etanol (95%) P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komponen pembuat
medium PDA
C. Uraian Mikroba Uji
1. Candida albicans
a. Klasifikasi
Klasifikasi Candida albicans adalah sebagai berikut:
Divisio : Thallophyta
Subdivisio : Fungi
Classis : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Familia : Cryptococcaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans (Ariningsih, 2009)
b. Morfologi dan identifikasi
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 9Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong atau bulat
lonjong. Koloninya pada medium padat sedikit menimbul
dari permukaan medium, dengan permukaan halus, licin
atau berlipat-lipat, berwarna putih kekuningan dan berbau
ragi. Besar koloni bergantung pada umur. Pada tepi koloni
dapat dilihat hifa semu
sebagai benang-benang halus yang masuk ke dalam
medium. Pada medium cair jamur biasanya tumbuh pada
dasar tabung (Ariningsih, 2009).
2. Pseudomonas aureginosa
a. Klasifikasi
Pseudomonas aeruginosa memiliki klasifikasi sebagai
berikut:
Divisi : Protophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Sub Ordo : Pseudomonadinae
Familia : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
(Rostinawati, 2009).
b. Morfologi
P. aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif,
berbentuk batang lurus atau lengkung, berukuran sekitar
0,6 x 2 μm, ditemukan tunggal, berpasangan, dan kadang-
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 10Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
kadang membentuk rantai pendek, tidak mempunyai spora,
tidak mempunyai selubung (sheath), serta mempunyai
(Rostinawati, 2009).
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 11Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat yang dipakai
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini, yakni tabung
reaksi, spoit, lampu spiritus, jarum inokulum, cawan petri,
inkubator, laminar air flow, enkas, botol gelap.
B. Bahan yang digunakan
Bahan- bahan yang di gunakan pada pratikum ini, yakni
akuades, NB (Nutrient Bront), PDA (Potato dectrose agar), alkohol
70%, Aluminium voil, kapas, tissu, air got.
C. Prosedur Kerja
Pada praktikum ini, prosedur kerja yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Isolasi mikroorganisme
a. Diencerkan sampel yang akan diisolasi dari pengenceran
10-1 hingga 10-4.
b. Dari pengenceran yang dikehendaki sebanyak 1 mL
larutan tersebut dipipet ke dalam cawan petri steril.
c. Dituangkan agar nutrisi yang telah dicairkan ke dalam
cawan petri tersebut, dihomogenkn dengan cara
memutar cawan petri di atas meja dengan gerakan
seperti angka delapan untuk menyebarkan sel-sel
mikroba secara merata.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 12Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
d. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi
dengan posisi terbalik.
e. diamati koloni mikroba yang terbentuk.
2. Teknik Pemindahan Biakan
a. Dipegang tabung yang berisi biakan mikroorganisme
dengan tangan kiri, dan jarum inokulasi dengan tangan
kanan.
b. Dibuka tabung biakan dengan melepaskan sumbat kapas
menggunakan tangan kanan, dipijarkan memijarkan
mulut tabung diatas nyala api sebanyak 2 kali.
c. Dipijarkan jarum inokulasi sampai berwarna merah,
didinginkan ke dalam larutan alkohol 70 % kemudian
dipijarkan kembali.
d. Diambil biakan, dengan cara dipindahkan sedikit dari
permukaan medium tabung dan langsung menyentuhkan
ke permukaan medium tabung.
e. Dipijarkan kembali dan ditutup tabung biakan,
dipanaskan seperti semula. ditutup kembali dengan
sumbat kapas dan jarum inokulasi dipijarkan sampai
warnanya merah dan diletakkan di tempatnya.
3. Pengamatan mikroorganisme dan berbagai macam media
a. Medium Agar Miring
1. Media PDA, dituang ke dalam tabung reaksi dan
memiringkannya dan membiarkanya memadat.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 13Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
2. Dipegang tabung medium pembiakan dengan tangan
kiri.
3. Diambil koloni yang ada dengan jarum inokulasi pada
lempeng pembiakan.
4. Digores biakan pada permukaan medium miring,
dimulai dari dasar tabung dibuat garis lurus sampai
keatas.
5. Diinkubasi pada suhu 300C selama 2 x 24 jam.
6. Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
b. Medium Agar Tegak
1. Dimasukan medium kedalam tabung reaksi sebanyak
10 ml.
2. Diambil satu ose isolat dari medium biakan kemudian
tusukkan kedalam permukaan medium agar didalam
tabung reaksi.
3. Diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam.
4. Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 14Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
c. Medium Cair
1. Dimasukan medium NB
2. Diambil satu isolat bakteri dari medium biakan
dengan jarum ose dan dikocok.
3. Diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam.
4. Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 15Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Pengamatan
Inokulasi Mikroba
1.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
MIKROBA :Pseudomonas AureusMEDIUM : NB
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
MIKROBA :Candida albicans
MEDIUM : PDA Miring
Keterangan :
1. Tabung reaksi2. Medium NB3. Bentuk koloni Sediment
Page 16Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Keterangan
1.Tabung reaksi
2. Medium PDA
3. Bentuk spreading
Keterangan:
1.Tabung reaksi
2. Medium PDA
3.Bentuk beaded
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
MIKROBA:Candida albicans
MEDIUM : PDA Tegak
Page 17Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Tabel Hasil Pengamatan Isolasi
No. Nama Sampel
Nama
Media
Ciri KoloniWarn
aUkuran Bentuk
Elevasi Tepi
1. Air got 10-1
PDA Small Irreguler Convex Undulate Putih
2. Air got 10-2
PDA Small Circular Raised Entire Putih
3. Air got 10-3
PDA Moderate Circular Raise
d Entire Putih
4. Air got 10-4
PDA Moderate Circular Flat Entire Putih
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 18Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Tabel Hasil Pengamatan Inokulasi
No. Mikroorganisme Medium Bentuk Koloni
1. Pseudomonas Aureus NB Cair Sediment
2. Candida albicans PDA Miring Spreading
3. Candida albicans PDA Tegak Echinulate
B. Pembahasan
Isolasi adalah cara pemisahan mikroorganisme tertentu
dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya
murni, sehingga dapat dibuat sebagai biakan kultur murni.
Metode inokulasi terbagi dua yaitu metode agar tegak dimana
Metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan
tegak (permukaannya rata) dalam tabung reaksi. Inokulasi
dengan cara ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan
ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur ke
dalam medium yang memadat hingga ½ dari tinggi medium.
Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama
1 x 24 jam untuk bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada
suhu kamar.
Metode inokulasi selanjutnya yakni metode agar miring.
Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium yang
telah dipadatkan dengan dimiringkan dalam tabung reaksi. Pada
metode ini digunakan ose bulat yang telah disentuhkan dengan
biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan secara zig –
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 19Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
zag pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama 1
x 24 jam untuk bakteri
dalam inkubator pada suhu 37oC dan selama 3 x 24 jam untuk
jamur pada suhu kamar. Selain itu, dalam kultur murni digunakan
pula Metode isolasi dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu isolasi
substrat padat dengan metode gores. Pertama-tama medium
dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga memadat. Lalu
digoreskankan sampel yang telah digerus pada medium yang
memadat. Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan
diinkubasi secara terbali. Diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya. Selanjutnya yakni isolasi substrat cair dengan
metode tuang.
Sampel yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke
dalam cawan Petri, lalu dimasukkan juga medium. Dihomogenkan
dengan cara digerakkan membentuk angka delapan. Ditunggu
hingga medium memadat lalu cawan Petri tersebut dibungkus
dan diinkubasi secara terbalik dan diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
Lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini
dikarenakan perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur
untuk bereprodiksi (melakukan pembelahan) berbeda. Bakteri
membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari
sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3
- 5 hari.Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 20Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi,
tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan
mikroba.
Secara umum metode sebar dilakukan dengan
memasukkan medium kedalam cawan Petri, ditunggu hingga
setengah memadat kemudian sampel disebar dengan spatel,
setelah itu cawan Petri
tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 21Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Metode yang biasa digunakan untuk memisahkan mikroba
tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan
kultur murni diantaranya : teknik gores, teknik sebar dan
teknik tuang, namun yang lebih sederhana adalah teknik
tuang yaitu dengan menuangkan sampel terlebih dahulu
pada cawan petri kemudian dilanjutkan dengan menuangkan
media.
2. Mikroba yang tumbuh pada media memiliki karakteristik
yang berbeda-beda dan dapat diamati dengan melihat
bentuknya, warnanya baik itu warna koloni dan warna media
serta morfologi lainnya.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah
agar setiap pratikan dapat mengetahui tentang inokulasi dan
isolasi mikroba serta sebaiknya setelah praktikum selesai
praktikan lebih memperhatikan kebersihan didalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)
Page 22Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Anonim. 2008. “Pengujian Mikrobiologi Pangan”. Jurnal Badan Pengawasan Obat dan Bahan Makanan Republik Indonesia. 09 (02). Hal: 03.
Anonym. 2014. “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Ariningsih, Rizky Istya. 2009. “Isolasi Sterptomicetes dari rhizofer Familia Poaceae yang Berpotensi Menghasilkan Antijamur Terhadap Candida albicans”. Skripsi. Fakultas Farmasu Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Effendi, Irwan., Suryadi, Edwar., Feliatra. 2004. “Isolasi dan Identifiasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan”. Jurnal Natuan Indonesia. 06 (02). Hal: 02.
Hidayati, Ernin., Juli, Nuryati., Marwani, Erly. 2002. “Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit ( Curcuma longa L.) serta uji Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Yang diisolasi. Jurnal Matematika dan Sains”. 07 (02). Hal: 02.
Rostinawati, Tina. 2009. “Aktifitas Antibakteri Madu Amber dan Madu Putih Terhadap Bakteri Pseudomonas aureginosa multiresisten dan Staphylococcus aureus resisten metisilin”. Jurnal Penelitian Mandiri. Bandung.
Syahrir Mana’an S Rina Andriani S. Farm, Apt.(F1F1 12 137)