03 isi
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
Aliran Air Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan utama manusia sehingga terdapat ilmu
pengetahuan khusus yang membahas tentang air yaitu hidrologi. Secara umum ,
hidrologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai keberadaan air di bumi dan
pengelolaannya. K. Linsley (1986) menyatakan bahwa hidrologi ialah ilmu yang
membicarakan tentang air yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran
dan pembagiannya, sifat fisika dan kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan
termasuk hubungannya dengan kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah pondasi dalam ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan air tanah itu ?
2. Bagaimana terjadinya adanya air tanah ?
3. Bagaimana hubungan akuifer denga siklus hidrologi ?
4. Berapa jenis akuifer yang dapat diklasifikasikan ?
5. Bagaimana metode pelaksanaan ataupun teknologi dalam pengembangan
dan juga pemeliharaan terhadap akuifer ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah pondasi dalam ini adalah :
1. Dapat menjelaskan dan memahami yang dimaksud dengan air tanah
2. Mengetahui dan mengkronologikan terjadinya air tanah di muka bumi
3. Dapa tmenghubungkan kaitan aliran air tanah terhadap siklus hidrologi
4. Mengetahui jenis akuifer berikut contohnya
5. Dapat menjelaskan cara pengembangan ataupun pemeliharaan akuifer
P a g e 1 | 29
Aliran Air Tanah
1.4 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, makalah ini akan disusun menjadi 4 ( empat ) bab
dengan sistematika sebagai berikut :
1. BAB I. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi uraian latar belakang yang berisi pokok
pikiran mengenai permasalahan yang akan dikaji. Kemudian dilanjutkan
dengan perumusan masalah yang diangkat berdasarkan uraian latar
belakang.
2. BAB II. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan
dengan pokok pikiran itu sendiri diantaranya definisi pondasi dalam
berikut jenis-jenisnya yang diambil dari berbagai literatur.
3. BAB III. TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TANAH
Pada bab ini akan menguraikan bagaimana cara pengolahan ataupun
pencarian air tanah berikut teknologi pengolahan dan bagaimana dampak
dari pemanfaatan air tanah itu sendiri
4. BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
P a g e 2 | 29
Aliran Air Tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah ataubebatuan
di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satusumber daya
air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan
dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama
untuk menggambarkan air yang tersimpan di bawah tanah dalam batuan
yang permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya
bergantung dari kondisi geologinya (beberapa minggu – tahun).
Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan manifestasinya
sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak
di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang
meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan
permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan
lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti
lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan
meloloskan air disebut akuifer.
2.2. Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya
air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air
tanah, agar tidak terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang
dikelola. Kesalah-pengertian tersebut akan menjadikan tujuan
mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin
P a g e 3 | 29
Aliran Air Tanah
pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan
dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum
miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan
sifat-sifat air tanah antara lain tentang: Asal air tanah, Pembentukan air
tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah serta mutu air
tanah.
2.3. Asal Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah
dan terletak pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah,
misalkan hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air
tersebut terjadi bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu
terjadinya batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan
tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya asin air volkanik – panas dan
mengandung sulfur.
2.4. Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan
tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk
berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-
mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin
dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu
peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut
atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan,
pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus
Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air
tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain
yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan
P a g e 4 | 29
Aliran Air Tanah
penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang
berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi.
Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan
memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.
2.5. Siklus Hidrologi
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
(Sumber : Kurt Fierhoff , 2011)
Defenisi tentang air tanah diatas menunjukkan keterkaitan erat
dengan air permukaan (sungai, rawa, dan danau). Oleh karena itu, air
tanah merupakan bagian dari siklus air (the water cycle).
- Proses Siklus Hidrologi
o Jika hari hujan maka air akan turun ke permukaan bumi. Air ini
sebahagian akan mengalir ke permukaan bumi menuju ke
daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut atau di danau.
