03_toponimi keputih gang ii

23
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TOPONIMI TOPONIMI JALAN KEPUTIH GANG II SURABAYA Dosen : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA., DESS Cherie Bhekti Pribadi,S.T ,M.T Oleh : Hamidatul Aminah (3515100043) TANGGAL PELAKSANAAN : 03 - 10 Oktober 2016 Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Upload: hamida-id

Post on 07-Apr-2017

146 views

Category:

Engineering


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TOPONIMI

TOPONIMI JALAN KEPUTIH GANG II

SURABAYA

Dosen :

Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA., DESS

Cherie Bhekti Pribadi,S.T ,M.T

Oleh :

Hamidatul Aminah

(3515100043)

TANGGAL PELAKSANAAN :

03 - 10 Oktober 2016

Jurusan Teknik Geomatika

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Ph. 031-5929487

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Toponimi Jalan Keputih Gang

II, Surabaya ini dengan lancar. Laporan hasil studi lapangan ini dibuat oleh penulis untuk

melengkapi tugas survei toponimi dalam mata kuliah toponimi pada semester III tahun ajaran

2016/2017. Laporan ini berisi sejarah penamaan kelurahan Keputih beserta pembagiannya

menjadi beberapa gang, salah satunya Gang II. Selain itu, terdapat beberapa keterangan

penunjang survei penulis.

Penyelesaian laporan survei ini tidak lepas dari kerjasama dari beberapa pihak yang

telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA., DESS atas bimbingan yang telah diberikan

oleh beliau.

2. Bapak Khilmi, Ketua RW 03 di kelurahan Keputih, selaku narasumber.

3. Bapak Ahmad Hadi, Ketua RT 01 di wilayah Keputih Gang II, selaku narasumber.

4. Bapak Mulyadi, Bu Yeti, Bu Parno, serta semua pihak yang telah membantu proses

survei toponimi dan landmark di wilayah Keputih Gang II, sehingga laporan toponimi

ini dapat terselesaikan.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan

sangat membantu dalam penulisan laporan berikutnya, serta mendorong penulis melakukan

yang lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 09 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISILAPORAN PRAKTIKUM.........................................................................................................1KATA PENGANTAR................................................................................................................2BAB 1.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Tujuan.......................................................................................................................5

1.3. Manfaat........................................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................6LANDASAN TEORI..............................................................................................................6

2.1 Pengertian Toponimi.....................................................................................................6

2.2 Hubungan Toponimi dengan Mata Kuliah di Teknik Geomatika................................6

BAB III.......................................................................................................................................7METODOLOGI......................................................................................................................7

3.1 Pelaksanaan Survei.......................................................................................................7

3.2 Metode Praktikum.........................................................................................................7

3.3. Proses Survei..............................................................................................................8

3.4. Diagram Alir..............................................................................................................9

BAB IV.....................................................................................................................................10PEMBAHASAN...................................................................................................................10

4.1 Informasi Umum.........................................................................................................10

4.2 Peta Wilayah..............................................................................................................13

4.3 Sejarah.........................................................................................................................13

4.4 Keputih Djaman Doeloe.............................................................................................14

4.5 Permasalahan di Keputih Gang II...............................................................................14

4.6 Rekomendasi..............................................................................................................15

BAB V......................................................................................................................................16KESIMPULAN.....................................................................................................................16

5.1. Kesimpulan................................................................................................................16

LAMPIRAN..............................................................................................................................17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemberian nama suatu tempat atau wilayah, tak jarang terdapat

kesamaan antara nama dua daerah. Hal ini akan menimbulkan kerancuan terutama di tingkat

pusat. Nama suatu tempat biasanya dilatar belakangi oleh asal-usul tempat tersebut yang

biasa disebut mitos, babat atau legenda. Selain itu, nama suatu tempat bisa juga berasal dari

fenomena yang terjadi di tempat tersebut.

Di Indonesia seringkali ada dua daerah memiliki nama yang sama tetapi asal – mula

penamaannya berbeda. Sehingga, tidak dapat dipungkiri adanya nama duplikat antara daerah

satu dan lainnya di Indonesia. Dalam hal ini, survei topinimi perlu dilakukan untuk

menghindari hal tersebut dengan dilakukannya pendataan nama – nama daerah di Indonesia.