Sebahagian lagi akan terserap oleh bumi dan “mengalir” di
dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah.
o Air yang telah sampai di laut ataupun di danau jika dikenai oleh
sinar matahari akan menguap dan bergabung membentuk awan.
Oleh karena adanya perbedaan tekanan dan temperatur di atas
P a g e 5 | 29
Aliran Air Tanah
permukaan bumi maka terjadilah perpindahan udara atau
pergerakan udara yang kita sebut angin.
o Angin ini akan membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah
yang lebih rendah temperatur tekanannya. Jika awan yang
dibawa oleh angin ini melalui daerah pegunungan, maka
gerakannya akan terhalang dan didorong untuk naik lebih tinggi
lagi. Karena temperatur akan semakin rendah apabila semakin
tinggi dari permukaan laut, maka awan yang mengandung uap
air tadi mencapai titik embunnya dan terbentuklah butiran-
butiran air yang kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai air
hujan.
o Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah
yang lebih rendah, dan sebahagian diserap oleh bumi. Kemudian
terus ke laut atau ke danau dan apabila kena sinar matahari akan
menguap ke udara dan membentuk awan. Awan akan
berkumpul dan kemudian dibawa oleh angin dan mengembun
dan berubah menjadi hujan. Begitulah seterusnya siklus dari air
yang berulang secara bergantian.
2.6. Wadah Air Tanah (Akuifer)
Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang
mengandung air dan dapat dirembesi air. Akuife adalah formasi geologi
atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu
mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang digunakan
adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan
bahwa akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti
air dan ferre yang berarti membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa
air.
P a g e 6 | 29
Aliran Air Tanah
Gambar 2.2 Lapisan Akuifer
(Sumber : Kurt Fierhoff , 2011)
Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai
penyimpan laksana sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti
jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh pori-pori atau rongga di
dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific
yield).
- Jenis Jenis Akuifer
Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
P a g e 7 | 29
Aliran Air Tanah
Gambar 2.3 Jenis Akuifer
1. Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam
akuifer tertutup lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang
mempunyai muka air tanah. Unconfined Aquifer adalah akuifer jenuh
air (satured). Lapisan pembatasnya yang merupakan aquitard, hanya
pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan
atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Permukaan air
tanah di sumur dan air tanah bebas adalah permukaan air bebas, jadi
permukaan air tanah bebas adalah batas antara zone yang jenuh dengan
air tanah dan zone yang aerosi (tak jenuh) di atas zone yang jenuh.
Akuifer jenuh disebut juga sebagai phriatic aquifer, non artesian
aquifer atau free aquifer (Wuryantoro, 2007).
Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk
berbagai keperluan dengan kedalaman sumur umumnya antara 1 – 25
meter. Air tanah bebas masih merupakan sumber utama air bersih bagi
sebagian besar penduduk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemanfaatannya dilakukan dengan cara pembuatan sumur gali dan
sumur pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter di bawah
P a g e 8 | 29
Aliran Air Tanah
permukaan, umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir kerikilan, tufa
pasiran dan pasir lanauan. Air tanah bebas di dataran aluvial terdapat
dalam lapisan pasir, pasir lempungan, pasir kerikilan dan pasir
lempungan.
Mutu air tanah bebas bervariasi dari baik hingga jelek, asin rasa
airnya hingga tawar, berwarna keruh hingga jernih. Kesadahannya
berkisar antara 8,5 – 16,7, pH sekitar 6,7 – 11,2, sisa kering 353 – 580,
sisa pijar 252 – 420, kadar kandungan ion klorida berkisar 25,5 – 6.685
mg/l, SO4 antara 40,5 – 246,9 mg/l. Khususnya untuk keperluan
rumah tangga sehari-hari, kandungan air tanah bebas di dataran aluvial
terkecuali daerah-daerah sekitar pantai, pemanfaatannya masih dapat
dikembangkan. Sedangkan untuk daerah-daerah yang terletak sekitar 1
– 3 km dari garis pantai, penggunaan air tanah bebasnya sangat
terbatas sekali disebabkan asin hingga payau rasa airnya. (Anonim3,
2008).
2. Akuifer tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak
di bawah lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan
lebih besar daripada tekanan atmosfer. Air yang mengalir (no flux)
pada lapisan pembatasnya, karena confined aquifer merupakan akuifer
yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya.
3. Akuifer bocor (Leakage Aquifer)
P a g e 9 | 29
Aliran Air Tanah
Gambar 2.4 Leakage Aquifer
Akuifer bocor dapat didefinisikan suatu akuifer dimana air
tanah terkekang di bawah lapisan yang setengah kedap air sehingga
akuifer di sini terletak antara akuifer bebas dan akuifer terkekang.
4. Akuifer melayang (Perched Aquifer)
Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di dalam zone
aerosi terbentuk sebuah akuifer yang terbentuk di atas lapisan
impermeable. Akuifer melayang ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu
usaha pengembangan air tanah, karena mempunyai variasi permukaan
air dan volumenya yang besar.
Sedangkan menurut Kruseman dan deRieder, 1994. Berdasarkan
sifat fisik dan kedudukannya dalam kerak bumi, akifer dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
Akifer bebas, yaitu akifer tak tertekan (unconfined aquifer) dan
merupakan airtanah dangkal (umumnya <20 m), umum dijumpai pada
daerah endapan aluvial. Airtanah dangkal adalah airtanah yang paling
umum dipergunakan sebagai sumber airbersih oleh penduduk di
sekitarnya.
Akifer setengah tertekan, disebut juga akifer bocor (leaky aquifer),
merupakan akifer yang ditutupi oleh lapisan akitard (lapisan setengah
kedap) di bagian atasnya, dapat dijumpai pada daerah volkanik (daerah
batuan tuf).
Akifer tertekan (confined aquifer), yaitu akifer yang terletak di antara
lapisan kedap air (akuiklud), umumnya merupakan airtanah dalam
(umumnya > 40 m) dan terletak di bawah akifer bebas. Airtanah dalam
adalah airtanah yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik daripada
P a g e 10 | 29
Aliran Air Tanah
airtanah dangkal, oleh karenanya umum dipergunakan oleh kalangan
industri termasuk di dalamnya kawasan pertambangan (Iskandarsyah,
2008).
Gambar 2.5 Ilustrasi tiga jenis akuifer
( Sumber : kruseman dan deRieder, 1994)
- Akuifer Buatan
Akuifer Buatan merupakan media / lapisan tanah yang dibuat atau
ditata ulang untuk menyimpan dan mengalirkan air di dalam tanah
sehingga dapat menjadi sumber air yang berkelanjutan. Air Permukaan
yang mempunya kuantitas yang melimpah tetapi kadang-kadang
mempunyai kualitas yang kurang baik. Air tanah yang mempunyai kualitas
baik, tapi kuantitasnya sering sangat terbatas. Pengeksploitasian sumber
air tanah yang berlebihan menimbulkan terjadinya pencemaran air tanah
dari akuifer sekitarnya, terjadinya land subsidence, dll. Oleh karena itu
pembuatan akuifer diperlukan untuk mengatasinya.
Akuifer buatan dapat dipergunakan sebagai sarana penyediaan air
baku penduduk yang berkelanjutan. Air Permukaan yang di-"recharge"-
kan ke dalam akuifer buatan akan mengalir (dengan kecepatan sangat
lambat) di dalam lapisan tanah batuan (bahan akuifer). Kualitas air akan
ter-"update" oleh akuifer selama perjalanan (semakin lama semakin baik)
menuju tempat pengambilan. Akuifer buatan akan dapat menjadi sumber
air tanah yang berkualitas dan berkelanjutan.
o Akuifer Buatan Sebagai Prasarana Konservasi Daerah Aliran
Sungai
Kegersangan DAS di daerah pegunungan disebabkan oleh
kelangkaan air atau kekeringan pada lapisan tanah permukaan.