Data dari survei tersebut akan membantu pengguna atau penerima informasi

geospasial dalam mencari suatu tempat, karena pada hakikatnya setiap daerah memiliki

keunikan tersendiri. Berawal dari keunikan tersebut, suatu daerah akan memiliki nama yang

unik dan berbeda dari daerah lainnya. Dengan demikian, tidak akan terjadi penamaan

tempat yang ganda yang dapat menimbulkan kebingungan bagi pengguna informasi

geospasial itu sendiri.

Adapun kelurahan Keputih di kota Surabaya ternyata juga memiliki sejarah seputar

asal – usul nama dari desa/kelurahan tersebut. Akan tetapi, hal yang akan dibahas dalam

laporan ini lebih mengacu pada wilayah kampung di dalam kelurahan Keputih itu sendiri,

yakni : wilayah Keputih Gang II. Selain mencari tahu mengenai sejarah nama kelurahan

Keputih, penulis juga memberikan informasi mengenai jumlah kepala keluarga yang

menempati kampung tersebut, kondisi kampung pada zaman sekarang dan zaman dahulu,

serta peta daerah tersebut. Hal ini dilakukan guna mempermudah pengguna informasi

geospasial maupun pihak-pihak tertentu yang ingin mendapat informasi lebih dalam

mengenai wilayah Keputih Gang II.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari survei toponimi yang dilakukan di wilayah Keputih Gang II,

Surabaya ini antara lain :

a. Melengkapi tugas mata kuliah Toponimi semester III tahun pelajaran 2016/2017;

b. Memberikan informasi mengenai asal-usul nama Keputih;

c. Memberikan informasi mengenai kondisi penduduk dan sumber daya yang dapat

dikelola di wilayah Keputih Gang II;

d. Memberikan informasi tentang kondisi wilayah keputih Gang II sebelum dilakukan

pembangunan infrastruktur dan lahan perumahan.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya survei toponimi yang dilakukan

di wilayah Keputih Gang II, Surabaya ini antara lain :

a. Bagi penulis, laporan ini bermanfaat sebagai tolak ukur pemahaman penulis

tentang mata kuliah toponimi.

b. Bagi pembaca, laporan ini memberikan informasi tentang sejarah, peta,

kondisi masa lampau dan kondisi eksisting di wilayah Keputih Gang II.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Toponimi

Toponimi (toponym) dari 2 kata, yaitu topos dan nym (nim). Topos artinya

permukaan dan nym artinya nama. Toponimi ini berkaitan dengan unsur topografi suatu

tempat. Adapun topografi (grafi dan grafos) sendiri merupakan gambaran permukaan bumi

atau rupabumi. Sehingga dapat dikatakan bahwa toponym adalah nama unsur topografi,

nama unsur rupa bumi, nama permukaan bumi, nama tempat (place names) atau dengan

kata lain toponymy (toponimi) adalah ilmu tentang penamaan unsur rupa bumi atau

totalitas dari toponimi dalam suatu region.

Secara umum makna toponimi adalah nama yang diberikan pada unsur-unsur di

permukaan bumi. Nama unsur kenampakan atau ciri (features) di permukaan bumi

tersebut meliputi unsur alamiah, unsur buatan, dan unsur administratif. Toponimi sendiri

merupakan suatu cabang onomastica yaitu ilmu yang mempelajari asal-usul dan arti nama.

2.2 Hubungan Toponimi dengan Mata Kuliah di Teknik Geomatika

Penamaan lokasi suatu tempat merupakan salah satu komponen penting dalam survei

pemetaan untuk membuat peta. Apabila terdapat kesalahan penulisan nama tempat maka

dapat menimbulkan kesalahan orientasi dan kebingungan bagi pengguna peta. Sedangkan, di

jurusan Teknik Geomatika, ada beberapa mata kuliah yang berkaitan erat dengan letak dan

posisi suatu objek di permukaan bumi, seperti : Kartografi, Pertanahan, Pengembangan

Wilayah Pesisir, Sistem Informasi Geografis, dan sebagainya.

Dengan adanya penamaan pada setiap daerah, hal itu akan membantu dalam proses

pemetaan maupun pencarian lokasi daerah tersebut. Sehingga para pengguna informasi

geospasial tidak kebingungan ketika mendapat detail informasi dari daerah tersebut.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Pelaksanaan Survei

Survei toponimi ini dilaksanakan pada :

Waktu pelaksanaan : 04 – 10 Oktober 2016

Tempat : Wilayah Keputih Gang II, Surabaya

3.2 Metode Praktikum

3.2.1 Pengumpulan Data

Dalam survei toponimi ini, penulis melakukan kegiatan pengumpulan data dari

beberapa sumber, yakni : informasi dari internet, buku, dan peta yang penulis baca. Dengan

melakukan pengumpulan data, penulis berharap memiliki gambaran terlebih dahulu sebelum

melakukan survei ke lapangan secara langsung untuk mencocokkan data yang penulis dapat

dengan fakta yang ada di lapangan.

3.2.2 Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada beberapa pihak untuk

mendapatkan beberapa data yang diperlukan. Pihak – pihak yang penulis wawancarai sebagai

narasumber, antara lain : Ketua RW 03, Ketua RT 01, Warga desa Keputih, Komuter di desa

Keputih.

3.2.3 Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan baik fisik maupun

non fisik. Sehingga kondisi di lapangan yang sebenarnya dapat diketahui. Dalam hal ini,

penulis melakukan survei dengan berjalan pada setiap gang – gang di wilayah Keputih Gang

II.

3.3. Proses Survei

Rincian kegiatan survei toponimi “wilayah Keputih Gang II”, sebagai berikut :

Tabel. Kegiatan survei toponimi tanggal 04 – 10 Oktober 2016No Tanggal survei Kegiatan Survei Sumber informasi1 04 Oktober 2016 - Mencari data lokasi

kampung.- Orientasi lapangan di

Keputih Gang II.- Menanyakan lokasi kantor

kelurahan Keputih.

Google Maps, Buku Toponimi, warga Keputih.

2 05 Oktober 2016 - Pergi ke kantor kelurahan Keputih untuk mendapatkan informasi data.

- Mencari data dari sumber lain.

Tidak mendapatkan data dari kelurahan.

Searching di Internet (Wikipedia dan Blog)

3 06 Oktober 2016 - Membuat proposal survei- Mengisi form permohonan

bantuan data dari jurusan.- Mengunjungi ruang baca

PWK.

Tidak dapat mengajukan permohonan ke Bakesbangpolimnas.

Peta RDTR UP. Kertajaya

4 07 Oktober 2016 - Mengunjungi ruang baca PWK, Teknik Sipil, Arsitektur, dan Teknik Lingkungan.

- Menemui Ketua RW Keputih Gang II ( RW 03) untuk meminta data.

- Wawancara warga Keputih Gang II tentang lokasi RT 01.

Peta yang di dapat kurang spesifik/detail

Bapak Khilmi selaku Ketua RW 03

5 08 Oktober 2016 - Wawancara warga pendatang di Keputih Gang II tentang sejarah Keputih dan kondisi penduduk Keputih zaman dulu.

- Menemui Ketua RT Keputih Gang II (RT 01 & RT 02) untuk meminta data.

- Wawancara warga asli Keputih Gang II tentang sejarah Keputih dan

Bu Parno (warga pendatang di Keputih)

Bapak Ahmad Hadi selaku Ketua RT 02/ RW 03

Bapak Mulyadi (warga asli Keputih)

refleksi daerah Keputih zaman dulu

6 09 Oktober 2016 - Menemui sekertaris RT 01 & RT 02 untuk meminta data.

- Menulis laporan survei toponimi.

- Membuat ppt.

Bu Yeti selaku sekertaris RT 01/RW 03

7 10 Oktober 2016 - Pengumpulan tugas toponimi.

Selesai

3.4. Diagram Alir

MULAI

Memastikan data dengan wawancara

Survei langsung diLapangan

Menyusun Laporan

Mencari data dari internet,Buku, dan Peta

SELESAI

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Informasi Umum

Wilayah : Jalan Keputih Gang II

Luas wilayah : ± 9 km x 3 km

Jumlah KK : 75 KK (RT 01), dan 82 KK (RT 02)

Kelurahan : Keputih

Kecamatan : Sukolilo

Kota : Surabaya

Provinsi : Jawa Timur

Kode Pos : 60111

Koordinat : 7°17'19.6"S 112°47'58.5"E

Pekerjaan penduduk : Petani tambak, Pegawai, Pedagang, Pemilik penginapan, Jasa

Laundry.