Sementara itu, pada alur-alur lembah terdapat sisa-sisa aliran dari
mata air yang mengalir ke hilir dan menghilang. Dengan fasilitas
akuifer buatan aliran air dapat ditangkap dan disalurkan kembali ke
areal pegunungan sebagai sarana pemberian air tanaman
penghijauan yang berupa tanaman produksi atau tanaman reboisasi.
o Komponen Bangunan Akuifer Buatan
P a g e 11 | 29
Aliran Air Tanah
Bangunan dan Saluran Supplesi
Saluran Intake
Bangunan Akuifer Buatan
Pipa-pipa Distribusi dan Bak Distribusi
Jaringan Saluran Irigasi
2.7. Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah
dalamnya sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang,
Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic head)
umumnya sudah berada di bawah muka air tanah dangkal (phreatic
head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air
tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih
tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal
memasok air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer
melampaui jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan
muka air tanah secara menerus serta pengurangan cadangan air tanah
dalam akuifer. (Seperti halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan,
kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan
terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut
pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan air tanah
terjadi.
2.8. Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu
air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun
akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air
tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia
terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan,
pembuangan libah, dll.
P a g e 12 | 29
Aliran Air Tanah
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari
zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat
melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air
tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan
jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta
batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola
imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah
intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran,
apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar.
Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang
berasal dari air (water born diseases).
2.9. Gerakan Air Tanah
Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air
hujan dapat digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:
sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi
rerumputan dan sebatang pohon besar
Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan
tanah
Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya
menyediakan pori-pori, rongga-rongga dan celah tanah bagi
air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes atau
meresap ke dalam tanah. Air itu akan turun hingga
kedalaman beberapa puluh meter.
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus
bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah atau
batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit
yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini
adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti
ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat
impermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri
bersifat permeabel yang berisi air).
P a g e 13 | 29
Aliran Air Tanah
Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya
bisa mengisi ruang di antara butiran batuan di atas lapisan
aquitard.
Air yang datang kemudian akan menambah volume air
yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan
tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti
seiring dengan berhentinya hujan.
Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah.
Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di
permukaan tanah disebut air permukaan
Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan
tanah yang terisi air tanah disebut zona saturasi air.
Gambar 2.6 Lapisan Tanah
( Sumber : kruseman dan deRieder, 1994)
Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table
tersebut — selalu mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk
permukaan bumi.
P a g e 14 | 29
Aliran Air Tanah
Gambar 2.7 Pergererakan air tanah
( Sumber : kruseman dan deRieder, 1994)
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga
bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal
pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal
karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti
hukum Darcy yang berbunyi “volume air tanah yang melalui batuan
berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal
lapisan.
2.10. Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat
proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen
antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang
semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi
diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran
sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung,
dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil
rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang
lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis
dan tekstur batuan.
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal
dan penyebaran permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium
dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah
materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya
P a g e 15 | 29
Aliran Air Tanah
permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir
dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di
dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan.
Permukaan air tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat
dengan sumur dangkal.
Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2,
NO3, Ca, Mg, Si, dan Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat
buangan (urine), pembusukan organik dari hasil reduksi nitrat yang ada
disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11). Hal ini selain
dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya
adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik yang
mengandung nitrat.
BAB III
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TANAH
3.1 Metode Pencarian Air Tanah
P a g e 16 | 29
Aliran Air Tanah
Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik.
Diantaranya adalah:
A. Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi
pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah
umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran
geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce
polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah
dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.
B. Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)
Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut
pola pergerakan airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu
media, maka air ini akan melarutkan komponen yang
dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di
bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang
berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
3.2 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis
A. Air Sumur artesis
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu
lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat
kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara
airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada
diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah
tertekan (confined aquifer) danairtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam
kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat
dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan
dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.
Air tanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi
terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan
karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan
membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal.
P a g e 17 | 29
Aliran Air Tanah
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut
sebagai air sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang
menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis
positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan
tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju
kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana
garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga muka
airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian
dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga
muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah.
Gambar 3.1 Artesis negatif
B. Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis Untuk Air Minum
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi
maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan
kesehatan maupun sosial. Air yang layak diminum, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan
syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter
yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat
maupun tidak langsung dan secara perlahan.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni
dengan cara mengolah air tanah atau air sumur sehingga didapatkan air
dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan.
P a g e 18 | 29
Aliran Air Tanah
Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang masih menggunakan
air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan
sasarannya adalah menyebar luaskan paket teknologi pengolahan air
sumur siap minum kepada masyarakat yang memerlukan.
Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas air sumur atau air tanah sehingga langsung dapat diminum tanpa
proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk keperluan
Asrama, Pesantren, Pemukiman padat penduduk, dan lain-lain.
Bahan
Pasir silika
Kerikil
Mangan zeolit
Karbon aktif butiran
Kaporit
Peralatan
Pompa air baku
Pompa dosing
Tangki bahan kimia
Tangki reactor
Saringan pasir cepat (sand filter)
Filter mangan zeolit
Filter karbon aktif
Filter cartridge
Sterilisator ultra violet
C. Cara Pembuatan
Untuk mengolah air sumur menjadi air yang siap minum proses
pengolahannya yaitu Air dari sumur dipompa dengan menggunakan
pompa jet, sambil diinjeksi dengan larutan klorine atau kaporit dialirkan
ke tangki reaktor. Dari tangki reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat
untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan yang terbentuk di dalam
P a g e 19 | 29
Aliran Air Tanah
tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir, air dialirkan ke
filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan
zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau
kaporit.
B. Teknologi Pengolahan Air Sumur Untuk Kebutuhan PT. Apac Inti
Corpora
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan
kegiatan lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air
bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara
kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga
proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap
industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
industri. Karena setiap proses industri maupun segala
aktivitasmembutuhkan air sebagai bahan baku utama atau bahan penolong,
PT Apac Inti Corpora memanfaatkan air permukaan, air tanah dan air dari
Sarana Tirta Ungaran (STU) sebagai sumber air. Penggunaan
airpermukaan dan air tanah mengharuskan PT Apac Inti Corpora untuk
mengolah air secara optimal agar memenuhi kualitas standar baku untuk
air bersih industri. PT Apac Inti Corpora memiliki unit pengolahan air
untuk mengolah air secara optimal untuk memenuhi kebutuhan air
perusahaann baik untuk kepentingan domestik maupun non domestik. PT
Apac Inti Corpora memerlukan air bersih untuk proses produksi,
pendingin (cooling tower), uap panas (ketel uap/boiler), dan juga
untukkeperluan domestik seperti kamar mandi, kantin, dan sebagainya.
Sumber Bahan Baku Air Sumur
PT Apac Inti Corpora mempunyai 14 unit sumur dalam dan 1 unit
sumur pantau yang terletak ± 2 km dari perusahaan. Jarak antara sumur
dalam satu dengan yang lain berbeda-beda, antara 83-100 m. Akan tetapi
mulai tahun 2004 pemakaian air sumur dalam sudah mulai tidak efektif
lagi karena adanya peraturan dari badan geologi dan pertambangan yang
P a g e 20 | 29
Aliran Air Tanah
menetapkan pengambilan tanah tidak boleh lebih dari 1000 m3/hari.
Sekarang air sumur dalam dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik dan
masyarakat desa Harjosari dan desa Gandekan. Untuk memenuhi
kebutuhanperusahaan setiap hari beroperasi 1-2 buah sumur. Air tanah PT
Apac Inti Corpora diolah dengan aerasi dan filtrasi. Besarnyakapasitas air
tanah adalah 205,83 m3/hari.
Air tanah yang dipompa kemudian dilewatkan flowmeter untuk
mengetahui debit air yang dipompa. Alat ini jugadigunakan untuk
mengetahui debit air yang telah dipompa agar tidak melebihi batas yang
diijinkan oleh badan geologi dan pertambangan karena jika melebihi
ketentuan akan terkena denda, selain itu pengambilan air tanah secara
besar- besaran dapat menyebabkan penurunan muka air tanah.