Batas Administrasi Keputih Gang II, antara lain :

Sebelah Utara : Jalan Keputih Gang 1D

Sebelah Selatan : Jalan Arief Rahman Hakim

Sebelah Barat : Jalan Keputih Gang IA, IB, dan IC

Sebelah Timur : Jalan KH. Ahmad Dahlan

Wilayah Keputih Gang II dibagi menjadi 3, yakni : Gang IIA, Gang IIB, dan Gang IIC.

Sedangkan pembagian Rukun Tetangga di Gang II, antara lain :

RT 01 : Gang IIA dan sebagian Gang IIB

RT 02 : Gang IIC dan sebagian Gang IIB

Landmark

1. Masjid “Baitul Muttaqin”

2. Musholla di Gang II B (kanan) dan Musholla Al- Maryam di Gang II pasar (kiri)

3. Sungai terusan dari Sungai ‘Kalibokor’

4. Pos/Gardu Gantung di tengah Jl. Keputih Gang II pasar

5. TKA/TPA ‘Baitul Muttaqin’ Unit 280 dan Panti Asuhan

6. Jembatan di Gang IIA, II B, dan II C

7. Pasar Surya (Pasar Keputih) di Gang II pasar dan WC umum di Gang II A

4.2 Peta Wilayah

(Lampiran) Peta yang dilampirkan berupa denah yang dibuat sendiri berdasarkan

informasi dari Ketua RW , Ketua RT dan warga asli Keputih.

4.3 Sejarah

Ada beberapa versi cerita asal mula nama Keputih, yakni :

Cerita pertama, dijelaskan bahwa nama kelurahan Keputih awal mulanya berasal dari

Nama Keputih berasal dari nama sebuah pohon, yaitu pohon kepuh yang daunnya berwarna

putih. Menurut orang-orang yang berkecimpung dalam dunia mistis maupun ghaib, pohon

kepuh ini merupakan pohon yang sangat kental dengan aroma mistis dan ghaib. Konon, saat

terjadi babat alas keputih yang di lakukan oleh seorang keturunan raja mataram islam semua

pepohonan termasuk pohon kepuh putih ini dibakar. Akan tetapi, pohon kepuh putih itu tetap

utuh berdiri.

Sedangkan cerita kedua, dijelaskan bahwa nama Keputih ini di ambil bukan berdasar

atas istilah sebutan nama orang. Yang menurut kebanyakan masyarakat Keputih menyebutnya

dengan nama Buyut Putih. Nama Buyut Putih sendiri adalah Assyubah. Orang arab yang di

saat babat alas Keputih ini sudah di temukan makamnya. Sampai sekarang daerah sekitar

makam Buyut Putih ( Assyubah ) ini di jadikan makam islam keputih.

Nama Buyut Putih ini di ketahui setelah babat alas keputih selesai. Buyut Arifah

(Syekh Abdurrahman) melakukan tawasul ke makam Buyut Putih tersebut. Dari situlah beliau

mendapat petunjuk bahwa nama Buyut Putih adalah Assyubah.

Ada versi lain yang menyebutkan juga bahwa makam Buyut Putih pada mulanya tidak

berada di Keputih. Itu merupakan makam pindahan. Pindahan dari daerah Manyar. Karena

ketika Buyut Putih di makamkan di Manyar tidak memilikki kecocokan sehingga terjadi

sesuatu hal yang aneh. Akan tetapi ketika di pindah di Keputih makam Buyut Putih bisa

cocok dan bisa terjaga sampai sekarang. Menariknya, beberapa masyarakat percaya bahwa

Buyut Putih merupakan orang pertama yang tinggal di Keputih.

4.4 Keputih Djaman Doeloe

Daerah keputih dulunya masih berbentuk desa yang dikelilingi sungai dan tambak,

tidak ada jalanan aspal hanya berbentuk jalan setapak dari tanah, bahkan warga masih

menggunakan jembatan yang dibuat dari bambu. Selain itu, warga di keputih sering

memanfaatkan sungai sebagai tempat pem bersihan darurat. yakni : untuk mandi, mencuci,

serta BAK, dan BAB.