Kualitas Air Baku
Sebagian besar dari parameter- parameter air baku sumur dalam
yang digunakan PT Apac Inti Corpora masih memenuhi standar baku mutu
yang diijinkan, namun ada parameter yang melebihi baku mutu, yaitu Fe.
Kandungan Fe adalah 2,13 mg/lt. sedangkan baku mutu yang diijinkan
adalah 0,3 mg/lt. sehingga kandungan Fe perlu diturunkan. Untuk
menurunkan parameter kualitas air baku sumur dalam terutama Fe, PT
Apac Inti Corpora menggunakan unit pengolahan aerasi dan filtrasi
dengan sand filter.
Unit Pengolahan Air Bersih
Proses pengolahan air sumur PT. Apac Inti Corpora meliputi proses
berikut:
a. Aerasi
Air dari sumur dalam dipompa dengan submersiblelangsung
dialirkan melalui pipa yang kemudian kemudian dipercikkan pada unit
aerasi. Dengan penambahan unitaerasi ini kandungan Fe dapat menurun
hingga 32,39% bila dibandingkan dengan sebelum ada aerasi.
b. Bak Raw Water
P a g e 21 | 29
Aliran Air Tanah
Air dari bak aerasi dialirkan ke bak raw water secara grafitasi
yang berkapasitas 875 m3 dengan dimensi bangunan 35m x 10m x
2,5m dan freeboard 0,38 m dimanapada bagian atas terdapat 4 buah
manhole yang berfungsi sebagai lubang pemeriksaan.
c. Filtrasi
PT Apac Inti Corpora menggunakan unit filtrasi dengan media
pasir kuarsa dengan tujuan untuk menyaring kotoran dan partikel-
partikel yang sangat halus, serta flok-flok dari partikel tersuspensi,
selain itu juga untuk mengurangi kadar Fe dan Mn. Kadar Fe yang
rendah akan mengurangikemungkinan timbulnya karat pada
perlengkapan perpipaan dan lain-lain.
Dengan sand filter ini kandungan Fe setelah aerasi dapat
menurun hingga 36,81%. Tipe filter yang digunakan adalah saringan
pasir cepat (rapid sand filter) dengan jenis pressure filter. Jumlah sand
filter ada 3 buah, tetapi dalam pengoperasiannya bekerja secara
bergantian tergantung daridebit yang akan disaring.
d. Bak Hard Water
Air baku dari sand filter dipompakan ke bak hard water, yang
berkapasitas 1125 m3 yang berbentuk silu-siku (bentuk “L”) dimana
pada bagian atas terdapat 5 buah manhole yang berfungsi sebagai
lubang pemeriksaan.
Gambar Instalasi Pengolahan Air Sumur PT. Apac Inti Corpora
P a g e 22 | 29
Aliran Air Tanah
Gambar 3.2 Instalasi Pengolahan Air Sumur
Keterangan:
1) 8 unit sumur
2) 6 unit smur
3) Bak aerasi
4) Bak raw water
5) Sand filter kapasitas 2000 m3/hari
6) Sand filter kapasitas 2000 m3/hari
7) Sand filter kapasitas 2000 m3/hari
8) Bak Backwash
9) Bak Hard Water
10) Air bersih untuk keperluan proses PT. Apac Inti Corpora
11) Air bersih untuk masyarakat sekitar.
3.3 Dampak Pemanfaatan Air Tanah
Peningkatan eksploitasi air tanah yang sangat pesat di berbagai sektor
di Indonesia telah menuntut perlunya persiapan berupa langkah-langkah
nyata untuk menanganinya, khususnya memperkecil dampak negatif yang
ditimbulkannya. Airtanah sebagai salah satu sumberdaya air saat ini telah
menjadi permasalahan nasional. Airtanah yang merupakan sumberdaya
alam terbarukan ( renewal natural resources ) saat ini telah memainkan
peran penting di dalam penyediaan pasokan kebutuhan air bagi berbagai
keperluan, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai terhadap
airtanah itu sendiri. Airtanah pada masa lalu merupakan barang bebas
( free goods ) yang dapat dipakai secara bebas tanpa batas dan belum
P a g e 23 | 29
Aliran Air Tanah
memerlukan pengawasan pemanfaatan, tetapi pada era pembangunan
saatini yang disertai dengan peningkatan kebutuhan airtanah yang sangat
pesat telah merubah nilai airtanah menjadi barang ekonomis ( economic
goods ), artinya airtanah diperdagangkan seperti komoditi yang lain,
bahkan di beberapa tempat airtanah mempunyai peran yang cukup
strategis.
Pengembangan dan Pemanfaatan Air Tanah
Sumberdaya airtanah mempunyai peran cukup penting sebagai
pasokan air untuk berbagai sektor pembangunan, antara lain:
• Air minum perkotaan atau pedesaan
• Air industri
• Air irigasi,dll.
Keunggulan Sumber Daya Air Tanah
Keunggulan sumber daya air tanah yaitu:
Secara Hygienis lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi
secara alamiah.
Cadangan relatif tetap sepanjang tahun.
Mutu relatif tetap.
Apabila air tanah tersedia, dapat diperoleh di tempat tersebut tanpa
peralatan mahal.
o Kekurangan Sumber Daya Air Tanah
Kekeurangan atau kelemahan dari sumber daya air tanah yaitu:
Terdapat di bawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus
dilakukan dengan membuat sumur gali / bor.
Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat.
Cadangannya terbatas, untuk keperluan air minum perkotaan atau
air irigasi / industri yang cukup besar, mungkin cadangan tidak
mencukupi.
P a g e 24 | 29
Aliran Air Tanah
o Dampak Pemanfaatan Air Tanah
Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor
industri dan jasa masih mengandalkan airtanah secara berlebih dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya air tanah maupun
lingkungan, antara lain:
Penurunan muka air tanah
Pemanfaatan air tanah yang terus meningkat menyebabkan
penurunan muka airtanah. Hasil rekaman muka airtanah pada
sumur-sumur pantau didaerah pengambilan airtanah intensif seperti:
Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang,Pasuruan, Mojokerto
menunjukkan kecenderungan muka airtanahnya yang terus
menurun. Demikian juga di daerah DIY.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Perubahan kedudukan muka airtanah di cekungan Semarang
periode 1993- 1994 diuraikan berikut ini;
Daerah Semarang Utara meliputi Pusat Kota, pemukiman Tanah
Mas (Muka Air tanah Statis) dan daerah industri Kaligawe,
MASnya antara 14,19 – 28,91m. bmt, denganpenurunan antara
0,6-1,9 m/tahun.
Daerah Semarang Selatan meliputi daerah Candi, Banyumanik
MASnya antara 20,24 - 48,24 m.bmt dengan penurunan antara
0,37- 0,70 m/tahun.
Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya
antara +1,0 hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 –
0,55 m/tahun.
Daerah Demak meliputi Kota demak dan Mranggen MASnya
antara + 0,50 hingga 25,40 m.bmt dengan penurunan antara 0,15
–0,45 m/tahun.
Intrusi air laut
Apabila keseimbangan hidrostatik antara airtanah tawar dan
airtanah asin di daerah pantai terganggu, maka akan terjadi
P a g e 25 | 29
Aliran Air Tanah
pergerakan airtanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi
air laut.
Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya
setelah ada aksi, yaitu pengambilan airtanah yang mengganggu
keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air laut ini merupakan
permasalahan pada pemanfaatan airtanah di daerah pantai, karena
berakibat langsung pada mutu airtanah.
Airtanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air
minum, karena adanya intrusi air laut, maka terjadi degradasi mutu,
sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum.