Dahulu, warga di desa Keputih berprofesi sebagai petani sawah dan petani tambak.

Hal ini dikarenakan hampir seluruh wilayah Keputih dikelilingi sungai, sehingga sangat cocok

sebagai sumber irigasi persawahan sekitar. Sedangkan di wilayah keputih bagian timur

terdapat banyak lahan tambak ikan dan garam. Dalam rentang waktu yang dekat, warga

keputih bisa membuat tambak baru dengan memanfaatkan lahan dari hutan bakau yang

tumbuh diatas tanah endapan (alluvial) yang muncul secara berkala di pesisir pantai.

Semenjak berdirinya ITS, pembangunan infrastruktur dan pemukiman mulai

dilakukan dan warga dari luar lambat laun berdatangan secara berkala. Jalan-jalan mulai

dibentuk, bahkan beberapa tambak dan sungai ditimbun untuk pembangunan perumahan-

perumahan baru. Warga yang awalnya memanfaatkan sungai, mulai membuat kamar mandi

sendiri di setiap rumah.

Beberapa perubahan tersebut ternyata juga mengubah pola pekerjaan di kawasan ini.

Semenjak dilakukan pembangunan dan banyak komuter yang mulai menetap di keputih.

sebagian warga beralih profesi, menjadi pedagang atau juragan kos - kosan.

4.5 Permasalahan di Keputih Gang II

a. Sampah

Sekitar tahun 1984, masyarakat di Keputih Gang II masih menggunakan cara

sederhana dalam membuang sampah, yakni dengan menumpuk sampah/limbah rumah tangga

di tanah lapang kemudian dibakar.

Dalam hal ini, pemerintah Kota Surabaya telah memberikan solusi dengan

diadakannya program Bank Sampah pada setiap desa/kelurahan di Surabaya. Di daerah

Keputih Gang II masih belum tersedia Bank Sampah, tetapi setiap 3 sampai 4 hari sekali akan

ada petugas kebersihan yang berkeliling ke setiap gang untuk mengambil sampah yang

diletakkan di depan rumah warga. Sehingga, permasalahan sampai di Keputih Gang II ini

dapat diatasi dengan baik.

b. Nomor Rumah

Saat melakukan survei mengelilingi wilayah Keputih Gang II, saya mendapatkan dua

rumah yang bersebelahan memiliki nomor rumah yang terpaut jauh, misal : rumah dengan No.

28 bersebelahan dengan rumah No. 34. Hal ini dikarenakan sebagian daerah Keputih Gang II

tidak termasuk daerah kapling, sehingga penomoran rumah disesuaikan dengan urutan

pendirian atau pembangunan rumah tersebut.

c. Pendaftaran Tanah

Daerah Keputih merupakan daerah induk, karena sudah ada semenjak dulu. Oleh

karena itu, satu warga memiliki sebidang tanah dengan luas lebih dari 1 hektare. Masyarakat

disana cenderung mengabaikan prosedural pendaftaran tanah. Hampir seluruh warga di

Keputih Gang II belum memiliki sertifikat tanah, alasannya karena proses pendaftaran tanah

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga masyarakat hanya membayar pajak tanah

saja.

4.6 Rekomendasi

Setelah melakukan survei berkala di daerah Keputih Gang II, saya ingin memberikan

rekomendasi agar dilakukan survei pemetaan wilayah di Keputih Gang II, sekaligus

dilakukannya proses pendaftaran tanah di daerah tersebut. Selain itu, setelah pemetaan

wilayah, maka dilakukan pengurutan nomor rumah di Keputih Gang II untuk mempermudah

masyarakat saat mencari alamat rumah di daerah tersebut.

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari survei yang telah dilakukan beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara

lain :

1. Nama Kelurahan Keputih awal mulanya berasal dari nama pohon Kepuh yang

berdaun putih. Selain itu, nama keputih berasal dari nama Buyut Putih yang

dimakamkan di Keputih

2. Perubahan wilayah Keputih dimulai sejak berdirinya ITS, dimana perumahan

mulai padat dan warga keputih mulai beralih profesi

3. Kelurahan Keputih terletak di koordinat 7°17'19.6"S 112°47'58.5"E

LAMPIRAN