Intrusi air laut teramati didaerah pantai Jakarta, Semarang,
Denpasar, Medan dan daerah-daerah pantai lainnya yang
pemanfaatan airnya telah demikian intensif.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Daerah Semarang bagian utara penyusupan air asin
semakin meningkat sejak beberapa tahun terakhir, terutama pada
daerah pemukiman pusat perkotaan, dan di beberpa wilayah
industri di bagian utara, miksalnya daerah sekitar Muara Kali
Garang, Tanah Mas, Pengapon, Simpang Lima. Data penyusupan
air asin tersebut diatas adalah berdasarkan hasil pemantauan dari
beberapa sumur gali penduduk yang tersebar, maupun dari kualitas
sumur bor di beberapa tempat. Didaerah Semarangpenyusupan air
asin ini diperkirakan sudah mencapai sejauh 2 km ke arah selatan
garis pantai.
Amblesan tanah
Permasalahan amblesan tanah (land subsidence) dapat akibat
pengambilan airtanah yang berlebihan dari lapisan akuifer yang
tertekan (confined aquifers). Akibat pengambilan yang berlebihan
(over pumpage), maka airtanah yang tersimpan dalam pori- pori
lapisan penutup akuifer (confined layer) akan terperas keluar dan
P a g e 26 | 29
Aliran Air Tanah
mengakibatkan penyusutan lapisan penutup tersebut. Refleksinya
adalah penurunan permukaan tanah.
Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati
dalam kurun waktu yang lama dan berakibat pada daerah yang luas.
Meskipun penyebab penurunan tersebut masih memerlukan
penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena
serupa beberapa kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo
maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan tersebut adalah
bukti amblesan tanah yangdisebabkan oleh pengambilan airtanah
yang berlebihan.
Contoh Cekungan di daerah Semarang:
Amblesan tanah terjadi juga didaerah pantai utaraSemarang
dengan indikasi telah mulai tampak antara lain:
Fondasi sumurbor pantau di kompleks Sekolah STM Perkapalan
dekat Muara kali Garang, Tambak Ikan seolah-olah terangkat
kurang lebih 20 cm (Juli1994), namun pada kenyataan
permukaan tanah di sekitarnya yang mengalamipenurunan.
Terjadinya retakan-retakan pada lantai bangunan Sekolah
Pelayaran Singosari, hampir pada semua bangunan di kompleks
tersebut.
Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di
bagian Muara Kali Karang yang sebelumnya belum pernah
terjadi.
P a g e 27 | 29
Aliran Air Tanah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hidrologi memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan , kebijakan
lingkungan serta perencanaan karena hidrologi ini mempelajari juga mengenai
siklus hidrologi yaitu siklus pada bumi dan perilaku. Akuifer memiliki parameter-
parameter tertentu yaitu koefisien kelulusan dan transmissivitas. Terdapat 4 jenis
akuifer yaitu akuifer bebas , akuifer setengah bebas , akuifer tertekan dan akuifer
setengah tertekan.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya terdapat 3 aspek penting hidrogeologi
yaitu aspek sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
manusia, aspek bagian hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi
keseimbangan siklus global, aspek anggota atau gen dari geologi.
4.2 Saran
Kebearadaan air dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting, sebab semua mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah satu
sumber kehidupan.Oleh karena itu diperlukan suatu ilmu yang dapat membantu
kita untuk mengetahui tentang air sehingga kita dapat mengelola air dengan baik
agar selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan kita. Selain itu pula , mengingat
air sangat penting bagi kehidupan kita maka diharapkan kita maju menjaga dan
memelihar lingkungan karena air sangat tergantung pada lingkungannya dimana
tempat ia berada.
P a g e 28 | 29
Aliran Air Tanah
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanah. DIakses 10 Oktober 2015
Riska Febriani. (2012, Juni ). Akuifer. Diakses 10 Oktober 2015 .
https://www.academia.edu/4531032/AKUIFER
Budhi setiawan, ( 2013 , Agustus). Akuifer. Diakses 10 Oktober 2015.
http://budhisetiawan.net/courses/airtanah/akuifer/
P a g e 29 | 29